Trauma Sendi PDF
Trauma Sendi PDF
III
1. Pendahuluan
2. Instabilitas Sendi
3. Trauma pada Kapsul Sendi
4. Beberapa Dislokasi pada Sendi :
a. Dislokasi Sendi Bahu
b. Dislokasi Sendi Panggut
c. Dislokasi Sendi Lutut
d. Dislokasi Sendi Siku
5. Efusi
6. Diagnosis Trauma Sendi
7. Proses Penyembuhan Ruptur Ligamen, Otot, dan Tendo
8. Manajemen Trauma Sendi
9. Terminologi / Sinerai
10. Soal-Soal
SATUAN ACARA PENGAJARAN - 3
(SAP-3)
A. Tujuan Instruksional
1. Umum :Pada akhir pertemuan, diskusi, mahasiswa diharapkan
dapat memahami dan penatalaksanaan pada penderita
trauma sendi secara efektif dan efisien dalam
meningkatan pelayanan kesehatan dan
pencegahan
2. Khusus : Memahami penyebab trauma sendi, stabilitasnya,
Trauma jaringan lunak disekitarnya dan membuat
diagnosis klinis dan radiologis serta pelaksanaannya dan
secepatnya atau sementara maupun komplikasi yang
akan terjadi.
2. Subluksasi yaitu sebagian kontak sendi tidak ada sama sekali seperti
pada fraktur malleolus medialis sering disertai subluksasi sendi
pergelangan kaki, demikian juga fraktur malleolus lateralis. Artinya bila
Anda perhatikan ada sebagian permukaan sendi yang masih
berhubungan satu sama lain (Gb.23)
Setiap disiokasi sendi ini dapat mengganggu saraf di sekitar sendi yaitu
axillary nerve palsy oleh sebab itu Anda jangan lupa memeriksa fungsi
saraf itu sedangkan gangguan vaskuler sangat jarang tapi sering tejadi
pada usia lanjut Kejadian fraktur labrum pada dislokasi sendi bahu yang
diperkirakan sebanyak 20 % yang mengakibatkan instabilitas sendi itu.
Sobeknya otot-otot rotator (14-63 %) dapat terjadi dan kejadian ini
meningkat pada usia lanjut. Tapi bila disertai fraktur dapat menimbulkan
osteonekrosis.
10. Menjelaskan stabilitas sendi lutut dan permasalahannya bila terjadi dislokasi
sendi tersebut
Arteri poplitea yang berada di belakang sendi akan terjadi kerusakan
terutama tunika intima sehingga memudahkan terjadinya trombus oleh sebab itu
perlu dipikirkan pembenan anti trombin. Hilangnya distribusi darah ke perifer,
resiko amputasi tidak dapat dielakkan. Dislokasi sendi ini juga akan
mengakibatkan teregang atau rusaknya saraf peroneus disamping terjadinya
sindrom kompartemen.
Pemeriksaan fisik sendi terlihat efusi dan terasa nyeri. Perlu Anda periksa
neurovaskuler bagian distal sendi secara berkala (serial neurovascular
examination). Pemeriksaan x-ray dengan proyeksi konvensional cukup memadai
dan pemeriksaan stabilitas sendi lutut seperti lateral dan medial stress test:
untuk menentukan kondisi ligamentum kolateral lateral dan medial serta anterior
dan posterior Drawer test guna menentukan keadaan ligamentum krusiatum
anterior dan posterior.
Dislokasi harus segera dilakukan reposisi sendi. Setelah reposisi,
pemeriksaan nadi, saraf dan sendi mutlak dikerjakan. Pemeriksaan X-ray pre -
pasca tindakan harus dilakukan guna menilai fraktur dan kelurusan sendi
(alignment). Imobilisasi pasca reposisi tertutup dengan gip selama 6-8 minggu
bila tidak disertai robekan ligamen. Reposisi terbuka dilakukan bila ada trauma
vaskuler atau tindakan fasbtomi atau melakukan repair ligamen.
11. Mengetahui macam-macam sendi pada daerah siku dan stabilitasnya
12. Menjelaskan klasifikasi dislokasi sendi siku
Sendi siku mempunyai tiga sendi, yaitu sendi ulno - humeralis, sendi
kapitulo - radialis dan sendi radio - ulnaris proksimalis, yang distabilkan dengan
ligamentum kolateral lateral (radialis), ligamentum kolateral medialis (ulna),
ligamentum anularis dan kapsul sendi. (Gb.32)
Dislokasi sendi siku sering terjadi pada anak- anak, atletik dan kadang-
kadang disertai fraktur kaput radialis atau trauma arteri brakhialis dan saraf
medianus di samping terjadinya ruptur kolateral ligamen baik medial maupun
lateral. Pada pemeriksaan fisik terdapat deformitas, nyeri tekan daerah sendi,
kadang-kadang disertai gangguan neurovaskuler. Oleh karena itu, Anda jangan
lupa memeriksa nadi dan pemeriksaan neurologis. Pemeriksaan x-ray pada
proyeksi konvensional cukup memadai. Dislokasi bisa ke posterior,
posterolateral, anterior, lateral, medial dan divergen yang didasarkan atas lokasi
ulna.(Gb.33)
13. Melakukan reposisi secepatnya pada dislokasi sendi siku
14. Memahami mekanisme efusi pada sendi
15. Menjelaskan macam-macam tindakan secepatnya pada efusi sendi
16. Menjelaskan cara membuat diagnosis pada trauma sendi
Efusi (Effusion)
Lihat pada penjelasan halaman 16, masalah tindakan segera pada
trauma muskuloskeletal.
Terminologi / Sinerai
1. Dislokasi buttonhole adalah dislokasi dimana satu tulang yang
membentuk sendi itu keluar dari robekan kapsul sehingga mengalami
kesukaran memanipulasinya.
2. Dislokasi ekstraartikular adalah dislokasi dimana salah satu tulang yang
membentuk sendi keluar dari robekan kapsul sendi itu.
3. Dislokasi intraartikular adalah keluarnya salah satu tulang yang
membentuk sendi tapi masih berada didalam kapsulnya karena kapsul
tersebut meregang sehingga rongganya melebar.
4. Instabilitas sendi tersembunyi (occutl joint instability) adalah
dislokasi sendi tapi pemeriksaan fisik dalam batas normal, untuk hal ini
memerlukan pemeriksaan khusus.
5. Kontusi yaitu trauma pada sendi tapi tidak mengalami perubahan posisi
tulang-tulang yang membentuk sendi, hanya terjadi kerusakan pembuluh
darah sehingga sendi teriihat edema.
6. Sprain adalah truma sendi yang mengakibatkan teregangnya ligamen
sendi atau ruptur parsial.
7. Subluksasi residual adalah pergeseran inkomplit salah satu tulang
pembentuk sendi karena adanya fragmen didalam sendi setelah
dilakukan manipulasi.
Soal-soal:
1. Komponen apa saja yang menyusun stabilitas sendi?
2. Bagaiman terjadi instabilitas sendi?
3. Kondisi apa saja yang terdapat pada sendi akibat trauma?
4. Bagaimana cara membuat diagnosis trauma pada sendi?
5. Bagaimana penatalaksanaan trauma pada sendi?