Anda di halaman 1dari 12

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Listrik merupakan salah satu bentuk energi nan dihasilkan dari adanya gerakan partikel-
partikel bermuatan seperti elektron, positron, dan ion. Energi listrik termasuk energi nan
mudah diubah menjadi bentuk-bentuk energi lain. Proses pengubahan energi listrik menjadi
bentuk-bentuk energi nan lain ini bisa dilakukan dengan menggunakan alat-alat listrik.
Hampir setiap peralatan dalam kehidupan rumah tangga menggunakan energi listrik.
Peralatan dapur seperti rice cooker, dispenser, kompor, dan kulkas menggunakan energi
listrik. Media hiburan seperti televisi dan radio pun memanfaatkan energi listrik. Selain itu,
ada salah satu alat pelicin baju nan menggunakan energi listrik. Anda tentu mengenal setrika
listrik, bukan?

1.2. Sejarah Setrika

Setrika berasal dari bahasa Belanda, strijkijzer . Setrika ialah cara menghilangkan
kerutan dari baju dengan alat nan dipanaskan. Alat nan biasanya digunakan juga disebut
"setrika". Biasanya baju nan baru dicuci harus disetrika agar kembali mulus. Hal ini terjadi
sebab ketika molekul-molekul polimer dalam serat baju dipanaskan, serat-serat tersebut
diluruskan sebab beban dari setrika. Setelah dingin, baju mempertahankan bentuk lurus ini.
Beberapa bahan baju perlu diberi air buat melonggarkan ikatan antar molekul. Saat ini
terdapat banyak bahan baju dari polimer sintetis nan dipromosikan sebagai bahan nan tak
perlu disetrika. Siapakah Orang yang Berperan Menemukan Setrika? Pada dasarnya, penemu
setrika kuno tidak dapat ditentukan secara pasti karena belum ada bukti sejarah yang
menerangkannya. Akan tetapi, banyak orang yang mempercayai kalau setrika listrik
ditemukan oleh Henry W. Seely pada 1882.

Setrika listrik yang ditemukan oleh Henry tersebut berupa setrika listrik datar yang masih
mempunyai beberapa kelemahan, di antaranya lama untuk panas, tetapi sangat cepat dingin.
Oleh karena itu, beberapa ilmuwan setelah Henry mencoba melakukan penyempurnaan-
penyempurnaan terhadap teknologi setrika listrik.Adapun ilmuwan-ilmuwan tersebut antara
lain sebagai berikut:

- Crompton dan beberapa rekannya di perusahaan General Electrics menemukan setrika


listrik bergagang pada 1892.

- Earl Richardson dan Joseph Meyers melakukan penyempurnaan terhadap setrika listrik,
sehingga pada 1926 ditemukan setrika uap.
Saat ini, teknologi setrika listrik mengalami perkembangan yang pesat, sehingga saat ini
di pasaran, setrika listrik terdapat dalam berbagai varian dan otomatisasi yang dapat
memnjakan kita.
Konsep setrika sendiri datangnya dari Cina satu abad sebelum masehi. Pada masa itu,
mereka menggunakan wajan besi dengan pegangan panjang nan berisi batubara. Nah, wajan
ini kemudian ditekankan di pakaian nan akan di setrika. Meski bentuknya masih agak jauh
dari setrika nan kita kenal sekarang, tapi kalau tak muncul ide ini, baju kita niscaya masih
lecek-lecek semua.

Pada tahun 400 SM setrika mulai dikenal dan digunakan oleh bangsa Yunani. Saat itu,
setrika digunakan untuk membuat lipatan-lipatan vertikal pada pakaian-pakaian kebesaran
yang akan digunakan untuk melakukan upacara atau ritual tertentu. Selain bangsa Yunani,
bangsa Romawi juga tercatat pernah menggunakan setrika yang bentuknya sudah menyerupai
setrika modern seperti sekarang. Setrika yang dinamakan prelum ini menggunakan teknik
pressing (tekanan).

pada abad ke-17, setrika muncul di Barat. Setrika nan pertama kali muncul pada masa itu
dikenal dengan nama sadiron, nan berasal dari bahasa inggris antik sald nan berarti solid.
Sadiron berbentuk sepotong besi nan ditempelkan dengan pegangan besi. Sadiron ini
dipanaskan di depan tanur terbuka atau kompor. Tapi, begitu sadiron ini dipanaskan,
pegangannya pun ikut panas. Makanya, buat memegang sadiron ini, kita harus menggunakan
sarung tangan nan sangat tebal. Berat sadiron biasanya 2,5-4,5 kg.

Abad ke-19, sekitar taunh 1870 seorang ibu rumah tangga bernama Mary Florence Potts
di Lowa menemukan penemuan nan membuat setrika jadi lebih mudah. Caranya membuat
sadiron dengan dua ujung nan runcing, nan membuat menyetrika lebih mudah dua arah.
Tahun berikutnya, Mary mematenkan satu temuannya lagi yaitu sadiron dengan pegangan
nan dapat di lepas, nan memungkinkan sadiron di panaskan tanpa perlu memanaskan
pegangannya juga. Satu hal nan menjadi masalh ialah bahwa sadiron cepat sekali mendingin
sehingga kita mesti punya beberapa setrikaan supaya dapat bergantian dipanaskan dan
digunakan. Akhir abad 19, muncul banyak penemuan setrika yang bisa memanaskan sendiri.
Misalnya, setrika yang bisa diisi batu bara atau arang yang membara. Selain itu, ada pula
penemuan setrika yang menggunakan bensin dan alkohol sebagai bahan bakarnya.Setrika
listrik pertama kali dipatenkan pada tahun 1882. Namun pada saat itu, penemuan ini tidak
sukses karena sulit untuk digunakan dan belum banyak orang yang mendapat listrik di
rumah.Pada awal abad ke-20, setrika listrik mulai populer dan akhirnya pada tahun 1920-an
mucullah setrika listrik dengan pengatur suhu.
Abad ke-20 setrika listrik nan pertama kali dipatenkan sebenarnya sudah ada pada tahun
1882. Tapi, inovasi ini justru tak berhasil sebab sulit buat digunakan. Pada waktu itu, belum
banyak orang nan mendapat listrik dirumah. Kalaupun ada, biasanya listrik itu hanya dipakai
pada malam hari buat menyalakan lampu. Baru pada awal abad ke-20,setrika listrik menjadi
populer dan akhirnya pada tahun 1920-an mucullah setrika listrik dengan thermostat.
Menyetrika jadi lebih mudah, sebab kita dapat mengatur suhunya.

Abad ke-21 setrika yang sering kita pakai sekarang pastinya sudah jauh lebih canggih
dan mudah. Selain pengatur suhu, ada juga yang dilengkapi dengan wadah air yang bisa kita
semprotkan bersamaan pada saat kita menyetrika. Ada pula setrika bentuk baru seperti
vacuum cleaner yang memudahkan kita menghaluskan pakaian. Kalau menggunakan setrika
yang mengeluarkan uap panas ini, kita tidak perlu meletakkan baju di atas papan setrika, tapi
cukup di gantung saja. Berat setrika juga makin ringan, bahkan sekarang ada setrika yang
hanya berbobot 1,5 ons.
BAB 2 ISI

2.1. Prinsip Kerja Setrika

Sistim kerja setrika listrik adalah dengan mengubah energi listrik menjadi energi panas.
Perubahan bentuk energi tersebut dihasilkan oleh rangkaian listrik yang memiliki hambatan
cukup besar. Hambatan inilah yang menyebabkan timbulnya panas pada bagian setrika yang
disebut elemen pemanas. Elemen pemanas membangkitkan panas secara bertahap dan setrika
listrik modern sudah dilengkapi dengan komponen yang disebut termostat.Dengan adanya
komponen ini dalam rangkaian setrika listrik, maka panas yang dikehendaki oleh pengguna
dapat diatur dan stabil sehingga tidak menyebabkan timbulnya panas berlebih yang dapat
memicu kebakaran pada elemen.
Arus listrik mengalir dari sumber tegangan menuju lampu, kemudian langsung ke saklar
bimetal. Pada sistim saklar ini, ketika kedua logam tersebut kontak, maka arus akan terus
mengalir menuju elemen pemanas yang terdiri dari lilitan kawat sebagai bentuk resistor.
Saklar yang kontak tersebut menyebabkan rangkaian tertutup dan setrika akan mengalami
pemanasan pada tingkatan tertentu. Ketika panas yang ditentukan telah mengalami keadaan
maksimal, maka secara otomatis termostat pada rangkaian saklar akan bekerja. Rangkaian
akan terputus karena prinsip bimetal tadi menyebabkan salah satu logam mengalami
pemuaian dan menyebabkan saklar terbuka. Akibatnya tidak ada arus yang mengalir serta
lampu indikator akan mati. Jadi, prinsip kerja rangkaian setrika listrik sebenarnya sederhana.
Setelah sejumlah energi panas dibangkitkan oleh elemen pemanas, maka selanjutnya
panas tersebut dialirkan menuju alas setrika. Mekanisme perpindahan kalor tersebut
berlangsung secara konduksi. Konduksi merupakan proses transfer kalor di dalam zat
perantara dimana energi panas berpindah dari molekul satu ke molekul lain hanya dengan
jalan getaran termal berkala, tanpa ada pemindahan massa zat perantara sama sekali (Abdul
Jamal dan Tamrin, 1995).
Aliran perpindahan panas yang terjadi pada elemen pemanas kemudian dihubungkan
(kontak) secara langsung dengan alas setrika, sehingga panas merambat pada alas akibat
konduksi. Tidak ada transfer massa pada peristiwa tersebut, hanya saja perpindahan kalor
dibantu dengan pergerakan-pergerakan elektron yang terdapat pada kedua bahan logam
tersebut, yaitu pada elemen maupun alas.
Seterika listrik jika dilihat dari proses kerjanya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
seterika biasa dan seterika otomatis. Seterika biasa tidak menggunakan pengatur panas,
sehingga panasnya akan meningkat terus menurut waktu tersambungnya pada sumber listrik.
Sementara itu, tidak demikian halnya dengan seterika otomatis. Seterika otomatis akan
terputus dari sumber listrik jika mencapai suhu tertentu menurut pengaturan yang diinginkan,
kemudian tersambung kembali setelah suhunya berada di bawah setting suhu yang telah
ditentukan. Pengaturan panas seterika otomatis ini dapat diperoleh dengan menggunakan
peraba suhu yang disebut termostat.
1) Seterika Listrik Biasa Tanpa Pengatur Panas
Seterika listrik tanpa pengatur panas merupakan jenis seterika yang paling sederhana seperti
yang ditunjukkan pada gambar 10a di atas. Setelah kabel listrik disambungkan pada sumber
listrik, arus listrik akan mengalir dari sumber menuju elemen, kemudian seterika berangsur-
angsur menjadi panas. Jika kondisi ini dibiarkan berlangsung terus, maka seterika akan rusak
karena terlampau panas dan dapat menimbulkan bahaya kebakaran. Oleh sebab itu, seterika
jenis ini tidak boleh ditinggalkan tanpa dilepaskan dari sumber listrik.

2) Seterika Listrik dengan Pengatur Panas


Seterika listrik jenis ini lebih baik dibandingkan dengan jenis biasa. Kelebihan utama yang
dimiliki adalah adanya pengatur suhu yang dapat mengendelikan on-offnya atau tersuplai-
tidaknya seterika pada sumber listrik. Kondisi ini menjamin terhindarnya pemakai dari
bahaya panas seterika yang berlebihan seperti kondisi yang telah diterangkan pada seterika
biasa di atas. Suhu seterika dapat ditur menurut kebutuhan panas berbagai jenis kain atau
pakaian yang akan diseterika. Posisi pengatur suhu atau termostat pada umumnya diletakkan
di bawah gagang seterika. Lihat gambar di bawah ini!

Konstruksi Seterika Listrik Otomatis


2.2. Instalasi Listrik Setrika
Rangkaian Kelistrikan

Keterangan : (a) Seterika Biasa (b) Seterika Otomatis

E = Sumber Tegangan (V)


L = Load (elemen seterika)
PS = Tombol Pengatur Suhu
BM = Saklar Bimetal

2.3. Spesifikasi Alat pada Setrika

Penggunaan seterika listrik dimaksudkan untuk menghaluskan atau melicinkan pakaian


yang berkerut atau kusut hingga nampak rapi dan enak dipakai. Umumnya penyetrikaan
dilakukan setelah pakaian dicuci dan dikeringkan.

Komponen utama seterika liatrik meliputi:


a. Elemen pemanas
b. Besi pengumpul panas
c. Besi pemberat
d. Tutup dan pemegang seterika
e. Terminal dan kabel penghubung
f. Pengatur panas (untuk seterika otomatis)
g. Pompa air (untuk seterika dengan uap air)
2.3.1. Elemen Pemanas

Elemen pemanas adalah suatu elemen yang akan menimbulkan panas bila dialiri arus
listrik. Sebenarnya, elemen pemanas listrik hanyalah sebuah resistor listrik yang bekerja pada
prinsip pemanasan Joule, yaitu arus listrik mengalir melalui resistor dan mengubah energi
listrik menjadi panas. Elemen pemanas ini biasanya terdiri dari kawat (wire) yang terbuat dari
nichrome (80% nikel dan 20% krom). Nichrome merupakan bahan yang ideal, karena
memiliki resistansi yang relatif tinggi. Dari keseluruhan lilitan pada elemen pemanas
tersebut, kemudian ditutup dengan isolator untuk mencegah induksi listrik dari elemen
menuju alas setrika.

Pada umumnya Sebagai sumber panas seterika listrik digunakan elemen pemanas
berupa kawat nikelin berbentuk pipih yang dililitkan pada lembaran mika yang dibentuk
sedemikian rupa sesuai bentuk alas seterika, sehingga panasnya dapat tersebar merata.
Elemen pemanas ini terisolasi terhadap badan seterika.

Pada seterika listrik model yang lain, kawat nikelin digulung menyerupai bentuk
spiral dan dimasukkan dalam selongsong/pipa sebagai pelindung. Agar arus listrik tidak
mengalir kebadan seterika, antara spiral nikelin dengan pipa disekat/diisolasi dengan bahan
oksida magnesium. Pada seterika model yang lama, spiral nikelin diberi selongsong dari
bahan keramik/batu tahan api sebagai pelindung dan sekaligus sebagai isolator.

2.3.2. Besi Pengumpul Panas (alas)


Besi pengumpul panas atau yang sekaligus sebagai bagian dasar/alas dari seterika,
berbentuk plate yang dilapisi bahan anti karat dan anti lengket, dan bagian ini harus selalu
bersih karena langsung dengan objek yang diseterika (pakaian).

2.3.3. Besi Pemberat


Pada seterika yang lama, dilengkapi dengan besi pemberat, karena daya rata-rata
seterika listrik 350 watt, sedang objek/bahan yang diseterika kebanyakan dari jenis katun,
yang pelicinannya memerlukan tekanan yang cukup kuat. Seterika listrik model yang lebih
baru, tidak lagi dilengkapi dengan besi pemberat, dengan alasan bahwa objek/bahan yang
diseterika sudah banyak bahan dari jenis sintetis dan lebih lembut.

2.3.4. Tutup dan pemegang seterika


Tutup seterika gunanya untuk melindungi bagian dalam seterika yang dialiri arus
listrik terhadap sentuhan pemakaiannya, dan juga berfungsi agar panas tidak menyebar
langsung ke udara bebas. Sedangkan pemegang seterika biasanya dari bahan yang tidak
mengalirkan panas dan juga tidak mengalirkan arus listrik. Untuk itu bagian ini biasanya
terbuat dari kayu, ebonit atau karat.

2.3.5. Terminal dan Kabel penghubung


Terminal berguna untuk menghubungkan rangkaian dalam seterika dengan sumber
tegangan dari kotak-kontak dinding, melalui kabel penghubung. Beberapa model seterika
listrik menggunakan terminal yang merupakan tempat persambungan antara ujung kawat
elemen yang disambung pada tusuk kontak (stiker) dengan kabel penghubung luar yang
disambung pada kontra steker, sehingga pada saat tidak digunakan kabel penghubung dapat
dilepas dan disimpan terpisah dari seterikanya.

2.3.6. Pengatur Panas


Seterika dengan pengatur panas otomatis menggunakan komponen tambahan berupa
termostat yang tersusun dari bahan bi metal yaitu lempengan dua logam yang berbeda
koefisien muai panjangnya, disatukan menjadi satu lempengan. Apabila lempengan logam ini
terkena panas, maka salah satu jenisnya akan memuai lebih dahulu, sehingga lempengan tadi
membengkok, yang arah bengkoknya ini kemudian dimanfaatkan untuk
melepas/menghubungkan kontak, jadi bila panas berlebihan kontak memutus sehingga
elemen pemanas tidak lagi dialiri arus listrik, tapi bila panasnya mulai rendah lagi kontak
akan menghubung kembali dan arus listrik kembali mengali melalui elemen pemanas.
Dengan demikian kondisi panas seterika dapat dipertahankan pada panas tertentu
sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan tombol pengatur panas.

2.3.7. Pompa Air


Pada seterika yang menggunakan uap air mempunyai tabung air dan dilengkapi dengan
pompa air. Pompa air ini berfungsi untuk menyemprotkan air pada objek yang diseterika,
terutama pada bahan yang tebal/katun, guna mendapatkan hasil seterika yang baik dan rapi.

2.4. Energi yang dibutuhkan


= Watt

= . Watt

= . Watt

= . .Joule

Keterangan : E = Energi yang dibutuhkan (Joule)

P = Daya yang dihasilkan (Watt)

V = Tegangan (Volt)

I = Arus (A)

R = Tahanan (ohm )
2.5. Katalong

Daftar Harga Setrika Listrik Terbaru

MERK / BRAND SPESIFIKASI HARGA


PHILIPS
1500 W, Setrika Uap, Stand, 1000 ml water Rp.
PHILIPS GC 525
tank 1.690.000
1280 Watt, Setrika Uap / Steamer Iron, Rp.
PHILIPS GC 515/05
Stand, Portable, 1000 ml water tank 1.415.000
1280 Watt, Setrika Uap / Steamer Iron, Rp.
PHILIPS GC 510
Portable, 1000 ml water tank 1.050.000
2000 Watt, Setrika Uap / Steamer Iron, Rp.
PHILIPS GC 2960
SteamGlide, Vertical steam 800.000
250 Watt, Travel Iron, Greblon, dapat dilipat, Rp.
PHILIPS HD 1301/38
ringan, pengatur Suhu 528.000
400 Watt, Setrika Uap / Steam Iron, Rp.
PHILIPS GC 1905
Indikator lampu, SteamGlide 500.000
300 Watt, Dry Iron, pengaturan panas, Rp.
PHILIPS HI 115
tapak ceralon, Indikator lampu 216.000
350 Watt, Dry iron, Non-stick Soleplate Rp.
PHILIPS HD 1172
Coating, indikator panas 200.000
300 Watt, Dry iron, Ceralon, Temperature Rp.
PHILIPS HI 114
control 196.000
PANASONIC
PANASONIC Setrika 450 Watt, Dry, Double Protection, Sistem Rp.
[NI-22AWTSR] Casting 375.000
PANASONIC Setrika 350 Watt, Steam/Dry Iron, Non-Stick Rp.
[NI-V100NASR] coating, 360 swivel Cord 249.000
OXONE

OXONE Setrika Travel max 900 Watt, Dry, Steam & Variable Rp.
[OX-838] Steam, Lapisan Sol-Plate, Non-Stick Coating 305.000

OXONE Spray Iron Rp.


300 Watt, Spray Iron
[OX-836] 161.000
DOMO
DOMO Setrika [DN 400 Watt, Dry; Steam & Spray Ironer, Teflon Rp.
1500] Base, Thermostat 200.000
DOMO Setrika [DN 350 Watt, Dry & Spray Ironer, Teflon Base, Rp.
1200] Thermostat 175.000

Alangkah baiknya sebelum membelai setrika listrik melihat daya listrik yang ada di rumah
anda dengan setrika yang akan anda beli, karena kita mengetahui sendiri bahwa setrika
listrik ada yang membutuhan daya hingga 1500 Watt, tentunya ini tidak dapat di gunakan
pada rumah yang hanya memiliki tegangan 900 Watt.
BAB 3 KESIMPULAN

Setrika memerlukan adanya panas untuk memudahkan dalam menghaluskan


permukaan pakaian. Energi panas diperoleh dari konversi energi listrik. Prinsip kerja alat
tersebut bermula dari penutupan saklar bimetal pada rangkaian, sehingga arus mengalir dari
sumber tegangan menuju lampu, kemudian melalui saklar, dan melalui hambatan lilitan
kawat nichrome pada elemen pemanas. Akibat besarnya nilai resistansi pada hambatan
tersebut, maka akan menimbulkan panas yang besar. Panas tersebut akan ditransfer secara
konduksi dari elemen pemanas menuju alas setrika, sehingga alas setrika mulai memanas dan
siap digunakan. Ketika panas pada pengatur suhu tingkatan tertentu telah mencapai
puncaknya, maka arus akan otomatis terputus akibat prinsip pemuaian bimetal yang
mengakibatkan saklar terbuka. Hal tersebut digunakan agar tidak
menimbulkan overheat (panas berlebih) pada elemen pemanas, sehingga tidak mengalami
kerusakan maupun terbakar.
Mekanisme perpindahan kalor yang terjadi pada alat setrika listrik ini terdapat pada
kontak langsung antara elemen pemanas dengan alas setrika. Panas akan merambat dari
elemen pemanas secara konduksi menuju ke alas setrika karena panas ditransfer tanpa adanya
perpindahan massa di antara kedua logam tersebut.
TUGAS
INSTALASI TENAGA LISTRIK
SETRIKA

Disusun Oleh :
Nama : SINTA EVELIN BR HUTAGALUNG
NIM : 1205032105
Kelas : EL- 6D

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2015

Anda mungkin juga menyukai