Anda di halaman 1dari 6

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Vertigo: Aspek Neurologi


Budi Riyanto Wreksoatmodjo
Rumah Sakit Marzuki Mahdi, Bogor, Indonesia

PENDAHULUAN kurang stabil dibandingkan dengan makhluk lain yang berjalan


Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam dengan empat kaki, sehingga lebih memerlukan informasi
praktek; yang sering digambarkan sebagai rasa berputar, rasa posisi tubuh relatif terhadap lingkungan, selain itu diper-
oleng, tak stabil (giddiness, unsteadiness) atau rasa pusing lukan juga informasi gerakan agar dapat terus beradaptasi
(dizziness); deskripsi keluhan tersebut penting diketahui agar dengan perubahan sekelilingnya.
tidak dikacaukan dengan nyeri kepala atau sefalgi, terutama Informasi tersebut diperoleh dari sistim keseimbangan
karena di kalangan awam kedua istilah tersebut (pusing dan tubuh yang melibatkan kanalis semisirkularis sebagai reseptor,
nyeri kepala) sering digunakan secara bergantian. serta sistim vestibuler dan serebelum sebagai pengolah infor-
Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya masinya; selain itu fungsi penglihatan dan proprioseptif juga
memutar merujuk pada sensasi berputar sehingga meng- berperan dalam memberikan informasi rasa sikap dan gerak
ganggu rasa keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan anggota tubuh.
oleh gangguan pada sistim keseimbangan. Sistim tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi
untuk selanjutnya diolah di susunan saraf pusat (Gb.1) .
SISTIM KESEIMBANGAN
Manusia, karena berjalan dengan kedua tungkainya, relatif

Gambar 1. Bagan Sistim Keseimbangan Manusia

Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004 41


PATOFISIOLOGI pengaruhi sistim saraf otonom yang menyebabkan timbulnya
Rasa pusing atau vertigo disebabkan oleh gangguan alat gejala vertigo.
keseimbangan tubuh yang mengakibatkan ketidakcocokan
antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa yang Normal Motion Sickness Adapted
dipersepsi oleh susunan saraf pusat.
Ada beberapa teori yang berusaha menerangkan kejadian
tersebut : PAR SYM
1. Teori rangsang berlebihan (overstimulation) PAR SYM

Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang


berlebihan menyebabkan hiperemi kanalis semisirkularis
SYM PAR
sehingga fungsinya terganggu; akibatnya akan timbul vertigo,
nistagmus, mual dan muntah.
2. Teori konflik sensorik Gambar 3. Keseimbangan Sistim Simpatis dan Parasimpatis
Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik Keterangan :
yang berasal dari berbagai reseptor sensorik perifer yaitu antara SYM : Sympathic Nervous System, PAR : Parasympathic Nervous System
mata/visus, vestibulum dan proprioseptik, atau ketidak-
seimbangan/asimetri masukan sensorik dari sisi kiri dan kanan. 6. Teori sinap
Ketidakcocokan tersebut menimbulkan kebingungan Merupakan pengembangan teori sebelumnya yang
sensorik di sentral sehingga timbul respons yang dapat berupa meninjau peranan neurotransmisi dan perubahan-perubahan
nistagmus (usaha koreksi bola mata), ataksia atau sulit berjalan biomolekuler yang terjadi pada proses adaptasi, belajar dan
(gangguan vestibuler, serebelum) atau rasa melayang, berputar daya ingat.
(yang berasal dari sensasi kortikal). Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan memicu
Berbeda dengan teori rangsang berlebihan, teori ini lebih sekresi CRF (corticotropin releasing factor); peningkatan
menekankan gangguan proses pengolahan sentral sebagai kadar CRF selanjutnya akan mengaktifkan susunan saraf
penyebab. simpatik yang selanjutnya mencetuskan mekanisme adaptasi
3. Teori neural mismatch berupa meningkatnya aktivitas sistim saraf parasimpatik.
Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik; Teori ini dapat menerangkan gejala penyerta yang sering
menurut teori ini otak mempunyai memori/ingatan tentang pola timbul berupa pucat, berkeringat di awal serangan vertigo
gerakan tertentu; sehingga jika pada suatu saat dirasakan akibat aktivitas simpatis, yang berkembang menjadi gejala
gerakan yang aneh/tidak sesuai dengan pola gerakan yang telah mual, muntah dan hipersalivasi setelah beberapa saat akibat
tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom.(Gb.2) dominasi aktivitas susunan saraf parasimpatis.
Jika pola gerakan yang baru tersebut dilakukan berulang-
ulang akan terjadi mekanisme adaptasi sehingga berangsur- TATALAKSANA PENDERITA VERTIGO
angsur tidak lagi timbul gejala. Seperti diuraikan di atas vertigo bukan suatu penyakit
tersendiri, melainkan gejala dari penyakit yang letak lesi dan
penyebabnya berbeda-beda. (Skema) Oleh karena itu, pada
Neural setiap penderita vertigo harus dilakukan anamnesis dan
Store
Sensory input (Rangsangan gerakan) pemeriksaan yang cermat dan terarah untuk menentukan
bentuk vertigo, letak lesi dan penyebabnya.
Comparator Skema Klasifikasi Vertigo
Unit

Psikogenik Sindrom Fobia


Mismatch Signal

Gambar 2. Skema teori Neural Mismatch


Sentral

Vertigo Patologik
4. Teori otonomik
BPPH
Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf
otonom sebaga usaha adaptasi gerakan/perubahan posisi; gejala
klinis timbul jika sistim simpatis terlalu dominan, sebaliknya Perifer Meniere
hilang jika sistim parasimpatis mulai berperan (Gb. 3).
5. Teori neurohumoral Infeksi Trauma
Iskemi
Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin
(Kohl) dan terori serotonin (Lucat) yang masing-masing Fisiologik Ketinggian,
menekankan peranan neurotransmiter tertentu dalam mem- Mabuk Udara

42 Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004


ANAMNESIS kongestif, anemi, hipoglikemi.
Pertama-tama ditanyakan bentuk vertigonya: melayang, Dalam menghadapi kasus vertigo, pertama-tama harus
goyang, berputar, tujuh keliling, rasa naik perahu dan ditentukan bentuk vertigonya, lalu letak lesi dan kemudian
sebagainya. penyebabnya, agar dapat diberikan terapi kausal yang tepat dan
Perlu diketahui juga keadaan yang memprovokasi terapi simtomatik yang sesuai.
timbulnya vertigo: perubahan posisi kepala dan tubuh,
keletihan, ketegangan. Pemeriksaan Fisik Umum
Profil waktu: apakah timbulnya akut atau perlahan-lahan, Pemeriksaan fisik diarahkan ke kemungkinan penyebab
hilang timbul, paroksimal, kronik, progresif atau membaik. sistemik; tekanan darah diukur dalam posisi berbaring,duduk
Beberapa penyakit tertentu mempunyai profil waktu yang dan berdiri; bising karotis, irama (denyut jantung) dan pulsasi
karakteristik (Gambar 4)(6, 7). nadi perifer juga perlu diperiksa.
Apakah juga ada gangguan pendengaran yang biasanya
menyertai/ditemukan pada lesi alat vestibuler atau n.
vestibularis. Pemeriksaan Neurologis
Penggunaan obat-obatan seperti streptomisin, kanamisin, Pemeriksaan neurologis dilakukan dengan perhatian
salisilat, antimalaria dan lain-lain yang diketahui khusus pada:
ototoksik/vestibulotoksik dan adanya penyakit sistemik seperti 1. Fungsi vestibuler/serebeler
anemi, penyakit jantung, hipertensi, hipotensi, penyakit paru a. Uji Romberg (Gb. 5) : penderita berdiri dengan kedua
juga perlu ditanyakan. Juga kemungkinan trauma akustik. kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata terbuka
kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30
detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat
menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya
atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada mata
tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah
kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita
tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita
akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata
tertutup.

Gambar 4. Profil waktu serangan Vertigo pada beberapa penyakit

Gambar 5. Uji Romberg


PEMERIKSAAN FISIK
Ditujukan untuk meneliti faktor-faktor penyebab, baik b. Tandem Gait: penderita berjalan lurus dengan tumit kaki
kelainan sistemik, otologik atau neurologik vestibuler atau kiri/kanan diletakkan pada ujung jari kaki kanan/kiri ganti
serebeler; dapat berupa pemeriksaan fungsi pendengaran dan berganti.
keseimbangan, gerak bola mata/nistagmus dan fungsi Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan
serebelum. pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh.
Pendekatan klinis terhadap keluhan vertigo adalah untuk c. Uji Unterberger.
menentukan penyebab; apakah akibat kelainan sentral yang Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan
berkaitan dengan kelainan susunan saraf pusat korteks jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin
serebri, serebelum,batang otak, atau berkaitan dengan sistim selama satu menit. Pada kelainan vestibuler posisi penderita
vestibuler/otologik; selain itu harus dipertimbangkan pula akan menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti
faktor psikologik/psikiatrik yang dapat mendasari keluhan orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah
vertigo tersebut. lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi
Faktor sistemik yang juga harus dipikirkan/dicari antara lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai
lain aritmi jantung, hipertensi, hipotensi, gagal jantung nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.

Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004 43


1. Fungsi Vestibuler
a. Uji Dix Hallpike (Gb. 9)
Perhatikan adanya nistagmus; lakukan uji ini ke kanan dan kiri

Gambar 6. Uji Unterberger Kepala putar ke samping

d. Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany)(Gb. 7)


Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan,
penderita disuruh mengangkat lengannya ke atas, kemudian
diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa. Hal
ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup.
Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan
lengan penderita ke arah lesi.

Secara cepat gerakkan pasien ke belakang (dari posisi duduk ke


posisi terlentang)

Gambar 7. Uji Tunjuk Barany

e. Uji Babinsky-Weil (Gb. 8)


Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima
langkah ke depan dan lima langkah ke belakang seama
setengah menit; jika ada gangguan vestibuler unilateral, pasien
akan berjalan dengan arah berbentuk bintang.

Kepala harus menggantung ke bawah dari meja periksa

Gambar 8. Uji Babinsky Weil

Pemeriksaan Khusus Oto-Neurologis(8,9)


Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak
Gambar 9. Uji Dix-Hallpike
lesinya di sentral atau perifer.

44 Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004


Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaring- 4. Pencitraan: CT Scan, Arteriografi, Magnetic Resonance
kan ke belakang dengan cepat, sehingga kepalanya meng- Imaging (MRI).
gantung 45 di bawah garis horisontal, kemudian kepalanya
dimiringkan 45 ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat timbul TERAPI
dan hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan uji ini dapat Tujuan pengobatan vertigo, selain kausal (jika ditemukan
dibedakan apakah lesinya perifer atau sentral. penyebabnya), ialah untuk memperbaiki ketidak seimbangan
Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan nistagmus vestibuler melalui modulasi transmisi saraf; umumnya
timbul setelah periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu digunakan obat yang bersifat antikolinergik. (Tabel 3).
kurang dari 1 menit, akan berkurang atau menghilang bila tes
Tabel 3. Obat-obatan yang digunakan pada terapi simptomatik vertigo
diulang-ulang beberapa kali (fatigue).
(sedatif vestibuler)
Sentral: tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo ber-
Nama Generik Nama Lama Dosisi Dewasa Tingkat Rute
langsung lebih dari 1 menit, bila diulang-ulang reaksi tetap Dagang Kerja Sedasi Lain
seperti semula (non-fatigue). (jam)
b. Tes Kalori Cyclizine Marezine 4-6 50 mg 4 dd + im
Dimenhydrinate Dramamine 4-6 25-50 mg 4 dd ++ im,iv,rec
Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30, sehingga Diphen- Benadryl 4-6 25-50 mg 4 dd ++
kanalis semisirkularis lateralis dalam posisi vertikal. Kedua hydramine
Meclizine Bonine, 12-24 12,5-25 mg + im, iv
telinga diirigasi bergantian dengan air dingin (30C) dan air Antivert 2-3 dd
hangat (44C) masing-masing selama 40 detik dan jarak setiap Promethazine Phenergan, 4-6 25 mg 4 dd ++ -
Avopreg
irigasi 5 menit. Nistagmus yang timbul dihitung lamanya sejak Scopolamine Transderm 72 0,5 mg 1 dd + im,iv,rec
permulaan irigasi sampai hilangnya nistagmus tersebut (normal Scop
90-150 detik). Holopon - 0,5 mg 3 dd +
Hydroxyzine Iterax, 4-6 25-100 mg 3 dd ++ sc, iv
Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis Bestalin
atau directional preponderance ke kiri atau ke kanan.Canal Ephedrine 46 25 mg 4 dd 0
Cinnarizine Stugeron 25-50 mg 3 dd + im
paresis ialah jika abnormalitas ditemukan di satu telinga, baik Flunarizine Sibelium 5 mg 2 dd + im
setelah rangsang air hangat maupun air dingin, sedangkan Hyoscine Buscopan 10-20 mg 3-4 dd 0 -
Betahistin Hyscopan 6-12 mg 3 dd 0 -
directional preponderance ialah jika abnormalitas ditemukan Merislon 8-16 mg 3 dd 0 -
pada arah nistagmus yang sama di masing-masing telinga. 6 mg
Canal paresis menunjukkan lesi perifer di labirin atau n. Betaserc -
8 mg
VIII, sedangkan directional preponderance menunjukkan lesi
sentral. Selain itu dapat dicoba metode Brandt-Daroff sebagai upaya
c. Elektronistagmogram desensitisasi reseptor semisirkularis (Gambar 9).
Pemeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit, dengan
tujuan untuk merekam gerakan mata pada nistagmus, dengan
demikian nistagmus tersebut dapat dianalisis secara kuantitatif.

2. Fungsi Pendengaran
a. Tes garpu tala
Tes ini digunakan untuk membedakan tuli konduktif dan
tuli perseptif, dengan tes-tes Rinne, Weber dan Schwabach.
Pada tuli konduktif tes Rinne negatif, Weber lateralisasi
ke sisi yang tuli, dan Schwabach memendek.
b. Audiometri
Ada beberapa macam pemeriksaan audiometri seperti
Loudness Balance Test, SISI, Bekesy Audiometry, Tone Decay.
Pemeriksaan saraf-saraf otak lain meliputi: acies visus,
kampus visus, okulomotor, sensorik wajah, otot wajah, Gambar 9.
pendengaran, dan fungsi menelan. Juga fungsi motorik
(kelumpuhan ekstremitas),fungsi sensorik (hipestesi, parestesi) Pasien duduk tegak di tepi tempat tidur dengan tungkai
dan serebeler (tremor, gangguan cara berjalan). tergantung; lalu tutup kedua mata dan berbaring dengan cepat
ke salah satu sisi tubuh, tahan selama 30 detik, kemudian
Pemeriksaan Penunjang duduk tegak kembali. Setelah 30 detik baringkan tubuh dengan
1. Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan cara yang sama ke sisi lain, tahan selama 30 detik, kemudian
pemeriksaan lain sesuai indikasi. duduk tegak kembali.
2. Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada neurinoma Latihan ini dilakukan berulang (lima kali berturut-turut)
akustik). pada pagi dan petang hari sampai tidak timbul vertigo lagi.
3. Neurofisiologi:Elektroensefalografi(EEG),Elektromiografi Latihan lain yang dapat dicoba ialah latihan visual-vestibular;
(EMG), Brainstem Auditory Evoked Pontential (BAEP). berupa gerakan mata melirik ke atas, bawah, kiri dan kanan me

Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004 45


ngikuti gerak obyek yang makin lama makin cepat; kemudian Vertigo akibat obat
diikuti dengan gerakan fleksiekstensi kepala berulang dengan Beberapa obat ototoksik dapat menyebabkan vertigo yang
mata tertutup, yang makin lama makin cepat. disertai tinitus dan hilangnya pendengaran.Obat-obat itu antara
Terapi kausal tergantung pada penyebab yang (mungkin) lain aminoglikosid, diuretik loop, antiinflamasi nonsteroid,
ditemukan. derivat kina atau antineoplasitik yang mengandung platina..
Beberapa penyebab vertigo yang sering ditemukan antara Streptomisin lebih bersifat vestibulotoksik, demikian juga
lain: gentamisin; sedangkan kanamisin, amikasin dan netilmisin
lebih bersifat ototoksik.
Benign paroxysmal positional vertigo Antimikroba lain yang dikaitkan dengan gejala vestibuler
Dianggap merupakan penyebab tersering vertigo; antara lain sulfonamid, asam nalidiksat, metronidaziol dan
umumnya hilang sendiri (self limiting) dalam 4 sampai 6 minosiklin.
minggu. Terapi berupa penghentian obat bersangkutan dan terapi
Saat ini dikaitkan dengan kondisi otoconia (butir kalsium fisik; penggunaan obat supresan vestibuler tidak dianjurkan
di dalam kanalis semisirkularis) yang tidak stabil. karena jusrtru menghambat pemulihan fungsi vestibluer.
Terapi fisik dan manuver Brandt-Daroff dianggap lebih Obat penyekat alfa adrenergik, vasodilator dan
efektif daripada medikamentosa. antiparkinson dapat menimbulkan keluhan rasa melayang yang
dapat dikacaukan dengan vertigo.
Penyakit Meniere
Dianggap disebabkan oleh pelebaran dan ruptur periodik
kompartemen endolimfatik di telinga dalam; selain vertigo, RINGKASAN
biasanya disertai juga dengan tinitus dan gangguan pen- Vertigo merupakan keluhan yang dapat dijumpai dalam
dengaran. praktek, umumnya disebabkan oleh kelainan /gangguan fungsi
Belum ada pengobatan yang terbukti efektif; terapi alat-alat keseimbangan, bisa alat dan saraf vestibuler, koor-
profilaktik juga belum memuaskan; tetapi 60-80 % akan remisi dinasi gerak bola mata (di batang otak) atau serebeler.
spontan. Penatalaksanaan berupa anamnesis yang teliti untuk
Dapat dicoba pengggunaan vasodilator, diuretik ringan mengungkapkan jenis vertigo dan kemungkinan penyebabnya;
bersama diet rendah garam; kadang-kadang dilakukan tindakan terapi dapat menggunakan obat dan/atau manuver-manuver
operatif berupa dekompresi ruangan endolimfatik dan pe- tertentu untuk melatih alat vestibuler dan/atau menyingkirkan
motongan n.vestibularis. otoconia ke tempat yang stabil; selain pengobatan kausal jika
Pada kasus berat atau jika sudah tuli berat, dapat dilakukan penyebabnya dapat ditemukan dan diobati.
labirintektomi atau merusak saraf dengan instilasi
aminoglikosid ke telinga dalam (ototoksik lokal).
Pencegahan antara lain dapat dicoba dengan menghindari KEPUSTAKAAN
kafein, berhenti merokok, membatasi asupan garam.
Obat diuretik ringan atau antagonis kalsium dapat 1. Andradi S. Aspek Neurologi dari Vertigo. Monograf. tanpa tahun,
meringankan gejala. 2. Harahap TP, Syeban ZS. Vertigo ditinjau dari segi neurologik.
Simtomatik dapat diberi obat supresan vestibluer. Monograf, tanpa tahun.
3. Joesoef AA. Tinjauan umum mengenai vertigo. Dalam: Joesoef AA,
Kusumastuti K.(eds.). Neurootologi klinis:Vertigo. Kelompok Studi
Neuritis vestibularis Vertigo Perdossi, 2002. hal.xiii-xxviii.
Merupakan penyakit yang self limiting, diduga disebabkan 4. Makalah lengkap Simposium dan Pelatihan Neurotologi. 24 Juli 2001
oleh infeksi virus; jika disertai gangguan pendengaran disebut 5. Mengenal Pusing dalam Praktek Umum. Seri edukasi, Duphar, tanpa
labirintitis. tahun.
6. Sedjawidada R. Patofisiologi Tinitus dan Vertigo. Dalam: Simposium
Sekitar 50% pasien akan sembuh dalam dua bulan. Tinitus dan Vertigo. Perhimpunan Ahli Telinga Hidung dan Tenggorok
Di awal sakit, pasien dianjurkan istirahat di tempat tidur, Indonesia cabang DKI Jakarta, 14 Desember 1991.
diberi obat supresan vestibuler dan anti emetik. Mobilisasi dini 7. Vertigo. Patofisiologi, Diagnosis dan Terapi. Kelompok Studi Vertigo,
dianjurkan untuk merangsang mekanisme kompensasi sentral. Perdossi,1999.

Every true genius must be natural or it is none


(Schiller)

46 Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004

Anda mungkin juga menyukai