Oleh :
JEPRIADI
08031381924089
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Diusulkan oleh:
JEPRIADI
08031381924089
Telah disetujui
Pembimbing
i
Universitas Sriwijaya
ii
Universitas Sriwijaya
iii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i
SUMMARY............................................................................................................. ii
R.INGKASAN....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR GRAFIK.................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
2.3.1 Selulosa.................................................................................7
2.3.2 Hemiselulosa.........................................................................8
2.3.3 Lignin....................................................................................9
2.5 Fermentasi.....................................................................................11
3.2.1 Alat......................................................................................16
3.2.2 Bahan..................................................................................16
5.1. Kesimpulan..................................................................................34
5.2. Saran.............................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................35
LAMPIRAN41
vi
Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR
vii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR GRAFIK
viii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 7. Hasil Uji Normalitas, dan Uji One Way Anova Terhadap Pengaruh......
Lampiran 16. Uji Normalitas dan Uji One Way Anova Kadar Proksiamat........... 61
ix
Universitas Sriwijaya
x
Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL
xi
Universitas Sriwijaya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tandan kosong kelapa sawit atau (TKKS) adalah limbah padat yang dihasilkan
oleh pabrik kelapa sawit yang jumlahnya sangat besar. Dari pengolahan yang
dihasil setiap 1 ton tandan buah segar dapat menghasilkan 22-23% TKKS setara
dengan 220-230 kg TKKS ( Kurniawan dan Gusmawartati., 2021). Tandan kosong
kelapa sawit merupakan limbah yang memiliki potensi namun banyak yang belum
memanfaatkannya, karena mengandung serat kasar yang cukup tinggi pada saat
ini masih dimanfaatkan sebagai bahan pokok untuk membuat pupuk kompos
(Novita dkk., 2022). Struktur kompleks TKKS merupakan tantangan utama untuk
pemanfaatannya untuk menghasilkan produk yang bermanfaat. Akan tetapi,
TKKS bersifat rekalsitran, karena mengandung lignoselulosa dalam jumlah tinggi
dari limbah pertanian seperti tandan kosong kelapa sawit dapat dimanfaatkan
menjadi produk yang bermanfaat (Nurika et al.,2022)
Sejauh ini TKKS hanya digunakan sebagai pupuk organik, bahan baku
pembuatan kertas (Aznury et al.,2021). Walaupun industri ada yang sudah
memanfaatkan tandan kosong kelapa sawit sebagai pupuk kompos, akan tetapi
untuk waktunya agar menjadi pupuk kompos membutuhkan waktu yang cukup
lama yaitu selama 6 minggu dan biaya pembalikan kompos yang mahal ( Thoriq
dkk., 2022). Membuat kompos dan mendistribusikan kembali TKKS ke dalam
perkebunan mungkin merupakan cara yang baik untuk mengelola limbah TKKS
dari pabrik kelapa sawit, tetapi hanya sedikit dari mereka yang menerapkan skema
pengelolaan ini karena dianggap tidak efektif dari segi biaya. Metode pemanfaatan
TKKS yang lebih tradisional adalah menggunakan TKKS yang dikumpulkan dari
pabrik kelapa sawit sebagai media pertumbuhan (substrat) untuk
membudidayakan jamur secara langsung tanpa perlakuan awal, tetapi metode ini
memiliki efisiensi yang lebih rendah (Triyono et al.,2019).
Bahan yang berserat juga dapat digunakan menjadi pakan ternak. Salah satu
limbah perkebunan yang cukup potensial dan jumlahnya sangat besar serta dapat
diharapkan untuk mengatasi ketersedian pakan adalah limbah pengolahan kelapa
sawit (Azzahra dkk,2022). TKKS terdiri dari 40,37% selulosa, 20,06%
1
Universitas Sriwijaya
2
hemiselulosa dan 23,89% lignin (Isroi et al., 2017). Lignin adalah suatu zat
antinutrisi yang bisa mengikat nutrisi pada pakan sehingga ternak tidak dapat
mencerna dengan baik. Lignin yang berikatan dengan selulosa mengakibatkan
selulosa tidak dapat digunakan oleh hewan ternak. Lignin tersusun dari jaringan
polimer fenolik yang memiliki fungsi mengikat serat selulosa dan hemiselulosa
sehingga strukturnya menjadi kuat (Ardigurnita dkk., 2022).
Jamur tiram putih (P.ostreatus) merupakan salah satu jenis kelompok
mikroorganisme yang memiliki kemampuan memecah lignin dengan baik
dibandingkan dengan mikroorganisme lain. Jamur P ostreatus merupakan
golongan dari white rot fungi yang mempunyai kemampuan mendedgradasi lignin
karena memproduksi enzim lignilolitik ekstraseluler seperti lakase, lignin
periksodase dan mangan periksodase. Diklasifikasikan sebagai jamur pelapuk
putih, jamur tiram (P. ostreatus) merupakan jamur yang dapat dimakan dengan
rasa seperti daging dan mengandung protein nabati yang tinggi (Dirmawanita et
al.,2022). Pembudidayaannya yang membutuhkan biaya yang cukup relative
murah dan bisa membuat kualitas mutu pakan yang rendah menjadi pakan yang
bermutu tinggi. (Azzahra dkk.,2022). Jamur tiram berpotensi tumbuh pada limbah
lignoselulosa seperti tandan kosong sawit (TKKS). Nutrisi seperti karbon (C)
yang dibutuhkan oleh jamur tiram dapat diperoleh pada TKKS yang mengandung
selulosa, hemiselulosa, dan lignin (Dirmawanita et al.,2022)
Dilakukannya metode fermentasi untuk mendapatkan hasil pakan ternak yang
awet dan memiliki nutrisi lebih yang tinggi dari pakan ternak yang tidak
dilakukannya fermentasi (Anugrah dkk., 2020). Fermentasi dapat meningkatan
mutu dari rendah ke mutu yang lebih tinggi dikarenakan pakan yang di fermentasi
akan meningkatkan kandungan nutrisi dan bentuk fisiknya (Rostini dkk,. 2022).
Proses fermentasi dengan mengunakan jamur P.ostreatus cenderung mendegradasi
kandungan lignin dibandingkan kandungan selulosa. Selain itu penurunan kadar
lignin pada tandan kosong kelapa sawit di sebabkan oleh pelepasan enzim aktif
ligninolitik selama fermentasi. Hasil dari fermentasi tandan kosong kelapa sawit
dengan menggunakan jamur P.ostrearus akan di manfaatkan sebagai bahan pakan
ternak untuk pertumbuhan hewan ternak (Sabariyah et al., 2021).
Universitas Sriwijaya
3
Pada penelitian ini dilakukan studi pemanfaatan limbah tandan kosong kelapa
sawit yang difermentasi menggunakan jamur P.ostreatus untuk menghasilkan
pakan ternak yang bermutu dan dapat menjadi alternatif pakan ternak bagi
masyarakat. Selain itu pemanfaatan limbah tandan kosong kelapa sawit menjadi
nutrisi bagi hewan ternak dapat mengurangi kerusakan lingkungan karena
banyaknya limbah tandan kosong yang ada.
Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Universitas Sriwijaya
5
bernilai tinggi ( Utami et al., 2022). Diperkirakan sekitar 100 ton tandan buah
segar (TBS) dapat menghasilkan 20-22 ton tandan kosong kelapa sawit (TKKS),
hemiselulosa dan 32,17 lignin yang tidak larut oleh asam (Torres et al., 2018).
Tandan kelapa sawit (TKKS) termasuk kedalam golongan yang memiliki serat
yang bermutu rendah dengan kandungan lignin yang tinggi swrta memiliki
palatabilitasnya yang rendah. Karena tinggi nya kadar serat kasar pada tandan
kosong kelapa sawit seperti sellulosa 64%, lignin 23% dan kadar protein nya
4,16% menyebabkannya sebagai bahan pakan ternak terbatas.(Akbar.,2018)
Universitas Sriwijaya
6
2.3.1 Selulosa
Selulosa dikenal sebagai salah satu komponen tumbuhan yang berpotensi
untuk menggantikan bahan baku yang tidak terbarukan dan dapat diperoleh dari
berbagai sumber daya alam. Selulosa merupakan tangkai yang melimpah di bumi,
dan dapat diperoleh sekitar 40 – 60 wt di dalam tanaman daripada lignin (10-25
wt) dan hemiselulosa (20-40 wt) menunjukkan struktur kimia dasar selulosa yang
terdiri dari rantai linier unit glukosa yang dihubungkan oleh ikatan glikosidik
dengan molekul OH) yang terletak pada posisi C-2, C-3, dan C-6 [3-4]. Karena
sifatnya yang unik seperti biodegradable, biocompatibility, robustness, dan
hydrophilicity, banyak peneliti menemukan produk berbasis selulosa atau produk
ramah lingkungan yang dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Karena
kandungan gugus hidroksil yang tinggi dalam selulosa, selulosa juga dapat
dimodifikasi menjadi berbagai jenis turunan yang membuat selulosa menjadi
bahan yang paling menonjol terhadap penemuan produk hijau dengan aplikasi
yang luar biasa (Sayakulu and Soloi.,2021).
Universitas Sriwijaya
7
2.3.2 Hemiselulosa
Hemiselulosa merupakan golongan polisakarida non selulosa dan memiliki
kandungan bervariasi dengan komposisi serta struktur molekulnya yang berbeda.
Hemiselulosa ialah polimer yang berada setelah selulosa terdiri dari seperempat
sampai sepertiga dari bahan tanaman. Hemiselulosa bersifat non-kristalin, muda
mengemhang, bukan serat, hidrofilik, sedikit dapat larut dalam air, dan mudah
larut dalam alkali. Hemiselulosa memiliki kontribusi pada ikatan serat karena
hemiselulosa yang bertindak sebagai perekat dalam setiap serat tunggal karena
hemiselulosa memiliki kandungan yang tinggi. (Sulistiyawati.,2022).
Hemiselulosa yang terletak diantara lignin dan juga banyak benang selulosa
di dalamnya. Hemiselulosa merupakan polimer yang terdiri dari 5 jenis gula dan
hemiselulosa adalah polimer gula yang tersusun 20-40 % biomassa. Polisakarida
yang kompleks terjadi karena di dalam dinding terdapat selulosa, gula dengan 6C
(Galaktosa,Glukosa,Mannosa) dan Gula 5C (Xilosa,Arabinosa) yang terdapat
dalam hemiselulosa. Komponen yang banyak terdapat dalam hemiselulosa adalah
xylan, hemiselulosa merupakan senyawa amorf dikarenakan kondisi alaminya
yang mudah terhidrolisis menjadi gula monomernya jika dibandingkan dengan
selulosa. (Kurniawan.,2022).
Universitas Sriwijaya
8
2.3.3 Lignin
Lignin adalah ligneselulosa yang berikatan kuat dengan selulosa dan
hemiselulosa serta merupakan komponen dinding sel yang tidak dapat dicerna.
Ikatan antara lignin dengan selulosa dan hemiselulosa dapat dilonggarkan dengan
adanya asam ataupun basa, yang dapay memudahkan bakteri dalam proses
degradasi zat-zat makanan yang terdapat dalam isi sel tanaman. Asam laktat
adalah salah satu asam yang dapat merenggangkan ikatan lignoselulosa yang di
hasilkan dari proses ensilase, sehingga selulosa dapat dengan mudah di cerna oleh
mikroba rumen. (Sahid dkk.,2022). Lignin, hadir dalam biomassa lignoselulosa,
adalah makromolekul amorf tiga dimensi yang disusun oleh struktur
fenilpropanoid ikatan silang dari sinapil, koniferil dan p-kumaril tangkai yang
menghasilkan syringyl (S), guaiacyl (G) dan p hydroxyphenyl (H) unit lignin,
masing-masing (Torres et al., 2018). Lignin adalah suatu polimer yang sangat
berbeda dan alami dengan struktur molekulnya yang sangat kompleks oleh karena
itu banyak jenis ikatan kimia diantara setiap molekulnya. Fungsi dari lignin yaitu
untuk memberikan kekuatan pada struktural menutup tangkai penghantar air
antara akar yang dihubungkan dengan daun serta melindungi tanaman terhadap
degradasi (Sulistiawati.,2022).
Universitas Sriwijaya
9
Universitas Sriwijaya
10
risiko penyakit seperti penyakit kaki dan mulut (Nakaishi and Takayabu.,2022).
Pakan yang berasal dari hijauan merupakan sumber utama dari ternak ruminansia
sehungga ketika produksi ternak meningkat maka akan meningkatkan pasokan
pakan ternak baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Contoh limbah pertanian
yang menumpuk dan dapat digunakan sebagai sumber pakan alternatif (Susanti et
al.,2022). Limbah hijaun yang bisa menjadi alternatif untuk pakan ternak adalah
limbah tanaman sawit yang sangat banyak memiliki potensi yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak seperti daun,pelepah,tandan
kosong,cangkang,serabut buah,batang,dan bungkil kelapa sawit. Limbah tersebut
mengandung bahan kering,protein kasar,dan serat kasar yang memiliki nilai
nutrisi yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar pakan ternak ruminansia.
Untuk menjadikan pakan ternak perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu
seperti fermentasi untuk meningkatkan nilai nutrisi serta menurunkan kadar serat
kasarnya (Novita dkk.,2022).
2.5 Fermentasi
Proses fermentasi merupakan aktivitas metabolisme dari mikroba yang
membuat substrat organik menjadi produk bernilai tinggi (Putri dkk., 2023).
Fermentasi adalah suatu aplikasi metabolisme mikroba untuk mengubah suatu
bahan baku menjadi sebuah produl yang bermutu dan bernilai jual tinggi,
contohnya asam-asam organik, protein . tunggal, antibiotik dan biopolimer.
Substrat yang biasa digunakan pada proses fermentasi skala industri yaitu substrat
sebagai bahan karbon. Fermentasi secara teknik di artikan sebagai suatu proses
oksidasi anaerobik atau parsial anaerobik dari karbohidrat yamg akan
menghasilkan alkohol dan beberapa asam (Ropiah,2010). Fermentasi adalah
proses transformasi, baik secara material dan simbolis, karena kerja mikroba
seperti bakteri,kapang dan khamir. Bagi masyarakat fermentasi digabungkan
dengan pengomposan sehingga bioma tanah dapat di perbanyak untuk
penyemaian benih selanjutnya (Hey.,2020).
Proses fermentasi mikroba yang memproduksi mikroorganisme pada bahan
organik yang lembab,padat dan tidak larut yang menyediakan sumber nutrisi bagi
pertumbuhan mikroorganisme dengan tidak adanya atau hampir tidak adanya air
yang mengalir bebas disebut fermentasi keadaan padat. Penggunaan
Universitas Sriwijaya
11
Universitas Sriwijaya
12
Universitas Sriwijaya
13
Universitas Sriwijaya
14
kapas batang dan kertas) dan ini benar-benar akan berkontribusi pada kandungan
nutrisi jamur (Zubairi et al., 2022).
Universitas Sriwijaya
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Universitas Sriwijaya
17
dikurangkan dengan hasil setelah cawan dan sampel di furnace dan dapatlah nilai
e.
b−c
Kadar Hemiselulosa (%) = %KA= a ×100%
c−d
Kadar Selulosa (%) = %KA= a ×100%
d−c
Kadar Lignin (%) = %KA= a ×100%
Universitas Sriwijaya
18
10-15 ml H3BO3 dan 3 tetes indikator merah. Dilakukan destilasi sampai diperoleh
destilat kira-kira 20 ml. Blanko dibuat dengan menggunakan 0,01 H2SO4.
Kandungan protein kasar dihitung dengan rumus :
(ml titran ‒ ml blanko) × Normalitas H2SO4 ×14,007
%PK = × 100%
Berat sampel (mg)
% PK = % N х faktor konversi
Keterangan : faktor konversi untuk makanan ternak adalah 6, 25
Universitas Sriwijaya
19
Universitas Sriwijaya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
20
Universitas Sriwijaya
21
30.00%
26.56% 26.81% 25.90% 26.34%
25.38%
25.00%
Kadar Hemiselulosa
10.00%
5.00%
0.00%
1% 2% 3% 4% 5%
Inokulasi
Hari ke -10 Hari ke-20 Hari ke-30
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
1% 2% 3% 4% 5%
Inokulasi
Hari ke -10 Hari ke-20 Hari ke-30
Universitas Sriwijaya
22
18.00%
15.52% 15.29% 15.53%
16.00% 14.76% 14.80%
Kadar Lignin 14.00%
12.00% 10% 9% 10%
10.00% 9% 9%
8.00%
6.00%
4.00% 3.37% 3.41% 3.11% 3.00%
2.34%
2.00%
0.00%
1% 2% 3% 4% 5%
Inokulasi
Hari ke -10 Hari ke-20 Hari ke-30
Universitas Sriwijaya
23
Universitas Sriwijaya
24
30.00%
26.56% 26.81% 25.90% 26.34%
25.38%
25.00%
Kadar Hemiselulosa
10.00%
5.00%
0.00%
1% 2% 3% 4% 5%
Inokulasi
Hari ke -10 Hari ke-20 Hari ke-30
memiliki kemampuan mendegradasi lignoselulosa lebih spesifik jika
dibandingkan dengan mikroorganisme lain. Menunjukkan pengaruh penambahan
jamur tiram putih (P.ostreatus) terhadap pakan ternak terfermentasi.
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
1% 2% 3% 4% 5%
Inokulasi
Hari ke -10 Hari ke-20 Hari ke-30
Universitas Sriwijaya
25
18.00%
15.52% 15.29% 15.53%
16.00% 14.76% 14.80%
14.00%
12.00%
Kadar Lignin
10% 10%
10.00% 9% 9% 9%
8.00%
6.00%
4.00% 3.37% 3.41% 3.11% 3.00%
2.34%
2.00%
0.00%
1% 2% 3% 4% 5%
Inokulasi
Hari ke -10 Hari ke-20 Hari ke-30
Universitas Sriwijaya
26
Berdasarkan tabel uji diatas persentase kadar air fermentasi tandan kosong
kelapa sawit menggunakan jamur tiram putih (pleurotus ostreatus) menunjukkan
bahwa kadar air yang terdapat dalam tkks sebelum dan setelah fermentasi
menunjukkan hasil yang sesuai dengan kadar air maksimal untuk pakan ternak
jenis ruminansia yaitu <14% sesuai dengan SNI 3148.2:2009. P0 memiliki nilai
kadar air paling tinggi sebesar 112,11±0,19 dan bahan kering paling rendah
Universitas Sriwijaya
27
Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan untuk mengetahui kadar protein
kasar dari tandan kosong kelapa sawit terfermentasi menggunakan jamur tiram
putih (P.ostreatus) menunjukkan perbedaan dimana P0 adalah tandan kosong
kelapa sawit yang sebelum fermentasi memiliki kadar protein kasar paling rendah
dengan hasil 8,64±0,13 dibandingkan dengan setelah fermentasi yang dengan.
penambahan urea memiliki kadar protein kasar paling tinggi dengan 21,69±0,08
dan tanpa urea memiliki kadar protein kasar sebesar 17,52±0,08 %. Hasil ini
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Balo dkk (2022) untuk kadar
protein kasar yang diperoleh sebesar 7,76%-9,26%.
4.5.3 Lemak Kasar
Hasil uji proksiamat lemak kasar dari tandan kosong kelapa sawit
terfermentasi jamur tiram putih (P.ostreatus) dapat dilihat pada Tabel 4. dibawah
ini.
Universitas Sriwijaya
28
Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan terhadap kadar proksiamat serat
kasar dari tandan kosong kelapa sawit terfermentasi menggunakan jamur tiram
putih (P.ostreatus) menunjukkan hasil yang berbeda-beda P0 merupakan tandan
kosong kelapa sawit sebelum di fermentasi menunjukkan kadar lemak kasarnya
rata-rata±SD 3,95±0,11, untuk DU tandan kosong kelapa sawit setelah fermentasi
dengan penambahan urea menunjukkan hasil paling rendah yaitu dengan rata-
rata±SD 1,80±0,03 dan TU tandan kosong kelapa sawit setelah fermentasi tanpa
urea menunjukkan hasil rata-rata±2,71±0,11. Dari hasil yang dilakukan memilki
sedikit perbedaan dengan hasil penelitian yang dilakukan Haq dkk (2018) untuk
penurunan kadar lemak kasar kisaran 2,21%-3,23%. Menurut Ditjen PKH Standar
Nasional Indonesia (SNI) (2009) kadar lemak kasar untuk ternak ruminansia
maksimal sehesar 6% dari total bahan (SNI 31482.2:2009). Maka dari hasil uji
yang telah dilakukan untuk tiga parameter tersebut memiliki hasil yang masih
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk pakan ternak ruminansia.
Hal ini akibat dari tidak banyaknya proses pemecahan lemak menjadi asam lemak
pada saat fermentasi.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ginting (2019) untuk kadar
lemak kasar cenderung mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Apabila
kadar lemak kasar tinggi akan mengakibatkan ketengikan akibatnya mengurangi
lamanya waktu simpan pakan ternak tersebut (Haq dkk., 2018).
Universitas Sriwijaya
29
Rata-rata±SD
Sampel Kadar Abu (%)
P0 11,45 ±0,18
DU 9,51 ±0,12
Universitas Sriwijaya
30
TU 10,23 ±0,06
Keterangan:P0 = Sebelum fermentasi, DU = Setelah fermentasi dengan urea,
TU=Setelah fermentasi tanpa urea.
Berdasarkan hasil uji terhadap kadar abu didapatkan nilai P0 tandan kosong
kelapa sawit sebelum di fermentasi rata-rata±SD 11,45±0,18, DU dan TU setelah
fermentasi dengan penambahan urea dan tanpa urea rata-rata±SD 9,51±0,12 dan
10,23±0,06. Hal ini berbeda dengan hasil kadar abu dari penelitian yang dilakukan
Haq dkk 6,64%7,17% (2018) dimana kadar abu yang didapatkan sebesar Dalam
penelitian yang dilakukan Haq dkk (2018) kadar abu dan kadar serat kasar
memiliki hubungan yang positif, kadar serat yang tinggi akan mempengaruhi
besarnya kadar abu bahan. Kadar abu untuk kandungannya tergantung dari
komposisi bahan dan penggabungannya. Tingginya kadar abu pada P0 atau
sebelum fermentasi akibat dari penurunan bahan organik karena mikroorganisme
sudah bekerja menggunakan bahan organik yang ada pada pakan. Sedangkan DU
dan TU mengalami penurunan kadar abu karena setelah fermentasi selama 30 hari
karena meningkatnya bahan organik karena adanya proses degradasi bahan
disebabkan oleh mikroorganisme. Menuru DitjenPKH (2009) Standar Nasional
Indonesia (SNI) kadar abu ternak ruminansia maksimal 12% dari selururuh bahan
(SNI 3182.2:2009).
Universitas Sriwijaya
31
DU 53,20 ±0,02
TU 52,91 ±0,11
Keterangan:P0 = Sebelum fermentasi, DU = Setelah fermentasi dengan urea,
TU=Setelah fermentasi tanpa urea.
Universitas Sriwijaya
BAB V
5.1. Kesimpulan
1. Fermentasi dengan hari ke-30 memiliki waktu pemurunan kadar lignin dan
hemiselulosa serta peningkatan kadar selulosa dengan signifikan
dibuktikan dengan menunjukan hasil signifikan dengan p < 0,05.
2. Penambahan urea memiliki pengaruh terhadap proses fermentasi pada
kandungan lignoselulosa dan kadar proksiamat dengan hasil yang
signifikan itu pada protein kasar dengan rata-rata±SD sebesar 21,68±0,23.
3. Pengaruh penambahan inokulum jamur tiram putih (P.Ostreatus) memiliki
pengaruh terhadap kadar lignoselulosa menunjukkan penurunan untuk
kadar lignin pada inokulum 3% dan peningkatan kadar selulosa pada
inokulum 3% dibuktikan dengan uji normalitas dan uji anova one way
menunjukkan hasil signifikan dengan p<0,05.
5.2. Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan perlu dilakukan penelitian yang lebih
lanjut untuk mengetahui pemanfaatan limbah TKKS untuk dijadikan pakan ternak
dengan cara fermentasi menggunakan jamur (P.Ostreatus) yang memiliki
kandungan nutrisi yang tinggi.
32
DAFTAR PUSTAKA
Azzahra, Y. R., Toharmat, T. and Prihantoro, I. (2022) .Evaluasi Ciri Fisik Media
Terfermentasi Jamur Pleurotus ostreotus sebagai Pakan Ternak Alternatif
bagi Ruminansia., Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 27(3), 351–358.
Balo., dkk (2022). Pengaruh lama ensilase terhadap kandungan bahan kering
(BK), bahan organik (BO), protein kasar (PK) sorgum varietas pahat ratun
ke-1 sebagai pakan ruminansia., Jurnal Peternakan Sam Ratulangi, 42(1),
78-82.
33
34
Dimawarnita, F. Et Al. (2022) ‘The Utilization Of Oil Palm Empty Fruit Bunches
For Growth Of Oyster Mushroom’, Agrivita, 44(1), Pp. 165–177.
Gonzales, R. R., Kim, J. S. and Kim, S. H. (2019) .Optimization of dilute acid and
enzymatic hydrolysis for dark fermentative hydrogen production from the
empty fruit bunch of oil palm., International Journal of Hydrogen Energy,
2191–2202.
Universitas Sriwijaya
35
Sabariyah, S. et al. (2021) .The nutritional value enhancement of oil palm empty
fruit bunches as animal feed using the fungus coprinus comatus, with
Universitas Sriwijaya
36
SNI 31482:2. (2009). Standar Nasional Indonesia (SNI) Kadar Proksiamat Pakan
Ternak Ruminansia. Badan Standar Nasional Indonesia.
SNI 0492. (2008). Metode Standar Nasional Indonesia (SNI) Kadar Hemiselulosa,
Selulosa, dan Lignin. Badan Standar Nasional Indonesia.
Universitas Sriwijaya
37
Zevallos Torres, L. A. et al. (2021) .Lignin from oil palm empty fruit bunches:
Characterization, biological activities and alication in green synthesis of
silver nanoparticles., International Journal of Biological
Macromolecules, 167, 1499–1507.
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
38
39
- dihaluskan kembali
menggunakan blender/
chopper
Uji Kadar Lignoselulosa
dan Kadar Proksiamat
Universitas Sriwijaya
40
Universitas Sriwijaya
41
Volume Titran = 1 ml
Blangko = 0,5 ml
Normalitas H2SO4 = 0,01 ml
BST N = 14,007
Berat Sampel = 2 gram
(1-0,5) × 0,01 × 14,007
%PK = × 100%
2
%PK = 3,50%
%PK x Konversi N = 3,50 % x 6,25
%PK = 21,88%
5. Penentuan Lemak Kasar
Berat Sampel = 2 gram
Berat Setelah Labu Kosong = 160,0381 gram
Berat Setelah Dikeringkan = 160,0749 gram
Universitas Sriwijaya
42
Universitas Sriwijaya
43
1 2 3 1 2 3 1 2 3
34,50
3 TU 26,33 26,38 25,71 32,51 32,38 15,10 15,12 14,98
Universitas Sriwijaya
44
1 2 3 1 2 3 1 2 3
18,58
TU 5 18,49 18,39 34,47 34,52 34,42 10,26 10,30 10,41
Universitas Sriwijaya
45
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 DU 16,59 17,58 15,18 39,31 38,79 38,39 3,49 3,28 3,14
Universitas Sriwijaya
46
Lampiran 6. Hasil uji normalitas, homogenitas dan uji one way anova
pengaruh waktu fermentas hari ke-10 dengan penambahan urea terhadap
kadar lignoselulosa
Uji normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
uji Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
y hemiselulosa .197 5 .200* .959 5 .801
selulosa .279 5 .200* .841 5 .168
lignin .242 5 .200 *
.822 5 .122
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Note : Dasar pengambilan keputusan : nilai sig. < 0.05 (rata-rata berbeda), nilai
sig > 0.05 rata-rata sama
Hasil : karena nilai signifikansi yang dimiliki adalah 0 dimana nilai ini < 0.05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata ketiga pengujian yang dilakukan
berbeda secara signifikan.
Universitas Sriwijaya
47
Lampiran 7. Hasil uji normalitas, homogenitas dan uji one way anova
pengaruh waktu fermentas hari ke-10 tanpa penambahan ureai terhadap
kadar lignoselulosa
Uji normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
uji Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Z hemiselulosa .280 5 .200 *
.846 5 .182
selulosa .203 5 .200* .929 5 .590
lignin .186 5 .200* .942 5 .677
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
ANOVA
z
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .077 2 .039 8261.709 .000
Within Groups .000 12 .000
Total .077 14
Note : Dasar pengambilan keputusan : nilai sig. < 0.05 (rata-rata berbeda), nilai
sig > 0.05 rata-rata sama
Hasil : karena nilai signifikansi yang dimiliki adalah 0 dimana nilai ini < 0.05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata ketiga pengujian yang dilakukan
berbeda secara signifikan.
Universitas Sriwijaya
48
Lampiran 8. Hasil uji normalitas, homogenitas dan uji one way anova
pengaruh waktu fermentas hari ke-20 degan penambahan ureai terhadap
kadar lignoselulosa
Uji normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Uji Statistic df Sig. Statistic df Sig.
y Hemiselulosa .217 5 .200 *
.934 5 .623
Selulosa .245 5 .200 *
.888 5 .349
Lignin .240 5 .200* .906 5 .441
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
ANOVA
y
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .172 2 .086 16325.779 .000
Within Groups .000 12 .000
Total .172 14
Note : Dasar pengambilan keputusan : nilai sig. < 0.05 (rata-rata berbeda), nilai
sig > 0.05 rata-rata sama
Hasil : karena nilai signifikansi yang dimiliki adalah 0 dimana nilai ini < 0.05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata ketiga pengujian yang dilakukan
berbeda secara signifikan.
Universitas Sriwijaya
49
Lampiran 9. Hasil uji normalitas, homogenitas dan uji one way anova
pengaruh waktu fermentas hari ke-20 tanpa penambahan ureai terhadap
kadar lignoselulosa
Uji normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
uji Statistic df Sig. Statistic df Sig.
z hemiselulosa .184 5 .200 *
.921 5 .537
selulosa .289 5 .200* .839 5 .163
lignin .247 5 .200* .842 5 .171
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Uji ANOVA
ANOVA
z
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .155 2 .077 17118.599 .000
Within Groups .000 12 .000
Total .155 14
Note : Dasar pengambilan keputusan : nilai sig. < 0.05 (rata-rata berbeda), nilai
sig > 0.05 rata-rata sama
Hasil : karena nilai signifikansi yang dimiliki adalah 0 dimana nilai ini < 0.05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata ketiga pengujian yang dilakukan
berbeda secara signifikan
Universitas Sriwijaya
50
Lampiran 10. Hasil uji normalitas, homogenitas dan uji one way anova
pengaruh waktu fermentas hari ke-30 dengan penambahan ureai terhadap
kadar lignoselulosa
Uji normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
uji Statistic df Sig. Statistic df Sig.
y hemiselulosa .228 5 .200* .946 5 .712
selulosa .301 5 .156 .900 5 .408
lignin .256 5 .200 *
.863 5 .239
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
ANOVA
y
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .328 2 .164 8345.650 .000
Within Groups .000 12 .000
Total .328 14
Note : Dasar pengambilan keputusan : nilai sig. < 0.05 (rata-rata berbeda), nilai
sig > 0.05 rata-rata sama
Hasil : karena nilai signifikansi yang dimiliki adalah 0 dimana nilai ini < 0.05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata ketiga pengujian yang dilakukan
berbeda secara signifikan.
Universitas Sriwijaya
51
Lampiran 11. Hasil uji normalitas, homogenitas dan uji one way anova
pengaruh waktu fermentas hari ke-30 tanpa penambahan urea terhadap
kadar lignoselulosa
Uji normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
uji Statistic df Sig. Statistic df Sig.
z hemiselulosa .222 5 .200 *
.889 5 .354
selulosa .119 5 .200* .999 5 .999
lignin .304 5 .147 .859 5 .225
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
ANOVA
z
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .312 2 .156 20569.037 .000
Within Groups .000 12 .000
Total .313 14
Note : Dasar pengambilan keputusan : nilai sig. < 0.05 (rata-rata berbeda), nilai
sig > 0.05 rata-rata sama
Hasil : karena nilai signifikansi yang dimiliki adalah 0 dimana nilai ini < 0.05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata ketiga pengujian yang dilakukan
berbeda secara signifikan
Universitas Sriwijaya
52
Universitas Sriwijaya
53
Universitas Sriwijaya
54
1 2 3 Rata-rata
±SD
Universitas Sriwijaya
55
Universitas Sriwijaya
56
Universitas Sriwijaya
57
Universitas Sriwijaya
58
Universitas Sriwijaya
59
Lampiran 19. Uji normalitas dan one way anova terhadap kandungan
proksiamat
Uji normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
X Statistic df Sig. Statistic df Sig.
parameter bahan kering .190 3 . .997 3 .903
kadar air .202 3 . .994 3 .851
kadar protein .260 3 . .958 3 .608
kadar lemak .346 3 . .837 3 .206
serat kasar .341 3 . .847 3 .233
kadar abu .234 3 . .978 3 .717
BETN .334 3 . .860 3 .268
a. Lilliefors Significance Correction
Uji anova
ANOVA
parameter
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 18932.186 6 3155.364 300.633 .000
Within Groups 146.940 14 10.496
Total 19079.126 20
Note : Dasar pengambilan keputusan : nilai sig. < 0.05 (rata-rata berbeda), nilai
sig > 0.05 rata-rata sama
Hasil : karena nilai signifikansi yang dimiliki adalah 0 dimana nilai ini < 0.05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata ketiga pengujian yang dilakukan
berbeda secara signifikan
Universitas Sriwijaya
60
Lampiran 21. Peremajaan jamu tiram putih (P.Ostreatus) dengan media PDA
dan pembuatan inokulum jamur tiram putih (P.Ostreatus) dengan media
dedak
Universitas Sriwijaya
61
Universitas Sriwijaya
62
Universitas Sriwijaya