Referat Pneumoperitoneum
Referat Pneumoperitoneum
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bayi yang lebih tua dan anak-anak, penyebab terbanyak adalah trauma
tumpul dengan pecahnya viskus berongga, trauma penetrasi, perforasi saluran
pencernaan (dari ulkus lambung atau duodenum, ulkus stres, kolitis ulserativa
dengan megakolon toksik, Crohns penyakit, obstruksi usus), pengobatan
steroid, infeksi pada peritoneum dengan organisme gas membentuk atau
pecahnya abses, atau mungkin karena masalah dada seperti
pneumomediastinum.8
5
2.5 Diagnosis
Temuan gas bebas intraperitoneal biasanya diasosiasikan dengan perforasi
dari viskus berongga dan membutuhkan intervensi bedah dengan segera.
anamnesis menyeluruh dan pemeriksaan fisik tetap yang paling penting dalam
menegakkan diagnosa pneumoperitoneum.
Cara terbaik untuk mendiagnosis udara bebas adalah dengan cara foto polos
Thorax erect. Udara akan terlihat tepat di bawah hemidiaphragma, sela antara
diafragma dan hati. Jika foto polos Thorax erect tidak dapat dilakukan, maka
pasien ditempatkan di sisi kanan posisi dekubitus dan udara dapat dilihat sela
antara hati dan dinding perut. Foto polos, jika benar dilakukan, dapat
mendiagnosa udara bebas di peritoneum. Computed Tomography bahkan
lebih sensitif dalam diagnosis pneumoperitoneum. CT dianggap sebagai
standar kriteria dalam penilaian pneumoperitoneum. CT dapat
memvisualisasikan jumlah 5 cm udara atau gas. 3
2.6 Pencitraan
2.6.1 Gambaran Foto Polos Radiologis
Teknik radiografi yang optimal penting pada kecurigaan preforasi
abdomen. Paling tidak diambil 2 foto , meliputi foto abdomen posisi
supine dan foto Thorax posisi erect atau left lateral dekubitus. Udara
bebas walaupun dalam jumlah yang sedikit dapat terdeteksi pada foto
polos. Pasien tetap berada pada posisi tersebut selama 5-10 menit
sebelum foto diambil. 3,9,11
7
Gambar 2. Foto abdomen posisi supine, foto dada posisi erect dan left lateral dekubitus (LLD)
Sumber gambar dari http://www.wikiradiography.com
Pada foto polos abdomen atau foto Thorax posisi erect, terdapat
gambaran udara (radiolusen) berupa daerah berbentuk bulan sabit
(Semilunar Shadow) diantara diafragma kanan dan hepar atau diafragma
kiri dan lien. Juga bisa tampak area lusen bentuk oval (perihepatik) di
anterior hepar. Pada posisi lateral dekubitus kiri, didapatkan radiolusen
antara batas lateral kanan dari hepar dan permukaan peritoneum. Pada
posisi lateral dekubitus kanan, tampak Triangular Sign seperti segitiga
yang kecil-kecil dan berjumlah banyak karena pada posisi miring udara
cenderung bergerak ke atas sehingga udara mengisi ruang-ruang di
antara incisura dan dinding abdomen lateral. Pada proyeksi abdomen
supine, berbagai gambaran radiologi dapat terlihat yang meliputi
Falciform Ligament Sign dan Rigler`S Sign.3,11
Gambar 3. Posisi Lateral dekubitus kiri. Terdapat udara bebas diantara dinding abdomen dengan
hepar (panah putih). Ada cairan bebas di rongga peritoneum (panah hitam).
Sumber gambar http://www.wikiradiography.com/page/Pneumoperitoneum
Gambar 5. Foto posterior subhepatic space air (Morrisons pouch, gambaran triangular )
Sumber gambar dari http://emedicine.medscape.com
Gambar 12. cupola sign (panah putih) dan lesser sac gas sign (panah hitam).
Sumber http://www.wikiradiography.com
9) Tanda obstruksi usus besar parsial dengan perforasi divertikulum
sigmoid dapat terjadi yang berkaitan dengan tanda
pneumoperitoneum2,3,11
Udara bebas intraperitoneal tidak terlihat pada sekitar 20-30% yang lebih
disebabkan karena standardisasi yang rendah dan teknik yang tidak
adekuat. Foto polos abdomen menjadi pencitraan utama pada akut
abdomen, termasuk pada perforasi viskus abdomen. 3
Pada posisi supine, dengan CT Scan udara yang terletak di anterior dapat
dibedakan dengan udara di dalam usus. Jika ada perforasi, cairan
inflamasi yang bocor juga dapat diamati di dalam peritoneum. Penyebab
perforasi kadang dapat didiagnosis dengan CT scan. 3
2.6.4 USG
Pada pencitraan USG, pneumoperitoneum tampak sebagai daerah linier
peningkatan ekogenisitas dengan artifak reverberasi atau Distal Ring
Down. Pengumpulan udara terlokalisir akibat perforasi usus dapat
dideteksi, terutama jika berdekatan dengan abnormalitas lainnya, seperti
penebalan dinding usus. Dibandingkan dengan foto polos abdomen,
ultrasonografi memiliki keuntungan dalam mendeteksi kelainan lain,
seperti cairan bebas intraabdomen dan massa inflamasi.3
Chilaiditi sindrom
Interposisi dari usus (berhimpitnya usus dan hepar) antara hepar dan
hemidiaphragm (kanan) hingga menyebabkan terlihat adanya udara yang berada
di subphrenik, padahal itu adalah udara yang ada dalam usus besar , ditandai
dengan terlihatnya haustra. Choliditis tidak memiliki makna diagnostik. 2,8
Subphrenic abses
Abses Subphrenik adalah dilokalisirnya pengumpulan nanah, biasanya di bawah
kanan atau kiri hemi-diaphragm, terdapat akumulasi cairan yang terinfeksi antara
diafragma, hepar dan limpa. 2,8 Perbedaan gambaran udara pada abses subphrenik
dan pneumoperitoneum adalah pada foto lateral dekubitus ; akan terlihat udara
terkumpul dalam suatu kantong abses dan ada air fluid level.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA