Seni Sunda yang berkembang di Jawa Barat tidak dapat dipisahkan dari masyarakatnya
yaitu suku Sunda. Hal tersebut merupakan wujud dari berbagai unsur, diantaranya: gagasan,
perilaku dan hasil kegiatan masyarakat dalam berbagai bidang antara lain bahasa, kesenian,
teknologi, serta religi. Salah satu seni yang menjadi khas jawa barat yaitu Seni Karawitan.
Adapun dalam Karawitan yang disebut vokal Sunda. Vokal Sunda lebih dikenal dengan Sekar
atau penyajian lagu dengan media suara. Pada kehidupan suku Sunda dimasa lalu secara tidak
langsung sudah didekatkan dengan alunan Sekar. Misalnya lagu meninabobokan atau ngayun
ambing, selalu populer dari masa ke masa, dalam arti kelestariannya terlihat karena selalu
Seperti telah diterangkan tadi, Sekar mempunyai kedudukan yang tersendiri dalam
kehidupan Karawitan. Walupun pada dasarnya Sekar berbeda dengan lagam bicara atau dialek.
Tetapi kedudukan Sekar merupakan alat pengungkap masalah atau tema yang diketengahkan.
Di Jawa Barat ada beberapa genre yang termasuk kedalam Sekar, yang diantaranya :
Kawih, tembang Sunda cianjuran, cigawiran, ciawian dll. Dalam genre tersebut mempunyai ciri
karakteristik tersendiri yang khas. Dalam pengertiannya beberapa genre tersebut berbeda,
misalnya Sekar yang familiar dengan kehidupan masyarakat sunda yaitu Kawih dan Tembang
Sunda Cianjuran.
Seperti yang diungkapkan oleh R. Ace Hasan Sueb dalam buku Wawasan Tembang
Sunda.
"Kawih adalah seni suara Sunda , Tembang juga termasuk seni suara Sunda yang asal kata dari
bahasa Jawa, namun sudah menjadi bahasa Sunda, dalam hal ini dibedakan dengan Kawih karena
terdapat perbedaan dalam aturan perlakuannya, peralatannya, maupun pertunjukannya. Seni
suara Sunda yang perlu dijaga ciri mandirinya, jangan sampai berbaur, karena keduanya
mempunyai dasar dan tujuan yang berbobot, sebagai karya besar leluhur padjajaran".
Perbedaan Kawih dan Tembang Sunda Cianjuran yaitu termasuk dalam karya sastra yang
dikemas dalam bentuk puisi pun terikat aturan, yaitu aturan pupuh yang disebut guru lagu dan
guru wilangan. Sedangkan Kawih tidak terikat aturan dan guru lagu serta guru wilangan.
Meskipun Kawih tidak terikat guru lagu dan guru wilangan tetapi dalam Kawih ada beberapa
unsur yang harus diperhatikan, yaitu dalam pembuatan liriknya, yang dimana dalam lirik Kawih
tersebut harus ada ikatan antara tema, suasana, imaji, simbol, dan pilihan kata yang tepat
Menurut pengamatan yang bersumber pada buku Siksa Kandang Karesian tahun 1518,
masyarakat Sunda telah mengenal Kawih terlebih dahulu sebelum Tembang (pupuh) masuk pada
zaman Mataram (abad XIV). Selain itu menurut buku tersebut mengatakan bahwa telah dikenal
1. Kawih Tangtung
2. Kawih Panjang
3. Kawih Lalanguan
4. Kawih Bongbongkaso
5. Kawih Parerane
6. Kawih Sisindiran
7. Kawih Bwatuha
8. Kawih Babatranan
Ahli seni suara yang biasa disebut Paraguna menyebutkan bahwa hal yang tertera diatas
hanya merupakan nama saja karena sudah jarang sekali orang-orang yang tahu tentang lagu
Kawih yang disebutkan tadi. Dilihat dari waktu ke waktu Kawih terbagi pada beberapa zaman,
yaitu 1). Kawih Buhun atau tradisional. Periode kawih buhun terjadi pada kurun waktu sebelum
zaman Jepang sampai datang bangsa Jepang. Contoh lagunya yaitu “Banjar Sinom”. 2). Kawih
zaman Jepang yang diawali saat Jepang masuk ke Negara Indonesia tahun 50-an. Contoh
kawihnya adalah “Es Lilin”, “Balon Ngapung”,dsb. 3). Kawih Wanda Anyar atau Kawih zaman
kini yang diawali pada tahun 50-an sampai sekarang. Conth lagunya adalah “Anggrek Japati”,
“Angin Priangan”, “Hujan Munggaran”, dsb. Selain itu juga pada zaman Sekarang Kawih lebih
banyak berorientasi pada lagu-lagu perkembangan (kreasi baru) dan yang paling menonjol pada
Kawih yaitu perkembangan tersebut. Lagu Kawih banyak bergerak pada lingkungan pendidikan
dan kaum remaja tertentu. Hal-hal yang berhubungnan dengan pendidikan dimana lagu-lagu
Kawih banyak diciptakan oleh Juru Sanggi (Komponis) secara khusus untuk program kebutuhan
pengajaran.
Dalam penampilannya Kawih disajikan dengan iringan alat musik Sunda yang disebut
kacapi dan suling, dalam pembawaanya Kawih menggunakan kacapi siter atau disebut juga
kacapi Kawih. Sebagai salah satu seni suara, Kawih mempunyai daya tarik tersendiri bagi penulis
dalam bidang Karawitan. Pada mulanya penulis hanya mendengarkan Kawih dan sebatas
menikmati, dan ketika penulis mencoba mengahapalkan salah satu lagu Kawih dengan judul
"wuyung gandrung" ada rasa ingin tau lebih jauh lagi tentang teknik, dan lagu lagu Kawih. juga
ada daya tarik tersendiri ketika mendengarkannya, karena teknik nya yang menurut penulis unik.
Pada proses pembelajarannya penulis mendapatkan beberapa kendala diantaranya (1. Tekhnik
vokal yang rumit serta .(2.Menyatukan nada antara vokal dan alat musik. Tetapi kendala tersebut
dapat penulis atasi dengan sering berlatih serta mendengarkan audio lagu lagu Kawih.
1.2 Ornamentasi
Dalam membawakan suatu lagu hendaknya kita lakukan seperti yang diinginkan penciptanya.
Untuk itu, dalam menyanyikan suatu lagu khususnya Kawih kita perlu menguasai tekhnik vokal
yang baik dan benar. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknik vokal, yaitu
1.2.1 Intonasi
Suatu lagu ketika dimainkan atau dinyanyikan dengan intonasi yang tepat, yakni dengan
pitch yang tepat. Bunyi nada yang tepat akan menghasilkan suara jernih serta enak didengar.
Untuk membentuk intonasi yang baik diperlukan pendengaran yang baik untuk membantu
menghasilkan nada yang jernih dan pitch; menurut Yulianti Dalam Buku Pengantar Seni Musik.
" Kontrol pernafasan terutama untuk dapat mencapai nada tinggi dan nada rendah secara
optimal. Rasa musikal agar penyanyi dapat mengikuti tempo, gerak, irama serta menembak nada
dengan baik”.
Kejelasan nada dan kata kata dalam bernyanyi sangatlah penting, karena dengan begitu para
1.2.2 Artikulasi
Artikulasi yaitu teknik memproduksi suara dengan baik dan mengucapkannya dengan jelas,
nyaring dan merdu. Bila kita terbiasa berbicara dengan jelas, artikulasi dalam bernyanyi juga
akan lebih jelas. Syair lagu harus diucapkan dengan jelas dngan lafal jelas dan suara terbentuk.
" Pembentukan lafal syair dipengaruhi oleh alat alat ucap: rongga hidung, langit langit, lidah,
bibir, dan gigi. Sedangkan pembentukan suara dipengaruhi oleh paru paru, sekat rongga, badan,
pharinx (batang tenggorokan), rongga mulut, rongga hidung, dan pita suara. Pita suara yang
terbentuk yaitu dari selaput tipis, lentur dan melentang pada pangkal tenggorokan.”
1.2.3 Pernafasan
Dengan didikung sikap badan yang benar akan membantu memperlancar sirkulasi udara
sebagai pendorong utama terciptanya suara manusia. Sikap badan yang baik dalam bernyanyi
yang baik yaitu sebagai berikut : 1) Duduk atau berdiri dengan sikap badan selalu tegak, bahu
agak ditarik kebelakang, 2) Badan dalam keadaan rileks, 3) Bila berdiri, kaki sedikit
Posisi pernapasan dalam bernyanyi ada tiga macam, yaitu pernafasan dada, pernafasan perut,
dan pernafasam diafragma. Dalam pernafasan dada bagian tubuh yang mengembang adalah
dada. Pernafasan ini jarang dipergunakan seseorang dalam bernyanyi karena cepat kehabisan
nafas dan mudah cape. Pernafasan dada cocok digunakan untuk nada nada yang rendah. Jika
yang dilakukan adalah pernafasam.perut, bagian yang menengembang sudah tentu bagian perut.
Biasanya pernafasan ini secara refleks dipergunakan orang pada saat tidur. Sehingga dalam
bernyanyi pernafasan.perut kurang cocok bagi penyanyi. Jenis pernafasan yang paling cocok
digunakan dalam bernyanyi yaitu pernafasan diafragma. Pernafasan ini memungkinkan kita
menghasilkan suara murni dengan nafas yang panjang. Menurut Yulianti dalam Buku Pengantar
“Pernafasan diafragma dapat memperkecil ketegangan pada dada,bahu, dan leher sehingga dapat
mengurangi resiko cedera dalam bernyanyi.”
Ada pula beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pernafasan yaitu saat melatih pernafasan.
Seperti yang disebutkan oleh Bayu Satya dalam buku Teknik Dasar Bernyanyi :
“Saat sedang berlatih pastikan pertahanan tubuh terkoordinasi dengan baik. Lalu pengambilan
nafas yang benar tidak sampai berbunyi, dan pada saat mengeluarkan udara posisi dada harus
tetap terjaga. Didalam pengambilan nafas tulang-tulang rusuk di bagian bawah haruslah
mengembang.”
1.2.4 Pembawaan
Adapun yang paling penting dalam bernyanyi yaitu pembawaan yang sesuai dengan isi dan
dalam lagu, penyanyi harus dapat membuat penikmat dan pengamat seni terjangkiti perasaan
yang dimaksud dengan.terpesona karena menurut Yulianti dalam Buku Yang Berjudul Pengantar
“keberhasilan seorang penyanyi tergantung dalam mengungkapkan isi suatu lagu dan ketepatan
interpretasi atau penafsiran tentang dan maksud serta tujuan yang melatarbelakangi pemciptaan
lagu tersebut.”
Dalam penyajiannya Kawih mempunyai banyak manfaat serta tujuan bagi Juru Kawih
nya sendiri ataupun bagi pendengarnya. Dari sisi unsur musik manfaat kawih adalah sebagai
sarana untuk hiburan, karena dengan iringan musik disertai penyajian sekar orang bisa merasa
terhibur. Sedangkan dillihat dari unsur sastra, terutama dilihat dari unsur amanat manfaat kawih
adalah sebagai sarana untuk menyampaikan pesan bagi para penikmatnya. Dengan begitu amanat
lebih mudah dipahami karena adanya unsur musik. Hal lainnya pun dapat memengaruhi fungsi
kawih salah satunya rasa. Dalam kawih penjiwaan pun sangat penting karena para penikmat
melestarikan budaya sunda yang telah lama terbentuk, mengolah suara agar selalu stabil dan
BAB II
MATERI PENYAJIAN