FEBBI NURDIA
DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
RINGKASAN
Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (TAHURA SSH) Provinsi Riau
merupakan salah satu kawasan konservasi yang berbatasan langsung dengan
pemukiman penduduk sehingga dimungkinkan terjadinya interaksi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi potensi tumbuhan berguna dan pemanfaatan
tumbuhan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar kawasan TAHURA SSH,
terutama masyarakat Kelurahan Muara Fajar Kecamatan Minas Kabupaten Siak.
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi masyarakat
sekitar kawasan dan pihak pengelola TAHURA SSH. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi, analisis vegetasi, pembuatan herbarium, wawancara,
dan kajian pustaka.
Hasil analisis vegetasi teridentifikasi sebanyak 135 spesies tumbuhan dari
52 famili. Sebanyak 68 spesies (51%) dari 38 famili merupakan tumbuhan
berguna dan dikelompokkan ke dalam 11 kelompok kegunaan. Kelompok
kegunaan terbesar adalah tumbuhan obat dan tumbuhan penghasil bahan
bangunan. Hasil wawancara diperoleh sebanyak 99 spesies dari 46 famili
tumbuhan yang diketahui dan dimanfaatkan oleh masyarakat dan semuanya tidak
berasal dari dalam kawasan TAHURA SSH. Masing-masing spesies tersebut telah
dikelompokkan ke dalam 11 kelompok kegunaan dan kelompok kegunaan
terbesar yang dimanfaatkan oleh masyarakat adalah tumbuhan pangan dan
tumbuhan obat. Habitus yang paling mendominasi adalah pohon serta famili yang
mendominasi di kawasan TAHURA SSH adalah Dipterocarpaceae dan Fabaceae
sedangkan famili yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar
adalah Euphorbiaceae, Fabaceae, dan Poaceae.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa potensi tumbuhan
berguna di TAHURA SSH tergolong cukup tinggi dibanding penelitian yang
dilakukan sebelumnya serta pemanfaatan tumbuhan yang dilakukan oleh
masyarakat tidak berasal dari dalam kawasan. Hal ini menunjukkan bahwa
interaksi terhadap pemanfaatan tumbuhan tergolong rendah sehingga diharapkan
kerusakan hutan dapat diminimalisir.
Kata kunci: Taman Hutan Raya, Sultan Syarif Hasyim, Potensi, Tumbuhan,
Pemanfaatan, Interaksi.
SUMMARY
Sultan Syarif Hasyim Grand Forest Park (TAHURA SSH) Province Riau
also directly adjacent to residential area, which interaction of it is enable. For that,
there should identification of the potential for useful plant and plant utilization by
surrounding community, especially in area village Muara Fajar sub-district Minas
regency Siak. The advantage can be data for surrounding community and manager
of TAHURA SSH. The method performed include of vegetation analysis,
making herbarium, interviews, and literature study.
Based on the result vegetation analysis showed that identified about 135
spescies from 52 family. 68 species (51%) has been shown tu use and has been
grouped in to 11 grouped used, where the species were found most of the work for
medicine and building material. Meanwhile, the result of interviews with the
surrounding community has identified about 99 species from 46 family and all of
doesn’t from TAHURA SSH area and each has been grouped in to 11 groups
used, where the species were found most of the work for food and medicine.
Based on the compotition of the habitus which dominates most of tree. The most
dominant family of the result vegetation analysis in TAHURA SSH was
Dipterocarpaceae and Fabaceae also Euphorbiaceae, Fabaceae and Poaceae for
interviews with surrounding community.
The conclusion of the research indicated that potential alternative use of
Herbs in TAHURA SSH is higher than previous research also plant utilization by
the surrounding community doesn’t from in region. The existenced of the plant
utilization doesn’t from TAHURA SSH area and show that there has been
interaction relatively low. Therefore, the possibility of forest damaged can be
small.
Key word: Grand Forest Park, Sultan Syarif Hasyim, Potential, Plant, Utilization,
Interaction.
POTENSI TUMBUHAN BERGUNA DI TAMAN HUTAN RAYA
SULTAN SYARIF HASYIM PROVINSI RIAU
(Studi Kasus di Wilayah Bagian Kelurahan Muara Fajar
Kecamatan Minas Kabupaten Siak)
FEBBI NURDIA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan
pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
PERNYATAAN
Febbi Nurdia
NRP E34080088
Judul Skripsi : Potensi Tumbuhan Berguna di Taman Hutan Raya Sultan
Syarif Hasyim Provinsi Riau (Studi Kasus di Wilayah
Bagian Kelurahan Muara Fajar Kecamatan Minas
Kabupaten Siak)
Nama : Febbi Nurdia
NIM : E34080088
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Tanggal Lulus:
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena
dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Potensi Tumbuhan Berguna di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasim
Provinsi Riau (Studi Kasus di Wilayah Bagian Wilayah Kelurahan Muara Fajar
Kecamatan Minas Kabupaten Siak)”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut
Pertanian Bogor.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui potensi tumbuhan
berguna di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasim serta mengetahui bentuk
pemanfaatan tumbuhan berguna oleh masyarakat sekitar kawasan.
Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan data tentang potensi tumbuhan berguna di
Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasim serta bentuk pemanfaatan tumbuhan
berguna oleh masyarakat sekitar kawasan. Penulis juga menyadari bahwa skripsi
ini belum sempurna dan kritik serta saran penulis harapkan untuk penyempurnaan
skripsi ini.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Jenis dan metode pengumpulan data ......................................................... 12
2. Komposisi habitus di TAHURA SSH ....................................................... 23
3. Kerapatan spesies untuk semua tingkat pertumbuhan ............................... 23
4. Spesies yang memiliki INP tertinggi pada tingkat semai .......................... 25
5. Spesies yang memiliki INP tertinggi pada tumbuhan bawah .................... 25
6. Spesies yang memiliki INP tertinggi pada tingkat pancang ...................... 26
7. Spesies yang memiliki INP tertinggi pada tingkat tiang ........................... 26
8. Spesies yang memiliki INP tertinggi pada tingkat pohon ......................... 27
9. Indeks keanekaragaman dan kemerataan tumbuhan ................................. 27
10. Rekapitulasi kelompok kegunaan .............................................................. 29
11. Kisaran umur responden ............................................................................ 30
12. Tingkat pendidikan responden .................................................................. 31
13. Data mata pencaharian responden ............................................................. 31
14. Komposisi tumbuhan berdasarkan habitus ................................................ 33
15. Klasifikasi kelompok kegunaan tumbuhan berdasarkan pemanfaatan...... 35
16. Spesies tumbuhan hias yang dimanfaatkan masyarakat ............................ 37
17. Spesies tumbuhan penghasil pestisida nabati ............................................ 40
18. Spesies tumbuhan bahan pewarna dan tannin ........................................... 41
19. Spesies tumbuhan yang dapat dijadikan bahan bangunan......................... 42
20. Spesies tumbuhan keperluan adat.............................................................. 42
21. Spesies tumbuhan yang dapat dijadikan kayu bakar ................................. 44
22. Perbandingan potensi tumbuhan berguna di tiga lokasi TAHURA .......... 46
23. Spesies unggulan yang dapat dikembangkan oleh masyarakat ................. 47
v
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Peta Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasim ....................................... 11
2. Petak contoh analisis vegetasi ................................................................. 13
3. Komposisi tumbuhan berdasarkan lima famili terbesar .......................... 22
4. Komposisi tumbuhan yang dimanfaatkan berdasarkan famili ................ 32
5. Presentase bagian tumbuhan yang dimanfaatkan.................................... 33
6. Jumlah tumbuhan obat berdasarkan famili ............................................. 35
7. Jambu biji ................................................................................................ 36
8. Kaktus ..................................................................................................... 37
9. Tanduk rusa ............................................................................................. 37
10. Pandan ..................................................................................................... 38
11. Gaharu ..................................................................................................... 38
12. Rimbang .................................................................................................. 39
13. Sukun ...................................................................................................... 39
14. Mimba ..................................................................................................... 40
15. Bunga raya .............................................................................................. 43
16. Buah pinang ............................................................................................ 43
17. Ketapang ................................................................................................. 44
18. Tebu hitam .............................................................................................. 44
19. Jumlah tumbuhan yang dimanfaatkan dan berada di TAHURA SSH .... 45
vi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Spesies tumbuhan yang terdapat di TAHURA SSH ................................ 61
2. INP semai di TAHURA SSH .................................................................... 65
3. INP tumbuhan bawah di TAHURA SSH .................................................. 68
4. INP pancang di TAHURA SSH ................................................................ 70
5. INP tiang di TAHURA SSH ..................................................................... 74
6. INP pohon di TAHURA SSH ................................................................... 78
7. Spesies tumbuhan berguna obat ................................................................ 82
8. Spesies tumbuhan berguna sebagai bahan bangunan ................................ 85
9. Spesies tumbuhan berguna sebagai bahan pangan .................................... 86
10. Spesies tumbuhan berguna untuk penggunaan lain ................................... 87
11. Spesies tumbuhan berguna aromatik ......................................................... 88
12. Spesies tumbuhan berguna penghasil pakan ternak .................................. 89
13. Spesies tumbuhan berguna penghasil pestisida nabati .............................. 90
14. Spesies tumbuhan berguna penghasil bahan pewarna dan tannin ............. 91
15. Spesies tumbuhan berguna penghasil tali, anyaman, kerajinan ................ 92
16. Spesies tumbuhan berguna penghasil kayu bakar ..................................... 93
17. Spesies tumbuhan berguna untuk keperluan adat...................................... 94
18. Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat sekitar TAHURA SSH............. 95
19. Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat ........................... 98
20. Spesies tumbuhan pangan yang dimanfaatkan masyarakat ....................... 103
21. Spesies tumbuhan hias yang dimanfaatkan masyarakat ............................ 105
BAB I
PENDAHULUAN
senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan secara
ilmiah atau penggunaanya sebagai bahan obat tradisional (Zuhud et al. 1994).
Menurut Angriyantie (2010), sebagian besar spesies tumbuhan obat yang
diperoleh di Kampung Keay Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur untuk
setiap spesies mempunyai kegunaan menyembuhkan lebih dari satu penyakit,
namun ada spesies yang berkhasiat hanya untuk satu penyakit saja.
2.2.2 Tumbuhan hias
Menurut Arafah (2005), tumbuhan hias merupakan salah satu komoditi
holtikultura non pangan yang digolongkan sebagai holtikultur, dalam kehidupan
sehari-hari dibudidayakan untuk hiasan dalam dan luar rumah.
Secara umum, tanaman hias dikelompokkan menjadi dua, yaitu tanaman
hias daun dan tanaman hias bunga. Tanaman hias daun, yaitu jenis tanaman hias
yang memiliki bentuk dan warna daun yang unik, sedangkan daya tarik tanaman
hias bunga terletak pada bentuk, warna, dan aroma bunganya (Ratnasari 2007).
2.2.3 Tumbuhan aromatik
Tumbuhan penghasil aroma atau wangi-wangian yang juga disebut
tumbuhan penghasil minyak atsiri memiliki ciri-ciri berbau dan aroma karena
fungsi utamanya adalah sebagai pengharum baik parfum, kosmetik, penyegar
ruangan, sabun, pasta gigi, pemberi rasa pada makanan maupun produk rumah
lainnya (Kartikawati 2004).
Indonesia merupakan penghasil sejumlah minyak atsiri, seperti minyak
sereh, minyak daun cengkeh, minyak kenanga, minyak akar wangi, minyak kayu
cendana, minyak nilam, dan sebagainya. Indonesia memiliki lebih kurang 40 jenis
tanaman penghasil minyak atsiri, tetapi yang dikenal di pasaran dunia hanya 12
jenis saja (Rusli et al. 1988).
Menurut Heyne (1987), tumbuhan yang menghasilkan minyak atsiri dapat
dijumpai dari beberapa famili seperti Lauraceae, misalnya kulit kayu manis
(Cinnamomum burmanii); Poaceae, misalnya akar wangi (Andropogon
zizanoides); Annonaceae, misalnya kenanga (Canagium odoratum) dan
sebagainya.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
Kec. Minas
Kec. Tapung Hilir
Kec. Rumbai
Lokasi
Penelitian
Arah jalur
Gambar 2 Petak contoh analisis vegetasi.
Keterangan
a : 2m x 2m (semai) b : 5m x 5m (pancang)
c : 10m x 10 m (tiang) d : 20m x 20 m (pohon)
Data yang dikumpulkan meliputi nama spesies, jumlah individu setiap
spesies untuk tingkat pertumbuhan semai, tumbuhan bawah, dan pancang,
14
sedangkan untuk tingkat tiang dan pohon dicatat nama spesies, jumlah individu,
dan diameter batang.
3.3.2.1.2 Pembuatan herbarium
Herbarium adalah koleksi spesimen tumbuhan yang terdiri dari bagian-
bagian tumbuhan (ranting lengkap dengan daun, kuncup yang utuh, serta lebih
baik kalau ada bunga dan buahnya). Herbarium dibuat dengan cara kering yang
berguna untuk memudahkan proses identifikasi spesies tumbuhan yang belum
diketahui jenisnya.
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembuatan herbarium ini adalah :
• Pengambilan contoh herbarium yang terdiri dari ranting lengkap dengan
daunnya, kalau ada bunga dan buahnya juga diambil.
• Contoh herbarium tadi dipotong dengan menggunakan gunting dengan panjang
kurang lebih 40 cm.
• Kemudian contoh herbarium dimasukkan ke dalam kertas koran dengan
memberikan label gantung yang berukuran (3 x 5) cm 2. Label gantung berisi
keterangan tentang nomor spesies, tanggal pengambilan, nama lokal, lokasi
pengumpulan, dan nama pengumpul/kolektor.
• Contoh herbarium yang telah diberi label kemudian dirapikan dan dimasukkan
ke dalam lipatan kertas koran untuk kemudian lipatan kertas koran tersebut
dimasukkan ke dalam plastik.
• Selanjutnya beberapa herbarium disusun di atas sasak yang terbuat dari bambu
dan disemprot dengan alkohol 70% yang selanjutnya dibawa dan dikeringkan
dengan menggunakan oven.
• Herbarium yang sudah kering, lengkap dengan keterangan-keterangan yang
diperlukan diidentifikasi untuk mendapatkan nama ilmiahnya.
3.3.2.1.3 Kajian pustaka
Pengumpulan data dasar mengenai kondisi umum kawasan, meliputi letak
dan luas, iklim dan curah hujan, geologi dan tanah, topografi, flora dan fauna,
serta kondisi sosial ekonomi masyarakat TAHURA SSH dilakukan dengan studi
literatur dan studi pustaka. Pengumpulan data dilakukan dengan merekapitulasi
data-data dari literatur yang ada, baik penelitian yang dilakukan oleh pihak
15
BAB IV
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
salah satu satwa ciri khas Provinsi Riau yaitu Burung Serindit (Loriculus
galgulus).
Satwa–satwa yang hidup dan berhabitat di dalam kawasan Taman Hutan
Raya Sultan Syarif Hasyim yang masih berhutan umumnya dengan aktifitas pada
pagi hari dan sore hari sehingga pada waktu tertentu dapat dijumpai beberapa
satwa yang berkeliaran di sekitar area kunjungan diantaranya jenis monyet,
burung, dan tupai.
4.6 Kondisi Umum, Sosial, dan Budaya Masyarakat
Kawasan TAHURA SSH berada di tiga wilayah kabupaten dan kota, yaitu
Kota Pekanbaru Kecamatan Rumbai, Kabupaten Siak Kecamatan Minas, dan
Kabupaten Kampar Kecamatan Tapung Hilir. Berdasarkan hasil Badan Pusat
Statistik, jumlah penduduk di Kecamatan Rumbai berjumlah 65.306 orang (BPS
Kota Pekanbaru 2011). Jumlah penduduk di Kecamatan Minas berjumlah 24.053
orang (BPS Kab. Siak 2010) . Sedangkan menurut BPS Kab. Kampar (2009)
jumlah penduduk di Kecamatan Tapung Hilir 48.824 orang. Penduduk terbanyak
sepanjang tahun berada di Kota Pekanbaru dan diikuti Kabupaten Kampar.
Tingginya laju pertumbuhan penduduk di daerah ini lebih disebabkan oleh migrasi
penduduk yang masuk (imigrasi) ke daerah ini. Secara garis besar masyarakat di
sekitar kawasan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim terdiri dari suku
Melayu, Minang, Batak dan beberapa berasal dari Pulau Jawa yang awalnya
merupakan perpindahan transmigrasi. Migrasi penduduk ke daerah ini, sebagian
besar dilatarbelakangi oleh faktor sosial ekonomi dan budaya. Secara sosial
ekonomi, sumberdaya kayu hutan untuk bahan bangunan di daerah ini yang sangat
besar dapat menopang kehidupan mereka, terlebih dengan dibukanya jalan
minyak oleh PT. Caltex Pacific Indonesia semakin memperlancar akses untuk
masuk ke daerah ini namun pada kenyataannya etnis ini lebih suka menguasai
tanah/lahan dibanding sumberdaya kayu.
Mata pencaharian masyarakat sekitar umumnya berdagang dan berkebun
kelapa sawit. Sedangkan dari nilai pendidikan, masyarakat sekitar kawasan
umumnya sudah berpandangan maju. Hal ini dapat dilihat dari adanya 2 sekolah
setingkat SMU di sekitar kawasan serta lokasi kawasan yang dekat dengan Kota
21
BAB V
Sapotaceae 5
Moraceae 5
Famili
Euphorbiaceae 10
Fabaceae 12
Dipterocarpaceae 12
0 2 4 6 8 10 12
Jumlah spesies
paling rendah terdapat pada tumbuhan bawah. Indeks kemerataan yang paling
tinggi menunjukkan bahwa individu-individu spesiesnya lebih merata
dibandingkan dengan tingkat tumbuhan yang lain. Indeks kemerataan yang
terbilang merata pada tingkat pertumbuhan ini terjadi karena pada saat ini
kawasan TAHURA SSH sedang mengalami regenerasi akibat dari kerusakan
hutan pada saat sebelumnya sehingga hampir setiap spesies menyebar di area
TAHURA SSH. Indeks kemerataan yang rendah menunjukkan bahwa penyebaran
individu-individu spesiesnya kurang merata dan terkonsentrasi pada beberapa
tempat bila dibandingkan dengan tingkat tumbuhan lain.
5.1.6 Klasifikasi kelompok kegunaan
Hasil analisis vegetasi yang telah dilakukan di Tahura SSH teridentifikasi
68 spesies (51%) dari 135 spesies tumbuhan yang merupakan tumbuhan berguna
atau yang sudah diketahui kegunaannya. Hasil analisis vegetasi dan
pengelompokkan tumbuhan berguna diperoleh bahwa tumbuhan berguna yang
memiliki kegunaan terbesar adalah pada tumbuhan obat sebanyak 44 spesies dari
28 famili dan penghasil bahan bangunan sebanyak 40 spesies dari 23 famili.
Berikut adalah pengelompokkan tumbuhan berguna ke dalam 11 kelompok
kegunaan (Tabel 10) sedangkan daftar lengkap tumbuhan berguna tersaji pada
Lampiran 7-17.
Tabel 10 Rekapitulasi kelompok kegunaan tumbuhan
No. Klasifikasi kelompok kegunaan Jumlah
Spesies Famili
1. Tumbuhan obat 44 28
2. Tumbuhan aromatik 3 3
3. Penghasil pangan 26 18
4. Penghasil pakan ternak 3 3
5. Penghasil pestisida nabati 2 1
6. Penghasil bahan pewarna & tannin 5 5
7. Penghasil bahan tali, anyaman, dan kerajinan 5 5
8. Penghasil kayu bakar 4 4
9. Penghasil bahan bangunan 40 23
10. Keperluan upacara adat 1 1
11. Penggunaan lain 20 15
kebanyakan berasal dari suku Minang dan mayoritas berprofesi sebagai pedagang
atau berwirausaha sehingga masyarakat tidak banyak berinteraksi dengan
lingkungan sekelilingnya. Masyarakat pendatang, terutama dari suku Minang
lebih suka menguasai lahan atau tanah dibanding memanfaatkan hasil hutan tetapi
lahan atau tanah yang mereka kuasai tidak dimanfaatkan.
5.2.2 Komposisi tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat berdasarkan
famili
Pemanfaatan tumbuhan berdasarkan famili oleh masyarakat sekitar
kawasan TAHURA SSH yang terbesar adalah dari famili Euphorbiaceae sebanyak
(7 spesies), Fabaceae dan Poaceae masing- masing (6 spesies), serta
Zingiberaceae dan Myrtaceae masing-masing (4 spesies) (Gambar 4).
Myrtaceae 4
Zingiberaceae 4
Famili
Poaceae 6
Fabaceae 6
Euphorbiaceae 7
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah spesies
6 habitus, yaitu pohon, semak, herba, perdu, liana, dan epifit. Berikut merupakan
komposisi tumbuhan berdasarkan habitusnya (Tabel 14).
Tabel 14 Komposisi tumbuhan berdasarkan habitus
No. Habitus Jumlah Persentase (%)
1. Pohon 34 34
2. Semak 10 10
3. Herba 24 24
4. Perdu 17 17
5. Liana 5 5
6. Epifit 1 1
7. *Tidak teridentifikasi 8 8
Bunga
21%
Buah
28%
Rubiaceae 2
Arecaceae 2
Famili
Poaceae 2
Solanaceae 2
Myrtaceae 3
Zingiberaceae 3
essential oil (dari kata essence) karena minyak tersebut memberikan bau pada
tanaman (Koensoemardiyah 2010).
Tumbuhan aromatik atau penghasil minyak atsiri juga merupakan output
tanaman tradisional yang banyak digunakan dalam industri kimia sebagai salah
satu bahan baku produk wewangian (parfum), farmasi, kosmetika, pengawetan
barang, dan kebutuhan dasar industri lainnya (Mangun 2006).
Hasil wawancara dengan masyarakat sekitar TAHURA SSH,
penggunaan tumbuhan sebagai pewangi atau aromatik belum banyak diketahui
manfaatnya. Hanya ditemukan dua spesies yang dimanfaatkan masyarakat, yakni
pandan (Pandanus amarrylifolius) yang digunakan para ibu untuk
mengaharumkan ayunan anak bayi (Gambar 10). Pandan diletakkan di bawah
ayunan atau di dalam kasur ayunan bayi. Spesies berikutnya yang dimanfaatkan
masyarakat untuk aromatik adalah gaharu (Aquileria malacenssis) (Gambar 11).
Gambar 14 Mimba.
membunuh ulat dan merusak telur pada ulat buah kapas (Helicoverpa armigera)
dan ulat grayak (Spodoptera litura) (Sudarmo 2005).
5.2.5.6 Tumbuhan bahan pewarna dan tannin
Hasil wawancara yang dilakukan teridentifikasi sebanyak 3 spesies yang
dimanfaatkan oleh masyarakat tetapi hanya sebatas untuk pewarna dalam bahan
makanan. Berikut adalah spesies yang dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan
pewarna (Tabel 18).
Tabel 18 Spesies tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan pewarna dan tannin
No Nama lokal Nama ilmiah Famili Penghasil Bagian
warna yang
digunakan
1. Kunyit Curcuma domestica Zingiberaceae Kuning Rimpang
2. Pandan Pandanus amarrylifolius Pandanaceae Hijau Daun
3. Suji Pleomele angustifolia Liliaceae Hijau Daun
121 14 85
spesies spesies spesies
A B
Analisis Vegetasi Pemanfaatan
oleh masyarakat
vegetasi yang telah dilakukan di Taman Hutan Raya R. Soerjo Kota Batu, Jawa
Timur diperoleh 50 spesies dari 39 famili (Ardiani 2012). Potensi tumbuhan
berguna yang diperoleh di Taman Hutan Raya Pancoran Mas juga memiliki
jumlah spesies yang lebih sedikit dibanding spesies di TAHURA SSH, yakni
sebanyak 83 spesies dari 43 famili (Purbasari 2011). Perbandingan potensi
tumbuhan berguna di tiga lokasi Tahura dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22 Perbandingan potensi tumbuhan berguna di tiga lokasi TAHURA
No. Pengelompokkan tumbuhan berguna Lokasi
TAHURA 1) TAHURA 2) TAHURA 3)
R. Soerjo Pancoran SSH
(Spesies) Mas (Penelitian)
(Spesies) (Spesies)
1. Tumbuhan obat 16 43 44
2. Tumbuhan aromatik - - 3
3. Penghasil pangan 14 23 26
4. Penghasil pakan ternak 6 3 3
5. Penghasil bahan bangunan 15 14 40
6. Penghasil tali, anyaman, dan kerajinan 3 4 5
7. Penghasil kayu bakar 2 7 4
8. Penghasil bahan pewarna dan tannin 4 7 5
9. Penghasil pestisida nabati 3 1 2
10. Penggunaan lain - 5 20
11. Tumbuhan hias 4 9 -
12. Keperluan upacara adat - - 1
Keterangan: 1) Ardiani (2012), 2) Purbasari (2011), 3) Penelitian ini
adanya hal-hal negatif seperti illegal logging dan pembukaan hutan untuk
perkebunan kelapa sawit sehingga pemanfaatan hutan yang tidak terkendali dan
tidak bertanggung jawab menyebabkan hutan kehilangan potensi tumbuhan
berguna. Berdasarkan data-data yang didapat dan berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, TAHURA SSH memiliki potensi tumbuhan berguna
terutama dari famili Dipterocarpaceae yang kayunya dapat dijadikan komoditi
ekspor dan bernilai tinggi.
5.4 Pengembangan Spesies Unggulan
Hasil analisis vegetasi dan wawancara terhadap pemanfaatan tumbuhan
diperoleh beberapa spesies-spesies unggulan yang dapat dikembangkan oleh
masyarakat sekitar kawasan TAHURA SSH. Menurut Yoza (2005), adapun
kriteria pemilihan spesies tumbuhan unggulan adalah 1) banyak digunakan
masyarakat sebagai bahan baku pengobatan, dan 2) mudah dibudidayakan.
Spesies yang dapat dikembangkan oleh masyarakat sekitar kawasan TAHURA
SSH tersaji pada Tabel 23.
Tabel 23 Spesies unggulan yang dapat dikembangkan oleh masyarakat
No. Nama lokal Nama ilmiah Potensi yang dapat dikembangkan
1. Gaharu Aquilaria malaccensis Dapat digunakan sebagai bahan baku
industri parfum, kosmetik, hio, dupa
dan dapat dijadikan sebagai bahan
obat-obatan.
2. Pasak bumi Eurycoma longifolia Akarnya berguna sebagai bahan obat.
3. Sendok-sendok Endospermum diadenum Dapat digunakan untuk bahan
kerajinan dan bunganya dapat
dijadikan obat untuk menyembuhkan
tumor.
4. Marpayang Scapium macropodum Kayunya digunakan untuk kayu lapis
dan perabot rumah. Bijinya berguna
untuk mengobati penyakit paru-paru.
5. Kulim Scorodocarpus borneensis Kayunya digunakan untuk perabot
rumah.
Sumber: Yoza (2005)
Dengan adanya potensi tumbuhan berguna yang dapat dikembangkan dan
dibudidayakan oleh masyarakat diharapkan dapat mendatangkan nilai ekonomi
bagi masyarakat sekitar kawasan TAHURA SSH, terutama di desa-desa lain
sekitar kawasan TAHURA SSH. Berbagai tekanan dan gangguan akibat
pembukaan hutan secara liar, pembukaan perkebunan kelapa sawit, illegal
logging, dan perladangan dapat diminimalisir jika masyarakat sekitar kawasan
memiliki mata pencaharian yang menjanjikan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Potensi tumbuhan berguna di TAHURA SSH tergolong cukup tinggi, yakni
sebanyak 135 spesies (52 famili). Sebanyak 68 spesies (51%) dengan 38 famili
merupakan tumbuhan berguna. Kelompok tumbuhan berguna terbanyak adalah
dari tumbuhan obat (44 spesies), diikuti dengan tumbuhan penghasil bahan
bangunan (40 spesies), serta tumbuhan penghasil bahan pangan (26 spesies),
kemudian tumbuhan aromatik (3 spesies), penghasil pakan ternak (3 spesies),
penghasil pestisida nabati (2 spesies), penghasil bahan pewarna dan tannin (5
spesies), penghasil bahan tali, anyaman, dan kerajinan (5 spesies), penghasil
kayu bakar (4 spesies), penggunaan lain (20 spesies), dan untuk keperluan
upacara adat (1 spesies).
2. Pemanfaatan tumbuhan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar TAHURA
SSH tergolong rendah. Sebanyak 99 spesies dari 46 famili tumbuhan yang
dimanfaatkan oleh masyarakat tidak berasal dari dalam kawasan TAHURA
SSH walaupun ada beberapa spesies yang dimanfaatkan oleh masyarakat
tumbuh di dalam kawasan TAHURA SSH.
6.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai potensi tumbuhan berguna di
desa-desa lain sekitar TAHURA SSH, terutama di desa-desa yang memiliki
penduduk lokal.
2. Spesies tumbuhan berguna dapat dijadikan sebagai alternatif dalam kegiatan
restorasi pada area-area yang rusak.
3. Perlu adanya pembudidayaan dan pembibitan terhadap potensi tumbuhan
berguna yang diperoleh terutama 5 spesies unggulan, yaitu gaharu (Aquilaria
malaccensis), pasak bumi (Eurycoma longifolia), sendok-sendok
(Endospermum diadenum), marpayang (Scapium macropodum), dan kulim
(Scorodocarpus borneensis) untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
4. Perlu adanya penyampaian informasi dan pendokumentasian potensi tumbuhan
berguna agar potensi tersebut tidak hilang dan punah.
DAFTAR PUSTAKA
Adfa M. 2005. Survey etnobotani, studi senyawa flavanoid dan uji brine shrimp
beberapa tumbuhan obat tradisional suku Serawai di Provinsi Bengkulu. Jurnal
Gradien 1(1):43-50.
Afriyanti UR. 2007. Kajian Etnobotani dan Aspek Konservasi Sengkubak (Pycnarrhena
cauliflora (Miers.) Diels) di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat [tesis]. Bogor:
Program Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Aggarwal S. 2001. Palaquium Blanco. Di dalam: Boer E., AB. Ella, editor. Plant
Resources of South-East Asia No. 18: Plant Producing exudates. Bogor:
PROSEA.hlm. 89
Aragones EG. Jr, AB. Ella. 2001. Dipterocarpus Gaertn.f. Di dalam. Boer E., AB. Ella,
editor. Plant Resources of South-East Asia No. 18: Plant Producing exudates.
Bogor: PROSEA.hlm. 61
Arafah. 2005. Studi Potensi Tumbuhan Berguna di Kawasan Taman Nasional Bali Barat
[skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.
Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Ardiani RAD. 2012. Potensi Tumbuhan Berguna di Taman Hutan Raya R. Soerjo Kota
Batu, Jawa Timur [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan
dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Atmoko T, Amir Ma’ruf. 2009. Uji Toksisitas dan Skrining Fitokimia Ekstrak
Tumbuhan Sumber Pakan Orangutan Terhadap Larva Artemia salina L. (Toxicity
Testing and Phytocemical Screening of Orangutan Food Extract to Larvae of
Artemia salina L.). Jurnal Pendidikan Hutan dan Konservasi Alam. 6(1): 37-45.
Atok AR. 2009. Etnobotani Masyarakat Suku Bunaq (Studi Kasus di Desa Dirun,
Kecamatan Lamaknen Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur) [skripsi].
Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Fachrul MF. 2008. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Flach M., M. Tjeenk Willink. 1999. Myristica fragrans Houtt. Di dalam: Guzman CC.,
JS. Siemonsma, editor. Plant Resources of South East-Asia No.13:Spices. Bogor:
PROSEA. hlm. 144
Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I-IV. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Terjemahan dari de Nutrige
planten van Indenesie
Hutami R, Indrasti PL, Erni S, Syarifah A. 2003. Pengendalian Hama dengan Pestisida
Nabati pada Sawi. Jakarta: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta.
Ibrahim, SI. Wiselius, SC. Lim. MSM. Sosef. 1995. Cinnamomum sintoc Blume. Di
dalam: Lemmens RHMJ., Soerianegara, WC. Wong, editor. Plant Resources of
51
Inama. 2008. Kajian Etnobotani Masyarakat Suku Marind Sendawi Anim di Kawasan
Taman Nasional Wasur, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua [skripsi]. Bogor:
Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB.
Ipor I. 2001. Madhuca Buch-Ham. Ex J.F. Gmel. Di dalam: Boer E., AB. Ella, editor.
Plan Resources of South-East Asia No.18:Plant Producing exudates. Bogor:
PROSEA. hlm.85
Jansen PCM. 1992. Artocarpus integer (Thumb.) Merr. Di dalam: Coronel, editor. Plant
Resources of South East-Asia No. 2: Edible Fruits and Nuts. Bogor:
PROSEA.hlm. 92
Kardinan A. 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Kochummen KM., RB. Miller, MSM. Sosef. 1995. Canarium L. Di dalam: Lemmens
RHMJ., Soerianegara, WC. Wong, editor. Plant Resources of South-East Asia No.
5(2):Timber Trees:Minor Commercial Timbers. Bogor: PROSEA. hlm. 94
Krebs CJ. 1972. Ecology: The Experimental Analysis of Distribution and Abundance.
New York: Harper & Row Publishing
Kusuma R. 2012. Analisis Ekstrak Kulit Kayu Merah (Shorea leprosula Miq.) Sebagai
Bahan Antibakteri Terhadap Bakteri Eschericia Coli. Mulawarman Scientifie
11(1):1-14
Latiff A. 1997. Kleinhovia hospita L. Di dalam: Hanum IF., LJG. van der Maesen,
editor. Plant Resources of South-East Asia No. 11: Auxiliary plants. Bogor:
PROSEA. hlm. 166
Mian VJY. 2007. Chemical Constituent from Callophyllum inophyllum and Cratoxylum
arborescens and Their Biological Activities [tesis]. Malaysia:Universitas Putra
Malaysia.
Nugraha RB. 2010. Inventarisasi Potensi Tumbuhan di Taman Hutan Raya Inten
Dewata, Sumedang, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB.
Ong HC. 2001. Sindora Miq. Di dalam: Boer E., AB. Ella, editor. Plant Resources of
South-East Asia No. 18: Plant Producing Exudates. Bogor: PROSEA. hlm. 109
Rudjiman, Dwi T. Adriyanti, Indriyatno, Wiyono, Lutfie Fauzie, Ida Nuranida, Rahayu
Saraswati. 2003. Mangifera foetida Lour. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro,
editor. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas
Kehutanan Universitas Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid III.
Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. hlm. 725
Rudjiman, Dwi T. Adriyanti, Indriyatno, Wiyono, Lutfie Fauzie, Ida Nuranida, Rahayu
Saraswati. 2003. Averhoa carambola L. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro,
editor. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas
53
Kehutanan Universitas Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid I.
Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. hlm. 6
Rudjiman, Dwi T. Adriyanti, Indriyatno, Wiyono, Lutfie Fauzie, Ida Nuranida, Rahayu
Saraswati. 2003. Capsicum frutescens L. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro,
editor. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas
Kehutanan Universitas Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid I.
Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. hlm. 41
Rudjiman, Dwi T. Adriyanti, Indriyatno, Wiyono, Lutfie Fauzie, Ida Nuranida, Rahayu
Saraswati. 2003. Imperata cylindrica (L.) Beauv. Di dalam: Oemiyati, Ira DS.,
Soediro, editor. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama
Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya
Jilid I. Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. hlm. 4
Rudjiman, Dwi T. Adriyanti, Indriyatno, Wiyono, Lutfie Fauzie, Ida Nuranida, Rahayu
Saraswati. 2003. Zingiber officinale Roxb. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro,
editor. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas
Kehutanan Universitas Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid II.
Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. hlm. 447
Rudjiman, Dwi T. Adriyanti, Indriyatno, Wiyono, Lutfie Fauzie, Ida Nuranida, Rahayu
Saraswati. 2003. Psidium guajava L. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor.
Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan
Universitas Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid II. Jakarta:
Yayasan Sarana Wana Jaya. hlm. 456
Rudjiman, Dwi T. Adriyanti, Indriyatno, Wiyono, Lutfie Fauzie, Ida Nuranida, Rahayu
Saraswati. 2003. Kaempferia galanga L. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro,
editor. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas
Kehutanan Universitas Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid II.
Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. hlm. 515
Rudjiman, Dwi T. Adriyanti, Indriyatno, Wiyono, Lutfie Fauzie, Ida Nuranida, Rahayu
Saraswati. 2003. Curcuma domestica Val. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro,
editor. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas
Kehutanan Universitas Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid I.
Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. hlm. 165
Rudjiman, Dwi T. Adriyanti, Indriyatno, Wiyono, Lutfie Fauzie, Ida Nuranida, Rahayu
Saraswati. 2003. Morinda citrifolia L. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro,
editor. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas
Kehutanan Universitas Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid I.
Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. hlm. 191
Rudjiman, Dwi T. Adriyanti, Indriyatno, Wiyono, Lutfie Fauzie, Ida Nuranida, Rahayu
Saraswati. 2003. Syzygium polyanthum (Wight) Walp. Di dalam: Oemiyati, Ira
DS., Soediro, editor. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama
54
Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya
Jilid I. Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. hlm. 230
Rudjiman, Dwi T. Adriyanti, Indriyatno, Wiyono, Lutfie Fauzie, Ida Nuranida, Rahayu
Saraswati. 2003. Cymbopogon nardus (L.) Rendle. Di dalam: Oemiyati, Ira DS.,
Soediro, editor. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama
Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya
Jilid I. Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. hlm. 239
Rudjiman, Dwi T. Adriyanti, Indriyatno, Wiyono, Lutfie Fauzie, Ida Nuranida, Rahayu
Saraswati. 2003. Piper betle L. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku
Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan
Universitas Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid I. Jakarta:
Yayasan Sarana Wana Jaya. hlm. 242
Rudjiman, Dwi T. Adriyanti, Indriyatno, Wiyono, Lutfie Fauzie, Ida Nuranida, Rahayu
Saraswati. 2003. Annona muricata L. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro,
editor. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas
Kehutanan Universitas Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid I.
Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. hlm. 248
Rudjiman, Dwi T. Adriyanti, Indriyatno, Wiyono, Lutfie Fauzie, Ida Nuranida, Rahayu
Saraswati. 2003. Saccharum officinarum L. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro,
editor. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas
Kehutanan Universitas Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid II.
Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. hlm. 604
Rudjiman, Dwi T. Adriyanti, Indriyatno, Wiyono, Lutfie Fauzie, Ida Nuranida, Rahayu
Saraswati. 2003. Sterculia cordata Blume. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro,
editor. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas
Kehutanan Universitas Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid II.
Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. hlm. 636
Rudjiman, Dwi T. Adriyanti, Indriyatno, Wiyono, Lutfie Fauzie, Ida Nuranida, Rahayu
Saraswati. 2003. Durio zibethinus Merr. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro,
editor. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas
Kehutanan Universitas Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid I.
Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. hlm. 67
Rudjiman, Dwi T. Adriyanti, Indriyatno, Wiyono, Lutfie Fauzie, Ida Nuranida, Rahayu
Saraswati. 2003. Imperata cylindrica L. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro,
editor. Buku Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas
Kehutanan Universitas Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid I.
Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. hlm. 4
Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid IV. Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. hlm.
1120
Saepudin RJ. 2005. Etnobotani pada Masyarakat Adat Kasepuhan Banten Kidul,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen
Kehutanan, Fakultas Kehutanan IPB.
Saragih GS. 2007. Sikap Masyarakat Kelurahan Pancoran Mas Terhadap Taman Hutan
Raya, Depok [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Seibert B., AT. Salang. 2002. Shorea Roxb. ex Gaertnerf. Di dalam: Vossen HAM, BE.
Umali, editor. Plant Resources of South-East Asia No. 14: Vegetable oils and fats.
Bogor: PROSEA.hlm. 129
Seibert B., AT. Salang. 2002. Isoptera sumatrana. Di dalam: Vossen HAM., BE.
Umali, editor. Plant Resources of South-East Asia No. 14:Vegetable Oils and
Fats. Bogor: PROSEA. hlm. 132
Sidiyasa K, Zakaria, Iwan R. 2006. Hutan Desa Setulang dan Sengayan Malinau,
Kalimantan Timur. Bogor: Center For International Forestry Research (CIFOR).
Simanjuntak P., TM. Ermayanti, Yuli Sulistyowati, Zuraida Sagala, Titi Parwati, Ruth
Ulina L. Tobing. 1996. Penelitian Produk/ Proses Kimia (Laporan). Rintisan
Teknologi Pestisida Alami.
Sosef MSM., SFAJ. Horsten. 1999. Eurycoma Jack. Di dalam: Padua LS., N.
Bunyapraphatsara, RHMJ. Lemmens, editor. Plant Resources of South-East Asia
No. 12(1): Medicinal and Poisonous Plants. Bogor: PROSEA.hlm. 272
Sutarno H. 1996. Paket Modul Partisipatif: Pemberdayaan Jenis Pohon Dalam Sistem
Wanatani. Bogor: Prosea Indonesia-Yayasan Prosea.
Uji. 1992. Baccaurea sp. Di dalam: Coronel, editor. Plant Resources of South East-Asia
No. 2: Edible Fruits and Nuts. Bogor: PROSEA.hlm. 99
Welzen PC., EWM. Verheij. 1992. Nephelium lappaceum L. Di dalam: Verheij EWM.,
RE. Coronel, editor. Plant Resources of South-East Asia No. 2:Edible Fruits and
Nuts. Bogor: PROSEA. hlm. 236
57
Widjaja EA, Uway WM, Sutikno SU. 1989. Tumbuhan Anyaman Indonesia. Jakarta: PT
MELTON PUTRA.
Wolff XY, IP. Astuti, M. Brink. 1999. Zingiber G.R. Boehmen. Di dalam: Guzman, JS.
Siemonsma, editor. Plant Resources of South-East Asia No. 13: Spices. Bogor:
PROSEA.hlm. 235
Zuhud EAM, Ekarelawan, Riswan S. 1994. Hutan Tropika Indonesia sebagai Sumber
Keanekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat dalam Pelestarian
Pemanfaatan Keanekaragaman Tanaman Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor:
Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan IPB-Lembaga Alam
Tropika Indonesia (LATIN).
Zuhud EAM., Siswoyo, Edhi Sandra, Agus Hikmat, Eko Adhiyanto. 2003. Cassia
siamea Lam. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku Acuan Umum
Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas Gajah
Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid IX. Jakarta: Yayasan Sarana
Wana Jaya. hlm. 2732
Zuhud EAM., Siswoyo, Edhi Sandra, Agus Hikmat, Eko Adhiyanto. 2003. Melastoma
malabathricum L. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku Acuan
Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas
Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid VIII. Jakarta: Yayasan
Sarana Wana Jaya. hlm. 2464
Zuhud EAM., Siswoyo, Edhi Sandra, Agus Hikmat, Eko Adhiyanto. 2003. Macaranga
triloba Muell.Arg. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku Acuan
Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas
Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid IX. Jakarta: Yayasan
Sarana Wana Jaya. hlm. 2797
Zuhud EAM., Siswoyo, Edhi Sandra, Agus Hikmat, Eko Adhiyanto. 2003. Baccaurea
kunstleri King. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku Acuan Umum
Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas Gajah
Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid VIII. Jakarta: Yayasan Sarana
Wana Jaya. hlm. 2478
Zuhud EAM., Siswoyo, Edhi Sandra, Agus Hikmat, Eko Adhiyanto. 2003. Artocarpus
elasticus Reinw. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku Acuan Umum
Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas Gajah
58
Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid VIII. Jakarta: Yayasan Sarana
Wana Jaya. hlm. 2298
Zuhud EAM., Siswoyo, Edhi Sandra, Agus Hikmat, Eko Adhiyanto. 2003. Persea
gratissima Gaertn. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku Acuan
Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas
Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid VI. Jakarta: Yayasan
Sarana Wana Jaya. hlm. 1515
Zuhud EAM., Siswoyo, Edhi Sandra, Agus Hikmat, Eko Adhiyanto. 2003.Crinum
asiaticum L. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku Acuan Umum
Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas Gajah
Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid VIII. Jakarta: Yayasan Sarana
Wana Jaya. hlm. 2273
Zuhud EAM., Siswoyo, Edhi Sandra, Agus Hikmat, Eko Adhiyanto. 2003. Hibiscus
rosa-sinensis L. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku Acuan Umum
Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas Gajah
Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid VIII. Jakarta: Yayasan Sarana
Wana Jaya. hlm. 2382
Zuhud EAM., Siswoyo, Edhi Sandra, Agus Hikmat, Eko Adhiyanto. 2003. Coleus
scutellarioides (L.) Benth. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku
Acuan Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan
Universitas Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid VI. Jakarta:
Yayasan Sarana Wana Jaya. hlm. 1593
Zuhud EAM., Siswoyo, Edhi Sandra, Agus Hikmat, Eko Adhiyanto. 2003. Jatropha
curcas L. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku Acuan Umum
Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas Gajah
Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid VIII. Jakarta: Yayasan Sarana
Wana Jaya. hlm. 2345
Zuhud EAM., Siswoyo, Edhi Sandra, Agus Hikmat, Eko Adhiyanto. 2003. Melastoma
candidum D.Don. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku Acuan
Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas
Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid VIII. Jakarta: Yayasan
Sarana Wana Jaya. hlm. 2464
Zuhud EAM., Siswoyo, Edhi Sandra, Agus Hikmat, Eko Adhiyanto. 2003. Cocos
nucifera L.var.viridus. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku Acuan
Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas
Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid VIII. Jakarta: Yayasan
Sarana Wana Jaya. hlm. 2377
Zuhud EAM., Siswoyo, Edhi Sandra, Agus Hikmat, Eko Adhiyanto. 2003. Orthosiphon
aristatus (Bl.). Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku Acuan Umum
Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas Gajah
59
Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid VII. Jakarta: Yayasan Sarana
Wana Jaya. hlm. 2083
Zuhud EAM., Siswoyo, Edhi Sandra, Agus Hikmat, Eko Adhiyanto. 2003. Aloe vera
(L.) Webb. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku Acuan Umum
Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas Gajah
Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid VIII. Jakarta: Yayasan Sarana
Wana Jaya. hlm. 2399
Zuhud EAM., Siswoyo, Edhi Sandra, Agus Hikmat, Eko Adhiyanto. 2003. Azadirachta
indica A. Juss. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku Acuan Umum
Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas Gajah
Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid VII. Jakarta: Yayasan Sarana
Wana Jaya. hlm. 2101
Zuhud EAM., Siswoyo, Edhi Sandra, Agus Hikmat, Eko Adhiyanto. 2003. Carica
papaya L. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku Acuan Umum
Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas Gajah
Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid VI. Jakarta: Yayasan Sarana
Wana Jaya. hlm. 1688
Zuhud EAM., Siswoyo, Edhi Sandra, Agus Hikmat, Eko Adhiyanto. 2003. Areca
catechu L. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku Acuan Umum
Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas Gajah
Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid VIII. Jakarta: Yayasan Sarana
Wana Jaya. hlm. 2433
Zuhud EAM., Siswoyo, Edhi Sandra, Agus Hikmat, Eko Adhiyanto. 2003. Cordiaeum
variegatum (L.) Bl. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku Acuan
Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas
Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid VI. Jakarta: Yayasan
Sarana Wana Jaya. hlm. 1698
Zuhud EAM., Siswoyo, Edhi Sandra, Agus Hikmat, Eko Adhiyanto. 2003. Kalanchoe
pinnata (Lamk) Pers. Di dalam: Oemiyati, Ira DS., Soediro, editor. Buku Acuan
Umum Tumbuhan Obat Indonesia Kerjasama Fakultas Kehutanan Universitas
Gajah Mada dengan Yayasan Sarana Wana Jaya Jilid VIII. Jakarta: Yayasan
Sarana Wana Jaya. hlm. 2473
LAMPIRAN
61
65
Lampiran 2 INP tingkat semai di TAHURA SSH (Lanjutan)
No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah K KR F FR INP
individu (ind/ha) (%) (ind/ha) (%) (%)
26 Kopsia Kopsia pauciflora 9 250 1,030 0,07 1,624 2,654
27 Kulim Scorodocarpus borneensis 4 111 0,457 0,03 0,696 1,153
28 Lalan Santiria laevigata 2 56 0,230 0,02 0,464 0,694
29 Ludai Sapium discolor 1 28 0,115 0,01 0,232 0,347
30 Mahang Macaranga triloba 11 306 1,261 0,04 0,928 2,189
31 Manggis hutan Garcinia bancana 1 28 0,115 0,01 0,232 0,347
32 Marpoyan Rhodamnia cinerea 30 833 3,433 0,2 4,640 8,074
33 Medang Cinnamomum cinereum 52 1444 5,952 0,25 5,800 11,753
34 Medang kepinding Ryparosa javanica 2 56 0,230 0,01 0,232 0,462
35 Medang tajak Cinnamomum iners 1 28 0,115 0,01 0,232 0,347
36 Medang telur Alseodaphne glabra 26 722 2,976 0,1 2,320 5,296
37 Mempening Quercus lucida 2 28 0,115 0,01 0,232 0,347
38 Menjalinan Xantophyllum sp. 14 389 1,603 0,12 2,784 4,387
39 Meranti batu Parashorea aptera 2 56 0,230 0,03 0,696 0,926
40 Merawan Hopea mengarawan 2 56 0,230 0,02 0,464 0,694
41 Merbau Intsia palembanica 2 56 0,230 0,02 0,464 0,694
42 Merimbungan Callerya artopurporea 1 28 0,115 0,01 0,232 0,347
43 Pagar-pagar Ixonanthes reticulata 20 556 2,292 0,14 3,248 5,540
44 Palam kipas Licuala spinosa 3 83 0,342 0,03 0,696 1,038
45 Palam-palaman Curculigo capitulata 20 556 2,292 0,05 1,160 3,452
46 Panai-panai Pimeleodendron griffitianum 15 417 1,719 0,08 1,856 3,575
47 Parak-parak Amoora rubiginosa 22 611 2,518 0,14 3,248 5,767
48 Pasak bumi Eurycoma longifolia 2 56 0,230 0,02 0,464 0,694
49 Pelawan Tristaniopsis obovata 5 139 0,573 0,05 1,160 1,733
50 Perupuk Lophopetalum beccarii 9 250 1,030 0,06 1,392 2,422
66
Lampiran 2 INP tingkat semai di TAHURA SSH (Lanjutan)
No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah K KR F FR INP
individu (ind/ha) (%) (ind/ha) (%) (%)
51 Pesang Quercus argentata 4 111 0,457 0,03 0,696 1,153
52 Petatal Ochanostacchys amentaceae 14 389 1,603 0,03 0,696 2,299
53 Pisang-pisang Poyaltia lateriflora 8 222 0,915 0,06 1,392 2,307
54 Pudu Artocarpus kemando 1 28 0,115 0,01 0,232 0,347
55 Pulai Alstonia scholaris 2 56 0,230 0,02 0,464 0,694
56 Punak Tetramerista glabra 1 28 0,115 0,01 0,232 0,347
57 Raman Bouea oppositifolia 19 528 2,176 0,1 2,320 4,496
58 Rambutan hutan Nephelium cuspidatum 4 111 0,457 0,04 0,928 1,385
59 Randa Randia anysophylla 5 139 0,573 0,04 0,928 1,501
60 Resak Vatica stapfiana 2 56 0,230 0,02 0,464 0,694
61 Ringgit-ringgit Carallia brachiata 4 111 0,457 0,04 0,928 1,385
62 Saga Adenanthera malayana 2 56 0,230 0,02 0,464 0,694
63 Sendok-sendok Endospermum diadenum 4 111 0,457 0,03 0,696 1,153
64 Sengkurat Elaeocarpus beccari 10 278 1,146 0,11 2,552 3,698
65 Sengon Paraserianthes falcataria 3 83 0,342 0,03 0,696 1,038
66 Sindur Sindora leiocarpa 1 28 0,115 0,01 0,232 0,347
67 Taota Pleomele angustifolia 2 56 0,230 0,02 0,464 0,694
68 Tempunik Artocarpus nitidus 43 1194 4,922 0,22 5,104 10,026
69 Tenggek burung Eudia glabra 17 472 1,945 0,08 1,856 3,801
70 Tempurung Baccaurea sumatrana 4 111 0,457 0,04 0,928 1,385
71 Trempinis Sloetia elongata 55 1528 6,298 0,15 3,480 9,779
72 Antidesma montanum 9 250 1,030 0,06 1,392 2,422
67
Lampiran 3 INP tumbuhan bawah di TAHURA SSH
No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah K KR F FR INP
individu (ind/ha) (%) (ind/ha) (%) (%)
1 Akar tuba Derris eliptica 1 28 0,148 0,01 0,649 0,798
2 Anggrek Dendrobium sp. 11 306 1,626 0,02 1,298 2,925
3 Jahe-jahean Zingeber sp. 42 1167 6,204 0,12 7,792 13,997
4 Keduduk Melastoma malabathricum 53 1472 7,826 0,28 18,181 26,008
5 Keladi tikus Thyponium flagelliforme 10 278 1,478 0,01 0,649 2,127
6 Kunyit-kunyitan Phrynium pubinerve 2 56 0,297 0,01 0,649 0,947
7 Paku resam Dicranopteris linearis 180 5000 26,584 0,31 20,129 46,714
8 Pandan-pandanan Pandanus sp. 7 194 1,031 0,06 3,896 4,927
9 Rumput Cyperus sp. 115 3194 16,982 0,02 1,298 18,280
10 Rotan Calamus caesius 56 1556 6,414 0,17 3,944 10,358
11 Sianik Imperata cylindrica 72 2000 10,633 0,04 2,597 13,231
12 Sirih hutan Piper caninum 3 83 0,441 0,03 1,948 2,389
13 Talas-talasan Staurogyne elongata 18 500 2,658 0,05 3,246 5,905
14 Tepus Amomum coccineum 16 444 2,360 0,05 3,246 5,607
15 Macaranga sp. 9 250 1,329 0,02 1,298 2,627
16 Dillenia excelsa 3 83 0,441 0,02 1,298 1,740
17 Litsea firma 1 28 0,148 0,01 0,649 0,798
18 Kleinhovia hospita 2 56 0,297 0,02 1,298 1,596
19 Casearia grewiaefolia 6 167 0,887 0,04 2,597 3,485
20 Buettneria reinwardtii 50 1389 7,385 0,17 11,038 18,424
21 Brucea javanica 1 28 0,148 0,01 0,649 0,798
22 Dacryodes microcarpa 2 56 0,297 0,01 0,649 0,947
23 Uncaria sp. 1 28 0,148 0,01 0,649 0,798
24 Antidesma neurocarpum 3 83 0,441 0,01 0,649 1,090
25 - 5 139 0,739 0,01 0,649 1,388
68
Lampiran 3 INP tumbuhan bawah di TAHURA SSH (Lanjutan)
No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah K KR F FR INP
individu (ind/ha) (%) (ind/ha) (%) (%)
26 Uncaria glabrata 2 56 0,297 0,01 0,649 0,947
27 Tetracera fagifolia 1 28 0,148 0,01 0,649 0,798
28 Akar seperti kelat - 5 139 0,739 0,01 0,649 1,388
69
Lampiran 4 INP pancang di TAHURA SSH
No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah K KR F FR INP
individu (ind/ha) (%) (%) (%)
1 Arang-arang Diospyros pilosanthera 8 36 1,409 0,06 1,232 2,641
2 Bacang Mangifera foetida 6 27 1,057 0,06 1,232 2,289
3 Balam Maddhuca sericea 2 9 0,352 0,02 0,410 0,763
4 Balam durian Maducha sumatrana 3 13 0,509 0,02 0,410 0,919
5 Balam ketawa Palaquium burkii 8 36 1,409 0,07 1,437 2,846
6 Balam putih Palaquium hexandrum 14 62 2,427 0,12 2,464 4,891
7 Balam suntai Palaquium burckii 1 4 0,156 0,01 0,205 0,361
8 Banitan Polyaltthia rumpii 2 9 0,352 0,02 0,410 0,763
9 Belayang Aglaia malaccensis 3 13 0,509 0,03 0,616 1,125
10 Bengkinang Elaeocarpus griffithii 2 9 0,352 0,02 0,410 0,763
11 Bengkinang gunung Elaeocarpus valetonii 5 22 0,861 0,04 0,821 1,682
12 Berangan Castanopsis argentea 9 40 1,566 0,06 1,232 2,798
13 Bintangur Calophylum pulcherrimum 15 67 2,623 0,14 2,874 5,498
14 Gaharu Aquilaria mallacensis 13 58 2,270 0,08 1,642 3,913
15 Gerunggang Cratoxylum arborescens 3 13 0,509 0,03 0,616 1,125
16 Jangkang Xylopia malayana 3 13 0,509 0,03 0,616 1,125
17 Jelutung pipit Kibatalia maingayi 2 9 0,352 0,02 0,410 0,763
18 Kandis Garcinia parvifolia 5 22 0,861 0,05 1,026 1,888
19 Karau Polyalthia glauca 1 4 0,156 0,01 0,205 0,361
20 Kasai Pometia pinnata 1 4 0,156 0,01 0,205 0,361
21 Kedondong Cannarium littorale 26 116 4,541 0,23 4,722 9,264
22 Kelat Syzigium densiflora 36 160 6,264 0,28 5,749 12,014
70
Lampiran 4 INP pancang di TAHURA SSH (Lanjutan)
No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah K (ind/ha) KR F FR (%) INP (%)
individu (%)
23 Kelumpang Sterculia cordata 6 27 1,057 0,03 0,616 1,673
24 Kemenyan Styrax benzoin 1 4 0,156 0,01 0,205 0,361
25 Keredas Archidendron bubalinum 2 9 0,352 0,02 0,410 0,763
26 Keruing Dipterocarpus gracilis 5 22 0,861 0,05 1,026 1,888
27 Kopsia Kopsia pauciflora 6 27 1,057 0,05 1,026 2,083
28 Kuranji Dialium platysepalum 2 9 0,352 0,02 0,410 0,763
29 Lalan Santiria laevigata 6 27 1,057 0,06 1,232 2,289
30 Ludai Sapium discolor 8 36 1,409 0,05 1,026 2,436
31 Mahang Macaranga triloba 22 98 3,837 0,18 3,696 7,533
32 Mahoni Swietenia mahagoni 1 4 0,156 0,01 0,205 0,361
33 Manggis hutan Garcinia bancana 2 9 0,352 0,02 0,410 0,763
34 Marpoyan Rhodamnia cinerea 10 44 1,722 0,11 2,258 3,981
35 Medang Cinnamomum cinereum 17 76 2,975 0,15 3,080 6,055
36 Medang kepinding Ryparosa javanica 1 4 0,156 0,01 0,205 0,361
37 Medang tajak Cinnamomum iners 3 13 0,509 0,03 0,616 1,125
38 Mempening Quercus lucida 4 18 0,704 0,03 0,616 1,320
39 Mendarahan Knema malayana 1 4 0,156 0,01 0,205 0,361
40 Menjalinan Xantophyllum sp. 5 22 0,861 0,04 0,821 1,682
41 Meranti Shorea leprosula 3 13 0,509 0,03 0,616 1,125
42 Meranti batu Parashorea aptera 18 80 3,132 0,13 2,669 5,801
43 Meranti kawang Shorea singkawang 2 9 0,352 0,02 0,410 0,763
71
Lampiran 4 INP pancang di TAHURA SSH (Lanjutan)
No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah K KR F FR INP
individu (ind/ha) (%) (%) (%)
44 Meranti rambai Shorea acuminata 7 31 1,213 0,07 1,437 2,651
45 Merawan Hopea mengarawan 1 4 0,156 0,01 0,205 0,361
46 Merimbungan Callerya artopurporea 3 13 0,509 0,03 0,616 1,125
47 Pagar-pagar Ixonanthes reticulata 19 84 3,288 0,1 2,053 5,342
48 Panai-panai Pimeleodendron griffitianum 10 44 1,722 0,08 1,642 3,365
49 Parak-parak Amoora rubiginosa 19 84 3,288 0,18 3,696 6,985
50 Pasak bumi Eurycoma longifolia 4 18 0,704 0,04 0,821 1,526
51 Pelawan Tristaniopsis obovata 16 71 2,779 0,13 2,669 5,449
52 Perupuk Lophopetalum beccarii 4 18 0,704 0,04 0,821 1,526
53 Pesang Quercus argentata 2 9 0,352 0,02 0,410 0,763
54 Petatal Ochanostacchys amentaceae 19 84 3,288 0,15 3,080 6,369
55 Pisang-pisang Poyaltia lateriflora 16 71 2,779 0,15 3,080 5,860
56 Pudu Artocarpus kemando 1 4 0,156 0,01 0,205 0,361
57 Pulai Alstonia scholaris 1 4 0,156 0,01 0,205 0,361
58 Punak Tetramerista glabra 1 4 0,156 0,01 0,205 0,361
59 Putat Baringtonia racemosa 2 9 0,352 0,02 0,410 0,763
60 Raman Bouea oppositifolia 7 31 1,213 0,06 1,232 2,445
61 Rambai burung Baccaurea stipulate 4 18 0,704 0,03 0,616 1,320
62 Rambutan hutan Nephelium cuspidatum 12 53 2,075 0,11 2,258 4,333
63 Randa Randia anysophylla 4 18 0,704 0,04 0,821 1,526
72
Lampiran 4 INP pancang di TAHURA SSH (Lanjutan)
No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah K KR F FR INP
individu (ind/ha) (%) (%) (%)
64 Rengas Drimycarpus luridus 2 9 0,352 0,02 0,410 0,763
65 Resak Vatica stapfiana 1 4 0,156 0,01 0,205 0,361
66 Ringgit-ringgit Carallia brachiata 6 27 1,057 0,06 1,232 2,289
67 Sendok-sendok Endospermum diadenum 1 4 0,156 0,01 0,205 0,361
68 Sengon Paraserianthes falcataria 3 13 0,509 0,03 0,616 1,125
69 Sengkurat Elaeocarpus beccari 16 71 2,779 0,15 3,080 5,860
70 Sentul Sandoricu koetjapi 1 4 0,156 0,01 0,205 0,361
71 Siluk Gironniera parvifolia 10 44 1,722 0,08 1,642 3,365
72 Simpur Dillenia reticulata 13 58 2,270 0,14 2,874 5,145
73 Sindur Sindora leiocarpa 1 4 0,156 0,01 0,205 0,361
74 Singkawang Isoptera sumatrana 1 4 0,156 0,01 0,205 0,361
75 Tampui Baccaurea kunstleri 15 67 2,623 0,06 1,232 3,855
76 Tempunik Artocarpus nitidus 3 13 0,50 0,02 0,410 0,919
77 Tenggek burung Eudia glabra 18 80 3,132 0,17 3,490 6,623
78 Tepis Polyalthia hypoleuca 26 116 4,541 0,2 4,106 8,648
79 Trempinis Sloetia elongata 6 27 1,057 0,06 1,232 2,289
80 Antidesma montanum 8 36 1,409 0,07 1,437 2,846
73
Lampiran 5 INP tiang di TAHURA SSH
No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah K KR F FR DR INP
Individu (Ind/ha) (%) (%) (%) (%)
1 Akasia Acacia mangium 1 1 0,160 0,01 0,202 0,170 0,532
2 Arang-arang Diospyros pilosanthera 6 7 1,125 0,07 1,414 0,682 3,221
3 Bacang Mangifera foetida 3 3 0,482 0,03 0,606 0,363 1,452
4 Balam ketawa Palaquium burkii 2 2 0,321 0,02 0,404 0,433 1,159
5 Balam putih Palaquium hexandrum 22 24 3,858 0,17 3,434 4,086 11,379
6 Banitan Polyaltthia rumpii 17 19 3,054 0,17 3,434 3,546 10,035
7 Belayang Aglaia malaccensis 4 4 0,643 0,03 0,606 0,680 1,929
8 Bengkinang Elaeocarpus griffithii 2 2 0,321 0,01 0,202 0,326 0,850
9 Bengkinang gunung Elaeocarpus valetonii 12 13 2,090 0,09 1,818 2,528 6,436
10 Berangan Castanopsis argentea 20 22 3,536 0,14 2,828 3,596 9,961
11 Bintangur Calophylum pulcherrimum 12 13 2,090 0,12 2,424 2,265 6,779
12 Cempedak Artocarpus integer 1 1 0,160 0,01 0,202 0,106 0,469
13 Gerunggang Cratoxylum arborescens 7 8 1,286 0,08 1,616 1,537 4,440
14 Jangkang Xylopia malayana 2 2 0,321 0,01 0,202 0,303 0,827
15 Jelutung Dyera costulata 2 2 0,321 0,02 0,404 0,326 1,052
16 Jelutung pipit Kibatalia maingayi 1 1 0,160 0,01 0,202 0,123 0,486
17 Kandis Garcinia parvifolia 2 2 0,321 0,02 0,404 0,417 1,142
18 Karau Polyalthia glauca 9 10 1,607 0,09 1,818 1,778 5,203
19 Kasai Pometia pinnata 1 1 0,160 0,01 0,202 0,193 0,556
20 Kedondong Cannarium littorale 18 20 3,215 0,19 3,838 3,446 10,499
21 Kelat Syzigium densiflora 15 17 2,733 0,14 2,828 2,205 7,766
22 Kelumpang Sterculia cordata 6 7 1,125 0,05 1,010 0,767 2,902
74
Lampiran 5 INP tiang di TAHURA SSH (Lanjutan)
No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah K KR F FR DR INP
Individu (Ind/ha) (%) (%) (%) (%)
23 Kenari Canarium communne 1 1 0,160 0,01 0,202 0,163 0,526
24 Keredas Archidendron bubalinum 2 2 0,321 0,02 0,404 0,266 0,992
25 Keruing Dipterocarpus gracilis 2 2 0,321 0,02 0,404 0,443 1,169
26 Kopsia Kopsia pauciflora 2 2 0,321 0,02 0,404 0,276 1,002
27 Kulim Scorodocarpus borneensis 4 4 0,643 0,04 0,808 1,050 2,502
28 Kuranji Dialium platysepalum 11 12 1,929 0,11 2,222 1,654 5,806
29 Laban Vitex pubescens 2 2 0,321 0,02 0,404 0,356 1,082
30 Lalan Santiria laevigata 3 3 0,482 0,03 0,606 0,640 1,728
31 Ludai Sapium discolor 52 58 9,324 0,23 4,646 8,460 22,431
32 Mahang Macaranga triloba 8 9 1,446 0,06 1,212 1,367 4,026
33 Manggis hutan Garcinia bancana 1 1 0,160 0,01 0,202 0,146 0,509
34 Marpoyan Rhodamnia cinerea 25 28 4,501 0,2 4,040 4,473 13,015
35 Medang Cinnamomum cinereum 19 21 3,376 0,19 3,838 3,833 11,047
36 Medang kepinding Ryparosa javanica 3 3 0,482 0,03 0,606 0,743 1,832
37 Medang tajak Cinnamomum iners 1 1 0,160 0,01 0,202 0,120 0,482
38 Medang telur Alseodaphne glabra 1 1 0,160 0,01 0,202 0,120 0,482
39 Mempening Quercus lucida 2 2 0,321 0,01 0,202 0,443 0,967
40 Mendarahan Knema malayana 9 10 1,607 0,1 2,020 2,168 5,796
41 Menjalinan Xantophyllum sp. 1 1 0,160 0,01 0,202 0,306 0,669
42 Meranti Shorea leprosula 18 20 3,215 0,1 2,020 3,239 8,474
43 Meranti batu Parashorea aptera 9 10 1,607 0,1 2,020 1,654 5,282
44 Meranti kawang Shorea singkawang 5 6 0,964 0,04 0,808 0,900 2,673
75
Lampiran 5 INP tiang di TAHURA SSH (Lanjutan)
No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah K KR F FR DR INP
Individu (Ind/ha) (%) (%) (%) (%)
45 Meranti kunyit Shorea conica 1 1 0,160 0,01 0,202 0,103 0,466
46 Meranti pirang Shorea parvifolia 5 6 0,964 0,04 0,808 0,713 2,486
47 Meranti rambai Shorea acuminata 10 11 1,768 0,1 2,020 2,031 5,820
48 Merawan Hopea mengarawan 1 1 0,160 0,01 0,202 0,133 0,496
49 Merimbungan Callerya artopurporea 3 3 0,482 0,03 0,606 0,523 1,612
50 Pagar-pagar Ixonanthes reticulata 8 9 1,446 0,07 1,414 1,337 4,198
51 Panai-panai Pimeleodendron griffitianum 4 4 0,643 0,03 0,606 0,770 2,019
52 Parak-parak Amoora rubiginosa 11 12 1,929 0,11 2,222 2,081 6,233
53 Pasak bumi Eurycoma longifolia 1 1 0,160 0,01 0,202 0,103 0,466
54 Pelawan Tristaniopsis obovata 2 2 0,321 0,01 0,202 0,236 0,760
55 Perupuk Lophopetalum beccarii 3 3 0,482 0,02 0,404 0,533 1,420
56 Pesang Quercus argentata 10 11 1,768 0,13 2,626 1,714 6,109
57 Petai Parkia speciosa 1 1 0,160 0,01 0,202 0,106 0,469
58 Petatal Ochanostacchys amentaceae 12 13 2,090 0,09 1,818 1,811 5,719
59 Pisang-pisang Poyaltia lateriflora 10 11 1,768 0,1 2,020 1,664 5,453
60 Putat Baringtonia racemosa 1 1 0,160 0,01 0,202 0,120 0,482
61 Raman Bouea oppositifolia 9 10 1,607 0,09 1,818 1,014 4,440
62 Rambutan hutan Nephelium cuspidatum 4 4 0,643 0,02 0,404 0,884 1,931
63 Randa Randia anysophylla 5 6 0,964 0,04 0,808 0,720 2,493
64 Rengas Drimycarpus luridus 2 2 0,321 0,02 0,404 0,290 1,015
65 Resak Vatica stapfiana 4 4 0,643 0,02 0,404 0,406 1,454
66 Ringgit-ringgit Carallia brachiata 7 8 1,286 0,07 1,414 1,391 4,091
67 Saga Adenanthera malayana 1 1 0,160 0,01 0,202 0,170 0,532
76
Lampiran 5 INP tiang di TAHURA SSH (Lanjutan)
No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah K KR F FR DR INP
Individu (Ind/ha) (%) (%) (%) (%)
68 Sendok-sendok Endospermum diadenum 9 10 1,607 0,07 1,414 1,661 4,683
69 Sengkurat Elaeocarpus beccari 10 11 1,768 0,1 2,020 1,948 5,736
70 Sentul Sandoricu koetjapi 1 1 0,160 0,01 0,202 0,103 0,466
71 Siluk Gironniera parvifolia 17 19 3,054 0,14 2,828 2,959 8,841
72 Simpur Dillenia reticulata 7 8 1,286 0,07 1,414 0,980 3,681
73 Tampui Baccaurea kunstleri 19 21 3,376 0,2 4,040 3,479 10,896
74 Taota Pleomele angustifolia 1 1 0,160 0,01 0,202 0,280 0,643
75 Tempunik Artocarpus nitidus 1 1 0,160 0,01 0,202 0,170 0,532
76 Tenggek burung Eudia glabra 9 10 1,607 0,1 2,020 1,551 5,179
77 Tepis Polyalthia hypoleuca 21 23 3,697 0,21 4,242 3,325 11,266
78 Terap Artocarpus elaticus 4 4 0,643 0,04 0,808 0,523 1,974
79 Trempinis Sloetia elongata 7 8 1,286 0,08 1,616 1,441 4,343
77
Lampiran 6 INP pohon di TAHURA SSH
No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah K KR F FR DR INP
Individu (Ind/ha) (%) (%) (%) (%)
1 Akasia Acacia mangium 1 0,3 0,138 0,01 0,154 0,360 0,653
2 Arang-arang Diospyros pilosanthera 6 2 0,857 0,07 1,078 1,039 2,975
3 Bacang Mangifera foetida 10 3 1,426 0,1 1,540 1,510 4,478
4 Balam durian Maducha sumatrana 3 1 0,425 0,03 0,462 0,345 1,233
5 Balam ketawa Palaquium burkii 13 4 1,852 0,12 1,848 1,744 5,446
6 Balam putih Palaquium hexandrum 35 10 4,988 0,31 4,776 5,307 15,072
7 Balam suntai Palaquium burckii 2 1 0,282 0,02 0,308 0,247 0,838
8 Banitan Polyaltthia rumpii 8 2 1,139 0,09 1,386 0,729 3,255
9 Belimbing hutan Sarcoteca griffthii 2 1 0,282 0,02 0,308 1,032 1,623
10 Bengkinang Elaeocarpus griffithii 2 1 0,282 0,02 0,308 0,287 0,877
11 Bengkinang gunung Elaeocarpus valetonii 12 3 1,708 0,09 1,386 1,486 4,581
12 Berangan Castanopsis argentea 18 5 2,565 0,17 2,619 2,521 7,706
13 Bintangur Calophylum pulcherrimum 13 4 1,852 0,13 2,003 1,875 5,731
14 Gerunggang Cratoxylum arborescens 7 2 0,995 0,08 1,232 0,807 3,035
15 Jangkang Xylopia malayana 1 0,3 0,138 0,01 0,154 0,247 0,540
16 Jelutung Dyera costulata 1 0,3 0,138 0,01 0,154 0,081 0,374
17 Kandis Garcinia parvifolia 17 5 2,422 0,11 1,694 1,924 6,041
18 Karau Polyalthia glauca 10 3 1,426 0,1 1,540 0,820 3,788
19 Kedondong Cannarium littorale 31 9 4,418 0,3 4,622 3,153 12,194
20 Kelat Syzigium densiflora 54 15 7,697 0,4 6,163 10,620 24,481
21 Kelumpang Sterculia cordata 6 2 0,857 0,06 0,924 1,101 2,882
22 Kempas Koompasia malaccensis 2 1 0,282 0,02 0,308 0,199 0,789
23 Keruing Dipterocarpus gracilis 3 1 0,425 0,03 0,462 0,342 1,230
78
Lampiran 6 INP pohon di TAHURA SSH (Lanjutan)
No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah K KR F FR DR INP
Individu (Ind/ha) (%) (%) (%) (%)
24 Keruing bulu Dipterocarpus crinitus 1 0,3 0,138 0,01 0,154 0,137 0,429
25 Kulim Scorodocarpus borneensis 5 1 0,713 0,04 0,616 0,575 1,904
26 Kuranji Dialium platysepalum 9 3 1,282 0,1 1,540 1,335 4,159
27 Lalan Santiria laevigata 9 3 1,282 0,1 1,540 2,419 5,243
28 Ludai Sapium discolor 6 2 0,857 0,06 0,924 0,400 2,181
29 Mahang Macaranga triloba 2 1 0,282 0,02 0,308 0,139 0,729
30 Marpayang Scapium macropodum 7 2 0,995 0,08 1,232 1,291 3,519
31 Marpoyan Rhodamnia cinerea 3 1 0,425 0,03 0,462 0,207 1,096
32 Medang Cinnamomum cinereum 18 5 2,565 0,19 2,927 1,634 7,127
33 Medang kepinding Ryparosa javanica 8 2 1,139 0,08 1,232 1,059 3,431
34 Mempening Quercus lucida 4 1 0,569 0,03 0,462 0,597 1,629
35 Mendarahan Knema malayana 13 4 1,852 0,14 2,157 2,658 6,668
36 Meranti Shorea leprosula 12 3 1,708 0,12 1,848 1,698 5,256
37 Meranti batu Parashorea aptera 6 2 0,857 0,06 0,924 1,015 2,796
38 Meranti kawang Shorea singkawang 9 3 1,282 0,07 1,078 0,891 3,252
39 Meranti kunyit Shorea conica 5 1 0,713 0,06 0,924 0,453 2,091
40 Meranti lempung Shorea leprosula 8 2 1,139 0,09 1,386 1,282 3,808
41 Meranti pirang Shorea parvifolia 16 4 2,278 0,18 2,773 2,401 7,453
42 Meranti rambai Shorea acuminata 14 4 1,996 0,13 2,003 1,415 5,414
43 Merimbungan Callerya artopurporea 3 1 0,425 0,02 0,308 0,247 0,981
44 Pagar-pagar Ixonanthes reticulata 9 3 1,282 0,09 1,386 1,298 3,967
45 Panai-panai Pimeleodendron griffitianum 5 1 0,713 0,06 0,924 0,398 2,035
79
Lampiran 6 INP pohon di TAHURA SSH (Lanjutan)
No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah K KR F FR DR INP
Individu (Ind/ha) (%) (%) (%) (%)
46 Parak-parak Amoora rubiginosa 22 6 3,135 0,21 3,235 2,284 8,655
47 Pelawan Tristaniopsis obovata 6 2 0,857 0,07 1,078 1,857 3,793
48 Perupuk Lophopetalum beccarii 12 3 1,708 0,11 1,694 2,645 6,048
49 Pesang Quercus argentata 16 4 2,278 0,16 2,465 1,977 6,721
50 Petatal Ochanostacchys amentaceae 18 5 2,565 0,17 2,619 1,791 6,976
51 Pisang-pisang Poyaltia lateriflora 2 1 0,282 0,02 0,308 0,145 0,736
52 Punak Tetramerista glabra 1 0,3 0,138 0,01 0,154 0,145 0,438
53 Putat Baringtonia racemosa 5 1 0,713 0,06 0,924 0,785 2,422
54 Raman Bouea oppositifolia 16 4 2,278 0,17 2,619 2,061 6,959
55 Rambutan hutan Nephelium cuspidatum 2 1 0,282 0,02 0,308 0,187 0,778
56 Rengas Drimycarpus luridus 2 1 0,282 0,02 0,308 0,393 0,984
57 Resak Vatica stapfiana 2 1 0,282 0,02 0,308 0,236 0,827
58 Ringgit-ringgit Carallia brachiata 6 2 0,857 0,07 1,078 0,855 2,791
59 Saga Adenanthera malayana 6 2 0,857 0,07 1,078 0,594 2,530
60 Sendok-sendok Endospermum diadenum 50 14 7,128 0,23 3,543 9,277 19,949
61 Sengkurat Elaeocarpus beccari 1 0,3 0,138 0,01 0,154 0,061 0,354
62 Siluk Gironniera parvifolia 10 3 1,426 0,1 1,540 0,851 3,818
63 Simpur Dillenia reticulata 8 2 1,139 0,09 1,386 0,754 3,280
64 Sindur Sindora leiocarpa 5 1 0,713 0,06 0,924 0,889 2,526
65 Singkawang Isoptera sumatrana 1 0,3 0,138 0,01 0,154 0,075 0,367
66 Tampui Baccaurea kunstleri 14 4 1,996 0,14 2,157 1,543 5,697
67 Tempunik Artocarpus nitidus 11 3 1,570 0,11 1,694 1,652 4,917
68 Tempurung Baccaurea sumatrana 1 0,3 0,138 0,01 0,154 0,068 0,361
80
Lampiran 6 INP pohon di TAHURA SSH (Lanjutan)
No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah K KR F FR DR INP
Individu (Ind/ha) (%) (%) (%) (%)
69 Tenggek burung Eudia glabra 3 1 0,425 0,02 0,308 0,320 1,054
70 Tepis Polyalthia hypoleuca 8 2 1,139 0,09 1,386 0,643 3,169
71 Terap Artocarpus elaticus 23 6 3,279 0,17 2,619 3,348 9,247
72 Trempinis Sloetia elongata 22 6 3,135 0,21 3,235 3,209 9,580
81
Lampiran 7 Spesies tumbuhan berguna obat di TAHURA SSH
No. Nama lokal Nama ilmiah Famili Bagian Kegunaan Kandungan kimia
yang
digunakan
1 Bacang Mangifera foetida Anacardiaceae Daun Obat sakit Mangiferin, protein, kalsium, fosfor, lemak, vit.C,
darah tinggi akserofol, saponin, flafonoid,polifenol, hepatoflavin,
niasin, dan folasin (Rudjiman et al. 2003)
2 Balam Madhuca sericea Sapotaceae Getah Disengat Resin, 50 % minyak, dan mengandung 0,02-0,14 %
lebah (Ipor 2001)
3 Balam putih Palaquium hexandrum Sapotaceae Getah Disengat Trans-polyisopropen dan resin (Aggarwal 2001)
lebah
4 Bintangur Calophylum pulcherrimum Clusiceae Akar Obat kuat Inophyllum A-E, Callophyloide, dan asam
calophynic (Lemmens 2003)
5 Cempedak Artocarpus integer Moraceae Akar Obat demam Protein 3,5-7 g, lemak 0,5-2 g, karbohidrat 84-87 gr,
serat 5-6 gr, dan abu 2-4 gr (Jansen 1992)
6 Durian Durio zibethinus Bombacaceae Obat demam Protein, karbohidrat, lemak, kalsium, fosfor, sulfur,
natrium, kobal, hepatoflavin, besi, vit. (A dan C)
(Rudjiman et al. 2003)
7 Gaharu Aquilaria mallacensis Thymeleaceae Daun Obat dalam Minyak esensial (Tawan 2003)
8 Gerunggang Cratoxylum arborescens Hypericaceae Getah Obat panu dan Triterpenoid, quinone, dan xanthone (Mian 2007)
koreng
9 Jahe-jahean Zingiber sp. Zingiberaceae Akar Obat sakit Minyak atsiri dan oleoresin (Wolff et al. 1999)
pinggang
10 Johar Cassia siamea Fabaceae Obat malaria Barakol, alkaloid, flavonoid, steroid, antrakinon,
dan tannin (Zuhud et al. 2003)
11 Kasai Pometia pinnata Sapindaceae Daun Obat demam Saponin, flavonoid, dan polifenol (Rudjiman et al.
2003)
12 Kedondong Cannarium littorale Burseraceae Kulit Sembelit Saponin, flavonoid, dan tannin (Kochummen et al.
batang 1995)
13 Keduduk Melastoma malabathricum Melastomataceae Daun Obat luka Aseton, 14 tannin, tetradecanoylyphorbol (Zuhud et
al. 2003)
14 Kelumpang Sterculia cordata Sterculiaceae Obat demam Alkaloid 8-12 % dan zat penyamak (Rudjiman et al.
2003)
15 Keruing Dipterocarpus gracilis Dipterocarpaceae Getah Luka bakar 35 % minyak esensial, 25 % air, dan 40 % solid
residue (Aragones et al. 2001)
16 Kulim Scorodocarpus borneensis Olacaceae Buah Obat cacing Saponin, steroid, dan flavanoid (Sudrajat 2012)
82
Lampiran 7 Spesies tumbuhan berguna obat di TAHURA SSH (Lanjutan)
No. Nama lokal Nama ilmiah Famili Bagian Kegunaan Kandungan kimia
yang
digunakan
17 Laban Vitex pubescens Verbenaceae Kulit Sakit pinggang Steroid, flavanoid, dan karbohidrat (Abdullah
batang et al. 2010)
18 Lalan Santiria laevigata Burseraceae Herba Perawatan setelah Selulosa, lignin, pentosan, abu, dan silica
(Kochummen et al. 1995)
Melahirkan
19 Mahang Macaranga triloba Euphorbiaceae Getah Penawar racun Gom, tanin, asam penyamak (Zuhud et al.
ular 2003)
20 Marpayang Scapium macropodum Sterculiaceae Buah Asma, mencret Alkaloid, saponin, flavanoid, fenolik, steroid
(Atmoko 2009)
21 Medang Cinnamomum cinereum Lauraceae Daun Obat awet muda Sinamilaldehid, sinamilsetat, terpin, dan sineol
(Ibrahim et al. 1995)
22 Mendarahan Knema malayana Myristicaceae Buah Sakit kepala Terpenoid dan flavanoid (Vossen 2002)
23 Meranti Shorea sp. Dipterocarpaceae Daun Obat pilek Terpenoid dan flavanoid (Seibert et al. 2002)
24 Meranti lempung Shorea leprosula Dipterocarpaceae Daun Obat pilek Terpenoid, steroid, kumarin, flavanoid, dan
alkaloid (Kusuma 2012)
25 Paku resam Dicranopteris linearis Gleicheniaceae Daun Sakit gigi 3,8 % tannin, 0,03 % minyak esensial dan
saponin (Praptosuwiryo 2003)
26 Pasak bumi Eurycoma longifolia Simaroubaceae Akar Aprosidiak Quassinoids, tirucallane-type triterpenes (Sosef
et al. 1999)
27 Petai Parkia speciosa Fabaceae Biji Obat kencing Asam amino, thio-proline, β sitosterol,
manis stigmasterol (Wiriadinata et al. 1994)
28 Pisang-pisang Polyaltia lateriflora Annonaceae Akar Sakit gigi Kloroform, isopropil miristat, butil miristat
(Simanjuntak 1997)
29 Pulai Alstonia scholaris Apocynaceae Kulit Obat demam, Carbon tetrachloride, β-D-galactosamine,
batang sakit perut, acetaminophen, Etanol (Teo 2002)
batuk, pelancar
haid
30 Rambutan hutan Nephelium cuspidatum Sapindaceae Daun Sakit tulang Biphenyl ethers, serotonin, triterpenoid
arundoin, cylindrin,
vernenol, isoarborinol, dan aimiarenol (Welzen
et al. 1992)
83
Lampiran 7 Spesies tumbuhan berguna obat di TAHURA SSH (Lanjutan)
No. Nama lokal Nama ilmiah Famili Bagian Kegunaan Kandungan kimia
yang
digunakan
31 Rumput Cyperus sp. Cyperaceae Herba Obat-obatan Saponin, flavanoid, minyak atsiri (Syarif
2003)
32 Sendok-sendok Endospermum diadenum Euphorbiaceae Bunga Anti tumor Lignin, saponin
33 Sianik Imperata cylindrica Poaceae Akar Peluruh air seni Manitol, glukosa, sakarosa, asam malik,
asam citrik, koiksol,
arondoin, silindrin, fernenol, simiarenol, dan
anemonin (Rudjiman et al. 2003)
34 Simpur Dillenia reticulata Dilleniaceae Buah Pilek, sakit perut Flavanoid (Adfa 2005)
35 Sindur Sindora leiocarpa Fabaceae Minyak Obat oles Minyak esensial, oksida sesquiterpen, dan
alkohol sesquiterpen (Ong 2001)
36 Singkawang Isoptera sumatrana Dipterocarpaceae Obat sariawan Terpenoid dan flavanoid (Seibert et al. 2002)
37 Talas-talasan Staurogyne elongata Acanthaceae Obat-obatan Olenane-type triterpen glikosid
(Darmakusuma 2003)
38 Tampui Baccaurea kunstleri Euphorbiaceae Kulit Obat kurap Air 82,3 gr, protein 0,4 gr, sakarosa 7,5 gr,
batang serat 0,2 gr, dan abu 0,5 gr (Uji 1992)
39 Taota Pleomele angustifolia Liliaceae Akar Obat kencing nanah, Saponin dan polifenol (Zuhud et al. 2003)
nyeri lambung,
penangkal bisa/racun
40 Tempunik Artocarpus nitidus Moraceae Kulit Pengganti pinang Flavanoid, aril-benzofuran (Ersam 2004)
41 Terap Artocarpus elaticus Moraceae Daun Obat TBC Saponin, polifenol, dan flavonoid (Zuhud et
al. 2003)
42 Trempinis Sloetia elongata Moraceae Daun KB alami Selulosa, lignin, pentosan, dan abu
(Kemenhut 2010)
43 Dillenia excelsa Dilleniaceae Daun Obat demam dan Selulosa, lignin, pentosan, dan abu (Ruqayah
sakit kepala et al. 1995)
44 Kleinhovia hospita Sterculiaceae Daun Obat gatal, pencuci Cyanogenic dan asam lemak (Latiff 1997)
rambut
84
85
86
87
89
90
91
Lampiran 14 Spesies tumbuhan berguna sebagai bahan pewarna dan tannin di TAHURA SSH
No. Nama lokal Nama ilmiah Famili Habitus
1 Durian Durio zibethinus Bombacaceae Pohon
2 Kelumpang Sterculia cordata Sterculiaceae Pohon
3 Laban Vitex pubescens Verbenaceae Pohon
4 Marpoyan Rhodamnia cinerea Myrtaceae Pohon
5 Taota Pleomele angustifolia Liliaceae Pohon
92
Lampiran 15 Spesies tumbuhan berguna penghasil tali, anyaman, dan kerajinan di TAHURA SSH
No. Nama lokal Nama ilmiah Famili Habitus
1 Gaharu Aquilaria mallacensis Thymeleaceae Pohon
2 Paku resam Dicranopteris linearis Gleicheniaceae Semak
3 Putat Baringtonia racemosa Lecythidaceae Pohon
4 Rotan Calamus caesius Arecaceae Liana
5 Terap Artocarpus elaticus Moraceae Pohon
93
94
Lampiran 17 Spesies tumbuhan berguna untuk keperluan upacara adat di TAHURA SSH
No. Nama lokal Nama ilmiah Famili Habitus
1 Kemenyan Styrax benzoin Styracaceae Pohon
95
98
Lampiran 19 Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat (Lanjutan)
Data spesies yang dimanfaatkan untuk obat
No. Nama lokal Nama ilmiah Famili Habitus Bagian Kegunaan Kandungan kimia
yang
digunakan
10 Jambu biji Psidium guajava Myrtaceae Pohon Buah Mengobati Tanin, saponin, havonoid, eugenol,
demam minyak lemak 6 %, damar 3%, zat
samak, triterpinoid, asam apel,
asam amino, kalsium, fosfor, besi,
belerang, garam-garam mineral, vit.
(A, B1, dan C) (Rudjiman et al.
2003)
11 Jambu merah Psidium sp. Myrtaceae Pohon Buah Obat demam Tannin, saponin, asam amino, besi,
berdarah belerang, garam-garam mineral, vit.
(A, B1, dan C) (Rudjiman et al.
2003)
12 Jarak Jatropha curcas Euphorbiaceae Perdu Daun Mengobati n-l- triakontanol, α-amirin,
panas kamfesterol, stigmast-5-ene-3 beta,
7-α-diol, stigmasterol, β-sitosterol,
iso-viteksin, viteksin, 7-keto-β
sitosterol, tarakserol, dan HCN
(Zuhud et al. 2003)
13 Keduduk Melastoma malabathricum Melastomataceae Perdu Daun Obat sakit gigi Tannin dan aseton (Zuhud et al.
2003)
14 Kelapa Cocos nucifera Arecaceae Pohon Buah Mengobati Minyak lemak, protein, sakarosa,
panas enzim (katalase, oksidae, diastase),
minyak atsiri, lesitin, stigmasterin,
fitosterin, kolin, vit. (A, B, dan C)
dan asam undekanoat (Zuhud et al.
2003)
15 Kencur Kaempfria galanga Zingiberaceae Semak Rimpang Memperlancar 2,4-3,9 % minyak esensial, 25 %
haid etil cinnamat, dan 30 % metil-p-
metoxycinnamat (Rudjiman et al.
2003)
99
Lampiran 19 Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat (Lanjutan)
Data spesies yang dimanfaatkan untuk obat
No. Nama lokal Nama ilmiah Famili Habitus Bagian Kegunaan Kandungan kimia
yang
digunakan
16 Kumis kucing Ortosiphon aristatus Lamiaceae Herba Herba Mengobati sakit 12 % mineral, sinensetin, flavonol
pinggang glycoside, caffeic acid, inositol,
phytosterol, saponin, dan 0,7 %
minyak esensial (Zuhud et al. 2003)
17 Kunyit Curcuma domestica Zingiberaceae Semak Rimpang Mengharumkan Minyak esensial, turmeron, dan
badan sesquiterpen zingiberene (Rudjiman
et al. 2003)
18 Laban Vitex pubescens Verbenaceae Pohon Daun Obat luka Steroid, flavanoid, dan karbohidrat
(Abdullah et al. 2010)
19 Lidah buaya Aloe vera Aspholdelaceae Herba Herba Penyubur Saponin, flavonoid, polifenol, tanin,
rambut barbaloin, iso barbaloin, β-
barbaloin, aleonin, dan damar
(Zuhud et al. 2003)
20 Mahkota dewa Phaleria macrocarpa Thymeleaceae Perdu Buah Obat liver dan Alkaloid, saponin, dan polifenol
kanker (Soeksmanto et al. 2007)
21 Mengkudu Morinda citrifolia Rubiaceae Pohon Buah Obat kanker Minyak karvon, asam kaprilat,
morindadiol, soranydiol, karoten,
asam suksinat, adenin, kolin,
amilase, ergosterol, asamsis dan
trans-5-hidroksi-1-pipekalat
(Rudjiman et al. 2003)
22 Mimba Azadirachta indica Meliaceae Pohon Daun Obat liver dan Margosin, flavanoid, tanin, zat
kanker pahit, senyawa fosfat, kalium,
flavonol, minyak atsiri, gom,
minyak lemak, dan saponin (Zuhud
et al. 2003)
23 Pepaya Carica papaya Caricaceae Pohon Daun Obat malaria Enzim papain, pseudo-karpain,
glikosid, karposida (Zuhud et al.
2003)
100
Lampiran 19 Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat (Lanjutan)
Data spesies yang dimanfaatkan untuk obat
No. Nama lokal Nama ilmiah Famili Habitus Bagian Kegunaan Kandungan kimia
yang
digunakan
24 Pinang Areca catechu Arecaceae Pohon Buah Aprodisiak 0,3-0,6 % alkaloid, red tanin 15 %,
lemak 14 %, kanji, dan resin
(Zuhud et al. 2003)
25 Puring Codiaeum variegatum Euphorbiaceae Perdu Rimpang Mengobati asam Tanin dan zat samak (Zuhud et al.
urat 2003)
26 Rimbang Solanum torvum Solanaceae Perdu Buah Obat sakit mata Solosonin, klorogenin, sisalagenon,
(Vit.A) tervogenin, protein, lemak, kalsium,
fosfor, besi, vit. (A, B1, dan C)
(Rudjiman et al. 2003)
27 Salam Syzigium polyanthum Myrtaceae Pohon Daun Penurun Tanin, flavanoid, minyak atsiri
kolesterol (Rudjiman et al. 2003)
28 Sereh Cymbopogon nardus Poaceae Rumput Herba Mengharumkan Minyak atsiri (Rudjiman et al.
badan 2003)
29 Sirih Piper bettle Piperaceae Liana Daun Antiseptik bagi Minyak atsiri (Rudjiman et al.
wanita 2003)
30 Sirsak Annona muricata Annonaceae Pohon Daun Kanker Protein, kalsium, kalium, fosfor,
vit. A&C, niasin, vitosterol, tanin,
Ca-oksalat dan alkaloid murisin
(Rudjiman et al. 2003)
31 Sidingin Kalanchoe pinnata Crassulaceae Semak Daun Meredakan Saponin, flavanoida, dan tannin
panas (Zuhud et al. 2003)
32 Sitawar Costus speciosus Rubiaceae Herba Daun Meredakan Saponin, flavanoida, dan tannin
panas (Utami et al. 2010)
33 Tebu hitam Saccharum sp. Poaceae Herba Herba Obat Gula, air, sukrosa, glukosa, dan abu
panas/demam (Rudjiman et al. 2003)
34 Bunga katarak - - - Daun Obat sakit mata -
35 Bunga perak - - - Daun Obat sakit mata -
36 Kunyit putih - - - Rimpang Tumor -
37 Petadine - - - Batang Obat luka -
101
Lampiran 19 Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat (Lanjutan)
Data spesies yang dimanfaatkan untuk obat
No. Nama lokal Nama ilmiah Famili Habitus Bagian Kegunaan Kandungan kimia
yang
digunakan
38 Mata paku - - - Daun Mengobati bisul -
102
103