Anda di halaman 1dari 27

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa etil p-metoksisinamat isolat


dari kencur. Isolasi senyawa etil p-metoksisinamat dilakukan pada kondisi refluks
selama 1 jam pada suhu 50oC. Hasil isolasi digunakan metode KLT dan
direkristalisasi. Dengan menggunakan FTIR untuk mengetahui adanya gugus
senyawa Etil p-Metoksisinamat.

Kata Kunci: Etil p-metoksisinamat, kencur, n-heksana, isolasi


ABSTRACT

This study aims to isolate the ethyl p-methoxycinamic isolate compound from
kencur. Isolation of ethyl p-methoxycinamic compound was carried out under
reflux for 1 hour at 50oC. The results of the isolation used TLC method and
recrystallization. By using FTIR to determine the presence of a group of ethyl p-
methoxycinamic compounds.
 
Keywords: Ethyl p-methoxycinamic, kencur, n-hexane, isolation.
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ……………………………………………………………. ii

ABSTRAK ……………………………………………………………... iii

DAFTAR ISI............................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ……………………………………………………… v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................... 1

1.2...................................................................................................

Rumusan Masalah .................................................................... 2

1.3...................................................................................................

Maksud dan Tujuan Penelitian................................................. 2

1.3.1 Maksud Penelitian.............................................................. 2

1.3.2 Tujuan Penelitian ............................................................... 2

1.4 Prinsip Penelitian ............................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 3

2.1 Kencur (Kaemferia Galangan L ) ..................................... 3

2.2 Senyawa Turunan Asam Sinamat ...................................... 5

2.3 Etil p-metoksisinamat ........................................................ 7

2.4 N-heksana .......................................................................... 8

BAB III METODE PERCOBAAN........................................................... 9


3.1 Bahan Penelitian ................................................................. 9

3.2 Alat Penelitian .................................................................... 9

3.3 Prosedur Percobaan............................................................. 9

3.3.1 Isolasi Etil p-metoksisinamat ………………………………….. 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………... 10

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………. 13

5.1 Kesimpulan …………………………………………………… 13

5.2 Saran ………………………………………………………….. 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 14

LAMPIRAN ............................................................................................... 16
DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1. Kandungan senyawa pada rimpang kencur....................................... 5

2. Data FTIR hasil Isolasi Etil p-metoksisinamat.............................. .......12


DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1. Kencur (Kaemferia Galanga L.)...................................................... 4


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

1. Bagan Kerja…….................................................................................. 16

2. Foto Percobaan…………................................................................... 18

3. Spektrum FTIR Senyawa Etil p-metoksisinamat..................................... 19


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Ernawati dan Fairusi pada tahun 2013, bioaktivitas dari turunan

senyawa asam sinamat bergantung pada struktur dan gugus yang

mensubstitusinya. Asam sinamat dan turunannya memiliki gugus karbonil α,β-tak

jenuh sebagai bagian aktif sehingga dapat digunakan sebagai rujukan dalam

mendesain obat antikanker (Mushlihin, 2015).

Senyawa etil p-metoksisinamat berhasil diisolasi dari rimpang kencur

oleh Taufikkurohmah (2005). Hasil isolasi tersebut kemudian dikonversi menjadi

p-metoksisinamil-p-metoksisinamat dengan rendemen hasil reaksi sebesar 1,77%

dan digunakan sebagai kandidat tabir surya. Penelitian lain yang dilakukan oleh

Fahmi (2015) berhasil mengisolasi senyawa etil p-metoksisinamat dan etil

sinamat dari rimpang kencur yang memiliki bioaktivitas sebagai antiinflamasi.

Namun, pada konsentrasi yang sama, senyawa etil p-metoksisinamat memiliki

persentase inhibisi yang lebih besar dibandingkan etil sinamat. Hal ini

mengindikasikan bahwa keberadaan gugus metoksi pada cincin fenil dapat

meningkatkan bioaktivitas senyawa sebagai antiinflamasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut tentang turunan asam sinamat lain yang memiliki bioaktivitas lebih tinggi
dengan cara modifikasi struktur. Pada penelitian ini akan dilakukan isolasi

senyawa etil p-metoksisinamat dari kencur (Kamferia galanga L.). Hasil isolasi

kemudian dikonversi menjadi N-o-tolil-p-metoksisinamamida dengan cara

konversi tidak langsung. Konversi ini dilakukan melalui proses reaksi hidrolisis,

klorinasi dan amidasi. Senyawa target yang terbentuk dipilih untuk mengetahui

aktivitas gugus –OCH3 dan –NHC6H4CH3 yang terikat pada gugus aromatiknya.

Hasil yang terbentuk kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan FTIR.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari percobaan ini adalah :

1. berapa persentase senyawa etil p-metoksisinamat yang dapat diisolasi dari

rimpang kencur?

2. bagaimana karakterisasi dari hasil analisis FTIR pada rimpang kencur

yang diisolasi?

1.3 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.3.1 Maksud Percobaan

Maksud percobaan ini adalah untuk mengetahui proses amidasi etil

p-metoksisinamat isolat kencur serta mengetahui karakterisasi pada etil

p-metoksisinamat dari rimpang kencur menggunakan FTIR.

1.3.2 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan percobaan ini adalah :

1. mengisolasi senyawa etil p-metoksisinamat dari rimpang kencur

2. mengetahui hasil karakterisasi Etil p-metoksisinamat dengan

menggunakan FTIR.
1.4 Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah mengisolasi etil p-metosisinamat dari

rimpang kencur melalui reaksi hidrolisi menggunakan n-heksana dan

dikarakterisasi menggunakan FTIR.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kencur (Kaemferia Galanga L.)

Kencur merupakan tanaman tropis yang banyak dipelihara masyarakat di

Indonesia seperti terlihat pada gambar 5. Tanaman ini dapat digunakan sebagai

obat tradisional. Berdasarkan penelitian, kencur mengandung minyak atsiri yang

mampu menyembuhkan berbagai penyakit seperti batuk, masuk angin, radang

lambung, nyeri, tetanus dan panas dalam (Astuti dkk., 1996). Selain itu, Menurut

Sukmawati (2013), kencur juga memiliki manfaat yang dapat mengobati penyakit

hipertensi, asma, dan kejang otot. Penelitian Hasanah dkk. (2011)

mengungkapkan bahwa ekstrak kencur dapat digunakan sebagai obat

antiinflamasi. Pada penelitian ini, kencur yang digunakan diambil dari dua daerah

yaitu kabupaten Subang dan Kabupaten Sukabumi.

Gholib (2009) telah mengekstrak kencur dengan metode ekstraksi

menggunakan etanol. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya hambat

rimpang kencur ekstrak etanol terhadap jamur Trichophyton mentagrophytes dan

Cryptococcus neoformans. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi

hambat minimal (KHM) pada jamur T. mentagrophytes adalah 0,15% dan 2%

pada jamur C. neoformans. Daya hambat ini disebabkan oleh kandungan senyawa

pada rimpang kencur seperti alkaloid dan minyak atsiri.


Klasifikasi kencur di dalam dunia botani adalah sebagai berikut (Barus,

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Subfamili : Zingiberoideae

Genus : Kaempferia

Spesies : Kaempferia galanga


Gambar 1. Rimpang Kencur
Salah satu kandungan kencur yang paling utama adalah etil p-

metoksisinamat (Nugraha dkk., 2012) yang digunakan sebagai bahan baku parfum

(Chairul, 1996). Senyawa ini diperoleh melalui ekstraksi kencur dengan etanol

panas menghasilkan padatan dengan titik leleh 48-49 oC dan rendemen sebesar

1,11% (Surbakti, 1990). Etil p-metoksisinamat dapat dijadikan sebagai bahan

dasar dalam mensintesis senyawa turunan asam sinamat yang lain karena

memiliki beberapa gugus yang reaktif seperti gugus fenil, olefin, dan ester

(Surbakti, 1990). Beberapa senyawa lain yang terkandung dalam kencur dapat

dilihat pada Tabel 1

Umar dkk. (2012) juga telah mengisolasi metabolit sekunder dari kencur

dengan metode ekstraksi menggunakan petroleum eter, kloroform, metanol dan

air. Ekstraksi menggunakan kloroform memberikan penghambatan tertinggi

sehingga dilanjutkan dengan fraksinasi menggunakan pelarut n-heksana :

kloroform.
2.2. Senyawa Turunan Asam Sinamat

Asam sinamat (Gambar 6) merupakan prekursor yang mengalami

transformasi biogenetik melalui reaksi-reaksi sekunder sehingga menghasilkan

senyawa turunan fenilpropanoid yang lain seperti kumarin, alifenol, dan

propenilfenol (Usman, 2012). Asam sinamat dan turunannya dapat diperoleh

melalui isolasi dan sintesis. Senyawa asam sinamat dan turunannya memiliki

bioaktivitas seperti antiinflamasi, antikanker, dan antioksidan (Pontiki dkk.,

2014). Selain itu, asam sinamat dan turunannya juga memiliki aktivitas sebagai

antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba S. aureus, B. subtilis,

E. coli, dan P. aureugenosa (Minarti dkk., 2014). Riyanto dkk. (2012) telah

berhasil mengisolasi metil sinamat dari minyak laja gowa [Alpinia malaccensis

(Burm f.)] menggunakan alat spinning band distilation column. Metode ini

merupakan suatu teknik pemisahan komponen dari campuran dengan

menggunakan pita berpilin yang terbuat dari teflon atau logam untuk menciptakan

jumlah plate teoritis yang tinggi. Metode ini juga memiliki tingkat efisiensi yang

tinggi sehingga memberikan derajat kemurnian yang tinggi pula. Pada penelitian

ini distilasi dilakukan secara batch pada kondisi tekanan vakum. Proses distilasi

ini menghasilkan fraksi metil sinamat sebanyak 75% dengan kemurnian mencapai

98%. Amalia dkk. (2013) telah mensintesis asam sinamat dari sinamaldehid.

Awalnya, sinamaldehid diisolasi dari batang kayu manis (Cinnamon burmanii)

melalui proses distilasi, kemudian dikonversi menjadi asam sinamat melalui

reaksi oksidasi menggunakan KMnO4 pada kondisi refluks selama 6 jam pada

suhu kamar dengan pelarut dietil eter. Asam sinamat yang terbentuk kemudian

disintesis lebih lanjut menjadi etil sinamat melalui reaksi esterifikasi. Sebelum
melakukan reaksi esterifikasi, asam sinamat direaksikan terlebih dahulu dengan

SOCl2 untuk menghasilkan sinamoil klorida. Sinamoil klorida ini berfungsi untuk

meningkatkan reaktivitas karbonil sehingga mudah bereaksi dengan etanol

membentuk etil asetat. Etil sinamat hasil sintesis menunjukkan bioaktivitas

sebagai antidiabetes dengan IC50 sebesar 215,509 ppm.

2.3 Etil p-Metoksisinamat

Berdasarkan penelitian ini, etil p-metoksisinamat merupakan komponen

utama yang terdapat dalam kencur. Hasil isolasi kemudian diuji bioaktivitasnya

sebagai antiinflamasi. Penelitian serupa dilakukan oleh Fahmi (2015) yang

mengekstraksi kencur menggunakan n-heksana, etil asetat, dan metanol. Senyawa

murni yang dihasilkan adalah etil sinamat dan etil p-metoksisinamat. Etil p-

metoksisinamat memiliki bioaktivitas yang lebih tinggi sebagai antiinflamasi

dibandingkan etil sinamat. Oktil p-metoksisinamat yang merupakan produk trans

esterifikasi dari etil p-metoksisinamat memiliki potensi sebagai pelindung kulit

dari sinar matahari (Hidajati dan Suyatno, 2008). Tabir surya digunakan agar kulit

tidak berwarna coklat apabila terkena sinar matahari. Oktil p-metoksisinamat

adalah senyawa aktif yang dapat ditambahkan pada lotion dan bedak.

Rohma dkk. (2009) telah berhasil mengisolasi etil p-metoksisinamat dari

rimpang kencur dengan cara maserasi menggunakan pelarut n-heksana pada suhu

50oC. Hasil isolasi kemudian dikonversi menjadi isoamil p-metoksisinamat

melalui reaksi transesterifikasi menggunakan isoamil alkohol dan katalis asam

sulfat pada berbagai suhu. Penelitian ini berfungsi untuk mengetahui suhu

optimum dari senyawa hasil sintesis. Ali (2015) mengisolasi etil p-metoksisinamat

dari rimpang kencur dan menghidrolisisnya membentuk asam p-metoksisinamat.


Hasil hidrolisis di modifikasi dengan menggunakan HNO 3 membentuk asam p-

metoksisinamat yang mengandung gugus nitro pada posisi orto. Penambahan

gugus nitro pada posisi orto asam p-metoksisinamat berhasil meningkatkan

aktivitas dari asam p-metoksisinamat sebagai antiinflamasi. Penelitian yang sama

dilakukan oleh Indriyani (2015) yang melakukan modifikasi struktur etil p-

metoksisinamat dengan penambahan gugus nitro menggunakan metode irradiation

microwave. Akan tetapi, penambahan nitro pada posisi orto etil p-metoksisinamat

tidak berhasil meningkatkan aktivitas sebagai antiinflamasi.

2.4. N-heksana

Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia

C6H14. Awalan heks- merujuk pada enam atom karbon yang terdapat pada heksana

dan akhiran –ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang

menghubungkan atom-atom karbon tersebut. N-heksana merupakan jenis pelarut

organik. Fungsi dari heksana adalah untuk mengekstraksi lemak atau untuk

melarutkan lemak, sehingga merubah warna dari kuning menjadi jernih.N-heksan

memiliki titik didih 69˚C sehingga bisa digunakan sebagai pelarut dalam

pemisahan minyak atsiri (Mahmudi, 1997).

Heksana merupakan hasil refining minyak mentah. Komposisi dan

fraksinya dipengaruhi oleh sumber minyak. Umumnya berkisar 50% dari berat

rantai isomer dan mendidih pada 60 – 70˚C. Seluruh isomer heksana dan

sering digunakan sebagai pelarut organik yang bersifat inert karena non-

polarnya. Banyak dipakai untuk ekstraksi minyak dari biji, misal kacang-

kacangan dan flax. Rentang kondisi distilasi yang sempit, maka tidak perlu

panas dan energy tinggi untuk proses ekstraksi minyak. Dalam industri,
heksana digunakan dalam formulasi lem untuk sepatu, produk kulit, dan

pengatapan serta untuk pembersihan. n-heksana juga dipakai sebagai agen

pembersih produk tekstil, meubeler, sepatu dan percetakan (Utomo, 2016).

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah rimpang kencur,

n-heksana, Kertas saring Whatman No. 42, Tissue Roll, dan sunglight.

3.2 Alat Percobaan

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah alat-alat gelas yang

biasa digunakan dilaboratorium, Spektrofotometer FT-IR, Seperangkat alat

refluks, Penyaring Buchner, 2 Labu alas bulat, Uji KLT, Penangas air, dan Neraca

analitik.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Isolasi Etil p-Metoksisinamat

Serbuk kencur ditimbang sebanyak 30 gram dimasukkan kedalam labu

alas bulat. Kemudian, ditambahkan 200 mL n-heksana dan direfluks dalam

penangas air pada suhu 50ºC selama 1 jam. Setelah itu, disaring ke dalam alas

bulat lainnya. Hasil dari saringan, filtrat didistilasi dengan menggunakan

penangas air sampai tersisa sekitar 10 mL dalam larutan. Kemudian, didinginkan


pada suhu kamar. Setelah terbentuk kristal, diuji kemurniannya dengan

menggunakan KLT dan direkristalisasi. Kristal murni yang didapatkan ditimbang

dan dikarakterisasi menggunakan instrumen FT-IR.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Isolasi Etil p-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur

Proses ektraksi etil p-metoksisinamat dapat dilakukan dengan

menggunakan beberapa pelarut seperti etanol, metanol, etil asetat, dan n-heksana.

Salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode refluks

menggunakan n-heksana pada suhu 50oC seperti yang telah dilakukan oleh

Murtina pada tahun 2018. Fungsi dari refluks adalah mempercepat kelarutan

antara n-heksana dengan etil p-metoksisinamat. Kemudian dilakukan Evaporasi

dengan suhu 45 oC dengan kecepatan putaranx 40 rpm, hal ini dilakukan untuk

memisahkan antara pelarut dan juga isolatnya. Hasil isolasi yang diperoleh berupa

kristal putih yang memiliki massa 0,3623 gram dan rendemen sebesar 0,012%.

Kristal etil p-metoksisinamat dapat dilihat pada Gambar 4.1.


Gambar 4.1. Kristal etil p-metoksisinamat

Kristal murni ini juga diuji kemurniannya menggunakan metode KLT (Gambar

4.2) dengan menggunakan kloroform : n-heksana (1 : 9) diperoleh satu spot noda.

Hal ini membuktikan bahwa senyawa tersebut telah murni.

Gambar 4.2 Kromatogram uji kemurnian senyawa etil p-metoksisinamat

Karakterisasi senyawa selanjutnya dilakukan dengan menggunakan

spektrofotometer FT-IR. Spektrum (Lampiran 3 ) memperlihatkan adanya serapan

pada bilangan gelombang 2978,09 cm-1 yang berasal dari vibrasi ikatan C-H

jenuh. Hal ini diperkuat dengan adanya serapan pada bilangan gelombang 1367,53

cm-1 dan 1419,61 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus CH3. Pada bilangan

gelombang 1705,07 cm-1 menunjukkan adanya gugus karbonil ester (C=O).

Keberadaan gugus aromatik ditunjukkan oleh pita serapan pada bilangan

gelombang 3007,02 cm-1 yang didukung oleh adanya serapan pada bilangan
gelombang 1512,19 cm-1 dan 1600,92 cm-1. Serapan pada bilangan gelombang

1629,85 cm-1 menunjukkan adanya gugus C=C olefin, pita serapan ini didukung

oleh adanya serapan trans 1,2-disubstitusi pada bilangan gelombang 952,84 cm-1.

Serapan C-O fenolik muncul pada bilangan gelombang 1251,80 cm-1 dan

serapan C-O metoksi muncul pada bilangan gelombang 1174,65 cm-1. Adanya

pita serapan pada bilangan gelombang 829,39 cm-1 menunjukkan adanya

disubstitusi para pada cincin fenil. Pita-pita serapan yang ada pada spektrum

Lampiran 6 secara singkat dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Data IR hasil isolasi etil p-metoksisinamat

Posisi pita serapan (cm-1) Gugus fungsi


1705,07 C=O ester
2978,09 C-H sp3
1367,53 dan 1419,61 CH3
3007,02 C-H sp2
1512,19 dan 1600,92 C=C aromatik
1629,85 C=C olefin
952,84 1,2-disubtitusi (gugus olefin)
829,39 Aromatic disubtitusi para

Berdasarkan analisis spektrofotometer FT-IR, struktur senyawa yang diperoleh

pada tahap isolasi memiliki gugus yang sesuai dengan gugus yang ada pada

struktur etil p-metoksisinamat.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpilan dari percobaan ini adalah:

1. Gugus fungsi yang terdapat pada kencur adalah C=O ester; C-H sp3; CH3; C-H

sp2 ;C=C aromatik; C=C olefin 1,2-disubtitusi (gugus olefin), dan Aromatic

disubtitusi para.

2. Senyawa etil p-metoksisinamat dapat diisolasi dari rimpang kencur kaempferia

galanga L. menggunakan pelarut n-heksana pada kondisi refluks dengan

rendemen sebesar 0,012%.

5.2 Saran

Saran untuk percobaan ini selanjutnya adalah sebaiknya dilakukan analisis

senyawa menggunkan GC-MS terhadap minyak jahe yang dihasilkan agar dapat

diketahui senyawa-senyawa apa saja yang terdapat dalam rimpang kencur tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Eryanti, Y., Zamri, A., Jasril dan Rahmita, 2010, Sintesis Turunan
2Hidroksikalkon Melalui Kondensasi Claisen-Schmidt dan Uji
Aktivitasnya Sebagai Antimikroba, Jurnal Natur Indonesia, 12(2): 223-
227.

Fahmi, M., 2015, Isolasi dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Senyawa Metabolit
Sekunder dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.), Skripsi tidak
diterbitkan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi
Farmasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Mushlihin, A.A., 2015, Hubungan Kuantitatif Struktur Aktivitas (HKSA) Turunan


Asam Sinamat Terhadap Sel P-388, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi, Jakarta.

Mahmudi, M., 1997, Penurunan Kadar Limbah Sintesis Asam Fosfat


Menggunakan Cara Ekstraksi Cair-Cair dengan Solven Campuran
Isopropanol dan n-Heksan. Semarang: Universitas Diponegoro.

Minarti, Budiana, A., dan Ernawati, T., 2014, Bioaktivitas Turunan Metil
Sinamat terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli, Bacillus aureus,
Bacillus subtilis, Pseudomonas aureugnosa dan Jamur Candida albicans,
Jurnal Kimia Valensi, 1(1): 60-64.

Riyanto, A., Yunilawati, R., dan Nuraeni, C., 2012, Isolasi Metil Sinamat dari
Minyak Atsiri Laja Gowah (Alpinia malaccensis (Burm f.)), Jurnal Kimia
dan Kemasan, 34(2): 237-242.

Surbakti, D., 1990, Isolasi dan Transformasi Etil p-Meetoksisinamat dari


Kaempferia galanga Linn, Tesis tidak diterbitkan, Fakultas Pascasarjana
Institut Teknologi Bandung, Bandung

Taufikkurohmah, T., 2005, Synthesis Of p-Methoxy-Cynnamil-p-


Metoxycinamate From Ethyl p-Methoxycinamat Was Isolated From Dried
Rhizome Kaempferia galanga L. As Sunscreen Compound, Indo. J. Chem,
5(3): 193-197.
Utomo, S., 2016, Pengaruh Konsentrasi Pelarut (N-Heksana) Terhadap Rendemen
Hasil Ekstraksi Minyak Biji Alpukat Untuk Pembuatan Krim Pelembab
Kulit, Konversi, 1(5) : 36-47.

Umar, M.I., Asmawi, M.Z., Sadikun, A., Atangwho, I.J., Yam, M.F., Altaf, R.,
dan Ahmed, A., 2012, Bioactivity-Guided Isolation of Ethyl
pMethoxycinnamate, and Anti-inflammatory Constituent from Kaempferia
galangal L. Extract, Molecules, 17: 8720-8734.

Usman, H., 2012, Dasar-Dasar Kimia Organik Bahan Alam, Dua Satu Press,
Makasssar.
Lampiran 1. Bagan Kerja

A. Preparasi Sampel

Rimpang Kencur

- Dicucii dengan bersih

- Diiris tipis

- Dikeringkan

- Digiling

Serbuk Kencur

B. Isolasi Etil p-Metosisinamat dari Rimpang Kencur

30 gram serbuk kencur

- Dimasukkan ke dalam labu alas bulat.


- Ditambahkan 200 mL n-heksana.
- Direfluks dalam penangas air pada suhu 50ºC selama 1 jam.
- Disaring ke dalam alas bulat yang lain

Residu Filtrat

- Didistilasi dengan menggunakan penangas


air sampai tersisa sekitar 10 mL dalam
larutan.
- Didinginkan pada suhu kamar.

Residu Kristal kotor


- Diuji kemurniannya dengan menggunakan
KLT.
- Direkristalisasi.

Kristal murni

- Ditimbang.
- Dihitung.
- Dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer
FT-IR.

Data
Lampiran 2. Foto Percobaan

Gambar 1. Hasil Refluks Serbuk Kencur

Gambar 2. Kristal Murni Yang didapatkan Setelah di Evaporasi

Gambar 3. Kromatogram uji kemurnian senyawa etil p-metoksisinama


Lampiran 3. Spektrum FT-IR Senyawa Etil p-Metoksisinamat

Anda mungkin juga menyukai