Assalamualaikum Wr.Wb.
Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Sistem Reproduksi, di
Prodi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Tangerang.
Penulis telah menyusun makalah ini dengan sebaik baiknya. Namun, penulis
menyadari masih ada kekurangan atau kesalahan yang tidak disengaja. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat penulis harapkan.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
During labour conflicting emotions are present; fear and unease that can be
coupled with anticipation and gladness. Tension, anxiety and fear are factors
contributing towards womens perception of pain and may also affect their labour
and birth experience. Pain associated with labour has been described as one of the
most intense forms of pain that can be experienced. Many women would like to
avoid invasive methods of pain management during labour and this may contribute
to the development of complementary or non-pharmacological methods for pain
management. This study examined the use of aromatherapy and biofeedback as non-
pharmacological methods for pain management in labour.
1
coming from their own bodies (temperature, heart rate, muscular tension, etc.). The
underlying principle is that changes in thoughts and emotions may result in changes
in body functioning. The present study was carried out to compare the reduction of
pain and duration of labour between the aromatherapy therapy and biofeedback
therapy group during childbirth among primigravidas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sakit pada persalinan telah digambarkan sebagai salah satu bentuk yang paling
intens dari nyeri yang sudah dialami. Banyak wanita ingin menghindari metode
invasif manajemen nyeri selama persalinan dan ini dapat berkontribusi untuk
pengembangan metode pelengkap atau non-farmakologis untuk manajemen nyeri.
Penelitian ini menguji penggunaan aromaterapi dan biofeedback sebagai metode
non-farmakologis untuk manajemen nyeri persalinan.
4
tentang ibu menerima & administrasi percobaan. Setelah penjelasan dan
memperoleh persetujuan tertulis dari wanita, mereka secara acak ditugaskan untuk
tiga kelompok :
1. Aplikasi 1 Kelompok Aromaterapi
Minyak yang digunakan untuk aromaterapi adalah minyak lavender dan
diterapkan dengan metode pijat, inhalasi selama persalinan oleh peneliti.
Sebelum terapi, alergi kulit diperiksa dengan melakukan tes patch pada kulit.
Dipilih secara acak subyek (n = 200) menerima aromaterapi mana minyak
diaplikasikan di atas punggung dan perut dengan pijat sedikit. Pijat dilanjutkan
sampai akhir tahap pertama kelahiran. Nyeri itu dinilai dalam fase laten, fase
aktif dan fase transisi. Perawatan intrapartum rutin juga diberikan untuk ibu oleh
tenaga kesehatan.
2. Aplikasi 2 Kelompok Biofeedbacks
Peneliti menjelaskan tujuan penelitian dengan subjek yang dipilih secara
acak (n = 200). Cardiotokograph, mesin elektronik yang digunakan untuk studi
biofeedback. Dalam hal ini, ibu diminta untuk mendengarkan bunyi jantung
janin dan variasi dalam kontraksi uterus. Ini membantunya untuk secara sadar
mengatur proses baik psikologis dan fisik, seperti nyeri, yang biasanya tidak di
bawah kendali sadar. Rasa sakit itu dinilai dalam fase laten, fase aktif dan fase
transisi. Perawatan intrapartum rutin juga diberikan untuk ibu oleh tenaga
kesahatan. Data hasil neonatal termasuk skor Apgar pada 1 dan 5 menit.
3. Kelompok Kelompok 3 Control (n = 200)
Hanya menerima intervensi rutin sesuai dengan kebijakan rumah sakit.
Perawatan rutin diberikan oleh tenaga kesahatan dan peneliti telah mencatat
tingkat intensitas nyeri dan durasi persalinan sebagai kelompok eksperimen.
5
2.5 Keterbatasan Studi dalam Penelitian
Penelitian ini terbatas pada ibu primigravida hanya dengan dua variabel
seperti nyeri dan durasi persalinan. Penelitian dilakukan di beberapa rumah sakit
pendidikan di kota.
6
Ulasan individu menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
antara kelompok aromaterapi dan Biofeedback Group. Meskipun wanita lebih dalam
kelompok aromaterapi puas dengan nyeri (p = 0,6443) dan operasi caesar (p =
0,0304) berkurang (Tabel 6). Tidak ada wanita di kedua kelompok memiliki
perdarahan postpartum (p = 1.000). Temuan penelitian ini menyimpulkan bahwa
terapi aroma dan biofeedback ditemukan efektif bila dibandingkan dengan
kelompok kontrol.
7
2.7 Diskusi Penelitian
Studi ini telah mengevaluasi efektivitas aromaterapi dan biofeedback dalam
pengurangan nyeri dan durasi persalinan saat melahirkan. Secara keseluruhan ada
sedikit perbedaan antara aroma terapi dan terapi biofeedback. Tapi bila
dibandingkan dengan terapi aroma ada pengurangan rasa sakit yang terbatas dalam
terapi biofeedback. Namun terapi biofeedback juga menemukan efektif bila
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Duchene 1998 melaporkan bahwa
perempuan yang berlatih biofeedback, memiliki penurunan yang signifikan dalam
nyeri persalinan menurut skala Mc Gill Sakit Angket dan juga pengurangan durasi
persalinan.
8
Aroma terapi adalah metode nyeri farmakologis non biaya yang efektif.
Penelitian ini menunjukkan bahwa, aromaterapi efektif dalam mengurangi rasa sakit
dan durasi persalinan. Tidak ada efek samping maternal dan neonatal dikaitkan
dengan aroma terapi. Mayoritas wanita melaporkan kepuasan tentang pengalaman
kerja mereka. Untuk mengkonfirmasi hal ini, Chang et al., menunjukkan sebuah
studi di mana pijat aroma terapi efektif pada pengurangan rasa sakit dan
pengentasan ketakutan selama persalinan. Temuan kami juga menunjukkan bahwa
intensitas nyeri berarti dalam tahap pertama persalinan berkurang ketika
membandingkan dengan kelompok non-eksperimental. Hal ini juga didukung oleh
penelitian lain yang dilakukan oleh Luka bakar et al., dimana, mereka
menyimpulkan bahwa aromaterapi berguna untuk menghilangkan rasa sakit dan
juga memperkuat kontraksi rahim selama persalinan. Penelitian terbaru oleh
Abbaspour, juga menegaskan bahwa, pijat minyak lavender adalah intervensi yang
efektif biaya selama persalinan untuk mengurangi nyeri dan durasi persalinan
selama tahap pertama dan kedua persalinan.
9
mengembangkan keterampilan yang lebih besar untuk mengatasi dan ditingkatkan
berfungsi pada langkah-langkah dari intensitas nyeri, keyakinan adaptif tentang rasa
sakit dan tingkat depresi. Selama terapi biofeedback, elektroda menempel pada kulit
pasien, yang mengirimkan data ke karton meneliti. The biofeedback terapis
membaca dimensi dan melalui trial and error sinyal keluar usaha mental yang
membantu untuk menormalkan proses seluruh tubuh pasien.
Giardino et al., menyatakan bahwa, biofeedback adalah untuk membuat orang yang
dalam keadaan cemas untuk menjadi sadar akan perubahan fisiologis dan sleds
memanipulasi berada dalam keadaan santai. Sutarto et al., meneliti efek dari
pernapasan resonansi mengajar biofeedback untuk mengurangi stres di kalangan
membangun operator. Hasil menunjukkan bahwa patah semangat, kecemasan, dan
stres secara signifikan menurun setelah pelatihan di kelompok eksperimen. Apalagi
bila digunakan sebagai tambahan untuk intervensi terapi lain ditampilkan sebagai
pengobatan yang efektif untuk mengurangi atau menghilangkan gejala dari beberapa
kondisi nyeri yang terkait, termasuk nyeri punggung bawah. Sebagai intervensi
keperawatan non-farmakologis, terapi biofeedback mudah untuk mengelola, biaya
yang efektif, tidak berbahaya, tidak memerlukan banyak pelatihan, dan menarik bagi
ibu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi biofeedback juga metode
farmakologis non baik dan efektif untuk mengurangi nyeri dan durasi kerja bila
dibandingkan dengan kelompok kontrol sedangkan, bila dibandingkan dengan
aromaterapi, memiliki efek kurang signifikan pada kedua variabel.
10
penelitian pendahuluan pada 5 primigravida in partu dan jumlah sampel sebanyak
30 in partu kala I fase aktif.
Alat dan bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi nyeri skala numerik (numeric rating scale/NRS). Penilaian tingkat nyeri
dilakukan dengan cara ibu in partu kala I fase aktif diminta untuk melingkari angka
pada NRS untuk menggambarkan nyeri yang dirasakan sebelum penghirupan
aromaterapi lavender. Aromaterapi lavender berasal dari minyak esensial lavender
murni (Lavandula officinalis) produksi MB sebanyak 0,4 mL diencerkan dengan
minyak karier zaitun (Virgin olive oil) sebanyak 30 mL yang diteteskan pada tisu
makan sebanyak 3 tetes. Tisu makan yang telah ditetesi aromaterapi lavender
dihirup sebanyak 3x tarikan napas dalam 1x his yang diulangi setiap menjelang his,
dalam pengamatan 30 menit selama kala I fase aktif. Setelah 30 menit dilakukan
penilaian tingkat nyeri dengan cara ibu in partu melingkari kembali angka pada
NRS untuk menggambarkan tingkat nyeri setelah perlakuan penghirupan
aromaterapi lavender.
11
2.9 Zat yang Terkandung pada Minyak Lavender
Minyak lavender memiliki banyak potensi karena terdiri atas beberapa
kandungan. Menurut penelitian, dalam 100 gram bunga lavender tersusun atas
beberapa kandungan, kandungan utama dari bunga lavender adalah linalyl asetat dan
linalool7 (C10H18O). Diteliti efek dari tiap kandungan bunga lavender untuk
mencari tahu zat mana yang memiliki efek anti-anxiety (efek anti cemas/relaksasi)
menggunakan Geller conflict test dan Vogel conflict test. Cineol, terpinen-4-ol,
alpha-pinene, dan beta-myrcene tidak menghasilkan efek anti cemas yang signifikan
pada tes Geller. Linalyl asetat sebagai salah satu kandungan utama pada lavender
tidak menghasilkan efek anti cemas yang signifikan pada kedua tes. Borneol dan
camphene memberikan efek anti cemas yang signifikan pada tes Geller, tapi tidak
signifikan pada tes Vogel. Linalool, yang juga merupakan kandungan utama pada
lavender, memberikan hasil yang signifikan pada kedua tes. Dapat dikatakan,
linalool adalah kandungan aktif utama yang berperan pada efek anti cemas
(relaksasi) pada lavender.
12
2.10 Manfaat Lavender
Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki efek
sedatif, hypnotic, dan anti-neurodepresive. Karena minyak lavender dapat memberi
rasa tenang, sehingga dapat digunakan sebagai manajemen stress dan sedatif
mengurangi rasa nyeri. Kandungan utama dalam minyak lavender adalah linalool
asetat yang mampu mengendorkan dan melemaskan sistem kerja urat-urat syaraf
dan otot-otot yang tegang. Dikatakan juga linalool menunjukkan efek hypnotic dan
anticonvulsive. Selain itu, beberapa tetes minyak lavender dapat membantu
mengurangi rasa nyeri. Penelitian lain yang dilakukan terhadap manusia mengenai
efek aromaterapi lavender untuk relaksasi, kecemasan, mood, dan kewaspadaan
pada aktivitas EEG (Electro Enchepalo Gram) menunjukkan terjadinya penurunan
kecemasan, perbaikan mood, dan terjadi peningkatan kekuatan gelombang alpha dan
beta pada EEG yang menunjukkan peningkatan relaksasi.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nyeri Persalinan adalah bentuk yang paling parah dari sakit yang setiap
wanita dapat mengalami selama hidup intranatal. Nyeri persalinan membuat respon
stres yang dapat menyebabkan efek berbahaya pada ibu dan janinnya.
Uji klinis ini dilakukan pada 600 wanita nulipara yang dipilih secara acak
yang diharapkan memiliki persalinan normal. Kasus secara acak ditugaskan untuk
kelompok Aromaterapi (n = 200), kelompok biofeedback (n = 200) kelompok dan
kelompok kontrol (n = 200). Penyidik dinilai nyeri dengan menggunakan skala nyeri
analog visual. Enam puluh Sembilan persen 69% (n = 137) kasus dalam kelompok
penghirupan aroma menyatakan itu membantu, memberikan bantuan rasa sakit dan
kesejahteraan emosional selama persalinan. Biofeedback juga efektif dalam
mengurangi rasa sakit dan durasi kerja selama persalinan dibandingkan dengan
kelompok non-eksperimental.
3.2 Saran
Hasil studi ini menyarankan penggunaan aromaterapi dan biofeedback
sebagai metode yang efektif untuk mengurangi persepsi nyeri dan durasi persalinan
pada wanita selama persalinan. Sebagai intervensi keperawatan non-farmakologi, ini
mudah untuk mengelola, biaya yang efektif, tidak berbahaya, tidak memerlukan
lebih banyak pelatihan, dan menarik bagi ibu. Intervensi ini dapat digunakan oleh
praktisi kesehatan (bidan, staf medis dan keperawatan, perawat mahasiswa) sebagai
bagian dari rutinitas mereka ketika memberikan perawatan dengan wanita selama
proses persalinan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Potter, P.A., Perry, A.G. 2005. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses Dan
Churchil.
19 April 2015.
15