Anda di halaman 1dari 32

PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT

UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
1

1. SISTEM OTOMATIS
Sistem otomatis (Automation System AS) merupakan perangkat workstation
berbasis komputer PC dan modul-modul pengkontrol microcomputer dengan
kemampuan pengolahan tersebar (distributed processing capability), dan
memungkinkan penambahan fungsi input/output serta pengembangan fungsi
kontrol/pemrosesan.

Sistem otomatis meliputi komponen-komponen berikut:

1. Operation Workstation Terdiri dari komputer-komputer Operator Workstation


untuk pengoperasian dan Engineering Workstation untuk
pemeliharaan, beserta printer-printernya. Workstation ini harus
bekerja sesuai software standar untuk sistem pengkontrol network
dan sistem pengkontrol digital dari pabrikannya.

2. Pengkontrol network (Ethernet-based Network Controllers) - Pengkontrol


network ini menghubungkan langsung Workstation-workstation
melalui kabel ethernet untuk komunikasi dengan pengkontrol digital
serta modul input/outputnya, juga merupakan pintu masuk untk
komunikasi dengan peralatan lainnya.

3. Pengkontrol digital (Digital Control Unit Controller) terdiri dari beberapa


unit sesuai sistem yang dikontrolnya. Setiap unit beroperasi sendiri-
sendiri sehingga disebut SDCU (Stand-alone Digital Control Units),
berisikan input/output (I/O) dan program-program (software) untuk
mengkontrol peralatan-peralatan yang dibawah kendalinya.

4. Modem berguna untuk pengecekan jarak jauh sistem otomatis. Modem


berkapasitas minimal 28.8 Kbaud dan mampu mengakses semua
jaringan (network) pengkontrol

K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
2

Arsitektur Sistem Otomatis

Sistem kontrol otomatis terdiri dari:

a.Network Control Units (NCUs) - Pengkontrol network


b.Standalone Digital Control Units (SDCUs) - Pengkontrol digital
c.Input/Output Unit Modules (IOU Modules),
d.Operation Workstations (OWs),
e.File Server untuk membantu konfigurasi sistem dengan workstation
lebih dari satu.
Sistem otomatis melaksanakan kontrol, deteksi alarm, manajemen pelaporan dan
informasi untuk semua fasilitas, dan Wide Area Network (WAN) dari database
ODBC-complient tunggal.

Network Level 1, merupakan tulang punggung utama sistem otomatis, berupa


suatu Ethernet LAN/WAN. Network Control Units, Operator Workstations,
dan File Server dihubungkan langsung ke network ini tanpa alat gateway
(gerbang masuk).

Network Level 2 dari sistem terdiri dari satu atau lebih field-bus (profibus) yang
diatur oleh Network Control Units. Field-bus Level 2 terdiri dari satu atau
kedua jenis berikut:

1. RS485, token passing bus yang melayani hingga 127


Standalone Digital Control Units (SDCUs)

2. RS485 field-bus yang melayani hingga 32 peralatan modul I/O


jenis tusuk lepas (plug in/out)

K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
3

K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
4

K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
5

Modul-modul I/O ini dipasangkan langsung pada NCU atau terpisah dari NCU
melalui pengkabelan.

Sistem otomatis bisa dibuat bersegmen-segmen melalui software menjadi LAN


ganda yang tersebar pada satu WAN menggunakan satu file server, sehingga
memungkinkan workstation mengatur satu LAN (buliding), dan keseluruhan sistem
dengan semua peralatan yang tersambung untuk di-update dan menggunakan
bersama database yang terbaru. Bila sistem workstation hanya satu, ia akan berisi
keseluruhan database, tidak memerlukan file server terpisah.

Semua NCU, Workstation dan File Server bisa disambungkan langsung ke


Ethernet TCP/IP LAN/WAN tanpa memerlukan gateway. Selanjutnya, NCU,
Workstation dan File Server bisa menggunakan komponen infrastruktur Ethernet
standar yang ada dipasaran, seperti router, switch dan hub.

Tambahan pada arsitektur LAN/WAN diatas, software dari workstation yang sama
harus mampu mengatur sistem remote melalui saluran dial-up phone sebagai
komponen standar dari software.

Arsitektur sistem remote terdiri dari dua level penyediaan kontrol, deteksi alarm,
manajemen pelaporan dan informasi untuk fasilitas remote.

Level satu terdiri dari:


Remote Site Control Unit (RSCU), komunikasi ke lokasi jauh (remotely)
Operation Workstation, melalui modem dan saluran dial-up phone standar.

Level dua terdiri dari satu atau lebih field-bus yang dikontrol oleh RSCU

Pengembangan sistem (System expansion)

Sistem otomatis bisa diskalakan dan dikembangkan pada semua levelnya dengan
menggunakan interface software yang sama, dan pengkontrol level 1 dan 2 yang
sama.

Pengembangan sistem otomatis mencakup fungsi Security dan Access Control


tanpa menambah workstation, dibutuhkan software sisi depan pengkontrol level 1.
Pengkontrol digital SCDU atau modul I/O bisa ditambahkan ke field-bus
pengkontrol level 1 yang telah ada, untuk melakukan aplikasi security dan card
K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
6

access.

Sistem ini harus menggunakan bahasa program aplikasi yang sama untuk semua
level: Workstation, Network Control Unit, Remote Site Control Unit and Standalone
Digital Control Unit. Selanjutnya, bahasa program tunggal ini harus digunakan pada
semua aplikasi kontrol lingkungan, kontrol card access, deteksi gangguan dan
security, dan interface komunikasi data digital ke peralatan berbasis mikro-
prosessor lainnya.

1.1. PENGKONTROL NETWORK (NCU - Network Control Unit)

Pengkontrol network harus berbasis microprocessor, multi-tasking, multi-user, dan


menerapkan sistem operasi real time. Setiap control panel NCU terdiri dari
perangkat modular termasuk catu daya (power supply), CPU board, dan modul-
modul input/output.

NCU untuk telephone dial-up telefon lokal harus sama dengan NCU Ethernet,
tetapi tanpa plug-in Ethernet network interface card (NIC), misalnya, NCU yang
mencakup NIC, harus bisa saling tukar pada LAN/WAN atau dial-up lokal.

Penggunaan Webserver (Webserver Functionality)

Semua NCU pada Ethernet TCP/IP LAN/WAN harus bisa (out-of-the box) diset-
up sebagai Web Server. NCU harsu mampu menyimpan kode HTML dan
sebagai halaman web browser, sehingga bisa melayani setiap peralatan
komputer yang menggunakan sambungan Ethernet TCP/IP dan mampu
menjalankan Internet browser standar (Microsoft Internet Explorer, Netscape
Navigator, etc.) untuk mengakses data real-time dari keseluruhan sistem
otomatis melalui setiap NCU.

Grafik dan halaman web berbasis teks harus dibuat dengan menggunakan kode
HTML standar. Interface-nya memungkinkan pengguna (user) untuk memilih
setiap teks standar dan editoe HTML berbasis grafik untuk membuat halaman.
Juga memungkinkan operator untuk membuat halaman grafik resmi dan format-
K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
7

format.

Interface WEB server harus bisa menggunakan password security, termasuk


validasi permintaan alamat IP komputer PC; juga memungkinkan penggunaan
bersama data atau informasi antara semua pengkontrol, atau proses atau
network interface (BACnet, LonTalk and TCP/IP) yang diketahui BMS tanpa
perduli dimana disambungkan pada network dan/atau dari mana dibutuhkan.

Pengkontrol network harus langsung berfungsi sebagai WEB server, langsung


membuat kode HTML ke pengguna yang memerlukan (WEB browser), sehingga
tidak memerlukan lagi software dan hardware pada PC-based WEB server.
Untuk menyederhanakan alokasi ruang imej grafik (graphic image), HTML imej
grafik, bila perlu, bisa disimpan pada setiap peralatan network yang digunakan
bersama (shared). WEB server sistem otomatis ini harus mampu menerima
setiap grafik yang perlu dengan menggunakan pathing syntax standar sesuai
kode HTML yang ada padanya. Hardware dan software luar tidak bisa diterima.

Spesifikasi hardware:

- Memory RAM kapasitas 4 MB hingga 8 MB, termasuk satu floating-point


math co-processor

- Communication Port setiap NCU menyediakan komunikasi ke workstation


dan field-bus; sedikitnya tersedia 3 sambungan port lainnya untuk
modem telepon, alat servis portable, printer seri dan ke pengkontrol
jenis lainnya; pada sistem LAN/WAN, NCU tersedia dengan
network interface card untuk plug-in Ethernet TCP/IP dengan
kapasitas 10Mbps.

- Input/Output (I/O) - setiap NCU harus melayani tambahan input dan output
jenis berikut:
Input digital untuk menghidupkan status/alarm
Input counter untuk menjumlahkan denyut pulsa dari meteran.
Input thermistor untuk pengukuran suhu
Input analog untuk pengukuran tekanan, laju aliran dan tinggi
permukaan.
Output digital untuk menghidup-matikan kontrol peralatan.
K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
8

Output analog untuk mengatur pembukaan katup, damper dan


kapasitas kontrol peralatan utama.

- Modul yang dapat dikembangkan sistem ini menerapkan model I/O


modular agar mudah dikembangkan. Kapasitas input dan output
tersedia melalui modul tusuk lepas berbagai macam jenis. Juga
bisa mengabungkan modul-modul I/O sesuai keperluan aplikasi
kontrol individu. Minimal tersedia 10% persediaan kapasitas
input/output.

- Saklar-saklar (Hardware Override Switches) unit-unit keluaran output digital


dilengkapi saklar manual tiga posisi untuk memilih keadaan output
ON, OFF atau AUTO. Saklar ini dipasang di unit dan merupakan
feedback ke pengkontrol sehingga posisi saklar bisa dihasilkan
melalui software. Juga, setiap output analog dilengkapi dengan
potesiometer (override potentiometer) untuk pengaturan manual
sinyal output analog sepenuh rentangnya, ketika saklar manual 3
posisi diposisikan ke ON.

- Lampu-lampu indikasi status lokal menyediakan sedikitnya indikasi LED


untuk status CPU, status Ethernet LAN, dan status field-bus. Pada
setiap output, menyediakan indikasi LED untuk keadaan output On
atau Off. Pada setiap modul output, menyediakan LED yang
mengindikasikan apakah ada output pada modul yang dimanualkan
(manually overridden).

- Real Time Clock (RTC) setiap NCU memiliki baterei back-up dan real time
clock yang akurat hingga 10 detik perhari. RTC menyiapkan: waktu,
hari, bulan, dan tahun. Pada operasi normal, clock sistem
didasarkan pada frequency sumber listrik AC.

- Catu daya (power supply) catu daya NCU berjenis otomatis 120-220VAC,
60/50 Hz dengan toleransi +/- 20%. Jika tegangan masuk kurang
dari yang diijinkancatu daya akan dimatikan. Pengkontrol
dilengkapi dengan proteksi tegangan lebih, dan tidak perlu
konverter tambahan.

K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
9

- Restart otomatis setelah gangguan catu daya saat pemulihan daya


setelah gangguan catu daya, NCU secara otomatis tanpa intervensi
manusia akan meng-update semua fungsi-fungsi yang termonitor,
melanjutkan operasi yang sebelumnya sedang berlangsung,
mensinkronkan waktu dan status, dan menerapkan strategi start-up
khusus yang diperlukan.

- Baterei back-up setiap NCU dengan catu daya standar 120-220VAC,


dilengkapi dengan sistem catu cadangan arus DC yang dapat
diprogram, mampu bertahan selama 72 jam untuk
mempertahankan semua memori mengambang (volatile), atau 2
jam sebagai UPS penuh. Sistem catu cadangan arus DC ini harus
dikonfigurasi setelah berfungsi sebagai UPS penuh, unit akan
mematikan fungsi UPS penuh dan hanya memfungsikannya untuk
mempertahankan memori saja.

Spesifikasi software

NCU berisi flash ROM sebagai sistem operasi yang menempatinya. Software
aplikasi sebagai RAM yang menempatinya. Software aplikasi hanya terbatasi
oleh jumlah memori RAM-nya. Tidak akan ada pembatasan ditempatkan pada
jenis program aplikasi dalam sistem ini. Setiap NCU mampu memproses secara
paralel, dan melaksanakan program kontrol secara bersamaan. Setiap program
bisa mempengaruhi operasi setiap program lainnya. Setiap program mempunyai
akses penuh dari seluruh fasilitas I/O processor. Eksekusi fungsi kontrol ini tidak
akan terganggu oleh komunikasi normal oleh pengguna seperti interogasi,
memasuki program, memprint-out program untuk penyimpanan, dan lain-lain.

Bahasa pemrograman pengguna

Software aplikasi adalah program yang dapat diprogram oleh pengguna (user)
yang mencakup semua strategi, operasi sikuens (sequence), algorithma kontrol,
parameter, dan set-point. Program asal berbasis bahasa Inggris dan dapat

K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
10

diprogram oleh pengguna. Bahasnya harus disrukturkan untuk memudahkan


konfigurasi program kontrol, alarms, reports, telakomunikasi, kalkulasi
matematis, password dan histori. Bahasanya harus membuktikan kebenarannya
sendiri (self-documenting). Pengguna harus bisa menempatkan keterangan
dimana saja dalam program. Urutan program harus bisa disusun oleh pengguna
dalam kelompok logika (logical grouping).

Software kontrol

NCU harus mampu melakukan algorithma kontrol yang dites awal (pre-tested)
berikut:
Proportional, Integral plus Derivative Control (PID)
Self Tuning PID
Two Position Control
Digital Filter
Ratio Calculator
Equipment Cycling Protection

1. Fungsi Matematis:

Setiap pengkontrol harus mampu melaksanakan fungsi matematis dasar


(+, -, *, /), kuadrat, akar kuadrat, pangkat eksponen, logarithma, logika
Boolean, atau kombinasinya. Pengkontrol harus juga mampu
melaksanakan fungsi logika komplek mencakup operasor seperti >, <, =,
AND, OR, XOR, dll. Hal-hal ini harus bisa digunakanpada persamaan
yang sama dengan operator metematik dan lima tanda kurung.

2. Penerapan menejemen enerji

NCU harus mampu melaksanakan setiap atau keseluruhan menejemen


enerji rutin berikut:
Time of Day Scheduling
Calendar Based Scheduling
Holiday Scheduling
Temporary Schedule Overrides
Optimal Start
Optimal Stop
Night Setback Control
K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
11

Enthalpy Switchover (Economizer)


Peak Demand Limiting
Temperature Compensated Duty Cycling
CFM Tracking
Heating/Cooling Interlock
Hot/Cold Deck Reset
Free Cooling
Hot Water Reset
Condenser Water Reset

3. Logging histori

Setiap pengkontrol harus bisa mencatat (logging) setiap besaran variabel


sistem selama rentang waktu antara 1 detik hingga 1440 menit. Setiap
variabel sistem (input, output, kalkulasi matematik, flag/image dll) dapat
dicatat dalam histori. Maksimum 32767 harga dapat dapat disimpan
dalam setiap log. Setiap log dapat mencatat harga sesaat, rata-rata,
minimum atau maksimum setiap parameter. Log bisa otomatis atau
manual; data yang sudah dilog harus bisa di-download ke Operation
Workstation untuk pengarsipan jangka panjang berdasar rentang waktu
yang ditentukan pengguna, atau perintah manual.

4. Menejemen Alarm

Untuk setiap point sistem, alarm bisa dibuat dengan pernyataan batas
atas/bawah atau kondisi. Semua alarm akan diuji setiap kali scan NCU
dan bisa ditunjukkan di dalam sistem alarm atau pelaporan.

Hingga 8 alarm dapat disusun pada setiap point dalam pengkontrol.

Pesan peringatan dan ppelaporan dapat dikirim ke terminal lokal, ke ujung


depan (front end) workstation, atau melalui modem ke peralatan
komputasi jarak jauh (remote-computing).

Alarm dimunculkan berdasarkan prioritasnya. Sedikitnya harus disediakan

K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
12

255 tingkat skala prioritas.

Jika komunikasi dengan workstation terganggu sementara, alarm-alarm


akan disimpan sementara (buffered) dalam NCU. Bila komunikasi telah
normal, alram akan dikirim ke workstation jika alarm tadi masih dalam
kondisi alarm.

5. Pelaporan (reporting)

NCU harus bisa memunculkan laporan-laporan yang ditentukan pengguna


ke printer atau terminal yang tersambung ditempatnya. Laporan harus
berisi kombinasi teks dan besaran variabel sistem

The NCU shall be able to generate user-definable reports to a locally


connected printer or terminal. The reports shall contain any combination
of text and system variables. Bentuk model (template) laporan harus
dibuat pengguna pada pengolah kata (word processing environment).
Laporan bisa ditampilkan berdasarkan kondisi logika atau melalui perintah
yang dibuat pengguna.

1.2. UNIT PENGKONTROL DIGITAL (SDCU- Stand-alone Digital Control Units)


digital controller

Unit pengkontrol Digital harus mengkontrol setiap sistem pada masing-masing unit
pembangkit daya, yaitu:
- Pengkontrol turbin gas (gas turbine controller)
- Pengkontrol turbin uap (steam turbine controller)
- Pengkontrol boiler (boiler controller)

Setiap unit pengkontrol digital memiliki programnya sendiri dan akan terus tetap
beroperasi walaupun terjadi gangguan atau kehilangan komunikasi dengan NCU-
nya.

Pengkontrol digital sebagai pengkontrol unit pembangkit daya harus memenuhi hal-
hal berikut:
K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
13

- Melayani (support) seluruh point-point kebutuhan input dan output sesuai


yang dibutuhkan urutan (sequence) dan beroperasi dengan moda berdiri
sendiri (stand-alone fashion)

- Dapat diprogram secara penuh oleh pengguna (fully user programmable),


serta software yang teraplikasi bisa dimodifikasi.

- Pengoperasian melalui tampilan (display) monitor atau LCD tersedia untuk


mengetahui harga parameter dan memungkinkan operator untuk mengubah
harga set-point dan parameter sistem.

- Tersedia saklar/ tombol manual (manual override switch) untuk semua output
digital maupun analog; posisi saklar termonitor dalam software dan muncul
ditampilan operator dan sistem alarm

Memori RAM dan EPROM

Program kontrol akan tetap tersimpan pada RAM yang diback-up dengan baterei
dan dalam EPROM. Setiap memori RAM pengguna untuk pengkontrol minimal
berkapasitas 32kb dan EPROM 128KB.

Sambungan (port) komunikasi

SCDU memiliki sambungan (port) komunikasi dengan field-bus. Satu


sambungan port juga disediakan untuk hubungan dengan alat servis portable
untuk keperluan komisioning dan perubahan parameter dengan atau tanpa NCU
yang on-line. Mungkin juga dari sambungan servis pada setiap SCDU untuk
melihat, enable/disable, dan memodifikasi nilai besaran suatu point parameter
atau program dalam setiap pengkontrol pada field-bus lokal.

Input/Output
Setiap SCDU harus melayani penambahan input dan output untuk jenis berikut:
Digital Inputs for status/alarm contacts
Counter Inputs for summing pulses from meters.

K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
14

Thermistor Inputs for measuring temperatures in space, ducts and


thermowells.
Analog inputs for pressure, humidity, flow and position measurements.
Digital Outputs for on/off equipment control.
Analog Outputs for valve and damper position control, and capacity
control of primary equipment.

Kapasitas input dan output bisa ditambah kembangkan dengan menggunakan


modul-modul tusuk lepas (plug in/out). Dua modul input atau output bisa
ditambahkan ke SCDU utama tanpa menambah kapasitas catu dayanya.

Setiap SDCU bisa saling tukar informasi berbasis peer to peer dengan SCDU
lainnya selama membaca (scan) setiap field-bus; juga bisa menyimpan dan
mereferensikan besar variabel global (pada LAN) dengan atau tanpa setiap
workstation on-line. Program-program kontrol pada setiap SDCU bisa dilihat
dan/atau di-enabled/disabled-kan dari lokal dengan alat servis portable atau
workstation yang terhubung ke suatu NCU.

Lampu indikasi pada SDCU minimal, indikasi LED status CPU dan status field-
bus.

Real Time Clock (RTC)

Suatu SCDU harus memiliki real time clock pada hardware dan softwarenya.
Akurasinya dalam 10 detik per hari. RTC meliputi informasi berikut: waktu, hari,
bulan, dan tahun. Setiap SCDU menerima satu sinyal setiap jam, melalui
network dari NCU yang menyamakan RTC seluruh SCDU.

Restart otomatis setelah gangguan catu daya

Saat pemulihan daya setelah gangguan catu daya, NCU secara otomatis tanpa
intervensi manusia akan meng-update semua fungsi-fungsi yang termonitor,
melanjutkan operasi yang sebelumnya sedang berlangsung, mensinkronkan
K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
15

waktu dan status, dan menerapkan strategi start-up khusus yang diperlukan.

Baterei back-up

Setiap SCDU dilengkapi dengan baterei back-up yang mampu bertahan hingga
3 tahun menjaga semua memori yang mudah terhapus (volatile).

Menejemen Alarm

Untuk setiap point sistem, alarm bisa dibuat dengan pernyataan batas
atas/bawah atau kondisi. Semua alarm akan diuji setiap kali scan SDCU dan
bisa ditunjukkan di dalam sistem alarm atau pelaporan.

Hingga 8 alarm dapat disusun pada setiap point dalam pengkontrol


memungkinkan peningkatan perioritas (urgency) berdasarkan alarm yang mana
yang disulut (triggered).

Pesan peringatan dan pelaporan dapat dikirim ke terminal lokal atau modem
yang tersambung ke NCU atau ke Operation Workstation.

Alarm dimunculkan berdasarkan prioritasnya. Sedikitnya harus disediakan 255


tingkat skala prioritas.

Jika komunikasi dengan NCU terganggu sementara, alarm-alarm akan disimpan


sementara (buffered) dalam SDCU. Bila komunikasi telah normal, alram akan
dikirim ke NCU jika alarm tadi masih dalam kondisi alarm.

Pengkontrol turbin gas (gas turbin controller)

Pengkontrol turbin gas harus mampu menyelenggarakan seluruh kebutuhan dan


pengendalian pengoperasian turbin gas sesuai spesifikasi yang telah ditentukan
pada bagian execution dengan program kontrolnya.

K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
16

Kontrol turbin gas terdiri dari:


Ready to start (stand by)
Start-up/shutdown program
In operation, yang terdiri dari:
o Temperature Control
o Speed Control
o Load Control

- Ready to start = adalah rangkaian lokiga (logic sequence) untuk


memenuhi persyaratan agar unit turbin gas bisa untuk mulai
dijalankan (start).

- Start-up/shutdown program = adalah program bertahap (step control


programm) untuk memenuhi kriteria dan batasan selama mulai
menjalankan (start-up) maupun selama menghentikan
(shutdown) unit turbin gas.

- Temperature control = adalah kontrol kontinyu (continuous control)


selama unit turbin gas beroperasi untuk membatasi suhu gas
buang turbin gas agar tidak melebihi suhu batasan yang telah
ditentukan.

- Speed control = adalah kontrol kontinyu (continuous control)


selama unit turbin gas beroperasi untuk menjaga putaran poros
turbin gas agar tetap konstan sesuai putaran yang telah
ditentukan.

- Load control = adalah kontrol kontinyu (continuous control)


selama unit turbin gas beroperasi untuk mengendalikan beban
unit sesuai dengan target yang diinginkan, sambil tetap menjaga
putaran poros turbin gas agar tetap konstan sesuai putaran yang
telah ditentukan.

K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
17

K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
18

Pengkontrol turbin uap (steam turbin controller)

Pengkontrol turbin uap harus mampu menyelenggarakan seluruh kebutuhan dan


pengendalian pengoperasian turbin uap sesuai spesifikasi yang telah ditentukan
pada bagian execution dengan program kontrolnya.

Kontrol turbin uap terdiri dari:


Ready to start (stand by)
Start-up/shutdown program
In operation, yang terdiri dari:
o Speed Control
o Load Control

- Ready to start = adalah rangkaian lokiga (logic sequence) untuk


memenuhi persyaratan agar unit turbin uap bisa untuk mulai
dijalankan (start).

- Start-up/shutdown program = adalah program bertahap (step control


programm) untuk memenuhi kriteria dan batasan selama mulai
menjalankan (start-up) maupun selama menghentikan
(shutdown) unit turbin uap.

- Speed control = adalah kontrol kontinyu (continuous control)


selama unit turbin uap beroperasi untuk menjaga putaran poros
turbin uap agar tetap konstan sesuai putaran yang telah
ditentukan.

- Load control = adalah kontrol kontinyu (continuous control)


selama unit turbin uap beroperasi untuk mengendalikan beban
unit sesuai dengan target yang diinginkan, sambil tetap menjaga
putaran poros turbin uap agar tetap konstan sesuai putaran yang
telah ditentukan.

K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
19

Pengkontrol boiler (boiler controller)

Pengkontrol boiler harus mampu menyelenggarakan seluruh kebutuhan dan


pengendalian pengoperasian turbin uap sesuai spesifikasi yang telah ditentukan
pada bagian execution dengan program kontrolnya.

Kontrol boiler terdiri dari:


Ready to start (stand by)
Start-up/shutdown program
In operation, yang terdiri dari:
o Kontrol level tangki boiler (drum level control)
o Kontrol tekanan uap (steam pressure control)
o Kontrol aliran air pengisi (feed water control)
o Kontrol uap pintas (steam by-pass control)

K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
20

o Kontrol udara bakar (access air control)

- Ready to start = adalah rangkaian lokiga (logic sequence) untuk


memenuhi persyaratan agar unit boiler bisa untuk mulai
dijalankan (start).

- Start-up/shutdown program = adalah program bertahap (step control


programm) untuk memenuhi kriteria dan batasan selama mulai
menjalankan (start-up) maupun selama menghentikan
(shutdown) unit turbin uap.

- Drum level control = adalah kontrol kontinyu (continuous


control) selama unit boiler beroperasi untuk menjaga level
permukaan air di dalam tangki boiler agar tetap konstan sesuai
level yang telah ditentukan.

- Steam pressure control = adalah kontrol kontinyu (continuous control)


selama unit boiler beroperasi untuk mengendalikan tekanan uap
sesuai dengan target yang diinginkan.

- Feed water control = adalah kontrol kontinyu (continuous control) selama


unit boiler beroperasi untuk mengendalikan aliran air pengisi
sesuai dengan target yang diinginkan.

- Steam by-pass control = adalah kontrol kontinyu (continuous control)


selama unit boiler beroperasi untuk mengembalikan aliran uap
dari boiler ke kondenser, bila jumlah uap produksi boiler jauh
melebihi kebutuhan uap untuk turbin uap.

- Access air control = adalah kontrol kontinyu (continuous control) selama


unit boiler beroperasi untuk mengendalikan aliran udara bakar
dari kipas FDF ke ruang bakar agar sebanding dengan
kebutuhan bahan bakarnya.

K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
21

K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
22

Pengkontrol monitor (display controller)

Pengkontrol monitor adalah berdiri sendiri, sebagai perantara operator dengan


mesin melalui layar monitor. Software-nya dapat diprogram oleh pengguna
untuk membuat image grafis untuk mensimulasikan sesuai dengan harga
sekarang (real time)yang datang dari NCU; merubah tampilan,
mengoperasikan peralatan dan merubah acuan set-point.

1.3. OPERATOR dan ENGINEERING WORKSTATION

Software pada workstation harus bisa dibentuk menjadi sistem tunggal (single
workstation) dengan data base lokal, atau sistem ganda (multi workstation) dimana
databasenya diletakkan di central file server. Client software pada sistem ganda
multi-workstation harus mengakses program database file server melalui suatu
rangkaian Ethernet TCP/IP yang bekerja pada 10MBPS atau 100MBPS.

Semua workstation berbasis komputer PC dengan sistem operasi Windows.


Software aplikasi harus bisa berkomunikasi ke seluruh NCU dan SDCU, bercirikan
grafik berwarna resolusi tinggi, peringatan alarm, pelaporan, pengumpulan data
yang dapat disusun pengguna dan fungsi penyajian data.

Untuk sistem multi-workstation, sedikitnya hingga 256 workstation bisa


dihubungkan ke jaringan Ethernet dengan central file server-nya. Pada susunan
konfigurasi klien/server ini, setiap perubahan atau tambahan yang dibuat dari satu
workstation, secara otomatis akan muncul pada seluruh workstation tanpa perlu
mengkopi fail-failnya secara manual. Sistem multi-workstation tanpa central
database tidak dapat diterima. Sistem multi-workstation dengan file server
terdistribusi/terikat dan central database (master) yang dapat diterima.

Kelengkapan Workstation (konfigurasi single atau multi-workstation).


750 MHz Pentium III (or greater) processor with 256MB of RAM
Microsoft NT Workstation operating system
Two serial ports
10MBPS or 10/100MBPS Ethernet NIC
20 GB hard disk
K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
23

3 diskette drive
CD-ROM drive
SVGA compatible, 19 monitor.
Mouse
Full function keyboard
Audio sound card and speakers
License agreement for all applicable software.

Kelengkapan komputer File Server


750 MHz Pentium III (or greater) processor with 512MB of RAM
Microsoft NT Server operating system
10MBPS or 10/100MBPS Ethernet NIC
30GB hard disk
3 diskette drive
CD-ROM drive
SVGA compatible, 14 monitor.
Mouse
Full function keyboard
License agreement for all applicable software.

Modem yang kompatible dengan Workstation (33.6 Kbaud)

Printer

Printer untuk alarm dan printer untuk grafik atau laporan terpisah. Printer
alarm biasanya Epson dot matrix atau persamaannya, dan printer untuk
pelaporan biasanya jenis laser-jet.

Software untuk workstation

Perencanaan arsitektur software harus berorientasi pada objek, aplikasi 32 bit


cocok untuk teknologi Microsoft OLE, COM, DCOM dan ODBC. Teknologi ini
memudahkan untuk menggunakan seluruh kemampuan sistem operasi untuk
digunakan bersama antara aplikasi (dan untuk pengguna aplikasi tersebut),
K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
24

kekayaan data tersedia dari BAS.

Fungsi workstation mencakup pemantauan dan pemrograman semua pengkontrol


DDC. Pemantauan terdiri dari pengalarmaan, pelaporan, tampilan grafik,
penyimpanan data jangka panjang, pengumpulan data otomatis, dan aksi-aksi
kontrol oleh operator seperti pengaturan skedul dan setpiont.

Pemrograman pengkontrol harus bisa dilakukan dalam keadaan off-line maupun


on-line dari engineering workstation yang mana saja. Semua informasi harus
tersedia dalam tampilan grafis maupun teks. Tampilan grafis menonjolkan efek
animasi untuk memperkaya penyajian data, mengingatkan operator akan adanya
problem, dan untuk memudahkan lokasi informasi diseluruh sistem DDC. Semua
fungsi operator bisa dipilih melalui mouse.

Database sistem

Mesin database file server harus Microsoft SQL Server, atau komplien ODBC
(Open Database Connectivity) lainnya, program database relasional. Mesin
database komplien ODBC ini memungkinkan pemilik menggunakan database
pilihannya dan karena arsitekturnya yang terbuka memungkinkan pemilik menulis
aplikasi resmi dan/atau laporan yang langsung berkomunikasi dengan database
menghindari transfer data biasa untuk memperbaharui (update) aplikasi alinnya.
Database sistem berisi semua poin-poin konfigurasi dan program-program dalam
setiap pengkontrol yang telah ditempatkan dalam jaringan network. Juga, database
berisi file-file semua workstation berupa grafik warna (color graphic), alarm reports,
text report, historical data logs, schedules, dan polling records.

User Interface (pengantara pemakai)

Software workstation BAS (Building Automation System) memungkinan pembuatan


pengantara (interface) biasa jenis cari sana-ini (custom browser-style) yang
dihubungkan ke pengguna yang telah tercatat (logged) ke software workstation.
Pengantara ini akan mendukung pembuatan hot-spots sehingga pengguna bisa
berhubungan untuk melihat dan mengedit setiap objek dalam sistem atau
menjalankan pengedit atau alat konfigurasi setiap objek yang ada dalam software.
Lebih lanjut lagi, pengantara ini harus bisa dikonfigurasi menjadi desktop PC
pengguna - dengan semua hubungan (link) yang diperlukan pengguna untuk
K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
25

menjalankan aplikasi lainnya. Hal ini, bersama dengan kemampuan keamanan


pengguna (user security) dari Windows, akan memungkinan administrator sistem

mengatur sambungan account workstation yang tidak hanyan membatasi


kemampuan pengguna dalan software BAS tetapi juga membatasi apa yang boleh
dilakukan pengguna pada PC dan/atau LAN/WAN. Hal ini untuk menjamin,
misalnya, pengguna workstation pemantau alarm tidak bisa mematikan penampilan
alarm yang aktif dan/atau tidak bisa memasukkan (loading) software kedalam PC.

Keamanan pengguna (user security)

Software harus dirancang sedemikian sehingga setiap pengguna software bisa


memiliki satu nama pengguna (username) dan kata kunci (password) yang unik.
Kombinasi username/password ini dihubungkan ke serangkaian kemampuan
dalam software, disetel (set) dan hanya bisa diedit oleh administrator sistem.
Setelan kemampuan mulai dari hanya lihat (View only), mengakui (acknowledge)
alarm, meng-enable/disable-kan dan merubah harga, Program , dan Administer.
Sistem memungkinkan kemampuan diatas diterapkan secara bebas ke setiap
masing-masing kelas objek dalam sistem. Sistem harus memungkinkan sedikitnya
256 pengguna dikonfigurasikan perstation. Harus ada satu pewaktu tak aktif yang
dapat diatur dalam software yang otomatis mematikan (log-off) operator terakhir
setelah waktunya habis.

Pengantara pengkonfigurasian (Configuration Interface)

Software workstation harus menggunakan pengantara interface Windows Explorer


untuk operator maupun programmer untuk melihat dan/atau mengedit setiap objek
(controller, point, alarm, report, schedule, dll.) dikeseluruhan sistem. Interface ini
harus menyajikan map network semua pengkontrol dan poin-poin, program, grafik,
alarm, dan report yang berhubungan dengannya dengan struktur yang mudah
dimengerti. Semua nama objek harus alfanumerik dan menggunakan konvensi
nama file Windows yang panjang. Nama objek tidak perlu harus unik diseluruh
sistem; ini memungkinkan konsistensi penamaan poin; misalnya setiap pengkontrol

K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
26

bisa memliki satu masukan input bernama Temperatur Gas Buang dan satu
setpoint bernama Setpoint Aliran Bakar.

Pengantara konfigurasi juga harus mendukung objek-objek template yang akan


digunakan sebagai blok-blok untuk membuat database BAS. Jenis objek template
yang didukung meliputi semua jenis-jenis poin data (input, output, string variables,
setpoints, dll.), algorithma alarm, alarm notification objects, reports, graphics
displays, schedules, dan programs. Group jenis objek template harus bisa di-setup
sebagai sistem dan sub-sistem template. Sistem template harus cepat untuk data
entry; juga harus menjaga hubungan ke objek anak (child object) yang dibuat oleh
setiap template. Jika pengguna ingin melakukan perubahan pada suatu objek
template, software harus menanyakan pengguna apakah ingin meng-update
semua objek anak dengan perubahan tersebut. Sistem template harus
memfasilitasi konsistensi pengkonfigurasian dan pemrograman dan memberi
pengguna suatu metoda yang mudah dan cepat untuk membuat perubahan global
pada BAS.

Tampilan grafik berwarna (color graphic displays)

Sistem harus memungkinkan pembuatan tampilan grafik berwarna yang ditentukan


pengguna untuk menunjukkan sistem mekanikal dan elektrikal atau building
schematics. Grafik-grafik ini harus berisi informasi poin dari database meliputi
atribut apa saja yang berhubungan dengan poin tersebut, misalnya satuan
enjinering (engineering units). Juga, operatorharus bisa mengoperasikan peralatan
atau merubah setpoint dari suatu grafik dengan menggunakan keyboard atau
mouse.

Kelengkapan subsistem grafik berwarna meliputi:

SVGA, tampilan bit-mapped displays. Pengguna harus mampu mengimpor file


gambar yang dibuat dengan AutoCAD sebagai latar belakang tampilan.

Built-in library objek yang dianimasi seperti damper, kipas, pompo, saklar,
tombol, meteran, dan grafik yang dapat di-drop ke grafik dengan
menggunakan mouse. Objek ini memmungkiakan operator berinteraksi
dengan tampilan grafis mimik yang serupa dengan panel kontrol yang
terpasang. Dengan mouse, operator busa mengatur setpoints, start dan stop
peralatan, memodifikasi parameter loop PID, atau merubah skedul.

K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
27

Perubahan status atau kondisi alarm harus bisa disoroti dengan perubahan
objek lokasi screen, ukuran, warna, teks, kelap-kelip atau perubahan dari satu
tampilan ke tampilan lainnya.

Objek-objek panel grafis harus bisa dikonfigurasi dengan halaman yang


disebut multiple tabbed yang memungkinkan operator dengan cepat melihat
grafis individu peralatan yang berupa sistem dan sub-sistem.

Kemampuan menghubungkan tampilan grafis melalui objek yang telah


ditentukan pengguna, pengujian alarm, atau hasil rumusan
matematik.operator harus bisa berpindah dari satu grafis ke grafis lainnya
dengan memilih suatu objek dengan mouse, tidak perlu menu.

Pemantauan otomatis (automatic monitoring)

Software harus mampu secara otomatis mengumpulkan data dan laporan dari
pengkontrol mana saja melalui hubungan komunikasi kabel (hardwire) atau
modem. Frekuensi pengumpulan data harus seluruhnya dapat dikonfigurasi oleh
pengguna.

Menejemen alarm

Software harus bisa menerima alarm langsung dari pengkontrol, atau membuat
alarm berdasarkan evaluasi data pada pengkontrol dan membandingkan batasan
atau persamaan kondisional yang dikonfigurasi melalui software. Setiap alarm (tak
peduli asalnya) akan diintegrasikan ke dalam sistem menejemen alarm
keseluruhan dan akan dimunculkan pada semua laporan alarm standar, siap untuk
ditanggapi operator, dan ada pilihan untuk ditampilkan secara grafis atau laporan.

Menejemen alarm meliputi:

Sedikitnya 255 tingkat pemberitahuan alarm. Setiap tingkat akan membuat


serangkaian parameter yang unik untuk tampilan alarm pengkontrolan,
tanggapan (acknowledgment), annunsiasi keyboard, printout alarm dan
menyimpan rekaman.

Pencatatan (logging) otomatis didalam database berita alarm, nama poin nilai
poin, pengkontrol yang terhubung, pembubuhan waktu (timestamp), nama
pengguna dan waktu menanggapi serta waktu mematikan suara alarm (soft
acknowledgement) .
K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
28

Print otomatis informasi alarm atau laporan alarm pada printer alarm atau
printer laporan.

Membunyikan suara beep atau file audio pada awal alarm atau kembali ke
normal.

Mengirim email atau halaman alfanumerik ke setiap yang terdaftar dalam


alamat email workstation pada awal terjadi alarm atau alarm berulang karena
operator belum menanggapi alarm dalam tenggang waktu yang telah
ditentukan pengguna. Kemampuan menggunakan email dan halaman
alfanumerik alarm-alarm harus menjadi ciri standar software terpadu dengan
pengantara aplikasi surat sistem operasi (OS MAPI). Tidak perlu pengantara
software yang khusus.

Alarm individual harus bisa juga ditampilkan di workstation yang waktu dan
tanggalnya ditentukan pengguna; misalnya alarm temperatur pelumas sangat
tinggi ditampilkan di workstation Bagian Menejemen selama jam dan hari kerja
dan ke workstation Pusat Pengalarman (Central Alarming) setiap saat.

Termasuk juga pemantau alarm aktif yang dapat ditentukan ke setiap


pengguna untuk menampilkan atau menyembunyikan atribut alarm.

Jenis dan warna huruf (font), dan warna belakang setiap level berita alarm
sebagaimana terlihat pada pemantau alarm aktif bisa ditentukan untuk
memudahkan identifikasi jenis alarm tertentu atau keadaan alarm.

Pemantau alarm aktif bisa dikonfigurasi sehingga operator harus menuliskan


pada entir alarm atau mengambil dari daftar aksi pengguna untuk alarm
tertentu; hal ini menjamin akuntabilitas (audit trail) untuk merespon alarm-alarm
kritis.

Pembuatan pelaporan (report generation)

Software berisi pembuatan laporan dengan perangkat pengolah kata untuk


membuat laporan yang bisa di-setup agar berjalan otomatis atau bila diperlukan.
Setiap workstation bisa mengumpulkan laporan dengan program pengolah kata
spreadsheet yang telah ada. Bila laporan ditampilkan, otomatis menyebar ke

K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
29

pengedit laporan yang terhubung seperti Word, WordPerfect, NotePad, atau


Lotus 123

Laporan bisa sepanjang apa pun dan berisi atribut poin apa saja dari
pengkontrol mana saja yang terhubung dengan jaringan network.

Pembuat laporan punya akses ke bahasa pemrograman pengguna untuk


melakukan kalkulasi matematik didalam kerangka laporan, mengkontrol output
tampilan laporan, atau memudahkan pengguna untuk informasi tambahan yang
diperlukan pelaporan.

Memungkinkan melakukan program eksekusi lainnya kapan saja suatu


pelaporan dimulai.

Aktivitas pembuat laporanbisa dihubungkan ke sistem menejemen alarm,


sehingga setiap laporan yang dikonfigurasi bisa ditampilkan untuk merespon
kondisi suatu alarm.

Laporan standar meliputi:


Points in each controller.
Points in alarm
Disabled points
Overridden points
Operator activity report
Alarm history log.
Program listing by controller with status.
Network status of each controller

Laporan jenis spreadsheet (spreadsheet-style report)

Software juga menyediakan pelaporan sederhana jenis baris dan kolom


(spreadsheet-style) pada setiap kelas objek dalam sistem, yang bisa dikonfigurasi
oleh pengguna dan mengambil data segar dari pengkontrol atau dari database.
Pengguna bisa men-setup setiap laporan ditampilkan dalam bentuk huruf dan latar
belakang berwarna, juga bisa dikonfigurasi untuk menyaring data, memilih data dan
menyorot data sesuai kriteria yang yang ditentukan pengguna.

K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
30

Pelaporan HTML (HTML reporting)

Laporan jenis spreadsheet bisa dijalankan pada file template HTML, untuk
membuat file hasil HTML dalam direktori template HTML. Direktori ini bisa
digunakan bersama dengan pengguna komputer lainnya untuk mengakses ke
direktori untuk menunjuk browser web mereka pada file dan melihat laporan.

Penjadwalan (scheduling)

Memungkinkan untuk mengkonfigur dan mendownload dari workstation


penjadwalan (scheduling) pengkontrol mana saja pada jaringan network.

Jadwal waktu hari harus dalam bentuk kalender dan dapat diprogram
sedikitnya satu tahun kedepan. Setiap hari standard dalam seminggu harus
bisa disesuaikan dengan warna sehingga mudah untuk dilihat, sekilas
pandang, untuk menetapkan jadwal untuk hari tertentu walaupun dalam
setahun. Untuk mengubah jadwal hari tertentu, pengguna dengan mudah
mengklik hari yang dipilih kemudian mengklik jenis hari yang diinginkan.

Setiap jadwal akan muncul pada tampilan dapat dilihat untuk setahun,
sebulan, seminggu dan sehari. Mengklik dengan mouse untuk menukar
tampilan. Mungkin juga menggulung (scroll) dari satu tampilan bulan ke
tamlipan bulan sebelum atau sesudahnya, dan mengubah setiap jadwal
waktu.

Jadwal ditetapkan untuk pengkontrol tertentu dan disimpan dalam memori


RAM local. Setiap perubahan pada workstation secara otomatis akan di
updatekan jadwal yang sesuai pada pengkontrol.

Programmer's Environment

Lingkungan programmer meliputi jalan masuk ke superset (penyetelan lebih tinggi)


dari bahasa program yang sama pada pengkontrol. Programmer bisa membentuk
software aplikasi off-line untuk pengembangan program yang diinginkan, menulis
program kontrol keseluruhan, sistem pelaporan, rutin pengumpulan data jaringan
yang luas, dan software pengelolaan alarm yang biasa. Pada tampilan yang sama
K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
31

sebagai pemeriksa program, lingkungan pemprograman akan mencakup dockable


debug dan watch bars untuk pen-debugging-an program dan melihat harga up-date
dan menghubungkan titik selama pemprograman. Juga satu alat wizard harus ada
untuk pen-loadingan program dari library file pada program editor.

Saving/Reloading

Workstation software akan memiliki satu aplikasi untuk save and restore file-file
memori pengkontrol lapangan. Aplikasi ini tidak dibatas untuk saving and reloading
suatu keseluruhan pengkontrol, juga harus mampu untuk save/reload objek-objek
individu pada penkontrol. Hal ini memungkinkan misalnya untuk pen-debuggingan
program kontrol secara off-line, dan kemudian me- reloading informasi yang baru
dimodifikasi.

Data Logging

Perangkat lunak workstation harus mampu dengan mudah menyusun kelompok


titik data dengan trend logs dan menampilkan data trend lognya. Sekelompok titik-
titik data sebaiknya dibuat dengan metode drag-and-drop titik tersebut ke satu
folder. Data trend log akan ditampilkan melalui satu pemilihan menu yang mudah.
Data-data ini akan dengan mudah disimpan di file atau diprint.

Audit Trail

Perangkat lunak workstation harus secara otomatis me-log dan membubuhkan


waktu (timestamp) setiap operasi yang dilakukan pengguna pada workstation, dari
logging ON dan OFF workstation sampai mengubah harga suatu titik, memodifikasi
program, enabling/disabling suatu objek, melihat tampilan grafis, menjalankan
pelaporan, memodifikasi jadwal, dll.

Fault Tolerant File Server Operation

Sistem harus menyediakan pilihan untuk menyiapkan operasi fault tolerant bila
terjadi kegagalan CPU, disk drive, atau perangkat keras yang dibutuhkan untuk
menjaga integritas operasinal sistem. Integritas operasinal mencakup semua
pengantara pengguna, monitoring titik-titik alarm dan akses, dan melaksanakan
akses fungsi kontrol.

K&I DOC.02/2010
PT PLN (PERSERO) PUSDIKLAT
UDIKLAT SURALAYA
SISTEM OTOMATIS
32

Mekanisma pertukaran (switchover) yang tersedia harus otomatis. Jika ada


kegagalan karena hardware, kemudian sistem harus segera beralih ke komputer
back-up. Jika ada kegagalan sistem karena software (instruksi atau data), sistem
harus tidak memberikan kode kesalahan ke komputer back-up, jika diberikan,
komputer back-up juga akan gagal dengan cara yang sama seperti komputer
utama.

Peralihan ke komputer back-up akan dimulai dan diselesaikandengan satu cara


dan kerangka waktu yang menghindarkan hilangnya data kejadian, dan harus jelas
(transparent) bagi pengguna sistem, kecuali untuk pesan alarm laporan yang
mengindikasikan bahwa telah terjadi peralihan.

Ketika kegagalan sistem selesai dari komputer utama ke komputer back-up, tidak
ada alarm ataupun kejadian lainnya yang akan hilang, komputer back-up akan
mengkontrol semua fungsi sistem.

Kegagalan satu komponen pada sistem harus tidak menyebabkan kegagalan


keseluruhan sistem. Semua pengguna akan diberitahu setiap ada kegagalan
komponen yang terdeteksi melalui suatu alarm kejadian. Pengguna sistem tidak
akan ter-logged off karena kegagalan atau peralihan sistem.

Komputer utama akan menyiapkan indikasi kontinu bahwa komputer back-up tidak
tidak tersedia sampai sekian lama hingga fault-nya dihilangkan.

K&I DOC.02/2010

Anda mungkin juga menyukai