Anda di halaman 1dari 6

UNSUR-UNSUR TEKNIK VOCAL :

- Artikulasi, adalah cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas.
- Pernafasan, adalah usaha untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya,
kemudian disimpan, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit sesuai dengan
keperluan.
Pernafasan di bagi tiga jenis, yaitu :
a. Pernafasan Dada : cocok untuk nada-nada rendah, penyanyi mudah
lelah.
b. Pernafasan Perut : udara cepat habis, kurang cocok digunakan
dalam menyanyi, karena akan cepat lelah.
c. Pernafasan Diafragma : adalah pernafasan yang paling cocok digunakan
untuk menyanyi, karena udara yang digunakan akan mudah diatur
pemakaiannya, mempunyai power dan stabilitas vocal yang baik.
- Phrasering, adalah aturan pemenggalan kalimat yang baik dan benar
sehingga mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
Sikap Badan: adalah posisi badan ketika seseorang sedang nyanyi, bisa
sambil duduk, atau berdiri, yang penting saluran pernafasan jangan
sampai terganggu.
- Resonansi, adalah usaha untuk memperindah suara dengan mefungsikan
rongga-rongga udara yang turut bervibrasi/ bergetar disekitar mulut dan
tenggorokan.
- Vibrato, adalah usaha untuk memperindah sebuah lagu dengan cara
memberi gelombang/suara yang bergetar teratur, biasanya di terapkan di
setiap akhir sebuah kalimat lagu.
- Improvisasi adalah usaha memperindah lagu dengan merubah/menambah
sebagian melodi lagu dengan profesional, tanpa merubah melodi pokoknya.
Intonasi adalah tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau dengan
tepat.
Syarat-syarat terbentuknya Intonasi yang baik :
 Pendengaran yang baik
 Kontrol pernafasan
 Rasa musical
NADA adalah bunyi yang memiliki getaran teratur tiap detiknya.

SIFAT NADA:

1. FITCH yaitu ketepatan jangkauan nada.


2. DURASI yaitu lamanya sebuah nada harus dibunyikan
3. INTENSITAS NADA yaitu keras, lembutnya nada yang harus dibunyikan.
4. TIMBRE yaitu warna suara yang berbeda tiap-tiap orang.
5. AMBITUS SUARA adalah luas wilayah nada yang mampu dijangkau oleh
seseorang.

Seorang penyanyi professional harus mampu menjangkau nada-nada dari yang


paling rendah sampai yang paling tinggi sesuai dengan kemampuannya.

CRESCENDO adalah suara pelan berangsur-angsur keras.

DESCRESCENDO adalah suara keras berangsur-angsur pelan.

STACATO adalah suara dalam bernyanyi yang terpatah-patah.

SUARA MANUSIA DIBAGI 3 (TIGA) :

Suara Wanita Dewasa; Sopran (suara tinggi wanita), Messo Sopran (suara sedang
wanita), Alto (suara rendah wanita)

Suara Pria Dewasa; Tenor (suara tinggi pria), Bariton (suara sedang pria), Bas
(suara rendah pria)

 TANGGA NADA DIATONIS adalah rangkaian 7 (tujuh) buah nada dalam satu
oktaf yang mempunyai susunan tinggi nada yang teratur.
1. Tangga Nada Diatonis Mayor adalah Tangga Nada yang mempunyai jarak
antar nadanya 1 (satu) dan ½ (setengah).
Ciri-ciri tangga nada Diatonis Mayor :
- Bersifat riang gembira
- Bersemangat
- Biasanya diawali dan diakhiri dengan nada Do = C
- Mempunyai pola interval : 1 , 1 ,. ½, 1 , 1 , 1, ½
2. Tangga Nada Diatonis Minor, adalah tangga nada yang mempunyai pola
jarak : 1 – 1/2 – 1 – 1 – 1/2 – 1 – 1
Ciri-ciri Tangga nada Diatonis Minor :
- Kurang bersemangat.
- Bersifat sedih
- Biasanya diawali dan diakhiri dengan nada La = A
- Mempunyai pola interval : 1 , ½ , 1 , 1 , ½ , 1 , 1 .
Catatan : Teori ini kurang sesuai dengan musik Dangdut yang banyak
berkembang di Indonesia.

Contoh Lagu yang bertangga nada Mayor : Maju Tak Gentar, Indinesia Raya, Hari
merdeka, Halo-halo Bandung, Indonesia Jaya, Garuda Pancasila, Mars Pelajar.

Contoh Lagu yang bertangga nada Minor : Syukur, Tuhan, Gugur Bunga.

3. TANGGA NADA KROMATIS adalah tangga nada yang mempunyai jarak antar
nadanya hanya ½ . Contoh: C – Cis – D – Dis- E – F – Fis – G – Gis – A – Ais –
B
4. TANGGA NADA ENHARMNONIS adalah rangkaian tangga nada yang
mempunyai nama dan letak yang berbeda, tetapi mempunyai tinggi nada
yang sama. Contoh : Nada Ais-Bes, Cis-Des, Gis-As, Dis-Es, Fis-Ges.

APRESIASI yaitu Totalitas kegiatan yang meliputi penglihatan, pengamatan,


penilaian, dan penghargaan terhadap suatu karya seni.

BIRAMA adalah ketukan tetap yang berulang-ulang pada sebuah lagu. Contoh
birama: 2/4 , 3/4 , 4/4 , 6/8

PADUAN SUARA adalah Penyajian musik vocal yang terdiri dari 15 orang atau
lebih yang memadukan berbagai warna suara menjadi satu kesatuan yang utuh
dan dapat menampakan jiwa lagu yang dibawakan.

JENIS-JENIS PADUAN SUARA :

- Paduan Suara UNISONO yaitu paduan suara dengan menggunakan satu


suara.
- Paduan Suara 2 suara sejenis, yaitu paduan suara yang menggunakan 2
suara manusia yang sejenis, contoh : Suara sejenis Wanita, Suara sejenis
Pria, Suara sejenis anak-anak.
- Paduan Suara 3 sejenis S – S – A, yaitu paduan suara sejenis dengan
menggunakan suara Sopran 1, Sopran 2, dan Alto.
- Paduan Suara 3 suara Campuran S – A – B, yaitu paduan suara yang
menggiunakan 3 suara campuran , contoh : Sopran, Alto Bass.
- Paduan suara 3 sejenis T- T – B, yaitu paduan suara 3 suara sejenis pria
dengan suara Tenor 1, Tenor 2, Bass.
- Paduan Suara 4 suara Campuran, yaitu paduan suara yang mengguanakan
suara campuran pria dan wanita, dengan suara S – A – T – B. Sopran, Alto,
Tenor, Bass.

DIRIGEN / CONDUCTOR adalah orang yang memimpin Paduan Suara.

Syarat-syarat seorang Dirigen/ Conductor yang baik :

- memiliki sifat kepemimpinan


- memiliki ketahanan jasmani yang tangguh
- sebaiknya sehat jasmani dan rohani
- simpatik
- menguasai cara latihan yang efektif
- memiliki daya imajinasi yang baik
- memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan bermain musik.

TANGGA NADA PENTATONIK, yaitu susunan nada yang terdiri dari lima nada
pokok. Nada-nada dalam tangga nada pentatonis tidak dilihat berdasarkan jarak
nada, tetapi berdasarkan urutannya dalam tangga nada. Tangga nada pentatonik
banyak terdapat di wilayah Nusantara sehingga tidak mengherankan jika musik
Nusantara banyak yang menggunakan tangga nada pentatonik. Musik nusantara
memiliki istilah sendiri untuk nada dan tangga nada pentatonis ini, terutama
untuk seni karawitan Jawa dan Sunda. Tangga nada pentatonis sendiri terbagi lagi
atas dua tangga nada, yaitu pelog dan slendro. Masing-masing jenis tangga nada
pentatonis ini mempunyai susunan jarak nada yang berbeda. Perbedaan tonalitas
pelog dan slendro terdengar jelas bila dipakai dalam musik. Tangga nada
pentatonis pelog akan memberikan perasaan tenang, hormat, dan memuja.
Sedangkan tangga nada slendro bersifat gembira, bersemangat, dan terkadang
fantastik.

Interlude : selingan melodi atau improvisasi didalam lagu/musik.

D.C Al Fine : kembali ke awal dilanjutkan sampai tanda Fine.

D.C Al Coda : kembali ke awal dilanjutkan sampai tanda Coda.

D.S Al Fine : dari tanda D.S sampai Fine.

D.C (Da Capo) : tanda kembali lagi ke intro.

PENYAJIAN MUSIK KONTEMPORER

Musik kontemporer adalah memainkan musik tanpa menggunakan alat musik


aslinya, tetapi alunan musik yang dihasilkan cukup baik seperti memainkan alat
musik aslinya. 

- Dari segi instrument, sajian kontemporer menggunakan perpaduan antara


instrumen tradisional dan modern sehingga menambah variasi suara yang
dihasilkan. Contoh pada pada sajian yang berjudul Trenyuh selain
menggunakan saron, bonang dan rebab juga menggunakan bambu yang
diisi dengan air.
- Dari segi pakaian, sajian kontemporer menggunakan pakaian yang
digunakan sehari – hari atau menggunakan pakain semi tradisional seperti
yang ada pada sajian yang berjudul Trenyuh.
- Dari segi performance, pada sajian kontemporer penyaji bergerak sesuai
alur cerita, seperti jalan, berdiri, dan duduk.
- Dari segi tata rias, sajian kontemporer penyaji berandan sesuai dengan
sajiannya. Misal pada sajian yang berjudul Kluthekan, penyaji yang
berperan sebagai pedagang juga berias seperti pedagang.
Ciri – Ciri Musik Kontemporer:
Musik kontemporer memiliki ciri-ciri umum, antara lain: 
1. Warna bunyi bisa sejenis atau bisa berbagai jenis. 
2. Notasi musik hanya dapat dimengerti oleh pemusik karena notasinya ditulis
dengan simbol atau tanda. 
3. Memiliki improfisasi yang bervariasi mengikuti keinginan dari pemusik. 
4. Bunyi dapat berasal dari sumber yang beragam,bukan hanya dari instrumen
musik. 
5. Jenis tangga nada yang dipakai bervariasi. 
6. Jenis birama tidak terpaku pada satu birama saja. 
7. Dinamik dan tempo bervariasi.

Tokoh music kontemporer Indonesia:

- Harry Roesli
- Slamet Abdul Sjukur
- Djaduk Ferianto (Jogja)
- I Nyoman Winda
- Al Suwardi
- Royke
- Jomped

Anda mungkin juga menyukai