Anda di halaman 1dari 2

14. Bagaimana cara Px.Fisik pada kasus diatas ?

PENGKAJIAN : PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE PADA PASIEN TRAUMA ATAU


PENYAKIT SERIUS
Kepala atau tengkorak :1.Inspeksi dan palpasi keseluruhan kulit kepala; hal ini penting karena
kulit kepala biasanya tidak terlihat karena tertutup rambut2.Catat adanya perdarahan, laserasi,
memar atau hematom3.Catat adanya darah atau drainase darintelinga. Inspeksi adanya memar
dibelakang telinga4.Kaji respon dan orientasi pasien akanwaktu, tempat dan diri. Observasi
bagaimana pasien merespons pertanyaan dan berinteraksi dengan lingkungan5.Catat adanya
tremor atau kejang

Wajah :1.Inspeksi dan palpasi tulang wajah2.Kaji ukuran pupil dan reaksinya terhadap cahaya.
Catat apakah lensa kontak terpasang jika ya, lepaskan3.Catat adanya darah atau drainage
daritelinga, mata, hidung atau mulut4.Observasi bibir, daun telinga dan ujung kuku terhadap
sianosis5.Cek adanya gigi yang tanggal6.Cek adanya gigi palsu. Jika ada dan pasien mengalami
penurunan tingkat kesadaran atau gigi palsu mempengaruhi jalan nafas, lepaskan ; lalu beri nama
dan simpan ditempat yang aman (lebih baik berikan pada keluarganya)7.Inspeksi lidah dan
mukosa oral terhadap trauma

Leher :1.Observasi adanya bengkak atau deformitas di leher2.Cek spinal servikal untuk deformitas
dan nyeri palpasi. Perhatian : jangan menggerakkan leher atau kepala pasien dengan kemungkinan
trauma leher sampai fraktur servikal sudah dipastikan! immobilitas leher3.Observasi adanya devisi
trakea4.Observasi adanya distensi vena jugularis

Dada :1.Inspeksi dinding dada untuk kualitas dan kedalaman pernafasan dan untuk kesimetrisan
pergerakan. Catat adanya segmen flail chest2.Cek adanya fraktur iga dengan melakukan
penekanan pada tulang iga pada posisi lateral, lalu anterior dan posterior, maneuver ini
menyebabkan nyeri pada pasien fraktur iga3.Catat keluhan pasien akan nyeri, dyspnea atau sensasi
dada terasa berat4.Catat memar, perdarahan, luka atau emfisema subkutaneus5.Auskultasi paru
untuk kualitas dan kesimetrisan bunyi nafas

Abdomen :1.Catat adanya distensi, perdarahan, memar, atau abrasi khususnya disekitar organ vital
seperti limpa atau hati2.Kaji kekakuan dan tenderness. Selalu auskultasi abdomen untuk bising
usus sebelum mempalpasi untuk mengkaji secara benar peristaltic

Genetalia dan pelvis :1.Observasi untuk abrasi, perdarahan, hematoma, edema atau
discharge2.Berikan tekanan lembut disetiap iliac crest dengan gerakan gerakan kecil; pasien
fraktur pelvis akan kehilangan rasa (maneuver ini juga akan menyebabkan nyeri pada
pasien)3.Observasi adanya distensi kandung kemih

Tulang Belakang :1.Mulai tempatkan satu tangan dibawah leher pasien. Dengan lembut palpasi
vertebra, rasakan adanya deformitas, dan catat lokasinya jika terdapat respon nyeri dari
pasien2.Perhatian : jangan pernah membalik pasien untuk memeriksa tulang belakang sampai
trauma spinal sudah dipastikan! Jika anda harus membalik pasien (misalnya luka terbuka) gunakan
teknik log-roll3.Catat adanya keluhan nyeri dari pasien ketika mempalpasi sudut costovertebral
melewati ginjal

Ekstermitas :1.Cek adanya perdarahan, edema, pallor, nyeri atau asimetris tulang atau sendi
dimulai pada segmen proksimal pada setiap ekstermitas dan palpasi pada bagian distal2.Cek
pergerakan, ROM dan sensasi pada semua ekstermitas3.Palpasi nadi distal dan cel capillary refill
pada ujung kuku. Kaji warnakulit pada ekstermitas4.Cek reflex seperti plantar, biseps dan patella

Sumber : Ns.Paula Krisanty,S.Kep.MA, dkk.2009.Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta:


CV.Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai