0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
648 tayangan1 halaman
Artikel ini memperkenalkan Ken Steven, seorang komponis muda Indonesia berusia 21 tahun. Ken berasal dari Binjai, Sumatera Utara dan belajar vokal serta komposisi musik di American Institute of Liturgical Music (AILM) di Filipina. Karya musik Ken telah dipentaskan di berbagai negara seperti Filipina dan Singapura. Ken diinspirasi oleh para guru musiknya dan berharap paduan suara Indonesia dapat bekerja sama untuk memajukan
Artikel ini memperkenalkan Ken Steven, seorang komponis muda Indonesia berusia 21 tahun. Ken berasal dari Binjai, Sumatera Utara dan belajar vokal serta komposisi musik di American Institute of Liturgical Music (AILM) di Filipina. Karya musik Ken telah dipentaskan di berbagai negara seperti Filipina dan Singapura. Ken diinspirasi oleh para guru musiknya dan berharap paduan suara Indonesia dapat bekerja sama untuk memajukan
Artikel ini memperkenalkan Ken Steven, seorang komponis muda Indonesia berusia 21 tahun. Ken berasal dari Binjai, Sumatera Utara dan belajar vokal serta komposisi musik di American Institute of Liturgical Music (AILM) di Filipina. Karya musik Ken telah dipentaskan di berbagai negara seperti Filipina dan Singapura. Ken diinspirasi oleh para guru musiknya dan berharap paduan suara Indonesia dapat bekerja sama untuk memajukan
Salah satu karya Ken Kebanggaan Ken sebagai seorang
Steven yang berjudul komponis terletak pada bagaimana Ditulis oleh Agastya Rama Listya Kawayan (Bambu) seorang pengabah berhasil dalam terpilih pada tahun 2013 menginterpretasikan karya musiknya. Introduksi mempelajari instrumen saksofon paduan suara dan komposisi. untuk ditampilkan oleh Ia justru sangat menghargai dan fluit dan sempat menikmati Beberapa guru yang mengasah The Philippine Madrigal seorang pengabah yang berhasil Artikel ini ditulis berdasarkan Singers dalam konser menginterpretasikan pesan yang pengalaman bermain di acara-acara pengetahuannya dalam bidang wawancara yang dilakukan oleh bertajuk Premier. terselip dalam karyanya walaupun pernikahan. komposisi diantaranya adalah alm. Agastya Rama Listya selaku penulis Konser yang bertempat terkadang jauh menyimpang dari Fransisco Feliciano, Ralph Hoffman, terhadap Ken Steven. Figur Ken di Cultural Centre of instruksi yang dituliskannya. Momen Ken bukanlah berasal dari keluarga dan Eudenice Palaruan. Sementara Steven dipilih mengingat usianya the Philippine (CCP) seperti inilah yang seringkali pemusik. Menjadi seorang musisi dalam bidang direksi paduan suara yang relatif belia namun telah ini menyajikan karya- dinantikannya dan menjadi saat- sebenarnya tidak pernah terlintas Ken berguru pada Arwin Tan, mengibarkan namanya bukan hanya karya terbaru para saat yang membanggakan dalam dalam benaknya. Sewaktu duduk Sharon Abesamis, Joel Aquino, dan di panggung paduan suara Indonesia, komponis dari seluruh perjalanan hidupnya sebagai seorang di bangku SMA, Ken yang pernah Christopher Borela. namun juga Singapura dan Filipina. penjuru dunia. Pada komponis. menjuarai Olimpiade Sains tingkat Diharapkan dengan mengenal Ken tahun 2014 karya Ken kota dan propinsi, bercita-cita Berbeda dengan sekolah/ Steven terutama melalui kegigihan, lainnya berjudul Mutu Menutup tulisan ini, Ken berharap menjadi seorang sarjana teknik konservatori musik pada umumnya kerja keras dan prestasi yang telah Manikam Indonesia bahwa paduan suara di Indonesia perminyakan. Namun perkenalannya yang besar dan mewah, sebaliknya dicapainya dalam bermusik, dapat (sebuah medley lagu- dapat saling menghargai, melengkapi, dengan paduan suara telah AILM merupakan institusi musik menginspirasi dan memotivasi para lagu daerah Indonesia mendukung, dan membangun mengubah total jalan hidupnya. yang sangat sederhana dengan KEN STEVEN generasi muda Indonesia lainnya yang diaransemen untuk mewujudkan kemajuan Musik baginya ibarat candu yang fasilitas yang minim. Namun di balik yang ingin terjun ke dunia paduan untuk tiga paduan suara dan perkembangan paduan suara semakin dinikmati dan diresapi akan kesederhanaan fasilitas fisik tersebut, Agastya Rama Listya, Agustinus suara. campuran) ditampilkan secara Indonesia yang lebih baik, sehat dan membuat seseorang ketagihan. AILM bergelimang para pengajar Bambang Jusana, Avip Priatna, Budi Ken menyadari bahwa menjadi yang memiliki reputasi yang besar perdana dalam acara Gala Concert berkualitas. Viva la musica! Perkenalan dengan Musik Susanto Yohanes, Budi Utomo musisi merupakan sebuah profesi dan mengagumkan baik di Filipina 3rd Bali International Choir Festival Prabowo, Christian Isaac Tamaela, Ken Steven (21 tahun) lahir di yang menyenangkan karena musisi maupun kancah musik dunia. 2014. Karya yang diabah oleh Andre Salatiga, 12 Desember 2014 Indra Listiyanto, Ivan Yohan, Poedji Binjai, Sumatera Utara. Belajar melakukan dan menikmati apa yang de Quadros ini melibatkan lebih dari Soesila, dan Wahyu Purnomo. vokal dan komposisi musik di disukainya. Keputusan Ken menjadi Figur Musisi yang Berpengaruh duaratus orang penyanyi serta tenor Sumber inspirasi untuk karya bawah bimbingan Daud Kosasih. musisi hanyalah didukung oleh Indonesia, Christopher Abimanyu Figur musisi yang sangat musiknya juga datang dari karya Ketertarikannya terhadap dunia ibunda tercinta. Namun itu sudah komponis mancanegara seperti: mempengaruhi keputusan Ken Pesan Singkat Bagi Para Musisi paduan suara mulai bersemi cukup baginya. Eric Whitacre, Gyorgy Orban, dalam bermusik adalah Daud Koral Indonesia semenjak bergabung di Methodist-2 Javier Busto, John Rutter, Krysztof Kosasih. Kontribusi Daud Kosasih Chamber Choir yang diasuh oleh Ken yang menyadari bahwa bakat Penderecki, Ola Gjeilo, Paul Mealor, Kejujuran menjadi kunci dalam sangatlah signifikan karena beliaulah Daud Kosasih. Ken sebenarnya bermusiknya perlu dikembangkan dan Stephen Leek. bermusik. Kejujuran yang dimaksud yang mengenali bakat bermusik telah mulai belajar musik sejak usia dan dipupuk lebih lanjut melalui adalah keberanian untuk mengakui Ken Steven. Bagi Ken, Daud adalah tigabelas tahun. Drum merupakan pendidikan formal, kemudian bahwa ada banyak hal yang tidak seorang guru yang sejati karena Karya Musik Koral Ken Steven instrumen musik yang pertamakali memutuskan untuk menempuh kita ketahui dan pahami. Kejujuran beliau bukan hanya membimbing Karya-karya musik koral Ken Steven ditekuninya. Ia memilih drum karena studi musik di Asian Institute for menuntun kita untuk mencari dan memberikan banyak merepresentasikan kepribadian sang tidak mendapat dukungan dari Liturgy and Music (AILM) Filipina. jawaban terhadap ketidaktahuan kesempatan bermusik, namun Daud komponis yang bersifat emosional, keluarga untuk mempelajari piano. Setelah lolos ujian seleksi masuk, melalui bertanya dan belajar. adalah seorang musisi yang inspiratif. sensitif, liar, jenaka, ramai, dan Setelah satu tahun menekuni drum Ken ditawari beasiswa dari sekolah dan gagal mengikuti ujian kenaikan tersebut dengan persyaratan harus terkadang susah untuk ditebak. Selain banyak belajar dari Ken juga menambahkan bahwa tingkat, sang penguji menasehatinya mampu mempertahankan prestasi Ken menganggap bahwa semua Daud Kosasih, pengetahuan selain kejujuran, seorang musisi untuk berhenti berlatih karena akademik dan meningkatkan karyanya unik karena merupakan dan pengalaman bermusik Ken dituntut untuk mau berbagi dianggap tidak berbakat. Ken performanya selama menekuni studi buah karya yang digubahnya sendiri. terbentuk dari para gurunya di pengetahuan dengan musisi kemudian beralih ke instrumen biola di sekolah tersebut. Ia mengakui bahwa sejauh ini belum AILM. Dari dalam negeri Ken lainnya. Di dalam berbagi kita akan karena termotivasi oleh kakak dan ada seorangpun yang mengulas dan menimba ilmu dengan mempelajari menemukan sesuatu yang baru. adiknya yang mempelajari instrumen Saat ini Ken tengah menyelesaikan membahas karya-karyanya. karya musik para komponis lokal tersebut. Di kelas satu SMP ia studi musik dalam bidang direksi seperti: 10 | www.indonesianchoral.net | Jan-Feb 2015 Jan-Feb 2015 | www.indonesianchoral.net | 11