Anda di halaman 1dari 59

OPTIMASI JUMLAH NaOH DAN WAKTU SINTESIS 3,4,4’-

TRIMETOKSIKALKON DARI 4’-METOKSIASETOFENON DAN


3,4-DIMETOKSIBENZALDEHID

SKRIPSI

Oleh :
CINDI SAPUTRI
I1C015058

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2019
OPTIMASI JUMLAH NaOH DAN WAKTU SINTESIS 3,4,4’-
TRIMETOKSIKALKON DARI 4’-METOKSIASETOFENON DAN
3,4-DIMETOKSIBENZALDEHID

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada


Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto

Oleh :
CINDI SAPUTRI
I1C015058

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2019
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Optimasi Jumlah NaOH dan Waktu Sintesis 3,4,4’-Trimetoksikalkon
dari 4’-metoksiasetofenon dan 3,4-Dimetoksibenzaldehid”. Terimakasih penulis
ucapkan kepada :
1. Dr. Saryono, S.Kp., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman atas ijin penelitian yang telah diberikan.
2. Dr. Tuti Sri Suhesti, M.Sc., Apt. selaku Ketua Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu-
Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman yang telah memberikan ijin
penelitian ini.
3. Rehana, M.Si., Apt. selaku pembimbing I dan Dr. Muhamad Salman Fareza,
M.Si. selaku pembimbing II, yang telah dengan sabar memberikan bimbingan,
masukan, dan saran, serta meluangkan waktunya untuk menyempurnakan skripsi
ini.
4. Dr. Hartiwi Diastuti, S.Si., M.Si. selaku penelaah I dan Dr. Sri Sutji Susilowati,
M.Si., Apt. selaku penelaah II yang telah memberikan masukan dan saran untuk
menyempurnakan skripsi ini.
5. Teman-teman Jurusan Farmasi yang telah memberikan bantuan selama ini.
6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam proses penyelesaian skripsi
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.
Purwokerto, 22 Agustus 2019

Penulis

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdullilahirabbil’alamin
Puji dan syukur kepada-Mu Allah SWT yang selama ini telah memberikan
kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Tanpa kehendak-Nya
karya ini tidak akan ada.

Teruntuk keluarga saya, Terimakasih telah selalu memberikan dukungan, doa, dan
cinta kasih kepada saya. Terutama kepada Ibu saya yang selalu mendoakan yang
terbaik untuk anaknya. Terimakasih kepada Bapak saya yang selalu sabar dan
mendukung saya. Teruntuk kakak dan adik saya yang selalu memberikan semangat.

Teruntuk Ibu Rehana, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing I, saya ucapkan
terimakasih telah menjadi pembimbing terbaik yang dengan ikhlas meluangkan
waktunya dan dengan sabar membimbing saya hingga terselesaikannya skripsi ini.
Teruntuk Bapak Dr. Muhamad Salman Fareza, M.Si. selaku pembimbing II,
terimakasih telah meluangkan waktu dan memberikan banyak masukan pada skripsi
ini.

Teruntuk teman sejatiku dalam penelitian, Baiq Deby Cahaya Lestari. Terimakasih
sudah menjalani hari-hari bersama berjuang menyelesaikan skripsi ini. Pagi, siang,
dan malam ngelab bersama menunggu hasil sintesis. Semoga kita bisa sukses
bersama, amin.

Teruntuk group “KITA” (Deby, Pity, dan Daina), terimakasih sudah jadi teman
nongkrong, curhat, dan berbagi canda tawa selama empat tahun perkuliahan. Semoga
persahabatan kita tetap terjalin. Sukses menjalani mimpi masing-masing.

Terimakasih untuk semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan yang telah
membantu selama penelitian hingga selesai.

vi
ABSTRAK
Optimasi Jumlah NaOH dan Waktu Sintesis 3,4,4’- Trimetoksikalkon dari 4’-
Metoksiasetofenon dan 3,4-Dimetoksibenzaldehid

Cindi Saputri, Rehana, Muhamad Salman Fareza

Latar Belakang : Senyawa 3,4,4’-trimetoksikalkon dapat disintesis melalui reaksi


kondensasi Claisen-Schmidt. Pemilihan jumlah NaOH dan lama waktu sintesis yang
tepat sangat penting karena akan mempengaruhi jumlah rendemen yang dihasilkan.
Optimasi dengan Software Design Expert Version 11 dipilih untuk mendapatkan
jumlah NaOH optimum dan waktu sintesis optimum. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan kondisi optimum meliputi jumlah NaOH optimum dan waktu optimum
dalam sintesis 3,4,4’-trimetoksikalkon.
Metodologi : Penelitian ini meliputi pembuatan rancangan percobaan dengan
menggunakan Respon Surface Methodology (RSM) dengan matriks Central
Composite Design (CCD) pada Software Design Expert Version 11, Sintesis 3,4,4’-
trimetoksikalkon berdasarkan rancangan percobaan, dan optimasi hasil sintesis yang
didapat dengan software Design Expert Version 11. Identifikasi senyawa hasil sintesis
dilakukan menggunakan KLT, uji titik leleh, dan spektrofotometri UV.
Hasil Penelitian : Pada penelitian ini jumlah NaOH dan waktu sintesis optimum
yang didapatakan yaitu pada jumlah NaOH 8,96 mmol dan waktu sintesis 191 menit.
Nilai optimum tersebut diprediksi akan menghasilkan respon % rendemen sebesar
95,86%. Setelah dilakukan validasi pada nilai optimum dengan tiga kali replikasi
didapatkan % rendemen yang sebenarnya yaitu 97,2%, 96,6%, dan 96,48%.
Kesimpulan : Menurut statisika hasil tersebut sama dengan prediksi rendemen
Software Design Expert Version 11 karena selisih prediksi dengan validasi kurang
dari 5%.

Kata Kunci : Sintesis 3,4,4’-trimetoksikalkon, jumlah NaOH dan waktu sintesis


optimum, optimasi RSM.

vii
ABSTRACT

Optimization of NaOH Amount and Synthesis Time 3,4,4 '- Trimethoxychalcone


from 4' -Methoxyacetophenone and 3,4-Dimethoxybenzaldehyde

Cindi Saputri, Rehana, Muhamad Salman Fareza

Background : 3,4,4'-trimethoxychalcone can be synthesized through the Claisen-


Schmidt condensation reaction. Choosing the right amount of NaOH and the length
of synthesis time is very important because it will affect the amount of yield
produced. Optimization with Software Design Expert Version 11 was chosen to get
the optimum amount of NaOH and optimum synthesis time. This study aims to obtain
the optimum conditions including an optimum amount of NaOH and optimum
synthesis time in synthesis 3,4,4'-trimethoxychalcone.
Methods : This research included making the experimental design using Response
Surface Methodology (RSM) with the Central Composite Design (CCD) matrix in
Software Design Expert Version 11, Synthesis 3,4,4'- trimethoxychalcone based on
experimental design, and optimization of the synthesis results obtained with Design
Expert Version 11 software. Identification of the synthesized compound was carried
out using TLC, melting point test, and UV spectrophotometry.
Results : In this study, the optimum amount of NaOH and synthesis time obtained
was the amount of NaOH 8.96 mmol and synthesis time of 191 minutes. The
optimum value is predicted to produce a response yield of 95.86%. After validating
the optimum value with three replications, the actual yield is 97.2%, 96.6%, and
96.48%.
Conclusion : According to the statistics the results are the same as the predicted yield
of Software Design Expert Version 11 because the difference between predictions
with validation is less than 5%.

Keywords : 3,4,4’-trimethoxychalcone synthesis, the optimum amount of NaOH and


optimum synthesis time, optimization of RSM.

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL .........................................................................................i
HALAMAN JUDUL............................................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iv
KATA PENGANTAR..........................................................................................v
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................vi
ABSTRAK..........................................................................................................vii
ABSTRACT.....................................................................................................viii
DAFTAR ISI...................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xi
DAFTAR TABEL..............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 3
E. Keaslian Penelitian .................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5
A. Kajian Teori............................................................................................. 5
B. Kerangka Teori ..................................................................................... 11
C. Kerangka Konsep .................................................................................. 12
D. Keterangan Empiris .............................................................................. 12
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 13
A. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................ 13
B. Bahan dan Alat Penelitian...................................................................... 13
C. Desain Penelitian .................................................................................. 13

ix
D. Variabel ................................................................................................. 14
E. Cara Kerja ............................................................................................. 14
F. Analisis Data ......................................................................................... 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................20
A. Sintesis 3,4,4’-trimetoksikalkon berdasarkan rancangan percobaan
Central Composite Design......................................................................20
B. Uji kecocokan model..............................................................................21
C. Analisis grafik permukaan respon dari % rendemen pada Software
Design Expert Version 11.......................................................................26
D. Jumlah NaOH dan waktu sintesis optimum berdasarkan Software
Design Expert Version 11.......................................................................27
E. Validasi jumlah NaOH dan waktu sintesis optimum..............................28
F. Identifikasi senyawa hasil sintesis..........................................................29
G. Keterbatasan penelitian...........................................................................36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................37
A. Kesimpulan.............................................................................................37
B. Saran.......................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................38
LAMPIRAN........................................................................................................41

x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Struktur kalkon................................................................................ 5
Gambar 2.2. Skema kondensasi Claisen-Schimdt............................................... 7
Gambar 2.3. Mekanisme reaksi kondensasi Claisen-Schmidt sintesis 3,4,4’-
trimetoksikalkon............................................................................. 8
Gambar 2.4. Kerangka teori penelitian.............................................................. 11
Gambar 2.5. Kerangka konsep penelitian.......................................................... 12
Gambar 3.1. Skema cara kerja........................................................................... 14
Gambar 4.1. Normal Plot of Residuals...............................................................25
Gambar 4.2. Predicted vs. Actual.......................................................................25
Gambar 4.3. Grafik Contour Plot.......................................................................26
Gambar 4.4. Grafik Permukaan Tiga Dimensi...................................................27
Gambar 4.5. Profil KLT senyawa hasil sintesis pada prediksi nilai jumlah
NaOH dan waktu sintesis optimum...............................................30
Gambar 4.6. Profil KLT uji kemurnian senyawa hasil sintesis menggunakan 3
eluen...............................................................................................31
Gambar 4.7. Spektra UV senyawa hasil sintesis.................................................35

xi
DAFTAR TABEL
. Halaman
Tabel 3.1. Variabel dan kode variabel................................................................15
Tabel 3.2. Rancangan percobaan Central Composite Design (CCD)............... 16
Tabel 4.1. Data respon rendemen rancangan Central Composite Design
(CCD)................................................................................................20
Tabel 4.2. Uji kecocokan model.........................................................................22
Tabel 4.3. Analisis Varians (ANOVA) dari model Quadratic...........................22
Tabel 4.4. Hasil validasi Software Design Expert Version 11............................29
Tabel 4.5. Nilai Rf profil KLT uji kemurnian menggunakan 3 eluen................31
Tabel 4.6. Jarak leleh senyawa hasil sintesis......................................................33
Tabel 4.7. Panjang gelombang maksimum senyawa 3,4,4’-trimetoksikalkon. . .35

xii
DAFTAR LAMPIRAN
. Halaman
Lampiran 1. Dokumen foto kerja penelitian.......................................................42
Lampiran 2. Grafik contour plot dan grafik permukaan tiga dimensi prediksi
nilai optimum pada Software Design Expert Version 11...............43
Lampiran 3. Perhitungan teoritis panjang gelombang teoritis 3,4,4’-
trimetoksikalkon............................................................................44
Lampiran 4. Biodata............................................................................................45

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kalkon adalah salah satu isolat dari bahan alam yang termasuk
golongan flavonoid rantai terbuka. Senyawa kalkon merupakan prekursor
untuk biosintesis flavonoid dan isoflavonoid (Sahu et al., 2012). Turunan
kalkon yaitu 3,4,4’-trimetoksikalkon dilaporkan mempunyai aktivitas
utama sebagai anti jamur S. sclerotiorum, H. maydis, B. cinerea, R. solani,
dan G. zeae (Zheng et al., 2015). Senyawa kalkon termasuk dalam
kategori minor flavonoid yang persentasenya kecil dalam tumbuhan dan
variasi strukturnya relatif sedikit. Oleh karena itu, sintesis di laboratorium
perlu dilakukan untuk mendapatkan senyawa kalkon dalam jumlah dan
variasi struktur yang banyak (Eryanti et al., 2010).
Sintesis kalkon dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah
satunya adalah dengan metode kondensasi Claisen-Schmidt yang
melibatkan penggunaan senyawa aldehida aromatik dan senyawa alkil
keton atau aril keton sebagai reaktannya. Reaksi ini melibatkan ion enolat
dari senyawa keton yang bertindak sebagai nukleofil untuk menyerang
karbon karbonil senyawa aldehida aromatik menghasilkan senyawa β-
hidroksi keton, yang selanjutnya mengalami dehidrasi menghasilkan
senyawa α-β keton tak jenuh (Budimarwati dan Handayani, 2010).
Metode kondensasi Claisen-Schmidt dipilih karena merupakan reaksi yang
sederhana dengan bahan baku yang mudah didapat dan merupakan metode
yang ramah lingkungan (Eryanti et al., 2010).
Dianritami (2018) telah melakukan penelitian variasi jumlah
NaOH pada sintesis 3,4,4’-trimetoksikalkon dengan waktu pengadukan
selama 2 jam dan menggunakan variasi jumlah NaOH sebesar 2, 4, 8, 12,
16 dan 20 mmol. Pada penelitian tersebut diperoleh hasil pada variasi
jumlah NaOH 2, 4, dan 8 mmol rendemen mengalami peningkatan,

1
2

sedangkan pada variasi jumlah NaOH 12, 16, dan 20 mmol rendemen
mengalami penurunan. Rendemen terbesar diperoleh pada jumlah NaOH 8
mmol yaitu sebesar 80,19%.
Tanto (2018) melakukan variasi waktu terhadap sintesis 3,4,4’-
trimetoksikalkon dengan cara mereaksikan 4’-metoksiasetofenon dan 3,4’-
dimetoksibenzaldehid. Jumlah NaOH yang digunakan sebesar 5 mmol dan
variasi waktu pengadukan selama 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 jam. Rendemen pada
waktu pengadukan 1, 2 dan 3 jam mengalami peningkatan, sedangkan
pada waktu pengadukan 4, 5 dan 6 jam rendemen mengalami penurunan.
Rendemen terbesar yang diperoleh terdapat pada waktu pengadukan 3 jam
sebesar 87,65%.
Atas dasar penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tanto
(2018) dan Dianritami (2018) yang masing-masing telah melakukan
variasi jumlah NaOH dan variasi waktu sintesis secara terpisah, sehingga
membuka peluang untuk dilakukan penelitian lanjutan untuk melakukan
optimasi jumlah NaOH dan waktu sintesis pada rentang jumlah NaOH 5-
10 mmol dan waktu sintesis 120-240 menit. Pemilihan jumlah NaOH dan
lama waktu sangat penting karena akan mempengaruhi jumlah rendemen
yang dihasilkan. Hal tersebut disebabkan karena produk ion enolat yang
dihasilkan memiliki sifat kurang stabil dibandingkan dengan asetofenon
dan penggunaan jumlah katalis basa yang terlalu sedikit akan menghambat
pembentukan ion enolat, namun jika jumlahnya berlebih dapat terjadi
reaksi cannizaro (Solomon dan Fryhle, 2011). Penelitian optimasi jumlah
NaOH dan waktu sintesis 3,4,4’-trimetoksikalkon dari 4’-
metoksiasetofenon dan 3,4-dimetoksibenzaldehid sebelumnya belum
pernah dilakukan sehingga mendorong peneliti melakukan penelitian
tersebut.
3

B. Rumusan Masalah
1. Berapakah jumlah NaOH optimum dan waktu sintesis optimum yang
diperlukan dalam sintesis senyawa 3,4,4’-trimetoksikalkon?
2. Berapakah prediksi % rendemen optimum yang diberikan Software
Design Expert Version 11?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui jumlah NaOH optimum dan waktu sintesis optimum yang
diperlukan dalam sintesis 3,4,4’-trimetoksikalkon
2. Mengetahui prediksi % rendemen optimum yang diberikan Software
Design Expert Version 11

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
kondisi optimum meliputi jumlah NaOH optimum dan waktu sintesis
optimum dalam sintesis 3,4,4’-trimetoksikalkon dari 4’-metoksiasetofenon
dan 3,4-dimetoksibenzaldehid.

E. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai optimasi jumlah NaOH dan waktu sintesis 3,4,4’-
trimetoksikalkon dari 4’-metoksiasetofenon dan 3,4-dimetoksibenzaldehid
menggunakan metode Response Surface Methodology (RSM) dengan
Software Design Expert Version 11 belum pernah dilakukan. Berikut
beberapa penelitian terkait sintesis turunan kalkon :
1. Handayani et al (2005) melakukan optimasi waktu reaksi pada 4-
metoksikalkon dan 3,4-dimetoksikalkon. Metode yang dilakukan
dengan mereaksikan KOH dan asetofenon, kemudian ditambahkan
turunan benzaldehid. Variasi waktu yang dilakukan pada tahap
kondensasi yaitu 18, 24, 30, dan 36 jam. Waktu reaksi optimal yang
didapatkan adalah 30 jam. Rendemen optimal yang didapatkan pada 4-
4

metoksikalkon dan 3,4-dimetoksikalkon berturut-turut sebesar 73,78%


dan 83,16%.
2. Tanto (2018) melakukan penelitian yaitu pengaruh variasi waktu
pembentukan ion enolat terhadap rendemen hasil sintesis 3,4,4’-
trimetoksikalkon dengan cara mereaksikan 4’-metoksiasetofenon dan
3,4-dimetoksibenzaldehid dengan variasi waktu selama 1 jam, 2 jam, 3
jam, 4 jam, 5 jam, dan 6 jam. Pada penelitian tersebut diperoleh hasil
pada waktu 1-3 jam rendemen mengalami kenaikan, sedangkan pada
waktu 4-6 jam rendemen mengalami penurunan. Rendemen terbesar
yang diperoleh terdapat pada waktu pengadukan 3 jam yaitu 87,65%.
3. Dianritami (2018) melakukan penelitian yaitu pengaruh jumlah NaOH
pada sintesis senyawa 3,4,4’-trimetoksikalkon terhadap rendemen
hasil sintesis dengan cara mereaksikan 4’-metoksiasetofenon dengan
3,4-dimetoksibenzaldehid dengan variasi jumlah NaOH yaitu 2, 4, 8,
12, 16, dan 20 mmol. Hasil yang didapatkan yaitu terjadi peningkatan
rendemen pada jumlah 2, 4, dan 8 mmol, sedangkan pada jumlah 12,
16, dan 20 mmol terjadi penurunan rendemen. Rendemen terbesar
diperoleh pada jumlah NaOH 8 mmol yaitu 80,19%.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Kalkon
Flavonoid termasuk senyawa metabolit sekunder yang banyak
ditemukan dalam jaringan tanaman. Flavonoid termasuk golongan
senyawa fenolik dengan kerangka struktur C6-C3-C6. Salah satu senyawa
yang termasuk golongan flavonoid yaitu kalkon (Sahu et al., 2012).
Kalkon atau 1,3-diaryl-2-propen-1-ones mempunyai dua cincin aromatik
yang dihubungkan oleh tiga sistem karbon tak jenuh (Gambar 2.1.).

Gambar 2.1. Struktur kalkon (Sahu et al., 2012)


Kalkon dan turunannya diketahui mempunyai banyak potensi yang
dapat dimanfaatkan dalam farmakologi. Peran kalkon diantaranya banyak
digunakan untuk membuat berbagai macam senyawa heterosiklik, seperti
isoksazol, quinolinon, tiadiazin, benzodiazepin, flavon, pirazolin dan
turunannya, flavonol, flavanonol, flavanon dan senyawa turunan lainnya
yang memiliki beragam aktivitas biologis (Tiwari et al., 2010). Salah satu
turunan kalkon yaitu 3,4,4’-trimetoksikalkon dilaporkan mempunyai
aktivitas utama sebagai anti jamur terhadap S. sclerotiorum, H. maydis, B.
cinerea, R. solani, dan G. zeae (Zheng et al., 2015). Senyawa kalkon
umumnya dapat disintesis dengan reaksi kondensasi Claisen-Schmidt
menggunakan turunan benzaldehid dan asetofenon (Handayani et al.,
2005).

5
6

2. Sintesis Senyawa Turunan kalkon


Berdasarkan Gomes et al (2017) metode untuk menghasilkan
struktur standar kalkon (1,3-difenil-2-propen-1-on), diantaranya sebagai
berikut:
a. Carbonylative Heck Coupling Reaction
Dalam metode ini kalkon disintesis dengan vinil karbonilatif dari fenil
halida yang direaksikan dengan stirena dengan adanya karbon
monoksida dan menggunakan katalis palladium (Pd).
b. Coupling Reaction
Pada coupling reaction kalkon disintesis dari benzaldehid dan fenil
asetilen dengan adanya HBr dan cairan ionik.
c. Sonogashira isomerization coupling
Dalam metode Sonogashira isomerization coupling kalkon disintesis
melalui reaksi antara fenil halida yang kekurangan elektron dan
propargil alkohol yang menggunakan iradiasi gelombang mikro dan
PdCl2(PPh3)2 sebagai katalis dan THF sebagai pelarut.
d. Suzuki–Miyaura Coupling Reaction
Dalam metode Suzuki Miyaura Coupling, sintesis kalkon dilakukan
dengan menggabungkan benzoil klorida dengan asam stirilboronik
menggunakan Pd (PPh3)4, CsCO3 dan toluene anhidrat.
e. One-Pot Synthesis
Dalam metode One Pot Synthesis, kalkon disintesis dari campuran
fenilmetanon dan asetofenon dengan adanya zat pengoksidasi CrO3.
f. Solid Acid Catalyst Mediated Reaction
Dalam metode Solid Acid Catalyst Mediated, kalkon disintesis dari
benzaldehid dan fenilasetilen yang diiradiasi dalam microwave dan
menggunakan resin penukar ion amberlyst-15 sebagai katalis.
g. Kondensasi Claisen-Schmidt
Dibanding metode lain, kondensasi Claisen-Schmidt adalah metode
yang paling umum digunakan. Dalam reaksi ini, kalkon dibentuk oleh
7

kondensasi turunan benzaldehida dan asetofenon dengan katalis basa


atau asam (Gambar 2.2.).
O O O

+ H Katalis basa atau asam

Asetofenon Benzaldehid Kalkon


Gambar 2.2. Skema kondensasi Claisen-Schimdt (Gomes et al., 2017)
3. Reaksi kondensasi Claisen-Schimdt
Reaksi kondensasi Claisen-Schmidt adalah reaksi kondensasi aldol
silang yang menggunakan reaktan senyawa aldehida aromatik dan
senyawa alkil keton atau aril keton. Reaksi ini melibatkan ion enolat dari
senyawa keton yang bertindak sebagai nukleofil untuk menyerang karbon
karbonil senyawa aldehida aromatik menghasilkan senyawa β-hidroksi
keton, yang selanjutnya mengalami dehidrasi menghasilkan senyawa α,β-
keton tak jenuh. Reaksi kondensasi aldol silang dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu mekanisme enolat dan mekanisme enol. Sintesis dengan
mekanisme enolat dilakukan dengan menggunakan katalis basa,
sedangkan mekanisme enol dilakukan dengan menggunakan katalis asam.
Penggunaan katalis basa dilaporkan lebih efektif dalam sintesis turunan
kalkon. Hal tersebut dikarenakan pada reaksi kondensasi aldol silang
dengan katalis basa akan terbentuk karbanion (ion enolat) dalam kondisi
basa yang dapat distabilkan oleh resonansi (Handayani et al., 2005),
sedangkan pada penggunaan katalis asam bentuk enol yang terbentuk
kurang stabil dan akan berubah menjadi bentuk keto kembali
(Budimarwati dan Handayani, 2010).
Berikut merupakan mekanisme reaksi sintesis 3,4,4’-
trimetoksikalkon dengan menggunakan katalis NaOH (Gambar 2.3.).
8

a) Pembentukan ion enolat

H3CO H3CO H3CO


H H H
H
C + OH C C + H2O
H H H
O O
O
4'-metoksiasetofenon
ion enolat

b) Serangan nukleofil

H3CO H3CO OCH3


H3CO H
H
O
C + H C
H H3CO OCH3
H
O O O H
ion enolat 3,4-dimetoksibenzaldehid ion alkoksida

c) Pembentukan senyawa β-hidroksiketon

H3CO OCH3 H3CO OCH3


H H O H H
O
OH + OH
C
OCH3 C
H OCH3
O H H
O H
ion alkoksida produk aldol
d) Dehidrasi dilanjutkan pembentukan senyawa produk

H3CO OCH3 H3CO OCH3


H -H2O H
OH
C C
OCH3 OCH3
H
O H O H
produk aldol 3,4,4'-trimetoksikalkon
Gambar 2.3. Mekanisme reaksi kondensasi Claisen-Schmidt sintesis 3,4,4’-
trimetoksikalkon
9

Pada reaksi tersebut (Gambar 2.3.) senyawa 3,4,4’-


trimetoksikalkon disintesis menggunakan nukleofil 4’-metoksiasetofenon
dan direaksikan dengan 3,4-dimetoksibenzaldehid. Senyawa 4’-
metoksiasetofenon memiliki atom Hα, sehingga dalam kondisi basa
mampu membentuk ion enolat yang dapat distabilkan oleh resonansi.
Reaksi aldol terjadi dengan serangan nukleofilik oleh resonansi enolat
pada gugus karbonil terhadap gugus karbonil milik 3,4-
dimetoksibenzaldehid. Produk reaksi ini adalah ion alkoksida. Selanjutnya
ion alkoksida mengalami transfer proton dari molekul air menghasilkan β-
hidroksiketon (Dianritami, 2018). Senyawa β-hidroksiketon kemudian
mengalami dehidrasi secara spontan. Hal tersebut karena β-hidroksiketon
mempunyai Hα yang mudah lepas dengan adanya basa kemudian
membentuk produk (Harfah, 2017).
4. Desain optimasi Respon Surface Methodology (RSM)
Optimasi adalah langkah meminimalisasi biaya atau penggunaan
bahan baku dan memaksimalkan hasil atau efisiensi proses produksi.
Permasalahan yang muncul dalam optimasi yaitu mengenai respon yang
dipengaruhi sejumlah variabel, dimana variabel-variabel tersebut dapat
saling bebas dan juga dapat saling bergantung. Dalam penelitian ini,
variabel yang akan dilakukan optimasi adalah waktu dan jumlah NaOH.
Salah satu metode optimasi kondisi proses adalah Response Surface
Methodology (RSM) (Box dan Draper, 1987).
Menurut Montgomery et al (2009) Response Surface
Methodology (RSM) adalah suatu metode gabungan antara teknik
matematika dan teknik statistika yang digunakan untuk membuat model
dan menganalisa suatu respon y yang dipengaruhi oleh beberapa variabel
bebas (faktor x) yang bermanfaat untuk mengoptimalkan respon tersebut.
Metode Response Surface Methodology (RSM) dipilih karena dapat
digunakan pada dua atau lebih faktor pada beberapa level dan memberikan
10

hasil dengan kualitas prediksi yang besar pada rentang luas sesuai dengan
kondisi eksperimen (Raissi dan Farzani, 2009).
Langkah pertama untuk melakukan RSM adalah melakukan
skrining hubungan respon y dan variabel bebas (faktor x) menggunakan
orde pertama (First-order model). Rancangan eksperimen orde pertama
digunakan untuk penyaringan faktor (variabel bebas) yang berpengaruh
terhadap respon (Montgomery et al., 2009). Dalam penelitin ini faktor
yang berpengaruh terhadap respon telah diketahui, yaitu variasi jumlah
NaOH dan variasi lama waktu sintesis 3,4,4’-trimetoksikalkon sehingga
tidak dilakukan rancangan percobaan orde pertama.
Langkah kedua adalah melakukan model orde kedua. Menurut
Montgomery et al (2001) untuk menentukan kondisi operasi yang
optimum pada orde kedua digunakan rancangan Central Composite
Design (CCD). Central Composite Design (CCD) adalah rancangan
faktorial 2k yang diperluas dengan penambahan titik-titik pengamatan
pada pusat. Rancangan ini umumnya terdiri dari faktorial 2k, 2k aksial, dan
lima titik pusat. Nilai k merupakan jumlah faktor yang ada pada
penelitian. Penggunaan lima titik pusat pada Central Composite Design
(CCD) adalah agar variansi pada bagian tengah desain kira-kira sama
dengan variansi pada tepi desain, sehingga desain lebih presisi dalam
meningkatkan prediksi untuk menemukan nilai optimal. Keuntungan
Central Composite Design (CCD) yaitu memiliki kualitas prediksi yang
besar dan dapat mempersingkat waktu optimasi sebab desain yang
digunakan sederhana, jumlah percobaan atau running yang sedikit yaitu
sebanyak 13 percobaan (Bakti, 2012).
Langkah ketiga dilakukan pencarian titik optimum dengan
perhitungan regresi dan analisis menggunakan Software Design Expert.
Dengan bantuan software, proses regresi dan analisis dapat lebih cepat dan
memiliki galat yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan perhitungan
manual (Bakti, 2012). Software Design Expert adalah suatu program yang
11

akan melakukan optimasi sesuai data variabel dan data pengukuran respon
yang dimasukkan. Hasil dari tahap optimasi adalah prediksi titik optimum
yang diberikan oleh Software Design Expert. Hasil prediksi titik optimum
dilakukan tindakan validasi. Apabila selisih kurang dari 5% maka nilai
prediksi dan hasil penelitian tidak berbeda jauh, sehingga menunjukan
ketepatan model (Budiandari dan Widjanarko, 2014).

B. Kerangka Teori
3,4,4’-trimetoksikalkon dapat Perbedaan waktu sintesis dan
disintesis dari 4’-metoksiasetofenon jumlah NaOH mempengaruhi
dan 3,4-dimetoksibenzaldehid melalui rendemen hasil sintesis
reaksi kondensasi Claisen-Schmidt kalkon
dengan katalis basa (NaOH)

Jumlah optimum NaOH dan waktu Optimasi untuk mendapatkan


sintesis optimum yang menghasilkan jumlah NaOH optimum dan
senyawa 3,4,4’-trimetoksikalkon waktu optimum dapat
dengan rendemen tertinggi dilakukan dengan metode
Respon Surface Methodology
(RSM)
Gambar 2.4. Kerangka teori penelitian
12

C. Kerangka konsep

Variabel bebas :
Variasi jumlah NaOH dan variasi waktu
sintesis 3,4,4’-trimetoksikalkon Variabel
tergantung :

Variabel terkendali : Rendemen

1. Prosedur sintesis 3,4,4’-trimetoksikalkon hasil sintesis

2. Prosedur optimasi dengan metode


Response Surface Methodology (RSM)
menggunakan Software Design Expert
Version 11
Gambar 2.5. Kerangka konsep penelitian

D. Keterangan Empiris
Berdasarkan Solomon dan Fryhle (2011) kondensasi Claisen Schmidt
diawali dengan reaksi asetofenon dengan basa dilanjutkan adisi nukleofilik
terhadap benzaldehid. Reaksi asetofenon dengan basa merupakan tahap yang
paling kritis karena jumlah basa harus mencukupi tetapi tidak boleh berlebih.
Senyawa antara yang terbentuk reaktif dan tidak stabil sehingga perlu
dilakukan optimasi jumlah NaOH dan waktu reaksi pada sintesis 3,4,4’-
trimetoksikalkon.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan selama 6 (enam) bulan di Laboratoriom Kimia
Farmasi Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal
Soedirman

B. Bahan dan Alat Penelitian


Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kaca arloji, spatula,
batang pengaduk, hot plate, labu leher tiga, magnetic stirrer, corong Buchner,
klem, gelas beaker, chamber kromatografi, pinset, pipet tetes, pipet volume,
pipet ukur, kertas saring, corong kaca, pipa kapiler, mortir, stamper,
timbangan analitik (Ohaus PA214, USA), spektrofotometer UV-Vis
(Shimadzu UV-1800), plat KLT silika gel 60 F254 (Merck, Jerman), melting
point apparatus (Stuart, UK), lampu UV 254 nm, Design Expert® Software
Version 11 dan alat gelas lainnya.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4’-
metoksiasetofenon (Sigma-Aldrich, USA), 3,4-dimetoksibenzaldehid (Merck,
Jerman), NaOH (Merck, Jerman), etanol p.a (Merck, Jerman), n-heksan
(Merck, Jerman), etil asetat (Merck, Jerman), kloroform p.a (Merck, Jerman),
aseton p.a (Merck, Jerman), metanol p.a (Merck, Jerman), dan akuades
(Bratachem, Indonesia).

C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental untuk
mengetahui jumlah optimum NaOH dan waktu optimum sintesis terhadap
rendemen dari senyawa 3,4,4’-trimetoksikalkon.

13
14

D. Variabel
Pada penelitian ini, variabel yang diuji adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas : Variasi jumlah NaOH dan waku sintesis 3,4,4’-
trimetoksikalkon
2. Variabel tergantung : Rendemen hasil sintesis
3. Variabel terkendali : Prosedur sintesis 3,4,4’-trimetoksikalkon dan
prosedur optimasi dengan metode Response
Surface Methodology (RSM)

E. Cara Kerja

Membuat rancangan percobaan dengan menggunakan Respon Surface


Methodology (RSM) dengan matriks Central Composite Design (CCD)
pada software Design Expert Version 11

Persiapan bahan

Sintesis 3,4,4’-trimetoksikalkon berdasarkan rancangan percobaan


Central Composite Design (CCD)

Penentuan jumlah NaOH optimum dan waktu sintesis optimum dengan


Software Design Expert Version 11

Nilai jumlah NaOH dan waktu sintesis optimum pada sintesis 3,4,4’-
trimetoksikalkon

Gambar 3.1. Skema cara kerja

Penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :


1. Pembuatan rancangan percobaan menggunakan metode Respon Surface
Methodologi (RSM) dengan matriks Central Composite Design (CCD)
pada Software Design Expert Version 11
15

a. Kolom numeric factor diisi sesuai jumlah faktor yang digunakan pada
penelitian. Pada penelitian terdapat 2 faktor yang digunakan, yaitu
jumlah NaOH dan waktu sintesis.
b. Kolom name dilakukan pengaturan dengan memasukkan nama faktor
yang diteliti, yaitu waktu sintesis dan jumlah NaOH
c. Kolom units dilakukan pengaturan dengan memasukkan satuan dari
masing-masing faktor (waktu = menit, jumlah NaOH = mmol)
d. Kolom rentang atas dan bawah diatur sesuai rentang masing-masing
faktor yaitu jumlah NaOH sebesar 5-10 mmol dan waktu sintesis
sebesar 120-240 menit.
e. Kolom name dan kolom units masing-masing diisi dengan nama
respon yang diteliti dan satuan dari respon. Pada penelitian ini respon
yang dilihat adalah rendemen dengan satuan persen (%). Terkait
dengan penggunaan software untuk pengolahan data, maka dilakukan
pengkodean terhadap variabel bebas. Hubungan antara kode variabel
dan variabel sebenarnya dapat dilihat pada Tabel 3.1. Selanjutnya akan
didapat desain rancangan percobaan Response Surface Methodology
(RSM) dengan matriks Central Composite Design (CCD) yang
terdapat pada Software Design Expert Version 11 sebagai berikut
(Tabel 3.2.).
Tabel 3.1. Variabel dan kode variabel
Variabel Kode Variabel
-1,414 -1 0 1 1,414
Jumlah 3,9 5 7,5 10 11
NaOH (X1)
Waktu 95 120 180 240 265
Sintesis (X2)
16

Tabel 3.2. Rancangan percobaan Central Composite Design (CCD)


Variabel Kode Variabel Sebenarnya Respon

No X1 X2 Jumlah NaOH Waktu Rendemen


(mmol) (menit) (%)
1 -1 -1 5 120
2 1 -1 10 120
3 -1 1 5 240
4 1 1 10 240
5 -1,414 0 3,9 180
6 1,414 0 11 180
7 0 -1,414 7,5 95
8 0 1,414 7,5 265
9 0 0 7,5 180
10 0 0 7,5 180
11 0 0 7,5 180
12 0 0 7,5 180
13 0 0 7,5 180

2. Persiapan bahan
a. Pembuatan variasi jumlah larutan NaOH
Variasi jumlah larutan NaOH dibuat 5 variasi berbeda sesuai
dengan rancangan percobaan Central Composite Design (CCD) (Tabel
3.1.). Jumlah NaOH yang digunakan dalam sintesis 3,4,4’-
trimetoksikalkon yaitu 3,9 mmol, 5 mmol, 7,5 mmol, 10 mmol dan 11
mmol larutan NaOH. Pembuatan NaOH dilakukan dengan menggerus
dalam mortar NaOH masing-masing sebanyak 0,156 gram, 0,2 gram,
0,3 gram, 0,4 gram, dan 0,44 gram, kemudian masing-masing
dimasukan kedalam gelas piala dan ditambahkan etanol p.a untuk
menghasilkan 3,9 mmol, 5 mmol, 7,5 mmol, 10 mmol dan 11 mmol
larutan NaOH.
b. 4’-metoksiasetofenon
Serbuk 4’-metoksiasetofenon ditimbang sebanyak 1,5 gram (10 mmol)
kemudian dilarutkan dalam etanol p.a sebanyak 1 mL hingga
homogen (Suirta, 2016).
c. 3,4-dimetoksibenzaldehid
17

Serbuk 3,4-dimetoksibenzaldehid ditimbang sebanyak 1,66 gram (10


mmol) dilarutkan dalam etanol p.a sebanyak 1 mL hingga homogen
(Suirta, 2016).
3. Sintesis 3,4,4’-trimetoksikalkon dengan rancangan percobaan Central
Composite Design (CCD)
a. 4’-metoksiasetofenon dimasukkan kedalam labu leher tiga, kemudian
ditambahkan tetes demi tetes NaOH sesuai dengan variasi jumlah
NaOH (Tabel 3.1.).
b. Campuran tersebut diaduk dengan magnetik stirer sesuai dengan
variasi waktu sintesis (Tabel 3.1.).
c. 3,4-dimetoksibenzaldehid dimasukkan kedalam campuran secara
bertahap tetes demi tetes sambil terus diaduk selama 1 jam, kemudian
disimpan difreezer selama 1 jam sampai terbentuk padatan.
d. Padatan yang terbentuk didiamkan dalam suhu ruang selama 1 jam.
Tahap selanjutnya dicuci dengan akuades dan disaring dengan corong
buchner, kemudian setelah kering dihitung rendemennya.
e. Penentuan titik leleh
Penentuan titik leleh senyawa hasil sintesis dilakukan dengan
menggunakan melting point apparatus. Selanjutnya titik leleh senyawa
hasil sintesis dibandingkan dengan titik leleh penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Tanto (2018) dan Dianritami (2018).
f. Analisis profil KLT dan uji kemurnian
Analisis profil KLT dilakukan dengan menggunakan fase diam silika
gel 60 GF254 dan eluen kloroform : n-heksan (6:4). Uji kemurnian
dilakukan dengan menggunakan tiga eluen yaitu n-heksan : aseton
(8:2), n-heksan : kloroform (2:8), n-heksan : etil asetat (5:5) (Tanto,
2018). Selanjutnya profil KLT rendemen hasil sintesis dibandingkan
dengan profil KLT penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tanto
(2018) dan Dianritami (2018).
18

g. Identifikasi senyawa hasil sintesis menggunakan spektrofotometer UV


Identifikasi senyawa menggunakan spektrofotometer UV
dilakukan dengan menimbang senyawa hasil sintesis sebanyak 10 mg,
dilarutkan dengan sedikit metanol kemudian dilarutkan dengan
metanol hingga 10 mL sehingga diperoleh larutan sebesar 1000 ppm.
Larutan tersebut diencerkan hingga 10 ppm dan diamati pada panjang
gelombang 200-400 nm (Tanto, 2018). Secara teoritis spektrum UV
senyawa turunan kalkon akan memberikan dua puncak serapan yaitu
unit sinamoil yang muncul pada panjang gelombang maksimum
sekitar 340-390 nm, sedangkan unit benzoil muncul sekitar 220-270
nm (Aksoz dan Ertan, 2012).
4. Penentuan jumlah NaOH optimum dan waktu optimum dengan metode
Respon Surface Methodologi (RSM) pada Software Design Expert
Version 11
a. Nilai rendemen yang telah dihitung diinput kedalam tabel rancangan
Central Composite Design (CCD).
b. Software Design Expert version 11 akan melakukan tahapan analisis
respon dan optimasi respon hingga didapatkan hasil berupa waktu
optimum, jumlah NaOH optimum, dan prediksi dari persen jumlah
rendemen.
c. Validasi pada nilai optimum yang didapatkan dari Software Design
Expert version 11 dengan melakukan percobaan di laboratorium pada
kondisi optimum yang didapatkan.

F. Analisis Data
1. Data Kuantitatif
Rendemen senyawa hasil sintesis dihitung dengan menggunakan
rumus berikut :
Massa hasil percobaan( gram)
%Rendemen= ×100 %
Massa teoritis
19

Rendemen sebagai fungsi waktu dan jumlah NaOH dianalisis dengan


metode Response Surface Methodology (RSM) untuk memperoleh waktu
optimum dan jumlah NaOH optimum. Data Response Surface
Methodology (RSM) disajikan dalam bentuk tabel ANOVA, nilai waktu
optimum, jumlah optimum dan prediksi nilai rendemen optimum yang
disarankan Software Design Expert, contour plot dua dimensi dan tiga
dimensi yang digunakan untuk optimasi agar diperoleh kondisi optimum
dalam sintesis 3,4,4’-trimetoksikalkon.
2. Data Kualitatif
Data hasil sintesis disajikan dalam bentuk KLT berupa
perbandingan nilai Rf, data tersebut digunakan untuk mengetahui
kemurnian senyawa. Data berupa spektra UV digunakan untuk
mengidentifikasi senyawa hasil sintesis.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sintesis 3,4,4’-trimetoksikalkon Berdasarkan Rancangan Percobaan


Central Composite Design (CCD)
Sintesis 3,4,4’-trimetoksikalkon dilakukan dengan mereaksikan 4’-
metoksiasetofenon dan 3,4-dimetoksibenzaldehid melalui reaksi kondensasi
Claisen-Schmidt dengan katalis NaOH. Data hasil respon rendemen dari
rancangan Central Composite Design (CCD) menggunakan Software Design
Expert Version 11 ditunjukan sebagai berikut (Tabel 4.1.).
Tabel 4.1. Data respon rendemen rancangan Central Composite Design (CCD)
No Variabel Kode Variabel Sebenarnya Respon

X1 X2 Jumlah NaOH Waktu Rendemen (%)


(mmol) (menit)
1 -1 -1 5 120 83,4907
2 1 -1 10 120 92,4995
3 -1 1 5 240 85,4246
4 1 1 10 240 93,3554
5 -1,414 0 3,9 180 81,5862
6 1,414 0 11 180 93,2331
7 0 -1,414 7,5 95 87,9716
8 0 1,414 7,5 265 91,6148
9 0 0 7,5 180 92,6969
10 0 0 7,5 180 95,0093
11 0 0 7,5 180 94,6742
12 0 0 7,5 180 94,8082
13 0 0 7,5 180 95,622

20
21

Rendemen dihitung dengan membagi berat senyawa hasil sintesis


dengan berat teoritis senyawa dikalikan 100%. Adapun data rancangan
Central Composite Design (CCD) berdasarkan Tabel 4.1 memperlihatkan
level-level percobaan pada masing-masing variabel yang dikodekan, sehingga
level rendah berhubungan dengan -1, level tinggi berhubungan dengan 1, dan
titik pusat berhubungan dengan 0. Penggunaan lima titik pusat pada Central
Composite Design (CCD) adalah agar variansi pada bagian tengah desain
kira-kira sama dengan variansi pada tepi desain, sehingga desain lebih presisi
dalam meningkatkan prediksi untuk menemukan nilai optimal (Bakti, 2012).
Desain rancangan Central Composite Design (CCD) pada penelitian ini
menggunakan dua variabel independen, sehingga memiliki nilai alpha (2 2)1/4 =
1,414. Oleh karena itu nilai ± 1,414 termasuk nilai yang digunakan untuk
pengkodean. Dalam optimasi Response Surface Methodology (RSM)
pemilihan batas atas dan batas bawah sangatlah penting. Hal ini karena
sebaiknya dugaan nilai optimum variabel yang diuji berada pada rentang batas
atas dan batas bawah yang diinput pada Software Design Expert. Oleh karena
itu data penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tanto (2018) dan
Dianritami (2018) dijadikan dasar dalam penentuan batas atas dan batas
bawah variabel. Rentang yang digunakan pada variabel jumlah NaOH yaitu 5-
10 mmol, sedangkan rentang pada variabel waktu sintesis yaitu 120-240
menit.
Tahapan selanjutnya data yang didapat dari eksperimen dianalisis
dengan menggunakan Software Design Expert Version 11. Analisis data
bertujuan untuk memilih model respon % rendemen paling cocok yang
disarankan oleh Software Design Expert Version 11. Pemilihan model
dilakukan dengan uji kecocokan model dengan menggunakan analisis varians
22

(ANOVA). Model yang dipilih adalah model yang memenuhi syarat secara
statistik, sehingga model tersebut dapat dipakai untuk memprediksi respon
dari kondisi yang diinginkan.

B. Uji Kecocokan Model


Uji kecocokan model secara statistik dilakukan dengan analisis varians
(ANOVA) melalui tiga pengujian yaitu uji Sum of Squares, uji Lack of Fit,
dan uji statistika dasar (R2).
Tiga pengujian tersebut bertujuan supaya model yang dipilih benar-benar
menggambarkan kondisi yang sebenarnya (Montgomery et al., 2009). Hasil
dari uji kecocokan model (Tabel 4.2.) sebagai berikut :
Tabel 4.2. Uji kecocokan model
Model Nilai P Nilai P R² Hitung R² Prediksi
Sekuensial Lack of Fit
Linear 0,0179 0,0095 0,4634 0,2886
2FI 0,8854 0,0071 0,4052 0,0345
Kuadratik < 0,0001 0,8896 0,9639 0,9517 disarankan

kubik 0,7079 0,9127 0,9560 0,9674

Dalam uji Sum of Squares syarat model dikatakan cocok apabila nilai
p sekuensial lebih kecil dari 0,05. Nilai tersebut bermakna bahwa
ketidaktepatan model yang diberikan adalah kurang dari 5%. Bila berdasarkan
data (Tabel 4.2.) model yang memiliki nilai p sekuensial < 0,05 yaitu model
kuadratik dan linear. Model kuadratik memiliki nilai p sekuensial yang paling
rendah yaitu < 0,0001, sehingga model ini disarankan oleh Software Design
Expert Version 11. Pada uji statistika dasar (R2) terdapat R2 hitung dan R2
prediksi, dimana R2 hitung yaitu R2 hitung berdasarkan data yang diperoleh,
sedangkan R2 prediksi yaitu R2 prediksi dari Software Design Expert Version
11. Model kuadratik memiliki nilai R2 hitung dan R2 prediksi tertinggi yaitu
berturut-turut 0,9639 dan 0,9517. Hal tersebut menunjukkan bahwa data
aktual dan data yang diprediksikan untuk respon % rendemen tercakup
23

kedalam model sebesar 96,39% dan 95,17%. Nilai R 2 prediksi dan nilai R2
hitung yang dihasilkan mempunyai selisih kurang dari 0,2, sehingga dikatakan
bahwa nilai respon prediksi sesuai dengan nilai respon aktual. Hal tersebut
berarti bahwa model yang diperoleh dapat memodelkan data dengan baik.
Selanjutnya untuk uji Lack of Fit dapat dilihat pada analisis ragam (ANOVA)
model kuadratik (Tabel 4.3.).
Tabel 4.3. Analisis Varians (ANOVA) dari model kuadratik
Komponen P-value
Model < 0,0001 signifikan
A-Jumlah NaOH < 0,0001
B-Waktu Sintesis 0,0165
AB 0,5663
A² < 0,0001
B² 0,0002
Residual
Lack of Fit 0,8896 Tidak signifikan

Pengujian Lack of Fit bertujuan untuk melihat kesesuaian data respon


% rendemen dengan model. Apabila nilai Lack of Fit tidak signifikan dengan
nilai P-value ≥ 5%, maka model dikatakan sudah sesuai dengan data yang ada
(Mason et al., 2003). Berdasarkan ANOVA dari model kuadratik (Tabel 4.3.)
nilai P-value Lack of Fit yaitu 0,8896, sehingga dapat dikatakan nilai Lack of
Fit tersebut tidak signifikan dan model tersebut sesuai. Hasil ANOVA (Tabel
4.3.) menunjukkan bahwa model kuadratik signifikan karena memiliki nilai
P-value yaitu < 0,0001, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Pada hasil
ANOVA (tabel 4.3.) juga dapat diketahui bahwa komponen AB (interaksi
antara jumlah NaOH dan waktu sintesis) tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap respon % rendemen dikarenakan memiliki nilai P-value > 0,05,
sedangkan komponen A (jumlah NaOH), B (waktu sintesis), A2 (kuadrat dari
jumlah NaOH), dan B2 (kuadrat dari waktu sintesis) dianggap signifikan
karena memiliki nilai P-value < 0,05. Hal tersebut menunjukan bahwa
komponen A (jumlah NaOH), B (waktu sintesis), A 2 (kuadrat dari jumlah
NaOH), dan B2 (kuadrat dari waktu sintesis) memberikan pengaruh yang
nyata terhadap respon % rendemen. Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan, model yang dihasilkan memenuhi syarat secara statistik sebagai
24

model yang baik sehingga diharapkan dapat memberikan prediksi yang baik.
Persamaan polinomial untuk respon % rendemen adalah :
Rendemen (%) = 23,39276 + (10,52227)A + (0,266191)B - (0,568554)A2 –
(0,000656)B2 (4.1)

Keterangan : A = jumlah NaOH A2 = kuadrat dari jumlah NaOH

B = waktu sintesis B2 = kuadrat dari waktu sintesis

Berdasarkan persamaan (4.1), terlihat bahwa % rendemen dipengaruhi


oleh jumlah NaOH, waktu sintesis, kuadrat dari jumlah NaOH dan kuadrat
dari waktu sintesis. Respon % rendemen akan meningkat dengan
meningkatnya jumlah NaOH, hal tersebut ditunjukkan dengan konstanta
positif. Pada kuadrat dari jumlah NaOH didapatkan konstanta negatif yang
artinya respon % rendemen akan menurun dengan meningkatnya kuadrat
jumlah NaOH. Hal tersebut dikarenakan semakin banyak ion hidroksida akan
menghasilkan produk yang lebih banyak, namun jika jumlahnya terlalu
banyak dapat terjadi reaksi samping yaitu reaksi oksidasi dan reduksi 3,4-
dimetoksibenzaldehid oleh ion hidroksida sehingga jumlah 3,4-
dimetoksibenzaldehid yang bereaksi dengan ion enolat menjadi semakin
berkurang dan menyebabkan rendemen yang terbentuk lebih sedikit
(Fessenden dan Fessenden, 1986). Konstanta positif pada waktu sintesis
menunjukkan bahwa semakin meningkatnya waktu sintesis menghasilkan %
rendemen yang lebih banyak, namun pada peningkatan kuadrat waktu sintesis
akan menurunkan % rendemen. Hal tersebut dapat dikarenakan pembentukan
ion enolat masih berlangsung dan ion enolat tersebut stabil sampai waktu
tertentu (Solomon dan Fryhle, 2011). Selain secara statistik menggunakan
ANOVA, uji kecocokan model juga dilihat melalui hasil output Normal Plot
of Residuals (Gambar 4.1.) dan Predicted vs. Actual (Gambar 4.2.). Hasil dari
output Normal Plot of Residuals (Gambar 4.1.) bahwa titik-titik menyebar
disekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka dapat dikatakan data
tersebut terdistribusi normal (Putra et al., 2017). Output dari Predicted vs.
25

Actual (Gambar 4.2.) menunjukkan bahwa titik-titik mengikuti garis diagonal,


hal itu menunjukkan kecilnya penyimpangan yang terjadi antara nilai aktual
percobaan dengan nilai prediksi yang di hasilkan Software Design Expert
Version 11 (Kumari et al., 2008).

Gambar 4.1. Normal Plot of Residuals


26

Gambar 4.2. Predicted vs. Actual

C. Analisis Grafik Permukaan Respon dari % Rendemen pada Software


Design Expert Version 11
Analisis grafik permukaan respon % rendemen pada Software Design
Expert Version 11 ditampilkan dalam bentuk grafik Contour Plot (Gambar
4.3.) dan grafik permukaan tiga dimensi (Gambar 4.4.).

Gambar 4.3. Grafik Contour Plot

Grafik Contour Plot (Gambar 4.3.) menggambarkan kombinasi antar


komponen (jumlah NaOH dan waktu sintesis) saling mempengaruhi nilai
respon % rendemen. Perbedaan warna pada grafik tersebut menunjukan nilai
respon % rendemen, dimana warna biru menunjukkan % rendemen yang
paling kecil yaitu 81,58% dan warna merah menunjukkan % rendemen
27

terbesar yaitu 95,62%. Garis-garis pada grafik Contour Plot (Gambar 4.3.)
menggambarkan kombinasi dari kedua komponen dengan nilai yang berbeda
menghasilkan respon % rendemen yang sama. Selanjutnya, untuk
mempermudah melihat gambaran bentuk permukaan dari hubungan interaksi
antarkomponen dapat dilihat pada grafik permukaan tiga dimensi (Gambar
4.4.).

Gambar 4.4. Grafik Permukaan Tiga Dimensi


Perbedaan ketinggian grafik permukaan tiga dimensi (Grafik 4.4.)
menunjukan nilai respon yang berbeda-beda dari kombinasi antar komponen
variabel. Daerah permukaan yang rendah menunjukkan nilai % rendemen
yang rendah, sedangkan daerah yang tinggi menunjukkan niali % rendemen
yang besar.

D. Jumlah NaOH dan Waktu Sintesis Optimum berdasarkan Software


Design expert Version 11
Tahapan selanjutnya setelah dilakukan uji kecocokan model dan
analisis grafik yaitu menentukan kriteria optimasi yang diinginkan. Kriteria
28

optimasi yang diinginkan adalah mendapatkan kombinasi antar komponen


variabel yang terbaik sehingga dihasilkan rendemen yang maksimal. Setelah
berbagai variabel dioptimasi, Software Design Expert Version 11 akan
menyarankan solusi optimum berdasarkan nilai Desirability tertinggi. Solusi
yang dipilih adalah solusi yang memiliki nilai Desirability mendekati 1,
karena solusi tersebut dianggap yang paling mendekati nilai optimum
sebenarnya. Pada penelitian ini nilai jumlah NaOH dan waktu sintesis
optimum yang didapatakan yaitu pada jumlah NaOH 8,96 mmol dan waktu
sintesis 191 menit. Nilai optimum tersebut diprediksi akan menghasilkan
respon % rendemen sebesar 95,86%. Nilai optimum tersebut memiliki nilai
Desirability yang tinggi yaitu 1. Menurut Montgomery (2009) nilai
Desirability adalah nilai untuk menentukkan derajat ketepatan hasil solusi
optimal. Letak titik prediksi nilai optimum dapat dilihat pada grafik Contour
Plot dan grafik permukaan tiga dimensi yang terdapat pada Lampiran 2.
Tahapan selanjutnya setelah Software Design Expert Version 11
memberikan prediksi jumlah NaOH optimum, prediksi waktu sintesis
optimum dan prediksi respon % rendemen adalah melakukan validasi pada
nilai optimum tersebut.

E. Validasi Jumlah NaOH dan Waktu Sintesis Optimum


Validasi pada nilai optimum yang disarankan Software Design Expert
Version 11 bertujuan untuk memastikan kebenaran prediksi jumlah NaOH
optimum, prediksi waktu sintesis optimum dan prediksi respon % rendemen
yang didapatkan dari software tersebut. Tahap validasi dilakukan dengan
melakukan sintesis di laboratorium sebanyak tiga kali replikasi pada nilai
prediksi jumlah NaOH optimum dan waktu sintesis optimum yaitu pada
jumlah NaOH 8,96 mmol dan waktu sintesis 191 menit. Hasil % rendemen
pada tahap validasi dengan tiga repikasi beturut-turut yaitu 97,2%, 96,6%, dan
96,48%. Hasil % rendemen selanjutnya dimasukkan kedalam Software
Design Expert Version 11. Software Design Expert Version 11 akan
29

memastikan kebenaran prediksi jumlah NaOH optimum, prediksi waktu


sintesis optimum dan prediksi respon % rendemen berdasarkan nilai
Confidence Interval (CI) dan nilai Prediction Interval (PI) dengan taraf
signifikansi 5%. Nilai CI 95% bermakna bahwa 95% pengaruh untuk
mendapatkan nilai suatu respon berasal dari faktor dalam model dan sebesar
5% berasal dari faktor luar model (Heiberger dan Holland, 2004). Nilai 95%
PI adalah rentang yang menunjukkan prediksi pada pengukuran respon
selanjutnya dalam kondisi yang sama pada taraf signifikansi 5% (Howell,
2008).
Hasil validasi Software Design Expert Version 11 (Tabel 4.4.)
diuraikan sebagai berikut :
Tabel 4.4. Hasil validasi Software Design Expert Version 11
Respon Nilai Optimum
Prediksi Validasi 95% CI 95% CI 95% PI 95% PI
Rendah Tinggi Rendah Tinggi
Rendemen 95,86 96,805 94,93 96,79 94,32 97,39
(%)

Hasil validasi pada nilai optimum menggunakan Software Design Expert


Version 11 (Tabel 4.4.) didapatkan bahwa % rendemen yang sebenarnya yaitu
96,805% . Hasil validasi dan prediksi yang didapat memiliki selisih kurang
dari 5%, sehingga hasil tersebut dapat dikatakan tidak berbeda jauh dan masih
sesuai dengan prediksi yang telah dibuat oleh Software Design Expert Version
11 (Budiandari dan Widjanarko, 2014). Selain itu, % rendemen hasil validasi
(96,805%) masuk dalam rentang 95% PI sebesar 94,32% – 97,39%. Hal
tersebut berarti bahwa jumlah NaOH optimum dan waktu sintesis optimum
yang disarankan Software Design Expert Version 11 untuk memperoleh
respon rendemen yang optimum cukup konsisten (Noordin et al., 2004). Nilai
hasil validasi yaitu 96,805% melebihi rentang 95% CI (94,93% - 94,32%),
namun nilai tersebut dianggap baik karena berarti rendemen yang didapatkan
semakin banyak.

F. Identifikasi Senyawa Hasil Sintesis


30

1. Analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT)


Analisis senyawa hasil sintesis dengan KLT dilakukan dengan
membandingkan nilai Rf senyawa hasil sintesis pada tahap validasi
dengan Rf pereaksi yaitu 4’-metoksiasetofenon dan 3,4-
dimetoksibenzaldehid, serta senyawa 3,4,4’-trimetoksikalkon dari Tanto
(2018) yang sudah pernah dilakukan KLT dan uji kemurnian.
Berikut merupakan profil KLT hasil sintesis dengan eluen kloroform : n-
heksan (6 : 4) (Gambar 4.5.).

Gambar 4.5. Profil KLT senyawa hasil sintesis pada prediksi nilai jumlah NaOH
dan waktu sintesis optimum
Keterangan :
1 : 4’-metoksiasetofenon 5 : hasil sintesis replikasi 1
2 : 3,4’-dimetoksibenzaldehid 6 : hasil sintesis replikasi 2
3 : campuran dari 4’-metoksiasetofenon 7 : hasil sintesis replikasi 3
dan 3,4-dimetoksibenzaldehid
4 : senyawa 3,4,4’-trimetoksikalkon
dari Tanto (2018)
31

Analisis menggunakan KLT menunjukkan bahwa Rf senyawa hasil


sintesis (5-7) sama dengan Rf senyawa 3,4,4’-trimetoksikalkon dari Tanto
(2018) (4) dan berbeda dengan Rf pereaktan (1,2, dan 3). Hal tersebut
menandakan bahwa hasil sintesis penelitian ini telah mendapatkan
senyawa yang diinginkan yaitu 3,4,4’-trimetoksikalkon.
Selanjutnya untuk memastikan hasil produk tidak terdapat
pengotor maka dilakukan uji kemurnian menggunakan tiga eluen yang
berbeda polaritasnya. Uji kemurnian senyawa hasil sintesis ditunjukkan
pada Gambar 4.6. dan Tabel 4.5. berikut.
Plat A Plat B Plat C

Gambar 4.6. Profil KLT uji kemurnian senyawa hasil sintesis menggunakan 3 eluen
n-heksan : aseton (8:2) (plat A), n-heksan : kloroform (2:8) (plat B), n-heksan : etil asetat
(5:5) (plat C)
Keterangan :
P : senyawa 3,4,4’-trimetoksikalkon dari Tanto (2018) 2 : hasil sintesis replikasi 2
1 : hasil sintesis replikasi 1 3 : hasil sintesis replikasi 3
Tabel 4.5. Nilai Rf profil KLT uji kemurnian menggunakan 3 eluen
Plat Eluen Senyawa Nilai Rf
A n-heksan : aseton (8:2) P 0,20
1 0,20
2 0,20
3 0,20
B n-heksan : kloroform (2:8) P 0,37
1 0,37
2 0,37
3 0,40
C n-heksan : etil asetat (5:5) P 0,82
1 0,82
32

2 0,82
3 0,85

Uji kemurnian tiga eluen bertujuan untuk melihat tingkat kemurnian


produk hasil sintesis. Penggunaan tiga eluen dengan tingkat polaritas yang
berbeda dilakukan untuk melihat senyawa hasil sintesis apabila dielusi
dengan eluen yang tingkat polaritasnya berbeda-beda apakah akan
menghasilkan bercak tunggal atau tidak. Senyawa yang menghasilkan
bercak tunggal dengan berbagai eluen menandakan bahwa senyawa
tersebut merupakan senyawa tunggal atau murni (Nuari et al., 2017).
Berdasarkan profil KLT uji kemurnian tiga eluen (Gambar 4.6.)
menunjukkan bahwa semua senyawa menghasilkan bercak tunggal pada
ketiga eluen dengan tingkat polaritas berbeda sehingga dapat dipastikan
senyawa hasil sintesis sudah murni secara KLT dan tidak ada pengotor
lain.
Pada hasil nilai Rf uji kemurnian tiga eluen (Tabel 4.5.) pada plat
B dan C terdapat perbedaan antara nilai Rf senyawa hasil sintesis replikasi
3 dengan yang lainnya. Perbedaan nilai Rf tersebut dapat disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu sifat dari derajat kemurnian fase gerak, derajat
kejenuhan uap pengembang dalam bejana, jumlah cuplikan penyerap,
tebal dan kerataan lapisan penyerap (Sastrohamidjojo, 2005). Selain itu,
pada hasil nilai Rf uji kemurnian tiga eluen (Tabel 4.5.) juga terdapat
perbedaan hasil nilai Rf pada tiap-tiap plat. Hal tersebut dikarenakan
perbedaan polaritas yang digunakan pada setiap eluen. Struktur senyawa
3,4,4’-trimetoksikalkon mempunyai tiga gugus metoksi dan satu gugus
karbonil sehingga bersifat cenderung polar.
Pada eluen pertama (plat A) menggunakan n-heksan : aseton (8 :
2). n-heksan mempunyai indeks kepolaran 0,0, sedangkan aseton
mempunyai indeks kepolaran 5,1 (Sarker et al., 2006). Jumlah n-heksan
yang lebih banyak menyebabkan eluen tersebut memiliki kepolaran yang
rendah sehingga pada profil KLT hasil uji kemurnian (Tabel 4.5.)
33

mempunyai nilai Rf yang paling kecil yaitu 0,20. Nilai Rf yang kecil
disebabkan karena senyawa hasil sintesis berinteraksi lebih kuat dengan
fase diam dibandingkan dengan eluen (Gandjar dan Abdul, 2013).
Eluen kedua (plat B) menggunakan n-heksan : kloroform (2 : 8).
Kloroform mempunyai indeks kepolaran 4,1 (Sarker et al., 2006).
Perbandingan n-heksan yang lebih sedikit menyebabkan eluen bersifat
lebih polar dari eluen pertama sehingga menghasilkan Rf yang lebih besar
yaitu 0,37-0,40.
Eluen ketiga (plat C) menggunakan n-heksan : etil asetat (5:5). Etil
asetat bersifat polar dengan indeks kepolaran yaitu 4,4 (Sarker et al.,
2006). Kepolaran eluen yang lebih besar menyebabkan nilai Rf yang
diperoleh paling tinggi. Hal tersebut karena interaksi senyawa hasil
sintesis lebih kuat dengan eluen sehingga senyawa terelusi (Gandjar dan
Abdul, 2013).
2. Uji titik leleh menggunakan melting point apparatus
Hasil uji titik leleh senyawa hasil sintesis menggunakan melting
point apparatus disajikan pada Tabel 4.6. berikut.
Tabel 4.6. Jarak leleh senyawa hasil sintesis
Sampel Jarak leleh (ºC) Kisaran jarak leleh
(ºC)
Senyawa 3,4,4’- 84-86 2
trimetoksikalkon dari Tanto
(2018)
Hasil sintesis replikasi 1 84-86 2
Hasil sintesis replikasi 2 85-87 2
Hasil sintesis replikasi 3 83-85 2

Hasil uji titik leleh senyawa hasil sintesis (Tabel 4.6.) menunjukan bahwa
senyawa hasil sintesis mempunyai kisaran jarak leleh 2ºC dan apabila
dibandingkan dengan data titik leleh Tanto (2018) didapatkan hasil
rentang jarak leleh yang sama pada hasil sintesis replikasi 1 (84-
86ºC),namun sedikit berbeda pada hasil sintesis replikasi 2 (85-87ºC) dan
hasil sintesis replikasi 3 (83-85ºC). Hal tersebut dimungkinkan karena
perbedaan variasi teknik dalam penggunaan alat penentu titik leleh
34

(Klepper, 2009). Pada pemeriksaan jarak leleh suatu senyawa dikatakan


murni jika mempunyai jarak lebur 1-2 ºC (Ritmaleni dan Nurcahyani,
2006). Berdasarkan hasil uji titik leleh dapat disimpulkan bahwa senyawa
hasil sintesis yang diperoleh adalah senyawa yang sama dengan senyawa
Tanto (2018) secara titik leleh dan sudah murni karena mempunyai jarak
lebur yang sempit.
3. Identifikasi senyawa menggunakan Spektra UV-Vis
Kalkon merupakan salah satu kelas dari golongan flavonoid yang
mempunyai data spektra UV yang khas untuk membedakannya dengan
kelas flavonoid lain. Spektra UV senyawa kalkon mempunyai dua pita
serapan yaitu pita I (sinamoil) dan pita II (benzoil). Radiasi
elektromagnetik yang diserap oleh gugus kromofor di dalam senyawa
kalkon memberikan serapan panjang gelombang maksimum pada pita I
sekitar pada panjang gelombang 340-390 nm dan pita II muncul pada
panjang gelombang 220-270 nm (Aksoz dan Ertan, 2012). Rentang
panjang gelombang pita II (benzoil) yaitu 220-270 nm dipengaruhi oleh
konjugasi dari cincin benzena A dan pola substitusi, sedangkan rentang
panjang gelombang pada pita I (sinamoil) yaitu 340-390 nm dipengaruhi
oleh cincin benzena B (Santos-Buelga et al., 2003). Gambar gugus
sinamoil dan gugus benzoil dan perhitungan teoritis dari panjang
gelombang senyawa 3,4,4’-trimetoksikalkon dapat dilihat pada Lampiran
3.
35

Data spektra UV senyawa hasil sintesis dapat dilihat pada Gambar


4.7 dan Tabel 4.7 berikut.
A B
352,5

260,9 353,4
261,8

C D
353,1
351,6

262,4 263,1

Gambar 4.7. Spektra UV (A) senyawa 3,4,4’-trimetoksikalkon dari Tanto (2018), (B)
hasil sintesis replikasi 1, (C) hasil sintesis replikasi 2, (D) hasil sintesis
replikasi 3.

Tabel 4.7. Panjang gelombang maksimum senyawa 3,4,4’-trimetoksikalkon


Senyawa Panjang Gelombang Maksimum (nm)
Pita I (sinamoil) Pita II (benzoil)
A Senyawa 3,4,4’-trimetoksikalkon 352,5 260,9
dari Tanto (2018)
B Hasil sintesis Replikasi 1 353,4 261,8
C Hasil sintesis Replikasi 2 353,1 262,4
D Hasil sintesis Replikasi 3 351,6 263,1

Data spektra UV senyawa hasil sintesis yang didapatkan menunjukan


serapan pada rentang pita I (sinamoil) dan pita II (benzoil) dan memiliki
bentuk serapan yang mirip dengan spektra senyawa 3,4,4’-trimetoksi
36

kalkon dari Tanto (2018), sehingga dapat dipastikan bahwa senyawa hasil
sintesis merupakan senyawa 3,4,4’-trimetoksikalkon.

G. Keterbatasan Penelitian
Software Design Expert tidak dapat menjelaskan penyebab rendemen
mengalami penurunan setelah nilai optimum. Menurut teori hal tersebut
dikarenakan pembentukan ion enolat berlangsung pada waktu tertentu dan
stabil sampai waktu tertentu (Solomon dan Fryhle, 2011). Selain itu semakin
banyak jumlah NaOH, maka semakin banyak sumber ion hidroksida akan
menghasilkan produk sampai jumlah tertentu, namun jika jumlahnya terlalu
banyak dapat terjadi reaksi samping yaitu reaksi oksidasi dan reduksi 3,4-
dimetoksibenzaldehid oleh ion hidroksida sehingga jumlah 3,4-
dimetoksibenzaldehid yang bereaksi dengan ion enolat menjadi berkurang dan
akan menyebabkan rendemen yang didapatkan menjadi lebih kecil (Fessenden
dan Fessenden, 1986).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pada optimasi sintesis senyawa 3,4,4’-trimetoksikalkon diperoleh jumlah
NaOH optimum yaitu 8,96 mmol dan waktu sintesis optimum yaitu 191
menit dengan prediksi rendemen yang disarankan Software Design Expert
Version 11 sebesar 95,86%.
2. Pada hasil validasi rendemen yang didapatkan yaitu 96,805%, sehingga
menurut statisika hasil tersebut sama dengan prediksi rendemen Software
Design Expert Version 11 karena selisih prediksi dengan validasi kurang
dari 5%.

B. Saran
Perlu dilakukan uji aktivitas biologis dari senyawa 3,4,4’-trimetoksikalkon
karena penelitian yang membahas mengenai aktivitas biologis dari senyawa
3,4,4’-trimetoksikalkon masih sangat minim.

37
38

DAFTAR PUSTAKA

Aksoz, B. E., dan Ertan, R., 2012, Spectral Properties of Chalcones II, J.
Pharm. Sci., Vol. 37 (4) : 205-216.
Bakti, C. P., 2012, Optimasi Produk Enzim Selulase dari Bacillus sp. BPPT
CC RK2 dengan Variasi pH dan Suhu Menggunakan Response
Surface Methodology, Skripsi, Jurusan Teknologi Bioproses
Universitas Indonesia.
Box, G. E. P. dan Draper, N. R., 1987, Empirical Model-Building and
Response Surfaces, John Wiley & Sons, Inc, USA.
Budiandari, R. U., Widjanarko, S. B,. 2014, Optimasi Proses Pembuatan
Lempeng Buah Lindur (Bruguiera gymnorrhiza) sebagai Alternatif
Pangan Masyarakat Pesisir, Jurnal Pangan dan Agroindustri, Vol. 2
(3) : 10-18.
Budimarwati, C., dan Handayani, S., 2010, Efektivitas Katalis Asam Basa
Pada Sintesis 2-hidroksikalkon, Senyawa yang Berpotensi Sebagai Zat
Warna, Jurdik Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, ISBN:
978-979-98117-7-6.
Dianritami, A. A., 2018, Pengaruh Jumlah NaOH pada Sintesis Senyawa
3,4,4’-Trimetoksikalkon terhadap Rendemen Hasil Sintesis Melalui
Reaksi Kondensasi Claisen-Schmidt, Skripsi, Jurusan Farmasi
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Eryanti, Y., Zamri, A., Jasril, dan Rahmita, 2010, Sintesis Turunan 2’-
hidroksi Kalkon melalui Kondensasi Claisen-Schmidt dan Uji
Aktivitasnya sebagai Antimikroba, Jurnal Natur Indonesia, Vol. 12
(2) : 173-177.
Fessenden, R. J. dan Fessenden, J. S., 1986, Kimia Organik Edisi Ketiga,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Gandjar, I.G., dan Abdul, R., 2013, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 353.
Gomes, M. N., Muratoy, E. N., Pereira, M., Peixoto, J. C., Rosseto, L. P.,
Cravo, P. V. L., Andarde, C. H., dan Neves, B. J., 2017, Chalcone
Derivatives: Promising Starting Points for Drug Design, Molecules
MDPI, Vol. 22 (1210) : 1-25.
Handayani, S., Sunarto, dan Kristianingrum, S., 2005, Optimasi Waktu
Reaksi dan Konsentrasi Ion Hidroksida pada Sintesis Flavonoid
39

Menggunakan Benzaldehida dan Turunannya, Indo. J. Chem., Vol. 5


(2) : 163-168.
Harfah, S., 2017, Optimasi Waktu Reaksi Kondensasi antara 3,4-
Dimetoksiasetofenon dan 3,4-Dimetoksibenzaldehid, Skripsi, Program
Studi Kimia Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Heiberger, R. M., and Holland, B., 2004, Statistical Analysis and Data
Display: An Intermediate Course with Examples in S-Plus, R, and
SAS. Springer Science + Business Media, Inc.
Howell, D. C., 2008, Fundamental Statistics for The Behavioral Sciences
Sixth Edition, Thomson Wadsworth, USA.
Kaliappan, K. P., 2017, Ultraviolet Spectroscopy,
https://ether.chem.iitb.ac.in/~kpk/KPK-UV.pdf, diakses 22 Agustus
2019.
Klepper, R. R., 2009, Melting Point Determination : Purity and Identity of
Crystalline, https://iowacconline.instructure.com/courses/5606/files/12
98/ 616/download, diakses pada tanggal 15 Agustus 2019.
Kumari, K. S., Babu, I. S., and Rao, G. H., 2008, Process Optimization for
Citric Acid Production from Raw Glycerol Using Response Surface
Methodology, Indian Journal of Biotechnology, pp. 496-501.
Mason, R. L., Gunst, R. F., Hess, J. L., 2003, Statistical Design and
Analysis of Experiments: with Applications to Engineering and
Science, John Wiley & Sons, Inc, USA.
Montgomery, D. C., Myers, R. H., dan Cook, C. M. A., 2009, Response
Surface Methodology, Third edition, John Wiley & Sons, Inc, USA.
Noordin, M.Y., Venkatesh, V.C., Sharif, S., Elting, S., and Abdullah, A.,
2004, Application of Response Surface Methodology in Describing
the Performance of Coatedcarbide Tools when Turning AISI 1045
steel. J.Materials Processing Technology, Vol.145:46–58.
Nuari, S., Anam, S., Khumaidi, A., 2017, Isolasi dan Identifikasi Senyawa
Flavonoid Ekstrak Etanol Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus
(F.A.C.Weber)Briton & Rose), Jurnal Farmasi Galenika, Vol. 2 (2) :
118-125.
Putra, K. P., Djumhariyanto, D. R., Koekoeh, K. W., 2017, Optimasi
Produksi Tutup Botol 500 mL pada Proses Injection Moulding
Menggunakan Metode Response Surface, Jurnal Rotor, Vol. 10 (1) :
36-44.
40

Raissi, S., and Farzani, R.E., 2009, Statistical process optimization through
multi-response surface methodology, World Academy of Science, Vol.
51 : 267–271.
Ritmaleni dan Nurcahyani, W., 2006, Sintesis 4-fenil-3,4-tetrahidro-indeno
[2,1]- pirimidin-2-on (LR-1), Majalah Farmasi Indonesia, Vol.17 (3) :
149–155.
Sahu, N. K., Balbhadra, S. S., Choudhary, J., dan Kohli, D. V., 2012,
Exploring Pharmacological Significance of Chalcone Scaffold: A
Review, Current Medicinal Chemistry, Vol. 19 (2) : 209-225.
Santos-Buelga, C., García-Viguera, C., Tomás-Barberán, F.A., 2003, On-
line identification of flavonoids by HPLC coupled to diode array
detection, The Royal Society of Chemistry, Cambridge, 92–127.
Sarker, S.D., Latif, Z., dan Gray, A., 2006, Natural Product Isolation, 2nd
Edition, Human Press, New Jersey.
Sastrohamidjojo, H., 2005, Kromatografi, Cetakan Ketiga,
Liberty,Yogyakarta.
Solomon, T.W. dan Fryhle, C.B., 2011, Organic Chemistry, Edisi
Kesepuluh, John Wiley & Sons, Inc, USA.
Suirta, I., 2016, Sintesis Senyawa Kalkon Serta Uji Aktivitas Sebagai
Antioksidan, Jurnal Kimia, Vol. 10 (1) : 75–80.
Tanto, I. A., 2018, Pengaruh Variasi Waktu Pembentukan Ion Enolat
terhadap Rendemen Hasil Sintesis 3,4,4’-Trimetoksikalkon, Skripsi,
Jurusan Farmasi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Tiwari, B., Pratapwar, A. S., Tapas, A. R., Butle, S. R., dan Vatkar, B. S.,
2010, Synthesis and Antimicrobial Activity of Some Chalcone
Derivatives, International of Chem. Tech. Research. Vol . 2 (1) : 499-
503.
Zheng, Y., Xuesong, W., Sumei, G., Min M., Guiming, R., Huabing, L., dan
Xiaohong, C., 2015, Synthesis and Antifungal Activity of Chalcone
Derivatives, Natural Product Research, Vol. 29 (19) : 1804-10.
41

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumen foto kerja penelitian


42

Reaksi 4’-metoksiasetofenol Reaksi setelah ditambah 3,4-


dengan NaOH dimetoksibenzaldehid

Hasil sintesis dicuci dengan Hasil sintesis yang telah kering


akuadest lalu di saring

Lampiran 2. Grafik contour plot dan grafik permukaan tiga dimensi prediksi
nilai optimum pada Software Design Expert Version 11
43

Grafik contour plot dua dimensi

Grafik permukaan tiga dimensi

Lampiran 3. Perhitungan teoritis panjang gelombang maksimum 3,4,4’-


trimetoksikalkon
44

Unit benzoil (Pita II) Unit sinamoil (Pita I)

Perkiraan panjang gelombang maksimum unit benzoil:


1) Nilai dasar C6H5COR : 246 nm
2) OMe kedudukan p : 25 nm
λ maksimum : 271 nm

Perkiraan panjang gelombang maksimum unit sinamoil:


1) α, β keton tak jenuh siklik 6 : 215 nm
2) 3 konjugasi ikatan rangkap @30 nm : 90 nm
3) OMe kedudukan m :7 nm
4) OMe kedudukan p : 25 nm
λ maksimum : 337 nm
(Kaliappan, 2017).

Lampiran 4. Biodata penulis


BIODATA
45

Nama Lengkap : Cindi Saputri


NIM : I1C015058
Tempat dan tanggal lahir : Cilacap, 09 Oktober 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat asal : Desa Karangturi Rt 02/ Rw 04, Cilacap
Nomor telepon : 08156868372
E-mail : cisap.cs@gmail.com
Judul Penelitian : Optimasi Jumlah NaOH dan Waktu Sintesis 3,4,4’-
Trimetoksikalkon dari 4’-Metoksiasetofenon dan 3,4-
Dimetoksibenzaldehid
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun Institusi
2003 - 2009 SD Negeri Karangturi 02
2009 - 2011 SMP Negeri 03 Kroya
2011 - 2014 SMA Negeri 01 Kroya
2015- 2019 Universitas Jenderal Soedirman, Jurusan Farmasi

PENGALAMAN ORGANISASI
Tahun Organisasi Jabatan
2016-2017 Pharmacy Sport Club Staff Badminton
(PSC) Farmasi
Unsoed
46

PENGALAMAN KEPANITIAAN
Tahun Kepanitian Tingk
at

2016 LKMMTD Farmasi Jurusa


n

2016 Pharmacy sport and act Jurusa


n

KEGIATAN ILMIAH YANG PERNAH DIIKUTI


Tahun Kegiatan
2015 Patient Counseling Workshop “Pengaruh Swamedikasi untuk
Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien Geriatri” oleh UKM PIO
Farmasi Unsoed
2015 LKMMTD-IX Farmasi
2015 Pengembangan Karakter dan Kepribadian Mahasiswa (PKKM)
2015 OSMB Excipient 2015
2018 Seminar Pendidikan Interprofesional “Penanganan Diabetes Secara
Komprehensif”

Anda mungkin juga menyukai