Anda di halaman 1dari 6

Tinjauan Pustaka

Komunikasi antar Petugas Kesehatan

Endang Basuki

Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Abstrak: Salah satu masalah yang sering menimbulkan ketidakpuasan pasien adalah
komunikasi antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya, atau antar petugas
kesehatan sendiri. Semakin banyak jenis komunikasi yang ada pada suatu organisasi kesehatan,
kemungkinan terjadinya gangguan komunikasi juga lebih besar. Ada 3 penyebab yang dapat
berdampak terhadap hubungan antar petugas kesehatan, yakni: (1) role stress, (2) lack of
interprofessional understanding, dan (3) autonomy struggles. Konflik antar petugas kesehatan
sangat penting karena pada gilirannya akan mempengaruhi komunikasi antar petugas serta
kualitas pelayanan kepada pasien. Tulisan ini bertujuan untuk menyampaikan pemahaman
terhadap jenis komunikasi di organisasi layanan kedokteran, bagaimana komunikasi
dilaksanakan, identifikasi masalah komunikasi, penyebab hambatan komunikasi dan bagaimana
mengatasi hambatan tersebut sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan
yang diberikan. Semangat kerjasama antar petugas kesehatan sangat penting bagi suksesnya
suatu pelayanan kesehatan.
Kata kunci: komunikasi, antar petugas kesehatan

340 Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 9, September 2008


Komunikasi antar Petugas Kesehatan

Communication between Health Professionals

Endang Basuki

Department of Community Medicine, Faculty of Medicine University of Indonesia, Jakarta

Abstract: One of the problem which causes patient dissatisfaction is communication between
health professionals with patient and or the family, or between health professionals themselves. If
the communication in a health institution becomes more complicated, the obstacle of communica-
tion is increased. There are 3 kinds of underlying causes which could have impact to the profes-
sionals relationship:(1) role stress, (2) lack of interprofessional understanding, and (3) au-
tonomy struggles. Conflict among health professionals is important because in turn it will influ-
ence their communication and the quality of health services. This paper aimed to convey the
comprehension of communication in a health institution/organization, how communication is
conducted, identification of communication problem, the causes of communication problems, and
how to overcome the obstacles so that the quality of health services can be enhanced. Enthusiastic
collaboration between health professionals is needed for the success of health services.
Key words: communication, interprofessionals

Pendahuluan Pengaduan tidak terbatas oleh pasien itu sendiri, tetapi bisa
Petugas kesehatan telah berusaha sebaik-baiknya orangtua, suami, isteri, atau asuransi.
memberikan pelayanan kepada pasien, tetapi masih sering Pemberi layanan kesehatan yang baik akan menempatkan
terjadi ketidakpuasan pasien dan atau keluarganya. Kepuasan pasien sebagai pusat strategi organisasi. Cara terbaik untuk
akhir merupakan resultan dari berbagai komponen layanan selalu mempertahankan pasien pada posisi utama adalah
kedokteran. Di rumah sakit kepuasan akhir pasien bisa dengan selalu menilai dan mempertahankan hubungan antara
dipengaruhi oleh berbagai faktor masukan misalnya pemberi layanan dengan pasien. Tantangan yang dihadapi
keberadaan berbagai jenis petugas kesehatan, alat-alat oleh manajemen layanan kesehatan adalah jaminan bahwa
diagnostik, terapi dan obat-obatan. Selain itu kepuasan juga semua pemberi layanan kesehatan menghasilkan keluaran
dipengaruhi oleh komponen proses, yakni bagaimana sesuai dengan kontrak yang dibuat bersama pasien.
layanan kesehatan diberikan. Contohnya antara lain apakah Pemberi layanan kesehatan yang istimewa akan melengkapi
diagnosis ditegakkan dalam waktu yang relatif singkat dan usaha tersebut dengan pelayanan yang melampaui harapan
tepat, pemberian terapi sesuai dengan prosedur standar, atau pasien yang dikenal sebagai service excellence.2 Semua
pemberian informasi yang sesuai dengan harapan pasien. petugas ditantang untuk memberikan layanan yang istimewa,
Masih ada satu faktor lagi, yakni hasil layanan kesehatan dan cara terbaik untuk melakukan hal tersebut adalah dengan
yang bisa berupa kesembuhan atau sebaliknya kecacatan manajemen yang terarah dengan baik dan penilaian kepuasan
atau kematian. Pasien lebih mementingkan hasil layanan pasien.
kesehatan yang diberikan, sedangkan pemberi layanan
kesehatan yang sebenarnya juga sangat mengharapkan hasil Kepuasan Pasien
layanan yang setinggi-tingginya, lebih menekankan masukan Kepuasan pasien akan membuahkan hal-hal yang sangat
dan proses layanan kesehatan tersebut. Pada umumnya diharapkan oleh setiap penyedia layanan kesehatan, antara
pengaduan malapraktik dilakukan karena pasien merasa tidak lain: (1) Peningkatan kepatuhan terhadap regimen
puas terhadap layanan kesehatan yang diberikan, khususnya pengobatan. Penelitian menunjukkan bahwa pasien yang
layanan oleh dokter. Layanan yang banyak diadukan adalah puas akan mengikuti petunjuk petugas kesehatan lebih baik
kecacatan atau kematian pasien.1 Ketidakpuasan tersebut daripada pasien yang tidak puas, (2) Peningkatan loyalitas
terjadi karena adanya kesenjangan antara kenyataan layanan kepada pemberi layanan kedokteran. Pasien tidak berpaling
kedokteran yang diperoleh dengan yang diharapkan pasien. ke pemberi layanan kedokteran lainnya. Loyalitas akan

Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 9, September 2008 341


Komunikasi antar Petugas Kesehatan

meningkatkan pendapatan finansial pemberi layanan kesehatan dengan petugas kesehatan, (2) Komunikasi antara
kedokteran. Pendapatan finansial yang meningkat dan yang dokter dengan perawat/bidan, dan (3) Komunikasi antara
dimanfaatkan secara proporsional dapat meningkatkan dokter dengan dokter, misalnya komunikasi antara dokter
kualitas pelayanan dan kesejahteraan petugas. Selanjutnya spesialis dengan dokter ruangan atau antar dokter spesialis
kesejahteraan petugas yang baik akan menjamin yang merawat pasien, (4) Komunikasi antara dokter/bidan/
meningkatnya kualitas pelayanan, (3) Menurunkan tuntutan perawat dengan petugas apotik, (5) Komunikasi antara dokter/
malpraktik. bidan/perawat dengan petugas administrasi/keuangan, (6)
Sebagai hasil layanan kedokteran kadang-kadang terjadi Komunikasi antara dokter/bidan/perawat dengan petugas
kecacatan atau kematian pada pasien. Bila pasien dan pemeriksaan penunjang (radiology, laboratorium, dsbnya).
keluarganya merasa puas dengan proses pelayanan yang Jenis-jenis komunikasi tersebut tentunya bisa lebih banyak
diberikan, biasanya tidak mengajukan tuntutan, dan lagi bergantung kepada besarnya organisasi dan banyaknya
menganggap kejadian tersebut merupakan takdir. Ini bisa jenis pelayanan yang diberikan. Semakin banyak jenis
terjadi bila mereka merekam hal-hal positif menurut persepsi komunikasi yang ada pada suatu organisasi tersebut,
mereka, misalnya dokter/perawat/bidan selalu dapat dikontak kemungkinan terjadinya gangguan komunikasi juga lebih
bila diperlukan, informasi yang diinginkan bisa diperoleh, besar.
penggunaan obat dapat dimonitor oleh pasien/keluarganya, Pemahaman terhadap jenis komunikasi di organisasi
diagnosis diperoleh dalam waktu yang relatif singkat, ada layanan kedokteran, bagaimana komunikasi dilaksanakan,
kerjasama yang baik antar petugas kesehatan dsbnya.1,3 identifikasi masalah komunikasi, penyebab hambatan
Tentu saja persepsi tersebut berbeda-beda sesuai dengan komunikasi dan bagaimana mengatasi hambatan tersebut
tingkat pendidikan dan pengalaman mereka. Seorang pasien diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan.6
yang pernah berobat di fasilitas yang lebih baik akan
menuntut layanan yang lebih tinggi pula. Cara Komunikasi
Komunikasi dalam suatu organisasi kesehatan dapat
Sumber Ketidakpuasan Pasien berupa tulisan dan atau komunikasi yang bersifat verbal serta
Salah satu masalah yang sering menimbulkan non-verbal. Bentuk komunikasi tertulis antara lain rekam
ketidakpuasan pasien adalah komunikasi antara petugas medik, resep serta surat edaran. Pada rekam medik, riwayat
kesehatan dengan pasien dan keluarganya, atau antar penyakit, diagnosis, rencana kerja dan instruksi pengobatan
petugas kesehatan sendiri. Kadang-kadang kecacatan atau pasien dituliskan. Rekam medik menjadi sumber informasi
kematian terjadi karena komunikasi yang kurang baik. siapapun yang ikut merawat pasien tersebut masa kini atau
Penelitian telah menunjukkan bahwa semangat kerjasama suatu saat nanti, bahkan pasien pun berhak membaca rekam
antar petugas kesehatan sangat penting bagi suksesnya medik tersebut,7 karena itu kelengkapan dan kejelasan
suatu pelayanan kesehatan.4,5 Petugas kesehatan harus tulisannya menjadi sangat penting. Penulisan resep pada
bekerjasama membantu pasien untuk memecahkan masalah dasarnya adalah memberikan instruksi kepada petugas apotik
kesehatan yang kompleks. Sayangnya semangat untuk untuk memberikan obat kepada pasien sesuai dengan
bekerjasama tersebut kadang-kadang tidak tampak. Pasien keinginan si penulis, sedangkan surat edaran biasanya
sering merasa bingung karena dua dokter yang menangani dikeluarkan oleh direktur utama rumah sakit, direktur medik,
penyakitnya memberikan nasehat yang berbeda, atau kadang atau kepala divisi, bergantung isi dan kepada siapa surat
bertentangan. Lemahnya komunikasi antar petugas edaran tersebut ditujukan.
kesehatan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan Cara komunikasi lainnya antar petugas kesehatan adalah
kedokteran yang diberikan, yang pada gilirannya dapat komunikasi verbal dan non-verbal. Cara ini dapat terjadi dalam
menimbulkan kerugian pada pasien dan keluarganya. berbagai bentuk misalnya komunikasi interpersonal yang
melibatkan dua atau beberapa orang saja, atau dalam bentuk
Jenis Komunikasi pertemuan yang bisa melibatkan banyak orang. Pada
Berbagai jenis komunikasi antar petugas dapat terjadi komunikasi interpersonal, komunikasi verbal dan non-verbal
di fasilitas kesehatan, bergantung pada besar dan struktur digunakan baik secara tersendiri, atau sebagai pendukung
organisasi fasilitas tersebut. Komunikasi dalam satu dari komunikasi tulisan yang dilakukan.6 Sebagai contoh
puskesmas kelurahan akan sangat berbeda dengan seorang dokter yang telah menuliskan instruksi pengobatan,
komunikasi dalam puskesmas kecamatan. Komunikasi dalam menjelaskan instruksinya tersebut kepada perawat atau bidan.
klinik 24 jam akan sangat berbeda dengan rumah sakit daerah Pada pertemuan apapun akan terjadi komunikasi verbal dan
tingkat II, lebih-lebih bila di bandingkan dengan rumah sakit non-verbal antar peserta pertemuan. Sangat penting bagi
rujukan. Secara umum, jenis komunikasi antar petugas yang hadirin untuk menguasai keterampilan komunikasi interper-
dapat terjadi di suatu organisasi layanan kedokteran yang sonal agar pertemuan dapat membuahkan hasil yang opti-
besar antara lain: (1) Komunikasi antara manajer fasilitas mal. Konferensi kasus merupakan contoh pertemuan yang

342 Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 9, September 2008


Komunikasi antar Petugas Kesehatan

diharapkan dapat memberikan solusi yang terbaik bagi tentunya berada pada penanggungjawab apotik tersebut.
pasien. Surat edaran biasanya dipakai oleh manajemen rumah
sakit atau fasilitas kesehatan lainnya untuk menginformasikam
Masalah Komunikasi suatu kebijakan baru atau perubahan kebijakan. Informasi
Tulisan sering digunakan oleh dokter yang merawat dengan cara ini kadang-kadang tidak cukup, perlu ditunjang
pasien untuk memberikan instruksi kepada petugas dengan cara komunikasi yang lain misalnya pertemuan
kesehatan lainnya misalnya dokter ruangan atau perawat/ khusus atau pelatihan/workshop, bergantung kepada sifat
bidan untuk melaksanakan pengobatan atau pemeriksaan informasi itu sendiri. Bila informasi bersifat sederhana, tidak
penunjang. Pada dasarnya penulisan rekam medik merupakan diperlukan pertemuan khusus, tetapi bila informasi tersebut
sumber informasi tentang pasien yang dibuat bukan hanya menuntut perubahan perilaku petugas kesehatan, diperlukan
untuk penulis tetapi juga bagi semua pihak yang terlibat pertemuan khusus berbentuk ceramah tanya-jawab, atau bila
dalam penanganan pasien pada saat tersebut atau di masa lebih kompleks diperlukan pelatihan atau lokakarya.
mendatang. Masalah yang sering timbul adalah tulisan yang Masalah komunikasi interpersonal antar petugas
sulit dibaca oleh petugas lainnya, bahkan kadang-kadang kesehatan dapat terjadi pada proses pemberian layanan
penulis sendiri pada kesempatan berikutnya tidak dapat kesehatan bagi pasien di bangsal rawat atau di klinik rawat
membaca kembali tulisannya. Kerugian yang dapat jalan. Masalah di klinik rawat jalan relatif lebih sedikit, karena
ditimbulkan adalah, dokter lain tidak dapat memahami situasi petugas yang terlibat juga relatif sedikit. Jenis petugas yang
pasien dengan baik sehingga tidak dapat melanjutkan terlibat antara lain dokter, perawat atau bidan, ahli gizi atau
perawatan dengan baik. Perawat atau bidan juga tidak dapat konselor, petugas pemeriksaan penunjang, serta petugas
membaca instruksi yang seharusnya dilakukan. Pada akhirnya apotik dan administrasi. Namun bila pasien memerlukan
pasien akan terlambat mendapatkan penanganan. Instruksi penanganan oleh beberapa ahli, tentunya diperlukan
yang baik selain dituliskan juga seharusnya dibicarakan komunikasi antara dua atau lebih dokter. Selama ini komunikasi
dengan petugas yang akan melakukan instruksi tersebut, antar dokter lebih banyak menggunakan tulisan, kecuali pada
baik dokter ruangan atau perawat/bidan yang menangani pasien yang dirawat kadang-kadang dilakukan konferensi
pasien tersebut.8 Penulisan yang tidak jelas membuat suasana kasus yang tentunya melibatkan komunikasi verbal dan non-
kerja menjadi terganggu, dan perasaan kesal dapat timbul. verbal.
Tidak jarang klarifikasi melalui telepon perlu dilakukan, Di bangsal rawat situasi lebih kompleks karena selain
padahal pembicaraan melalui telepon terkadang tidak mudah dokter yang merawat pasien ada dokter ruangan, perawat/
dilakukan karena koneksi yang buruk atau dokter tidak bidan jaga serta petugas laboratorium dan apotik. Masalah
mengaktifkan pesawat teleponnya. Bila tidak dapat yang ada biasanya timbul berdasarkan persepsi masing-
berkomunikasi dengan pemberi instruksi, sebagian petugas masing petugas. Dokter menyatakan bahwa pada umumnya
menunda pekerjaan tersebut, atau menduga-duga instruksi perawat tidak menjalankan instruksi dengan benar tetapi tidak
apa yang harus dilaksanakan. Instruksi yang kurang jelas merasa bersalah, perawat sering salah menginterpretasikan
dan tidak diklarifikasi dapat berakibat fatal bagi pasien. perintah atau tidak menjalankan perintah. Antar dokter sering
Resep menjadi salah satu bentuk informasi dari dokter tidak ada negosiasi rencana terapi, juga sebagian dokter tidak
kepada petugas apotik untuk memberikan obat kepada mau tahu terapi yang diberikan oleh sejawat lainnya, merasa
pasien. Mengingat obat selain dapat menyembuhkan pasien tidak ada pembagian tugas yang jelas sehingga terjadi saling
tetapi juga bersifat racun, maka tulisan dokter harus dapat lempar tanggungjawab. Perawat mengeluh tulisan dokter sulit
dibaca dengan mudah, baik macam obat maupun angka yang dibaca, dan mereka sering cepat-cepat meninggalkan ruangan
menyatakan dosis obat.9 Kesalahan pemberian obat bukan sehingga tidak terjadi klarifikasi instruksi, juga terjadi
hanya milik penulis resep, tetapi bisa juga disebabkan oleh hambatan psikologis yang mengakibatkan mereka enggan
si pemberi obat. Kesalahan bisa terjadi karena pemberi obat menyampaikan kesulitan mereka.6
tidak dapat membaca tulisan dengan baik, tetapi kemudian Ada beberapa hal yang patut dicermati antara lain:
memberikan obat yang mirip tulisannya tanpa melakukan 1. instruksi yang diberikan kurang jelas dan petugas yang
konfirmasi kepada dokter. Konfirmasi tidak dilakukan karena diberikan instruksi tidak minta klarifikasi,
malas atau sulit menghubungi, atau dokter tidak 2. tidak terjadi interaksi verbal sama sekali, biasanya antar
mencantumkan nomor teleponnya di kertas resep. Kesalahan dokter ahli kecuali bila ada konferensi kasus,
lain adalah mengganti obat dengan obat yang serupa tanpa 3. pemberi instruksi tidak meyakinkan bahwa instruksinya
melakukan konfirmasi dengan dokter penulis resep. dimengerti oleh petugas,
Kesalahan ini biasanya dilakukan oleh petugas apotik yang 4. dokter ahli tidak menganggap dokter ruangan, perawat/
bukan apoteker, misalnya asisten apoteker atau petugas bidan sebagai mitra kerja,
apotik yang sebenarnya tidak mempunyai wewenang untuk 5. masih lemahnya aturan mengenai hak dan tanggungjawab
melakukan hal tersebut. Tanggungjawab sepenuhnya masing-masing petugas kesehatan. Sebagai contoh

Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 9, September 2008 343


Komunikasi antar Petugas Kesehatan

setelah selesai operasi operator meninggalkan tempat terhadap pasien juga. Petugas kesehatan yang secara fisik
terburu-buru tanpa menemui keluarga pasien terlebih dan mental menderita kelelahan akan kehabisan tenaga untuk
dahulu, sedangkan dokter pendamping operasi tidak memenuhi kebutuhan pasien.
merasa berhak untuk menjelaskan hasil operasi kepada Lack of interprofessional understanding. Kita
keluarga pasien. Di mata keluarga pasien telah terjadi mengharapkan semua petugas kesehatan memahami
lempar tanggungjawab antar petugas kesehatan, lebih- perannya masing-masing dalam lingkungan kerjanya. Dalam
lebih kalau operasi tidak berhasil. Hal ini akan praktiknya, ternyata tidak demikian. Walaupun telah ada
mempengaruhi penilaian terhadap kinerja rumah sakit. kemajuan dalam memahami peran petugas lainnya,
Contoh lain, sering dokter datang terlambat menolong kebingungan atau kesalahtafsiran tentang peran dari masing-
persalinan, sehingga persalinan ditolong oleh bidan, masing petugas masih sering terjadi.4,11
tetapi di lain pihak honorarium diperoleh dokter. Ini akan Autonomy Struggles. Faktor ketiga adalah masalah
sangat mempengaruhi hubungan dokter dengan bidan otonomi, yakni the freedom to be self-governing or self-
terebut. directing. Pentingnya otonomi digarisbawahi oleh Conway,
yang menyatakan bahwa kapasitas untuk melakukan otonomi
Penyebab sangat penting agar petugas dapat memenuhi peran
Ada 3 penyebab yang dapat berdampak terhadap profesinya.12 Tingginya professional autonomy berhubungan
hubungan antar petugas kesehatan, yakni: (1) role stress, dengan membaiknya job morale dan job performance. 10
(2) lack of interprofessional understanding, dan (3) au- Perbedaan tingkat otonomi pada petugas kesehatan
tonomy struggles.6 Konflik antar petugas kesehatan sangat dapat memacu ketegangan interpersonal. Perawat misalnya
penting karena pada gilirannya akan mempengaruhi kualitas sering menyatakan kekesalannya karena rendahnya otoritas
pelayanan kepada pasien. mereka untuk pengambilan keputusan yang sederhana tetapi
Role Stress. Menghadapi pasien setiap hari bukanlah penting bagi keamanan atau kenyamanan pasien. Di dalam
suatu hal yang mudah. Petugas kesehatan hampir setiap hari menghadapi tantangan globalisasi, setiap petugas kesehatan
harus menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan nyawa memerlukan otonomi sesuai dengan tugas dan kewajibannya
seseorang, misalnya menentukan diagnosis penyakit fatal, masing-masing. 13
menjelaskan pengobatan yang kadang-kadang tidak
menjanjikan kesembuhan, menginformasikan prognosis yang Pemecahan Masalah
tidak baik atau harus memberikan obat yang harganya sulit Beberapa usaha perlu dilakukan dengan cara meng-
dijangkau oleh pasien. Hal-hal ini sedikit banyak akan hilangkan atau mengurangi role stress dengan cara membuka
mempengaruhi suasana hati dokter dan dapat mempengaruhi wawasan mahasiswa kedokteran, perawat, bidan dan
komunikasi verbal dan non-verbalnya dengan sesama sebagainya, tentang perannya masing-masing dalam dunia
petugas. Ada 2 hal yang termasuk dalam role stress, yakni kerja nyata, serta khususnya dalam sistem pelayanan
role conflict dan role overload. kesehatan. Untuk mengatasi role overload, perlu dilakukan
Role conflict adalah perbedaan antara peran yang pengaturan jumlah pasien yang harus ditangani oleh petugas
diharapkan dengan yang diperoleh. Seseorang yang ketika kesehatan. Di dalam suatu institusi kesehatan, diperlukan
menjalani pendidikan mempunyai impian atau bayangan beberapa hal yang bersifat pembenahan manajerial yakni: (1)
perannya nanti setelah menjadi dokter atau bidan/perawat memperjelas uraian hak, tugas dan koordinasi masing-masing
akan mengalami konflik peran bila ia mendapatkan pekerjaan petugas dalam suatu fasilitas kesehatan. Peran, hak dan tugas
yang berbeda dengan pekerjaan yang diharapkannya. petugas lain juga harus diketahui oleh masing-masing
Sebenarnya masalahnya tidak sesederhana itu, dalam lubuk petugas, (2) memberikan otonomi kepada petugas untuk
hati setiap orang menginginkan penghargaan dari siapapun mengambil keputusan sesuai dengan kewajiban dan
dalam melakukan tugasnya. Bila ini tidak terpenuhi di kemampuannya, dan (3) mereposisi kembali hubungan antar
lingkungan kerjanya, akan sangat mempengaruhi kinerjanya. petugas kesehatan sebagai hubungan yang saling melengkapi
Sikap saling menhormati antar petugas akan mengurangi role Secara umum setiap petugas kesehatan dituntut untuk
conflict. mempraktikkan cara-cara komunikasi interpersonal yang baik
Role overload, terjadi karena jumlah pasien yang terlalu termasuk komunikasi verbal dan non-verbal.14,15 Tidak berbeda
banyak. Jumlah pasien yang terlalu banyak dengan derajat dengan bila menghadapi pasien, setiap petugas kesehatan
kesulitan yang tinggi akan melelahkan petugas kesehatan.10 seyogyanya menerapkan keterampilan komunikasi inter-
Jenis pekerjaan di ICU, ICCU dan IGD di rumah sakit rujukan personalnya bila berhadapan dengan sesama petugas
tentunya berbeda dengan pekerjaan di klinik rawat jalan. kesehatan. Komunikasi tertulis hendaknya ditunjang dengan
Jumlah pasien yang lebih dari kapasitas petugas kesehatan penulisan yang jelas, dan bila perlu didukung oleh komunikasi
akan sangat mempengaruhi suasana hati petugas. Efek dari verbal dan non-verbal yang sesuai. Menciptakan situasi yang
role conflict dan role overload akan berdampak terhadap nyaman dalam lingkungan kerja perlu dilakukan dan

344 Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 9, September 2008


Komunikasi antar Petugas Kesehatan

sebenarnya sangat mudah dilakukan bila semua petugas 8. http://www.aafp.org/fpm/20020700/27pres.html. Diunduh 16


kesehatan menyadari bahwa hasilnya akan sangat bermanfaat April 2008.
9. http://www.aafp.org/fpm/20020700/27pres.html. Diunduh 17
bagi pasien yang telah memberikan amanah kepada mereka, April 2008.
bukan kepada orang lain, untuk merawat. 10. Schaefer JA, Moos RH. Effects of work stressor and work cli-
mate on long-term care staffs job morale and functioning. Re-
Daftar Pustaka search Nurs & Health 1996;19:63-73.
11. Laschinger HKS, Weston W. Role perception of freshman and
1. Weiss GL, Lonnquist, LE. The sociology of health, healing and senior nursing and medical students and attitudes towards col-
illness. 2nd ed. Upper Saddle River (NJ): Prentice Hall; 1997. laborative decision making. J Prof Nurs. 1995;11(2):119-28.
2. http://www.theexcellencenetwork.co.uk/. Diunduh 5 April, 2008. 12. Conway M. Organizations, professional autonomy and roles. In:
3. Krowinski WJ, Steiber SR. Measuring and managing patient sat- Hardy M, Conway M, editors. Role theory. E. Norwalk (CT);
isfaction. 2nd ed. USA: American Hospital Publishing, Inc; 1996. Apleton & Lange; 1988.
4. Fagin C. Collaboration between nurses and physicians: No longer 13. Schutzenhofer KK, Musser DB. Nurse characteristics and profes-
a choice. Nurs Health Care 1992;13(7):354-63. sional autonomy. J Nurs Scholl 1994;26(3),201-5.
5. Knauss WA, Draper E, Wagner D, Zimmerman JE. An evaluation 14. Burnard P. Acquiring interpersonal skills. A handbook of experi-
of outcomes from intensive care in major medical centres. Ann ential learning for health professionals. Cheltenham (UK); Stanley
Int Med 1986;104:410-18. Thornes Ltd; 1996.
6. Northouse LL, Northouse PG. Health communication. Strategies 15. Tate P. The doctors communication handbook. Oxford (UK);
for health professionals. 3rd ed. Stamford (Conn): Appleton and Radcliffe Medical Press; 1994.
Lange; 1998.
7. h t t p : / / w w w. d h . g o v. u k / e n / M a n a g i n g y o u r o r g a n i s a t i o n /
Informationpolicy/Patientconfidentialityandcaldicottguardians/ HQ
FAQ/DH_065886#_1

Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 9, September 2008 345

Anda mungkin juga menyukai