Anda di halaman 1dari 9

Mekanisme Kerja dan Cara Penggunaan Setrika Listrik

OLEH

Meli Widiyastuti ( PO. 71. 39. 014. 016 )


Mellysa ( PO. 71. 39. 014. 017 )
Monika Septiana M ( PO. 71. 39. 014. 018 )
Mia Audina ( PO. 71. 39. 014. 019 )
Nilma Rosalini ( PO. 71. 39. 014. 020 )

Reguler I A

Dosen Pembimbing :

Drs. H. Benjamin M. Noer, Apt, MM.


Vera Astuti, S.Farm, Apt.

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
Mekanisme Kerja dan Cara Penggunaan Setrika Listrik

A. Pendahuluan

Listrik merupakan salah satu bentuk energi yang dihasilkan dari adanya
gerakan partikel-partikel bermuatan seperti elektron, positron, dan ion. Energi listrik
termasuk energi nan mudah diubah menjadi bentuk-bentuk energi lain. Proses
pengubahan energi listrik menjadi bentuk-bentuk energi yang lain ini bisa dilakukan
dengan menggunakan alat-alat listrik.

Hampir setiap peralatan dalam kehidupan rumah tangga menggunakan energi


listrik. Peralatan dapur seperti rice cooker, dispenser, kompor, dan kulkas
menggunakan energi listrik. Media hiburan seperti televisi dan radio pun
memanfaatkan energi listrik. Selain itu, ada salah satu alat pelicin baju yang
menggunakan energi listrik yaitu setrika listrik.
B. Sejarah Setrika Listrik

Setrika berasal dari bahasa Belanda, strijkijzer . Setrika ialah cara menghilangkan
kerutan dari baju dengan alat yang dipanaskan. Alat yang biasanya digunakan juga
disebut "setrika". Biasanya baju yang baru dicuci harus disetrika agar kembali mulus
dan rapi. Hal ini terjadi sebab ketika molekul-molekul polimer dalam serat baju
dipanaskan, serat-serat tersebut diluruskan sebab beban dari setrika. Setelah dingin,
baju mempertahankan bentuk lurus ini. Beberapa bahan baju perlu diberi air buat
melonggarkan ikatan antar molekul. Saat ini terdapat banyak bahan baju dari polimer
sintetis yang dipromosikan sebagai bahan yang tak perlu disetrika.

Konsep setrika sendiri datangnya dari Cina satu abad sebelum masehi. Pada masa itu,
mereka menggunakan wajan besi dengan pegangan panjang yang berisi batubara.
Nah, wajan ini kemudian ditekankan di pakaian yang akan di setrika. Meski
bentuknya masih agak jauh dari setrika yang kita kenal sekarang, tapi kalau tidak
muncul ide ini, pastilah kita akan berfikir dua kali untuk memakai pakaian yang
belum disetrika tersebut.

Pada abad ke-17, setrika muncul di Barat. Setrika yang pertama kali muncul pada
masa itu dikenal dengan nama sadiron, yang berasal dari bahasa inggris antik sald
yang berarti solid. Sadiron berbentuk sepotong besi yang ditempelkan dengan
pegangan besi. Sadiron ini dipanaskan di depan tanur terbuka atau kompor. Tapi,
begitu sadiron ini dipanaskan, pegangannya pun ikut panas. Makanya, buat
memegang sadiron ini, kita harus menggunakan sarung tangan yang sangat tebal.
Berat sadiron biasanya 2,5-4,5 kg.

Abad ke-19, sekitar taunh 1870 seorang ibu rumah tangga bernama Mary Florence
Potts di Lowa menemukan penemuan yang membuat setrika jadi lebih mudah.
Caranya membuat sadiron dengan dua ujung yang runcing, yang membuat
menyetrika lebih mudah dua arah. Tahun berikutnya, Mary mematenkan satu
temuannya lagi yaitu sadiron dengan pegangan yang dapat di lepas, yang
memungkinkan sadiron di panaskan tanpa perlu memanaskan pegangannya juga. Satu
hal yang menjadi masalah ialah bahwa sadiron cepat sekali mendingin sehingga kita
mesti punya beberapa setrikaan supaya dapat bergantian dipanaskan dan digunakan.

Abad ke-20 setrika listrik yang pertama kali dipatenkan sebenarnya sudah ada pada
tahun 1882. Tapi, inovasi ini justru tak berhasil sebab sulit buat digunakan. Pada
waktu itu, belum banyak orang yang mendapat listrik dirumah. Kalaupun ada,
biasanya listrik itu hanya dipakai pada malam hari buat menyalakan lampu. Baru
pada awal abad ke-20, setrika listrik menjadi populer dan akhirnya pada tahun 1920-
an mucullah setrika listrik dengan thermostat. Menyetrika jadi lebih mudah, sebab
kita dapat mengatur suhunya.

Abad ke-21 setrika yang sering kita pakai sekarang pastinya sudah jauh lebih canggih
dan mudah. Selain pengatur suhu, ada juga yang dilengkapi dengan wadah air yang
dapat kita semprotkan bersamaan pada saat kita menyetrika. Ada pula setrika bentuk
baru seperti vacuum cleaner yang memudahkan kita menghaluskan pakaian. Kalau
menggunakan setrika yang mengeluarkan uap panas ini, kita tak perlu meletakkan
pakaian di atas papan setrika, tapi cukup di gantung saja. Berat setrika juga makin
ringan, bahkan sekarang ada setrika yang hanya berbobot 1,5 ons.

C. Mekanisme Kerja Setrika Listrik

Setrika listrik merupakan salah satu alat listrik yang termasuk dalam kelompok
pemanas listrik ( electric heater ), yaitu alat listrik yang menggunakan elemen
pemanas sebagai komponen utamanya.

Pada dasarnya, setrika listrik terdiri dari 4 bagian utama, yaitu elemen pemanas,
gagang atau pegangan, kabel penghubung, dan lempeng logam (besi atau baja)
dengan permukaan datar.

Elemen pemanas merupakan bagian setrika listrik yang bertugas buat mengubah
energi listrik menjadi energi panas (kalor). Gagang atau pegangan setrika merupakan
bagian setrika yang berfungsi buat menjalankan setrika dan terbuat dari bahan isolator
yang tahan panas.

Kabel penghubung merupakan bagian setrika listrik yang berfungsi untuk


menghubungkan elemen pemanas dengan sumber listrik. Lempeng logam merupakan
bagian setrika listrik yang berfungsi buat meneruskan energi panas dari elemen ke
baju atau kain yang akan disetrika.

Elemen pemanas pada setrika listrik biasanya berupa koil atau lilitan dawai yang
dililitkan pada selembar bahan tahan panas (biasanya asbes). Ketika kabel
penghubung setrika dihubungkan ke sumber listrik, arus listrik akan segera mengalir
melalui elemen.

Desain atau bentuk konfigurasi lilitan dawai pada elemen yang membentuk koil akan
membuat energi listrik terdisipasi cukup besar di dalam lilitan tersebut sehingga akan
timbul energi panas atau kalor yang ukurannya juga cukup besar.

Pemasangan elemen pemanas dirancang untuk memungkinkan terjadinya transfer


kalor ke lempeng logam. Beberapa saat setelah setrika listrik dihubungkan ke sumber
listrik, lempeng logam di bagian bawah setrika akan ikut memanas dan pada akhirnya
bisa digunakan buat menyetrika.

Pada setrika listrik produksi lama, kalor yang dihasilkan oleh elemen pemanas
cenderung tak terkontrol sehingga hal ini bisa membuat elemen pemanas cepat rusak.
Akan tetapi, setrika listrik produksi baru biasanya dilengkapi dengan saklar otomatis
untuk mengontrol besarnya energi panas tersebut. Saklar otomatis ini memanfaatkan
teknologi bimetal.
Adapun Bagian-bagian utama dari setrika listrik terdiri dari :
a. Elemen Panas
Sebagai sumber panas setrika listrik digunakan elemen pemanas berupa kawat
nikelin berbentuk pipih yang dililitkan pada lembaran mika yang dibentuk
sedemikian rupa sesuai bentuk alas setrika, sehingga panasnya dapat tersebar merata.
Elemen pemanas ini terisolasi terhadap badan setrika. Pada setrika listrik model yang
lain, kawat nikelin digulung menyerupai bentuk spiral dan dimasukkan dalam
selongsong/pipa sebagai pelindung. Agar arus listrik tidak mengalir kebadan setrika,
antara spiral nikelin dengan pipa disekat/diisolasi dengan bahan oksida magnesium.
Pada setrika model yang lama, spiral nikelin diberi selongsong dari bahan
keramik/batu tahan api sebagai pelindung dan sekaligus sebagai isolator.

b. Besi Pengumpul Panas


Besi pengumpul panas atau yang sekaligus sebagai bagian dasar/alas dari
setrika, berbentuk plate yang dilapisi bahan anti karat dan anti lengket, dan bagian ini
harus selalu bersih karena langsung dengan objek yang disetrika (pakaian).

c. Besi Pemberat
Pada setrika yang lama, dilengkapi dengan besi pemberat, karena daya rata-
rata setrika listrik 350 watt, sedangkan objek/bahan yang disetrika kebanyakan dari
jenis katun, yang pelicinnya memerlukan tekanan yang cukup kuat. Setrika listrik
model yang lebih baru, tidak lagi dilengkapi dengan besi pemberat, dengan alasan
bahwa objek/bahan yang disetrika sudah banyak bahan dari jenis sintesis dan lebih
lembut.

d. Tutup dan Pemegang Setrika


Tutup setrika gunanya untuk melindungi bagian dalam setrika yang dialiri
arus listrik terhadap sentuhan pemakainya, dan juga berfungsi agar panas tidak
menyebar langsung ke udara bebas. Sedangkan pemegang setrika biasanya dari
bahan yang tidak mengalirkan panas dan juga tidak mengalirkan arus listrik. Untuk
itu bagian ini biasanya terbuat dari kayu, ebonit, atau karat.
e. Terminal dan Kabel Penghubung
Terminal berguna untuk menghubungkan rangkaian dalam setrika dengan
sumber tegangan dari kotak-kotak dinding, melalui kabel penghubung. Beberapa
model setrika listrik menggunakan terminal yang merupakan tempat persambungan
antara ujung kawat elemen yang disambung pada tusuk kontak (stiker) dengan kabel
penghubung luar yang disambung pada kontra stiker, sehingga pada saat tidak
digunakan kabel penghubung dapat dilepas dan disimpan terpisah dari setrikanya.

f. Pengatur Panas
Setrika dengan pengatur panas otomatis menggunakan komponen tambahan
berupa termostat yang tersusun dari bahan bimetal yaitu lempengan dua logam yang
berbeda koefisien mulai panjangnya, disatukan menjadi satu lempengan. Apabila
lempengan logam ini terkena panas, maka salah satu jenisnya akan memuai lebih
dahulu, sehingga lempengan tadi membengkok, yang arah bengkoknya ini kemudian
dimanfaatkan untuk melepas/menghubungkan kontak, jadi bila panas berlebihan
kontak memutus sehingga elemen panas tidak lagi dialiri arus listrik, tapi bila
panasnya mulai rendah lagi kontak akan menghubung kembali dan arus listrik
kembali mengalir melalui elemen panas. Dengan demekian kondisi panas setrika
dapat dipertahankan pada panas tertentu sesuai dengan yang diinginkan melalui
pengatur tombol pengatur panas.
D. Cara Menggunakan Setrika Listrik

Setrika listrik yang akan digunakan pertama-tama dipanaskan terlebih dahulu. Suhu
yang diambil ialah suhu rendah hingga sedang. Jangan langsung memanaskan setrika
dengan temperatur tinggi sebab dapat menyebabkan elemen dalam setrika rusak.

Panas dari setrika listrik bisa menghaluskan serat kain. Hal ini sebab molekul-
molekul polimer dalam serat baju dipanaskan dan diluruskan oleh beban dari setrika.
Ketika sudah dingin, baju tetap mempertahankan bentuk lurus tersebut. Ada beberapa
bahan baju yang perlu diberi air dengan tujuan buat melonggarkan ikatan antar
molekul polimer, seperti pada bahan katun.

Untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan, beberapa produsen setrika listrik


mengeluarkan produk setrika modern yang dapat mengubah air menjadi uap air agar
dapat membasahi pakaian. Lebih praktis dan ekonomis tenaga pastinya sebab Anda
tidak perlu susah payah membawa air dalam semprotan.

Sementara, beberapa perusahaan elektronik terkenal lainnya juga mulai memasarkan


setrika dengan desain spesifik dengan rona yang atraktif. Fungsinya tentu saja buat
memotivasi orang yang menyetrika agar tidak cepat bosan. Ada pula setrika nirkabel
atau setrika portable berukuran kecil yang biasa dipakai untuk menyetrika dasi.
Setrika ini mirip setrika listrik hanya saja ia dapat dibawa ke mana-mana, tanpa
menggunakan kabel dan memanaskannya dengan menggunakan docking station .
E. Perawatan Setrika Listrik

Agar setrika yang Kita gunakan bisa bertahan lama dan tidak cepat rusak,
bersihkan bagian bawah setrika dari kerak yang dapat menghambat panas.
Caranya sederhana saja, yaitu dengan menggunakan kain lembut yang telah
direndam air teh dingin. Tentu saja lakukan hal ini ketika setrika sudah dingin
atau tidak sedang digunakan. Atau, Anda dapat menggunakan kertas amplas yang
halus. Gosok perlahan alas setrika yang sudah dingin atau tidak digunakan.
Kemudian jangan menggulung kabel setrika, terutama sehabis digunakan sebab
bisa merusak kabel setrika. Akibatnya, panas akan berkurang atau lama kelamaan
menjadi rusak. Gantungkan kabel melengkung di atas paku.

Anda mungkin juga menyukai