CARA KERJA.
01. Pilih Gambar yang mau di pindahkan.
02. Permukaan logam dibersihkan dengan alkohol dan di lap sampai kering.
03. Buat campuran kapur, Alkohol dan air dengan perbandingan ; 1:5:5. Aduk sampai
tercampur.
04. Oles/tabur kapur yang sudah encer diatas permukaan logam yang mau di atsa, tunggu
sampai
kering.
05. Taruh carbon diatas permukaan logam yang sudah dilapisi kapur.
06. Taruh gambar yang mau di pindahkan diatas karbon.
07. Pindahkan gambar dengan pensil.
08. Ulang gambar yang di atas permukaan logam dengan pena baja yang runcing.
09. Cuci kapur yang di logam kerja dengan air sampai bersih.
10. Sesudah kering di cat/ditutupi bagian yang di lindungi, agar tidak kena larutan etsa,
seperti gambar, bagian sisi/pinggiran dan juga bagian belakang logam seluruhnya, kecuali
yang mau di kupas.
CARA LAIN.
MERENDAM LOGAM
Masukan logam di nampan/baki plastik, bagian yang ada gambarnya atau tulisan harus di
posisi atas.
Tuang larutan pengetsa pelan sedikit sedikit ke dalam nampan/baki.
Biarkan.
Lama pengetsaan tergantung dangkal dalamnya logam yang hendak di etsa atau tebal
tipisnya logam yang di etsa.
Jadi harus sering di lihat hasil etsaan tersebut, sudah cukup atau belum tergantung
kemauan.
Asam Chlorida dan feric chlorida adalah bahan kimia yang dapat merusak lingkungan dan
membahayakan orang harap hati hati, jika terkena tangan atau angaota badan lainnya
segera di cuci dengan air, jika terkena mata, mata harap dicuci dengan borrwater atau obat
pencuci mata yang lainnya dan segera hubungi dokter.
1.Pengertian Etsa
Etsa adalah proses dengan menggunakan asam kuat untuk mengikis bagian
permukaanlogam yang tak terlindungi untuk menciptakan desain pada logam atau bisa juga
proses pembuatan gambar atau ukiran pada pelat tembaga yang dilapisi lilin dengan benda
tajam, kemudian membiarkan garis-garis yang diperoleh itu terkena korosi cairan asam.
Hasil cetakan etsa umumnya bersifat linear dan seringkali memiliki detail dan kontur
halus. Garis bervariasi dari halus sampai kasar.Teknik etsa berlawanan dengan teknik cukil
kayu, pada etsa bagian permukaan tinggi bebas tinta, bagian permukaan rendah menahan
tinta. Mula-mula selembar plat logam (biasanya tembaga, seng atau baja) ditutup dengan
lapisan semacam lilin. Kemudian seniman menggores lapisan tersebut dengan jarum etsa
yang runcing, sehingga bagian logamnya terbuka. Plat tersebut lalu dicelupkan dalam
larutan asam atau larutan asam disapukan di atasnya. Asam akan mengikis bagian plat
yang digores (bagian logam yang terbuka/tak terlapisi). Setelah itu, lapisan yang tersisa
dibersihkan dari plat, dan proses pencetakan selanjutnya sama dengan proses pada
engraving.
Seniman yang menggunakan teknik ini:
Albrecht Drer, Rembrandt, Francisco Goya, Whistler, Jim Dine, Otto Dix, James Ensor,
Lucian Freud, Paul Klee, Einar Hakonarson, Edward Hopper, Horst Janssen, Kthe Kollwitz,
Mauricio Lasansky, Brice Marden, Henri Matisse, Giorgio Morandi, Pablo Picasso, Peter
Milton, Paula Rego and Cy Twombly.
2.Teknik Etsa
Etsa atau Etchant, adalah proses dengan menggunakan larutan asam kuat untuk mengikis
bagian permukaan logam yang tak terlindungi untuk menciptakan desain pada logam.
Sebagai metode dalam seni grafis, Etsa merupakan teknik paling penting dalam sejarah
karya seni grafis Barat (old master prints) dan masih tetap banyak digunakan sampai
sekarang.
Seni grafis dikenal sebagai cabang seni rupa yang proses pembuatannya menggunakan teknik cetak.
Beberapa teknik cetak diantaranya cetak tinggi, cetak dalam, cetak datar dan cetak saring. Tiap teknik
cetak yang dibuat seniman menghasilkan karya seni grafis yang orisinil, bukan merupakan sebuah
salinan.
Konon, teknik cukil kayu diatas kertas dikembangkan sekitar 1400 silam di Eropa, dan beberapa
waktu kemudian di Jepang. Seniman membuat sketsa terlebih dulu pada bidang kayu atau diatas
kertas yang lalu dipindahkan ke papan kayu. Ada pula Engraving, yang memakai alat dari logam yang
diperkeras disebut dengan burin untuk mengukir desain ke permukaan logam, tradisionalnya
menggunakan plat tembaga. Alat ukir itu memiliki beragam bentuk dan ukuran, menghasilkan jenis
garis yang berbeda-beda.
Drypoint merupakan variasi dari engraving. Teknik ini disebut goresan langsung menggunakan alat
runcing. Goresan drypoint akan meninggalkan kesan kasar pada tepi garis. Kesan ini memberi ciri
kualitas garis yang lunak dan kadang terkesan kabur. Drypoint hanya berguna untuk jumlah edisi
yang sangat kecil.
Etsa merupakan teknik cetak yang menggunakan media cetak berupa lempengan tembaga. Untuk
pembuatan klise acuan dilakukan dengan penggunaan larutan asam nitrat yang bersifat korosit
terhadap tembaga. Jika dibanding dengan engraving, etsa memiliki kelebihan. Tidak seperti engraving
yang memerlukan keterampilan khusus pertukangan logam, etsa relatif mudah dipelajari oleh
seniman yang terbiasa menggambar. Hasil cetakan etsa umumnya bersifat linear dan seringkali
memiliki kontur yang halus.
Teknik etsa sudah dipakai lama didunia percetakan jaman dahulu. Yaitu huruf text yang disusun untuk
membuat artikel dikoran-koran.
Selanjutnya sambil ditekan agar logam dan film merapat dengan baik, jangan sampai longgar, karena
hasilnya tidak tajam. Dan letakkan dibawah sinar matahari selalu 5 menit. Setelah cukup, masukkan
lagi kekamar gelap, lepaskan semua lapisan, termasuk filmnya, siram permukaan logam dengan air
sampai terlihat gambar yang jelas yang bersih.
Dibawah film yang hitam, akan terlihat permukaan logam, sedang yang bening transparant lapisan
peka cahaya masih tertinggal.
Setelah itu masukkan logam kedalam larutan methylviolet 10 gram dicampur air bersih 500cc, gambar
akan terlihat lebih terang. Biarkan selama 5-10 menit, setelah itu cuci dengan air lagi.
Setelah melapisi dengan methylviolet, masukkan kedalam larutan penguat ( fixer) 5-10 menit.
Campurannya:
Kalium Bicromat 100 gram
Chroomaluin 50 gram
Air bersih 500 gram
3.Pengeringan logam yang sudah di lapisi (coating)
Keringkan plat diatas kompor, pakailah penjepit agar tidak panas. Usahakan jangan sampai gosong
dan melengkung.
Setelah itu dinginkan, dan pada bagian belakang pelat, lapisi dengan cat atau cairan aspal agar tidak
ikut tergerus ( erosi )
4. Pengetsaan
Untuk proses pengetsaan, siapkan wadah plastic yang lebarnya kurang lebih dua kali lebar logam.
Sebelumnya siapkan dulu larutan Etsa:
Ferichlorit 2 bagian
Air Hangat ( bukan panas ) 10 bagian
Aduk sampai rata, masukkan logamnya, goyangkan perlahan terus, sampai kedalaman yang anda
inginkan. Tidak ada ketentuan berapa lama waktu pengetsaan, karena tergantung seberapa dalam
yang anda inginkan, dan seberapa pekat larutan yang anda buat. Semakin pekat semakin cepat,
tetapi hasil etsa kurang halus.
Setelah selesai, bersihkan permukaan dan bagian belakang bisa menggunakan amplas, bensin atau
thinner.
Contoh hasil kerajinan seni etsa:
KESIMPULAN :
Etsa adalah bagian dari kelompok teknik intaglio bersama dengan engraving,
drypoint, mezzotint dan aquatint. Proses ini diyakini bahwa penemunya adalah Daniel
Hopfer (sekitar 1470-1536) dari Augsburg, Jerman, yang mendekorasi baju besinya dengan
teknik ini. Etsa kemudian menjadi tandingan engraving sebagai medium seni grafis yang
populer.Kelebihannya adalah, tidak seperti engraving yang memerlukan ketrampilan khusus
dalam pertukangan logam, etsa relatif mudah dipelajari oleh seniman yang terbiasa
menggambar.