Anda di halaman 1dari 18

EFFECTIVENESS OF LAVENDER AROMATHERAPY AND

BIOFEEDBACK IN PROMOTION OF LABOUR OUTCOME


DURING CHILDBIRTH AMONG PRIMIGRAVIDAS

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS MATA KULIAH SISTEM


REPRODUKSI DENGAN DOSEN PENGAMPU :
Ns. Kartini, M.Kep., Sp. Kep. Mat

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

1. MARDIKA DWI SETIYANI 12.14201.005

2. ARYANI DWIRAGUPTI YUWONO 12.14201.012

3. HUMAEROTUL SHIYAMAH 12.14201.017

4. ARIE MARSITA 12.14201.029

5. AYU RENTIKA SARI 12.14201.035

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Makalah ini berjudul Effectiveness Of Lavender Aromatherapy And


Biofeedback In Promotion Of Labour Outcome During Childbirth Among
Primigravidas dapat penulis selesaikan dengan baik, semata mata atas rahmat Allah
SWT. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan puji syukur kepada-Nya.

Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Sistem Reproduksi, di
Prodi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Tangerang.

Penulisan makalah ini dimungkinkan karena adanya dukungan, bantuan dan


bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, Penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Orang Tua
2. Ibu Imas Yoyoh, S.Kp., M.Kep. selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan
3. Ibu Ns. Kartini, M.Kep., Sp.Kep. Mat selaku Koordinator dan Dosen mata kuliah
Sistem Reproduksi.

Penulis telah menyusun makalah ini dengan sebaik baiknya. Namun, penulis
menyadari masih ada kekurangan atau kesalahan yang tidak disengaja. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat penulis harapkan.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.


Wassalamualaikum. Wr.Wb.
Tangerang, Mei 2015
Penulis

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 2
1.2.1 Tujuan Umum ...................................................................................................... 2
1.2.2 Tujuan Khusus ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
2.1 Nyeri Persalinan ......................................................................................................... 3
2.2 Gambaran Umum Penelitian ...................................................................................... 3
2.3 Metode dan Bahan Penelitian ..................................................................................... 4
2.4 Pertimbangan Etis Penelitian ...................................................................................... 5
2.5 Keterbatasan Studi dalam Penelitian .......................................................................... 6
2.6 Hasil Penelitian ........................................................................................................... 6
2.7 Diskusi Penelitian ....................................................................................................... 8
2.8 Penelitian Serupa yang dilakukan Di Indonesia ....................................................... 10
2.9 Zat yang Terkandung pada Minyak Lavender .......................................................... 12
2.10 Manfaat Lavender ................................................................................................... 13
2.11 Kerja Ekstrak Lavender Sebagai Media Relaksasi ................................................. 13
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 14
3.2 Saran ......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Childbirth is considered a life-changing event for most women who are
associated with great risks, and in certain cases it may cause disability and even
death for the mother or child. According to the World Bank report the maternal
mortality ratio in India was high as 200 maternal deaths per 100000 live births in
2013. Maternal mortality ratio (MMR) is defined as the death of a woman while
pregnant or within 42 days of termination of pregnancy and is received by dividing
the number of maternal deaths per 100 000 live births. Women with adequate
psychological support and relaxation techniques had reduced the incidence of
caesarean section. Relaxation techniques, mainly breathing exercises, had brought
50% reduction in caesarean section for psychological indications.

During labour conflicting emotions are present; fear and unease that can be
coupled with anticipation and gladness. Tension, anxiety and fear are factors
contributing towards womens perception of pain and may also affect their labour
and birth experience. Pain associated with labour has been described as one of the
most intense forms of pain that can be experienced. Many women would like to
avoid invasive methods of pain management during labour and this may contribute
to the development of complementary or non-pharmacological methods for pain
management. This study examined the use of aromatherapy and biofeedback as non-
pharmacological methods for pain management in labour.

In aromatherapy therapy, essential oils from plants were massaged in the


skin, in a form of bath or inhalation using a steam or burner. Literature revealed that
essential oils were used to heal various ailments by therapeutically stimulating the
nasal/ olfactory senses (smell) via mental responses, circulatory and respiratory
functions. Moreover it enhances physical and mental wellbeing of patients.
Biofeedback or biological feedback encompasses a therapeutic technique where an
individual will be trained to improve their own health and wellbeing through signals

1
coming from their own bodies (temperature, heart rate, muscular tension, etc.). The
underlying principle is that changes in thoughts and emotions may result in changes
in body functioning. The present study was carried out to compare the reduction of
pain and duration of labour between the aromatherapy therapy and biofeedback
therapy group during childbirth among primigravidas.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pembelajaran mengenai Efektivitas Aromaterapi
Lavender & Biofeedback saat Persalinan, diharapkan pengetahuan mahasiswa
mengenai Efektivitas Aromaterapi Lavender & Biofeedback saat Persalinan
menjadi meningkat.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Mahasiswa mampu memahami managemen nyeri nonfarmakologi
b. Mahasiswa mampu memahami manajemen nyeri persalinan menggunakan
aromaterapi lavender.
c. Mahasiswa mampu memahami manajemen nyeri persalinan menggunakan
Biofeedback.
d. Mahasiswa mampu membandingkan pengurangan nyeri dan durasi
persalinan antara kelompok aroma terapi dan terapi biofeadback saat
melahirkan pada primigravida.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Nyeri Persalinan


Melahirkan atau persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan dapat
dibagi dalam 4 tingkatan yaitu kala I dimulai dari kontraksi uterus yang teratur dan
berakhir pada pembukaan lengkap serviks, kala II pembukaan lengkap serviks
sampai dengan bayi lahir, kala III dari bayi lahir sampai keluarnya plasenta, kala IV
dimulai sejak lahirnya plasenta sanmpaii 2 jam postpartum. Nyeri selama dalam
persalinan kala I disebut nyeri primer sebagai akibat dilatasi serviks dan kontraksi
uterus, sedangkan nyeri kala II berasal dari pelebaran vulva dan perineum
(Prawirohardjo, 2005). Menurut Prawirohardjo (2005) pada kala I fase aktif
amplitudo his meningkat dari 60-90. Menurut Doengoes & Moorhouse (2001)
kontraksi uterus akan meningkat sampai intensitas sedang, kontraksi tersebut terjadi
setiap 2,5-5 menit dengan rentang kontraksi 30-40 detik dalam fase aktif.

Melahirkan dianggap peristiwa yang mengubah hidup bagi sebagian besar


wanita yang berhubungan dengan risiko besar, dan dalam kasus tertentu dapat
menyebabkan kecacatan dan bahkan kematian bagi ibu atau anak. Menurut laporan
Bank Dunia rasio kematian ibu di India adalah sebanyak 200 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Rasio kematian ibu (AKI) didefinisikan
sebagai kematian seorang wanita saat hamil atau dalam 42 hari dari penghentian
kehamilan dan diterima dengan membagi jumlah kematian ibu per 100 000
kelahiran hidup. Wanita dengan dukungan dan teknik relaksasi psikologis yang
memadai telah mengurangi kejadian operasi caesar.

2.2 Gambaran Umum Penelitian


Selama persalinan konflik emosi yang hadir; ketakutan dan kegelisahan yang
dapat digabungkan dengan antisipasi dan kegembiraan. Ketegangan, kecemasan dan
ketakutan adalah faktor berkontribusi terhadap persepsi perempuan dari rasa sakit
dan juga dapat mempengaruhi persalina mereka dan pengalaman melahirkan. Rasa

3
sakit pada persalinan telah digambarkan sebagai salah satu bentuk yang paling
intens dari nyeri yang sudah dialami. Banyak wanita ingin menghindari metode
invasif manajemen nyeri selama persalinan dan ini dapat berkontribusi untuk
pengembangan metode pelengkap atau non-farmakologis untuk manajemen nyeri.
Penelitian ini menguji penggunaan aromaterapi dan biofeedback sebagai metode
non-farmakologis untuk manajemen nyeri persalinan.

Dalam terapi aromaterapi, minyak esensial dari tanaman dipijat di kulit,


dalam bentuk mandi atau inhalasi menggunakan uap atau burner. Literatur
mengungkapkan bahwa minyak esensial yang digunakan untuk menyembuhkan
berbagai penyakit dengan terapi merangsang hidung / indra penciuman (bau)
melalui respon mental, peredaran darah dan fungsi pernapasan. Selain itu
meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental pasien. Biofeedback atau umpan balik
biologis mencakup teknik terapi di mana seorang individu akan dilatih untuk
meningkatkan kesehatan mereka sendiri dan kesejahteraan melalui sinyal yang
datang dari tubuh mereka sendiri (suhu, denyut jantung, ketegangan otot, dll).
Prinsip yang mendasari adalah bahwa perubahan pikiran dan emosi dapat
mengakibatkan perubahan fungsi tubuh.

2.3 Metode dan Bahan Penelitian


Pengumpulan data dilakukan dari Desember 2012 hingga September 2013 di
rumah sakit Coimbatore Dist, Tamil Nadu, India Selatan. Kriteria inklusi terdiri dari
wanita nulipara, dengan kehamilan tunggal kehamilan usia> 36 minggu, kehamilan
tunggal dengan presentase kepala, pembukaan serviks 4 cm dan memiliki tiga
kontraksi uterus dalam 10 menit setidaknya dengan durasi 30 detik. Kriteria eksklusi
meliputi, perdarahan trimester ketiga, retardasi pertumbuhan janin intrauterine,
kehamilan ganda, presentasi bokong, kecanduan (alkohol dan rokok), menggunakan
analgesik selama 3 jam sebelum dan selama intervensi, penggunaan obat penenang,
riwayat infertilitas, alergi lavender minyak selama tes kulit.

Ini adalah post-test hanya desain kelompok eksperimen. Informasi


dikumpulkan dalam bentuk kuesioner singkat untuk memperoleh umpan balik

4
tentang ibu menerima & administrasi percobaan. Setelah penjelasan dan
memperoleh persetujuan tertulis dari wanita, mereka secara acak ditugaskan untuk
tiga kelompok :
1. Aplikasi 1 Kelompok Aromaterapi
Minyak yang digunakan untuk aromaterapi adalah minyak lavender dan
diterapkan dengan metode pijat, inhalasi selama persalinan oleh peneliti.
Sebelum terapi, alergi kulit diperiksa dengan melakukan tes patch pada kulit.
Dipilih secara acak subyek (n = 200) menerima aromaterapi mana minyak
diaplikasikan di atas punggung dan perut dengan pijat sedikit. Pijat dilanjutkan
sampai akhir tahap pertama kelahiran. Nyeri itu dinilai dalam fase laten, fase
aktif dan fase transisi. Perawatan intrapartum rutin juga diberikan untuk ibu oleh
tenaga kesehatan.
2. Aplikasi 2 Kelompok Biofeedbacks
Peneliti menjelaskan tujuan penelitian dengan subjek yang dipilih secara
acak (n = 200). Cardiotokograph, mesin elektronik yang digunakan untuk studi
biofeedback. Dalam hal ini, ibu diminta untuk mendengarkan bunyi jantung
janin dan variasi dalam kontraksi uterus. Ini membantunya untuk secara sadar
mengatur proses baik psikologis dan fisik, seperti nyeri, yang biasanya tidak di
bawah kendali sadar. Rasa sakit itu dinilai dalam fase laten, fase aktif dan fase
transisi. Perawatan intrapartum rutin juga diberikan untuk ibu oleh tenaga
kesahatan. Data hasil neonatal termasuk skor Apgar pada 1 dan 5 menit.
3. Kelompok Kelompok 3 Control (n = 200)
Hanya menerima intervensi rutin sesuai dengan kebijakan rumah sakit.
Perawatan rutin diberikan oleh tenaga kesahatan dan peneliti telah mencatat
tingkat intensitas nyeri dan durasi persalinan sebagai kelompok eksperimen.

2.4 Pertimbangan Etis Penelitian


Percobaan ini telah disetujui oleh Komite Etika Penelitian (Protokol no:
2013 / PhDN / KG / 006) yang dipilih dalam Coimbatore, India. Setelah sample
diberitahu bentuk persetujuan tertulis. Setiap wanita diberikan kode ID, memastikan
data set anonimitas.

5
2.5 Keterbatasan Studi dalam Penelitian
Penelitian ini terbatas pada ibu primigravida hanya dengan dua variabel
seperti nyeri dan durasi persalinan. Penelitian dilakukan di beberapa rumah sakit
pendidikan di kota.

2.6 Hasil Penelitian


Hasil penelitian ini didasarkan pada temuan yang diperoleh dari analisis
statistik dari data yang dikumpulkan. Para wanita yang diteliti adalah primigravida.
Mayoritas ibu yang diteliti memiliki usia antara 21-25 thn (41% dalam kelompok
aromaterapi, 48% dalam kelompok Biofeedback dan 46% pada kelompok kontrol).
Sebagian besar adalah ibu rumah tangga pada ketiga kelompok 50%, 53% dan 53%
- kelompok aromaterapi, kelompok Biofeedback dan kelompok kontrol masing-
masing.

Dalam penelitian ini skor nyeri rata-rata (Tabel 1) untuk kelompok


aromaterapi dan biofeedback berkurang bila dibandingkan dengan kelompok
kontrol. Demikian pula panjang rata-rata durasi persalinan juga berkurang dalam
tahap pertama dan tahap kedua persalinan (Tabel 2). Tapi uji 't' menunjukkan bahwa
ada perbedaan yang signifikan antara aromaterapi dan kelompok biofeedback dalam
skor nyeri (Tabel 3) selama fase laten, fase aktif dan fase transisi. Ketika
mempertimbangkan durasi persalinan itu ditemukan perbedaan yang signifikan
antara aromaterapi dan kelompok biofeedback di tahap pertama persalinan (p
<0,0001). Tapi ada perbedaan (Tabel 4) yang ditemukan di tahap kedua dan ketiga
tenaga kerja (p = 0,0518, p = 1,000 masing-masing). Hubungan temuan dengan skor
demografi dan kandungan dinilai dengan menggunakan uji chi-square. Dilaporkan
bahwa indeks massa tubuh (2 = 35,8), sifat timbulnya nyeri persalinan (2 = 6,9),
analgesik (2 = 43,7), dan sejarah dismenore (2 = 43,7) yang memiliki hubungan
dengan nyeri persalinan (Tabel 5 ). Tapi sifat konsepsi (2 = 0,011) dan
pemeriksaan antenatal yang teratur (2 = 3,15) tidak memiliki hubungan dengan
nyeri persalinan.

6
Ulasan individu menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
antara kelompok aromaterapi dan Biofeedback Group. Meskipun wanita lebih dalam
kelompok aromaterapi puas dengan nyeri (p = 0,6443) dan operasi caesar (p =
0,0304) berkurang (Tabel 6). Tidak ada wanita di kedua kelompok memiliki
perdarahan postpartum (p = 1.000). Temuan penelitian ini menyimpulkan bahwa
terapi aroma dan biofeedback ditemukan efektif bila dibandingkan dengan
kelompok kontrol.

7
2.7 Diskusi Penelitian
Studi ini telah mengevaluasi efektivitas aromaterapi dan biofeedback dalam
pengurangan nyeri dan durasi persalinan saat melahirkan. Secara keseluruhan ada
sedikit perbedaan antara aroma terapi dan terapi biofeedback. Tapi bila
dibandingkan dengan terapi aroma ada pengurangan rasa sakit yang terbatas dalam
terapi biofeedback. Namun terapi biofeedback juga menemukan efektif bila
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Duchene 1998 melaporkan bahwa
perempuan yang berlatih biofeedback, memiliki penurunan yang signifikan dalam
nyeri persalinan menurut skala Mc Gill Sakit Angket dan juga pengurangan durasi
persalinan.

8
Aroma terapi adalah metode nyeri farmakologis non biaya yang efektif.
Penelitian ini menunjukkan bahwa, aromaterapi efektif dalam mengurangi rasa sakit
dan durasi persalinan. Tidak ada efek samping maternal dan neonatal dikaitkan
dengan aroma terapi. Mayoritas wanita melaporkan kepuasan tentang pengalaman
kerja mereka. Untuk mengkonfirmasi hal ini, Chang et al., menunjukkan sebuah
studi di mana pijat aroma terapi efektif pada pengurangan rasa sakit dan
pengentasan ketakutan selama persalinan. Temuan kami juga menunjukkan bahwa
intensitas nyeri berarti dalam tahap pertama persalinan berkurang ketika
membandingkan dengan kelompok non-eksperimental. Hal ini juga didukung oleh
penelitian lain yang dilakukan oleh Luka bakar et al., dimana, mereka
menyimpulkan bahwa aromaterapi berguna untuk menghilangkan rasa sakit dan
juga memperkuat kontraksi rahim selama persalinan. Penelitian terbaru oleh
Abbaspour, juga menegaskan bahwa, pijat minyak lavender adalah intervensi yang
efektif biaya selama persalinan untuk mengurangi nyeri dan durasi persalinan
selama tahap pertama dan kedua persalinan.

Demikian pula Jennings melaporkan bahwa minyak lavender


mempromosikan relaksasi, dan dapat memberikan menenangkan efek pada kulit dan
merangsang ujung saraf ketika menerapkan seperti pijat. Lavender pijat yang
digunakan dalam aromaterapi dapat mengurangi rasa sakit selama tahap pertama
persalinan dan dapat mengurangi berbagai hasil kerja terburuk. Aromaterapi adalah
pengobatan alternatif selama persalinan dalam pengurangan rasa sakit, daripada
menggunakan metode farmakologis dari penghilang rasa sakit. Namun, hasil akhir
dari penelitian kami juga menunjukkan bahwa aromaterapi adalah lebih berguna
daripada terapi biofeedback dan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sebuah
penelitian melaporkan bahwa linalool yang hadir dalam minyak lavender adalah
memiliki obat penenang dan efek anestesi lokal. Konstituen ini dapat mengurangi
persepsi nyeri persalinan. Hal ini juga meningkatkan sekresi epinefrin yang
mungkin bertanggung jawab untuk pengurangan persepsi nyeri oleh ibu.

Biofeedback juga merupakan alat yang berharga dalam pengurangan nyeri


persalinan yang memfasilitasi intervensi psikologis yang membantu

9
mengembangkan keterampilan yang lebih besar untuk mengatasi dan ditingkatkan
berfungsi pada langkah-langkah dari intensitas nyeri, keyakinan adaptif tentang rasa
sakit dan tingkat depresi. Selama terapi biofeedback, elektroda menempel pada kulit
pasien, yang mengirimkan data ke karton meneliti. The biofeedback terapis
membaca dimensi dan melalui trial and error sinyal keluar usaha mental yang
membantu untuk menormalkan proses seluruh tubuh pasien.
Giardino et al., menyatakan bahwa, biofeedback adalah untuk membuat orang yang
dalam keadaan cemas untuk menjadi sadar akan perubahan fisiologis dan sleds
memanipulasi berada dalam keadaan santai. Sutarto et al., meneliti efek dari
pernapasan resonansi mengajar biofeedback untuk mengurangi stres di kalangan
membangun operator. Hasil menunjukkan bahwa patah semangat, kecemasan, dan
stres secara signifikan menurun setelah pelatihan di kelompok eksperimen. Apalagi
bila digunakan sebagai tambahan untuk intervensi terapi lain ditampilkan sebagai
pengobatan yang efektif untuk mengurangi atau menghilangkan gejala dari beberapa
kondisi nyeri yang terkait, termasuk nyeri punggung bawah. Sebagai intervensi
keperawatan non-farmakologis, terapi biofeedback mudah untuk mengelola, biaya
yang efektif, tidak berbahaya, tidak memerlukan banyak pelatihan, dan menarik bagi
ibu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi biofeedback juga metode
farmakologis non baik dan efektif untuk mengurangi nyeri dan durasi kerja bila
dibandingkan dengan kelompok kontrol sedangkan, bila dibandingkan dengan
aromaterapi, memiliki efek kurang signifikan pada kedua variabel.

2.8 Penelitian Serupa yang dilakukan Di Indonesia


Penurunan Nyeri Persalinan Primigravida Kala I Fase Aktif Pascapenghirupan
Aromaterapi Lavender
Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin (RB) Kasih Ibu Jatirogo
Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur periode 14 September31 Oktober 2009.
Populasi penelitian ini adalah primigravida usia kehamilan aterm, in partu yang
akan melahirkan di RB Kasih Ibu Jatirogo Kabupaten Tuban. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan yaitu konsekutif sampling, besar sampel ditentukan dengan
rumus estimasi rerata dua kelompok berpasangan yang sebelumnya dilakukan

10
penelitian pendahuluan pada 5 primigravida in partu dan jumlah sampel sebanyak
30 in partu kala I fase aktif.

Alat dan bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi nyeri skala numerik (numeric rating scale/NRS). Penilaian tingkat nyeri
dilakukan dengan cara ibu in partu kala I fase aktif diminta untuk melingkari angka
pada NRS untuk menggambarkan nyeri yang dirasakan sebelum penghirupan
aromaterapi lavender. Aromaterapi lavender berasal dari minyak esensial lavender
murni (Lavandula officinalis) produksi MB sebanyak 0,4 mL diencerkan dengan
minyak karier zaitun (Virgin olive oil) sebanyak 30 mL yang diteteskan pada tisu
makan sebanyak 3 tetes. Tisu makan yang telah ditetesi aromaterapi lavender
dihirup sebanyak 3x tarikan napas dalam 1x his yang diulangi setiap menjelang his,
dalam pengamatan 30 menit selama kala I fase aktif. Setelah 30 menit dilakukan
penilaian tingkat nyeri dengan cara ibu in partu melingkari kembali angka pada
NRS untuk menggambarkan tingkat nyeri setelah perlakuan penghirupan
aromaterapi lavender.

Simpulan : penghirupan aromaterapi lavender dapat mengurangi nyeri


persalinan pada primigravida kala I fase aktif. Subjek penelitian yang mengalami
nyeri hebat dan nyeri berat, sesudah penghirupan aromaterapi lavender menjadi
nyeri berat dan nyeri sedang. Penelitian lebih lanjut dengan desain eksperimental
murni diperlukan untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lavender pada nyeri
persalinan selama kala I fase aktif dan karakteristik ibu yang berhubungan dengan
nyeri persalinan. Pada penelitian ini penilaian nyeri dilakukan oleh subjek penelitian
dengan NRS masih memungkinkan terjadinya bias karena nyeri bersifat sangat
subjektif, sehingga perlu diupayakan penilaian nyeri menggunakan instrumen
penilaian nyeri yang dilakukan oleh responden maupun peneliti.

11
2.9 Zat yang Terkandung pada Minyak Lavender
Minyak lavender memiliki banyak potensi karena terdiri atas beberapa
kandungan. Menurut penelitian, dalam 100 gram bunga lavender tersusun atas
beberapa kandungan, kandungan utama dari bunga lavender adalah linalyl asetat dan
linalool7 (C10H18O). Diteliti efek dari tiap kandungan bunga lavender untuk
mencari tahu zat mana yang memiliki efek anti-anxiety (efek anti cemas/relaksasi)
menggunakan Geller conflict test dan Vogel conflict test. Cineol, terpinen-4-ol,
alpha-pinene, dan beta-myrcene tidak menghasilkan efek anti cemas yang signifikan
pada tes Geller. Linalyl asetat sebagai salah satu kandungan utama pada lavender
tidak menghasilkan efek anti cemas yang signifikan pada kedua tes. Borneol dan
camphene memberikan efek anti cemas yang signifikan pada tes Geller, tapi tidak
signifikan pada tes Vogel. Linalool, yang juga merupakan kandungan utama pada
lavender, memberikan hasil yang signifikan pada kedua tes. Dapat dikatakan,
linalool adalah kandungan aktif utama yang berperan pada efek anti cemas
(relaksasi) pada lavender.

12
2.10 Manfaat Lavender
Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki efek
sedatif, hypnotic, dan anti-neurodepresive. Karena minyak lavender dapat memberi
rasa tenang, sehingga dapat digunakan sebagai manajemen stress dan sedatif
mengurangi rasa nyeri. Kandungan utama dalam minyak lavender adalah linalool
asetat yang mampu mengendorkan dan melemaskan sistem kerja urat-urat syaraf
dan otot-otot yang tegang. Dikatakan juga linalool menunjukkan efek hypnotic dan
anticonvulsive. Selain itu, beberapa tetes minyak lavender dapat membantu
mengurangi rasa nyeri. Penelitian lain yang dilakukan terhadap manusia mengenai
efek aromaterapi lavender untuk relaksasi, kecemasan, mood, dan kewaspadaan
pada aktivitas EEG (Electro Enchepalo Gram) menunjukkan terjadinya penurunan
kecemasan, perbaikan mood, dan terjadi peningkatan kekuatan gelombang alpha dan
beta pada EEG yang menunjukkan peningkatan relaksasi.

2.11 Kerja Ekstrak Lavender Sebagai Media Relaksasi


Minyak lavender dengan kandungan linalool-nya adalah salah satu minyak
aromaterapi yang banyak digunakan saat ini, baik secara inhalasi (dihirup) ataupun
dengan teknik pemijatan pada kulit. Aromaterapi yang digunakan melalui cara
inhalasi atau dihirup akan masuk ke sistem limbic dimana nantinya aroma akan
diproses sehingga kita dapat mencium baunya. Pada saat kita menghirup suatu
aroma, komponen kimianya akan masuk ke bulbus olfactory, kemudian ke limbic
sistem pada otak. Limbic adalah struktur bagian dalam dari otak yang berbentuk
seperti cincin yang terletak di bawah cortex cerebral. Tersusun ke dalam 53 daerah
dan 35 saluran atau tractus yang berhubungan dengannya, termasuk amygdala dan
hipocampus. Sistem limbic sebagai pusat nyeri, senang, marah, takut, depresi, dan
berbagai emosi lainnya. Sistem limbic menerima semua informasi dari sistem
pendengaran, sistem penglihatan, dan sistem penciuman. Sistem ini juga dapat
mengontrol dan mengatur suhu tubuh, rasa lapar, dan haus. Amygdala sebagai
bagian dari sistem limbic bertanggung jawab atas respon emosi kita terhadap aroma.
Hipocampus bertanggung jawab atas memori dan pengenalan terhadap bau juga
tempat dimana bahan kimia pada aromaterapi merangsang gudang-gudang
penyimpanan memori otak kita terhadap pengenalan bau-bauan.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nyeri Persalinan adalah bentuk yang paling parah dari sakit yang setiap
wanita dapat mengalami selama hidup intranatal. Nyeri persalinan membuat respon
stres yang dapat menyebabkan efek berbahaya pada ibu dan janinnya.

Uji klinis ini dilakukan pada 600 wanita nulipara yang dipilih secara acak
yang diharapkan memiliki persalinan normal. Kasus secara acak ditugaskan untuk
kelompok Aromaterapi (n = 200), kelompok biofeedback (n = 200) kelompok dan
kelompok kontrol (n = 200). Penyidik dinilai nyeri dengan menggunakan skala nyeri
analog visual. Enam puluh Sembilan persen 69% (n = 137) kasus dalam kelompok
penghirupan aroma menyatakan itu membantu, memberikan bantuan rasa sakit dan
kesejahteraan emosional selama persalinan. Biofeedback juga efektif dalam
mengurangi rasa sakit dan durasi kerja selama persalinan dibandingkan dengan
kelompok non-eksperimental.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan aromaterapi dan


Biofeedback merupakan metode yang efektif untuk mengurangi persepsi nyeri dan
durasi persalinan pada wanita selama persalinan.

3.2 Saran
Hasil studi ini menyarankan penggunaan aromaterapi dan biofeedback
sebagai metode yang efektif untuk mengurangi persepsi nyeri dan durasi persalinan
pada wanita selama persalinan. Sebagai intervensi keperawatan non-farmakologi, ini
mudah untuk mengelola, biaya yang efektif, tidak berbahaya, tidak memerlukan
lebih banyak pelatihan, dan menarik bagi ibu. Intervensi ini dapat digunakan oleh
praktisi kesehatan (bidan, staf medis dan keperawatan, perawat mahasiswa) sebagai
bagian dari rutinitas mereka ketika memberikan perawatan dengan wanita selama
proses persalinan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Mahipal, S., Janula, R. 2015. Effectiveness of Aromatherapy and Biofeedback in

Promotion of Labour Outcome during Childbirth among Primigravidas.

iMedPub Journals. Vol. 9 No. 1:9. Http://journals.imedpub.com. 19 April 2015.

Mander, R. 2005. Nyeri persalinan. Jakarta: EGC.

Potter, P.A., Perry, A.G. 2005. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses Dan

Praktik. Edisi ke-4. Jakarta: EGC.

Price S, Price L. Aromatherapy For Health Professionals. Edisi ke-2. London:

Churchil.

Susanto, H., Sastramihardja, S., Tarsikah. 2012. Penurunan Nyeri Persalinan

Primigravida Kala I Fase Aktif Pascapenghirupan Aromaterapi Lavender.

MKB. Volume 44 No. 1. Http: // journal.fk.unpad.ac.id/in/index.php/mbk.com

19 April 2015.

Taufiq, T. 2007. Menyuling Lavender. Yogyakarta : Citra Pramana.

Tamsuri, A. 2007. Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.

15

Anda mungkin juga menyukai