oleh
GUSPRITA NINGTYAS
Nama : Tn. OP
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 73 tahun
Alamat : Grobogan
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 11 Agustus 2017
Tanggal Pemeriksaan: 11 Agustus 2017
ANAMNESIS
Pasien seorang laki laki usia 73 Selain mengeluhkan sesak nafas, pasien juga
tahun datang ke poli triase Balai mengeluhkan batuk dan dahak yang sulit
Besar Kesehatan Paru Surakarta, keluar, jika dahak keluar berwarna kuning
kecoklatan dan kental, terkadang saat batuk
pasien mengeluhkan sesak nafas pasien juga mengeluhkan nyeri dada. Pasien
yang dirasakan sejak 1 bulan yang merasakan badannya lemas dan mudah lelah
lalu, pasien mengeluhkan sesak serta pasien juga nafsu makannya berkurang,
pasien juga merasakan mual tapi tidak muntah
nafasnya kumat kumatan dan dan tidak pusing. Pasien mengaku di keluarga
diperberat saat pasien beraktifitas yaitu kakaknya mempunyai keluhan yang
berlebih dan kecapekan. Pada saat sama yaitu sesak nafas tetapi tetangga
sesak, suara nafas tidak disertai maupun lingkungan sekitar tidak ada yang
mengalami keluhan yang sama. Sebelumnya
dengan mengi. pasien belum pernah berobat dengan keluhan
sesak nafas yang diderita pasien.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Merokok : diakui
Kontak penderita TB : disangkal
Konsumsi alkohol : disangkal
Konsumsi obat bebas : disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA
MATA
HIDUNG
KULIT
Ikterik (-),
normoce anemis (-/-), cuping
petekie (-), sklera ikterik
phal, hidung (-),
purpura (-), (-/-),
rambut deformitas
hiperpigm pupil isokor (-),
entasi (-), warna diameter 3
mm/3 mm, darah (-/-),
turgor hitam,
cukup, reflek sekret (-/-)
Tidak cahaya
kulit mudah (+/+),
kering(-), rontok edema
hiperemis luka (-) palpebra (-
(-), /-),
sikatriks (-) mata
cekung (-/-)
Deformitas (- Sianosis (-), Deviasi
TELINGA
MULUT
LEHER
/-) stomatitis (-), trakea (-)
darah (-/-) gusi berdarah peningkatan
(-),
sekret (-/-) JVP(-)
kering (-),
papil lidah pembesaran
atrofi (-) kelenjar limfe
mukosa (-)
pucat(-),
luka pada
sudut bibir (-),
karies gigi (-)
THORAX
PARU
- INSPEKSI Kelainan bentuk (-), simetris ka/ki, ketinggalan gerak (-/-)
- PALPASI Ketinggalan gerak fremitus
depan belakang Depan Belakang
Kanan Kiri Kanan Kiri
- - - -
N N N N
- - - -
N N N N
- - - -
N N
Depan Belakang
- PERKUSI Kanan Kiri Kanan Kiri
- AUSKULTASI SDV
EKSTREMITAS
Superior : clubbing finger (-/-), edema (-/-), akral hangat (+/+)
Inferior : clubbing finger (-/-), edema (-/-), akral hangat(+/+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
(11 AGUSTUS 2017)
Cor = batas kanan turun
Pulmo = Corakan vaskuler kasar,
paru kanan turun suram, diafragma
turun 1cm.
Kesan = Pleuropneumonia Dextra
DIAGNOSIS
Diagnosis : plueropneumonia
DUBIA AD BONAM
RESUME
Bakteri
Pneumonia
Pneumonia Pneumonia Pneumonia
bakterial /
primer komuniti lobaris
tipikal
Pneumonia
jamur
PATOGENESIS
Gambaran
didahului oleh ISPA selama beberapa hari demam,
menggigil, suhu tubuh kadang-kadang melebihi 40 C,
sakit tenggorokan, nyeri otot dan sendi. Juga disertai
klinis: batuk, dengan sputum mukoid atau purulen, kadang-
kadang berdarah.2
Laboratorium diobati.
Anlalisa gas darah menunjukkan hipoksemia dan
hiperkarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik.
TATALAKSANA
Kategori I Usia penderita -S.pneumonia, -M.pneumonia, - Klaritromisin - Siprofloksasin 2x500mg atau
< 65 tahun C.pneumonia -H.influenzae 2x250 mg Ofloksasin 2x400mg
-Penyakit Penyerta (-) -Legionale sp -S.aureus - -Azitromisin 1x500mg - Levofloksasin 1x500mg atau
-Dt berobat jalan -Batang Gram (-) - Rositromisin 2x150 mg Moxifloxacin 1x400mg
atau 1x300 mg - Doksisiklin 2x100mg
Kategori III -Pneumonia berat. -S.pneumoniae -H.influenzae - Sefalosporin Generasi 2 -Piperasilin + tazobaktam
- Perlu dirawat di -Polimikroba termasuk Aerob atau 3 -Sulferason
RS,tapi tidak perlu di ICU -Batang Gram (-) - Betalaktam +
-Legionalla sp Penghambat Betalaktamase
-S.aureus -M.pneumoniae +makrolid
Efusi pleura dan empiema. Terjadi pada sekitar 45% kasus. Cairannya transudat dan steril. Terkadang pada
infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat.
Komplikasi sistemik. Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupa meningitis. Dapat juga
terjadi dehidrasi dan hiponatremia, anemia pada infeksi kronik, peninggIan ureum dan enzim hati. Kadang-
kadang terjadi peninggian fostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik.
Abses Paru terbentuk akibat eksudat di alveolus paru sehingga terjadi infeksi oleh kuman anaerob dan
bakteri gram negative.
Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6 minggu akibat kuman
anaerob S. aureus, dan kuman Gram (-) seperti Pseudomonas aeruginosa.
Bronkiektasis. Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapi dapat juga oleh infeksi
berulang di lokasi bronkus distal pada cystic fibrosis atau hipogamaglobulinemia, tuberkulosis, atau
pneumonia nekrotikans. 10
PROGNOSIS