Anda di halaman 1dari 22

PERBEDAAN TEMBAKAU DELI DENGAN TEMBAKAU

JEMBER

1. Tembakau

Tembakau adalah hasil bumi yang diproses dari daun tanaman yang juga dinamai
sama. Tanaman tembakau terutama adalah Nicotiana tabacum dan Nicotiana rustica,
meskipun beberapa anggota Nicotiana lainnya juga dipakai dalam tingkat sangat terbatas.

Tembakau adalah produk pertanian semusim yang bukan termasuk komoditas pangan,
melainkan komoditas perkebunan. Produk ini dikonsumsi bukan untuk makanan tetapi
sebagai pengisi waktu luang atau "hiburan", yaitu sebagai bahan baku rokok dan cerutu.
Tembakau juga dapat dikunyah. Kandungan metabolit sekunder yang kaya juga membuatnya
bermanfaat sebagai pestisida dan bahan baku obat.

Tembakau telah lama digunakan sebagai entheogen di Amerika. Kedatangan bangsa


Eropa ke Amerika Utara memopulerkan perdagangan tembakau terutama sebagai obat
penenang. Kepopuleran ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat bagian
selatan. Setelah Perang Saudara Amerika Serikat, perubahan dalam permintaan dan tenaga
kerja menyebabkan perkembangan industri rokok. Produk baru ini dengan cepat berkembang
menjadi perusahaan-perusahaan tembakau hingga terjadi kontroversi ilmiah pada pertengahan
abad ke-20.

Dalam Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing. Bahasa
Spanyol "tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan, khususnya, dalam
bahasa Taino di Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan daun-daun pada tumbuhan ini
(menurut Bartolome de Las Casas, 1552) atau bisa juga dari kata "tabago", sejenis pipa
berbentuk y untuk menghirup asap tembakau (menurut Oviedo, daun-daun tembakau dirujuk
sebagai Cohiba, tetapi Sp. tabaco (juga It. tobacco) umumnya digunakan untuk
mendefinisikan tumbuhan obat-obatan sejak 1410, yang berasal dari Bahasa Arab "tabbaq",
yang dikabarkan ada sejak abad ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis tumbuhan. Kata
tobacco (bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya diterapkan untuk
tumbuhan sejenis yang berasal dari Amerika.
Perkebunan Tembakau

2. Asal-Usul Tembakau dan Sejarah Tembakau

Mengenai asal-usul tembakau, masyarakat Indian Huron (Warga Asli Penduduk


Benua Amerika) menerangkannya dengan sebuah mitos berupa cerita : Syahdan saat bumi
masih gundul, penghuninya di serang kelaparan. Roh Agung mengutus seorang perempuan
untuk menolong manusia. Pada tanah yang disentuh tangan kanannya, tumbuhlah kentang.
Bila tangan kiri yang menyentuh, tanaman jagung yang tumbuh. Begitu jagung dan kentang
telah berlimpah, ia pun duduk melepas lelah. Eh, saat ia bangkit, dari tanah tempat ia duduk
melepas lelah. Eh, saat ia bangkit, dari tanah tempat ia duduk menyembul tanaman
tembakau!.
Demikianlah mereka hendak mengatakan, betapa lamanya tembakau dan manusia
telah bersahabat. Memang, tahun 1 SM (sebelum masehi) penduduk asli Amerika telah
merokok, mengunyah, dan mencium daun tembakau. Bahkan di tahun 1 M (masehi),
tembakau bisa ditemukan di hampir seluruh pelosok benua Amerika. Diduga pula, istilah
tobago yang semula nama sejenis pipa rokok masyarakat Indian di Karibia terpeleset
menjadi tobacco atau tembakau dalam bahasa kita. Sedangkan sigaret / cigarrete bisa jadi
berasal dari istilah Indian Maya "sikar" yang artinya merokok. Suku ini diketahui sudah
merokok pada tahun 600 1.000 Masehi. Ini berdasar peninggalan berupa bejana tanah liat
dari sebelum abad 11 di Uaxactun, Guatemala. Di permukaannya adalah gambar orang
Indian Maya merokok lintingan daun tembakau. Tanaman tembakau pun mulai keluar
dari benua Amerika saat 12 oktober 1492 yang di bawa Cristobal Colon atau Columbus
dan awaknya mendarat untuk pertama kali di pantai P. Watling, Amerika Tengah.

Ada yang mengira dewa,menurut jurnal yang di tulis Columbus menceritakan,


Penduduk asli Arawak mempersembahkan buah-buahan, tombak kayu dan sejenis daun
kering yang berbau aneh. Sekembali ke kapal mereka memakan buah-buahan tapi ... pada
waktu itu daun kering lantas dibuang, namun, siapakah penemu rokok ?

Menurut penelusuran ahli sejarah penemunya ialah bernama Rodrigo deJeres dan
Luis de Torres. pada November 1492, di Kuba mereka melaporkan, di ceritakan bahwa
penduduk asli melakukan membungkus tembakau kering dengan daun palem atau jagung,
lalu menyalakan salah satu ujungnya lalu mengisap asapnya, Jerez pun pada waktu itu mulai
meniru kegiatan tersebut. Mungkin / bisa jadi dialah perokok pertama bukan penduduk asli
Amerika. Kebiasaannya lalu berlanjut pada saat ia pulang ke Spanyol. Namun malang, ketika
terjadi pada saat kepulan asap dari mulut dan hidungnya ternyata membuat para tetangga
menjadi takut sampai ia dipenjarakan. Namu ironisnya, pada saat ia bebas tujuh tahun
kemudian, pada akhirnya masyarakat sudah mengalami demam rokok atau situasi yang
membuat rokok adalah sebagai konsumsi primer didalam kalangan kaum laki-laki pada
waktu itu.
Pada awalnya, biji tembakau / bibit tembakau dibawa ke Spanyol dari Santo
Domingo pada tahun 1559 Masehi dan ke Roma pada 1561 Masehi mula-mula
diperkenalkan sebagai tanaman obat dan sebagai tanaman hias, biji / bibit itu pertama kali
dibawa ke Eropa dari Florida tahun 1565 Masehi oleh Sir John Hawkins, ia adalah seorang
pahlawan angkatan laut Inggris. Namun, baru 20 tahun kemudian, budaya merokok dengan
pipa mulai muncul sebagai tradisi cara menghisap rokok di Inggris, yang akhirnya menyebar
ke seluruh benua Eropa.

Rokok sigaret / cigarrete sebenarnya sudah ada sejak 1518 Masehi, seperti
kebudayaan merokok yang di miliki masyarakat Aztec, Meksiko. Yang mirip pada produk
abad 20. Bedanya, tembakau rajangan sigaret / cigarrete masyarakat Aztec dijejalkan ke
dalam batang berlubang atau yang di bungkus daun, biasanya seperti yang sering dan banyak
dilakukan dibungkus dengan kulit luar jagung. Pada abad XVI / 16 Masehi, namun
gelandangan yang berasal dari Seville-Spanyol, mempunyai cara lain dengan cara
memunguti puntung-puntung cerutu / cigarrete yang terbuang, lalu mereka membongkar
isinya, lalu melintingnya kembali dengan kertas koran. Cara irit itu ternyata ditiru oleh kaum
non gelandangan juga.
Pekerjaan tangan itu mulai jarang dilakukan setelah ditemukan mesin pelinting
sigaret / cigarrete pada awal tahun 1880-an Masehi. Pada dekade pertama abad XVII / 17
Masehi, seluruh belahan dunia telah mengenal tembakau sebagai candu. Budi daya yang
dilakukan John Rolfe, suami Pocahontas, di Jamestown tahun 1612 Masehi mendongkrak
nilai ekonomi tembakau. Nilai daun tembakau terus meroket sampai di abad XVII / 17
Masehi dan awal XVII / 17 Masehi sempat menjadi alat tukar jual beli. Bayangkanlah, pajak
hutang, bahkan gaji pegawai negeri, tentara, dan pendeta, semuanya dapat dilunasi dengan
daun tembakau. Namun, yang bertahan sampai kini, ya fungsi utama tadi : sebagai bahan
baku rokok.

Sekelumit Sejarah Rokok Kretek di Indonesia / Nusantara

Nah inilah sekelumit sejarah rokok di Indonesia dari segi bahan, rokok di Indonesia
ternyata mempunyai beberapa istilah. Yang dimaksud dengan rokok atau sigaret / cigarrete
adalah yang terbuat dari daun tembakau, dan kretek adalah rokok dengan aroma dan rasa
cengkeh sebagai campurannya. Jadi rokok kretek adalah rokok yang dibuat dari daun
tembakau dan mempunyai campuran aroma dan rasa cengkeh sebagai campurannya.
Masyarakat Jawa sebagai penikmat rokok pertama, juga mengenal pula istilah rokok putih,
sebutan untuk rokok tanpa cengkeh ( sumber diambil dari info Joglosemar, 2003). Ada pula
istilah rokok klobot yang terbuat dari daun jagung kering yang diisi dengan daun tembakau
murni dan cengkeh. Ialah Haji Jamhari diyakini sebagai pencipta rokok kretek / klobot dan
mempopulerkannya pada sekitar tahun 1880 Masehi, toh pun juga bisa jadi sudah ada sejak
zaman penjajahan datang ke bumi Nusantara. Ternyata rokok kretek buatannya sangat
ampuh digunakan sebagai obat / jamu bakar / diseduh / direbus ke dalam air dengan racikan
khas cengkeh dan tembakau. Haji Jamhari pun meninggal dunia pada tahun 1890 Masehi,
ketika itu sejumlah warga dari Kudus-Jawa Tengah mulai mengikuti jejaknya dengan
membuat dan menjual rokok kretek, yang pada waktu itu masih dengan cara dibungkus
dengan daun jagung kering dan disebut rokok klobot sesuai istilahnya dari dulu sampai
sekarang (Jawa Pos, Kamis Legi, 28 Agustus 2003, halaman 16). Adalah seorang M.
Nitisemito yang juga dipercaya sebagai penemu dari rokok kretek (Joglo Semar, 2003), M.
Nitisemito juga berasal dari Kudus, yang berjarak sekitar 50 km arah timur dari kota
Semarang, Jawa Tengah.
Sumber lain menyebutkan sekitar pada tahun 1906 Masehi, M. Nitisemito pada
awalnya mulai menderita batuk dan asma yang tak kunjung sembuh. Dan dikarenakan
keputusasaannya dalam menghadapi sakitnya, ia lalu mencampur tembakau yang dicampur
dengan cengkeh yang telah digiling dan dibungkus dengan daun jagung kering yang
kemudian disebutnya sebagai rokok klobot. M. Nitisemito pun berangsur-angsur merasakan
sehat setelah merokok klobot tersebut dan lalu bermaksud menularkan kebiasaannya tersebut
secara luas kepada masyarakat disekitarnya.Terlepas dari siapa yang menemukan rokok
kretek untuk pertama kalinya, M. Nitisemito adalah orang pertama yang memperdagangkan
rokok kretek dengan kemasan dan diberi merek / nama. Sebelumnya, seorang M. Nitisemito
hanyalah seorang priyayi yang senang merokok klobot sekaligus sebagai pedagang tembakau
kering. Perkenalannya dengan dunia usaha rokok berawal dari pertemuannya dengan seorang
wanita yang bernama Nasilah, yang ia adalah seorang pembuat dan penjual rokok klobot .
Para pelanggannya adalah para buruh, penjaja, atau pedagang kaki lima dan sais dokar
driver dokar yang ringgal disekitar rumahnya. Jalinan kerjasama antara M. Nitisemito dan
Nasilah yang kemudian dikemudian hari membuat mereke memutuskan untuk menjadi
suami istri inilah merupakan titik balik sejarah industrialisasi rokok kretek di Indonesia.

Dibawah bendera perusahaannya, yang bernama NV Bal Tiga, M. Nitisemito


menjual rokok kretek tersebut dengan merk Bal Tiga yang bermoto : Djangan Loepa Saja
Poenja Nama (Jawa Pos, Kamis Legi, 28 Agustus 2003, halaman 16). Inilah rokok kretek
pertama di Indonesia yang dicetak dengan baik dan menggunakan merk dagang resmi.
Namun nasib perusahaan M. Nitisemito tak semulus perkembangan rokok kretek ciptaannya .
Perusahaannya mengalami bangkrut pada tahun 1953 , disebabkan karena ketidak
mampuannya bersaing dengan pesaing yang semakin banyak menyusul tumbuh pesatnya
industri rokok kretek (Joglosemar, 2003). Selain Bal Tiga, tercatat juga merek lain yang
muncul hampir bersamaan di Kudus, yaitu Pada tahun 1913, pada waktu itu berdirilah
perusahaan rokok yang bernama Goenoeng dan Klapa yang didirikan oleh M. Atmowijoyo.
Namun M. Atmowijoyo tidak serta-merta mengubah usahanya menjadi sebuah industri
seperti halnya yang dilakukan oleh M. Nitisemito. Hingga saat inipun, perusahaan yang
memproduksi merek Goenoeng dan Klapa masih memproduksi rokok klobot yang dibuat
dengan tangan dan diikat dengan tali rami (Jawa Pos, Kamis Legi, 28 Agustus 2003,
halaman 16),
Sejarah juga mencatat sejumlah perusahaan yang mengikuti jejak M. Nitisemito
untuk mendirikan industri rokok. Perusahaan rokok tersebut antara lain ialah Nojorono yang
didirikan tahun 1932. Nojorono dibangun oleh seorang Tjoa Kang Hay dan dua kakaknya
yaitu Tan Tjiep Siang dan Tan Kong Ping dengan nama perusahaan Trio. Produk-produk
yang dihasilkan antara lain adalah Astrokoro, 555, dan Kaki Tiga. Beberapa waktu
kemudian Tjoa Kang Hay meninggalkan perusahaan Trio untuk kemudian bekerjasama
dengan pengusaha dari Kudus yaitu Ko Djie Siong dan Tan Djing Dhay untuk mendirikan
perusahaan Nojorono. Produk yang masih terkenal sampai saat ini adalah Minak Djinggo
(Jawa Pos, Kamis Legi, 28 Agustus 2003, halaman 16). Perkembangan pabrik rokok kretek
pun lebih banyak berkembang di pulau Jawa. Tercatat beberapa pabrik rokok besar di pulau
Jawa misalnya Djambu Bol yang didirikan tahun 1937 oleh Haji Roesjdi Maroef, lalu
untuk nama produk kretek yang bermerk lainnya ialah Sukun, DJarum di Jawa Tengah
serta Bentoel, Gudang Garam, dan Sampoerna di Jawa Timur termasuk beberapa pabrik
kecil lainnya misalnya yang bernama merk Menara di Solo, Retjo Pentoeng di Kediri, atau
Pompa di Semarang (Kompas, 29 September 2000) Hal ini menunjukkan bahwa rokok
merupakan lahan usaha yang berkembang pesat dan menjanjikan dalam bidang perekonomian
secara keseluruhan, baik bagi pengusaha, maupun bagi pemerintah dengan pendapatan dari
pajak cukainya .

Ternyata tembakau pulalah dianggap sebagai bahan dasar untuk membuat rokok itu
ada jenis-jenisnya. Jenis-jenis tembakau yang umum adalah seperti jenis Philipmoris di
Grobogan, Asepan di Klaten, Boyolali, Sukoharjo dan Blora serta yang berjenis
Vosterland di Klaten dan Virginia di Klaten, Sukoharjo, Boyolali dan Sragen disebut
tembakau nasi.

Tapi taukah anda jenis tembakau apa yang paling mahal dan paling berkualitas yang
tercatat di seantero dunia???

Beberapa waktu lalu saya bertepatan pada saat sarapan di warung Gudeg di
perempatan Tugu Jogja sambil clingak-clinguk baca Koran KR" (Kedaulatan Rakyat),
dan saya sedikit menemukan jawabannnya

Dikoran tersebut disebutkan terdapat artikel yang menarik membahas jenis tembakau
nomor wahid yang sangat fenomenal dan merupakan jenis tembakau yang paling dicari
banyak orang. Kenapa fenomenal ???
Karena jenis tembakau ini jarang sekali tumbuh seperti tembakau kebanyakan
tembakau lainnya. Kalau anda berfikir jenis tembakau ini berasal dari luar negeri, itu salah
besar ternyata. Tembakau berkualitas nomor satu ini adalah produk lokal alias berasal dari
bumi Nusantara, yaitu dari daerah Temanggung, Jawa Tengah.

Masyarakat petani tembakau di lereng Gunung Sindoro Sumbing (SS),


Temanggung, Jawa Tengah menyebut tembakau fenomenal tersebut dengan sebutan
Srinthil. Kenapa namanya Srinthil? Saya tidak terlalu tahu latar belakang tentang asal
usul nama tersebut soalnya tidak diceritakan asal-usulnya sama yang buat artikel. Tembakau
Srinthil adalah tembakau yang tumbuh begitu saja secara alami dan sampai detik ini belum
ada peneliti yang bisa menemukan cara untuk membudidayakannya (Nah, ini tantangan buat
anak fakultas pertanian).

Kemunculan Srinthil dideteksi ada karena mengandung sejenis jamur yang


tumbuh saat daun tembakau dari Temanggung belum dirajang. Jamur ini yang membuat
kualitas tembakau menjadi bagus. Kualitas Srinthil baru akan muncul setelah daun
tembakau dimatangkan selama penyimpanan 3 hari. Bakal pada saat kelihatan tumbuh
jamur kekuningan dan biasanya saat tembakau dalam kondisi seperti ini petani
menyimpannya kembali selama 7-8 malam sebelum dirajang.

Adapun media tanah yang mempengaruhi kemunculan tembakau srinthil biasanya


dari jenis tanah lincat yang teksturnya menyerupai tanah liat. Jenis tanah ini kerap
menghasilkan Srinthil kualitas bagus.

Srinthil merupakan tembakau grade / kelas F, G, H, dan I, dengan kadar nikotin


yang paling tinggi, yakni sekitar 20%. Setelah melalui riset dari Balai Penelitian Tanaman
Tembakau dan Serat (Balittas) yang berkantor di Malang, Jawa Timur, diketahuilah
bahwa teryata kondisi alam, cuaca, dan struktur tanah di daerah Temanggung memang
mampu memberikan panen tembakau dengan kualitas terbagus di dunia.

Dan apabila ada petani yang ladang tembakaunya ditumbuhi tembakau Srinthil
maka petani tersebut merasa menjadi orang paling beruntung bak mendapat rejeki nomplok.
Yang benar saja..., harga tembakau langka ini sungguh mahal sekali di pasaran.
Harga tembakau Srinthil minimal 10 kali lipat dari harga tembakau super. Bila
tembakau biasa Rp 12.500/kg, kualitas super per kilogram Rp 50.000/kg, maka Srinthil
harganya antara Rp 500.000/kg hingga Rp 1.000.000/kg.

Melihat harga tembakau srinthil yang begitu mahal maka tak heran jika ketika petani
tahu bahwa di ladangnya terdapat Srinthil maka hingga musim panen tiba, para petani
rela siang malam tidur di ladang demi menjaga si Srinthil. Dan disitulah nyawa mereka
dipertaruhkan, soalnya bisa saja sewaktu-waktu ada binatang buas yang keluar dari hutan
dan menyerang mereka / beberapa orang yang berotak kriminal ingin melakukan penjarahan
di kebun tembakau tersebut.

Bagaimana petani mengetahui bahwa di ladangnya terdapat tembakau Srinthil?


Secara visual, memburu Srinthil, kebanyakan petani melihat pada tengah malam di lereng
Sindoro-Sumbing, saat gelap gulita. Bila menemukan tanaman yang siap panen
mengeluarkan cahaya cerah mengkilat kekuning-kuningan seperti fosfor, itu diyakini pula
itula si Srinthil.

Tembakau Srinthil sendiri tidak dijadikan sebagai bahan utama dari rokok,
melainkan hanya sebagai campuran saja. Para petani tembakau menyebutnya sebagai lauk
atau campuran.

Sedangkan bahan dasar untuk rokok selebihnya adalah dari tembakau biasa atau
petani menyebutnya dengan sebutan "tembakau nasi.

Dan uniknya dari tembakau Srinthil tersebut pulalah biasa digunakan untuk
mengharumkan gudang tempat penyimpanan tembakau milik pabrik-pabrik rokok, agar
aroma seluruh tembakau di gudang menjadi sama. Kemunculan Srinthil memang masih
menjadi misteri namun secara sangat bisa untuk di teliti, namun menurut para petani,
bahwa pada saat semakin banyak muncul tembakau Srinthil maka perekonomian para
petani tembakau akan semakin baik, nah ... itulah tadi sekelumit sejarah / asal-usul
tembakau dan simaklah artikel menarik berikut tentang Rokok kretek - Jamu bakar
Cigarskruie

3. Jenis-jenis Tanaman Tembakau


MACAM MACAM TEMBAKAU

Tembakau
Tanaman tembakau ditanam di seluruh dunia di lebih dari 100 negara dengan Cina sebagai
produsen terbesar, diikuti oleh Amerika Serikat, Brazil, India,Zimbabwe dan Turki. Ada tiga
jenis tembakau yang diproduksi dari semua negara-negara itu.

- Virginia,yang juga dijuluki tembakau terang karena warnanya yang kuning ke oranye,
diperoleh dari proses flue-curing.
- Burley, yang berwarna coklat setelahmelewati proses air-curing dengan hampir tidak ada;
kadar gula, memberikan rasa seperti cerutu.
- Oriental, yang berdaun kecil dan beraroma tinggi dibantu proses sun-curing.

Tanaman tembakau itu sendiri kasar dan berbau, dengan daun yang besar dan
menjurai dari satu pusat batang. Tanaman itu dipotong saat ketinggian tertentu, agar segala
kekuatan tanaman itu diarahkan ke perkembangan daunnya yang berharga. Biji tembakau
sangat kecil, satu sendok makan dapat berisi hingga 60.000 biji. Satu tanaman tembakau
dewasa dapat menghasilkan jutaan biji.

Masa penuaian tembakau berkisar antara 2-5 bulan setelah bibitnya ditanam,
tergantung kepada jenis tembakaunya. Daun tembakau saat dituai berwarna hijau dan tidak
mempunyai karakter, warna dan rasa sebelum melewati proses curing atau pengeringan.

Itulah mengapa proses curing yang ada empat macam itu sangat penting dalam
penanaman tembakau :

- Air-curing,yang dilakukan dengan menggantung daun tembakau di tempat terbuka,


menghasilkan daun yang rendah kadar gulanya.
- Flue-curing, digunakan terutama untuk tembakau sigaret, dengan menggunakan anas
buatan yang disalurkan melalui pipa besi atau flue, menghasilkan daun dengan kadar gula
tinggi.
- Fire-curing, yang sama dengan flue-curing, tetapi dengan api terbuka sebagai sumber
panas buatannya yang menghasilkan daun coklat tua dan aroma asap.
- Sun-curing, yang dilakukan di bawah matahari, menghasilkan tembakau kunyah yang
manis dan dengan kadar gula yang tinggi.Setelah melewati proses curing, kemudian
tembakau yang sudah kering itu di grade dan disimpan untuk diumurkan sesuai
kebutuhan.

4. 11 Daerah Penghasil Tembakau di Indonesia

Tembakau adalah sejenis tanaman yang biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku
untuk pembuatan rokok. Yang dipetik dari tanaman tembakau adalah daunnya.

Daerah penghasil tembakau di Sumatera Utara adalah dari Deli Serdang. Sedangkan
kalau di pulau jawa adalah daerah Boyolali dan Klaten Jawa Tengah.

Penghasil tembakau di Jawa Timur terdapat di kota Bojonegoro dan Madura. Daerah
lainnya rata-rata terdapat di pulau Sumatera Barat, Bengkulu serta Lampung.
Berikut ini daerah penghasil tembakau di Indonesia.
1. Deli Serdang, Sumatera Utara.
2. Sumatera Barat.
3. Bojonegoro, Jawa Timur.
4. Boyolali, Jawa Tengah.
5. Klaten, Jawa Tengah.
6. Jambi.
7. Nangroe Aceh Darussalam.
8. Madura.
9. Bengkulu.
10. Lampung.
11. D.I. Yogyakarta.
Itulah daerah-daerah penghasil tembakau di Indonesia.

5. Tembakau Deli
Tembakau Deli bukan Tembakau Gorila atau Cerutu Kuba.

Tembakau Deli sangat baik ditanam di Sei. Wampu dan Klambir Lima.
Klambir Lima merupakan sebuah perkampungan di Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang. Nama Klambir Lima bermula ketika Bangsa Eropa tahun
1878 mencari lahan tanah untuk perkebunan tembakau, ditempat tersebut tumbuh
sebatang pohon kelapa bercabang lima di tepi jalan. Dari situlah nama Kelambir
atau Klambir yang berarti nyiur kelapa dan lima adalah cabang dari nyiur kelapa.

Tembakau Deli tersohor ke seluruh dunia sejak ratusan tahun lalu sampai
dengan sekarang. Ketika ramai pemberitaan seputar tembakau gorila yang
mengadung ganj sintetis dan tergolong ke dalam Psikotropika jenis narkotika, tiba-
tiba tembakau Deli tercatut di dalamnya. Orang awam menganggap semua
tembakau sama saja. Padahal Tembakau Deli bukanlah tembakau gorila atau cerutu
dari negara Kuba. Jadi tidak ada korelasi antara tembakau gorila, tembaku Kuba,
Tembakau Jember dan Tembakau Deli. Semuanya sama sama bernama tembakau.

Gudang Pemeraman Tembakau Deli Sejak tahun 1878, terletak di Jalan


Klambir V, Kec. Hamparan Perak, Kab. Deli Serdang. Gudang Pemeraman
Tembakau Deli masuk ke dalam Wilayah PT PN II Perkebunan Helvetia. Atap
gudang pemeraman terbuat dari atap nipah karena atap nipah dapat menyerap
panas. Tujuannya agar tembakau tidak mudah rusak. Gudang pemeraman sampai
sekarang masih berfungsi dengan baik dan masih dapat menghasilkan tembakau
berkelas dunia.

6. Tembakau Jember

Tembakau Cerutu Na Oogst Unggulan Pertanian Jember

Jember terkenal dengan tembakaunya yang bernama Na Oogst (BNO), daun


tembakau yang dihasilkan di, Jember, cocok dipakai sebagai pembalut, pengikat atau
pembungkus, bahkan pengisi cerutu.

Tradisi cerutu Indonesia berasal dari Belanda. Tak jelas, apa dan siapa pabrik cerutu
pertama di Hindia Belanda. Namun, yang tertua dan masih bertahan sampai sekarang adalah
Industri Bobbin PTPN X di Desa Jelbuk, Jember. "Usia tembakau di sini hampir dua abad,"
ujar Koentjoro, konsultan sekaligus pengelola Bobbin PTPN X Jelbuk, Jember.
Tanaman Tembakau di Kebun

Dari dulu, Jember terkenal dengan tembakaunya. Tembakau Jember diekspor ke


Bremen, Jerman. Tembakau Jember dimanfaatkan terutama untuk bahan pembalut cerutu
(dekblad) selain sebagai bahan pengikat (binder) serta pengisi (filler) aroma cerutu yang
berkualitas tersebut. Tembakau dari Jember itu tidak kalah dengan cerutu Kuba maupun
Amerika.
Kuncup Bunga Tembakau

Lebih dari dua abad lamanya tembakau ini ada dan tumbuh di daerah Jember.
Mulanya, adalah George Bernie yang mendapatkan hak erfpacht atau hak guna usaha untuk
jangka waktu 75 tahun di daerah Jember di Jenggawah. Ia menggarap areal perkebunan ini
untuk usaha perkebunan tembakau jenis BNO (Besuki Na Oogst).

Zaman pun berganti perkebunan tersebut lalu dikelola oleh badan hukum milik
Pemerintah Hindia Belanda. Setelah pendudukan Jepang, perusahaan ini kemudian
dinasionalisasikan. Terhadap lahan perkebunan itu sempat timbul konflik antara petani
dengan PT Perkebunan (PTP) XXVII. Konflik ini bisa diselesaikan. Petani memperoleh hak
milik atas lahan tersebut. PTP XXVII, XIX, XXI, dan XXII pada tahun 1996 kemudian
melebur menjadi PT Perkebunan Nusantara X.

Masyarakat setempat biasa menanam tembakau. Sampai-sampai tanaman tembakau


menjadi trade mark Kabupaten Jember. Tidak mengherankan bila pemerintah kabupaten
memakai daun tembakau sebagai salah satu gambar yang menghias lambang daerahnya.

Kabupaten Jember terkenal sebagai penghasil salah satu Tembakau terbaik di dunia. Melalui
potensi tanaman tembakau ini, Kabupaten Jember telah lama terkenal dan melegenda sebagai
kota tembakau sebagai salah satu daerah produsen dan penghasil tembakau terbesar
dengan produk yang berkualitas. Tidak hanya di pasar nasional, bahkan telah lama Kota
Jember dikenal di beberapa negara Eropa seperti Bremen.

Produksi unggulan perkebunan andalan Jember yakni komoditi tembakau. Penggemar


cerutu alias aficionado tahu persis bahwa cerutu buatan Kuba, Amerika, Swiss, dan Jerman
mahal dan berkelas. Kabupaten Jember lewat tembakau Besuki merupakan salah satu
pemasok cerutu tersebut. Tembakau Besuki ini dimanfaatkan terutama untuk pembalut cerutu
(deklabad) selain sebagai bahan pengikat (Binder) serta pengisi (filler) aroma cerutu yang
berkualitas tersebut.

Satu-satunya BUMN yang mengelola tembakau di Jember adalah PT. Perkebunan


Nusantara X (PTPNX) yang berlokasi di Kecamatan Arjasa. Dalam upaya mengantisipasi
persaingan pasar utamanya di Luar negeri, selain memasarkan produk tembakau secara
langsung, PTPN X juga mengembangkan melalui unit Industri BOBIN dan Karyawan
Koperasi Indonesia.

Industri Bobbin membawa manfaat yang sangat besar, diantaranya menyerap tenaga
kerja / membuka lapangan kerja baru, meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
meningkatnya jumlah uang yang beredar dan sebagai salah satu contoh keberhasilan
kerjasama dengan pihak asing. Pada tahun 2003, industri Bobbin PTPN X telah memproduksi
sebanyak 700 juta potong (bungkus) dengan tenaga kerja sebanyak 931 orang yang mayoritas
adalah wanita.

Koperasi karyawan kartanegara (kopkar Kartanegara) PTPN X juga turut


memproduksi sekaligus memasarkan produk tembakau baik jenis Na Oogst dan TBN / FIN
yang dikemas menjadi cerutu yang berkualitas dan sesuai standart / keinginan konsumen.
Pembuatan cerutu kopkar Kartanegara dilakukan secara manual atau hand made.

Tetapi lebih dari itu ada sisi lain yang mungkin orang awam belum tahu bahwa
Jember adalah penghasil cerutu terbaik nomor satu di Indonesia dan nomor dua terbaik di
seluruh dunia.

Jember menghasilkan cerutu terbaik kedua di dunia setelah Kuba. Yang mungkin
banyak orang tahu adalah cerutu terbaik hanyalah dari Kuba. Tapi sebagai orang Indonesia
setidaknya bangga kalau penghasil cerutu terbaik kedua di dunia adalah kota yang terletak di
Indonesia yaitu Jember.

Sampai-sampai lambang dari kota Jember sendiri adalah tembakau yang semakin
memperjelas bahwa Jember adalah kota penghasil cerutu. Cerutu di Jember di kelola oleh
perusahaan PTPN X. Dan di olah oleh orang orang atau warga Jember sendiri.

Ada tiga jenis cerutu yang diproduksi di Jember. Jenis cerutu berbatang pendek (small
cigar), sedang (soft filler), dan panjang (long filler). Mengisi pasar dalam negeri maupun
mancanegara, cerutu Indonesia buatan Jember memiliki beberapa merek yang cukup dikenal,
seperti Bali Djanger, Bali Legong, serta Cadenza Long Premium.

Cerutu yang di buat di Jember pun sekarang sudah banyak di ekspor ke banyak negara
asing. Yang meskipun di negara asing tersebut, cerutu yang di hasilkan di Jember di kira
berasal dari Bali.

7. Perbedaan Tembakau Deli dan Tembakau Jember


TEMBAKAU DELI:
1. TEMBAKAU CERUTU ISTIMEWA DUNIA
Semua daun Tembakau Deli, dari yang terbawah sampai yang teratas, berfungsi
sebagai DEKBLAD, yaitu daun terluar pada cerutu. Ini istimewa, karena pada jenis-jenis
tembakau cerutu lainnya, seperti Tembakau Vorstenlanden (Klaten,Solo), Tembakau Besuki
(Jember). dll, hanya daun-daun terbawah saja (yang paling tipis), sekitar 20-30% yang bisa
dipakai sebagai DEKBLAD. Sisanya digunakan sebagai daun OMBLAD, yaitu daun
pembungkussebelah dalam, dan daun FILLER sebagai daun pengisi bagian dalam dari
cerutu.Harga jual DEKBLAD Tembakau Deli lebih tinggi atau jauh lebih tinggi dibanding
DEKBLAD jenis-jenis Tembakau cerutu lainnya.

2. HANYA COCOK DITANAM DI TANAH DELI

Hanya Tembakau Deli yang ditanam di Tanah Deli yang memiliki mutu dan rasa
Tembakau Deli,yang memenuhi kehendak dan taste dari para pengisap cerutu
Eropa.Tembakau Deli pernah dicoba ditanam di berbagai tempat di luar Tanah Deli. Di
Indonesia pernah ditanam di daerah Besuki oleh para pekebun Tembakau cerutu zaman
Belanda, kemudian di Soppeng (Sulawesi) setelah kemerdekaan, dan beberapa tahun yang
lalu ditanam di Lampung oleh PTP-19 (produsen Tembakau Vorstenlanden) yang
berkedudukan di Klaten/Solo, bahkan dengan mendatangkan para karyawan penanam
Tembakau Deli dari Tanah Deli. Semuanya tidak dapat menghasilkan Tembakau yang
memiliki mutu dan rasa Tembakau Deli dari Tanah Deli.

TEMBAKAU JEMBER
1. Tembakau Jember bernama Na Oogst (BNO),daun tembakau yang dihasilkan di Jember
cocok dipakai sebagai pembalut, pengikat atau pembungkus bahkan pengisi cerutu.
2. Jenis tembakau yang ditanam pada musim kemarau, kemudian dipanen atau dipetik
pada musim penghujan.

8. Kenapa Tembakau Jember Lebih Baik dari pada Tembakau Deli

Salah satu penghasil tembakau di Jember, yaitu di desa pakusari, desa pakusari rata-
rata petaninya menanam tembakau, tembakau jember memiliki banyak macam-macam jenis
tanaman tembakau, yaitu seperi tembakau Kasturi, Rajang, dan white burley. Tembakau jenis
voor oogst ini ditanam untuk memenuhi bahan baku kretek dan berbeda dengan tembakau
dengan jenis Na oogst yang di gunakan sebagai bahan baku cerutu. Masyarakat desa pakusari
lebih memilih menanam tembakau jenis kasturi, karena tembakau jenis ini tidak
membutuhkan modal yang mahal dan proses produksinya juga mudah, berbeda dengan
tembakau jenis Na Oogst, tembakau jenis ini terkenal dengan tembakau yang berkualitas
tinggi dan harus mengeluarkan modal besar dalam merawat serta memproduksinya. Di
jember tembakau yang menjadi primadona adalah tembakau jenis Na Oogst, yang bahannya
di gunakan sebagai cerutu dan bahan utama rokok. Selain perawatannya tidak terlalu suit,
petani memilih menanam tembakau jenis kasturi karena juga terdapat faktor alam yang
menentukan, tembakau jenis kasturi hanya membutuhkan panas matahari, dan air yang
berlimpah serta tanah yang subur, proses pengeringan tembakau jenis kasturi hanya
membutuhkan waktu hingga 2-3 hari untuk mendapatkan tembakau yang bagus, dan di
usahakan agar tembakau jenis kasturi tidak terkena hujan, karena jika terkena hujan, maka
tanaman tembakau akan kehilangan kualitasnya dan akan berubah warna gelap serta daunnya
juga rusak. Petani tembakau di pakusari sangat bergantung terhadap penghasilan dari
tanaman tembakau yang ditanam, karena rata-rata masyarakat petani tembakau yang
menanam tembakau kehidupannya sudah cukup makmur, dan mereka juga dapat
menyekolahkan anak-anak mereka hingga keperguruan tinngi negeri maupun swata, bahwa
dengan penghasilan atau keuntungan yang di dapat oleh menanam tembakau, banyak para
petani yang sudah ber-Haji dan menabung untuk masa depan di kehidupan mereka di tahun-
tahunnya selanjunya, meskipun terkadang para petani tembakau di pakusari mendapatkan
kerugian yang besar, namun hal ini setidaknya sudah dapat memnuhi kebutuhan mereka,
tembakau memang sangat memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat
di desa pakusari jember. Desa pakusari yang sudah terkenal dengan penghasil tembakau dan
juga menyumbang bagi pendapatan kota jember, desa pakusari sering kali di kunjungi oleh
turis-turis yang dapat untuk melihat dan untuk mengetahui bagaimana proses tembakau itu
dilakukan, masyarakat desa pakusari sangat antusias menerima kedatangan turis asing, bagi
masyarakat desa petani tembakau pakusari, hal ini menunjukkan bahwa tembakau di desa
pakusari juga dapat dikatakan sebagai tembakau berkualitas meskipun jenis tembakau
tersebut adalah tembakau kasturi, yang hanya di tanam oleh para petani-petani menengah
keatas. Meskipun demikian tembakau jenis kasturi ini tidak menutupi minat para wisatawan
untuk dapat mengetahui tembakau jenis kasturi tersebut, dari sini juga para petani juga di
untungkan, karena petani dapat belajar bahasa asing, meskipun hanya sedikit dan juga
mendapatkan oleh-oleh dari turis asing, dan seharusnya desa pakusari dapat dijadikan desa
wisata tembakau, agar tembakau di jember, khususnya di daerah pakusari juga dapat terkenal
dn memiliki kualitas seperti tembakau Na Oogst, serta dapat menambah pendadapatan dalam
perekonian di kota jember. Banyak sekali manfaat dari tanaman tembakau ini, selain di buat
sebagai bahan baku rokok dan cerutu, tembakau juga dapat memberikan manfaat dalam
kesehatan, namun manfaat bagi kesehatan sangat jarang di ketahui oleh masyarakat di desa
pakusari, yang mereka tahu bahwa tembakau hanya memberikan manfaat dalam hal produksi
rokok, dan memberikan dampak bahaya yang besar jika merokok secara terus-menerus, bagi
para petani tembakau yang dijadikan bahan baku rokok tidak memberikan manfaat, hanya
memberikan bahaya bagi kesehatan mereka, meskipun para petani sudah tahu akan dampak
yang di timbulkan, para petani tembakau di desa pakusari, setiap tahunnya menanam
tembakau karena hobi mereka dan juga karena merupakan penghasil perekonomian utama
para petani di desa pakusari, dalam setiap tahunnya para petani tembakau memperluas lahan
mereka untuk dapat menanam tembakau sebanyak mungkin agar mendapatkan keuntungan
yang besar, namun hal ini terkadang berbanding terbalik dengan para petani tembakau yang
menanam tembakau secukupnya saja, terkadang petani tembakau yang menanam tembakau
secukupnya, mereka justru mendapatkan keuntungan yang lebih banyak, hal ini dapat
dikatakan karena petani tembakau yang menanam tembakau secukupnya lebih mudah dalam
merawat tembakau tersebut, sehingga dapat menghasilkan tembakau yang berkualitas,
sedangkan petani yang menanam tembakau secara banyak terkadang mendapatkan
keuntungan kecil dan juga mendapatkan kerugian, hal ini mungkin terjadi karena petani yang
menanam tembakau secara banyak kewalahan mengatasi tembakau mereka dan perawatannya
kurang cukup, sehingga tembakau yang dihasilkan kurang maksimal dan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Tembakau

https://id.linkedin.com/pulse/asal-usul-tembakau-dan-sejarahnya-herbal-seller

https://bakarteam.wordpress.com/2011/06/09/jenis-jenis-tembakau/

http://ruanasagita.blogspot.co.id/2016/12/11-daerah-penghasil-tembakau-di.html

https://www.semedan.com/2015/11/tembakau-deli-bukan-tembakau-gorila-atau-cerutu-
kuba.html

http://cintajember.com/tempat-wisata/89-tembakau-jember.html

Anda mungkin juga menyukai