Anda di halaman 1dari 5

Duri,9 Maret 2015

Nomor : 032/RSTHUR/UND/UMUM/III/2015
Lampiran :1
Perihal : Undangan

KepadaYth.
Tim Penyusun Panduan Clinikal Pathways RS. Thursina
Di-
Tempat

Denganhormat,
Semoga Ibu/bapak beserta seluruh staf senantiasa dalam keadaan sehat walafiat dan
dalamlimpahan karunia Allah SWT,Amin.

Bersama ini kami mengundangSdr/i untuk dapat mengikuti pertemuan yang akan diadakan
pada :

Hari / tanggal :Selasa - Kamis / 10 12 Maret2015


Pukul : 09.00 WIB s/d selesai
Tempat : Ruang Akreditasi RS Thursina
Acara : Penyusunan panduan Clinikal Pathways Rumah Sakit Thursina

Demikian disampaikan untuk dapat dimaklumi. Atas perhatiannya dan kerjasamanya


diucapkan terimakasih.

Hormat kami,
Ketua Tim Penyusun

dr. Scientia Senorita

Tembusan:
1. DirekturRumahSakit
2. Manager PelayananMedis
3. Manager Kep. Penmed
4. Manager SDM danUmum
5. Arsip
Lampiran 1

Nama- nama tim penyusun panduan Clinikal Pathways

1. dr. Almisrun
2. dr.VickyElliseVinanda
3. dr. Uno Surgery Erwin
4. dr. Dina
5. dr. Citra Fitria
6. YuliSamela, S. Kep
7. Dian Agustina, S. Kep
8. dr. Susan
NOTULEN

Rapat penyusunan panduan Clinical Pathways

Tempat : Ruang Akreditasi RS Thursina


Hari / Tanggal :Selasa / 10 Maret 2015
Pukul : 09.00 wib s/d selesai
Pimpinan Rapat: dr. Scientia Senorita
Anggota Rapat :Karyawan RS Thursina
Notulen : Ns.Sisilya Nafali,S.Kep

Penyusunan panduan clinical Pathways ini mengacu pada berbagai daftar pustaka,
diantaranya yaitu:
Firmanda D, PratiwiAndayani, Nuraini Irma Susanti, SrieEnggar KD dkk. Clinical
Pathways Kesehatan Anak dalam rangka implementasi Sistem DRGs Casemix di
RS Fatmawati, Jakarta 2006.
ICH topic E6 (R1), 2006. Guideline for Good Clinical Practice. European
Medicines Agency. Didownload dari www.emea.eu.int pada 1 oktober 2010
EPA, 2007. Guidance for Preparing Standard Operating Procedures (SOPs). United
States Environmental Protection Agency. Didownload dari www.epa.gov/quality
pada 1 oktober 2010.
Kepkonsil No. 18, 2006. Penyelenggaraan praktek kedokteran yang baik di
Indonesia. Edisi pertama. Editor Muhammad Mulyohadi Ali, Kresna Adam, Tini
Hadad, Adriyati Rafly. Konsil Kedokteran Indonesia:Jakarta selatan.
Joanne Ashton. 2008. Monitoring the Quality of Hospital Care. QAP Health
Managers Guide. Didownload dari www.qaproject.org pada 1 oktober 2010
RAC Publication, QKIT, Quality Toolkit, 2001.

Format panduan clinical Pahways yaitu:


BAB I Definisi
CP yaitu suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap
langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan medis
dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang terukur dan
dalam jangka waktu tertentu selama di rumahsakit.
BAB II Ruang Lingkup
CP memberikan rencana tatalaksana hari demi hari dengan standar pelayanan
yang dianggap sesuai.
Apakah setiap jenis penyakit perlu dibuat CP, jawabannya tidak.pada
umumnya hanya 30 % pasien yang dirawat dengan menggunakan CP.
Selebihnya pasien dirawat dengan prosedur biasa (usual care).
Apakah CP dibuat untuk memperoleh rincian biaya? Jawabannya tidak. CP
mungkin dapat menjadikan biaya perawatan menjadi lebih murah untuk
kualitas yang sama atau lebih baik dibandingkan dengan perawatan standar.
A. Contoh CP untuk diare akut pada bayi dan anak
1. Kriteria inklusi (pasien harus memenuhi semua yang tersebut di bawah ini)
a. Usia lebih 1 bulan dan kurang dari 5 tahun
b. Menderita diare akut tanpa komplikasi
c. Perkiraan derajat dehidrasi <10%
d. Tidak ada penyakit penyerta atau riwayat penyakit berbahaya
e. Tidak ada indikasi akut abdomen
2. Kriteria eksklusi (pasien dengan satu atau lebih keadaan ini):
a. Terdapat ko-morbiditas bermakna (neurologis, metabolik, penyakit
jantung bawaan, inflammatory bowel disease, etc)
b. Pasien dengan imunokompromais
c. Muntah, atau nyeri perut tanpa diare
d. Diare >5 hari
3. Pasien harus dikeluarkan dari clinical pathways (dan dirawat dengan
perawatan biasa) bila selama perawatan salah satu dari hal-hal berikut terjadi:
a. Tidak terdapat perbaikan klinis dalam waktu 48 jam
b. Terdapat muntah empedu dengan nyeri perut
c. Diagnosis awal diragukan
d. Tinja berdarah
B. Format clinial pathways untuk pemberi jasa dan pasien

BAB III TATA LAKSANA


A. Prinsip-prinsip dalam menyusun clinikal pathways
1. Dalam membuat Clinical Pathways penanganan kasus pasien rawat inap di
rumah sakit harus bersifat:
a. Seluruh kegiatan pelayanan yang diberikan harus secara terpadu/integrasi
dan berorientasi fokus terhadap pasien (Patient Focused Care) serta
berkesinambungan (continuous of care)
b. Melibatkan seluruh profesi (dokter, perawat/bidan, penata, laboratoris dan
farmasis)
c. Dalam batasan waktu yang telah ditentukan sesuai dengan keadaan
perjalanan penyakit pasien dan dicatat dalam bentuk periode harian (untuk
kasus rawat inap) atau jam (untuk kasus gawat darurat di unit emergensi).
d. Pencatatan clinical pathways seluruh kegiatan pelayanan yang diberikan
kepada pasien secara terpadu dan berkesinambungan tersebut dalam bentuk
dokumen yang merupakan bagian dari RekamMedis.
e. Setiap penyimpangan langkah dalam penerapan clinical pathways dicatat
sebagai varians dan dilakukan kajian analisis dalam bentuk audit.
f. Varians tersebut dapat karena kondisi perjalanan penyakit, penyakit
penyerta atau komplikasi maupun kesalahan medis (medical errors).
g. Varians tersebut dipergunakan sebagai salahsatu parameter dalam rangka
mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
2. Clinical Pathways tersebut dapat merupakan suatu Standar Prosedur Operasional
yang merangkum:
a. Profesimedis: Standar Pelayanan Medis dari setiap Kelompok Staf Medis
/Staf Medis Fungsional (SMF) klinis dan penunjang.
b. Profesi keperawatan: Asuhan Keperawatan
c. Profesi farmasi: Unit Dose Daily dan Stop Ordering
d. Alur Pelayanan Pasien Rawat Inap dan Operasi dari Sistem Kelompok Staf
Medis/Staf Medis Fungsional (SMF), Instalasi dan Sistem Manajemen
RumahSakit.
3. Langkah langkah dalam menyusun Format Clinical Pathways yang harus
diperhatikan:
a. Komponen yang harus dicakup sebagaimana definisi dari Clinical Pathways
b. Manfaatkan data yang telah ada di lapangan rumahsakit dan kondisi
setempat seperti data Laporan RL2 (Data Keadaan Morbiditas Pasien) yang
dibuat setiap rumahsakit berdasarkan Buku Petunjuk Pengisian,
Pengolahan dan Penyajian Data Rumah Sakit20 dan sensus harian untuk:
a) Penetapan judul/topik Clinical Pathways yang akan dibuat.
b) Penetapan lama hari rawat.

c. Untuk variabel tindakan dan obat obatan mengacu kepada Standar Pelayanan
Medis, Standar Prosedur Operasional dan Daftar Standar Formularium yang
telah ada di rumah sakit setempat, Bila perlu standar standar tersebut dapat
dilakukan revisi sesuai kesepakatan setempat.
d. Pergunakan Buku ICD 10 untuk hal kodefikasi diagnosis dan ICD 9 CM untuk
hal tindakan prosedur sesuai dengan profesi/SMF masingmasing.
B. Persiapan dalam penyusunan clinical pathways
Agar dalam menyusun Clinical Pathways terarah dan mencapai sasaran serta
efisien waktu, maka diperlukan kerjasama dan koordinasi antarprofesi diSMF,
Instalasi Rawat Inap (mulai dari gawat darurat, ruangan rawat inap,ruangan
tindakan, instalasi bedah, ICU dan sarana penunjang (instalasi gizi, farmasi,
rekam medik, akuntasi keuangan, radiologi dan sebagainya).
1. ProfesiMedis mempersiapkan Standar Pelayanan Medis (SPM/SPO) sesuai
dengan bidang keahliannya. Profesi Medis dari setiap divisi berdasarkan data
dari rekam medis diatas mempersiapkan SPM/SPO, bila belum ada dapat
menyusun dulu SPM/SPO nya sesuai kesepakatan.
2. Profesi Rekam Medis/Koder mempersiapkan buku ICD 10 dan ICD 9 CM,
Laporan RL1 sampai dengan 6 (terutama RL2). Profesi Rekam Medis
membuat daftar 5 - 10 penyakit utama dan tersering dari setiap divisi
SMF/Instalasi dengan kode ICD 10 serta rerata lama hari rawat
3. berdasarkan data laporan morbiditas RL2.
4. Profesi Perawat mempersiapkan Asuhan Keperawatan.
5. Profesi Farmasi mempersiapkan Daftar Formularium, sistem unit dose dan
stop ordering.
6. Profesi Akuntasi /Keuangan mempersiapkan Daftar Tarif rumah sakit.

C. Peran CP dalam mutu di rumahsakit


D. Manfaat CP dalam akreditasi rumahsakit
1. CP sebagai intrumen pelayanan berfokus kepada pasien, terintegrasi ,
berkesinambungan dari pasien masuk dirawat sampai pulang sembuh
2. Merupakan suatu rangkaian system yang dapat dipergunakan sebagai
instrument untuk memnuhi persyaratan penilaian akreditasi dari KARS
BAB IV Dokumentasi

Duri, 6 Maret 2015


Pimpinan Rapat I, Notulis,

dr. Scientia Senorita

Anda mungkin juga menyukai