& MEMBUAT KREASI SEDERHANA SENI MUSIK KELAS IX SMPN 1 TANGERANG Oleh : Istiqomah Trinita, S.Pd. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Peserta didik mampu bernyanyi menggunakan teknik pernapasan dan artikulasi
2. Peserta didik mampu membuat kreasi sederhana pada
sebuah lagu berdasarkan metode modifikasi dasar
3. Peserta didik mampu bernyanyi dan membuat kreasi
sederhana baik secara individu maupun kelompok melalui proses eksplorasi bunyi, mengamati, mengumpulkan, serta merekam pengalaman praktik bermusik dari berbagai budaya
4. Peserta didik mampu menyajikan hasil kreasi
sederhana baik secara individu maupun kelompok sebagai hasil akhir kegiatan belajar PENDALAMAN TEKNIK BERNYANYI A. Pembentukan vokal Tubuh kita memiliki banyak sistem organ seperti sistem pencernaan dan sistem pernapasan. Kedua sistem organ ini memiliki saluran cerna dan saluran napas yang terdiri atas beberapa organ dan bagian tubuh. Ketika bernyanyi, tubuh juga memiliki sistem vokal dengan saluran vokal (vocal tract) yang terdiri atas beberapa organ seperti laring. Di dalam laring terdapat beberapa organ seperti pita suara sebagai produsen bunyi, rongga mulut termasuk langit-langit lunak sebagai resonator, dan organ-organ yang berperan sebagai artikulator meliputi lidah, bibir, rahang, dan epiglotis. Keseluruhan organ dalam sistem ini berperan besar dalam optimalisasi ruang resonansi untuk pembentukan vokal yang baik. Kita sering mendengar bahwa vokal yang baik adalah vokal suaranya bulat.
Apa maksud dari pernyataan itu? Apa
pengertian “bulat” yang sering disebut sebagai standar suara yang baik?
Sering juga kita dengar ungkapan bahwa
bernyanyi harus membuka mulut paling tidak dengan lebar sekian jari agar suaranya lantang. Apakah benar demikian? Warna suara yang baik bersifat relatif terhadap jenis musik yang dinyanyikan. Di musik dangdut misalnya, suara yang cenderung melengking dan mengarah ke rongga hidung dapat dikatakan indah dan baik. Namun, saat bernyanyi di paduan suara atau bernyanyi lagu klasik, karakter seperti itu dianggap kurang sesuai. Begitu pula ketika menyanyikan lagu rock, suara yang sedikit serak justru terkesan menarik. Sementara itu, menyanyikan lagu pop juga membutuhkan warna suara yang berbeda bergantung pada gaya lagu pop yang dibawakan. Artinya, penggunaan istilah “suara bulat” menjadi kurang relevan untuk menggambarkan pembentukan suara yang baik. Mengacu pada pentingnya rongga resonansi dalam membentuk warna suara, suara yang baik adalah suara yang resonans (resonance) yakni suara yang melibatkan aktivasi rongga-rongga resonansi pada takaran yang sesuai. Oleh karena itu, latihan dasar teknik vokal perlu mengedepankan aktivasi rongga- rongga resonansi agar penyanyi dapat merasakan sensasi dalam menghasilkan bunyi dengan resonansi yang berbeda-beda. Tentu saja tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan warna vokal yang baik, tetapi takaran baik dalam konteks ini bersifat sangat relatif terhadap jenis musik yang dibawakan. B. Penempatan Vokal Terdapat beberapa register suara seperti suara dada (chest voice), suara campuran (mix voice), dan suara kepala (head voice). Setiap register suara memanfaatkan rongga resonansi yang berbeda sehingga menghasilkan warna suara yang berbeda pula. Seorang penyanyi dapat menggunakan register suara yang berbeda saat menyanyikan sebuah lagu. Hal itu bergantung pada warna suara yang ingin dihasilkan dan nada yang dibunyikan. Secara natural, setiap nada dengan tinggi-rendah yang berbeda memiliki penempatan bunyi yang berbeda pula dalam tubuh. Gambar tersebut menunjukkan penempatan suara di area rongga tubuh berdasarkan tinggi- rendahnya nada. Artinya, nada-nada rendah secara alami lebih mudah dan nyaman jika dinyanyikan dengan register suara dada sedangkan nada-nada tinggi lebih mudah dan nyaman jika dinyanyikan dengan register suara kepala. Batasan tinggi dan rendah nada yang dapat dinyanyikan dengan suara dada serta suara kepala berbeda pada setiap orang. Batasan tersebut dipengaruhi oleh berbagai hal seperti usia, jenis kelamin, jenis suara bawaan, dan teknik bernyanyi yang dimiliki. MENGAMATI JENIS MUSIK : 1. Vokal Seriosa 2. Vokal Pop 3. Vokal Rock 4. Vokal Dangdut 5. Vokal Keroncong Vokal Seriosa YOU COULD USE THREE COLUMNS, WHY NOT? Vokal Seriosa Teknik bernyanyi seriosa mengacu pada musik serius dalam tradisi musik klasik barat. Meski terdengar asing bagi beberapa orang, pada dasarnya berbagai latihan teknik vokal yang sudah dipelajari sebelumnya berakar dari teknik ini. Musik seriosa identik dengan ketepatan dan kesesuaian pembawaan lagu dengan apa yang tertulis di partitur. Oleh karena itu, jarang sekali dan hampir tidak ada penyanyi seriosa yang melakukan improvisasi. Pada awalnya, seriosa dibawakan dalam pertunjukkan opera atau teater klasik dengan iringan orkestra sehingga penyanyi opera jarang menggunakan microphone atau pelantang yang dipasang secara langsung di depan mulut penyanyi. Oleh sebab itu, penyanyi seriosa dituntut memiliki teknik yang sangat baik untuk dapat menghasilkan suara yang lantang tetapi tetap indah dan resonans. Vokal Pop Vokal Pop Musik pop atau musik populer memiliki beragam jenis dan gaya yang berkembang dengan pesat. Beberapa lagu pop tidak terlalu membutuhkan teknik yang tinggi, tetapi beberapa jenis lain menuntut kemampuan penyanyi untuk melakukan eksplorasi berbagai macam teknik seperti belting, riff and runs, serta mengedepankan penggunaan mixed voice secara matang. Saat ini, eksplorasi teknik dalam musik pop sudah sangat kaya karena keragaman komposisi musik pop. Tidak jarang muncul pula teknik-teknik seriosa yang sangat kental dalam lagu-lagu pop, seperti yang ada pada beberapa lagu dari penyanyi Isyana Sarasvati Vokal Rock Vokal Rock Lagu rock umumnya disajikan dalam format band sehingga penggunaan instrumen elektrik memiliki peranan besar dalam genre musik ini. Penyanyi pada musik rock dibantu dengan menggunakan microphone atau pelantang agar suara penyanyi tidak tertutup oleh suara musiknya. Mengingat karakter musik rock yang cenderung cadas, teknik bernyanyi pada musik rock banyak menekankan warna suara yang gahar, powerful, dan melengking sebagai penyeimbang iringan musiknya. Musik rock memiliki beberapa jenis lagi di dalamnya. Terdapat musik berjenis rock metal, rock punk, slow rock, rock and blues, dan sebagainya. Pada jenis musik rock metal, teknik bernyanyi kerap kali menggunakan scream atau growl. Scream dan growl merupakan teknik bernyanyi dengan memecahkan suara yang dikeluarkan. Perbedaannya hanya pada tinggi dan rendah nada. Beberapa lagu berjenis rock tidak terlalu memperhatikan artikulasi. Aspek vokal yang menjadi fokus dalam lagu-lagu rock adalah dinamika yang cenderung selalu keras dan ketukan yang statis dari awal hingga akhir lagu. Vokal Dangdut Vokal Dangdut Teknik vokal dalam musik dangdut berkaitan erat dengan musik budaya Melayu. Jika teknik seriosa begitu menghindari produksi suara di area nasal yang terlalu kentara, vokal di musik dangdut justru membutuhkan teknik tersebut. Warna suara sedikit sengau akibat produksi bunyi di area nasal adalah salah satu aspek estetika dalam musik dangdut. Selain itu, musik dangdut identik dengan cengkok khas Melayu yang jarang dijumpai di musik-musik lain. Meskipun demikian, seiring perkembangan musik industri saat ini, teknik bernyanyi dalam genre dangdut tidak seketat masa lalu. Banyak karya dangdut yang menitikberatkan karakter dangdut pada iringan musik seperti kendang, sedangkan penyanyi menggunakan teknik bernyanyi seperti dalam musik pop. Vokal Keroncong Vokal Keroncong Melakukan eksplorasi teknik vokal untuk keroncong membutuhkan dasar teknik yang baik karena warna suara untuk keroncong menyerupai warna suara pada lagu-lagu seriosa, namun sedikit lebih ringan dan bercengkok khas. Musik yang berakar dari Moresco Portugis ini mengedepankan cengkok di berbagai frasa yang menyerupai mordent. TUGAS KELOMPOK 1. Anggota terdiri dari 6-7 orang 2. Carilah lagu untuk dinyanyikan secara berkelompok 3. Lagu dibebaskan dan dikreasikan secara sederhana 4. Bebas memakai instrumen diyoutube/diiringi alat musik secara langsung