Anak Agung Purwa Antara, Penyetaraan Vertikal dengan Pendekatan Klasik dan
Bastari Item Response Theory pada Siswa Sekolah Dasar
Djemari Mardapi, Samsul Hadi, Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal Berbasis Peserta Didik
Heri Retnawati
Sekretariat
Rohmat Purwoko
Syarief Fajaruddin
SEMUA TULISAN YANG ADA DALAM JURNAL PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN
BUKAN MERUPAKAN CERMINAN SIKAP DAN ATAU PENDAPAT DEWAN REDAKSI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah dan
Pengasih karena atas rahmat-Nya Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia
(HEPI) bekerja sama dengan Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri
Yogyakarta dapat menerbitkan Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Volume 19,
Nomor 1, 2015. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan juga telah terakreditasi
kembali oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Berdasarkan kutipan dari keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor: 040/P/2014 tanggal 14 Februari 2014 tentang hasil akreditasi terbitan
berkala ilmiah, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan ditetapkan sebagai terbitan
berkala ilmiah terakreditasi. Akreditasi tersebut berlaku selama 5 (lima) tahun
terhitung dari tanggal ditetapkannya atau sampai dengan tahun 2019.
Hasil-hasil penelitian yang disampaikan pada jurnal ini tidak terbatas pada
bidang evaluasi pendidikan tetapi juga hasil penelitian dan evaluasi pendidikan
dalam arti luas, seperti bidang teknologi dan kejuruan, ilmu pengetahuan sosial,
pendidikan luar sekolah, linguistik terapan, teknologi pembelajaran, manajemen
pendidikan, pendidikan sains, dan pendidikan matematika.
Perbaikan sudah dilakukan untuk Volume 19, Nomor 1, 2015 namun Dewan
Redaksi tetap mengharap masukan dan kritik membangun dari civitas akademika
agar terbitan berikutnya akan makin baik dan berkualitas. Adanya kekurangan-
kekurangan pada jurnal ini kiranya dapat dimaklumi.
Atas perhatian pembaca dan bantuan mitra bebestari, editor, dan karyawan
PPs Universitas Negeri Yogyakarta hingga dapat diterbitkannya jurnal ini
diucapkan terima kasih.
Ketua Redaksi
i
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
ii
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
DAFTAR ISI
Anak Agung Purwa Penyetaraan Vertikal dengan Pendekatan Klasik dan Item 13-24
Antara, Bastari Response Theory pada Siswa Sekolah Dasar
Wiwi Isnaeni, Kumaidi Evaluasi Implementasi PKP dalam Pembelajaran Biologi di 109-121
SMAN Kota Semarang Menggunakan Pendekatan Mixed-
Method
iii
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 19, No 1, Juni 2015 (38-45)
Tersedia Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sering
disebut pula dengan standard setting atau cut of score, berbasis peserta peserta didik untuk mata
pelajaran matematika SMP di Provinsi DI Yogyakarta antarwaktu. Penelitian ini merupakan
studi longitudinal selama 3 tahun yaitu tahun 2010, 2011, dan 2012. Metode pengumpulan data
yakni dokumentasi untuk memperoleh data statistik ujian akhir yang akan ditentukan KKM-
nya dan Focus Group Discussion (FGD) untuk menentukan kelompok master dan kelompok
nonmaster. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan metode grup kontras. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa KKM mata pelajaran matematika di Provinsi DI Yogyakarta
tahun 2010 sebesar 6,75, tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 0,05 menjadi 6,70 dan
tahun 2012 naik lagi menjadi 6,90 (untuk skala 0-10).
Kata kunci: KKM (standard setting atau cut of score), mata pelajaran matematika SMP
Abstract
This study aims to determine the minimum completeness criteria which is often called the
standard setting or the cut of a score, based on test participants for mathematics lesson in
Yogyakarta province. This study is a longitudinal study using data for 3 years ie 2010, 2011,
and 2012. The data were collected through documentation to get the statiatics data of national
final examination that would be determined its minimum completness creteria and Focus
Group Discussion (FGD) to determine master and non master groups. The data were
analyzed quantitatively by the method of contrasting group. The results showed that cut of
score in mathematics lesson in Yogyakarta province in 2010 was at 6.75, but decreased by 0.05
to 6.7 in 2011 and rose again in 2012 to 6.9 (for a 0-10 scale).
Keywords: standard setting or the cut of the score, junior school mathematics lesson
sehingga direspons berlebihan oleh masya- an atau patokan yang disepakati, dan stan-
rakat. dard setting adalah proses menentukan cut
Ada beberapa istilah terkait dengan score terhadap instrumen pendidikan. Kom-
batas kelulusan. Di Indonesia yang paling ponen esensial dari standard setting melalui
popular adalah kriteria ketuntasan minimal, judgment seperti yang dikemukakan oleh
cut of scoredan standard setting. Dalam me- Angoff (1971), Nedelsky (1954),dan Plake,
nentukan batas lulus, ada 3 jenis metode Melican, & Mills (1991)adalah panelis atau
yang dapat digunakan, yakni metode yang penilai ahli. Panelis ini sebaiknya memiliki
terfokus pada judgement, tes dan peserta delapan kualifikasi ahli bidang studi (Subject
didik. Di Indonesia, batas kelulusan hanya Matter Expert, SME) yakni (1) terbaik dalam
ditentukan berdasarkan judgement dari bidang spesialisasinya; (2) memiliki wawasan
pemerintah. Penentuan batas lulus berdasar- yang luas dalam bidang keahliannya; (3) me-
kan perangkat tes yang digunakan dan pola miliki kemampuan menyelesaikan masalah
respons peserta didik belum dilakukan. dengan cepat sesuai bidangnya; (4) mampu
Penelitian-penelitian yang telah ada/dilaku- mengkaji secara mendalam level konseptual
kan yakni penerapan teori penentuan batas dalam bidangnya dibandingkan orang baru;
lulus di negara-negara bagian Amerika. (5) menganalisis problem-problem dalam
Batas lulus untuk ujian nasional ber- bidangnya secara kualitatif; (6)menilai prob-
basis perangkat tes telah diteliti Mardapi, lem secara lebih akurat dibandingkan orang
dkk. (2009). Hasil penelitian menunjukkan baru; dan (8) mempunyai daya ingat se-
bahwa dengan menggunakan perangkat tes, mantik yang lebik kompleks.
batas lulus bisa lebih tinggi dibandingkan Standard setting adalah proses yang
yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini digunakan untuk menentukan atau memilih
dapat dijadikan masukan untuk pembuat suatu passing score pada suatu ujian. Dari
kebijakan dalam memperbaiki kualitas pen- semua langkah-langkah di dalam proses
didikan, terkait dengan hasil evaluasi dan pengembangan tes, standard setting merupa-
pemanfaatannya. kan tahapan yang lebih dekat pada seni
Ada beberapa metode penentuan ba- daripada sains (ilmu pengetahuan); sedang
tas lulus yang disarankan oleh ahli. Metode metode statistik yang sering digunakan di
yang terpusat pada tes misalnya metode dalam pelaksanaan suatu standard setting, juga
Nedelsky, metode Angof dan metode Ebel lebih banyak melalui pertimbangan dan atau
(Algina dan Crocker, 1997). Metode yang kebijakan. Hattie & Brown (2003) menyata-
terpusat pada siswa misalnya metode grup kan bahwa setting performance standard me-
kontras (contrasting group) (Algina dan rupakan suatu proses meminta pertimbang-
Crocker, 1997), sedangkan yang merupakan an rasional dari para ahli yang (a) memiliki
gabungan dari metode yang terpusat pada pengetahuan tentang kebutuhan akan tes
siswa, namun memanfaatkan pola respons dan asesmen yang ingin ditetapkan standar-
siswa yakni metode pemetaan butir (item nya; (b) memahami makna skor pada level
mapping) yang melibatkan teori respons butir yang bervariasi pada skala yang digunakan
unidimensi. Efektifitas perbandingan meto- untuk menyimpulkan performansi peserta
de untuk menentukan batas lulus belum tes; dan (c) memahami sepenuhnya batasan
dilakukan, terlebih dengan menggunakan tentang prestasi yang berhubungan dengan
data tes dan peserta tes di Indonesia. De- standar performansi yang dimintakan ke-
mikian pula stabilitas penentuan batas lulus pada mereka untuk ditetapkan.
berdasarkan metode tertentu perlu dilaku- Ada beberapa cara menetapkan stan-
kan, juga tentang dinamika batas lulus di dard setting. Metode menentukan standar
wilayah tertentu antar waktu. setting berbasis perangkat tes yakni metode
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) Angoff tradisional dan Angoff perluasan
disebut pula dengan batas lulus atau standard (Extended Angoff (Impara & Plake, 1997;
setting. Standard dapat diartikan sebagai ukur- Stahl, 2008; Ricker, 2009). Metode penentu-
KKM 2010
MASTER NONMASTER
5578
4949 4733
4255 4236
3618
3183
2576
2180
1597 1448
950 1045
596 501 496
334
10 32 81 14
0.01- 1.00- 2.00- 3.00- 4.25- 5.50- 6.00- 7.00- 8.00- 9.00 - 10.00
0.99 1.99 2.99 4.24 5.49 5.99 6.99 7.99 8.99 9.99
Jumlah siswa sekolah yang masuk ke nilai KKM Provinsi DI Yogyakarta cukup
dalam kelompok master lebih sedikit di- tinggi yaitu 7,50. Nilai ini cukup tinggi jika
bandingkan siswa yang masuk dalam ke- dibandingkan dengan nilai rata-ratanya.
lompok nonmaster. Hal tersebut dikarena- Rerata Ujian Nasional Matematika di
kan rata-rata nilai matematika provinsi provinsi DI Yogyakarta tahun 2011 adalah
Yogyakarta cenderung tinggi yaitu 6,75, sebesar 6,87. Berdasarkan rerata ini, diper-
sedangkan sekolah yang masuk ke dalam oleh sekolah kelompok master dan non-
kelompok nonmaster kebanyakan adalah master. Dari 418 sekolah, terdapat 133 se-
sekolah swasta dengan jumlah murid yang kolah yang masuk kelompok master dan
hanya sedikit dan rata-rata nilainya cukup 285 sekolah masuk kelompok nonmaster.
kecil. Setelah dianalisis menggunakan grafik Hasil rangkuman distribusi nilai UN siswa
dalam mata pelajaran matematika dari ke- Tabel 2. DIstribusi Nilai UN Matematika
lompok master dan nonmaster yang di- Kota Yogyakarta Tahun 2011
sajikan pada Tabel 2. Berdasarkan Kelompok Master
Setelah itu dibuat satu grafik untuk dan Nonmaster
kelompok master dan nonmaster untuk me-
Master Nonmaster
ngetahui perpotongannya yang berupa cut of
score yaitu 6,70. Perpotongan tersebut me- 0,01 - 0,99 0 0
rupakan nilai KKM yang diperoleh untuk 1,00 - 1,99 2 47
mata pelajaran matematika tahun 2011. 2,00 - 2,99 76 1063
Grafik tersebut disajikan pada Gambar 2. 3,00 - 3,99 447 4163
Kelompok nonmaster didominasi 4,00 - 5,49 2089 7789
oleh sekolah-sekolah swasta dan banyak 5,50 - 5,99 1124 2021
sekolah yang jumlah siswanya sangat sedikit. 6,00 - 6,99 2786 3130
Nilai KKM yang diperoleh dari perpotong- 7,00 - 7,99 3478 1882
an grafik distribusi frekuensi kelompok 8,00 - 8,99 4122 1124
master dan nonmaster tidak jauh berbeda 9,00 - 9,99 5436 533
dengan rata-rata Provinsi DI Yogyakarta 10,00 700 18
yaitu lebih rendah dari 7.
KKM 2011
MASTER NON MASTER
7789
5436
4163 4122
3130 3478
2786
2089 2021 1882
1063 1124 1124
447 533 700
0 47
2 76 18
0.01 - 1.00 - 2.00 - 3.00 - 4.00 - 5.50 - 6.00 - 7.00 - 8.00 - 9.00 - 10.00
0.99 1.99 2.99 3.99 5.49 5.99 6.99 7.99 8.99 9.99
Pada tahun 2012, rerata Ujian Na- tribusi nilai kelompok master dan non-
sional di Kota Yogyakarta yakni sebesar master dibuat dalam satu grafik, untuk me-
6,46. Berdasarkan rerata ini, diperoleh 17 ngetahui perpotongannya yang berupa cut of
sekolah kelompok master dan 40 sekolah score yaitu 6,9. Hasil selengkapnya disajikan
kelompok nonmaster. Hasil rekap distribusi pada Gambar 3.
nilai siswa dalam setiap kelompok sekolah Pada tahun 2012 jumlah sekolah yang
kemudian dirangkum. Hasil rangkuman masuk dalam kelompok master lebih sedikit
distribusi nilai matematika dari kelompok dibandingkan kelompok nonmaster, namun
master dan nonmaster yang disajikan pada nilai rata-ratanya cenderung tinggi. Kelom-
Tabel 3.Berdasarkan hasil rangkuman pada pok nonmaster juga masih didominasi
Tabel 3 kemudian dibuat grafik. Untuk dis- sekolah swasta dan untuk nilai KKM yang
diperoleh cukup tinggi yaitu 6,9. Hasil pe- Tabel 3. Distribusi Nilai UN Matematika
nentuan KKM dengan menggunakan data Kota Yogyakarta Tahun 2012
tahun 2010, 2011, dan 2012 kemudian di- Berdasarkan Kelompok Master
rekap. Hasilnya kemudian disajikan dengan dan Nonmaster
grafik pada Gambar 4. MASTER NONMASTER
Berdasarkan Gambar 3 tersebut, tam- 0,01 - 0,99 0 0
pak bahwa kriteria ketuntasan minimal pro- 1,00 - 1,99 2 70
vinsi DI Yogyakarta tergolong cukup, yaitu 2,00 - 2,99 77 1440
mendekati 7,00. Pada tahun 2010 KKM 3,00 - 3,99 473 4434
sempat berada pada skor 6,75 namun meng- 4,00 - 5,49 1848 7534
alami penurunan sebesar 0,05 pada tahun 5,50 - 5,99 842 1861
2011. Dari tahun 2011 nilai KKM kembali 6,00 - 6,99 2138 2573
naik pada tahun 2012 menjadi sebesar 6,90. 7,00 - 7,99 2565 1786
Nilai KKM Provinsi DI Yogyakarta terse- 8,00 - 8,99 3073 1199
but selama 3 tahun tertinggi diperoleh pada 9,00 - 9,99 6365 964
10,00 1851 98
data tahun 2012.
KKM 2012
MASTER NONMASTER
7534
6365
4434
3073
2573 2565
1848 1861 2138 1851
1440 1786
1199 964
842
473
0 70
2 77 98
0.01 - 1.00 - 2.00 - 3.00 - 4.00 - 5.50 - 6.00 - 7.00 - 8.00 - 9.00 - 10.00
0.99 1.99 2.99 3.99 5.49 5.99 6.99 7.99 8.99 9.99
Crocker, L. & Algina, J. (1986). Introduction Mardapi, D., Hadi, S., & Retnawati, H.
to classical and modern test theory. New (2009). Standard setting. Laporan pene-
York: CBS College Publishing. litian. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Depdikbud. (1998). Laporan Hasil Evaluasi
Pelaksanaan Program Direktorat Jenderal Mardapi, D., Hadi, S., & Retnawati, H.
Pendidikan Dasar dan Mengengah tahun (2014a). Determining the Standard
1994/1995 s.d. 1997/1998. Jakarta: Setting Based on the Students in the
Depdikbud. Junior High School in Yogyakarta
Indonesia. Proceeding International
Ebel, Robert L. (1972). Essentials of edu-
Conference of Research and Measu-rement of
cational measurement. Englewood Cliffs:
Thailand, Burapha univer-sity 2014.
Prentice-Hall.
Mardapi, D., Hadi, S., & Retnawati, H.
Hattie, J.A., & Brown, G. T. L. (2003,
(2014b). Menentukan Kriteria Ketun-
August). Standard setting for asTTle
tasan Minimal (KKM) Berbasis Pe-
reading: A comparison of methods. asTTle
serta Didik Mata pelajaran
Technical Report #21, University of
Matematika SMP di Kota Yogyakarta.
Auckland/Ministry of Education.
Prosiding Seminar Nasional LPPM
Impara, J.C., & Plake, B.S. (1997). Standard- UNY 2014.
setting: An alternative approach.
Mitzel, H. C., Lewis, D. M., Patz, R. J., &
Journal of Educational Measurement, 34,
Green, D. R. (2001). The Bookmark
353366.
Procedure: Psychological Perspec-
Jaeger, R. M. (1989). Certification of stu- tives. In G.J. Cizek (Ed.), Setting
dent competence. In R. L. Linn (Ed.), Performance Standards. Mahwah, NJ.
Educational measurement (3rd ed., pp.
Nedelsky, L. (1954). Absolute grading stan-
485514). New York: American
dards for objective test. Educational
Council on Education/Macmillan.
and Psychological Measurement, 14, 3-19.
Kane, M.T. (2002a). Practice-Based stan-
Plake, B. S., Melican, G. J., & Mills, C. N.
dards Setting. The Bar Examiner, Au-
(1991). Factors influencing intrajudge
gust 2002.
consistency during standard-setting.
Lin, J. (tth). The Bookmark Standard Setting Educational measurement: Issues and
Procedure: Strengths and Weaknesses. Practice, 10(2), 15-16, 22, 25.
Alberta: The Centre for Research in
Ricker, K. L. (2009). Setting Cut Scores:
Applied Measurement and Evalu-
Critical Review of Angoff and Mo-
ation, The University of Alberta.
dified-Angoff Methods. Edmonton
Diambil pada tanggal 30 Oktober
2009 dari http://www.education. (Alberta, Canada): Centre for Re-
search in Applied Measurement and
ualberta.ca/educ/psych/crame/files/
Evaluation University of Alberta.
standard_setting.pdf
Stahl, J. A. (2008). Standard Setting Metho-
Mardapi, D. (2001). Ebtanas dalam tinjauan
dologies: Strengths and Weaknesses. Illi-
evaluasi pendidikan. Bahan kuliah
nois: Pearson VUE. Diambil pada
umum mahasiswa baru pascasarjana Uni-
tanggal 28 September 2009 dari
versitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka,
www.iaea2008.cambridgeassessment.
tanggal 8 September 2001.
org.uk/ca