Anda di halaman 1dari 25

http://jendela-fantasi.blogspot.

com/

Dua Belas
A-APA... apa maksudmu? Tiba-tiba Arden
merasa sesak. Ia tidak dapat bernapas. Ia akan mati di
Orchid Lounge.
Maksudku, Mrs. McCasslin, adalah ketika Anda
melahirkan anak itu, Anda juga sekaligus disteril.
Tidak mungkin, bisik Arden. Tidak mungkin.
Kau sedang berada di bawah pembiusan,
lupa?
T-tapi... tapi tidak ada bekasnya. Untuk pro-
ses...
Ron mengibaskan tangannya. Selalu ada meto-
de baru untuk dicoba. Mana ada kelinci percobaan
yang lebih baik daripada istri seorang ahli kandung-
an? Aku cuma khawatir bahwa di kemudian hari kau
menyesal bahwa kau sudah melepaskan bayi itu, ter-
utama mengingat kondisi kesehatan Joey. Siapa tahu
insting keibuanmu timbul. Aku tidak mau kau punya
anak lagi. Yang pasti aku tidak mau punya anak lagi.
Aku sudah membayar banyak sekali untuk Joey.
Arden mengeluarkan suara erangan sedih.
Bagaimana mungkin ia berbicara seperti itu mengenai
Joey, anak kandungnya sendiri? Dan kini seluruh hara
pannya untuk memperoleh seorang anak lagi hancur
gara-gara ulah laki-laki ini. Dalam keadaan terpukul,
Arden meraih tasnya. Kau butuh berapa? Lima ribu?
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Ia betul-betul ingin laki-laki ini menghilang dari kehi-
dupannya. Kalau ia dapat melakukan itu dengan uang,
berapa pun akan ia berikan padanya.
Untuk permulaan, oke. Aku butuh itu besok.
Besok? Dari mana ia bisa mendapat uang seba
nyak itu dalam tempo sependek itu? Aku tidak yakin
bisa memperolehnya secepat itu, tapi akan kucoba,
ujarnya sambil berdiri. Kepalanya terasa berputar-
putar.
Ron mencengkeram lengannya. Kau akan
menyerahkannya besok, atau aku akan mengunjungi
suamimu yang tampan itu. Ada banyak hal yang bisa
kami bicarakan berdua.
Arden mengentakkan lengannya, kemudian de-
ngan langkah terhuyung menuju ke pintu. Kilau caha-
ya matahari membuat matanya terasa pedih. Ataukah
itu disebabkan oleh air matanya?
***
Besok? ulang Arden. Kejutan itu disampaikan
oleh Drew kepadanya tepat pada saat ia akan mema-
sukkan makanannya ke dalam mulutnya. Ia meletak-
kan garpunya ke atas piringnya. Kita akan berangkat
ke California besok? Besok, besok, besok. Kata itu
berpusar di dalam kepalanya seperti sebuah bola
roulette. Rupanya sudah sepanjang hari kata itu di
situ.
Aku tahu ini merepotkan, tapi aku juga baru
tahu mengenai ini beberapa menit yang lalu. Drew
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
baru saja bergabung dengan mereka di ruang makan
itu. Ia habis berbincang-bincang lagi dengan Ham dite
lepon. Matt, seperti biasanya, agak rewel dan sudah
lapar, karena itu Arden menyuapinya lebih dahulu.
Mrs. Laani bisa berkemas untuk Matt malam ini. Kita
akan mengejar pesawat ke Honolulu yang berangkat
pukul satu siang besok, kemudian kita naik pesawat
malam ke L.A.
Tapi kenapa kita harus buru-buru? Arden
benar-benar bingung. Bagaimana ia dapat membayar
Ron pada waktunya? Sejak ia meninggalkan laki-laki
itu, ia terus berusaha mencari suatu alasan untuk ia
berikan kepada Drew, untuk mendapatkan uang sebe-
sar lima ribu dolar itu.
Pakai serbetmu seperti Daddy, Matt, ujar
Drew, sambil mendemonstrasikannya untuk anaknya.
Ia tersenyum ketika si bocah menuruti instruksinya.
Ada beberapa alasan. Pertama, ada tiga turnamen
yang menurut Ham sebaiknya kuikuti. Beberapa pema
in top akan main, dengan begitu aku dapat menaikkan
peringkatku. Yang satu di San Diego, satu di Vegas,
dan satu lagi di San Fransisco, jadi perjalanannya ma-
sih satu arah. Cuma ada beberapa hari kosong di anta-
ra pertandingan-pertandingan itu. Dan Ham dan aku
masih harus menyelesaikan beberapa urusan bisnis.
Arden memandangi piringnya. Sulit sekali bagi-
nya untuk menatap mata Drew sejak ia kembali dari
pertemuannya dengan Ron. Kini ia memiliki dua raha-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
sia yang harus ia sembunyikanbahwa ia ibu Matt
dan bahwa ia tidak dapat mengandung lagi. Umpama
Drew tahu mengenai salah satu saja, itu sudah cukup
baginya untuk membenci dirinya. Kini ia harus meng-
upayakan cara agar dapat membayar uang tebusan
itu. Ya Tuhan, bisa-bisanya ia kejeblos sampai begitu
jauhnya.
Tidak seperti yang diperhitungkan Ron, ia tidak
memiliki rekening bank dengan dana yang tidak ter-
batas. Drew memang membuka sebuah rekening atas
namanya dan memasukkan dana yang cukup besar di
dalamnya. Di dalam rekening yang sama ia juga
menyetor semua cek yang diterimanya sebagai honor
untuk artikel dan cerita-cerita yang dijualnya. Kau bo
leh menggunakannya sesuai dengan kebutuhanmu,
ujar Drew ketika ia menyetor uang mukanya. Asal ja-
ngan kaupakai untuk keperluan rumah tangga. Untuk
itu sudah ada rekening yang lain. Yang ini khusus
untuk keperluan pribadimu.
Arden sudah mengecek saldo rekeningnya un-
tuk hari itu, dan ternyata jumlahnya masih jauh dari
dua puluh ribu dolar. Bahkan belum mencapai lima
ribu dolar. Ia tahu bahwa Ron tidak akan segan-segan
mengungkapkan kepada Drew siapa dirinya begitu ia
tidak muncul dengan uang itu. Batas waktunya adalah
besok. Sedangkan besok mereka akan berangkat me-
ninggalkan pulau itu.
Ia cuma mengangguk secara otomatis ketika
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Mrs. Laani muncul untuk membawa Matt ke lantai
atas, supaya ia dan Drew dapat menyelesaikan makan
malam mereka berdua. Ia mengecup pipi Matt, meski-
pun sesudahnya ia tidak ingat bahwa ia sudah melaku
kannya. Ia merasa dirinya seperti sebuah mumi, ter-
bebat di dalam masalahnya sendiri, tanpa daya, tanpa
jalan keluar.
Begini, sambung Drew begitu mereka hanya
berdua, Saat ini Ham dan aku melihat ada sebuah pe-
luang yang baik untuk membeli sebuah jaringan toko
alat-alat olahraga yang sedang berjalan. Jangkauan
operasinya luas sekali. Kami memperhitungkan bah-
wa dalam waktu beberapa tahun kami bisa membeli
saham partner-partner lain, dan setelah itu mengelola
nya semau kami sendiri.
Itu bagus sekali, Drew.
Aku sudah mengajukan kredit pada sebuah
bank di Honolulu. Untuk beberapa bulan, keuangan
kita mungkin agak pas-pasan sampai aku meraih bebe
rapa kemenangan dan kontrak-kontrakku yang sudah
diperpanjang mulai menghasilkan pemasukan. Kau
tidak keberatan untuk hidup sedikit lebih hemat,
bukan?
Mata Drew berbinar penuh canda, namun Arden
hanya dapat tersenyum. Bahkan, seandainya ia sudah
menemukan cara untuk mengakalinya, Drew tidak
akan dapat memberikan apa-apa padanya saat ini.
Drew akan memakai semua yang dimilikinya untuk
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
membeli bisnisnya itu agar masa depan mereka dapat
lebih terjamin. Arden merasakan semangatnya ter-
bang dan mimpinya buyar.
Drew agak tercengang menanggapi reaksi Ar-
den tentang keberangkatan mereka yang mendadak.
Tapi sudah berhari-hari sebetulnya ia mengkhawatir-
kan Arden. Ia tidak mengerti mengapa temperamen
istrinya bisa berubah begitu cepat belakang ini. Sebe-
lumnya Arden tidak pernah setegang dan seresah itu,
tapi akhir-akhir ini hanya karena suatu alasan kecil
saja, ia sudah bisa menangis atau marah.
Kalau ia sedang tidak diajak bicara, ia melamun
dan seakan sama sekali tidak peduli mengenai apa
yang sedang berlangsung di sekitarnya. Bahkan disaat
mereka sedang asyik berbincang-bincang, pandangan-
nya bisa tiba-tiba menjadi kabur, dan Drew merasa ya
kin bahwa meskipun ia memberikan respons, ia tidak
sungguh-sungguh menyimak. Bahkan Matt, yang biasa
nya ia hadapi dengan sabar sekali, sudah pernah mera
sakan omelannya.
Pada awalnya, Drew mengira bahwa siklus bula-
nannya yang membuat dirinya menjadi tidak seim-
bang, tapi apakah mungkin sampai begitu lamanya.
Kemudian timbul secercah harapan dalam dirinya bah
wa mungkin ia sedang hamil. Tapi ketika sambil ber-
canda kemungkinan itu diungkitnya, Arden langsung
menangis dan menuduh dirinya hanya mengharap dia
menjadi sebuah mesin penghasil anak. Tadinya ia
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
akan meninggalkan ruangan itu untuk mencegah
kemarahan yang lebih besar, namun yang akhirnya ia
lakukan adalah menghampiri Arden, menariknya ke
dalam pelukannya dan menghiburnya dengan kata-
kata yang mengungkapkan rasa cintanya yang besar.
Tapi tangisnya malah semakin menjadi-jadi.
Andaikata ia tahu apa yang begitu meresahkan
istrinya. Kenapa Arden tidak mau membuka dirinya,
mempercayakan masalahnya kepadanya? Ia pasti
dapat membantunya. Ia yakin akan hal itu. Andaikata
Arden mau mengungkapkan padanya apa yang begitu
mengganggu pikirannya. Ia ingin istrinya seperti dulu
lagi, selalu ceria dan penuh cinta dengan spontanitas
seorang gadis remaja.
Arden menjadi resah begitu ia mendengar ten-
tang rencana perjalanan mereka. Kenapa? Apakah ia
cemas menghadapi tur itu? Bukankah ia sudah dapat
beradaptasi dengan begitu baiknya? Sepertinya tidak
ada yang tidak dapat ia atasi. Sial, apa sih yang tidak
beres? Apakah dirinya? Apakah ia tidak bahagia de-
ngan perkawinan mereka? Ide itu betul-betul membu-
at hatinya menciut.
A-aku... aku tidak perlu ikut, kan? Drew meli-
hat bagaimana ia mengeluarkan lidahnya untuk mem-
basahi bibirnya. M-maksudku, sepertinya kau akan
lebih leluasa tanpa aku... t-tanpa kami terus membun-
tutimu. Kalau kau harus mengadakan pertemuan...
Drew menatapnya untuk sesaat. Aku tidak per-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
nah menganggap kau dan Matt membuntutiku. Aku
ingin kau ada di sana bersamaku. Dan mengenai perte
muan-pertemuan itu, aku mengharapkan partisipasi-
mu. Aku ingin kau secara aktif terlibat dalam setiap
kegiatanku. Mengingat urusan ini menyangkut masa
depan kita, wajar kalau aku menganggap kau perlu
terlibat di dalamnya.
Selain itu masih ada satu hal lagi kenapa kau
harus ikut. Yang lebih penting dari semua itu. Aku
ingin kau menemui seorang dokter, tambahnya da-
lam nada yang lebih serius.
Arden berusaha menahan tangannya agar tidak
bergetar dengan mencengkeram kuat-kuat kursi yang
didudukinya. T-tapi itu konyol. Seorang dokter? Un-
tuk apa?
Karena kurasa kau perlu check up. Kau berkata
bahwa tidak apa-apa, tapi aku mau tahu pendapat
seorang ahli.
Seorang ahli apa? tantang Arden. Jiwa?
Sebaiknya kita mulai dengan seorang dokter
umum lebih dahulu. Tatapannya melembut. Arden,
kau bukan Wonder Woman. Kau harus beradaptasi
dengan seorang suami, anak, dan suasana yang baru.
Wajar kalau kau harus melalui suatu masa untuk me-
nyesuaikan dirimu. Kukira kita akan sama-sama mera
sa lega setelah kau memeriksakan dirimu.
Tidak perlu diragukan bahwa ia akan merasa
lega sekali begitu si dokter mengungkapkan kepada
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
suaminya, Istri Anda dalam kondisi yang sehat sekali,
tapi ia mandul. Maaf, Mr. McCasslin. Aku dengar Anda
ingin punya anak lagi.
Apa yang dapat ia lakukan? Apa? Tidak ada yang
perlu ia lakukan sebetulnya. Karena begitu Ron tidak
menerima uangnya besok, ia akan membeberkan kepa
da Drew fakta-fakta mengenai dirinya, dan setelah itu
selesailah sudah. Tidak akan pernah ada pemeriksaan
dokter yang perlu dipermasalahkannya. Untuk semen-
tara, sebaiknya ia pasrah. Buat apa ia menghabiskan
energinya. Kesedihan dan rasa bersalahnya sudah cu-
kup memakan tenaganya. Oke, aku akan memeriksa-
kan diriku.
Bagus. Ham akan menghubungi seorang dokter
untukmu.
Drew tidak mengajaknya bercinta malam itu. Ia
hanya memperlihatkan cintanya dengan mencium dan
memeluknya di tempat tidur. Namun demikian, sepan
jang malam Arden gelisah.
***
Apa yang kaumaksud dengan kau tidak berha-
sil mendapat uang itu? ujar Ron dalam nada menakut
kan dan sekaligus panik.
Seperti yang kukatakan, bisik Arden, khawatir
kalau yang lain sampai terbangun. Matahari baru saja
terbit. Setelah menyelinap dari pelukan Drew dan me-
ngenakan jas kamarnya, dengan mengendap-endap ia
turun ke lantai bawah untuk menghubungi nomor
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
yang diberikan Ron kepadanya. Ia tidak tahu di mana
Ron saat itu. Dan ia juga tidak mau tahu. Tapi pada
dering kedua ia mendapat jawaban. Aku cuma bisa
memberimu tiga ribu lebih hari ini. Aku cuma punya
itu, dan tidak bisa memberi lebih.
Itu tidak cukup! teriak Ron. Aku perlu lima
ribu.
Aku tidak punya, desis Arden.
Usahakan.
Tidak bisa, Ron. Kau hanya memberi aku waktu
kurang dari dua puluh empat jam. Yang benar saja.
Orang-orang yang mengejarku tidak mau tahu
soal itu.
Seharusnya sudah kaupertimbangkan sebelum
kau melibatkan dirimu dengan mereka. Arden menco
ba menguasai nada panik dalam suaranya. Kami akan
meninggalkan pulau ini hari ini. Mungkin setelah kami
kembali...
Kapan itu?
Dalam waktu sekitar tiga minggu.
Tidak bisa, aku keburu mati kalau begitu lama.
Arden tidak dapat mengatakan bahwa itu akan
amat melegakan hatinya, meskipun jawaban itu yang
terpintas. Tapi Ron dapat membaca pikirannya.
Jangan kira bahwa itu akan membuat masalahmu
selesai dengan begitu saja. Sebelum aku membiarkan
mereka menembak kepalaku, akan kukatakan kepada
mereka di mana mereka dapat mengambil uang mere-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
ka, dan aku akan memberikan kepada mereka masuk-
an mengenai dirimu dan suamimu yang baru itu. Ka-
lau aku saja sudah kauanggap brengsek, manis, entah
bagaimana pendapatmu nanti setelah kau bertemu
dengan mereka. Akan jauh lebih baik bagimu untuk
berhadapan denganku.
Akan kuusahakan uangnya, sahut Arden
dengan tegas. Sebaiknya kau minta waktu lagi pada
mereka.
Tidak bisa, Arden. Kau harus muncul di bar itu
hari ini dengan uang lima ribu dolar, atau aku akan
membuat keributan kecil di bandara nanti. Ia menu-
tup pesawatnya.
Untuk waktu yang lama Arden hanya duduk
sambil menerawangi laut. Akhirnya ia berdiri dan mu-
lai menaiki tangga dengan langkah-langkah berat. Apa
yang dikatakan Drew memang benar. Keresahannya
betul-betul menggerogoti seluruh keberadaannya.
Ia menangkap suara tawa dan canda, yang ber-
asal dari kamar tidurnya, begitu ia sampai di atas. Saat
membuka pintunya, ia melihat Matt sudah bergabung
dengan ayahnya di atas tempat tidur. Mereka sedang
bergelut, sama-sama masih dalam keadaan telanjang.
Matt menjerit tertawa, sementara Drew mengitik-ngi
tik tubuhnya sambil menggerung-gerung.
Arden mendekat, kemudian duduk di tepi tem-
pat tidur. Cinta memenuhi hatinya, air matanya meng-
genang. Dua makhluk ini merupakan satu-satunya
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
miliknya di muka bumi ini. Mereka mencintai dirinya.
Sampai sore nanti. Setelah itu ia akan ditelanjangi di
hadapan mereka. Tapi cintanya kepada mereka betul-
betul murni. Ada baiknya kalau ia mengungkapkan itu
semua kepada Drew sekarang, namun ia khawatir
Drew akan salah mengerti. Ia sudah menundanya ter-
lalu lama. Dan siapa tahu ia masih dapat menyelesai-
kan urusannya dengan Ron. Mungkin kalau ia pergi ke
bar itu dengan apa yang ia miliki saat itu, ia dapat
memenangkan sedikit waktu. Tiap hari yang bisa ia
lewati bersama Drew dan putranya amat berharga
baginya. Ia akan berusaha menikmatinya semaksimal
mungkin.
Drew mengedipkan matanya ke arahnya saat ia
mengangkat Matt di atas perutnya. Lucu ya anak ini?
Ya, sahut Arden dalam nada parau, penuh emo
si. Kulit Matt berwarna cokelat terbakar sinar mataha-
ri, tapi kelihatan lebih putih dibandingkan dengan ku-
lit ayahnya yang seperti perunggu. Bokongnya penuh
dan ada dekiknya. Pahanya padat dengan lemak bayi.
Jari-jari kakinya montok dan menggemaskan Tanpa
rasa rikuh, Ia membiarkan mereka menikmati kebera-
daannya. Tapi kemudian ia memegang celananya dan
menjerit, Pi-pis.
Drew tertawa terbahak-bahak. Oke, pintar seka
li kau. Sambil tersenyum dengan bangga ia berpaling
ke Arden, tapi begitu melihat mata Arden yang berka-
ca-kaca, wajahnya berubah menjadi serius. Arden?
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Arden memaksakan sebuah senyum. Aku men-
cintai kalian berdua. Kalian berdua adalah duniaku,
kehidupanku, segala-galanya bagiku.
Mata Drew kemudian ikut berkaca-kaca. Ya Tu-
han, sudah berhari-hari aku menunggu kata-kata itu
lagi. Aku sudah mulai khawatir bahwa kau merasa se-
bagai pihak yang dirugikan di dalam perkawinan ini.
Arden mengulurkan tangannya dan menyentuh
dada Drew. Ia menelusurkan jari-jarinya di antara
bulu-bulunya yang keemasan. Kau keliru. Aku justru
mendapat lebih daripada yang berani kuharapkan.
Bertiga di sini pasti lebih seru, kata Drew de-
ngan suara serak.
Tidak adil rasanya membiarkan suaminya
mencumbu dirinya di saat begitu banyak kebohongan
sedang membebani hatinya. Namun mungkin ini terak
hir kali ia masih dapat menikmati sentuhannya, kecup
an-kecupannya, serta perluapan rasa cintanya yang
begitu meluluhkan. Dengan manja, Arden menunduk-
kan kepalanya. Aku selalu mengira bahwa lebih dari
dua sedikit terlalu ramai.
Kau benar. Salah satu dari kita harus angkat ka
ki dari sini, ujar Drew sambil langsung duduk tegak,
masih sambil mencengkeram Matt di pinggangnya.
Coba tebak siapa, bung. Ia membawa si bocah ke
pintu, menjejakkannya di atas kakinya, kemudian
sambil menepuk bokongnya ia berkata. Ayo cari Mrs.
Laani. Kau kabur dari kamar mandi, kan?
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Matt berlari sambil berteriak, Yawni, Yawni.
Drew mengunci pintu di belakangnya, lalu sege-
ra kembali ke tempat tidur. Tanpa membuang waktu
ia menyerbu Arden dan melumat bibirnya dengan
lapar, sementana kedua tangannya menyingkirkan
mantel kamar Arden, lalu ia menjelajahi tubuh istri-
nya.
Arden mencengkeramkan jemarinya di rambut
suaminya yang tebal, memegangi kepala Drew semen-
tara ia menggerakkan bibirnya di bawah bibir Drew
agar ciuman mereka semakin mesra. Ia melengkung-
kan tubuh dan menggelinjang, menyentuh suaminya
di tempat-tempat yang ia tahu diinginkan Drew.
Ya Tuhan, aku benar-benar rindu padamu,
ujarnya, seakan Arden baru saja kembali setelah lama
pergi. Jangan pernah menarik dirimu seperti itu lagi,
Arden. Kau membuatku takut. Aku tidak mau kehilang
an dirimu.
Drew menggosok-gosok leher Arden dengan bi-
birnya, dan giginya menggigiti dengan lembut. Arden
mengerang senang mendapatkan perlakuan ini, dan
ketika bibir suaminya menutup di salah satu ujung pa-
yudaranya, ia berkata dengan terengah-engah, betapa
nikmatnya itu.
Jemarinya turun ke sisi rusuk Drew, ke tulang
pelvisnya yang ramping, terus hingga ke helai-helai ke
emasan di bagian atas paha Drew. Dengan malu-malu
dielusnya bagian itu.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Arden manis. Desahan suaminya terasa bagai-
kan lagu cinta yang dikarang khusus untuknya.
***
Ada yang mesti kulakukan, ujar Arden dalam
nada serba salah sesudah ia mandi, berpakaian dan
berada di bawah. Drew dan Matt sedang sarapan muf-
fin berisi macadamia-nut buatan Mrs. Laani.
Sekarang ini? tanya Drew, sambil membersih-
kan remahan kue di mulut Matt. Kau tidak makan du-
lu?
Tidak, sahut Arden buru-buru. Ada beberapa
hal yang masih harus kukerjakan sebelum kita berang
kat.
Oke, asal kau jangan lupa waktu. Ingat pukul
berapa kita harus berangkat. Kau sudah selesai berke-
mas?
Sudah, kecuali yang harus masuk paling akhir.
Ia sudah hampir keluar dari ruangan itu, ketika Drew
memanggilnya kembali. Aku hampir lupa. Ada surat
untukmu. Drew berdiri dan meninggalkan tempat itu.
Arden duduk di sebelah Matt dan menggigit muf
fin yang disodorkan anak itu ke arahnya, meskipun ia
merasa ia tidak bakal dapat menikmatinya. Permain-
an cintanya dengan Drew barusan merupakan penga-
laman yang paling manis, paling hangat dan paling
berharga baginya. Dengan caranya sendiri, diam-diam
ia telah meminta diri pada suaminya. Kini ia menatap
wajah anaknya. Ia mencintai segala-galanya mengenai
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
dirinya. Ia menelusuri ikal-ikalnya, kemudian dengan
penuh perasaan ia menyentuh wajahnya. Bagaimana
mungkin ia dapat memisahkan dirinya lagi darinya.
Nih, ujar Drew, sambil duduk kembali di kur-
sinya dan menyodorkan sebuah amplop ke arahnya.
Ternyata dari penerbit majalah yang telah memuat
cerita pendeknya yang pertama. Di dalamnya ada
sehelai cek senilai dua ribu dolar.
Oh! serunya, dengan terharu. Aku sama sekali
lupa mengenai ini. Tanpa disadarinya, ia menempel-
kan cek itu di dadanya. Drew tertawa.
Kelihatannya kau lega sekali. Apa kau mulai
khawatir bahwa aku bakal tidak bisa menafkahimu
lagi?
B-bukan begitu, sahut Arden terbata-bata.
Jantungnya berdebar-debar karena senangnya, tapi ia
tidak boleh lupa diri. Tentu saja aku yakin bahwa kau
bisa menafkahiku. Cuma tadi malam kau bilang... usa-
hamu...
Drew tersenyum lebar. Sayang, jangan gara-
gara aku bilang bahwa kita harus sedikit lebih hemat
untuk sementara, kau anggap bahwa aku sudah tidak
punya uang lagi. Ia menepuk tangan Arden. Kau bo-
leh habiskan uang itu sesukamu. Itu uangmu. Biar aku
yang bertanggung jawab soal keuangan keluarga.
Tiba-tiba Arden memutuskan untuk duduk kem
bali dan memanggil Mrs. Laani untuk membawakan se
cangkir kopi untuknya. Kurasa sebaiknya aku belanja
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
di L.A. atau di San Fransisco saja. Aku mau sarapan
dengan suami dan putraku.
Matt bertepuk tangan begitu ayahnya merang-
kul ibunya dan menciumnya di mulutnya.
***
Arden hanya pergi sebentar untuk menguang-
kan ceknya dan menarik apa yang ada dari rekening-
nya. Setelah memasukkan lima ribu dolar ke dalam
sebuah amplop manila, ia berhenti di sebuah telepon
umum untuk memutar nomor Orchid Lounge. Tanpa
basa-basi, ia minta dihubungkan dengan Ron Lowery.
Ke mana saja kau? Kau sudah terlambat tiga pu
luh menit.
Aku tidak jadi datang. Ia membiarkan laki-laki
itu mencerna dulu apa yang ia katakan, sebelum ia me
nambahkan, Uangnya ada di dalam kotak surat kami
begitu kami sudah berangkat. Letaknya di pinggir ja-
lan dan ada nomor rumahnya.
Kau mau macam-macam, ya. Aku sudah bi-
lang...
Kalau kau mau uangmu, di sana kau bisa temu-
kan. Kami akan berangkat ke bandara sekitar pukul
dua lewat tiga puluh. Selamat tinggal, Ron.
Tunggu! teriak Ron. Kapan aku terima pemba
yaran berikutnya?
Begitu kami kembali. Arden sudah menutup
teleponnya sebelum ia sempat menambahkan apa-apa
lagi. Arden merasa yakin bahwa ia akan muncul untuk
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
mengambil uang itu dari kotak surat mereka. Rasa ta-
kutnya pada para tukang kredit itu melebihi ketakut-
an Arden kepadanya.
Dalam perjalanan pulang, Arden merasa bersyu-
kur bahwa ia dapat membayarnya dengan uangnya
sendiri, dan bukan harus meminta kepada Drew de-
ngan alasan yang bukan-bukan. Itu berarti ia tidak
usah bohong lagi. Bagaimana cara ia akan mempero-
leh lima ribu dolar berikutnya, ia tidak tahu. Tapi ia
masih boleh menikmati satu bulan yang penuh de-
ngan kebahagiaan lagi.
***
Drew mengawasi dari tempat tidur sementara
istrinya berusaha memasang kait kalung mutiaranya.
Jari-jarinya yang ramping dan terawat rapi, yang biasa
nya begitu terampil, tampak bergetar. Tubuh yang be-
gitu dicintainya, yang biasanya begitu sensitif terha-
dap sentuhannya kelihatan tegang sekali. Seolah kalau
disentuh sedikit saja, ia bakal luluh lantak.
Mrs. Laani dan Matt sudah lebih dulu meninggal
kan suite mereka. Drew bangkit dari tempat tidur, di
mana ia sebelumnya membaca harian paginya, dan
menghampiri Arden.
Setelah mengambil alih dari tangan Arden, de-
ngan mudah ia memasang kait halus dari emas itu. Ia
mengawasi bayangan Arden di cermin, dan sebagaima
na yang ia khawatirkan, ia melihat kecemasan dan ke-
takutan yang sama itu lagi di matanya yang hijau. Hal
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
itu sempat membuatnya amat resah beberapa minggu
yang lalu. Dan kini ia merasa begitu lagi. Selama bebe-
rapa minggu terakhir ini mereka jauh lebih menikmati
kebahagiaan mereka daripada sebelumnya.
Drew telah memenangkan ketiga turnamen
yang diikutinya. Ia berada di peringkat ketiga seka-
rang. Hanya sedikit yang masih ingat dan bahkan
lebih sedikit lagi yang mengomentari keberadaannya
selama bulan-bulan di mana ia tidak aktif muncul. Ia
telah membuktikan bahwa ia bisa naik lagi. Ia seorang
juara lagi. Dan Anden selalu ada di situ untuk meraya-
kan setiap kemenangan bersamanya. Saat ini terasa
olehnya bahwa Arden sedang menarik dirinya lagi ke
dalam kepompong yang tidak mungkin ia tembus.
Ya Tuhan, ia tidak akan membiarkan Arden me-
lakukan itu tanpa suatu perjuangan dari pihaknya!
Drew mencengkeram pundaknya. Sikapmu se-
dikit berlebihan mengenai check up itu, Arden.
Justru kau yang berlebihan, sahut Arden de-
ngan sengit.
Namanya juga seorang suami yang sedang kha-
watir. Kalau situasinya terbalik, kau juga akan begitu.
Aku tidak akan terus mengusikmu.
O, ya?
Arden harus mengakui bahwa ia juga akan
khawatir kalau situasinya terbalik. Tapi kan tidak ada
apa-apa dengan dirinya! Kecuali bahwa dalam waktu
beberapa jam lagi Drew akan tahu bahwa mereka
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
tidak bisa mempunyai anak lagi.
Ia memasang giwangnya. Aku tidak apa-apa,
Drew. Apakah penampilanku seperti orang sakit di
matamu?
Tidak, sahut Drew apa adanya. Sejak mereka
meninggalkan Hawaii, ia memperoleh segala yang
bisa diinginkan oleh seorang laki-laki; seorang istri,
yang juga seorang teman, dan sekaligus kekasih. Ha-
nya selama beberapa hari terakhir ini, setelah ia berke
ras agar Arden pergi untuk menemui seorang dokter
setelah dua kali membatalkan perjanjiannya di Los
AngelesArden mulai menutup dirinya lagi. Dan
setiap kali ia menyinggung soal pulang, tampangnya
berubah menjadi resah. Tiba-tiba Drew merasa tidak
enak. Apakah Arden merasa bahwa ada sesuatu yang
tidak beres dengan dirinya? Mungkin sebuah benjol-
an? Atau entah apa? Ya Tuhan, jangan. Apakah ada
sesuatu yang tidak ingin ia ungkapkan padanya untuk
tidak membuat dirinya cemas.
Arden, ujar Drew sambil memutar tubuh
Arden ke arahnya. Kau tidak... maksudku, kau tidak
merasa sakit di suatu tempat atau entah apa, bukan?
Sayang, kalau kau merasa ada sesuatu yang tidak
beres, kan lebih baik kalau diperiksakan. Biar bagaima
napun...
Arden membungkam mulutnya dengan ujung
jarinya. Shh. Ia merasa sedih sekali bahwa ia telah
membuat Drew begitu bingung mengenai dirinya. Ti-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
dak. Tidak, Sayang. Aku sehat-sehat saja.
Drew tampak lega sekali ketika ia menariknya
ke dalam pelukannya. Kau menyukai rumah kita di
Maui, bukan?
Tentu saja, sahut Arden serius, begitu melihat
kerutan waswas di alisnya yang tebal.
Karena setiap kali kita membicarakan soal pu-
lang, kau sepertinya gelisah. Kalau kau tidak suka ting
gal di situ, kita bisa pindah. Aku membeli tempat itu
untuk menyepi. Aku tidak membutuhkan itu lagi. Yang
kubutuhkan sekarang adalah kau. Dan Matt. Dengan
kalian berdua, aku bisa tinggal di manapun. Memang
sulit bagi kebanyakan orang untuk tinggal di tempat
yang begitu terpencil...
Tapi aku tidak termasuk di antara orang-orang
itu. Aku menyukai rumahmu sejak pertama kali kau
mengajakku ke sana, dan sekarang itu rumahku. Aku
bisa tinggal di sana selamanya bersama kau dan Matt.
Drew mempererat pelukannya. Ia menikmati ke
hangatan di antara mereka. Setiap kali ia menyentuh
Arden, dengan atau tanpa busana, ia merasa dirinya
kuat. Arden telah memberikan kebahagiaan kepada-
nya, melebihi apa yang ia rasa ia berhak harapkan da-
rinya. Dan ia betul-betul sedih karena merasa bahwa
ia tidak dapat membuat Arden sungguh-sungguh ba-
hagia.
Aku mencintaimu, Arden. Apa sudah kukatakan
itu padamu hari ini?
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Seingatku belum, sahut Arden sambil memain-
mainkan kerah kemejanya. Ya Tuhan, ia akan merasa
begitu dikhianati begitu ia tahu mengenai Matt. Ia
akan merasa begitu terpukul. Tapi untuk amannya,
coba katakan lagi.
Kecupannya mengungkapkan segalanya begitu
bibir mereka saling bersentuhan.
Tiba-tiba Arden menarik dirinya. Drew, kau...
Hmmm, sahut Drew dalam suara serak sambil
menarik Arden kembali ke dalam pelukannya.
Kita tidak bisa. Aku kan harus ke dokter.
Ah, gumam Drew, sambil membenamkan wa-
jahnya dalam lekuk lehernya yang harum. Aku tidak
ingat.
Tiba-tiba timbul sebuah ide brilian dalam diri
Arden. Ia akan membiarkan Drew terbawa. Iya, apa
salahnya, desah Arden manja, siap meleburkan diri-
nya.
Tidak, ujar Drew sambil menjauhkan Arden
dari dirinya. Aku tahu apa yang ada di dalam pikiran-
mu, tambahnya sambil dengan hati berat memutar tu
buhnya untuk meraih jaketnya. Mana tasmu. Ayo kita
berangkat sebelum pikiranku berubah dan semuanya
menjadi kacau.
***
Anda yakin? Arden menatap dokter itu dengan
pandangan seakan tidak percaya. Untung Drew tidak
berkeberatan ia menemui dokter ini di San Fransisco.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Dokter yang tadinya akan ia temui, sesuai dengan per-
janjian yang diatur Ham, pasti akan mengenalinya se-
bagai mantan Mrs. Ron Lowery. Arden tidak mengenal
dokter ini. Tapi setelah apa yang baru saja diungkap-
kannya, Arden akan menganggapnya sebagai seorang
teman baginya untuk selamanya. Anda betul-betul
yakin?
Dokter itu tertawa. Aku betul-betul yakin bah-
wa sama sekali tidak ada alasan bagi Anda untuk tidak
bisa mengandung lagi. Kalau Anda meminta kepadaku
suatu jaminan bahwa Anda akan hamil, aku khawatir
itu bukan sesuatu yang dapat kuberikan. Ia melihat
bahwa Arden masih penasaran. Dari mana Anda men
dapat ide bahwa Anda steril?
Arden menjilat bibirnya, sambil mencoba mere-
sapi fakta bahwa ia tidak steril dan sekaligus menekan
rasa marahnya kepada Ron Lowery. Ini benar-benar
muslihatnya yang busuk sekali. A-aku... aku... ehm...
aku pernah kena infeksi, dan dokter yang kutemui
waktu itu khawatir bahwa itu akan mempengaruhi
kesuburanku.
Dokter itu tampak bingung. Aku tidak melihat
ada bekas infeksi. Anda seorang wanita yang sehat de-
ngan organ reproduksi yang normal. Sambil menyatu
kan kedua belah tangannya di atas mejanya. ia men-
doyongkan tubuhnya ke depan. Anda puas dengan
suami Anda? Anda mencintai suami Anda?
Ya, sahut Arden dengan pasti. Ia merasa seo-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
lah beban yang telah dipikulnya selama lebih dari se-
bulan terangkat dari pundaknya. Ya, sahutnya sekali
lagi, sambil tertawa.
Kaiau begitu, ayo kita ungkapkan padanya bah
wa Anda betul-betul sehat walafiat. Di pintu, dokter
itu memegang lengan Arden. Tenang. Mrs. McCasslin.
Anda akan mengandung lagi.
Arden betul-betul ceria sekali dalam perjalanan
mereka kembali ke hotel. Sementara Drew sibuk di
belakang kemudi, menelusuri daerah perbukitan kota
San Fransisco, ia menggunakan setiap kesempatan
yang ada untuk bermanja-manja dan mencuri kecup-
an-kecupan darinya.
Demi Tuhan, Arden, apa sih yang diberikan
dokter itu kepadamu? Obat perangsang, ya? Kau bikin
aku kewalahan.
Seberapa kewalahan? tantang Arden sambil
menyusupkan tangannya di antara kedua belah paha
suaminya.
Apa sih yang kau dan si dokter itu lakukan sam
pai kau menjadi sebinal ini?
Ngawur. Arden menghukumnya dengan sebu-
ah cubitan gemas yang nyaris membuat mobil mereka
berbelok ke jalur lain. Aku terangsang karena memili
ki suami paling tampan, paling keren... Ia mendekat-
kan bibirnya ke telinga Drew. Dan paling seksi di
dunia.
Drew mendumel. Oke. Kau tahu bahwa setiap
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
kali aku melihatmu, aku terangsang? Kau ingat pesta
kecil setelah turnamen di San Diego itu? Kau memakai
gaunmu yang kuning, dan aku tahu bahwa kau tidak
memakai bra. Akibatnya, sementara aku berbasa-basi
dengan semua orang, pikiranku terus ke buah dada-
mu.
Drew erang Arden, sambil menempelkan buah
dadanya ke lengan Drew.
Waktu itu ketika kita makan siang dengan Ham
di Fishermans Wharf, kau memakai rok panjang dan
sepatu sandal, tanpa stocking. Aku mengawasimu wak
tu kau berpakaian pagi itu. Kau cuma memakai celana
dalam ungu muda yang ada rendanya di balik rokmu.
Pikiranku cuma ke sana...
Sudah ah, jerit Arden, sambil menyandarkan
kepalanya di pundak Drew. Tidak lucu. Kita tidak
bisa lewat lobi hotel nanti.
Dan itu memang yang hampir saja terjadi. Mere-
ka sudah benar-benar tidak dapat mengendalikan diri
lagi saat Drew pada akhirnya memasang gantungan
pintu hotel bertuliskan DO NOT DISTURB.

Anda mungkin juga menyukai