Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Tujuan percobaan
Memahami teori Bernoulli dengan aplikasi pada fluida cair khususnya
air dengan memanfaatkan kolom piezometer.
Praktek yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Memperkirakan total head pompa.
b. Memperkirakan laju aliran air.
c. Memperkirakan nilai koefisien rugi energi, loss coefficient pada belokan
(elbow ).
d. Memperkirakan nilai faktor gesek, f ( friction factor ) pipa yang digunakan
dalam peralatan.
e. Pernahaman tentang garis energy grade serta garis hydraulic grade yang
sekaligus menggambarkan kondisi energi kinetik, energi tekanan dan
energi hilang di suatu titik tertentu pada sistem aliran peralatan
1.2. Peralatan
Praktikum menggunakan seperangkat peralatan basil karya Tugas
Akhir mahasiswabteknik mesin ISTA yaitu Bayu Rahmansyah (NIM 2014 23 042)
1.3. Penilaian
Penilaian ditinjau dart penguasaan teori yaitu melahii jawaban dan soal
tertulis dan pemahaman praktek yaitu melalui hasil pencatatan data serta
perhitungannya.
1.4. Metode penulisan
Metode pengumpulan data sebagai bahan penulisan ini diperoleh melalui dua
cars yaitu metode pengambilan data dart lapangan dan metode studi pustaka.
BAB II

DASAR TEORI ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA

2.1 Umum

Teori bernoulli menyatakan bahwa fluida dalam keadaan mengalir


kontinyu mempunyai energi tekanan, energi kinetik dan energi potensial pada
sembarang titik adalah sama dengan jumlah energi di berbagai titik.

2.2 Kolom piezometer ( Piezometer Column )

Kolom piezometer ( piezometer column ) adalah suatu alat sederhana


untuk mengukur tekanan cairan ( liquids). Ini terdiri dari suatu tabung seperti pada
gambar 2-1 dimana cairan dapat dengan behas mencapai level tertentu tanpa
meluap. Ketinggian permukakan cairan menunjukkan nilai head tekanan atau
pressure head.

Gambar 2-1, kolom piezometer.

Untuk merednksi penyimpangan karena kapiler maka diameter


tabung sebaiknya lebih besar dari 12 mm. Jika yang diukur adalah cairan
yang bergerak atau mengalir maka lubang pada permukaan bagian dalam
pips yang tersambung dengan tabung hams halus dan bersih.

Gejala kapiler ariAlah naiknya kolom zat cair dalam sebuah pipa kecil
akibat tegangan permukaan. Dal= dlsar teori ini tidak dibahas secara mended'
tentang ilmu yang paling riasar dalam mekanika fluida menyangkut tegangan
geser dan lainnya.

2.3 Aliran rata rata fluida

Jumlah fluida yang mengalir dalam suatu sistem per satuan waktu
dapat diekspresikan melalui tiga peryataan berbeda sebagai berikut di bawali ini

Q volume flow rate atau volume rata-rata aliran adalah volume fluida
yang mengalir melintasi suatu penampang per satuan waktu_

W weight flow rate atau berat rata-rata aliran adalah berat fluida
yang mengalir melintasi suatu penampang per satuan waktu.

M Mass flow rate atau massa rata-rata aliran adalah massa fluida
yang mengalir melintasi suatu penampang per satuan waktu.

Dasar umum dan tiga peryataan di alas adalah volume ratarata


aliran ( volume flow rate ) Q, yang berasal dari perhitungan :

Q = Au

A adalah bias penampang dan u adalah kecepatan rata rata aliran. Unit Q
dapat di ilustrasikan dalam SI unit :

Av m 2 x detik -= m 3 I detik

Hubungan antara berat rata - rata aliran W dengan Q adalah :


W= = N I in 3 x m 3 1 detik = N 1
detik Hubungan antara massa rata - rata aliran M
dengan Q adalah :

M pQ = kg I in' x nt 3 det ik = kg detik

2.4 Persamaan kontinuitas

Metode untuk menghitung kecepatan aliran fluida dalam suatu sistem


pipa tertutup bergantung pada prinsip kontinuitas. Dalam gambar 2-2, fluida
mengalir dart penampang 1 ke penampang 2 dengan rata-rata konstan. Ini
berarti kuantitas dart aliran fluida melalui beberapa penampang adalah
konstan. Hal ini mengacu pada aliran stedi yaitu aliran dengan kondisi - kondisi
dalam aliran tidak bervariasi terhadap waktu.

M1 =M2

pA1v1= PA2U2
,Gambar 2-2, pemahaman persamaan kontinuitas.

Secant matematik pernyataan tersebut disebut persamaan


kontinuitas. Int digunakan untuk merelasikan hubungan antara kerapatan
aliran, area aliran dan kecepatan aliran pada dun penampang dart suatu
sistem yang alirannya dianggap aliran stedi

Jika fluida dalam pipa pada gambar 2-2 adalah cairan ( liquid ) atau
fluida yang tidak dapat dimampatkan, maka pernyataan pl = p2 adalah
sarna. Persamaan akan menjadi :

At)) A2v2

Q1 = Q2

Konservasi energi dan persamaan Bernoulli Bila suatu sistem adalah


menyangkut aliran fluida, maks analisa dan pemecahan aspekaspek yang
menyangkut dalam sistem tersebut haruslah ditinjau dengan konservasi energi.
Dalam ilmu fisika kita telah belajar bahwa energi tidak dapat diciptakan ataupun
dimusnahkan, tetapi energi dapat diubah dari bentuk yang saw ke bentuk energi yang
lainnya. Ini adalah sebuah pernyataan dari hukum konservasi energi.
Ada tiga macam bentuk energi yang selalu disertakan dalam menganalisa
suatu aliran dalam pipa. Penjelasan tentang suatu elemen fluida seperti gambar 2-3
dibawah ini yang menunjukkan adanya sistem aliran pada sisi dalam pipa. Jika suatu
elemen fluida diletakkan pada suatu elevasi z, maka akan meinpunyai kecepatan v
dan tekanan p. Elemen tersebut merupakan bentuk dari energi sebagai berikut :
2.4.1. Energi potensial. Karen elevasi ini, energi potensial dari elemen
adalah relative tei-hadap suatu referensi level tertentu.

PE = wz (1)
2.4.2. Energi kinetic, karena kecepatan ini, energi kinteik dari elemen adalah
:

KE = w u2 (2)

2g

Reference kw!
Gambar 2-3. elemen fluida.

2.4.3. Energi alir (Flow energy) atau kadang disebut energi tekanan, ini
menunjukkan jurnlah kerja yang diperlukan untuk menggerakkan elemen fluida melalui
suatu penampang melawan tekanan p.

FE = wp (3)

Gambar 2-4 menunjukkan bahwa elemen fluida dalam pipa bergerak melalui
suatu penampang. Gaya pada elemen fluida adalah pA, dimana p adalah tekanan dan
A adalah luas penampang. Dalam pergerakan elemen melalui penampang, maka gay-
a bergerak sepanjang L sama dengan panjang elemen. Maka didapat penguraian
persamaan ( 3 ) Klalah sebagai berikut :
Work = pAL pV (4)

dirnana V adalah volume elemen, Maka berat elemen adalah


w = y.V (5)

jika y adalah berat spesifik fluida, maka volume elemen adalah :


V = w/y (6)

kemudian kita dapat :


Work = p.V = pw/y (7)

dan disebut persamaan energi alir.

Gambar 2-4, elemen fluida bergerak dalam pipa.

Penjumlahan dart tiga bentuk energy tersebut adalah energi total E :


E=FE+PE+KE
wp W V2

= ___ + w z + __
y 2g
Masing masing kondisi energi tersebut diekspresikan dalam unit Newton meter ( N.m ) atau
foot-pound ( fl-lb ). Gambar 2-2 akan membantu pemahaman energi dalam fluida yang mengalir.
Ketika elemen fluida bergerak dari suatu penampang 1 ke penampang 2. maka nilai p, z dan v
kenyataannya mungkin berbeda pada dua posisi tersebut. Pada posisi 1 total energinya adalah
E1 = WP1 +WZ1 + wv12
y 2g

Sedang pada posisi 2 total energinya adalah :


2

E2 = wp2 + wz 2 + wv
y 2g

Jika tidak ada energi yang ditambahkan ke fluida atau tidak ada yang hilang ( kondisi ideal )
pada posisi I dan 2, maka untuk memenuhi prinsip konservasi energi adalah bahwa:

E l = E2 (12)

t.) p2
W
2
( 13 )
14)131 w
+ WZ + ______________________________________________ ________ + WZ2 +

2g Y 2g

Dengan meninjau bahwa energi tersebut adalah per satuan berat maka persamaan diatas
dapat disederhanakan lagi menjadi :
1)1 p v
( 14 )
2
- + z, +' = + z, +
Y 2g 7 2g

Persamaan inilah yang kemudian disebut sebagai persamaan Bernoulli dengan


aplikasi fluida cair.
Bagaimanapun juga pengertian masiug-masing unit energi tersebut adalah
Newton meter per Newton. Unit setara dengan meter, tetapi interprestasi fisika dari
kondisi tersebut adalah energi persatuan berat dari fluids yang bergerak dalam sistem.
)(arena persamaan Bernoulli menyatakan bahwa energi dalam satuan meter, maka
mereka sering menyebut sebagai " head ", mengacu pada ketinggian dari suatu
posisi. Kondisi p/y disebut sebagai energi alir atau head tekanan ( pressure head ); z
disebut elevasi head; clan u2/2g disebut head kecepatan (velocity head ). Jumlah dari
ketiganya disebut sebagai total head

Untuk menghitung daya pompa diperlukan pengembangan dari


persamaan Bernoulli. Kita dapat menghitung energi yang hilang ( energy losses ) atau
energi yang ditambahkan ( energy added ) dari suatu sistem dalam unit Newton
meter per Newton ( N.m / N ) dari fluida yang mengalir dalam sistem tersebut.
Hal ini yang telah kita kenal sebagai energi per satuan berat dari suatu fluida
yang mengalir dalam sistem yang disebut " meters of fiziid atau " head ".
Sebagai penyingkatan - head ", kita akan menggunakan simbol h. Untuk
spesifikasinya kita akan menggunakan simbol sebagai berikut :

hA = Energy Added, adalah energi yang ditarnbahkan ke

melalui suatu peralatan mekanik seperti pompa. Ini yang


sering disebut sebagai " total head " pada pompa_

hR = Energy Removed adalah energi yang dipindahkan dari


fluida oleh suatu peralatan mekanik seperti fluid motor_
hL = Energy Losses, adalah energi yang hilang dari sistem
karena gesekan dalam pipa atau pada valve dan fitting.
Disini tidak dibahas tentang efek perpindahan Finns dari atau ke dalam fluida.
Karena relative kecil dan diabaikan. Nilai penting dari energi hilang adalah dihasilkan
oleh gesekan macam-macam katup ( valve ) dan fitting, yaitu proporsional terhadap head
kecepatan aliran fluids.

Hal ini dapat diekspresikan secara matematik sebagai berikut :

hL = C, (t)2/ 2g) ( 15 )

dimana C L disebut sebagai loss coefficientclan biasanya ditentukan secara


eksperimen yang berulang - Wang.
Pengembangan dari persamaan Bernoulli yang diilustrasikan seperti pada
gambar 2-5, dapat untuk menjelaskan kondisi energi hilang, dipindahkan atau
energi yang ditambahkan.

Gambar - 2-5, ilustrasi energi dalam aliran

1 dan 2 dinotasikan sebagai energi pada posisi penampang 1 dan 2. Energi yang
ditambahkan, dipindahkan atau energi hilang hA, hR, hL seperti ditunjukkan pada
gambar haruslah memenuln prinsip konservasi energi yaitu :

E1+ h, h, = E2 ( 16 )
Jika energi fluida adalah :

E=+z+v2 ( 17 )

2g
( 18 )
Maka :
P2 + z., ____

+ + 1)1 + hR y - 2g
2g

Aplikasi dart persamaan tersebut disesuaikan dengan kasus-kasus yang


ditinjau dart suatu sistem aliran fluida. Jika memang tidak ada energi yang
ditambahkan, maka k, dianggap 0, atau jika tidak ada energi yang dipindahkan
dart fluida maka hR dianggap 0. Ketika kita memperkirakan daya pornpa dan
menganggap baha energi yang dipindahkan dart fluids hR adalah 0, maka akan
didapat persamaan dasar sebagai berikut
U2
( 19 )
2
P v

2
+ 2 = Z2 +
Y 2g Y
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTEK

3.1. Mengenal bagianbagian peralatan

Sebagai kesatuan dalam suatu sistem aliran fluida, peralatan


ini terdiri dari beberapa bagian yaitu :

3.2.1. Bak tampung, yaitu berfungsi sebagai sumber dan penampung


air. Air ini akan dihisap oleh pompa dan dialirkan ke sistem
kemudian kembali lagi ke tabung ini.

3.2.2. Pompa, yaitu mesin yang memberikan energi ke sistem


sehingga air dapat mengalir dalam sistem.

3.2.3. Pipa, yaitu sebagai media aliran fluida.

3.2.4. Fitting ( elbow, jointing) yaitu sebagai kontrol aliran dalam pipa
sehingga dapat berbelok dan tersambung ke pompa, katup dan
kelengkapan lainnya sehingga sistem aliran berfungsi dengan baik
sesuai kriteria yang ciiinginkan.

3.2.5. Tabung venturi yaitu suatu pipa atau tabung dengan


perbedaan luasan penampang yang tersambung dari penampang
lebih besar kemudian dikecilkan secara teratur dan dibesarkan lagi
ke luasan penampang sebeltunnya.

3.2.6. Kolom piezometer sebagai alai pengukur static head pada


tabung venturi dan titik-titik tertentu yang akan digambarkan garis
energinya ( EL dan HGL ), ada tujuh kolom piezometer yang
terpasang dalam peralatan seperti dalam gambar skematik pada
gambar 3-1. dengan identitas sebagni berikut :
- Kolom Piezometer A. di titik sebelum pompa.

- Kolom Piezometer B. di titik sesudah pompa.

- Kolom Piezometer C. di titik sebelum venturi.

- Kolom Piezometer D. di titik sesudah venturi.

- Kolom Piezometer E, di titik sebelum elbow pertengahan sistem


aliran. Kolom Piezometer

- F, di titik sesudah elbow pertengahan sistem aliran.

- Kolom Piezometer G. di titik mendekati akhir sistem aliran.

Gambar 3-1, skematik aliran.

3.2.7. Katup by pass sebagai pengatur aliran air menuju venturi sehingga
inemungkinkan percobaan memperkirakan laju aliran dengan lebih dan sate
variasi.
3.2.8. Volume meter ( meteran air ) berfungsi sebagai pengukur volume air yang
melewati pipa by pass.
3.2.9. Bok Catu Daya listrilc sebagai catu daya bescrta perleng,kapan kontrol waktu
pengoperasian pompa.

3.2. Cara Kerja


Cara kerja peralatan adalah sebagai berikut
3.3.1. Pompa akan beroperasi setelah aliran listrik dinyalakan.
3.3.2. Relay tunda waktu akan mempertahankan arus listrik menyalakan pompa sampai
batas waktu yang sudah ditentukan melalui setelan relay tersebut.
3.3.3. Air mengalir melalui sistem sehingga akan kelihatan naiknya permukaan air
kolom piezometer pada tabung venturi dan titik-titik tertentu yang akan
digambarkan garis energinya ( EL dan HGL)
3.3.4. Relay tunda waktu akan memutuskan arus lisrik ke pompa setelah batas waktu
penundaan tercapai sesuai setelan yang telah dilakukan.

33. Prosedur praktek


Langkahlangkah dalam pengoperasian peralatan dan praktek hams mengikuti
petunjuk di bawah ini :
1. Periksa dan laporkan kepada asisten lab sebelum praktek dilakukan untuk
memastikan kondisi baik buruknya peralatan.
2. Siapkan semua peralatan bantu seperti bak air, tadah pengarah air dan tera ukur
volume serta gayung air yang merupakan perlerigkapan peralatan.
3. lsi bak penampung dengan air sampai penuh dan perhatikan semua kolom
piezometrik, karena permukaan air pada kolom tersebut tiaras sama pencapaianya
terukur path mistar ukur sebagaimana hukum bejana berhubungan Periksalah hal ini
berulang kali dan bila perlu setel keinbali penyangga pipa untuk menyamakan secara
horisontal titik tengah pipa.
4. Ukur temperatur air dengan termometer yang telah disediakan, kemudian catat
sebagai acuan pengambilan data sifat-sifat air dari literatur.
5. Sedia_kan daya listrik dengan teirninasi berupa stop kontak 1 phase 220
Volt, 50 Hz, minimum 1 A.
6. Sambungkan kabel daya listrik peralatan dengan cam memasukan steker pada lubang
stop kontak
7. Setel katup pembagi aliran sistem ( b y pass valve ), dengan maksud mengontrol
jumlah aliran yang akan dialirkan ke tabung venturi. Dan catat posisi tersebut
sebagai nomer percobaan.
8. Nyalakan MCB ( Miniature Circuit Breaker ) pada panel kontrol. Dan perhatikan
Volt meter yang terpasang akan menunjukkan tegangan listrik 220 Volt.
9. Setel relay tunda waktu ( time delay relay ) sesuai lama waktu pengoperasian yang
diinginkan
10. Nyalakan snklar ( Togle Switch On Off )
11. Periksa kolom piezometer apakah ada gelembung udara yang terjebak. Jika masih
ada gelembung udara maka getarkan kolom piezometer dengan cara memukul ringan (
sentil dengan jari) sambil saklar dimatikan dan dihidupkan beberapa kali hingga
gelembung udara tersebut hiking.
12. Nyalakan lagi saklar ( Togle Switch On Off ) sebagai awal pengambilan data
percobaan dimulai.
13. Lakukan kegiatan pencatatan data y-aitu dengan cam mengukur tinggi pencapaian
muka air pada masing-masing kolom piezometer.
14. Setelah waktu operasi tercapai dan relay memutuskan anus listrik sehingga pompa
tidak bekerja dan aliran system terhenti. make matikan lagi saklar pada posisi Of
untuk reset sistem catu lava.

15. Nyalakan lagi sistem tetapi alihkan aliran dengan tadah ke bak air yang telah disediakan
kemudian ukur secara manual menggunakan gelas ukur setelah relay memutuskan arus
listrik atau setelah aliran berhenti.

16. Matikan saklar ke posisi Offdan jika proses praktek telah selesai maka matikan pula MCB.

17. Putuskan pasokan daya listrik ke peralatan dengan mencabut steker dari stop kontak.

18. Rapikan peralatan dan perlengkapan bantu Lainnya, termasuk mengeringkan bak
penampung air.

19. Laporkan kepada asisten lab bahwa praktek telah selesai dengan kondisi peralatan baik
den bersih.
Z2- Z2 = 0,15 m

Q(maks) = 0,000567 m3/detik

D1(terukur) = 0,0275 m

D2(terukur) = 0,016 m

L1(pipa) = 2.5 m

L2(pipa) = 0.15 m

HL1energi hilang pada kondisi sisi hisap yaitu path katup

hL2 = energi hilang karena gesekan sepanjang pipa 1 ( besar )

hL3 = energi hilang karena gesekan sepanjang pipa_ 2 ( kecil )

hL4=- energi hilang pada belokan ( elbow ).

hL5= energi hilang pada percabangan.

hL6 = energi hilang pada pengecilan pipa.

hL7 = energi hilang pada pembesaran pipa


=
D2(tenth,) = hL = total energi hilang.
Ll(pipu) =
L2(ppal
= hA = total head yang harus disediakan oleh pornpa.

BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTEK
4.1.Umum
Ada dua macaw pengujian yaitu kondisi A dan B serta ada dua percobaan yaitu
percobaan 1 dan 2. Kondisi A adalah pengujian laju alir berdasarkan beda tekanan pada
venturi. Sedang kondisi B adalah pengujian laju alir dengan cara mengukur secara manual
dengan ge/as ukur terhadap volume air yang mengalir dalam sistem setelah betoverasi
dalam satuan waktu tertentu. Percobaan 1 adalah pengujian ketika katup by pass cLtutup
penuh. Sedang percobaan 2 adalah sebaliknya yaitu katup by pass dibuka penuh.

Berikut adalah gambar sketsa naiknya permukaan air pada masing-masing kolom
piciometer yang dicatat dalam pengujian.

Percobaan 1 :

Percobaan 2 :

4.2. Ittemperkiraluin total bead pompa


Catat pencapaian muka air pada kolom piezometer A dan B yaitu sesudah dan
sebelum pompa yang mengindikasikan beda tekanan sebelum dan sesudah pompa. Berat
jenis air, y pada temperatur 30C adalah 9770 N/m3. Terjemahkan dalam perhitungan
sehingga didapat nilai total head pompa dalam satuan tekanan.

43. Mengukur laju aliran air


Ada dua cara dalam mengukur laju aliran alir yaitu berdasarkan beda tekanan
pada venturi dan berdasarkan pengukuran volume air yang didapat setelah satuan waktu
tertentu peralatan dioperasikan.

43.1. Berdasar beda tekanan pada venturi, pengujian kondisi A


Catat pencapaian muka air pada kolom piezometer C dan D. Adapun
data dan perhitungan dilakukan secara unit alpabetik untuk memuclahkan dalam
membuat tabel perbandingan secara koniputerisasi.Lakukan perhitungan dan
tabelkan hasilnya seperti benkut :

Laju Alir Berdasarkan Venturi


Tall Hasil Perhitungan

Nomer percobaan 1 2 Urutan


Gravitasi, g m/detik3 9.81 9.81 a
Berat jenis air, y ( N/m 3 9770 9770 b
Data
Venturi30C) di m 0.0275 0,0275 c
d2 trt
0.016 0.016 d
Hasil A(p/y) in 0.32 0.18 e
Ukur .41 in- 2
f
Venturi .42
2
m g

Basil 02 nildetik ( )t) i ( )1.)1 h


perhitu V1 m/detik
Laju Alir Q m 3 Idetik
n g a n Q (literirnenit)

4.3.2. Laju alir berdasarkan pengukuran volumeir yang didapat setelah satuan
waktu tertentu peralatan dioperasikan, pengujian kondisi B
Hitung secara manual atau penakaran langsung dengan gelas ukur dan lakukna
perhitungan balik sebagai perbandingan dengan hasil ukur berdasarkan tabung venturi.
Dengan demikian akan didapatkan nilai persentase koreksi terhad.an nilai beda tekanan
terukur pada tabung venturi tersebut.

Perhitungan balik terhadap peralatan dengan Q yang telah diketahui / terukur (


Nomer
Sistem Bpercobaan
) 1 2 Urutan
Gravitasi, g in/detikl 9.81 9.81 a
Berat jenis air,y ( N/m 3 9770 9770 b
Data 30C ri d 1
Ventu m 0.0275 0.0275 c
d2 m 0.016 0.016 d
Hasil Q liter 28.4 20.5 e
Ukur Q 3
menit) 0.00047 0.00034
41 n12
A2 m2Idetik
in g
Hasil Venturi V 1 m/detik h
perhitunga V2 m/detik
n A(p/y) ideal m 3
Sistem A A(p/y) + hL m k
Head Loss, Ht. m

4.4.Memperkirakan nilai koefisien rugi energi, CL ( loss coefficient) pada belokan (


elbow )
Catat pencapaian muka air pada kolom piezometer E dan F yaitu sesudah
dan sebelum elbow yang mengindikasikan hilang tekanan sebelum dan sesudah elbow.
Tuangkan dalam perhitungan sehingga didapat nilai energi hilang pada belokan.

4.5. Memperkirakan nilai faktor gesek, f ( friction factor ) pipa yang digunakan
dalam peralatan
Catat pencapaian muka air pada kolom piezometer F dan G yang dipasang
dengan jarak 0,55 m. Tuangkan dalam perhitungan sehingga didapat nilai faktor gesek pada
pipa.

4.6. Penggambaran tentang garis energy grade serta garis hydraulic grade
Penggambaran tentang EL dan HGL hanya pada percobaan 1 yaitu kondisi
katup by pass tertutup penuh sehingga semua aliran pompa melalui pemipaan utama.
Karena ada dua macam ukuran pips dalam sistem aliran maka energi kinetik di semua titik
pipa yang dipasang kolom piezometer adalah sama jika ukuran pipa juga sama. Jadi energi
kinetik di titik A, B, C, E, F dan G adalah sama Hanya di titik D yang berbeda karena ukuran
pipa mengecil pada venturi.

Catat pencapaian muka air pada kolom piezometer A, B, C, D, E, F dan G. Hitunglah


nilai energi kecepatan di masing masing titik kolom piezometer tersebut dan tuangkan 1

dalam gambar sehingga didapat garis energy grade serta garis hydraulic grade.

BAB V
TUGAS
5.1 Praktek
Lakukan praktek dengan pengoperasian peralatan dan pecatatan data kemudian
perhitungan terhadap :

1. Memperkirakan total head pompa.

2. Memperkirakan laju aliran air.

3. Memperkirakan nilai koefisien rugi energi, CL ( loss coe icient ) pada belokan ( elbow
).

4. Memperkirakan nilai faktor gesek, f ( friction factor) pipa yang digunakan dalam
peralatan.

5. Pemahaman tentang garis energy grade serta garis hydraulic grade yang sekaligus
menggambarkan kondisi energi kinetik, energi tekanan dan energi hilang di suatu
fink tertentu pada sistem aliran peralatan.

5.2 Teori
Jawablah pertanyaan berikut:

1. Menjelaskan tentang apakan teori Bernoulli ?

2. Sebutkan aplikasi teori Bernoulli dalam dunia sehari-hari se/an dalam sistem aliran
fluida dalam pipa dan pemompaan.

3. c. Uraikan secara maternatis teori Bernoulli dalam kondisi ( satuan ) keija, tekanan
dan panjang atau head.
DAFTAR PUSTAKA

1. Soufyan Moh. Noerbambang, Takeo Morimura, Perancangan Dan Pemeliharaan Sistem


Plambing PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 2005

2. S. M. Noerbambang, MSME, Seminar Plambing, IAF731, 24-08-2006, Jakarta, 24


Agustus 2006

3. Sularso, Haruo Tahara, Pompa Dan Kompresor, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 2004

4. Reuben M. Olson, Steven J. Wright, Dasar-Dasar Mekanika Fluid Teknik, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 1993

5. Robert L. Mott, Applied Fluid Mechanics Second Edition, Charles E. Merrill Publishing
Company, Columbus, Ohio, 1979

6. Robert L. Daugherty, Joseph B. Franzini, Fluid Mechanics With Engineering Applications,


McGraw-Hill, Inc, 1977
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL 19

Anda mungkin juga menyukai