Keluhan utama : Keluar darah dari kedua lubang hidung setelah terbentur lemari
1 hari yang lalu
Keluhan tambahan : Lelah dan pusing sejak 1 hari yang lalu
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke Poliklinik THT dengan keluhan keluar darah dari lubang hidung,
Karena kepala pasien terbentur lemari sejak 1 hari yang lalu. Perdarahan yang
keluar sedikit, lalu berhenti sendiri dengan menekan hidung dan menyumbat
dengan tisu. Pada pagi hari perdarahan keluar kembali, perdarahan yang keluar
sedikit dan berhenti dengan menyumbat hidung dengan tisu. Pasien mengeluh lelah
dan merasa pusing
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Tidak pernah mengalami keluhan serupa
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat DM disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
RIWAYAT KELUARGA
Pada keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa
RIWAYAT PENGOBATAN
Belum pernah diobati
RIWAYAT PEKERJAAN, SOSIAL EKONOMI,
DAN KEBIASAAN
Pasien seorang Karyawan Swasta
Tidak pernah merokok
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis Mata : Tidak terdapat kelainan
Keadaan umum: Baik Leher : Tidak terdapat kelainan
Tanda vital : Suhu : 370C
Nadi : 100x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Tekanan darah : 110/80
Kesadaran : Compos mentis Thorax : Tidak terdapat kelainan
Kepala: Normocephali Abdomen : Tidak terdapat kelainan
Ekstremitas : Tidak terdapat kelainan
STATUS LOKALIS TELINGA
KANAN KIRI
Normotia, Nyeri tekan tragus (-) Aurikula Normotia, Nyeri tekan tragus (-)
Nyeri tekan RA (-), Nyeri tekan Mastoid (-) Retroaurikuler Nyeri tekan RA (-), Nyeri tekan Mastoid (-)
Nyeri tarik auricula (-), hiperemis (-), udem (-) Preaurikuler Nyeri tarik auricula (-), hiperemis (-), udem (-)
LIANG TELINGA
Lapang Lapang/sempit Lapang
Intak (+), refleks cahaya (+), retraksi (-), Membran Timpani Intak (+), refleks cahaya (+), retraksi (-), bulging (-),
bulging (-), hiperemis (-) hiperemis (-)
STATUS LOKALIS HIDUNG
PEMERIKSAAN KANAN KIRI
Keadaan luar Bentuk & ukuran Bentuk biasa, asimetri (-), deviasi (- Bentuk biasa, asimetri (-), deviasi (-
), deformitas (-) ), deformitas (-)
Edema (-) (-)
Hematom (-) (-)
Nyeri tekan (-) (-)
Krepitasi (-) (-)
Kel. kongenital (-) (-)
Radang (-) (-)
Tanda alergi (-) (-)
Trauma (-) (-)
Tumor (-) (-)
Rhinoskopi anterior Cavum nasi Lapang, sekret (-) Lapang, sekret (+)mukoid merah
Konka inferior Eutrofi, warna merah muda, Eutrofi, warna merah muda,
permukaan licin permukaan licin
Konka media Eutrofi, warna merah muda, Eutrofi, warna merah muda,
permukaan licin permukaan licin
Meatus nasi sekret (-) sekret (-)
Septum Lurus, Epitaksis pada sisi anterior Lurus, Epitaksis pada sisi anterior
Kelainan lain Tumor (-), korpus alienum (-), adhesi Tumor (-), korpus alienum (-), adhesi
konka dengan septum (-) konka dengan septum (-)
Pemeriksaan Laring
Tidak dilakukan pemeriksaan
Leher
Tidak dilakukan pemeriksaan
Maksilo Fasial
Simetris, paralisis nervus kranialis (-), nyeri tekan frontalis (-), nyeri tekan pangkal maksila (-).
RESUME
Tn. B datang ke Poliklinik THT dengan keluhan keluar darah dari lubang hidung,
Karena kepala terbentur lemari sejak 1 hari yang lalu. Perdarahan yang keluar
sedikit, lalu berhenti sendiri dengan menekan hidung dan menyumbat dengan tisu.
Pada pagi hari perdarahan keluar kembali, perdarahan yang keluar sedikit dan
berhenti dengan menyumbat hidung dengan tisu. Pasien mengeluh lelah dan merasa
sedikit pusing. Pada pemeriksaan fisik terdapat epitaksis pada septum anterior
dextra dan sinistra, pemeriksaan fisik lain dalam batas normal
DIAGNOSIS, DIAGNOSIS BANDING DAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis kerja : Epitaksis anterior et causa trauma
Non-medikamentosa:
Pemasangan tampon anterior dengan pelumas vaselin dan salep antibiotik
selama 2 x 24 jam
PROGNOSIS
Ad vitam : Dubia ad bonam
Screening koagulopati
TATALAKSANA
3 prinsip utama dalam menanggulangi epistaksis
Menghentikan perdarahan
Mencegah komplikasi
Mencegah berulang nya epistaksis
TATALAKSANA EPITAKSIS ANTERIOR
Pada anak-anak menekan hidung luar selama 10-15 menit
Gulungan kapas yang telah dibasahi larutan kokain 4% dimasukkan dengan hati-hati ke dalam
hidung sambil mengaaspirasi darah yang berlebihan.
Bila sumber perdarahan dapat terlihat, tempat asal perdarahan dikaustik dengan larutan Nitras
Argenti (AgNO3) 25-30%. Sesudahnya area tersebut diberi krim antibiotik.
pemasangan tampon anterior yang dibuat dari kapas atau kasa yang diberi pelumas vaselin atau
salep antibiotik
Tampon dimasukkan sebanyak 2-4 buah, disusun dengan teratur dari dasar hingga atap hidung
dan meluas hingga ke seluruh panjang rongga hidung, serta harus dapat menekan asal perdarahan.
TATALAKSANA EPITAKSIS ANTERIOR
TATALAKSANA EPITAKSIS POSTERIOR
blok ganglion sfenopalatinum
Spons berukuran 4x4 inchi yang digulung erat dan diikat dengan benang sutera No.1 merupakan
tampon yang baik
Dapat diolesi dengan salep antibiotic topikal untuk mengurangi insidens infeksi
Untuk menanggulangi perdarahan posterior dilakukan pemasangan tampon posterior (tampon Bellocq)
Tampon ini dibuat dari kasa padat dibentuk kubus atau bulat dengan diameter 3 cm. Pada tampon ini
terikat 3 utas benang, 2 buah di satu sisi dan sebuah di sisi berlawanan.
PERDARAHAN 1 SISI
Digunakan bantuan kateter karet yang dimasukan dari lubang hidung
sampai tampak di orofaring, lalu ditarik keluar dari mulut.
Pada ujung kateter ini diikatkan 2 benang tampon Bellocq tadi, kemudian
kateter ditarik kembali melalui hidung sampai benang keluar dan dapat
ditarik.
Tampon perlu didorong dengan bantuan jari telunjuk untuk dapat melewati
palatum mole masuk ke nasofaring. Bila masih ada perdarahan, maka dapat
ditambah tampon anterior ke dalam kavum nasi.
PERDARAHAN 1 SISI
Kedua benang yang keluar dari hidung diikat pada sebuah gulungan kain
kasa di depan nares anterior, supaya tampon yang terletak di nasofaring
tetap ditempatnya.
Benang lain yang keluar dari mulut diikatkan secara longgar pada pipi
pasien. Gunanya ialah untuk menarik tampon keluar melalui mulut setelah 2-3
hari.
PERDARAHAN 1 SISI
PERDARAHAN 2 SISI
bantuan dua kateter masing-masing melalui kavum nasi kanan dan kiri, dan
tampon posterior terpasang di tengah-tengah nasofaring
Arteri tersebut antara lain arteri karotis eksterna, arteri maksilaris interna
dengan cabang terminusnya, arteri sfenopalatina dan arteri etmoidalis
posterior anterior.
KOMPLIKASI
Aspirasi
Syok
Anemia
Infeksi
Laserasi palatum mole atau sudut bibir karena pemasangan tampaon posterior
Hematimpanum
DAFTAR PUSTAKA
1. Irawati N, Kasakeyan E, Rusmono N.2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher
Edisi Ketujuh.
2. Efiaty A.S. dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT Ed 6. Jakarta. 2007