Anda di halaman 1dari 27

Rangkuman Materi USBN Seni Budaya FULL

Tahun Pelajaran 2018 / 2019


Kurikulum 2013

A. (Seni Musik)
Teknik Vokal

Istilah-istilah yang ada dalam teknik vocal sering kita temui. Istilah-istilah itu antara lain:
kejelasan ucapan, kebenaran pemenggalan ucapan pada kalimat lagu (frasering), sikap dalam
bernyanyi, dan kemampuan menyanyikan nada tinggi dan rendah. Arti istilah tersebut.:
a. Artikulasi adalah cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas.
b. Phrasering adalah aturan pemenggalan kalimat yang baik dan benar sehingga mudah
dimengerti dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
c. Intonasi adalah tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau dengan tepat.

Teknik Pernapasan

Pernapasan dalam teknik vokal dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :


a. Pernapasan Dada
Dilakukan dengan cara mengisi udara dalam paru-paru bagian atas. Pernapasan ini
sangat pendek dan tidak cocok digunakan dalam vokal. Dalam pernapasan dada, bagian
tubuh yang mengembang adalah dada. Jenis pernapasan ini biasa dipakai untuk
menghasilkan nada nada rendah. Namun kelemahannya sang penyanyi akan mudah
kehabisan napas sehingga kurang baik dipakai ketika bernyanyi.
b. Pernapasan Perut
Dilakukan dengan cara membuat perut berongga besar sehingga udara luar dapat
masuk. Pernapasan ini kurang efektif untuk vokal karena udara dengan cepat dapat
keluar sehingga paru-paru menjadi lemah dan cepat letih. Dalam pernapasan perut,
bagian tubuh yang mengembang adalah perut. Jenis pernapasan ini dapat menghasilkan
suara yang sangat keras. Namun tidak begitu baik digunakan dalam bernyanyi.
c. Pernapasan Diafragma
Saat diafragma menegang atau lurus maka rongga dada dan rongga perut menjadi
longgar dan volume menjadi bertambah. Volume yang bertambah ini mengakibatkan
tekanan berkurang sehingga udara dari luar dapat masuk ke paru-paru dan napas yang
dikeluarkan dapat diatur secara sadar oleh diafragma dan otot-otot bagian samping kiri.
Pernapasan ini paling cocok untuk bernyanyi karena dapat mengambil napas sebanyak-
banyaknya dan mengeluarkan secara perlahan-lahan dan teratur. Dalam pernapasan
diafragma udara ditarik sedalam mungkin dan disimpan dalam diafragma. Lalu
dikeluarkan secara perlahan sewaktu bernyanyi. Pernapasan ini memungkinkan kita
menghasilakan suara murni dengan napas yang panjang

Kedudukan dan Fungsi Musik dalam Tradisi Masyarakat Indonesia

1. Sarana Upacara Adat


Musik daerah bukan objek yang otonom/berdiri sendiri. Musik daerah biasanya merupakan
bagian dari kegiatan lain. Di berbagai daerah di Indonesia bunyi-bunyian tertentu dianggap
memiliki kekuatan yang dapat mendukung kegiatan magis. Inilah sebabnya musik terlibat dalam
berbagai upacara adat. seperti upacara Merapu di Sumba menggunakan irama bunyi-bunyian
untuk memanggil dan menggiring kepergian roh ke pantai merapu (alam kubur). Begitu pula
pada masyarakat suku Sunda menggunakan musik angklung pada waktu upacara Seren Taun
(panen padi).

2. Musik Pengiring Tari

Irama musik dapat berpengaruh pada perasaan seseorang untuk melakukan gerakan-gerakan
indah dalam tari. Berbagai macam tari daerah yang kamu kenal,pada dasarnya hanya dapat
diiringi dengan musik daerah tersebut. Contohnya tari Kecak (Bali), tari Pakarena (Sulawesi), tari
Mandalika (Nusa Tenggara Barat), tari Ngaseuk (Jawa Timur), tari Mengaup (Jambi), tari
Mansorandat (Papua), dan lain-lain.

3. Media Bermain

Lagu-lagu rakyat (folksongs) yang tumbuh subur di daerah pedesaan banyak digunakan sebagai
media bermain anak-anak. Masih ingatkah pemainan dengan lagu ketika kamu di Sekolah Dasar?
Lagu Cublak-Cublak Suweng dari Jawa Tengah, Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan, Ambil-
ambilan dari Jawa Barat, Tanduk Majeng dari Madura, Sang Bangau dan Pok Ame-Ame dari
Betawi. Lagu-lagu ini sering dijadikan nama permainan anak-anak.

4. Media Penerangan

Lagu-lagu dalam iklan layanan masyarakat merupakan contoh fungsi musik sebagai media
penerangan. Lagu-lagu ini misalnya, berisi tentang pelestarian lingkungan dan adat istiadat. Pada
masyarakat modern bisa tentang pemilu, Keluarga Berencana dan ibu hamil, Penyakit AIDS, dan
lain-lain. Selain dalam iklan layanan masyarakat, lagu-lagu yang bernafaskan agama juga menjadi
media penerangan. Musik qasidah, terbangan, dan zipin dengan syair-syair lagu dari Al-qur’an.

Teknik dan Gaya Bernyanyi dalam Musik Tradisi

Apakah teknik bernyanyi musik tradisi di masyarakat Sunda, Jawa, dan Bali berbeda. Musik vokal
dalam musik tradisi di Indonesia amat beragam. Pada masyarakat Sunda di Cianjur dikenal
dengan sebutan Mamos atau Mamaca. Mamaos adalah tembang yang telah lama dikenal jauh
sebelum Indonesia merdeka. Pada awalnya mamaos dinyanyikan kalangan kaum laki-laki.
Namun selanjutnya juga dinyanyikan oleh kaum perempuan. Banyak kalangan perempuan yang
terkenal dalam menyanyikannya adalah Rd. Siti Sarah, Rd. Anah Ruhanah, Ibu Imong, Ibu O’oh,
Ibu Resna, dan Nyi Mas Saodah.Bahan mamaos berasal dari berbagai seni suara Sunda seperti
pantun, beluk (mamaca). Pada Suku Bangsa Jawa ada macapat. Mamaos pantun sering disebut
papantunan, ada pupuh yang sering dikenal dengan tembang ada lagi istilah lain yaitu Kawih dan
Sekar (Ganjar Kurnia. 2003)

Penyanyi musik tradisi disebut Pesindhén, atau sindhén (dari Bahasa Jawa) adalah sebutan bagi
perempuan yang bernyanyi mengiringi gamelan, umumnya sebagai penyanyi satu-satunya.
Pesindhén yang baik harus mempunyai kemampuan komunikasi yang luas dan keahlian vokal
yang baik serta kemampuan untuk menyanyikan tembang.Pesinden juga sering disebut sinden,
menurut Ki Mujoko Joko Raharjo berasal dari kata “pasindhian” yang berarti yang kaya akan lagu
atau yang melagukan (melantunkan lagu). Sinden juga disebut waranggana “wara” berarti
seseorang berjenis kelamin perempuan, dan “anggana” berarti sendiri. Pada zaman dahulu
waranggana adalah satu-satunya wanita dalam panggung pergelaran wayang ataupun pentas
klenengan. Sinden memang seorang wanita yang menyanyi sesuai dengan gendhing yang
disajikan baik dalam klenengan maupun pergelaran wayang. Istilah sinden juga digunakan untuk
menyebut hal yang sama di beberapa daerah seperti Banyumas, Yogyakarta, Sunda, Jawa Timur,
dan daerah lainnya, yang berhubungan dengan pergelaran wayang maupun klenengan. Sinden
tidak hanya tampil sendiri dalam pergelaran tetapi untuk saat ini bisa mencapai delapan hingga
sepuluh orang bahkan lebih untuk pergelaran yang sifatnya spektakuler.

Bernyanyi secara Unisono

Bernyanyi unisono adalah bernyanyi dengan satu suara.

Jenis Musik Tradisi Indonesia

Musik merupakan bahasa universal. Melalui musik orang dapat mengekspresikan perasaan.
Musik tersusun atas kata, nada, dan melodi yang terangkum menjadi satu. Bahasa musik dapat
dipahami lintas budaya, agama, suku ras, dan juga kelas sosial. Melalui musik segala jenis
perbedaan dapat disatukan. Pada praktiknya, musikalitas seseorang berbeda-beda. Perbedaan
ini disebabkan oleh faktor internal dan juga eskternal. Secara internal, musikalitas dipengaruhi
oleh bakat dalam dirinya, sedangkan faktor eksternal lebih ditentukan oleh kesukaan atau
kegemaran dan lingkungan dimana tinggal

Di daerah Aceh terdapat musik yang disebut dengan Didong. Didong merupakan suatu bentuk
kesenian tradisional yang sangat popular di Aceh Tengah. Kesenian ini dilaksanakan secara vokal
oleh sejumlah (30-40) kaum pria dalam posisi duduk bersila dalam suatu lingkaran. Nyanyian
Didong diiringi diramaikan dengan tepuk tangan secara berirama oleh para peserta sendiri. Para
pemusik masing-masing memegang sebuah Bantal-tepok di tangan kiri, yaitu sebuah bantal kecil
berisi kapuk dengan ukuran kira-kira 20x40 cm dan setebal 4 cm biasanya dihiasi dengan reramu,
semacam rumbai-rumbai berwarna cerah-menyala pada pinggirnya. Properti ini biasanya juga
menggunakan benang sulaman khas Aceh.Dengan mengayunkan bantal di tangan kiri secara
serempak ke atas atau ke depan setiap kali menjelang tepuk tangannya, maka terjadilah suatu
permainan gerak yang mengasyikkan dan sekaligus juga meramaikan tontonan kesenian Didong
ini. Permainan bantal dengan menyanyi jika ditelisik hampir mirip dengan Saman, perbedaanya
hanya terletak pada penggunaan properti.Wayang Cokek merupakan salah satu bentuk
pertunjukan musik tradisional di daerah Jakarta atau Betawi. Wayang Cokek berupa kesenian
nyanyi dan tari dilakukan oleh pemain-pemain wanita. Pada zaman dahulu, yang menari adalah
perempuan-perempuan yang menjadi budak belian. Mereka mengepang rambutnya dan
mengenakan baju kurung, lazim dikenakan oleh orang-orang dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi
dan lain-lain bagian tanah air.Orkes yang mengiringi bentuk nyanyi-tari ini terdiri dari kombinasi
sebagai berikut :

1. Sebuah gambang kayu.

2. Sebuah rebab.

3. Sebuah suling.

4. Sebuah kempul, kadang-kadang ditambah dengan kenong, ketuk, krecek.

5. Gendang.

Sesuai dengan syair-syair nyanyian pada masa sebelum Perang Dunia Kedua, hingga zaman
pendudukan militer Jepang di Indonesia, gaya pengisi sisipan dalam interval-interval frase
melodi yang agakpanjang, dimana teks atau syair bakunya tidak dapat mengisi secara paralel
kekosongan itu, maka sudah biasa penyanyi mengisinya dengan kalimat pendek yang tidak ada
sangkut paut langsung dengan tendensi syair, yakni: Si Nona disayang, atau Si Babah
disayang.(Sebenarnya kata Babah, adalah kata Arab, yang artinya Juragan, Tuan Majikan;
sedangkan hababa berarti biji mataku sayang)

Teknik Memainkan Alat Musik

a. Bentuk Tabung

Bentuk tabung merupakan bentuk umum dari alat musik yang memakai bahan dasar bambu.
Dalam perkembangannya bahan bambu tersebut dapat digantikan dengan bahan lain, seperti
kayu dan logam. Instrumen yang termasuk dalam bentuk tabung misalnya calung, angklung,
kentongan/kulkul, suling/saluang, dan guntung. Cara memainkan alat ini ada yang dipukul,
digoyang atau ditiup.

b. Bentuk Bilah

Berbeda dengan bentuk tabung, bentuk bilah ini tidak memiliki rongga. Kekuatan bunyi yang
dihasilkan masih perlu didukung oleh perangkat lain, yakni wadah gema sebagai ruan resonator.
Permukaan bilah dapat berupa bidang rata, da-pat pula bidang cembung. Bahkan kadang-kadang
berupa irisan dari bentuk tabung. Contoh alat musik berbentuk bilah adalah gambang, kolintang,
saron, dan gender. Cara memainkan alat ini dengan cara dipukul.

c. Bentuk Pencon

Istilah pencon berasal dari kata pencu (Jawa), yaitu bagian yang menonjol dari suatu bidang
datar atau yang dianggap datar. Pencu dimaksudkan sebagai tumpuan pukulan. Baik pencu ke
atas maupun ke samping pada umumnya terbuat dari logam.Di negeri kita alat musik jenis
pencon ini terdapat cukup banyak. Yang menarik adalah alat sejenis ditata dengan sistem nada
dan penyusunan yang berbeda-beda pada tiap daerah. Misalnya bonang (Jawa dan Sunda),
trompong (Bali), kromong (Betawi), talempong (Minang), totobuang (Ambon), dan kangkanong
(Banjar). Cara memainkan alat ini dengan cara dipukul.

Mengenal Musik Angklung

Angklung merupakan alat musik asli Indonesia yang terbuat dari bambu dan merupakan
warisan budaya Bangsa Indonesia dan telah diakui secara internasional oleh UNESCO. Angklung
tumbuh dan berkembang pada masyarakat suku Sunda digunakan untuk upacara yang berkaitan
de-ngan tanaman padi. Sistem nada angklung pada awalnya berlaraskan pelog, selendro,
madenda angklung jenis ini disebut angklung buhun kemudian Pak Daeng Soetigna membuat
angklung berlaraskan diatonis.Nada-nada angklung buhun dideskripsikan menjadi Dogdog lonjor
memiliki 3 nada, Badud dan Badeng memiliki 4 nada, dan angklung Buncis memiliki 5nada. Jenis-
jenis angklung tersebut adalah:

1. Angklung Kanekes

Angklung ini sering dikenal sebagai angklung Badui, digunakan untuk upacara menanam padi,
angklung ini bukan hanya sebatas media hiburan tetapi juga memiliki nilai magis tertentu.

2. Angklung Gubrag

Angklung ini berasal dari kampung Cipiding Kecamatan Cigudeg. Juga digunakan untuk
menghormati Dewi Padi.
3. Angklung Dogdog Lonjor

Angklung ini berasal dari masyarakat Banten Selatan di daerah Gunung Halimun. Digunakan
pada upacara Seren taun menghormati Dewi padi karena panen berlimpah.

4. Angklung Badeng

Angklung badeng berfungsi sebagai hiburan dan media dakwah penyebaran Islam, namun
sebelumnya di Garut tepatnya di Kecamatan Malangbong juga dipakai berhubungan dengan
ritual padi.

5. Angklung Buncis

Angklung buncis dipakai sebagai media hiburan namun awalnya juga dipakai pada acara ritual
pertanian yang juga berhubungan dengan tanaman padi.

Berlatih Angklung

Angklung yang dikembangkan di sekolah adalah angklung Padaeng. Angklung padaeng terdiri
dari 2 kelompok besar yaitu:

a. Angklung melodi yaitu angklung yang dipakai untuk membawakan melodi pokok, angklung ini
hanya terdiri dari dua tabung bambu.

b. Angklung pengiring yaitu angklung yang dipakai sebagai akord mengiringi melodi pokok,
angklung ini terdiri dari tiga atau empat tabung bambu. Angklung yang terdiri dari tiga tabung
bambu adalah angklung dalam bentuk trinada misalkan akord mayor, minor, sedangkan yang
empat tabung adalah angklung yang merupakan catur nada misalnya untuk dominan septime (
G7, C7 dan lain-lain)

Sikap dan Cara Membunyikan Angklung.

Dalam bermain angklung tangan kiri digunakan sebagai gantungan sedangkan tangan kanan
untuk menggoyangnya sehingga angklung berbunyi.Peganglah angklung dengan tangan kiri, dan
tangan kanan ditempatkan pada ujung bagian bawah angklung tersebut. Bunyikan sesuai
panjang pendek nada dan berhenti jika rangkaian angklung yang lain telah berbunyi agar
penampilan musik tidak terputus-putus.

Musik Ansambel

Alat musik dalam permainan musik ansambel menurut fungsinya dapat dibagi menjadi tiga
kelompok, sebagai berikut.

1. Kelompok Alat Musik Ritmis

Alat ini berfungsi untuk memberikan irama. Contoh: triangle, gendang dan, ketipung.

2. Kelompok Alat Musik Melodis

Alat musik melodis adalah alat musik yang berfungsi membawakan melodi suatu lagu. Oleh
karena itu, alat musik ini memiliki nada- nada sehingga dapat mengeluarkan rangkaian nada.
Contoh: rebab dan mandolin.

3. Kelompok Alat Musik Harmonis


Alat musik harmonis adalah alat musik yang berfungsi sebagai pengiring dan dapat
mengeluarkan paduan nada sekaligus. Contoh: sampek dan sasando.

Musik Indonesia

1. Angklung

2. Seruling Bambu

Alat musik seruling bambu juga berkembang seperti angklung. Di Sulawesi Selatan yaitu di Toraja
dan di Sulawesi Utara seruling bambu telah dipakai sebagai musik ansambel, demikian juga di
Nusa Tenggara Timur. Alat musik seruling dibedakan menjadi seruling pembawa melodi, dan
seruling pengiring. Seruling pengiring berfungsi sebagai akor dan bas. Akor bunyi nada seruling
tediri dari tiga seruling misalkan untuk akor C mayor berarti seruling satu bunyi nadanya c,
seruling dua bunyi nadanya e, dan yang lain bunyi nadanya g.

3. Sasando

Alat musik sasando berasal dari Kabupaten Rotedau di Nusa Tenggara Timur, yang sudah sukar
dijumpai. Pakaian tenun Rote dan Tiilangga topi khas Rote yang masih bisa dijumpai.Musik
sasando sekarang sudah dimodifikasi sehingga dapat digunakan untukmengiringi orang
bernyanyi. Pak Jer. A. P yang tinggal di Kupang tepatnya di Liliba jalan ke arah Timor Leste,
memodi- fikasi sasando sehingga,menjadi sasando elektrik. Tanpa daun lontar suara alat musik
ini sudah jelas terdengar. Alat musik sasando mempunyai wilayah nada dar nada G besar sampai
dengan nada e3. Selain itu dapat digunakan dalam 2 nada dasar mayor yaitu nada dasar C dan
nada dasar G. Sasando termasuk alat musik chordofone yaitu alat musik dengan Sumber bunyi
senar. Cara memainkan musik sasando dipetik tangan kiri memainkanakor tangan kanan
memainkan melodi. Urutan nada untuk tangan kiri dalam nada dasar C = do adalah do, so, so, fa,
fi, la,ti, do, re, mi, fa, fi. Untuk melodinya dimainkan oleh tangankanan, nadanya so, la, ti, do, re,
mi, fa, so, la, mi, re, do, ti, la, so, fa, mi.

4. Calung

Masyarakat banyak yang menyamakan Calung dengan Angklung, karena melihat bentuknya yang
hampir sama. Meskipun hampir sama, namun cara membunyikan alat musik tersebut sangat
berbeda. Angklung agar keluar bunyinya hanya digoyangkan, sedangkan calung harus dengan
cara memukul batang-batang bambu.

5. Kolintang

Alat musik Kolintang merupakan alat musik asli daerah Minahasa Sulawesi Utara. Nama
kolintang menurut masyarakat Minahasa berasal dari suaranya, tong (nada rendah), ting (nada
tinggi) dan tang (nada biasa). Dalam bahasa daerah setempat berarti, ajakan “Mari kita lakukan
Tong Ting Tang” atau Mangemo kumolintang. Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata
kolintang agar mudah dilafalkan oleh masyarakat

A. Jenis Lagu Populer

Gaya bernyanyi merupakan suatu cara yang menjadi ciri seseorang dalam
membawakan sebuah lagu sesuai dengan jenis lagunya. Pada dasarnya yang menunjang gaya
bernyanyi menjadi lebih baik adalah kedisplinan seseorang penyanyi tersebut terhadap tehnik
vokal dasar dan penguasaan lagu. Yang membedakan gaya adalah dari jenis musik yang akan
dibawakan. Untuk dapat menambah perbendaharaan gaya dalam bernyanyi hendaknya
banyak mendengarkan jenis lagu. Berikut ini lagu yang berkembang sesuai aliran musiknya.

Lagu pop, merupakan jenis lagu yang memiliki banyak pendengar. Lagu lagu pop yang
berkembang saat ini bersifat komersial dan berkeinginan untuk memiliki daya tarik massa.
Lagu pop Indonesia banyak disajikan oleh penyanyi solo, band, girlband atau boyband. Tema
lagu pop biasanya membahas tentang kejadia kehidupan sehari hari yang dirangka dengan
melodi dan lirik yang mudah dipaham atau easy listening. Biasanya pencipta lagu tertarik
mengangkat tema yang sedang menjadi topik pembicaraan oleh masyarakat luas sehingga
diharapkan nanti karya lagunya mudah melejit.

Lagu Jazz, merupakan jenis musik yang juga berkembang di Indonesia, walaupun
pendengarnya tidak terlalu banyak. Kebanyakan pendengarnya dari kalangan ekonomi
menengah keatas, mungkin hal ini disebabkan karena lagu jazz sering dimaikan di caffe atau
tempat makan menengah ke atas. Yang mudah ditangkap ketika mendengarkan lagu jazz ini
adalah vokal yang menirukan suara instrumen, suara penyanyinya biasanya mempunyai
karakter vokal yang berat, harmonisasi yang terdengar rumit, sering terjadi modulasi atau
perubahan tangga nada dalam sebuah lagu dan ritme serta melodinya memiliki banyak
variasi.

Lagu Rock, identik dengan suara kencang permainan efek gitar yang menggelegar, bass dan
drum yang dimainkan dengan tempo cepat dan kelompok pendengarnya yang ekspresif. Lirik
lagu yang disampaikan dalam lagu rock ini adalah ekspresif dan mengajak pendengarnya
selalu semangat. Contoh lirik lagu rock yang mengajak pendengarnya lebih bersemangat
adalah lagu dari band "Kotak" dengan judul "Beraksi".

Lagu Dangdut, merupakan musik yang pendengarnya banyak di Indonesia ini, pendengarnya
pun berasal dari semua kalangan masyarakat Indonesia. Lagu dangdut biasanya diiringi
kendang dan seruling terdengar mengalun dan mengajak orang yang mendengarkannya ikut
bergoyang. Setiap penyanyi dangdut juga memiliki ciri khas masing masing.

B. Gaya Bernyanyi Lagu Populer

Menyanyikan lagu populer dapat dikatakan memiliki keluwesan gaya dibandingkan lagu
tradisi. Gaya bernyanyi musik populer pada dasarnya tidak memiliki banyak aturan, hanya
sebatas pada sebatas penguasaan tehnik vokal dan pembiasaan mengikuti irama lagu. Seiring
mendengarkan dan menikmati irama dari jenis lagu yang akan dibawakan akan membuat
penyanyi mudah menguasai lagu yang akan dinyanyikan. Seseorang yang jarang
mendengarkan lagu dangdut, tentu akan kesulitan dalam menyanyikan lagu dangdut dengan
cengkok yang baik. Tapi bagi yang biasa mendengarkan irama lagu dangdut akan mudah
menyanyikan lagunya dengan cengkok yang baik. Bernyanyi lagu apapun harus
menampilkan mimik muka dan ekspresi yang sesuai dan mewakili makna lirik lagu yang
dibawakan.

C. Pemanasan Vokal Dengan Gaya Yang Tepat


Berdiri dengan rileks

Kedua kaki dibuka selebar bahu kemudian berat badan bertumpu seimbang dikedua kaki.

Lakukan pemanasan badan sebisanya, sampai badan terasa lebih rileks.

Ambil napas dari hidung kemudia tahan selama 5 detik lalu keluarkan napas dengan suara
seperti desis ular.

Lakukan sebanyak 3 kali putaran.

Lakukan dengan vokalisi atau pemanasan vokal.

Barulah untuk memulai membedah lagu yang telah kita pilih. Seuaikan gaya bernyanyi
dengan makna lagu, suasana lagu dan iramanya.

A. Jenis Musik Ansambel

Musik ansambel merupakan jenis sajian musik yang terdiri dari campuran beberapa alat musik
yang dipilih dan biasanya mengandung unsur ritmis, melodis, dan harmonis. Bermain musik
ansambel yang baik harus dipersiapkan dengan perencanaan yang baik pula. Bermain musik
ansambel juga merupakan sajian musik yang butuh kerja sama yang baik dalam membawakan
sebuah lagu. Penyajian musik ansambel dibagi menjadi 2 jenis:

1. Ansambel sejenis.

Adalah beberapa orang pemain yang memainkan lagu bersama-sama dengan satu jenis alat musik
yang sama. Diperlukan kekompakan yang baik agar sajian musiknya terdengar baik.

2. Ansambel campuran.

Merupakan sajian musik yang dimainkan oleh beberapa orang pemain dengan jenis alat musik yang
berbeda-beda. Akan terjalin kerja sama harmonis antara alat musik melodis yang berjalan dengan
acuan pola ritmis. Yang memegang peranan memainkan melodi lagu adalah recorder dan pianika
yang bisa saja dibagi menjadi dua suara, kemudian gitar yang akan memainkan akor lagu dan
maracas berfungsi sebagai ritmik lagu. Bentuk kerja sama inilah membuat sajian musik ansambel
campuran menjadi menarik. Hal teknis yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan bermain
musik ansambel yang harus dikuasai oleh seluruh pemainnya, adalah:

a. Kedisiplinan. Setiap anggotanya harus mempunyai disiplin yang tinggi dalam hal waktu dan
tempat di bagian mana harus membunyikan alat musiknya sesuao dengan partitur yang tentukan.
Dan akan membuat tidak ada bagian lagu yang tumpang tindih atau berantakan bunyinya.

b. Lancar membaca notasi. Merupakan patokan yang mengikat pemain memainkan alat musiknya
dengan perhitngan yang tepat. Sedikit saja ada kesalahan dalam ketukannya pasti akan terjadi
permainan yang berantakan dan keluar jalur.

c. Terampil memainkan alat musik. Setiap anggota harus rajin dan serius berlatih agar terampil
dalam memainkan alat musiknya.
d. Kekompakan dan kerja sama yang baik. Dapat dibangun melalui proses latihan yang intensif dan
berkualitas. Dan dengan mentaati seluruh aturan dari pelatih atau pembina saat latihan dan pentas.

B. Memainkan Lagu Populer dalam Bentuk Ansambel

Bentuk lagu populer yang dimainkan harus dibuat ke dalam notasi musik baik itu notasi angka
ataupun notasi balok. Lagu populer yang telah dipilih pun harus di aransemen sesuai dengan jumlah
jenis alat musik yang dipaki.

1. Latihan ansambel sejenis.

Siapkanlah alat musik recorder sopran kemudian latihlah memainkan partitur lagu Bendera dari
Band Coklat. Lagu ini dapat dimainkan dengan ansambel variasi 2 suara. Lagu ini dimainkan pada
tangga nada Do=F. Susunan tangga nada 1 mol ini hanya mengalami satu penambahan tanda
alterasi, yaitu b (mol) pada nada B menjadi Bes.

2. Latihan ansambel campuran.

Mainkanlah ansambel campuran ini dengan menyiapkan beberapa jenis alat musik melodis, ritmis,
dan harmonis. Perpaduan ketiga jenis alat musik ini akan membuat sajian ansambel lebih lengkap.
Siapkanlah alat musik recorder sopran, pianika dan finger cymbal, lalu mainkanlah lagu tersebut.

(Seni Rupa)
1) Karya Seni Rupa Dua Dimensi
 UNSUR- UNSUR SENI RUPA
1. Titik
Titik adalah unsur seni rupa yang paling dasar. Titik adalah sebuah bintik yang ada pada seni
rupa.
2. Garis
Menurut jenisnya, garis dapat dibedakan menjadi garis lurus, lengkung, panjang, pendek,
horizontal, vertikal, diagonal, berombak, putus-putus, patah-patah, spiral dan Iain-Iain. Kesan
yang ditimbulkan dari macam-macam garis dapat berbeda-beda, misalnya garis lurus
berkesan tegak dan keras, garis lengkung berkesan lembut dan lentur, garis patah-patah
berkesan kaku, dan garis spiral berkesan lentur.
Sedangkan menurut wujudnya garis dapat dibedakan menjadi:
a. Garis nyata, merupakan garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan lengkung.
b. Garis semu, merupakan garis yang muncul karena adanya kesan balans pada bidang,
warna atau ruang.

3. Bidang
Bidang merupakan pengembangan garis yang membatasi suatu bentuk sehingga membentuk
bidang yang melingkupi dari beberapa sisi. Bidang mempunyai sisi panjang dan lebar, serta
memiliki ukuran.

4. Bentuk
Bentuk juga dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
a. Bentuk geometris
Bentuk geometris merupakan bentuk yang terdapat pada ilmu ukur meliputi:
1. Bentuk kubistis, contohnya kubus dan balok.
2. Bentuk silindris, contohnya tabung, kerucut, dan bola.

b. Bentuk nongeometris
Bentuk nongeometris berupa bentuk yang meniru bentuk alam, misalnya manusia, tumbuhan,
dan hewan.

5. Ruang
Ruang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Ruang dalam bentuk nyata, misalnya ruangan
pada kamar, ruangan pada patung. Ruang dalam bentuk khayalan (ilusi), misalnya ruangan
yang terkesan dari sebuah lukisan.

6. Warna
Kesan yang timbul oleh pantulan cahaya pada mata disebut warna. Warna dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Warna pokok atau primer, yaitu warna yang tidak berasal dari warna apapun, meliputi
warna merah,
kuning, dan biru.
b. Warna sekunder merupakan campuran dari warna primer.
Contoh:
merah + kuning : jingga
biru + kuning : hijau
merah + biru : ungu
c. Warna tertier merupakan hasil campuran antara warna primer dan warna sekunder.
Contoh:
kuning + hijau : kuning kehijau-hijauan
biru + ungu : ungu kebiruan
jingga + merah : jingga kemerahan
Selain jenis-jenis warna di atas terdapat pula warna netral, yaitu warna putih dan hitam.

7. Tekstur
Tekstur adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau permukaan benda pada
sebuah karya seni rupa. Tekstur dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu.Tekstur
nyata adalah nilai raba yang sama antara penglihatan dan rabaan. Sedangkan tekstur semu
adalah kesan yang berbeda antara penglihatan dan perabaan.

8. Gelap Terang
Suatu objek bisa memiliki intensitas cahaya yang berbeda pada setiap bagiannya. Demikian
pula pada karya seni rupa. Seperti lukisan pemandangan alam. Adanya perbedaan intensitas
cahaya akan menimbulkan kesan mendalam.

 PRINSIP SENI RUPA


1. Kesatuan
Kesatuan (unity) adalah kesan yang timbul dari unsur-unsur seni rupa yang terpadu
menjadi satu bentuk dan menghasilkan suatu ungkapan. Kesatuan merupakan integritas
jalinan unsur yang menjadi kebulatan konsep/gagasan. Karya lukis misalnya merupakan
tatanan unsur-unsur yang sudah diolah oleh pencipta dengan cara diselaraskan,
diseimbangkan, disebandingkan dan sebagainya. Jadi sebenarnya kesatuan akan terjadi
jika ada keselarasan, keseimbangan, proporsi maupun ritme.
2. Keseimbangan
Keseimbangan dapat dicapai dengan mengatur letak unsur-unsur hingga terasa tidak
berat sebelah antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Dalam karya seni tiga
demensi merupakan keseimbangan nyata karena susunan bentuknya, garisnya, tekstur
ataupun warnanya. Sementara itu dalam karya seni dua demensi merupakan
keseimbangan semu. Prinsip keseimbangan berkenanaan dengan kualitas bobot atau
kesan berat ringannya suatu karya.
3. Ritme atau Irama
Dalam seni rupa irama tidak bisa dipegang atau diraba, tetapi dapat dirasakan. Irama
terbentuk karena pengulangan (repetition) dan gerakan (movement). Pengulangan bisa
dibuat melalui warna atau nada, bidang atau bentuk, garis dan tekstur.
Terdapat tiga kemungkinan terciptanya irama, yaitu: (1) karena pengulangan unsur; (2)
karena perbedaan ukuran, dan (3) karena perbedaan jarak. Irama pertama memberikan
kesan monoton, irama ke dua dan ke tiga memberikan kesan gerak bervariasi atau dinamis.

4. Penekanan/Aksen
Prinsip penekanan disebut juga dengan prinsip dominasi yaitu upaya penampilan pada
bagian tertentu dari karya seni rupa yang menarik perhatian (aksen) dengan cara mengatur
posisi, perbedaan ukuran, perbedaan warna atau unsur lain, dan pengaturan arah unsur.
5. Proporsi
Proporsi atau ukuran perbandingan adalah upaya pengaturan yang berkenaan dengan
ukuran antara bagian yang satu dengan lainn dalam bentuk yang serasi. Besar kecil, luas
sempit, panjang pendek atau tinggi rendah adalah persoalan proporsi. Misalnya
perbandingan objek benda itu sendiri, perbandingan antar objek atau bagian,
perbandingan dengan bidang gambar, dan perbandingan objek patung dengan pedestal.
6. Keselarasan/Harmoni
Keselarasan adalah prinsip guna menyatukan unsur yang ada di dalam seni rupa dari
berbagai bentuk berbeda. Keselarasan muncul dengan adanya kesesuaian, kesamaan,
dan tidak bertentangan. Keselarasan bisa dimunculkan dengan cara mengatur warna,
pencahayaan, bentuk dengan rapi atau tidak terlalu mencolok satu sama lain.
 TEKNIK SENI RUPA 2 DIMENSI

-MANUAL-

1. Teknik Plakat
Teknik plakat ini paling sering dipakai untuk melukis. Teknik ini biasanya memakai cat
poster, cat minyak akrelik yang digoreskan dengan tebal, sehingga menghasilkan
warna yang padat dan pekat.

2. Teknik Kolase

Teknik kolase merupakan teknik melukis dengan cara memotong kertas yang
kemudian ditempelkan pada sebuah objek tertentu, sehingga membentuk sebuah
lukisan.

Teknik ini akan menghasilkan lukisan yang realis atau abstrak dari potongan kertas
yang telah ditempelkan. Hasil karya seni rupa dari teknik ini biasanya sering disebut
dengan mozaik.

3. Teknik Transparan

Teknik transparan merupakan teknik yang sering dipakai ketika menggambar atau
melukis, biasanya memakai cat air, tetapi hanya sekedar digoreskan tipis-tipis saja,
sehingga akan menghasilkan tekstur yang transparan.

4. Teknik 3M (Melipat, Menggunting dan Merekat)

Teknik ini adalah teknik manipulasi lembaran-lembaran kertas yang dirangkai dengan
sedemikian rupa, sehingga membentuk sebuah bentuk karya seni 2 dimensi.

-DIGITAL-

1) Membuat Sketsa
Dalam pembuatan ilustrasi, langkah awal yang harus dilakukan adalah membuat
sketsa pada kertas putih, sesuai dengan konsep dan ide yang akandivisualisasikan.
Sketsa dapat dibuat dengan menggunakan pensil, spidol, atau alatgambar lain yang
dapat memunculkan warna. Setelah sketsa manual selesai dibuat langkah
selanjutnya adalah discan dan disimpan kedalam hardisk komputer.

2) Menampilkan Sketsa Pada Komputer


Untuk memudahkan pekerjaan menggambar dengan komputer, sketsa yang
sudahdiscan ditampilkan pada layar monitor untuk dijadikan pola gambar.

3) Menggambar digital dengan aplikasi pengolah gambar (macromedia flash, corel


draw) Setelah gambar sketsa ada dilayar monitor, maka pembuatan sketsa digital
dapatdimulai. Untuk yang sudah mahir dengan program corel draw maka gambar
sketsamanual bisa dijadikan acuan. Untuk yang belum mahir maka gambar sketsa
manualbisa dijadikan pola pembuatan sketsa digital.
- menjelaskan prosedur menggambar poster dengan berbagai teknik

1. Tenentukan Topik dan Tujuan


Pilih tema sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Misalnya, tema tentang
Bahaya Narkoba. Dengan menentukan topik dapat mempermudah kita untuk
menyusun kata-katanya

2. Buat/gunakan kalimat singkat dan mudah diingat


Pilihlah kata yang singkat namun berkesan akan bisa menarik hati orang yang
melihat/membacanya.

3. Gunakan Gambar
Gambar yang digunakan harus berkaitan dengan topik poster dan juga harus
menarik.

4. Gunakan Media yang Tepat


Media yang digunakan harus disesuaikan dengan tempat poster akan diletakan. Jika
poster tersebut diletakan pada papan baliho maka media yang digunakan dapat
berupa kain atau sejenisnya. Juga harus menyediakan alat dan bahan berupa
hekter/cutter/gunting dalam proses ini, agar bisa membuahkan hasil yang baik.

-menjelaskan prosedur menggambar komik dengan berbagai teknik

1) Traditional Technique
Membuat komik dengan alat dan bahan relatif tradisional seperti kertas, pensil,
pensil warna, penghapus, Pena celup, Correction pen, screentone, cat air, penggaris,
spidol warna, cutter, rautan pensil, P=plastic painting colour pallete, tempat air,
kuas, tracing table, dan hair dryer.

2) Hybrid Technique
Gabungan antara cara tradisional dan car digital, berapa jumlah dan persentase
digital dan tradisionalnya tidak begitu dipermasalahkan, yang terpenting
menggabung dua cara tersebut. Secara tradisional, untuk membuatnya memerlukan
alat-alat tradisional pula seperti yang telah disebutkan di atas lalu
menggabungkannya dengan teknologi dan alat-alat digital seperti scanner, komputer,
serta graphic dan page lay out softwares.

3) Digital Technique
Membuat komik dengan cara murni digital, tanpa menggunakan alat dan bahan
tradisional sama sekali, misalnya menggambar menggunakan tablet, atau tablet
komputer (PC Tablet). Semua proses dilakukan murni secara digital. Keuntungan
teknik ini adalah tidak memerlukan kertas dal alat-alat tradisional serta juga tidak
memerlukan scanner.

 SENI LUKIS
 TEKNIK

- Teknik Aquarel
Teknik aquarel adalah teknik melukis dengan menggunakan car air (aquarel)
dengan sapuan warna tipis sehingga lukisan yang dihasilkan transparan.
- Teknik Plakat
Teknik plakat adalah teknik melukis dengan cat air, cat akrilik, atau cat
minyak dengan sapuan tebal dan komposisi yang tebal sehingga memberi
kesan yang colorful pada karya yang dihasilkan.
- Teknik Spray
Teknik spray adalah teknik melukis dengan car menyemprotkan cat ke media
lukis. Dengan menggunakan teknik ini, lukisan yang dihasilkan lebih halus
dan tampak lebih visual, contohnya graffiti.
- Teknik Pointilis
Teknik pointilis adalah teknik melukis dengan menggunakan titik-titik untuk
menghasilkan lukisan yang menawan. Melukis menggunakan teknik ini
membutuhkan kesabaran. Pelukis sering menggunakan gradasi warna untuk
mengatur gelap terang pada lukisan.
- Teknik Tempera
Teknik tempera adalah teknik lukis dengan cara menggunakan kuning telur
dalam cat sebagai bahan perekat. teknik ini biasanya digunakan pada media
kayu, kanvas, ataupun tembok.
- Teknik Basah
Teknik basah adalah teknik melukis dengan cara mengencerkan cat minyak
dengan menggunakan minyak cat atau linseed oil, setelah diencerkan barulah
di aplikasikan pada kanvas.
- Teknik Kering
Teknik kering adalah teknik melukis dengan menggunakan cat minyak tanpa
menggunakan minyak cat.
- Teknik Campuran
Teknik ini merupakan teknik melukis perpaduan antara teknik basah dan
teknik kering. teknik ini biasanya diawali dengan penggunaan teknik kering
dahulu kemudian teknik basah dengan cara memblok warna sembari
menambahkan intensitas minyak cat secara perlahan hingga lukisan jadi.

 UNSUR
- Unsur Visual

 Garis (line)
 Bidang (field)
 Ruang (space)
 Warna (color)
- Unsur Non Visual

 Imajinasi
 Pandangan hidup dan pengalaman
 Konsep
 Sikap estetik dan aritstik

 ALIRAN
a. Representative

- Aliran Realisme

Aliran Realisme yaitu aliran yang menampilkan karya lukis apa adanya sebagaimana
tampil dalam kehidupan sehari - hari dan berusaha agar lukisan seperti nyatanya tanpa
ada tambahan lain.

Ciri - ciri aliran ini yaitu :


Kebanyakan menampilkan tentang kehidupan sehari - hari.

§ Lukisan apa adanya.


§ Lukisan juga terlihat menyatu antara objek satu dengan objek lainnya.
Tokoh - tokohnya :
§ Gustove Corbert
§ Fransisco de Goya
§ Honore Umier

2. Aliran Surealisme
Aliran Surealisme yaitu aliran yang erat kaitannya dengan dunia fantasi, seolah - olah
kita melukis dalam dunia mimpi. Lukisan surealisme juga biasanya memiliki bentuk atau
lukisan yang tidak logis serta seperti khayalan.
Ciri - ciri :
§ Lukisan aneh dan asing.
§ Penuh dengan fantasi dan khayalan.
Tokoh - tokohnya :
§ Joan Miro
§ Salvador Dali
§ Andre Masson
§ Sudiardjo
§ Amang Rahman

3. Aliran Romantisme
Aliran Romantisme adalah aliran yang berusaha menampilkan suatu lukisan dengan
fantastik dan indah. Aliran ini menampilkan tentang suatu hal yang bersifat romance,
seperti suatu pemandangan alam, tragedi, ataupun sejarah.

Ciri - ciri :
§ Lukisan mengandung cerita yang dahsyat dan emosional.
§ Penuh gerak dan dinamis.
§ Warna bersifat kontras dan meriah.
§ Pengaturan komposisi dinamis.
§ Mengandung kegetiran dan menyentuh perasaan.
§ Kedahsyatan melebihi kenyataan
Tokoh - tokohnya :
§ Raden Saleh
§ Eugene Delacroix
§ Theodore Gericault
§ Jean Baptiste.

4. Aliran Naturalisme
Aliran Naturalisme adalah aliran yang berusaha menampilkan suatu objek lukisan secara
alami. Aliran naturalisme ini memang mirip dengan realisme, bedanya naturalisme
memiliki suatu tambahan agar menjadi lebih indah.

Ciri - ciri :
§ Kebanyakan bertemakan tentang alam
§ Memiliki teknik gradasi warna
§ Memiliki susunan perbandingan. perspektif, tekstur, perwarnaan serta gelap terang
dikerjakan seteliti mungkin
Tokoh - tokohnya :
Raden Saleh
§ Abdullah Sudrio Subroto
§ Basuki Abdullah
§ Gambir Anom
§ Trubus

5. Aliran Impresionisme
Aliran Impresionisme adalah seni yang berusaha menampilkan kesan yang ditangkap
objek. Aliran Impresionisme juga biasanya memiliki gambar yang agak kabur dan tidak
mendetail.
Ciri - ciri :
§ Goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya mirip sketsa, untuk memberikan
kemudahan pelukis menangkap esensi subjek daripada detailnya.
§ Warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan.
Diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina.
§ Bayangan dibuat dengan mencampurkan warna komplementer (Hitam tidak
digunakan sebagai bayangan).
§ Cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya.
§ Pengolahan sifat transparansi cat dihindari.
§ Meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari suatu objek untuk kemudian
diterapkan di dalam lukisan.
§ Dikerjakan di luar ruangan (en plein air)
Tokoh - Tokoh :
§ Claude Monet
§ Aguste Renoir
§ Casmile Pissaro
§ Sisley
§ Edward Degas
§ Mary Cassat

6. Aliran Ekspresionisme
Aliran Ekspresionisme adalah suatu aliran yang memberikan kebebasan distorsi bentuk
dan warna untuk melahirkan emosi ataupun menyatakan sensasi dari dalam (baik
objeknya maupun senimannya).

b. Nonreresentatif
yaitu perwujudan aliran seni lukis yang menekankan pada unsur-unsur formal;
struktur, unsur rupa, dan prinsip estetik

 TEMA
1. Manusia dengan Dirinya Sendiri, yaitu salah satu media menuangkan gagasan
atau ide dengan pengungkapannya dapat menggunakan potret dirinya sendiri
sebagai objek lukisan
2. Manusia dengan Manusia Lain, yaitu kadangkala dalam mengekspresikan cita
rasa keindahan menggunakan objek orang orang sekitar
3. Manusia dengan Alam Sekitar, yaitu alam digunakan untuk mengungkapkan
objek lukisannya
4. Manusia dengan Alam Benda, yaitu banda benda dijadikan objek lukisannya
5. Manusia dengan Aktivitasnya, yaitu lukisan diambil dari sudut pandang
aktivitas manusia yang beragam dan dapat disusun sesuai dengan komposisi
dan proporsi yang baik serta gelap terang yang tepat
6. Manusia dengan Alam Khayal, yaitu ide berasal dari alam sadar kita baik
secara sadar ataupun tidak sadar
 TUJUAN
1. Tujuan Religius : mendekatkan diri dengan sang Pencipta sebagai pelindung
dan penjaga pengampun dosa
2. Tujuan Kritik Sosial : kesenjangan social, peristia politik, ketidakberdayaan,
serta perilaku kehidupan lain yang terjadi dalam masyarakat menjadi ide
dalam berkarya
3. Tujuan Ekspresi : media mencurahkan emosi/perasaan
4. Tujuan Komersil : tujuan pencipta mengutamakan selera pasar
2) Karya Seni Rupa Tiga Dimensi
 TEKNIK
Teknik Cor
Cara pembuatan dengan teknik ini yaitu dengan membuat alat cetakan,
setelah itu cetakan tersebut dituangkan adonan didalamnya. Adanonan tersebut
bermacam-macam jenisnya, bisa berbentuk gips, semen, dan sebagainya. Sehingga
dapat tercipta bentuk yang diinginkan. Yang digunakan alatnya untuk teknik ini
adalah cetakan.

· Teknik Assembling
Assembling berarti perakitan/merakit. Teknik ini dibuat dengan cara
mengumpulkan beberapa macam jenis material yang kemudian macam-macam
material itu menjadi komposisi dalam teknik ini. Material tersebut dapat
bermacam-macam seperti kertas, kayu, tekstil dan sebagainya.

· Teknik Cetak
Dari nama tekniknya saja sudah jelas kalo teknik ini cara teknik ini yaitu
dengan mencetak. Karya yang dibuat pada teknik ini dengan membuat cetakan
dahulu. Seperti contoh misalnya ketika ingin membuat patung atau ingin membuat
kermaik maka bahan yang harus disiapkan adalah tanah litany dahulu, setelah itu
baru kemudian dicetak

· Teknik Las
Cara menggunakan teknik ini yaitu dengan menggabungkan beberapa
komponen manjadi satu. Supaya bisa mendapatkan hasil yang diinginkan. Misalnya
ingin membuat patung modern, bahan yang ingin digunakan misalnya besi dan
logam. Maka kedua bahan tersebut harus dilakukan proses las.

· Teknik Butsir
Cara yang dilakukan pada teknik ini yaitu dengan mengurangi dan
menambah bahan, sehingga benda dapat terbentuk sesuai dengan yang kita
inginkan. Misalkan jika ingin membuat keramik, maka kita harus mencari bahan
tanah liat. Sudip merupakan alat yang digunakan untuk pembuatan keramik ini.
· Teknik Pahat
Cara yang digunakan dalam teknik ini yaitu dengan mengurangi bahan. Alat
yang digunakan dalam teknik ini yaitu pahat. Misalkan jika kita ingin membuat
patung yang berbahan batu dan kayu, maka alat yang akan kita gunakan adalah
palu dan pahat.
 Berdasarkan jenisnya, karya seni patung dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Zonde
BOsse dan Relief
· Zonde Bosse merupakan bentuk patung yang berdiri sendiri dan terlepas di kanan-kirinya. Patung
ini tidak menempel pada salah satu sisinya.
· Relief merupakan bentuk patung yang menempel pada permukaan dinding. Relief tersebut
biasanya menggambarkan adegan dari sebuah cerita. Contohnya seperti candi shiwa dan candi
brahma yang berada dikomplek candi prambanan yang berisi rangkaian cerita ramayana. Relief
dibagi menjadi tiga macam yaitu:
o Relief yang menampilkan bentuk-bentuk yang timbul kurang dari setengah nya, disebut baserelief.
o Relief yang menampilkan bentuk persis setengah dari bentuknya, disebut demirelief.
o Relief yang menampilkan bentuk yang sama dengan bentuknya, disebut hautrelief.
 Berdasarkan fungsinya karya seni patung dibagi menjadi 6 jenis, yaitu
· Patung Religi
Patung Religi dibuat dengan tujuan sebagai saran beribadah dan bermakna religius bagi sebagian
umat beragama.
· Patung Monumen
Patung Monumen dibuat untuk memperingati atau mengenang peristiwa dan kejadian yang
bersejarah atau jasa seorang pahlawan di masa lampau
· Patung Arsitektur
Patung Arsitektur dibuat untuk menunjang dalam konstruksi bangunan dan bernilai estetika atau
keindahan
· Patung Dekorasi
Patung Dekorasi dibuat dengan tujuan untuk menghias bangunan atau lingkungan taman, baik
taman rumah maupun taman bermain
· Patung Seni
Patung Seni dibuat bertujuan sebagai karya seni murni untuk estetika yang hanya dinikmati
keindahan bentuknya
· Patung Kerajinan
Patung Kerajinan biasanya dibuat untuk dijual, patung jenis ini dibuat oleh para pengrajin.
 Media berkarya patung adalah bahan, alat, dan teknik yang dipergunakan dalam berkarya
patung.
a. Bahan. Bahan patung dibedakan menjadi tiga, yaitu lunak, sedang, dan keras.

1. Bahan lunak, adalah material yang empuk dan mudah dibentuk. Misalnya tanah liat, plastisin,
dan sabun.

2. Bahan sedang, artinya lunak dan tidak keras. Misalnya kayu waru, kayu sengon, kayu randu,
dan kayu mahoni

3. Bahan keras dapat berupa kayu atau batu-batuan. Contohnya kayu jati, kayu sonokeling, kayu
ulin, batu padas, batu granit, batu andesit, dan batu pualam (marmer).
b. Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Butsir, adalah alat bantu untuk membuat patung yang terbuat dari bahan kayu dan kawat atau
tanah liat.

2. Meja putar, adalah meja untuk berkarya patung dan dapat digerakkan dengan cara memutar
yang fungsinya untuk mengontrol dan memudahkan bentuk dari segala arah.

3. Pahat, yang jenisnya ada dua yaitu ukir untuk kayu dan pahat untuk batu.

4. Palu, sebagai pelengkap pahat yang terbuat dari bahan kayu sawo

5. Cetakan, yang terbuat dari bahan gips. Kegunaannya untuk mencetak karya patung dari bahan
cair.

6. Kakatua, yang terbuat dari besi dan berbentuk seperti paruh burung kakatua. Fungsinya untuk
mengencangkan ikatan kawat dan memotong kawat.

Sendok adonan. Sendok terbuat dari besi dan kayu. Fungsinya untuk mengambil adonan dan
menempelkannya pada kerangka patung.

 Teknik membuat patung

1) Teknik membutsir, yaitu membuat patung dengan cara memijit, menambah dan mengurangi
bahan yang dibentuk, dengan dibantu alat butsir.
2) Teknik memahat, yaitu membuat patung dengan cara mengurangi bahan yang dibentuk.
3) Teknik mencetak, ada dua yaitu cetak tekan dan cetak tuang. Dalam membuat patung dengan
teknik mencetak biasanya digunakan cetak tuang (cor).
4) Teknik konstruksi, yaitu membuat patung dengan cara menyusun bahan, baik dengan kerangka
maupun tanpa kerangka.

Pameran

. A Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Pameran

1. Pengertian

Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk mengkomunikasikan,


memperkenalkan, memperlihatkan, dan memajangkan hasil karyanya untuk diamati, dihayati, dan
diapresiasi orang lain. Di dalam proses pelaksanaannya sebuah pameran umumnya dipimpin atau
dikoordinir oleh seorang kurator yang berperan dalam menentukan arah dan tujuan pameran,
memberi penejlasan tentang materi pameran, dan mengoleksi karya yang akan dipamerkan. Karya
seni rupa yang dapat dipamerkan antara lain, lukisan, patung, kriya, tekstil, dll. Secara umum, jenis
pameran dapat dbagi berdasarkan jenis karya yang dipamerkan, jumlah pesertanya, waktu dan
tempat pelaksanaan pameran. Yang dapat dijabarkan lagi, yaitu:

a. Berdasarkan jenis karyanya. Dapat dibagi menjadi:


 Pameran homogen.

Yaitu, pameran yang hanya memamerkan satu jenis karya saja, seperti pameran lukisan, pameran
patung, dll.

 Pameran heterogen.

Yaitu, jenis pameran yang memamerkan berbagai macam jenis karya seni, seperti pameran seni rupa
yang menampilkan lukisan, patung, batik, dll.

b. Berdasarkan jumlah pesertanya. Dapat dibagi menjadi:

 Pameran tunggal.

Yaitu, pameran yang diadakan perorangan, artinya karya seni yang dipamerkan hanya hasil karya
satu orang saja.

 Pameran kelompok.

Yaitu, pameran yang diikuti pesertanya lebih dari satu, beberapa/anggota suatu kelompok.

c. Berdasarkan ruang tempat pelaksanaan. Dibagi menjadi:

 Pameran dalam ruangan (indoor).

Yaitu, pameran dengan mengambil setting tertutup, misalnya di gedung. Dan harus memperhatikan
penataan, unsur cahaya, sirkulasi pengunjung.

 Pameran di luar ruangan (outdoor).

Yaitu, penyelenggaraan pameran ini biasanya mempunyai karya-karya yang tahan terhadap suhu
terbuka. Semisal, pameran patunng batu.

2. Fungsi Pameran di Sekolah

a. Sebagai media penampil jati diri seorang siswa.

b. Sebagai sarana peningkatan daya ekspresi bagi seorang siswa.

c. Sebagai media memperluas cakrawala pengetahuan seni.

d. Sebagai media komunikasi antarsiswa dengan apresiator.

e. Sebagai sarana perangsang kreativitas siswa dalam berkarya seni.

f. Sebagai wahana permunculan ide, aliran, dan jenis seni rupa baru bagi siswa.

3. Tujuan Pameran Seni Rupa di Sekolah


a. Membangkitkan semangat siswa dalam berapresiasi dalam karya seni rupa.

b. Meningkatkan apresiasi siswa untuk berkarya seni.

c. Melatih berorganisasi.

d. Melatih siswa mandiri dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya.

e. Melatih bekerja sama dalam satu kelompok.

B. Perencanaan Pameran

Dalam suatu kegiatan pameran harus ada sebuah kelompok. Yang nantinya, kelompok itu akan
dibuat sebuah organisasi kepanitian pameran. Kepanitian merupakan salah satu badan atau
sekumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Apabila salah satu bagian
tidak dapat berfungsi , maka akan memperngaruhi kinerja bagian lainnya.Kepanitian pameran
memiliki tugas dan bertanggung jawab terlakasananya pameran sesuai dengan
perencanaan.Perencanaannya harus berprinsip organisasi yaitu ada yang dapat memimpin dan yang
dipimpin serta memiliki rasa gotong royong yang tinggi.

1. Kepanitian. Dapat dibagi menjadi:

a. Panitia pengarah/ steering committee.

Yaitu, panitia yang bertugas memberikan arahan, nasehat, dan petunjuk pada panitia pelaksana
dalam menjalankan tugasnya.

b. Panitia pelaksana/ organizing committee.

Yaitu, panitia yang bertugas melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis
pelaksanaan dan bertanggungjawab atas kegiatan yang telah direncanakan.

2. Tugas kepanitian pameran.

a. Pelindung/ penanggung jawab pameran, yang bertugas:

 Penanggung jawab kegiatan, memberikan nasehat saran dan pemecahan masalah di


lapangan baik kepada pembina/pembimbing ataupun langsung kepada panitia pelaksana
pameran.

b. Pembimbing, yang bertugas:

 Membimbing/ memberi masukan dan saran kepada panitia.


 Bertanggung jawab atas keberhasilan pameran.

c. Ketua, yang bertugas:

 Mengordinasi kerja seluruh panitia kerja termasuk sekretaris dan bendahara.


 Mengetahui dan menandatangani surat-surat dan kesekretariatan.
 Bertanggung jawab terhadap keberhasilan pameran.

d. Sekretaris, yang bertugas:

 Menyusun dan menyiapkan proposal.


 Menyiapkan surat-surat keluar.
 Mengarsipkan surat-surat masuk an surat keluar.
 Menyiapkan surat-surat izin.
 Menangani urusan ke dalam.
 Menyiapkan surat-surat untuk panitia dan siswa.

e. Bendahara, yang bertugas:

 Mencatat dan menyimpan uang masuk.


 mengeluarkan uang belanja sesuai prosedur.
 Membuat administrasi keuangan.
 Membuat laporan keuangan.

f. Seksi acara, yang bertugas:

 Mengoordinasi para pendukung acara.


 Menyiapkan sususan acara.
 Bertanggung jawab terhadap kelancaran acara.

g. Seksi publikasi, yang bertugas:

 Menyiapkan surat izin pameran.


 Membuat poster, katalog, spanduk, dll.
 Menghubungi pihak-pihak terkait yang perlu diundang.
 Menginformasikan kepada masyarakat luas.

h. Seksi konsumsi, yang bertugas:

 Menyusun daftar menu.


 Menyediakan konsumsi pada saat latihan, pelaksanaan, dan evaluasi.
 Menyediakan konsumsi untuk tamu undangan.
 Bertanggung jawab terhadap urusan konsumsi.

i. Seksi dokumentasi, yang bertugas:

 Mendokumentasikan semua kegiatan pameran.

3. Menyusun rencana kerja (proposal pameran seni rupa di sekolah)

Rencana kerja adalah rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dari awal hingga akhir dalam
kegaiatan pameran. Diperlukan agar semua kegiatan dan langkah kerja panitia terprogram dengan
baik. Rencana kerja ini dituangkan dalam bentuk sebuah proposal. Proposal adalah rencana kerja
yang disusun secara sistematis dan terinci untuk suatu kegiatan yang bersifat formal. Proposal ini
disusun oleh ketua pelaksana, wakil ketua, sekretaris, bendahara, yang disusun berdasarkan
pertimbangan, arahan, ataupun petunjuk dari pembina.

4. Menyusun jadwal pameran.

Dibuat setelah rencana kerja dari setiap seksi terkumpul. Dan ditulis oleh sekretaris yang mengacu
pada konsep ketua panitia, Perencanaan yang baik mencangkup tentang:

a. Materi pameran.

b. Kelengkapan pameran.

c. Tempat penyelenggaraan pameran.

d. Publikasi.

e. Waktu penyelenggaraan pameran.

f. Dekorasi.

g. Anggaran kegiatan.

h. Kepanitian.

C. Tahapan Penyelenggaraan Pameran Seni Rupa

1. Persiapan penyelenggaraan pameran.

 Publikasi kegiatan baik berupa siaran radio, spanduk, dll.


 Mengadakan seleksi terhadap karya yang dikumpulkan.
 Menyediakan perlengkapan pameran.
 Menyiapkan ruang pameran.
 Menyusun acara pembukaan dan penutupan.

2. Tahap penataan ruang.

 Mendekorasi ruang pameran.


 Memajang karya seni rupa yang akan dipamerkan sesuai tempatnya.
 Menempel label karya seni rupa dengan data yang lengkap.
 Mengatur alur transportasi pengunjung.
 Memasang meja dan kursi penerima tamu/ informasi dan tempat untuk meletakkan buku
kesan-pesan.
 Memasang lampu sorot pada tempat yang dibutuhkan.

3. Tahap pelaksanaan.

 Susunan acara pembukaan.


 Pembawa acara/ MC.
 Pengarah acara.
 Penempatan petugas penjaga stand.
 Buku tamu dan pesan-kesan.
 Penampilan hiburan penyerta.
 Pengadaan dokumentasi.
 Upacara penutupan.
 Kepanitian pameran.

D. Evaluasi Pameran

Bertujuan untuk mengetahui berbagai hambatan yang dihadapi oleh setiap seksi, cara mengatasi
persoalan yang ada serta mengetahui keadaan keungangan . Hasil evaluasi dapat dipergunakan
untuk pedoman pelaksanaan kegiatan serupa di masa datang. Eavaluasi yang dilakukan adalah
evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses dari mulai perencanaan pameran sampai proses kegiatan.
Evaluasi hasil yaitu hasil yang diperoleh secara keseluruhan dari kegiatan pameran tersebut. Evaluasi
juga memiliki manfaat, yaitu dapat memberikan umpan balik bagi panitia maupun pihak lain dan
sebagai tolak ukur atas keberhasilan suatu kegiatan. Dan memberikan laporan meliputi:

a. Sistem kerja. Yang meliputi cara kerja tiap personal , pengorganisasian kerja, kerja sama
antarpanitia maupun antarseksi.

b. Pembiayaan. Tentang laporan pertanggungjawaban bendahara terhadap dana yang masuk dan
keluar.

c. Personalia kepanitian. Informasi tentang setiap anggota pnitia mengelola pameran yang
menyangkut tanggung jawab , penguasaan, ketepatan anatara bidang tugas dengan keahlian yang
dimiliki.

d. Bentuk pameran. Mengevaluasi bentuk pameran yang selesai dilaksanakn sudah sesuai maksud,
tujuan, dan tema yang ditentukan

e. Pelaksanaan pameran. Mengenai jalannya acara, banyak pengunjung, dan banyaknya hasil karya
yang dipamerkan.

f. Laporan dari masing-masing seksi. Yang diwakili oleh setiap koordinator seksi.

- Terima Kasih -

Dibuat di Jember, 29 Maret 2019

TTD
Muhammad Kaka Gabriel
Ilah

Anda mungkin juga menyukai