Anda di halaman 1dari 22

MIX METHOD (METODE CAMPURAN)

Written By JAMUR UPDATE on Thursday, March 26,


2015 | 3:47 AM

URAIAN BAB 19
MIX METHOD (METODE CAMPURAN)

Uraian isi pokok bab :Mixed Methods Research secara garis besar mencakup
4 bahasan yaitu : (1) definisi mixed methods research; (2) Peredaan mixed methods
research dibandingkan dengan kuantitatif dan kualitatif research; (3) mengapa lahir
mixed methods research; (4) bagaimana menerapkan mixed methods research. A.
a) Definisi Mixed Methods Research
Mixed Methods Research adalah suatu desain penelitian yang didasari asumsi
filosofis sebagaimana metoda inkuiri. Mived Methods Research juga disebut sebagai
sebuah metodologi yang memberikan asumsi filosofis dalam menunjukkan arah atau
memberi petunjuk cara pengumpulan data dan menganalisis data serta perpaduan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui beberapa fase proses penelitian. Sebagai
sebuah metoda, mixed methods research berfokus pada pengumpulan dan analisis
data serta memadukan antara data kuantitatif dan data kualitatif baik dalam single
study (penelitia tunggal) maupun series study (penelitian berseri). Premis sentral yang
dijadikan dasar mixed methods research adalah menggunakan kombinasi pendekatan
kuantitatif dan kualitatif untuk menemukan hasil penelitian yang lebih baik
dibandingkan jika hanya menggunakan salah satu pendekatan saja (misalnya dengan
pendekatan kuantitatif saja atau dengan pendekatan kualitatif saja).

B. Perbedaan Mixed Methods Research Dibandingkan dengan Quantitative dan


Qualitative Research
1. Ditinjau dari sudut pandang filosofis
Dalam bab Ini dikemukakan ada 4 pandangan filosofis yang digunakan dalam
penelitian. Pandangan ini terlihat dalam matriks berikut :
Post Constructivism Advocacy and Pragmatism
Positivism Participatory
Determination Understanding Political Consequences
of actions
Reductionism Multiple participant Empowerment Problem
meanings and issue oriented
oriented
Empirical Social and collaborative Pluralistic
observation and historical
measurement construction
Theory Theory Change oriented
verivication generation Real world
Practice
oriented

Dari 4 pandangan tersebut dapat diuraikan penjelasan sebagai berikut :


a. Penelitian kuantitatif didasari oleh pandangan Postpositivisme. Menurut pandangan
ini bahwa peneliti mengklaim pengetahuan didasarkan pada : (1) determinasi atau
pemikiran sebab-akibat; (2) reduksionisme, dengan cara mempersempit dan
memusatkan pada variable yang akan dihubungkan; (3) mengobservasi secara detail
dan melakukan pengukuran terhadap variable; (4) melakukan testing teori yang
secara kontinyu diperbaiki.
b. Penelitian kualitatif dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme, dimana konstruktivisme
ini memiliki pandangan yang berbeda. Pemahaman atau makna suatu fenomena
terbentuk oleh partisipan dan pandangan-pandangan subyektif dari partisipan. Pada
saat partisipan memberikan pemahamannya atau jawabannya maka mereka
berbicara sesuai dengan makna yang dialami selama berinteraksi social dengan
orang lain dan apa yang mereka bicarakan juga berasal dari latar belakang pribadinya.
Penemuan penelitian dibentuk dari pola bottom up yakni dari perspektif individu
untuk dijadikan pola yang lebih luas yang pada akhirnya membentuk teori.
c. Penelitian mixed methods research dipengaruhi oleh pandangan filsafat pragmatisme.
Fokus utamanya ada pada konsekuensi penelitian; berpusat pada pertanyaan
mendasar dalam penelitian dan bukan semata-mata berorientasi pada metoda
penelitian. Multi metoda untuk pengumpulan data dilakukan dalam rangka
memperoleh jawaban tentang masalah yang diteliti. Dengan kata lain pragmatisme ini
bersifat pluralistic dan berorientasi pada pekerjaan apa serta bersifat praktis.
Berdasarkan pada 4 pandangan filosofis tersebut di atas, berikut dapat dipahami
tentang elemen-elemen dari 4 pandangan filosofis dan implikasinya dalam praktik
penelitian.
Elemen Pandangan Filosofis dan Implikasinya Dalam Praktik
Elemen Postpositivi Constructivis Advocacy Pragmatism
Pandangan sm m and
Participator
y
Ontologi (apa Realita Multi realita Realita Realita
hakikat realita tunggal (peneliti politik tunggal dan
?) (peneliti menghasilkan (temuan multi realita
menolak atau quotes dinegosiasik (peneliti
gagal (catatan) an dengan mengetes
menolak untuk participan hipotesis dan
hipotesis) mengilustrasik menghasilkan
an perspektif berbagai
yang berbeda perspektif)
Epistimologi Jauh dan Kedekatan Kolaborasi Praktis
(apa hubungan tidak parsial (peneliti (peneliti (peneliti
antara peneliti (peneliti mengunungi secara aktif mengumpulk
dengan apa mengumpulk partisipan dan memeranka an data
yang diteliti) an data menyesuaikan n partisipan melalui apa
secara dengan sebagai yang
obyektif dan partisipan/men nkolaborator dikerjakan
dengan yatu dengan ) untuk
menggunaka partisipan/men menemukan
instrument) jalin jawaban
keakraban pertanyaan-
dengan pertanyaan
partisipan penelitian)
untuk
mengumpulka
n data
Axiologi (apa Tidak bias Bias (peneliti Bias dan Multi
peranan nilai (peneliti aktif berbicara negosiasi pandangan/p
dalam menggunaka tentang (peneliti endirian
penelitian) n check list adanya bias melakukan (peneliti
untuk dan tergambar negosiasi memanfaatka
menghindari pada dengan n baik
bias) yakni interpretasi partisipan perspektif/pa
pada saat yang dibuat tentang ndangan
menggunaka peneliti) interpretasi yang ias
n instrument yang maupun yang
close-ended. dirumuskan tidak bias
oleh peneliti)
Methodologi Deduktif Induktif Participatory Combining
(bagaimana (peneliti (berdasarkan (peneliti (mengkombin
melakukan pandangan- melibatkan si) peneliti
proses tes terhadap pandangan partisipandal mengumpulk
penelitian) a priori teori) partisipan am setiap an data
tahapan kuantitatif

Ditinjau dari sudut metodologi


a. Dalam penelitian postpositivisme peneliti bekerja secara top down, dari sebuah teori
dirumuskan hipotesis, pengumpulan data, dan dari data dikontradiksikan dengan teori.
b. Penelitian konstruktivisme, pendekatan yang ditempuh adalah bottom up;
menggunakan pandangan-pandangan partisipan untuk membentuk tema-tema yang
lebih luas dan menggeneralisasikan suatu teori berdasarkan interkoneksi atau
menghubungkan antara tema-tema yang terbentuk.
c. Pragmatisme, pendekatan penelitian dikombinasikan antara berfikir deduktif dan
berfikir induktif. Peneliti mixes (memadukan) data kuantitatif dandata kualitatif.
Sudut tinjauan metodologis tentang penelitian terdapat 4 elemen dasar proses
penelitian yang dapat dilihat pada matriks berikut :
Empat Elemen Dasar Dalam Proses Penelitian
Epistimology Theoritical Metodology Methods
Perspective
Objectivism Positivism ( dan Penelitian Sampling
Postpositivism) eksperimen
Constructivism Interpretivism : Penelitian Pengukuran dan
Symbolic survey skala
interactionism (measurement
Phenomenology and scaling)
Hermeneutics
Subjectivism Critical inquiry Ethnography Questionnaire
Feminism Phenomenolo Observations :
Postmodernism, gical research Participant
dll Grounded Non participants
theory
Heuristic Interview Focus
inquiry Action group Case
research study Life
Discourse history Narrative
Analysis Visual
Feminist ethnographic
standpoint methods
research Statistical
analysis Data
reduction
Theme

Macam-Macam Metode Penelitian Kombinasi (Mix method)


Creswell (2009) mengklasifikasikan terdapat dua model utama metode kombinasi
yaitu model sequential (kombinasi berurutan), dan model concurrent (kombinasi
campuran). Model urutan (sequential) ada dua yaitu model urutan pembuktian
(sequential explanatory) dan model urutan penemuan (sequential exploratory). Model
concurrent (campuran) ada dua yaitu, model concurrent triangulation (campuran
kuantitatif dan kualitatif secara berimbang) dan concurrent embedded (campuran
penguatan/metode kedua memperkuat metode pertama).
1. Model Sequential
Creswell (2009) mengemukakan tentang metode kombinasi model sequential
adalah suatu prosedur penelitian dimana peneliti mengembangkan hasil penelitian
dari satu metode dengan metode yang lain.
Metode ini dikatakan sequential, karena penggunaan metode dikombinasikan secara
berurutan. Bila urutan pertama menggunakan metode kuantitatif, dan urutan kedua
menggunakan kualitatif, maka metode tersebut dinamakan kombinasi sequential
explanatory dan bila urutan pertama menggunakan metode kualitatif dan urutan
kedua menggunakan metode kuantitatif, maka metode tersebut dinamakan metode
penelitian kombinasi model sequential exploratory.
a. Sequential explanatory
Metode penelitian kombinasi model sequential explanatory, dicirikan dengan
pengumpulan data dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama, dan diikuti
dengan pengumpulan dan analisis data kualitataif pada tahap kedua, guna
memperkuat hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan pada tahap pertama.
b. Sequential exploratory
Metode ini sama dengan metode sequential explanatory, hanya dibalik, dimana pada
metode ini pada tahap awal menggunakan metode kualitatif dan tahap berikutnya
menggunakan metode kuantitatif. Bobot metode lebih pada metode tahap pertama
yaitu metode kualitatif dan selanjutnya dilengkapi dengan metode kuantitatif.
Kombinasi data kedua metode bersifat connecting (menyambung) hasil penelitian
tahap pertama (hasil penelitian kualitatif) dan tahap berikutnya (hasil penelitian
kuantitatif).
c. Sequential Transformative Strategy
Model ini dilakukan dalam dua tahap dengan dipadu oleh teori lensa (gender, ras, ilmu
sosial) pada setiap prosedur penelitiannya. Tahap pertama bisa menggunakan
metode kuantitatif atau kualitatif dan dilanjutkan pada tahap berikutnya dengan
metode kualitatif atau kuantitatif. Teori lensa dikemukakan pada bagian pendahuluan
proposal penelitian untuk memandu dirumuskannya pertanyaan penelitian untuk
menggali masalah.

2. Model Concurrent
Metode kombinasi model campuran, merupakan prosedur penelitian dimana
peneliti menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif agar diperoleh analisis yang
komprehensif guna menjawab masalah penelitian. Kalau dalam tipe sequential,
penggabungan metode dilakukan secara berurutan dalam waktu yang berbeda,
sedangkan dalam tipe concurrent penggabungan dengan cara dicampur dalam waktu
yang sama. Dalam hal ini metode kuantitatif/kombinasi digunakan untuk menjawab
satu jenis rumusan masalah atau satu jenis pertanyaan penelitian. Terdapat tiga
model yaitu: Concurrent Triangulation strategy; concurrent embedded strategy, dan
concurrent rent transformative strategy.
a) Concurrent Triangulation Strategy
Model atau strategi ini merupakan model yang paling familier diantara enam model
dalam metode kuantitatif/kombinasi/mixed methods. Dalam model ini peneliti
menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersama sama, baik dalam
pengumpulan data maupun analisisnya, kemudian dapat ditemukan mana data yang
dapat digabungkan dan dibedakan.
b) Concurrent Embedded Strategy
Metode penelitian kombinasi model embedded, merupakan metode penelitian yang
mengkombinasikan pengguanaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara
simultan/bersama sama (atau sebaliknya), tetapi bobot metodenya berbeda. Pada
model ini ada metode yang primer dan metode sekunder. Metode primer digunakan
untuk memperoleh data yang utama, dan metode sekunder digunakan untuk
memperoleh data guna mendukung data yang diperoleh dari metode primer.

c) Concurrent Rent Transformative Strategy


Metode concurrent transformative merupakan gabungan antara model triangulation
dan embedded. Dua metode pengumpulan data dilakukan pada satu tahap/fase
penelitian dan pada waktu yang sama. Bobot metode bisa sama dan bisa tidak sama.
Penggabungan data dapat dilakukan dengan merging, connecting atau embedding
(mencampur dengan bobot sama, menyambung, dan mencampur dengan bobot tidak
sama).

b) Langkah-langkah penelitian desain sequential explanatori


Sesuai karakteristik metode kombinasi sequential explanatory, dimana pada tahap
pertama penelitian menggunakan metode kuantitatif dan pada tahap kadua
menggunakan metode kualitatif. Dengan demikian, penelitian kombinasi dilakukan
untuk menjawab rumusan masalah penelitian kuantitatif dan rumusan masalah
penelitian kualitatif, atau rumusan masalah yang berbeda, tetapi saling melengkapi.

1. Metode Kuantitatif
langkah-langkah dalam metode kuantitatif adalah menentukan
masalah/potensi dan membuat rumusan masalah, melakukan kajian teori dan
merumuskan hipotesis, mengumumpulkan dan analisis data untuk menguji hipotesis,
dan selanjutnya dapat dibuat kesimpuan berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Dalam suatu penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan
sebagai sumber data.selainitu populasi dan sampel juga untuk menguji hipotesis yang
telah ditemukan.
a) Masalah dan Potensi
Penelitian kuantitatif berangkat dari masaah dan atau potensi yang sudah jelas.
Masalah adalah penyimpangan dari apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi
(das sein dan das solen). Misalnya, penyimpangan antara kebijakan dengan
pelaksanaan atau penyimpangan antara perencanaan dan pelaksanaan di lapangan.
Suatu penelitian juga bisa diangkat dari potensi. Penelitian yang berangkat dari
potensi cenderung lebih baik daripada penelitian yang berangkat dari masalah. Jika
penelitian yang berangkat dari masalah, maka hasil penelitian lebih berguna untuk
memecahakan masalah, sedangkan jika penelitian berangkat dari potensi, hasil
penelitian berguna untu pengembangan, atau peningkatan kemajuan. Potensi adalah
segala sesuatu yang bila dikembangkan akan dapat meningkatkan nilai tambah.
Sebagai contoh, potensi sumber daya pertanian di Indonesia yang dapat dijadikan
sumber energi alternatif.

b) Landasan Teori dan Hipotesis


Setelah masalah dirumuskan, maka peneliti mencari dan memilih teori yang
relevan sehingga dapat digunakan untuk memperjelas masalah, memberi definisi
operasional, merumuskan hipotesis dan mengembangkan instrumen. Jumlah teori
yang digunakan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Hipotesis yang
dikemukakan dapat berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

c) Pengumpulan Analisis Data Kuantitatif


Setelah hipotesis dirumuskan, maka hipotesis tersebut selanjutnya dibuktikan
kebenarannya berdasarkan data. Untuk itu sebelum dikumpulkan, perlu ditetapkan
populasi dan sampelnya beserta instrumen penelitiannya. Jumlah instrumen
tergantung pada variabel yang diteliti. Sebelum digunakan, instrumen juga perlu teruji
validitas dan reabilitasnya. Setelah data terkumpul, selanjutnya dianalisis untuk
menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

d) Hasil Pengujian Hipotesis


Ini merupakan langkah akhir dari tahap metode kuantitatif. Data kuantitatif yang
telah dianalisis dan hipotesis yang telah diuji selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel,
grafik, gambar, dan narasi singkat. Penyajian data meliputi deskripsi data kuantitatif
nilai setiap variabel, setiap indikator, bahkan setiap butir instrumen. Dengan demikian
nilai setiap variabel, setiap indikator dan setiap butir instrumen dapat diketahui.

2. Metode Kualitatif
Jika dalam penelitian kuantitatif, penelitian berakhir setelah hipotesis terbukti
atau tidka terbukti. Dalam penelitian campuran model sequential explanatory,
penelitian masih berlanjut dengan metode kualitatif, untuk membuktikan, memperkuat,
memperdalam, memperluas, memperlemah, dan mengugurkan data kuantitatif yang
telah diperoleh pada tahap awal.

a) Penentuan Sumber Data


Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian kuantitatif pada tahap awal,
selanjutnya peneliti kualitatif, menentukan sumber data yang diharapkan dapat
memberi informasi yang dapat digunakan untuk melengkapi data kuantitatif yang
telah diperoleh pada penelitian tahap I. sesuai dengan metodenya, pengambilan
sampel sumber data dilakukan secara kualitatif, misalnya melaui purposive
(narasumber yang paling tahu tentang apa informasi yang dibutuhkan) dan bersifat
snowball (jumlahnya berkembang semakin banyak).

b) Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif


Setelah sumber data ditetapkan, maka selanjutnya peneliti melakukan
pengumpulan data dengan metode kualitatif seperti wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Analisis data dan pengujian kredibilitas data dapat dilakukan
bersamaan dengan proses pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data.
Dari hasil analisis kualitatif diharapkan diperoleh data kualitatif yang kredibel untuk
melengkapi data kuantitatif.

c) Analisis Data Kuantitatif dan Kuaitatif


Setelah kedua data (kuantitatif dan kualitatif) diperoleh, langkah selanjutnya
adalah menganlisis kembali kedua kelompok data tersebut. Analisis data dapat
dilakukan dengan menggabungkan kedua data yang sejenis sehingga data kuantitatif
diperluas dan diperdalam dengan data kulitatif. Analisis juga dapat dilakukan dengan
membandingkan kedua kelompok data, sehingga dapat ditemukan perbedaan dan
kesamaan diantara 2 kelompok data tersebut.

d) Kesimpulan Hasil Penelitian


Langkah terakhir penelitian adalah membuat laporan penelitian yang
didalamnya terdapat kesimpulan dan memberikan saran-saran. Kesimpulan yang
diberikan adalah untuk menjawab secara singkat terhadap rumusan masalah
penelitian berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan. Jumlah butir kesimpulan
harus sama dengan jumlah rumusan masalah. Berdasarkan kesimpulan tersebut,
selanjutnya dibuat saran untuk memperbaiki keadaan. Saran yang diberikan tentunya
berdasarkan pada hasil penelitian. Jumlah butir saran tidak harus sama dengan
jumlah butir kesimpulan.

c) Langkah-langkah penelitian desain concurrent triangulation

Metode penelitian dapat berangkat dari rumusan masalah kualitatif atau kuantitatif
yang sejenis. Rumusaan masalah kualitatif adalah pertanyaan penelitian yang
memerlukan jawaban dengaan data kualitatif, dan rumusan masalah kuantitatif adalah
pertanyaan penelitian yang memerlukan data kuantitatif. Rumusan masalah yang
sejenis adalah rumusan masalah yang isi dan bentuknya sama. Bentuk rumusan
masalah adalah deskriptif, komparatif, asosiatif, dan komparatif asosiatif. Penelitian
dapat dilakukan berdasarkan satu bentuk masalah, dua bentuk masalah atau seluruh
bentuk masalah.
Saat peneliti menggunakan metode kualitatif, maka peneliti harus memperkut diri
menjadi human instrument agar bisa mngumpulkan, dan menganalisis data kualitatif,
dan pada saat menjadi peneliti kuantitatif, peneliti melakukan kajian teori untuk dapat
dirumuskan hipotesis dan instrument penelitian. Instrument penelitian digunakan
untukk mengumpulkan data kuantitatif. Data kualitatif yang telah terkumpul dianalisis
seccara kualitatif, dan data kualitatif dianalisis dengan statistik. Kedua klompok data
hasil analisis kualitatif dan kuantitatif selanjutnya dianalisis lagi dengan meta anallisis
(analisis data hasil penelitian kualiatif dan kuantitatif atua sebaliknya) untuk dapat
dikelompokan, dibedakan ,dan dicari hubungan satu data ddengan data yang lain,
sehingga apakah kedua data saling memperkuat, memperlemah atau bertentangan.

d) Langkah-langkah penelitian desain concurrent embedded


Seperti dikemukakan terdapat dua model dalam penelitian concurrent
embedded, yaitu metode kuantitatif yang menjadi metode primer dan atau metode
kualitatif yang metode primer. Langkah-langkah penelitian metode kuantitatif sebagai
metode primer seperti di bawah ini.
Penelitian berangkat dari masalah atau potensi. Potensi yang ingin
diberdayakan, tetapi tidak bisa cara memberdayakan, juga akan menimbulkan
masalah. Setelah masalah dan yang melatarbelakangi dikemukakan dengan fakta,
selanjutnya dibuat rumusan masalah yang berbentuk pertanyaan penelitian. Rumusan
masalah bisa berbentuk rumusan deskriptif, komparatif, asosiatif, dan komparatif
asosiatif.
Setelah masalah dirumuskan maka, selanjutnya peneliti memilih teori yang
dapat digunakan untuk memperjelas masalah, merumuskan hipotesis dan menyusun
instrument penelitian. Setelah instrument disusun diuji validitas dan reliabilitasnya.
Setelah instrument terbukti valid dan reliable, maka selanjutnya digunakan untuk
mengumpulkan data guna menjawab rumusan masalah kuantitatif dan menguji
hipotesis yang telah dirumuskan. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan
pengumpulan data kualitatif. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan
menggunakan instrument dan pengumpulan data kualitatif dengan observasi, dan
wawancara. Data kuantitatif diperoleh berdasarkan sample penelitian yang diambil
secara random dan pengumpulan dan kualitatif dikumpulkan dengan sample
purposive dan snowball. Data kuantitatif yang telah terkumpul dianalisis dengan
statistic dan data kualitatif dianalisis secara kualitatif.
Data kuantitatif yang telah terkumpul dengan teknik pengumpulan data kuantitatif dan
data kualitatif yang telah terkumpul dengan teknik pengumpulan data kualitatif,
selanjutnya dianalisis untuk digabungkan dan dibandingkan, sehingga dapat
ditemukan data kualitatif mana yang memperkuat, memperluas dan mengugurkan
data kuantitatif. Data kuantitatif yang bersifat deskriptif atau hasil pengujian hipotesis
berikut data kualitatif sebagai pelengkapnya, selanjutnya disajikan dalam bentuk table
atau grafik dan dilengkapi dengan data kualitatif. Data tersebut selanjutnya diberikan
pembahasan, sehingga hasil penelitian menjadi semakin jelas dan mantap. Langkah
terakhir dari proses penelitian ini adalah membuat laporan penelitian, yang di bagian
akhirnya ada kesimpulan dan saran. Kesimpulan berupa jawaban terhadap rumusan
masalah berdasarkan data kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan kesimpulan hasil
penelitian selanjutnya diberikan saran. Bila kesimpulan memberikan informasi yang
baik, maka tidak perlu diberikan saran, sehingga jumlah saran tidak harus sama
dengan jumlah kesimpulan.
Langkah-langkah metode kualitatif sebagai metode primer sebagai berikut.
Seperti telah banyak dikemukakan bahwa, metode penelitian kualitatif digunakan bisa
berangkat dari potensi, keingintahuan di obyek ada apa, dan bisa dari masalah yang
bersifat sementara. Masalah tersebut akan berkembang setelah peneliti memasuki
lapangan. Setelah peneliti melakukan penjelajahan umum (grand tour observation) ke
obyek yang diteliti, maka peneliti baru dapat menemukan fokus penelitian.
Berdasarkan fokus penelitian tersebut, selanjutnya peneliti dapat membuat rumusan
masalah yang berupa pertanyaan penelitian sebagai panduan untuk mengumpulkan
data di lapangan.
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan landasab teori sebagai bahan
untuk perumusan hipotesis, tetapi melakukan kajian berbagai teori perspektif yang
sesuai dengan konteks penelitian. Dengan kajian tersebut akan dapat memperkuat
peneliti kualitatif sebagai human instrument, sehingga peneliti kualitatif mampu
melakukan penjelajahan umum pada obyek yang diteliti, menetapkan fokus,
menetapkan sumber data, mengumpulkan dan analisis data kualitatif.
Teori yang digunakan oleh peneliti kualitatif, juga bersifat sementara dan akan
berkembang sesuai dengan fakta-fakta yang ditemukan peneliti di lapangan.
Penelitian kualitatif lebih dipandu oleh fakta-fakta yang diperoleh dilapangan (bukan
teori) untuk membangun hipotesis atau teori baru

e) Kapan penelitian kombinasi digunakan ?


Secara umum metode penelitian kombinasi digunakan apabila peneliti ingin
untuk memper oleh data dan informasi yang lenkap, valid, reliabel dan obyektif.
Kemudian secara specifik metode kombinasi digunakan apabila :
a) Peneliti yang ingin melengkapi hasil penelitian kuantitatif yang diperkaya dengan data-
data yang bersifat kualitatif yang tidak bia digali dengan metode kuantitatif.
b) Peneliti ingin hasil penelitian kualitatif dapat diberlakukan pada populasi yang lebih
luas.
c) Peneliti ingin mendapatkan data yang lebih komprehensip yang dapat dicari dengan
metode kuantitatif dan kualitatif dalam waktu yang sama.
d) Peneeliti ingin melakukan penelitian yang bersifat proses dengn metode kualitatif, dan
meneliti produk dengan kuantitatif.
e) Peneliti ingin melakukan penelitian tindakan (action research).
f) Peneliti ingin melakukan penelitian untukmenghasilkan produk yang terujidengan
metode R & D (research and development).

f) Ditinjau dari Pengumpulan dan analisis data


Kuantitatif Data kuantitatif berasal dari informasi yang bersifat close-ended
(jawaban tertutup). Misalnya : pengukuran sikap, perilaku, atau instrument
pengukuran perilaku yang lain. Koleksi data kuantitatif menggunakan instrument
daftar check list close-ended, yang dapat dilakukan peneliti dengan cara memberi
tanda check ( ) pada perilaku yang terlihat. Kadang-kadang informasi/data kuantitatif
diperoleh dari dokumen, catatan hasil sensus, catatan kehadiran. Analisis data
kuantitatif menggunakan analisis statistic berdasarkan skor yang terkumpul dari
instrument (checklist, dokumen, hipotesis).

Kualitatif
Data kualitatif bersumber dari informasi yang bersifat open-ended (jawaban
terbuka) yang dikumpulkan oleh peneliti melalui interview dengan partisipan. Pada
umumnya pertanyaan-pertanyaan open ended disampaikan pada saat
berlangsungnya interview dan sepenuhnya memberi kesempatan kepada partisipan
untuk menjawab dengan menggunakan kata kalimat/ bahasanya sendiri. Data
kualitatif dikumpulkan melalui observasi kepada partisipan atau subyek penelitian,
memperoleh dokumen pribadi partisipan (missal : catatan harian (diary), dokumen
yang bersifat umum (lamanya suatu pertemuan), atau mengumpulkan dokumen
individual (video, artefaks). Analisis data kualitatif (kata, kalimat, image, pendapat)
dikelompokkan sesuai jenisnya menurut kelompok informasi (kategori kata atau
image) atau kelompok berbagai ide yang diperoleh selama pengumpulan data.

Mixed Method Research


Menghasilkan pengumpulan dan analisis data kuantitatif maupun kualitatif.
Pengumpulan data menggunakan instrument open ended dan close ended, dengan
alas an menggunakan kombinasi atau perpaduan open dan close ended lebih baik
dari pada hanya memperoleh dari sumber data dokumen. Terdapat kelemahan
sumber data pada penelitian kuantitatif dan kualitatif. Sumber data tidak terpetakan
secara jelas baik pada penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif, yakni sangat
minim karena hanya berkisar pada data yang dibutuhkan saja. Untuk mengatasi
kelemahan tersebut maka dalam mixed method research dilakukan pola sebagai
berikut: survey sebagai salah satu sumber data kuantitatif digunakan dalam penelitian
kualitatif etnografis; cerita narasi digunakan dalam penelitian kualitatif dijadikan model
dalam penelitian kuantitatif histories.
g) Mengapa Lahir Mixed Method Research
Premis dasar yang dijadikan alasan mengapa lahir Mixed Method Research
adalah : Bahwa kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif akan
menghasilkan pemahaman yang lebih baik terhadap masalah penelitian dibandingkan
bila hanya menggunakan salah satu pendekatan saja. Selain dari premis dasar
tersebut Mixed Method Research bertujuan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan
yang ada pada pendekatan kuantitatif maupun pendekatan kualitatif. Alasan mengapa
penelitian kuantitatif memiliki kelemahan adalah lemah dalam pengendaliannya
terhadap konteks atau seting pada saat partisipan berbicara atau menyampaikan
pendapat ketika diwawancarai. Demikian juga suara partisipan tidak didengar
langsung. Peneliti yang menggunakan pendekatan kuantitatif bertahan sesuai latar
belakang masalah yang dirumuskan, dipengaruhi oleh bias pribadinya, dan
interpretasi jarang didiskusikan.
Penelitian kualitatif sebenarnya sudah berusaha menutup kelemahan
penelitian kuantitatif. Namun demikian penelitian kualitatif juga masih punya
kelemahan, yaitu interpretasi personal dibuat/dirumuskan oleh peneliti sendiri dan
pada proses inilah bias terjadi. Sulit menggeneralisasikan temuan untuk kelompok
sasaran yang banyak karena jumlah partisipan yang dijadikan subyek penelitian
terbatas. Berangkat dari titik-titik kelemahan tersebut, baik pada penelitian kuantitatif
maupun penelitian kualitatif maka muncullah Mixed Methods Research, dengan
kelebihan sebagai berikut :
a) Mixed method research menghasilkan fakta yang lebih komprehensif dalam meneliti
masalah penelitian, karena peneliti memiliki kebebasan untuk menggunakan semua
alat pengumpul data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Sedangkan kuantitatif
atau kualitatif hanya terbatas pada jenis alat pengumpul data tertentu saja.
b) Mixed method research dapat menjawab pertanyaan penelitian yang tidak dapat
dijawab oleh penelitian kuantitatif atau kualitatif. Contoh : apakah pendapat partisipan
yang diperoleh dari wawancara dan hasil pengukuran dengan instrument tertentu
harus dipisah ? (pertanyaan inilah yang akan dijawab oleh mixed method research,
bahwa alat pengumpul data tidak hanya terbatas pada satu alat saja. Apa yang dapat
menerangkan atau memperjelas hasil penelitian kuantitatif ? (mixed method research
menjawab, data kualitatif menerangkan/memperjelas hasil penelitian kuantitatif).
c) Mixed method research mendorong peneliti untuk melakukan kolaborasi, yang tidak
banyak dilakukan oleh penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Kolaborasi dimaksud
adalah kolaborasi social, behavioral, dan kolaborasi humanistic.
d) Mixed method research mendorong untuk menggunakan berbagai pandangan atau
paradigma.
e) Mixed method research itu praktis karena peneliti memiliki keleluasaaan
menggunakan metoda untuk meneliti masalah.
Kelebihan mixed method research tersebut didasari asumsi filosofis yaitu :
a) Ada paradigma atau pandangan terbaik tentang mixed method research, yaitu :
Baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif keduanya menggunakan single study.
Pertanyaan penelitian menjadi penting dan mendasar lebih penting dari pada metoda
atau pandangan filosofis yang menentukan metoda.
Pilihan terbaik adalah meninggalkan dichotomy antara postpositivisme dan
konstruktivisme.
Penggunaan konsep metafisika seperti kebenaran dan realita harus ditinggalkan.
Filosofi penelitian praktis dan aplikatif menentukan pemilihan metodologi.
b) Peneliti dapat menggunakan berbagai paradigma dan pandangan dalam penelitian
mixed method.
Pandangan/paradigma berhubungan erat dengan jenis desain mixed method dan
sangat menentukan jenis desain.
H. Bagaimana Menerapkan Mixed Method Research
Pada bahasan tentang bagaimana menerapkan mixed method diuraikan tentang :
(1) desain mixed method research; (2) judul penelitian; (3) pertanyaan penelitian dan
hipotesis; (4) pengumpulan data; (5) analisis data; (6) menulis dan mengevaluasi
mixed method research.
1. Desain Mixed Method Research
Desain research adalah prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis,
menginterpretasi, dan melaporkan data dalam penelitian. Desain penelitian sangat
penting dipahami karena merupakan petunjuk bagi peneliti untuk memutuskan
metoda yang akan dipilih dalam melaksanakan studi dan bagaimana membuat
interpretasi pada akhir studi. Pertimbangan penting dalam memilih desain adalah : (a)
memahami tujuan dari setiap jenis desain; (2) memahami prosedur desain; (3)
memahami kelebihan dan kekurangan dari setiap jenis desain; (4) mengenal timing
(lamanya waktu), bobot (berat ringannya) dan bagaimana cara mixing (memadukan)
dari setiap desain. Desain mixed method dikenal ada 4 jenis desain yaitu : (a)
triangulation design; (2) embedded design; (3) explanatory design; (4) exploratory
design.
a) Triangulation design
Tujuan desain ini adalah untuk memperoleh data yang berbeda tetapi saling
melengkapi (complementary) untuk meneliti masalah penelitian dengan topic yang
sama. Maksud penggunaan desain ini adalah untuk menyeimbangkan kelebihan dan
kekurangan yang overlap antara metoda kuantitatif dan kualitatif. Tergambar sebagai
berikut, kuantitatif (ukuran sampel luas, trend, dan membuat generalisasi) sedangkan
kualitatif ( ukuran sampel kecil, detail, dan mendalam). Desain ini digunakan apabila
peneliti ingin membandingkan dan membedakan secara langsung terhadap hasil
analisis statistic kuantitatif dengan temuan kualitatif atau untuk
memvalidasi/mengekspansi hasil kuantitatif dengan data kualitatif. Ada lima model
triangulation design, yaitu : (1) a one-phased model; (2) convergence model; (3) data
transformation model; (4) validating quantitative data model; dan (5) multilevel model.
Gambar setiap model (dian yang bantu) Prosedur dari setiap model adalah sebagai
berikut :
A one-phased model (Gambar 1.1.); peneliti menerapkan metoda kuantitatif dan
kualitatif dalam waktu yang sama dan dengan bobot yang sama. Peneliti
menggabungkan dua jenis data, dengan cara masing-masing analisis data
digabungkan untuk menginterpretasi hasil atau mentransformasi data untuk
menggabungkan dua jenis data dalam proses analisis.
Convergence model (Gambar 1.2); peneliti mengumpulkan dan menganalisis data
kuantitatif dan kualitatif secara terpisah dalam fenomena yang sama dan dari hasil
analisis yang berbeda tersebut dipertemukan (converge) dengan cara
membandingkan dan membedakan hasil analisis data untuk diinterpretasikan.
Data transformation model peneliti melakukan pengumpulan dan analisis data
kuantitatif dan kualitatif secara terpisah, dan selanjutnya mentransformasikan dari
jenis data yang satu dengan jenis data yang lain. Hal ini akan saling melengkapi yaitu
apakah data kuantitatif melengkapi untuk menghasilkan temuan kualitatif atau
sebaliknya data kualitatif melengkapi temuan kuantitatif.
Validating quantitative data model peneliti mengumpulkan dua jenis data dengan satu
instrument survey. Model ini digunakan apabila bertmaksud untuk memvalidasi dan
mengekspansi temuan kuantitatif melalui survey dengan cara memasukkan beberapa
pertanyaan open-ended seperti yang digunakan dalam penelitian kualitatif.
Multilevel model pada model ini metoda yang berbeda (kuantitatif dan kualitatif)
digunakan untuk menangani tingkatan yang berbeda dalam satu system. Temuan dari
setiap tingkatan dipadukan untuk merumuskan interpretasi menyeluruh.
Kelebihan dan Kelemahan. Desain triangulation memiliki kelebihan dan
kelemahan. Kelebihan desain triangulation adalah : (a) memberikan rasa intuisi; (b)
meripakan desain yang efisien karena dua jenis data dikumpulkan dalam satu tahap
secara bersamaan; (c) masing-masing jenis data dapat dikumpulkan dan dianalisis
secara terpisah dan independen serta dapat menggunakan teknik analisis data yang
disesuaikan dengan jenis datanya. Adapun keterbatasan atau kelemahan desain ini
adalah ; (a) memerlukan usaha keras dan memerlukan tenaga ahli karena
pengumpulan data yang concurrent dan bobot penggunaan ndua jenis data sama; (2)
peneliti mendapatkan tantangan pertanyaan apa yang harus dilakukan jika
pendekatan kuantitatif dan kualitatif tidak setuju?
b) Embedded design
Embedded design (Gambar 2) adalah desain mix method dimana seperangkat
data berfungsi sebagai pendukung (support), peranan kedua dalam studi tergantung
pada jenis data yang lain. Premis dasar desain ini adalah bahwa seperangkat data
yang single tidaklah cukup, karena pertanyaan penelitian yang berbeda perlu jawaban
yang berbeda pula, maka setiap jenis pertanyaan masing-masing membutuhkan jenis
data yang berbeda pula. Peneliti menggunakan desain ini apabila perlu untuk
memasukkan data kualitatif atau kuantitatif untuk menjawab pertanyaan penelitian
dalam studi kuantitatif atau kualitatif yang luas. Desain ini sangat bermanfaat apabila
peneliti membutuhkan untuk melekatkan (embed) komponen kualitatif dalam desain
kuantitatif, seperti dalam desain eksperimen atau korelasional. Pada contoh
eksperimen, peneliti memasukkan data kualitatif karena beberapa alas an, misalnya
untuk melakukan treatmen, untuk menguji proses intervensi, atau untuk mengolah
hubungan variable, atau bisa juga untuk follow up hasil eksperimen. Gambar 2
(Embedded design) Prosedur. Prosedur embedded design adalah memadukan (mix)
seperangkat data yang berbeda dalam satu level desain, yang mana satu jenis data
melekat pada jenis data yang lain dalam suatu kerangka metodologi. Contoh :
Seorang peneliti dapat melekatkan/menempelkan data kualitatif dalam metodologi
kuantitatif sebagaimana dapat dilakukan dalam desain eksperimen; atau data
kuantitatif dapat dilekatkan kedalam metodologi kualitatif sebagaimana dilakukan
pada desain fenomenologi. Embeded design melakukan pengumpulan data baik
kuantitatif maupun kualitatif tetapi satu jenis data berperan/berkedudukan sebagai
suplemen dalam keseluruhan desain.
Model Embeded. Ada dua model embedded, yaitu : (1) embedded experimental
model dan (2) correlational model. Embedded experimental model (gambar
2.1)adalah data kualitatif digunakan dalam desain experimental (baik dalam
eksperimen murni maupun kuasieksperimen). Prioritas utama model ini
dikembangkan dari kuantitatif, metodologi eksperimen, dan data kualitatif
mengikuti/mendukung metodologi. Desain ini bisa digunakan dalam pendekatan one-
phase maupun two-phase. Embedded model correlational (gambar 2.2.) adalah
kebalikan dari eksperimental model. Dalam model ini data kualitatif mendukung desain
kuantitatif. Peneliti mengumpulkan data kualitatif sebagai bagian dari kegiatan studi
korelasional untuk membantu proses pelaksanaan kerja penelitian korelasional..
Kelebihan embedded design adalah : (1) peneliti dapat menggunakan desain
ini apabila diperkirakan waktu yang dibutuhkan sangat terbatas dan pengumpulan dua
jenis data (kualitatif dan kuantitatif) dapat dilakukan sekaligus dalam waktu yang sama
karena jenis data yang satu berfungsi sebagai pendukung terhadap jenis data yang
lain; (2) desain penelitian lebih logis dan mudah diterapkan sehingga cocok bagi
mahasiswa karena satu metoda membutuhkan sedikit data untuk bisa mendukung
metoda yang lain; (3) desain ini lebih tepat dijadikan agen temuan karena focus
utamanya adalah kuantitatif tradisional seperti analisis eksperimen atau analisis
korelasional.Adapun beberapa ketermatasan desain ini adalah : (1) peneliti dituntut
untuk menentukan tujuan khusus dalam mengumpulkan data (apakah kuantitatif atau
kualitatif) dan data tersebut harus jelas penggunaannya apakah untuk studi luas
kualitatif atau kuantitatif atau penelitia menentukan tujuan utama dan tujuan
pendukung; (2) sulit mengintegrasikan hasil karena dua metode sekaligus digunakan
untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berbeda.
c. Explanatory design
Explanatory design adalah desain yang menggunakan a two-phase mixed
method (gambar 3). Tujuan umum desain ini adalah data kuantitatif membantu
memperjelas dan membentuk hasil kualitatif yang inisial. Desain explanatory dapat
juga digunakan oleh peneliti apabila ingin membentuk kelompok yang didasarkan
pada hasil kuantitatif dan akan menindaklanjuti (follow up) kelompok tersebut melalui
penelitian kualitatif.
Explanatory design juga disebut Explanatory Sequential Design adalah
desain yang menerapkan two phase. Desain ini dimulai dengan fase pertama
pengumpulan dan analisis data kuantitatif. Pada fase pertama ini berikutnya dilakukan
pengumpulan dan analisis tambahan terhadap data kualitatif. Fase pertama ini disebut
dengan Fase Kuantitatif. Fase kedua adalah fase kualitatif, yaitu mendesain studi
yang dihubungkan dengan hasil fase pertama. Karena desain explanatory dimulai
secara kuantitatif maka peneliti lebih banyak menekankan pada metoda kuantitatif
dibandingkan meoda kualitatif. Dengan demikian peneliti menempuh prosedur
melakukan survey kuantitatif dan mengidentifikasi perbedaan signifikansi dan hasil
penelitian dengan analisis statistik, dan selanjutnya hasil tersebut secara lebih dalam
dengan metoda kualitatif sehingga dapat memperjelas mengapa hasil tersebut terjadi.
Model Explanatory Design. Ada 2 model explanatory design yaitu : (1) Follow up
explanations model (gambar 3.1.); dan (2) participant selection model (gambar 3.2).
Follow up explanation model digunakan apabila peneliti membutuhkan data kualitatif
untuk memperjelas atau memperluas hasil kuantitatif.
Pada model ini peneliti mengidentifikasi temuan-temuan khusus kuantitatif
yang membutuhkan penjelasan tambahan, misalnya perbedaan statistic dalam
kelompok, individu yang menempati tingkatan skor ekstrim, atau hasil yang tidak
terprediksikan. Berdasarkan pada temuan-temuan khusus tersebut selanjutnya
peneliti mengumpulkan data kualitatif melalui partisipan yang dapat membantu untuk
menjelaskan temuan-temuan khusus tersebut. Participant selection model dapat
digunakan apabila peneliti membutuhkan informasi kuantitatif dalam rangka
mengidentifikasi dan menyeleksi partisipan untuk follow up dan memperdalam studi
kualitatif. Model ini lebih menekankan fase kedua yakni fase kualitatif.
Kelebihan dan kelemahan. Design Explanatory memiliki beberapa kelebihan,
yaitu : (1) dengan melakukan dua fase kegiatan maka pelaksanaan penelitian lebih
terarah, karena peneliti melaksanakan penelitian dengan dua metoda secara terpisah
dalam setiap fase kegiatan dan setiap fase kegiatan hanya melakukan pengumpulan
satu jenis data; (2) laporan akhir dapat ditulis dalam 2 fase, sehingga dapat
memberikan keterangan yang jelas kepada pembaca, (3) penelitian dapat
menghasilkan temuan lebih dari satu temuan sesuai dengan cirri mixed method; (4)
desain explanatory menyenangkan para peneliti kuantitatif karena model
penelitiannya diawali dengan kuantitatif dan lebih berorientasi pada penelitian
kuantitatif. Adapun kelemahan dari desain explanatory adalah : (1) membutuhkan
waktu yang sangat lama; (2) peneliti dituntut harus menentukan apakah menggunakan
individu yang sama untuk 2 fase kegiatan, atau menggunakan individu dari kelompok
sampel yang sama untuk 2 fase kegiatan; atau mengambil beberapa partisipan dari
populasi yang sama untuk 2 fase kegiatan; (3) sulit menjamin obyektivitas apabila
peneliti tidak menseleksi partisipan yang dijadikan subyek pada 2 fase kegiatan.
d. Exploratory design
Exploratory design (gambar 4) hampir sama dengan explanatory design karena
menggunakan two-phase dengan tujuan hasil dari metoda kesatu (kualitatif) dapat
membantu metoda kedua (kuantitatif). Desain ini didasarkan pada premis bahwa
eksplorasi dibutuhkan dengan beberapa alas an, yaitu pengukuran atau instrument
kurang tepat, variable tidak diketahui, atau tidak ada kerangka acuan/teori. Desain
explanatory dimulai dengan kualitatif maka lebih tepat bila bermaksud untuk
mengeksplorasi sebuah fenomena.
Desain ini sangat bermanfaat jika peneliti bermaksud untuk mengembangkan
dan menguji suatu instrument karena dianggap instrument kurang tepat atau untuk
mengidentifikasi variable-variabel penting melalui studi kuantitatif pada saat variable
penting tersebut tidak diketahui. Dan akan lebih tepat lagi digunakan bila peneliti
bertujuan untuk menggeneralisasikan hasil dari kelompok yang berbeda, menguji
aspek-aspek teori atau klasifikasi, mengeksplorasi sebuah fenomena secara
mendalam melalui pengukuran. Prosedur. Prosedur exploratory design menerapkan
2 fase pendekatan, sehingga disebut pula Exploratory Sequential Design. Prosedur
ditempuh mulai dari data kualitatif, mengeksplor fenomena, dan dilanjutkan dangan
fase kedua fase kuantitatif. Peneliti menerapkan desain ini dengan cara berangkat
dari temuan kualitatif pada fase pertama untuk selanjutnya pada fase kedua
melakukan pengembangan instrument, identifikasi variable, menguji
proposisiberdasarkan teori.

Model Exploratory Design. Ada dua model exploratory design yaitu:


1) Instrument development
Instrument development model digunakan apabila perlu mengembangkan dan
mengimplementasikan instrument kuantitatif untuk memperjelas temuan kualitatif.
Peneliti mengawal dengan mengeksplorasi topic penelitian secara kualitatif dengan
melibatkan beberapa partisipan. Dari hasil temuan kualitatif tersebut memberikan arah
untuk mengembangkan item dan skala instrument untuk survey kuantitatif. Pada
kegiatan pengumpulan data fase kedua peneliti melakukan validasi instrument secara
kuantitatif;dengan demikian metoda kualitatif dan metoda kuantitatif dihubungkan
dengan cara mengembangkn item-item instrument. Taxonomy development model
digunakan apabila hasil temuan pada fase kualitatif diperjelas lebih lanjut melalui
kegiatan mengidentifikasi variable-variabel penting, mengembangkan suatu
taksonomi atau system klasifikasi, mengembangkan teori, dan berikutnya fase uji
kuantitatif hasil secara detail.
Dengan model ini fase kualitatif menghasilkan kategori atau hubungan khusus.
Kategori dan hubungan khusus tersebut membantu pertanyaann penelitian dan
koleksi data digunakan pada fase kedua yakni fase kuantitatif. Model ini digunakan
apabila peneliti akan memformulasikan pertanyaan penelitian kuantitatif atau uji
hipotesis dengan menggunakan dasar temuan kualitatif. Kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan explanatory design adalah :
a. Menggunakan dua fase secara terpisah memudahkan untuk mendeskripsikan,
mengimplementasikan, dan menyusun laporan penelitian.
b. Desain wxplanatory lebih menekankan pada aspek kualitatif tetapi komponen
kuantitatif dapat membantu pendekatan kualitatif lebih kuat;
c. Desain ini mudah diaplikasikan untuk berbagai jenis penelitian khusunya untuk single
study. Sedangkan kelemahannya adalah :
Memerlukan waktu yang lama;
Sulit mengkhususkan prosedur fase kuantitatif;
Peneliti dituntut untuk mampu mempertimbangkan individu yang sama untuk menjadi
partisipan.

2. Judul Penelitian
3. Pertanyaan Penelitian dan Hipotesis
4. Pengumpulan Data
5. Analisis Data
6. Menulis dan Mengevaluasi Mixed Method Research
KESIMPULAN
Metode penelitian kombinasi adalah suatu metode penelitian kuantitatif dan
kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian,
sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel dan objektif.
Gay dan Mills ( 2006: 496) menyatakan bahwa mixed method adalah gaya dari
penelitian yang menggunakan prosedur untuk menentukan penelitian yang
menerapkan keduanya yaitu kuslitatif dan kuantitatif agar mendapatkan pemahamna
yang seutuhnya.
Creswell (2009) mengklasifikasikan terdapat dua model utama metode
kombinasi yaitu model sequential (kombinasi berurutan), dan model concurrent
(kombinasi campuran). Model urutan (sequential) ada dua yaitu model urutan
pembuktian (sequential explanatory) dan model urutan penemuan (sequential
exploratory). Model concurrent (campuran) ada dua yaitu, model concurrent
triangulation (campuran kuantitatif dan kualitatif secara berimbang) dan concurrent
embedded (campuran penguatan/metode kedua memperkuat metode pertama).
Secara umum metode penelitian kombinasi digunakan apabila peneliti ingin
untuk memper oleh data dan informasi yang lenkap, valid, reliabel dan obyektif.

Anda mungkin juga menyukai