Anda di halaman 1dari 11

A.

Reaktor Gelembung
1.Pengertian
Reaktor kolom gelembung adalah suatu alat yang digunakan
untuk gas-cair reaksipertama kali diterapkan oleh Helmut
Gerstenberg. Ini terdiri dari kolom silinder vertikal
diatur.Pengenalan gas terjadi di bagian bawah kolom dan
menyebabkan turbulen aliran untuk memungkinkan
pertukaran gas yang optimal.
Pencampuran dilakukan oleh Sparging gas dan membutuhkan
energi kurang dari pengadukan mekanis. Cairan bisa dalam
aliran paralel atau counter-current.

Reaktor kolom gelembung ditandai dengan kandungan cairan yang tinggi dan permukaan
batas fase moderat. Kolom bubble ini sangat berguna dalam reaksi dimana reaksi gas-cair
lambat dalam kaitannya dengan tingkat penyerapan . Ini adalah kasus untuk reaksi gas-cair
dengan jumlah Hatta Ha <0,3.
Reaktor kolom gelembung yang digunakan dalam berbagai jenis reaksi kimia seperti oksidasi
basah , atau sebagai Alga bioreaktor .
Kolom gelembung di mana gas dimasukkan ke kolom di bagian bawah dan naik dalam cairan
melarikan diri dari itu di permukaan atas, gas yang dikonsumsi untuk tingkat yang lebih besar
atau lebih kecil tergantung pada intensitas perpindahan massa dan reaksi kimia.

2. Konsep
- Gas terdispersi secara kontinyu di dalam fase cair
- Tepat untuk reaksi dua fase yaitu liquid-gas atau tiga fase yaitu slurry-gas

3. Mekanisme Kerja
Gas diumpankan dari bagian bawah kolom lalu menuju ke atas dan bereaksi dengan cairan
lalu meninggalkan kolom. Penggunaan gas pada jumlah yang lebih banyak atau lebih kecil
tergantung kepada intensitas reaksi kimia dan perpindahan massa yang terjadi. Gas yang
masih mengandung banyak reaktan akan disirkulasikan kembali sebagai umpan. Begitu
seterusnya.

4. Keuntungan
-Biaya operasi murah
-Menghasilkan panas dan perpindahan massa yang maksimal dan seragam

5. Kerugian
Produk yang dihasilkan kemungkinan tidak seragam apabila gas diumpankan pada kecepatan
tinggi, karena kemungkinan terjadi pembentukan aliran yang heterogen. (Sesuai dengan
analisis rezim pada bubble column)

6. Aplikasi
Konversi gas alam ,Bioproses,Pengolahan air limbah,Klorinasi,Alkilasi,Industri metalurgi
Contoh proses: (pembentukan metanol)
Syngas masuk dari bagian bawah reaktor dan bereaksi dengan minyak mineral yang
dipanaskan. Gas kemudian bereaksi dengan bantuan katalis untuk membentuk produk
metanol . Gas yang tidak bereaksi dan metanol menguap dan keluar lewat bagian atas reaktor.
Setelah keluar dari reaktor , metanol terkondensasi menjadi cairan .
B. Fluidized Bed Reactor

Fluidized Bed Reactor adalah adalah jenis reaktor kimia yang dapat digunakan untuk
mereaksikan bahan dalam keadaan banyak fasa. Reaktor jenis ini menggunakan fluida (cairan
atau gas) yang dialirkan melalui katalis padatan (biasanya berbentuk butiran-butiran kecil)
dengan kecepatan yang cukup sehingga katalis akan terolak sedemikian rupa dan akhirnya
katalis tersebut dapat dianalogikan sebagai fluida juga. Proses ini, dinamakan fluidasi.
Fluidized Bed Reaktor dapat digunakan untuk pencampuran dan pemisahan antar fasa.
Katalis pada FBR biasanya berbentuk padatan, biasanya berbentuk seperti pasir. Ukuran
katalis pada reaktor ini biasanya berukuran 10-300 microns, dengan tujuan agar partikel
katalis dapat mudah difluidisasikan.

1.Konsep

-Partikel padat akan terdispersi secara kontinyu

-Partikel dapat berperan sebagai adsorben, katalis, maupun pembawa panas


-Adanya aliran kontiyu dari gas maupun cairan

2. Mekanisme Kerja

Gas dialirkan melalui distributor yaitu berupa pelat logam berlubang secara kontinyu.
Kondisi bed setelah fluidisasi awal tergantung pada keadaan reaktan. Jika reaktan yang
diumpankan adalah cairan bed akan mengembang seragam dengan peningkatan aliran
reaktan menuju atas. Keadaan Ini disebut fluidisasi homogen. Jika reaktan yang diumpankan
adalah gas bed akan tidak akan seragam karena terbentuk gelembung gas pada bed, sehingga
terjadi fluidisasi agregatif. Kadang-kadang gelembung pada bahan kasar bisa tumbuh lebih
besar dari dua pertiga dari diameter bed, yang dapat menyebabkan slugging. Slugging dapat
mengakibatkan timbulnya variabel tekanan, getaran pada bed, dan pengurangan perpindahan
panas. Peningkatan kecepatan gas menimbulkan adanya rezim fluidisasi di mana apabila
peningkatan gas terjadi lebih lanjut dalam transportasi pneumatik, maka

3. Kekurangan:

Partikel mengalami keausan yang dapat menyebabkan mengecilnya ukuran partikel yang
berada di dalam reaktor dan ikut mengalir bersama aliran gas sehingga perlu digunakan
alat cyclone separators dan aliran listrik yang disambungkan pada garis antara reaktor dan
generator.
Adanya peningkatan keabrasivan dimana penyebabnya adalah partikel padat di dalam
proses cracking pada fluidized bed.
Tidak mempunyai fleksibilitas terhadap perubahan panas.
Rancang-Bangun kompleks sehingga biaya mahal
Jarang digunakan di (dalam) laboratorium.
4. Kapan alat ini digunakan?
Partikel fluidized sangat kecil
Konsentrasi intra partikel dan gradien temperaturnya diabaikan
Ketika terjadi regenerasi katalis dan reaksinya memiliki efek panas yang tinggi. Biasanya
diameter reaktor 10-30 ft.
Reaktor dimana katalisnya terangkat oleh aliran gas reaktan.
Operasinya: isotermal.
Perbedaan dengan Fixed bed: pada Fluidized bed jumlah katalis lebih sedikit dan katalis
bergerak sesuai kecepatan aliran gas yang masuk serta memberikan luas permukaan yang
lebih besar

5. Penggunaan Dalam Industri


Pada industri pembuatan Methanol dengan Gasifikasi Batubara, salah satunya menggunakan
jenis reaktor fluidized bed. Gasifikasi batubara pada prinsipnya adalah suatu proses perubahan
batubara menjadi gas yang mudah terbakar. Proses ini melalui beberapa proses kimia dalam
reaktor gasifikasi (gasifier). Proses yang menggunakan prinsip fluidized bed adalah High-
Temperature Winkler, Kellog Rust Westinghouse, dan U-gas. Dalam fluidized bed gaya dorong
dari uap dan O2 akan setimbang dengan gaya gravitasi sehingga serbuk batubara dalam keadaan
mengambang pada saat terjadi proses gasifikasi. Serbuk batubara yang digunakan lebih halus dan
berukuran antara 1 5 mm. Dalam entrained flow serbuk batubara yang berukuran 0.1 mm
dicampur dengan uap dan O2 sebelum diumpankan ke dalam reaktor. Proses ini telah digunakan
untuk memproduksi gas sintetis dengan nama proses Koppers-Totzek. Proses yang sejenis
kemudian muncul seperti proses PRENFLO,Shell, Texaco , dan DOW. Proses molten iron bath
merupakan pengembangan dalam proses industri baja. Serbuk batubara diumpankan ke dalam
reaktor bersama-sama dengan kapur dan O2. Kecuali prose molten iron bath semua proses telah
digunakan untuk keperluan pembangkit listrik.
C.Trickle Bed Reaktor

Reaktor Trickle bed adalah reaktor fixed bed dengan isian partikel katalis dimana aliran gas dan
liquid searah kebawah. Partikel katalis selalu berpori dan biasanya berbentuk bonkahan, pellet, si
linder atau bola dengan ukuran antara 1 sampai 3 mm). Reaktor ini banyak digunakan dalam
Industri kimia, Petrokimia dan Industri perminyakan, salah satu aplikasinya untuk pengendalian
polusi dan pengolahan limbah cair.Perbandingan dengan reaktor multifase yang lain, koefisien
perpindahan massa yang relatif besar dan flexibilitas daerah operasinya. Kebanyakan reaktor
trickle bed di Industri beroperasi pada tekanan tinggi sekitar 20 30 MPa, agar supaya
meningkatkan kelarutan gas, perpindahan panas yang baik dan menurunkan kecepatan deaktivasi
katalis. Akan t etapi banyak penelitian yang mengoperasikan pada tekanan atmosfer untuk
oksidasi katalitik SO2 dengan katalis karbon aktif.
Reaktor trickle bed adalah reaktor dengan packing katalis dimana fasa cair dan gas mengalir
searah ke bawah yang mengalami interaksi pada katalis padatan. Kata trickle mendeskripsikan
karakteristik operasional reactor ini dimana liquid mengalir secara bertahap melewati katalis
solid dalam bentuk film, anak air ataupun droplet. Biasanya, partikel padatan katalis di pak
secara acak didalam bed dimana fase gas dan liquid mengalir. Dalam sebagian besar industri
reactor trickle bed, partikel katalis yang digunakan biasanya berpori dan berbentuk bermacam-
macam seperti bola, silinder, ektrudat, trilobe, atau multilobe seperti pada gambar berikut :
Reaktor trickle bed memberikan performa yang lebih baik dalam pengontakan gas-liquidsolid
dengan memberikan efisiensi yang tinggi dibandingkan oleh reactor lain seperti stirred slurry
reactors yang memberikan keterbatasan pengaplikasisan pada system reaksi yang cepat
membutuhkan muatan katalis yang rendah dengan tekanan operasi rendah dan volume sedang
seperti bahan kimia khusus dan kecil, ejector loop reactors digunakan untuk reactor cepat yang
menyirkulasikan slurry menggunakan tekanan tinggi mempunyai keterbatasan dalam mengatasi
pemuatan solid, Bubble column slurry reactors dan packed bubble bed reactors memberikan
pengadukan kembali didalam reactor yang bisa menyebabkan konversi rendah dan memicu
terbentuknya produk samping. Konfigurasi reactor trickle bed diklasifikasikan menjadi tiga tipe :

1. Reaktor trickle bed konvensional : berisikan partikel katalis berpori secara acak
didalam packed bed.
2. Reaktor trickle bed semi-struktur : berisikan partikel yang di pak teratur atau katalis yang
dilapiskan pada packing terstruktur.
3. Reaktor trickle bed-mikro : berisikan beberapa saluran-mikro yang di pak dengan partikel
katalis

Ketiga tipe ini ditampilkan secara skematik dalam gambar di bawah ini :
Sumber :

http://id.scribd.com/doc/26979880/Bubble-Column-Reactors
https://www.academia.edu/31395839/TEKNIK_REAKSI_KIMIA_III
_FIXED_BED_REAKTOR_FLUIDIZED_BED_REAKTOR_DAN_TRICKEL
_REAKTOR

https://www.academia.edu/7756836/PENGGUNAAN_REAKTOR_F
IXED_BED_DAN_FLUIDIZED_BED_DALAM_INDUSTRI

https://www.google.com/search?q=reaktor+gelembung&source=l
nms&tbm=isch&sa=X&sqi=2&ved=0ahUKEwjLscKmpdbSAhUHt48
KHTX0AukQ_AUIBigB&biw=1366&bih=657#tbm=isch&q=reaktor+
BUBLE&*&imgrc=G9BvDMFR5kpSxM

Anda mungkin juga menyukai