Setiap suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki lagu yang berbahasa ibu yaitu menggunakan bahasa daerah.
Menyanyikan lagu daerah biasanya diiringi dengan alat musik tradisional. Indonesia memiliki lagu dan alat musik
tradisional yang mendapat pengaruh dari berbagai negara seperti India, China, Portugis, serta negara-negara
lainnya. Contoh lagu daerah Indonesia antara lain Bungong Jeumpa dari Aceh, Tokecang dari Jawa Barat, Cing
Cangkeling dari Jawa Barat, Rambadia dari Tapanuli, Soleram dari Riau, Apuse dari Papua dan lain-lain.
Lagu-lagu daerah merupakan kekayaan warisan budaya yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Pelestarian dan
pengembangan warisan budaya ini dapat dilakukan dengan tetap menyanyikan sesuai dengan kebutuhan serta
situasi dan kondisi dimana lagu tersebut harus dinyanyikan.
Komposisi karawitan dapat mengembangkan Perbedaan-perbedaan dari sebuah wilayah dengan wilayah lainnya
sepanjang waktu. inilah yang menyebabkan munculnya gaya yang berbeda-beda. Gaya musikal adalah ciri khas
atau karakteristik musikal yang dihasilkan dari beberapa kondisi:
1. Gaya lokal berarti karakteristik cara menyanyikan lagu daerah yang berbeda dengan daerah lainnya. Pada isu
globalisasi kemudian disebut sebagai entitas lokal genius.
2. Gaya Individual berarti tipologi karakteristik seorang tokoh pencipta lagu-lagu yang membedakannya dengan
pencipta lagu lainnya.
3. Gaya Periodikal berarti tipologi karakteristik zaman tertentu yang menghasilkan gaya musikal tertentu, misalnya
gaya dalam bentuk musikal adalah tipologi karakteristik yang dapat dibedakan dari berbagai bentuk karya musikal
yang dapat dibedakan dari berbagai bentuk karya musikal yang ada, misalnya pada musik Betawi dalam gambrang
kromong lagu sayur. dengan lagu phobin,atau dalam lagu keroncong tugu antara kroncong asli, langgam, dan
stambul. Dalam karawitan Betawi gaya / musical style dikenal dengan istilah Liaw.
Pada repertoar lagu-lagu daerah sering dibawakan oleh seorang penyanyi. Di Jawa disebut dengan Sindhen,
demikian juga di Sunda dan Bali, Di daerah Sumatra Utara sering disebut dengan Perkolong-kolong. Di
Kalimantan disebut dengan Madihin yaitu menyanyikan pantun-pantun dengan diiringi tabuhan gendang.
1. lntonasi
Intonasi merupakan salah satu latihan dasar yang penting bagi seorang penyanyi karena tanpa pembenahan intonasi
(ketepatan bunyi tiap nada), suara yang dihasilkan menjadi sumbang dan tidak merdu. lstilah intonasi mempunyai
pengertian yang berbeda apabila diterapkan dalam bahasa atau seni vokal. Namun, sebenarnya saling mendukung
dan memperkaya khazanah penguasaan teknik bagi seorang penyanyi, musisi, dan komponis. Banyak suku kata
yang memiliki teknik pengucapan tersendiri.
Perbedaan pengucapan terletak pada tekanan atau jumlah suku kata. lntonasi mengandung arti ketepatan suatu nada
(pitch). Bunyi nada yang tepat akan menghasilkan suara jernih, nyaring, dan enak didengar. Untuk mendapatkan
intonasi yang baik, coba nyanyikan nada-nada berikut secara berulang. Berlatih kelenturan suara dapat dilakukan
dengan cara menyanyikan nada-nada dengan teknik staccato dan legato. Staccato adalah menyanyikan lagu dengan
cara patah-patah. Legato adalah menyanyikan lagu dengan cara disambung. Adapun langkah-langkah berlatih
kelenturan adalah sebagai berikut
a. Tahap pertama, nada dinyanyikan dengan tempo lambat, lalu lebih cepat.
b. Tahap kedua, nada dinyanyikan dengan tempo bervariasi.
c. Tahap ketiga, menyanyikan interval yang bervariasi dimulai nada bawah ke nada tinggi dengan artikulasi na, ka,
Ia, dan ra.
d. Tahap keempat, menyanyikan nada-nada kromatis
e. Tahap kelima, menyanyikan lagu yang sesuai dengan tahap-tahap latihan
2. Artikulasi
Artikulasi adalah cara mengucapkan kata-kata dalam menyanyi agar pesan lagu dapat dimengerti dan dipahami
pendengar.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan artikulasi yang baik, antara lain sikap badan yang tegap,
posisi mulut yang benar, latihan vokalisis. pembentukan bunyi vokal, dan pembentukan bunyi konsonan.
a. Sikap
Sikap badan yang benar akan membantumemperlancar sirkulasi udara sebagai pendorong utama produksi suara.
Sikap yang
baik, antara lain:
1) kepala harus tegak, pandangan ke depan;
2) tulang punggung lurus;
3) dada sedikit membusung;
4) kedua kaki terpancang kukuh di lantai dan sedikit renggang.
b. Posisi Mulut
Bentuk mulut yang salah akan mengganggu proses pembentukan suara. Bentuk dan posisi organ mulut saat
memproduksi suara adalah sebagai berikut :
1) Buka mulut selebar tiga jari secara vertikal (bentuk mulut elips) sehingga suara yang ke luar tidak lemah dan
bulat.
2) Bentuk gigi seri sebelah atas tertutup setengah bagian oleh bibir sebelah atas.
3) Posisi bibir bawah ditekan pada gigi seri sebelah bawah supaya kekuatan suara tidak berkurang.
4) Aliran udara diarahkan ke langit-langit keras supaya suara yang ke luar menjadi jelas dan lantang.
5) Langit-langit lunak dan anak lidah ditarik ke atas untuk menutup lubang yang menuju ke rongga hidung.
6) Lengkung langit-langit dibuka lebar dan dijaga agar lidah tetap mendatar, sedangkan ujung lidah menyinggung
gigi seri sebelah bawah.
Bentuk dan posisi yang salah pada waktu menyanyi akan berakibat suara yang dihasilkanmenjadi pekak. lemah,
dan tidak nyaring.
c. Latihan Vokalisis
Di dalam buku Prattica di Musika, komponis Lodovico Zacconi menjelaskan bahwa Iatihan dasar vokal yang baik
adalah berusaha menjadikan semua bunyi menjadi huruf-huruf hidup. Tujuan latihan vokalisis adalah memelihara
dan menyempurnakan huruf vokal ataupun konsonan dengan teknik agar produksi suara yang dihasilkan menjadi
bulat, merdu, dan indah.
e. Teknik pembentukan vokal meliputi Vokal o, u dan a; Vokal e, i; dan Vokal e (pepet). Teknik Pembentukan
Bunyi Konsonan Bunyi konsonan adalah bunyi yang keluar dari paru-paru mendapat rintangan atau hambatan.
Terbentuknya bunyi konsonan tergantung peranan lidah sebagai artikulator dan sasaran titik artikulasi. Macam-
macam bunyi konsonan adalah sebagai berikut.
1) menurut cara artikulasi atau cara pengucapannya;
2) berdasarkan jalan yang diikuti arus udara ketika keluar dari rongga;
3) berdasarkan bergetar tidaknya pita suara;
4) berdasarkan artikulasi dan titik artikulasinya
3. Resonansi
Resonansi adalah suatu gejala bunyi yang dikembalikan dari suatu ruangan, semacam gema yang timbul karena
adanya ruangan berdinding keras sehingga sanggup memantulkan suara. Tanpa ruangan resonansi, pita suara hanya
menimbulkan bunyi yang lemah karena panjangnya hanya 1,5-2 cm. Dengan adanya resonansi, suara manusia
menjadi keras, indah, dan gemilang.
4. Pernapasan
Pernapasan adalah keluar masuknya udara melalui paru-paru. Udara yang digunakan saat menyanyi lebih banyak
dibandingkan persediaan untuk bernapas sehari-hari. Oleh karena itu, usahakan mengisi paru-paru sebanyak
mungkin waktu menyanyi. Teknik pernapasan dalam menyanyi dibagi menjadi tiga macam, yaitu teknik
pernapasan dada, perut, dan diafragma.
a. Pernafasan dada adalah pernafasan yang dilakukan dengan mengisi udara dalam paru-paru bagian atas.
Pernafasan ini sangat pendek dan tidak cocok digunakan dalam vokal karena penyanyi mudah kehabisan nafas.
b. Pernafasan perut adalah pernafasan yang dilakukan menggunakan rongga perut sebagai tempat untuk
menyimpan udara.
c. Pernafasan diafragma. Diafragma adalah sekat diantara rongga dada dan rongga perut. Pernafasan diafragma
dilakukan dengan memaksimalkan otot-otot diafragma. Saat otot diafragma menegang atau lurus maka rongga
dada dan rongga perut menjadi longgar dan volume udara menjadi bertambah. Pernafasan ini merupakan
pernafasan yang paling baik digunakan.
Hal yang harus diperhatikan saat pernapasan pada saat membawakan lagu
a) Waktu menghirup udara diusahakan pelan-pelan, perut mengembung sehingga rongga dada terbuka lebar dan
udara yang masuk maksimal.
b) Setelah udara masuk, tahan selama 5 detik, 10 detik, atau 15 detik secara bertahap.
c) Keluarkan udara sedikit demi sedikit (stabil) dengan suara mendesis (sis sis ...).
Lakukan latihan ini secara berulang-ulang.
5. Pembawaan
Salah satu keberhasilan seorang penyanyi dalam membawakan sebuah lagu adalah ketepatan ' dalam
menginterpretasikan sebuah karya musik (atau lagu. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
menginterpretasikan karya musik, antara lain tema lagu, unsur-unsur musik (tanda tempo, tanda dinamik, tanda
ekspresi, irama, dan birama), pesan dan kesan yang disampaikan, kesulitan-kesulitan (lagu, gaya, dan klimaks lagu.
Catatan tambahan (Tanda-Tanda) yang ada pada Lagu . Tanda-tanda yang terdapat pada lagu antara lain sebagai
berikut
1. Tanda tempo, adalah tanda yang menunjukkan cepat atau lambatnya lagu (kecepatan lagu). Alat pengukur tempo
disebut dengan metronom
Dibagi menjadi tiga:
a. Tempo lambat: largo, adagio, grave, lento.
b. Tempo sedang: andante, andantino, moderato.
c. Tempo cepat: allegro, allegretto, presto.
2. Tanda dinamik, adaiah tanda yang menunjukkan keras lembutnya lagu.
3. Irama dan birama adalah gerak jalannya (progresif) bunyi atau suara di dalam musik mengikuti pola. Irama dan
birama berhubungan erat dan tidak terpisahkan satu sama lain tetapi yang paling penting