TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
Pneumoperitoneum adalah adanya udara bebas dalam ruang peritoneum
yang biasanya disebabkan oleh perforasi dari usus kecil. Namun, setiap viskus
berongga dapat menyebabkan terjadinya pneumoperitoneum. Penyebab paling
umum dari pneumoperitoneum adalah perforasi saluran pencernaan yaitu lebih
dari 90%. Perforasi dari lambung atau duodenum yang disebabkan oleh ulkus
peptikum
dianggap
penyebab
paling
sering
dari
pneumoperitoneum.
15
sigmoideum
terletak
intraperitoneal
dengan
alat
penggatung
17
18
pecahnya
abses,
atau
mungkin
karena
masalah
dada
seperti
pneumomediastinum.8
Penyebab utama terjadinya pneumoperitoneum adalah: 2,4
1. Ruptur viskus berongga (yaitu perforasi ulkus peptikum, necrotizing
enterocolitis, megakolon toksik, penyakit usus inflamasi)
2. Faktor iatrogenik (yaitu pembedahan perut terakhir, trauma abdomen,
perforasi endoskopi, dialisis peritoneal, paracentesis)
3. Infeksi rongga peritoneum dengan organisme membentuk gas dan atau
pecahnya abses yang berdekatan
4. Pneumatosis intestinalis
dengan
19
Perforated viskus
Necrotizing enterocolitis
Infark usus
Cedera perut
B.Pneumoperitoneum
peritonitis
tanpa 1. Thoracic
- Ventilasi tekanan positif
- Pneumomediastinum/pneumotoraks
- Penyakit saluran napas obstruktif kronik
- Asma
2. Abdomen
- Pasca laparotomi
- Pneumatosis cystoides coli/ intestinalis
- Divertikulosis jejunum
- Endoskopi
-
Paracentesis/peritoneal
dialisis
laparoskopi
-
3. Female pelvis
-Instrumentasi
(mishysterosalpingography,Uji Rubin)
- Pemeriksaan panggul (esp. post-partum)
- Post-partum
- Oro-genital intercourse
- Vagina douching
- Senggama
nyeri perut samar akibat perforasi viskus perut, tergantung pada perkembangan
selanjutnya bisa berupa peritonitis.. Tanda dan gejala berbagai penyebab perforasi
peritoneum mungkin seperti kaku perut, tidak ada bising usus, nyeri epigastrium
atau jatuh pada kondisi shock yang parah. 9
2.5 Diagnosis
Temuan gas bebas intraperitoneal biasanya diasosiasikan dengan perforasi
dari viskus berongga dan membutuhkan intervensi bedah dengan segera.
anamnesis menyeluruh dan pemeriksaan fisik tetap yang paling penting dalam
menegakkan diagnosa pneumoperitoneum.
Cara terbaik untuk mendiagnosis udara bebas adalah dengan cara foto
polos Thorax erect. Udara akan terlihat tepat di bawah hemidiaphragma, sela
antara diafragma dan hati. Jika foto polos Thorax erect tidak dapat dilakukan,
maka pasien ditempatkan di sisi kanan posisi dekubitus dan udara dapat dilihat
sela antara hati dan dinding perut. Foto polos, jika benar dilakukan, dapat
mendiagnosa udara bebas di peritoneum. Computed Tomography bahkan lebih
sensitif dalam diagnosis pneumoperitoneum. CT dianggap sebagai standar
kriteria dalam penilaian pneumoperitoneum. CT dapat memvisualisasikan jumlah
5 cm udara atau gas. 3
2.6 Pemeriksaan Radiologik
2.6.1 Gambaran Foto Polos Radiologis
Teknik radiografi yang optimal penting pada kecurigaan preforasi
abdomen. Paling tidak diambil 2 foto , meliputi foto abdomen posisi supine
dan foto Thorax posisi erect atau left lateral dekubitus. Udara bebas
walaupun dalam jumlah yang sedikit dapat terdeteksi pada foto polos.
21 pada posisi tersebut selama 5-10 menit sebelum foto
Pasien tetap berada
diambil. 3,9,11
Gambar 2. Foto abdomen posisi supine, foto dada posisi erect dan left lateral
dekubitus (LLD)
Pada foto polos abdomen atau foto Thorax posisi erect, terdapat
gambaran udara (radiolusen) berupa daerah berbentuk bulan sabit
(Semilunar Shadow) diantara diafragma kanan dan hepar atau diafragma
kiri dan lien. Juga bisa tampak area lusen bentuk oval (perihepatik) di
anterior hepar. Pada posisi lateral dekubitus kiri, didapatkan radiolusen
antara batas lateral kanan dari hepar dan permukaan peritoneum. Pada
posisi lateral dekubitus kanan, tampak Triangular Sign seperti segitiga
22 berjumlah banyak karena pada posisi miring udara
yang kecil-kecil dan
Gambar 3. Posisi Lateral dekunitus kiri. Terdapat udara bebas diantara dinding
abdomen dengan hepar (panah putih). Ada cairan bebas di rongga peritoneum (panah
hitam).
23
24
peritoneum
pada
foto
polos
diklasifikasikan
menjadi
25
26
3)
5)
7)
28
29
Gambar 12. cupola sign (panah putih) dan lesser sac gas sign (panah hitam).
9)
dapat
terjadi
yang
berkaitan
dengan
tanda
pneumoperitoneum2,3,11
Udara bebas intraperitoneal tidak terlihat pada sekitar 20-30% yang
lebih disebabkan karena standardisasi yang rendah dan teknik yang tidak
adekuat. Foto polos abdomen menjadi pencitraan utama pada akut
abdomen, termasuk pada perforasi viskus abdomen. 3
Tidak jarang pasien dengan akut abdomen dan dicurigai mengalami
perforasi tidak menunjukkan udara bebas pada foto polos abdomen.
Diagnosis banding biasanya meliputi kolesistitis akut, pankreatitis, dan
perforasi ulkus. Sebagai tambahan pemeriksaan untuk mengopasitaskan
saluran cerna, sekitar 50mL kontras terlarut air diberikan secara oral atau
lewat NGT pada pasien dengan posisi berbaring miring ke kanan. 3
2.6.2 USG
Pada pencitraan USG, pneumoperitoneum tampak sebagai daerah
linier peningkatan ekogenisitas dengan artifak reverberasi atau Distal Ring
Down. Pengumpulan
yang bermasalah terhadap radiasi seperti pada anak-anak, wanita hamil, dan
usia reproduktif. Namun, USG sangat tergantung pada kepandaian operator,
dan terbatas penggunaannya pada orang obesitas dan udara intra abdomen
dalam jumlah besar. USG tidak dipertimbangkan sebagai pemeriksaan
definitif untuk menyingkirkan pneumoperitoneum. 3
Gambaran USG pada pneumoperitoneum antara lain bayangan
sebuah costa, artifak Ring Down dari paru yang terisi udara, dan udara
kolon anterior yang berhimpitan dengan hepar. Udara di kuadran kanan atas
dapat keliru dengan Kolesistitis Emfisematosa, kalsifikasi Mural, kalsifikasi
Vesika Fellea, Vesika Fellea porselen, Adenomiosis, udara di dalam abses,
tumor, udara bilier, atau udara di dalam vena porta. Udara intraperitoneal
sering sulit dideteksi. Namun, udara bebas dalam jumlah kecil dapat
dideteksi dengan pemeriksaan dari anterior atau anterolateral diantara
dinding abdomen dan dekat hepar, dimana lingkaran usus biasanya tidak
ditemukan. Sulit untuk membedakan udara ekstralumen dengan udara
intramural atau intraluminal. 3
merupakan
pemeriksaan
standar
untuk
mendeteksi
saluran
pencernaan
dan
memperlihatkan
adanya
perforasi.
33
34
pendekatan
tubuh
pasien
mampu
menghilangkan
gas
sendiri.
Jika
2. Abscess Subphrenic
Subphrenic abses
Peritonitis.4
2.
Tension Pneumothorax.6
3.
4.
Subdiafragmatic Haematocele.8
5.
Pneumomediastinum.9
38