Anda di halaman 1dari 14

ISSN 1410-4725 (Cetak)

ISSN 2338-6061 (Online)


Volume 19, Nomor 1, Juni 2015 Akreditasi No. 040/P/2014

Akif Khilmiyah, Sumarno, Pengembangan Model Penilaian Keterampilan Intrapribadi


Darmiyati Zuchdi dan Antarpribadi dalam Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar

Anak Agung Purwa Antara, Penyetaraan Vertikal dengan Pendekatan Klasik dan
Bastari Item Response Theory pada Siswa Sekolah Dasar

Astin Lukum Evaluasi Program Pembelajaran IPA SMP


Menggunakan Model Countenance Stake

Djemari Mardapi, Samsul Hadi, Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal Berbasis Peserta Didik
Heri Retnawati

I Made Suarta, Nyoman Sentosa H, Model Authentic Self-Assessment dalam Pengembangan


I Gusti Ngurah S, I Wayan Basi A Employability Skills Mahasiswa Pendidikan Tinggi Vokasi

Putu Sudira, Soenarto, Evaluasi Kompetensi Penulisan Tesis Mahasiswa S2


Pardjono Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuran

Sri Yamtinah, Budiyono Pengembangan Instrumen Diagnosis Kesulitan Belajar


pada Pembelajaran Kimia di SMA

Sugiyanto, Badrun Kartowagiran, Pengembangan Model Evaluasi Proses Pembelajaran Matematika


Jailani di SMP Berdasarkan Kurikulum 2013

Supahar, Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja Kemampuan Inkuiri


Zuhdan Kun Prasetyo Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fisika SMA
Volume 19, Nomor 1, Juni 2015

Wiwi Isnaeni, Kumaidi Evaluasi Implementasi PKP dalam Pembelajaran Biologi


di SMAN Kota Semarang Menggunakan Pendekatan Mixed-Method
Penerbit
HIMPUNAN EVALUASI PENDIDIKAN INDONESIA
bekerja sama dengan
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Berdasarkan MOU Nomor 195 B/J.35.17/LK/04

Penanggungjawab : Djemari Mardapi


Ketua : Moch Alip
Sekretaris : Heri Retnawati
Penyunting : Badrun Kartowagiran
Sudiyatno
Aman
Samsul Hadi
Jailani
Penyunting Bahasa : Haryadi
Sudiyono

Koordinator Jurnal PPs UNY


Ashadi, Ed.D.

Sekretariat
Rohmat Purwoko
Syarief Fajaruddin

SEMUA TULISAN YANG ADA DALAM JURNAL PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
BUKAN MERUPAKAN CERMINAN SIKAP DAN ATAU PENDAPAT DEWAN REDAKSI

TANGGUNGJAWAB TERHADAP ISI DAN ATAU AKIBAT DARI TULISAN


TETAP TERLETAK PADA PENULIS
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah dan
Pengasih karena atas rahmat-Nya Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia
(HEPI) bekerja sama dengan Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri
Yogyakarta dapat menerbitkan Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Volume 19,
Nomor 1, 2015. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan juga telah terakreditasi
kembali oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Berdasarkan kutipan dari keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor: 040/P/2014 tanggal 14 Februari 2014 tentang hasil akreditasi terbitan
berkala ilmiah, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan ditetapkan sebagai terbitan
berkala ilmiah terakreditasi. Akreditasi tersebut berlaku selama 5 (lima) tahun
terhitung dari tanggal ditetapkannya atau sampai dengan tahun 2019.

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan memuat dan menyebarluaskan hasil-


hasil penelitian dan evaluasi pendidikan dosen, penelitian tesis mahasiswa S2, dan
penelitian disertasi mahasiswa S3 dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Hasil-hasil penelitian yang disampaikan pada jurnal ini tidak terbatas pada
bidang evaluasi pendidikan tetapi juga hasil penelitian dan evaluasi pendidikan
dalam arti luas, seperti bidang teknologi dan kejuruan, ilmu pengetahuan sosial,
pendidikan luar sekolah, linguistik terapan, teknologi pembelajaran, manajemen
pendidikan, pendidikan sains, dan pendidikan matematika.

Perbaikan sudah dilakukan untuk Volume 19, Nomor 1, 2015 namun Dewan
Redaksi tetap mengharap masukan dan kritik membangun dari civitas akademika
agar terbitan berikutnya akan makin baik dan berkualitas. Adanya kekurangan-
kekurangan pada jurnal ini kiranya dapat dimaklumi.

Atas perhatian pembaca dan bantuan mitra bebestari, editor, dan karyawan
PPs Universitas Negeri Yogyakarta hingga dapat diterbitkannya jurnal ini
diucapkan terima kasih.

Yogyakarta, Juni 2015

Ketua Redaksi

i
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

ii
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

DAFTAR ISI

Akif Khilmiyah, Pengembangan Model Penilaian Keterampilan 1-12


Sumarno, Darmiyati Intrapribadi dan Antarpribadi dalam Pendidikan Karakter
Zuchdi di Sekolah Dasar

Anak Agung Purwa Penyetaraan Vertikal dengan Pendekatan Klasik dan Item 13-24
Antara, Bastari Response Theory pada Siswa Sekolah Dasar

Astin Lukum Evaluasi Program Pembelajaran IPA SMP Menggunakan 25-37


Model Countenance Stake

Djemari Mardapi, Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal Berbasis Peserta 38-45


Samsul Hadi, Heri Didik
Retnawati

I Made Suarta, Model Authentic Self-Assessment dalam Pengembangan 46-57


Nyoman Sentosa Hardika, Employability Skills Mahasiswa Pendidikan Tinggi Vokasi
I Gusti Ngurah Sanjaya,
I Wayan Basi Arjana

Putu Sudira, Soenarto, Evaluasi Kompetensi Penulisan Tesis Mahasiswa S2 58-68


Pardjono Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuran

Sri Yamtinah, Budiyono Pengembangan Instrumen Diagnosis Kesulitan Belajar 69-81


pada Pembelajaran Kimia di SMA

Sugiyanto, Badrun Pengembangan Model Evaluasi Proses Pembelajaran 82-95


Kartowagiran, Jailani Matematika di SMP Berdasarkan Kurikulum 2013

Supahar, Zuhdan Kun Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja Kemampuan 96-108


Prasetyo Inkuiri Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fisika SMA

Wiwi Isnaeni, Kumaidi Evaluasi Implementasi PKP dalam Pembelajaran Biologi di 109-121
SMAN Kota Semarang Menggunakan Pendekatan Mixed-
Method

iii
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 19, No 1, Juni 2015 (38-45)
Tersedia Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep

MENENTUKAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL


BERBASIS PESERTA DIDIK
1)
Djemari Mardapi, 2)Samsul Hadi, 3)Heri Retnawati
1, 2, 3)
Universitas Negeri Yogayakarta
1)
djemarimardapi@gmail.com, 2)samsul.hd@gmail.com, 3)retnawati.heriuny1@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sering
disebut pula dengan standard setting atau cut of score, berbasis peserta peserta didik untuk mata
pelajaran matematika SMP di Provinsi DI Yogyakarta antarwaktu. Penelitian ini merupakan
studi longitudinal selama 3 tahun yaitu tahun 2010, 2011, dan 2012. Metode pengumpulan data
yakni dokumentasi untuk memperoleh data statistik ujian akhir yang akan ditentukan KKM-
nya dan Focus Group Discussion (FGD) untuk menentukan kelompok master dan kelompok
nonmaster. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan metode grup kontras. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa KKM mata pelajaran matematika di Provinsi DI Yogyakarta
tahun 2010 sebesar 6,75, tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 0,05 menjadi 6,70 dan
tahun 2012 naik lagi menjadi 6,90 (untuk skala 0-10).
Kata kunci: KKM (standard setting atau cut of score), mata pelajaran matematika SMP

DETERMINING THE CUT OF SCORE BASED ON


THE TEST PARTICIPANTS
1)
Djemari Mardapi, 2)Samsul Hadi, 3)Heri Retnawati
1, 2, 3)
Universitas Negeri Yogayakarta
1)
djemarimardapi@gmail.com, 2)samul.hd@gmail.com, 3)retnawati.heriuny1@gmail.com

Abstract
This study aims to determine the minimum completeness criteria which is often called the
standard setting or the cut of a score, based on test participants for mathematics lesson in
Yogyakarta province. This study is a longitudinal study using data for 3 years ie 2010, 2011,
and 2012. The data were collected through documentation to get the statiatics data of national
final examination that would be determined its minimum completness creteria and Focus
Group Discussion (FGD) to determine master and non master groups. The data were
analyzed quantitatively by the method of contrasting group. The results showed that cut of
score in mathematics lesson in Yogyakarta province in 2010 was at 6.75, but decreased by 0.05
to 6.7 in 2011 and rose again in 2012 to 6.9 (for a 0-10 scale).
Keywords: standard setting or the cut of the score, junior school mathematics lesson

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan


p-ISSN: 1410-4725, e-ISSN: 2338-6061
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Pendahuluan beda-beda, sehingga standar kelulusan dae-


Saat ini, kurikulum yang digunakan rah satu dengan yang lain sulit dibanding-
pemerintah yakni kurikulum tingkat satuan kan.
pendidikan (KTSP) ataupun kurikulum Penentuan kriteria ketuntasan mini-
2013 merupakan kurikulum berbasis kom- mal tidak hanya dapat ditentukan melalui
petensi. Pada kurikulum ini, siswa dikatakan kebijakan pemerintah seperti kriteria ke-
berhasil jika telah menguasai kompetensi lulusan dengan ujian nasional ataupun de-
tertentu yang telah ditetapkan dalam kuri- ngan memperhatikan intake, kompleksitas,
kulum. Indikator bahwa siswa telah me- dan daya dukung seperti yang dilakukan di
nguasai kurikulum yakni kemampuan hasil sekolah. Penentuan batas lulus yang lain, da-
belajar yang diukur telah mencapai kriteria pat ditentukan dengan berbasis peserta tes
ketuntasan minimal (KKM) yang telah di- dan yang berbasis alat ukur atau perangkat
tetapkan, bahkan sebaiknya melampaui tesnya. Penentuan kriteria ketuntasan mini-
KKM. Dengan KKM ini, siswa yang telah mal dengan basis peserta didik dan alat
berhasil dapat melanjutkan belajar untuk ukurnya selama ini masih belum dilakukan.
dapat menguasai kompetensi selanjutnya, Padahal hal ini menjamin KKM yang valid
dan yang belum menguasai dapat mem- dan dapat digunakan untuk menentukan
perdalam yang belum dikuasai melalui KKM tingkat daerah, misalnya kecamatan
remidi. Hal ini menunjukkan pentingnya atau kabupaten/kota.
KKM dalam menentukan keberlanjutan bel- Terkait dengan hal tersebut, diperlu-
ajar peserta didik (Mardapi, Hadi & Retna- kan suatu penelitian tentang model penen-
wati, 2014a, Mardapi, Hadi & Retnawati, tuan kriteria ketuntasan minimal berbasis
2014b). peserta didik dan berbasis perangkat tes
Selama ini, kriteria ketuntasan mi- yang digunakan sehingga dapat menentukan
nimal atau dalam istilah pengukuran sering kriteria ketuntasan minimal yang tepat un-
disebut dengan batas lulus (cut of score) di- tuk menentukan keberhasilan pembelajaran
tentukan menggunakan kebijakan. Sebagai yang dicapai peserta didik. Model penentu-
contoh pada ujian nasional (UN). Pada ta- an kriteria ketuntasan minimal berbasis
hun 2005, batas lulus yang ditentukan 4,01. peserta didik dan perangkat tes menjadi hal
Untuk tahun 2006 dan 2007, batas lulus di- yang urgen untuk ditemukan. Pada peneliti-
tingkatkan menjadi 4,26, yang kemudian di an ini akan dikembangkan model penentu-
tahun 2009 ditingkatkan lagi menjadi 5,26. an kriteria ketuntasan minimal berbasis
Nilai 4,01, 4,26 maupun 5,26 merupakan peserta didik dan perangkat tes, yang men-
batas yang relatif rendah dibandingkan batas dukung pelaksanaan evaluasi yang dilakukan
lulus negara-negara lainnya. Namun demi- oleh pendidik atau sekolah mengetahui ke-
kian masyarakat meresponnya dengan pe- berhasilan pendidikan.
nuh kecemasan dan keresahan, dan batas ini Pelaksanaan UAN memberikan peng-
dianggap terlalu tinggi. aruh yang besar terhadap pelaksanaan pem-
Di sisi lain, sekolah menentukan belajaran di sekolah. Guru dan peserta didik
KKM yang cukup tinggi ketuntasan ulangan hanya memfokuskan perhatian pada mata
harian atau untuk kelulsan ujian sekolah, pelajaran yang diujikan saja (Mardapi, dkk.
misalnya 7,5. Nilai ini ditetapkan oleh mu- 2001). Demikian pula halnya dengan adanya
syawarah guru berdasarkan intake, kom- batas kelulusan yang ditetapkan pemerintah.
pleksitas, dan daya dukung yang dimiliki Selain siswa dan guru hanya terfokus pada
sekolah. Akibatnya, KKM di suatu sekolah mata pelajaran yang diujikan, batas kelulus-
berbeda dengan sekolah lain. Akibatnya, an ini menyebabkan siswa merasa cemas
KKM untuk suatu daerah misalnya daerah dan takut tidak lulus (Mardapi, dkk., 2001).
kabupaten/kota, belum dapat ditentukan Studi pendahuluan menunjukkan, batas ke-
karena sekolah-sekolah yang terdapat di lulusan yang ditentukan olah UAN saja
suatu kabupaten memiliki KKM yang ber- menyebabkan banyak siswa yang tidak lulus,

Menentukan Kriteria Ketuntasan Mnimal Berbasis ... 39


Djemari Mardapi, Samsul Hadi, Heri Retnawati
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

sehingga direspons berlebihan oleh masya- an atau patokan yang disepakati, dan stan-
rakat. dard setting adalah proses menentukan cut
Ada beberapa istilah terkait dengan score terhadap instrumen pendidikan. Kom-
batas kelulusan. Di Indonesia yang paling ponen esensial dari standard setting melalui
popular adalah kriteria ketuntasan minimal, judgment seperti yang dikemukakan oleh
cut of scoredan standard setting. Dalam me- Angoff (1971), Nedelsky (1954),dan Plake,
nentukan batas lulus, ada 3 jenis metode Melican, & Mills (1991)adalah panelis atau
yang dapat digunakan, yakni metode yang penilai ahli. Panelis ini sebaiknya memiliki
terfokus pada judgement, tes dan peserta delapan kualifikasi ahli bidang studi (Subject
didik. Di Indonesia, batas kelulusan hanya Matter Expert, SME) yakni (1) terbaik dalam
ditentukan berdasarkan judgement dari bidang spesialisasinya; (2) memiliki wawasan
pemerintah. Penentuan batas lulus berdasar- yang luas dalam bidang keahliannya; (3) me-
kan perangkat tes yang digunakan dan pola miliki kemampuan menyelesaikan masalah
respons peserta didik belum dilakukan. dengan cepat sesuai bidangnya; (4) mampu
Penelitian-penelitian yang telah ada/dilaku- mengkaji secara mendalam level konseptual
kan yakni penerapan teori penentuan batas dalam bidangnya dibandingkan orang baru;
lulus di negara-negara bagian Amerika. (5) menganalisis problem-problem dalam
Batas lulus untuk ujian nasional ber- bidangnya secara kualitatif; (6)menilai prob-
basis perangkat tes telah diteliti Mardapi, lem secara lebih akurat dibandingkan orang
dkk. (2009). Hasil penelitian menunjukkan baru; dan (8) mempunyai daya ingat se-
bahwa dengan menggunakan perangkat tes, mantik yang lebik kompleks.
batas lulus bisa lebih tinggi dibandingkan Standard setting adalah proses yang
yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini digunakan untuk menentukan atau memilih
dapat dijadikan masukan untuk pembuat suatu passing score pada suatu ujian. Dari
kebijakan dalam memperbaiki kualitas pen- semua langkah-langkah di dalam proses
didikan, terkait dengan hasil evaluasi dan pengembangan tes, standard setting merupa-
pemanfaatannya. kan tahapan yang lebih dekat pada seni
Ada beberapa metode penentuan ba- daripada sains (ilmu pengetahuan); sedang
tas lulus yang disarankan oleh ahli. Metode metode statistik yang sering digunakan di
yang terpusat pada tes misalnya metode dalam pelaksanaan suatu standard setting, juga
Nedelsky, metode Angof dan metode Ebel lebih banyak melalui pertimbangan dan atau
(Algina dan Crocker, 1997). Metode yang kebijakan. Hattie & Brown (2003) menyata-
terpusat pada siswa misalnya metode grup kan bahwa setting performance standard me-
kontras (contrasting group) (Algina dan rupakan suatu proses meminta pertimbang-
Crocker, 1997), sedangkan yang merupakan an rasional dari para ahli yang (a) memiliki
gabungan dari metode yang terpusat pada pengetahuan tentang kebutuhan akan tes
siswa, namun memanfaatkan pola respons dan asesmen yang ingin ditetapkan standar-
siswa yakni metode pemetaan butir (item nya; (b) memahami makna skor pada level
mapping) yang melibatkan teori respons butir yang bervariasi pada skala yang digunakan
unidimensi. Efektifitas perbandingan meto- untuk menyimpulkan performansi peserta
de untuk menentukan batas lulus belum tes; dan (c) memahami sepenuhnya batasan
dilakukan, terlebih dengan menggunakan tentang prestasi yang berhubungan dengan
data tes dan peserta tes di Indonesia. De- standar performansi yang dimintakan ke-
mikian pula stabilitas penentuan batas lulus pada mereka untuk ditetapkan.
berdasarkan metode tertentu perlu dilaku- Ada beberapa cara menetapkan stan-
kan, juga tentang dinamika batas lulus di dard setting. Metode menentukan standar
wilayah tertentu antar waktu. setting berbasis perangkat tes yakni metode
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) Angoff tradisional dan Angoff perluasan
disebut pula dengan batas lulus atau standard (Extended Angoff (Impara & Plake, 1997;
setting. Standard dapat diartikan sebagai ukur- Stahl, 2008; Ricker, 2009). Metode penentu-

40 Volume 19, Nomor 1, Juni 2015


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

an standard setting berbasis campuran pe- (MGMP) di Provinsi DI Yogyakarta. Hasil


rangkat tes dan peserta tes salah satunya analisis KKM antartahun kemudian diban-
adalah metode Bookmark (Lord, 1980; Lin, dingkan dengan menggunakan grafik.
tth; Mitzel, Lewis, Patz & Green, 2001).
Salah satu metode untuk menentukan Hasil
standard setting berbasis peserta tes adalah
metode grup kontras (Croker & Algina, Langkah pertama menentukan KKM
1986). berbasis peserta didik adalah menentukan
Metode grup kontras (contrasting group) kelompok master dan nonmaster. Penentu-
dari Nedelsky dilakukan dengan mengelom- an kelompok master dan nonmaster berda-
pokkan grup yang dianggap kelompok mas- sarkan kriteria tertentu. Kriteria ini ditentu-
ter dan nonmaster, secara grafik digambar- kan dengan Focus Group Discussion (FGD).
kan distribusinya, dan titik potong distribusi FGD yang melibatkan 3 ahli pengukuran,
merupakan cut of score. Langkah-langkah me- guru-guru dan pengurus MGMP Matema-
nentukan cut score menggunakan metode tika se-Provinsi DI Yogyakarta sebagai
grup kontras dari Nedelsky sebagai berikut: pakarnya. Tiap wilayah kabupaten dan kota
1) mengumpulkan panel pakar berkualisasi yakni kabupaten Bantul, Sleman, Kulon
yang sudah mengenal karakteristik seko- Progo, Gunungkidul dan Kota Yogyakarta
lah dan siswa yang diuji diwakili oleh 1 pengurus MGMP dan 2 guru
2) para pakar mengidentifikasi dua kelom- matematika SMP yang senior. Kriteria seko-
pok siswa, kelompok yang jelas mengua- lah master dan nonmaster pada awalnya
sai wilayah mata pelajaran yang dikrite- ditawarkan oleh forum yakni dengan rerata
riakan (kelompok master) dan kelompok sekolah pada pencapaian UN untuk mate-
siswa yang tidak menguasai wilayah mata matika sebesar 7,5, rerata prestasi peserta
pelajaran yang tidak menguasai (kelom- didik pada mata pelajaran tahun tertentu,
pok nonmaster) dan juga rerata prestasi secara nasional.
3) menguji kedua kelompok tersebut Namun, pakar dalam FGD menyepakati
4) melukiskan grafik yang sama distribusi untuk kriteria sekolah master dan non-
frekuensi skor ujian siswa-siswa pada ke- master ditentukan dengan rerata UN tingkat
dua kelompok tersebut provinsi.
5) mencari titik potong kedua distribusi fre- Dengan menggunakan kriteria yang
kuensi itumenjadi batas penguasaan mi- telah disepakati, dikelompokkan sekolah-
nimum wilayah kriteria (Crocker & sekolah yang ada di Provinsi DI Yogyakarta
Algina, 1986). sebagai kelompok master atau kelompok
nonmaster. Tiap kelompok kemudian dibu-
at interval kemudian digambarkan polygon
Metode frekuensinya. Pertemuan polygon frekuensi
Penelitian ini merupakan studi longi- kelompok master dan nonmaster merupa-
tudinal selama 3 tahun untuk mengetahui kan KKM mata pelajaran matematika.
kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata Rerata Ujian Nasional Matematika
pelajaran matematika di kota Yogyakarta. SMP di Provinsi Yogyakarta tahun 2010
Data yang digunakan yakni data statistik yakni sebesar 6,46. Berdasarkan rerata ini,
ujian nasional mata pelajaran matematika diklasifikasikan sekolah-sekolah menjadi ke-
tahun 2010, 2011, 2012 dari Puspendik lompok master yaitu sekolah yang rata-rata
Balitbang Kemendikbud Indonesia. Analisis nilai Ujian Nasional Matematikanya lebih
data penentuan KKM dilakukan dengan dari atau sama dengan rata-rata nilai ujian
metode grup kontras. Penentuan kelompok nasional Provinsi DI Yogyakarta dan non-
master dan nonmaster dalam grup kontras master yaitu kelompok sekolah dengan nilai
dilakukan dengan focus group discussion (FGD), rata-ratanya di bawah rata-rata kota. Setelah
yang melibatkan pengurus organisasi mu- diketahui kelompok-kelompok sekolah mas-
syawarah guru mata pelajaran matematika ter dan nonmaster, kemudian dilihat dis-
Menentukan Kriteria Ketuntasan Mnimal Berbasis ... 41
Djemari Mardapi, Samsul Hadi, Heri Retnawati
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

tribusi nilai UN matematika siswanya untuk Tabel 1. Distribusi Nilai UN Matematika


setiap sekolah. Kelompok master terdiri Provinsi DI Yogyakarta Tahun
dari 146 sekolah dan kelompok nonmaster 2010 Berdasarkan Kelompok
sebanyak 276 sekolah. Selanjutnya, dirang- Master dan Nonmaster
kum hasil perhitungan distribusi nilai siswa
Master Nonmaster
dalam UN mata pelajaran matematika dari
setiap kelompok. Hasil dari kelompok mas- 0,01- 0,99 0 1
ter dan nonmaster disajikan pada Tabel 1. 1,00- 1,99 32 334
Berdasarkan Tabel 1, dibuat satu gra- 2,00- 2,99 81 950
fik untuk kelompok master dan nonmaster. 3,00- 4,24 596 4255
Dari grafik tersebut, terdapat sebuah titik 4,25- 5,49 1597 5578
potong distribusi (cut of score) yang merupa- 5,50- 5,99 1045 2180
kan KKM yang disajikan pada Gambar 1. 6,00- 6,99 3183 3618
Berdasarkan gambar tersebut, diperolehcut 7,00- 7,99 4236 2576
of score dari grafik adalah 6,75. 8,00- 8,99 4949 1448
9,00 - 9,99 4733 501
10,00 496 14

KKM 2010
MASTER NONMASTER

5578
4949 4733
4255 4236
3618
3183
2576
2180
1597 1448
950 1045
596 501 496
334
10 32 81 14
0.01- 1.00- 2.00- 3.00- 4.25- 5.50- 6.00- 7.00- 8.00- 9.00 - 10.00
0.99 1.99 2.99 4.24 5.49 5.99 6.99 7.99 8.99 9.99

Gambar 1. Grafik Distribusi Frekuensi Kelompok Master dan NonmasterProvinsi di


Yogyakarta Tahun 2010

Jumlah siswa sekolah yang masuk ke nilai KKM Provinsi DI Yogyakarta cukup
dalam kelompok master lebih sedikit di- tinggi yaitu 7,50. Nilai ini cukup tinggi jika
bandingkan siswa yang masuk dalam ke- dibandingkan dengan nilai rata-ratanya.
lompok nonmaster. Hal tersebut dikarena- Rerata Ujian Nasional Matematika di
kan rata-rata nilai matematika provinsi provinsi DI Yogyakarta tahun 2011 adalah
Yogyakarta cenderung tinggi yaitu 6,75, sebesar 6,87. Berdasarkan rerata ini, diper-
sedangkan sekolah yang masuk ke dalam oleh sekolah kelompok master dan non-
kelompok nonmaster kebanyakan adalah master. Dari 418 sekolah, terdapat 133 se-
sekolah swasta dengan jumlah murid yang kolah yang masuk kelompok master dan
hanya sedikit dan rata-rata nilainya cukup 285 sekolah masuk kelompok nonmaster.
kecil. Setelah dianalisis menggunakan grafik Hasil rangkuman distribusi nilai UN siswa

42 Volume 19, Nomor 1, Juni 2015


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

dalam mata pelajaran matematika dari ke- Tabel 2. DIstribusi Nilai UN Matematika
lompok master dan nonmaster yang di- Kota Yogyakarta Tahun 2011
sajikan pada Tabel 2. Berdasarkan Kelompok Master
Setelah itu dibuat satu grafik untuk dan Nonmaster
kelompok master dan nonmaster untuk me-
Master Nonmaster
ngetahui perpotongannya yang berupa cut of
score yaitu 6,70. Perpotongan tersebut me- 0,01 - 0,99 0 0
rupakan nilai KKM yang diperoleh untuk 1,00 - 1,99 2 47
mata pelajaran matematika tahun 2011. 2,00 - 2,99 76 1063
Grafik tersebut disajikan pada Gambar 2. 3,00 - 3,99 447 4163
Kelompok nonmaster didominasi 4,00 - 5,49 2089 7789
oleh sekolah-sekolah swasta dan banyak 5,50 - 5,99 1124 2021
sekolah yang jumlah siswanya sangat sedikit. 6,00 - 6,99 2786 3130
Nilai KKM yang diperoleh dari perpotong- 7,00 - 7,99 3478 1882
an grafik distribusi frekuensi kelompok 8,00 - 8,99 4122 1124
master dan nonmaster tidak jauh berbeda 9,00 - 9,99 5436 533
dengan rata-rata Provinsi DI Yogyakarta 10,00 700 18
yaitu lebih rendah dari 7.

KKM 2011
MASTER NON MASTER

7789

5436
4163 4122
3130 3478
2786
2089 2021 1882
1063 1124 1124
447 533 700
0 47
2 76 18
0.01 - 1.00 - 2.00 - 3.00 - 4.00 - 5.50 - 6.00 - 7.00 - 8.00 - 9.00 - 10.00
0.99 1.99 2.99 3.99 5.49 5.99 6.99 7.99 8.99 9.99

Gambar 2. Grafik Distribusi Frekuensi Kelompok Master dan Nonmaster Kota


Yogyakarta Tahun 2011

Pada tahun 2012, rerata Ujian Na- tribusi nilai kelompok master dan non-
sional di Kota Yogyakarta yakni sebesar master dibuat dalam satu grafik, untuk me-
6,46. Berdasarkan rerata ini, diperoleh 17 ngetahui perpotongannya yang berupa cut of
sekolah kelompok master dan 40 sekolah score yaitu 6,9. Hasil selengkapnya disajikan
kelompok nonmaster. Hasil rekap distribusi pada Gambar 3.
nilai siswa dalam setiap kelompok sekolah Pada tahun 2012 jumlah sekolah yang
kemudian dirangkum. Hasil rangkuman masuk dalam kelompok master lebih sedikit
distribusi nilai matematika dari kelompok dibandingkan kelompok nonmaster, namun
master dan nonmaster yang disajikan pada nilai rata-ratanya cenderung tinggi. Kelom-
Tabel 3.Berdasarkan hasil rangkuman pada pok nonmaster juga masih didominasi
Tabel 3 kemudian dibuat grafik. Untuk dis- sekolah swasta dan untuk nilai KKM yang

Menentukan Kriteria Ketuntasan Mnimal Berbasis ... 43


Djemari Mardapi, Samsul Hadi, Heri Retnawati
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

diperoleh cukup tinggi yaitu 6,9. Hasil pe- Tabel 3. Distribusi Nilai UN Matematika
nentuan KKM dengan menggunakan data Kota Yogyakarta Tahun 2012
tahun 2010, 2011, dan 2012 kemudian di- Berdasarkan Kelompok Master
rekap. Hasilnya kemudian disajikan dengan dan Nonmaster
grafik pada Gambar 4. MASTER NONMASTER
Berdasarkan Gambar 3 tersebut, tam- 0,01 - 0,99 0 0
pak bahwa kriteria ketuntasan minimal pro- 1,00 - 1,99 2 70
vinsi DI Yogyakarta tergolong cukup, yaitu 2,00 - 2,99 77 1440
mendekati 7,00. Pada tahun 2010 KKM 3,00 - 3,99 473 4434
sempat berada pada skor 6,75 namun meng- 4,00 - 5,49 1848 7534
alami penurunan sebesar 0,05 pada tahun 5,50 - 5,99 842 1861
2011. Dari tahun 2011 nilai KKM kembali 6,00 - 6,99 2138 2573
naik pada tahun 2012 menjadi sebesar 6,90. 7,00 - 7,99 2565 1786
Nilai KKM Provinsi DI Yogyakarta terse- 8,00 - 8,99 3073 1199
but selama 3 tahun tertinggi diperoleh pada 9,00 - 9,99 6365 964
10,00 1851 98
data tahun 2012.

KKM 2012
MASTER NONMASTER

7534
6365

4434
3073
2573 2565
1848 1861 2138 1851
1440 1786
1199 964
842
473
0 70
2 77 98
0.01 - 1.00 - 2.00 - 3.00 - 4.00 - 5.50 - 6.00 - 7.00 - 8.00 - 9.00 - 10.00
0.99 1.99 2.99 3.99 5.49 5.99 6.99 7.99 8.99 9.99

Gambar 3. Grafik Distribusi Frekuensi Kelompok Master dan Nonmaster Provinsi


Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012

KKM Mapel Matematika Provinsi


Simpulan
DI Yogyakarta Hasil penelitian menunjukkan bahwa
1,2 KKM mata pelajaran matematika tahun
2010 sebesar 6,75, tahun 2011menurun 0,05
1
menjadi 6,70 dan tahun 2012 naik kembali
0,8 menjadi sebesar 6,90 (untuk skala 0-10).
0,6
Daftar Pustaka
0,4
Angoff, W. H. (1971). Scale, norms, and
0,2
equivalent scores. In R. L. Thorndike
0 (Ed.), Educational measurement (2nd ed.,
pp. 508-600). Washington, DC: Ame-
Gambar 4. Grafik Nilai KKM DI- rican Council on Education.
Yogyakarta Berbasis Peserta Didik

44 Volume 19, Nomor 1, Juni 2015


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Crocker, L. & Algina, J. (1986). Introduction Mardapi, D., Hadi, S., & Retnawati, H.
to classical and modern test theory. New (2009). Standard setting. Laporan pene-
York: CBS College Publishing. litian. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Depdikbud. (1998). Laporan Hasil Evaluasi
Pelaksanaan Program Direktorat Jenderal Mardapi, D., Hadi, S., & Retnawati, H.
Pendidikan Dasar dan Mengengah tahun (2014a). Determining the Standard
1994/1995 s.d. 1997/1998. Jakarta: Setting Based on the Students in the
Depdikbud. Junior High School in Yogyakarta
Indonesia. Proceeding International
Ebel, Robert L. (1972). Essentials of edu-
Conference of Research and Measu-rement of
cational measurement. Englewood Cliffs:
Thailand, Burapha univer-sity 2014.
Prentice-Hall.
Mardapi, D., Hadi, S., & Retnawati, H.
Hattie, J.A., & Brown, G. T. L. (2003,
(2014b). Menentukan Kriteria Ketun-
August). Standard setting for asTTle
tasan Minimal (KKM) Berbasis Pe-
reading: A comparison of methods. asTTle
serta Didik Mata pelajaran
Technical Report #21, University of
Matematika SMP di Kota Yogyakarta.
Auckland/Ministry of Education.
Prosiding Seminar Nasional LPPM
Impara, J.C., & Plake, B.S. (1997). Standard- UNY 2014.
setting: An alternative approach.
Mitzel, H. C., Lewis, D. M., Patz, R. J., &
Journal of Educational Measurement, 34,
Green, D. R. (2001). The Bookmark
353366.
Procedure: Psychological Perspec-
Jaeger, R. M. (1989). Certification of stu- tives. In G.J. Cizek (Ed.), Setting
dent competence. In R. L. Linn (Ed.), Performance Standards. Mahwah, NJ.
Educational measurement (3rd ed., pp.
Nedelsky, L. (1954). Absolute grading stan-
485514). New York: American
dards for objective test. Educational
Council on Education/Macmillan.
and Psychological Measurement, 14, 3-19.
Kane, M.T. (2002a). Practice-Based stan-
Plake, B. S., Melican, G. J., & Mills, C. N.
dards Setting. The Bar Examiner, Au-
(1991). Factors influencing intrajudge
gust 2002.
consistency during standard-setting.
Lin, J. (tth). The Bookmark Standard Setting Educational measurement: Issues and
Procedure: Strengths and Weaknesses. Practice, 10(2), 15-16, 22, 25.
Alberta: The Centre for Research in
Ricker, K. L. (2009). Setting Cut Scores:
Applied Measurement and Evalu-
Critical Review of Angoff and Mo-
ation, The University of Alberta.
dified-Angoff Methods. Edmonton
Diambil pada tanggal 30 Oktober
2009 dari http://www.education. (Alberta, Canada): Centre for Re-
search in Applied Measurement and
ualberta.ca/educ/psych/crame/files/
Evaluation University of Alberta.
standard_setting.pdf
Stahl, J. A. (2008). Standard Setting Metho-
Mardapi, D. (2001). Ebtanas dalam tinjauan
dologies: Strengths and Weaknesses. Illi-
evaluasi pendidikan. Bahan kuliah
nois: Pearson VUE. Diambil pada
umum mahasiswa baru pascasarjana Uni-
tanggal 28 September 2009 dari
versitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka,
www.iaea2008.cambridgeassessment.
tanggal 8 September 2001.
org.uk/ca

Menentukan Kriteria Ketuntasan Mnimal Berbasis ... 45


Djemari Mardapi, Samsul Hadi, Heri Retnawati

Anda mungkin juga menyukai