Askep Hepatomegali
Askep Hepatomegali
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1.2 Etiologi
Belum diketahui penyebab penyakit ini secara pasti, tapi dari kajian epidemiologi dan
biologi molekuler di Indonesia sudah terbukti bahwa penyakit ini berhubungan erat dengan
sirosis hati, hepatitis virus B aktif ataupun hepatitis B carrier, dan hepatitis virus C dan semua
mereka ini termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang beresiko tinggi untuk mendapatkan
kanker hati. Faktor lain yang diduga sebagai penyebab kanker hati ini adalah aflatoksin B1 yaitu
racun yang dihasilkan oleh sejenis jamur Aspergillus flavus yang terkontaminasi dan melekat
pada permukaan makanan serat seperti beras, kacang, gandum, jagung, dan kacang kedelai yang
disimpan pada tempat yang panas dan lembab. Aftlatoksin B1 yang ikut masuk ke tubuh melalui
makanan diperkirakan dapat memicu mutasi P53 gene didalam sel hati yang seterusnya
menimbulkan kanker sel hati. Penyebab yang sering ditemukan yaitu seperti alkoholisme,
hepatitis A dan B, gagal jantung kongestif, leukimia, neuroblastoma, sindrom reye, dan
karsinoma hepatoseluler.
1.1.3 Etiologi
1.1.3.1 Stadium I
Satu vokal tumor berdiameter < 3 cm dari hati.
1.1.3.2 Stadium II
Satu vokal tumor berdiameter > 3 cm. Tumor terbatas pada segmen I atau multifokal atau
terbatas pada lobus kanan atau kiri.
1.1.3.3 Stadium III
Tumor pada segment I meluas ke segment kiri (segment I) atau ke lobus kanan (segment V
dan VIII atau tumor dengan invasi perhriperal ke sistem pembuluh darah (vascular), atau
pembuluh empedu (billiarv duct) tetap hanya terbatas pada lobus kiri atau lobus kanan hati.
1.1.3.4 Stadium IV
Multifokal atau diffuse tumor yang mengenai lobus kanan dan lobus kiri hati. Atau tumor
dengan invasi ke dalam pembulih darah hati atau pembuluh empedu, tumor dengan invasi ke
pembuluh darah di luar hati seperti pembuluh darah vena limfa.
1.1.6 Komplikasi
1.1.6.1 Perdarahan varises asoragus
1.1.6.2 Koma hepatitis
1.1.6.3 Koma hipoglikemi
1.1.6.4 Ruptar tumor
1.1.6.5 Infeksi sekunder
1.1.6.6 Metastase ke organ lain, tetapi lebih sering ke paru.
1.1.7 Penatalaksanaan
1.1.7.1 Terapi umum
1) Istirahat yang cukup.
2) Diet tinggi kalori tinggi protein.
3) Hindari mengkonsumsi alkohol.
4) Medikamentosa
1.1.7.2 Pembedahan
Pembedahan adalah satu-satunya penanganan kuratif potensial untuk pasien kanker hati.
sayangnya hanya 25% pasien yang memenuhi kriteria untuk reseksi hati. Reseksi hepatik
melibatkan subkostal bilateral maupun insisi torakoabdominal. Setelah insisi, terdapat empat
teknik reseksi yang diketahui yaitu lobektomi kanan dan kiri, trisegmenteknomi dan
segmentektomi lateral, segmen-segmen lateral meliputi pengangkatan bagian luar lobus kiri.
Trisegmentektomi adalah pengangkatan lobus kanan dan bagian dalam lobus kiri.
1.1.7.3 Kemoterapi
Kemoterapi regional meliputi penginfusan agens yang sangat dimetabolisasi oleh hati
melalui arteri hepatik. ini sangat meningkatkan dosis obat yang diberikan ke tumor, tetapi
meminimalisir efek samping sisterik. Kemoterapi intra arterial dapat diberikan melalui kateter
sementara yang dipasang ke dalam arteri aksila dan femoralis. Agens yang digunakan paling
sering untuk kemoterapi intraarterial adalah flukoridin (FUDR) dan 5-FU. Obat lain yang
digunakan meliputi sisplatin, doksorubisin, mitomisin-C, dan diklorometotrekstat.
1.1.7.4 Terapi radiasi
Meskipun kanker hati diyakini sebagai tumor radiosensitif, pengguna terapi radiasi dibatasi
oleh intoleransi relatif parenkim normal. Semua hati yang akan mentoleransi 3000 cGy. Pada
dosis ini insidensi hepatitis radiasi adalah 5% sampai 10%. Pengobatan atau remisi jangka
panjang kanker hati memerlukan dosis lebih tinggi secara signifikan (Suratun, 2010 : 300).
1.1.8 WOC
1.2 Konsep Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
1.2.1.1 Identitas
1.2.1.2 Keluhan Utama
1.2.1.3 Riwayat Penyakit Sekarang
1.2.1.4 Riwayat Penyakit Dahulu
1.2.1.5 Riwayat Penyakit Keluarga
1.2.1.6 Riwayat Psikososiospiritual
1.2.1.7 Riwayat Alergi
1.2.1.8 Activity Day Life (ADL)
1.2.2 Pemeriksaan Fisik
1.2.3 Masalah Keperawatan