Anda di halaman 1dari 11

Perubahan yang sering terjadi pada saat hamil muda membuat wanita cemas, apakah sebuah

tanda kehamilan yang sehat atau membahayakan kesehatan ibu dan janin?

Artikel kali ini akan membantu anda untuk mengetahui tanda-tanda kehamilan yang sehat selama
trimester pertama. Kondisi kesehatan fisik dan mental ibu hamil memang sangat penting untuk
dipantau sehingga dapat mendeteksi dini apabila terjadi kehamilan abnormal.

Perubahan yang dialami oleh ibu hamil dipengaruhi oleh hormon kehamilan sehingga nampak
terjadi kondisi yang membuat ibu hamil mengalami morning sickness,perubahan fisik, perubahan
mood dan lainnya.Meskipun tanda kehamilan masing-masing wanita berbeda,hanya saja untuk
mengetahui tanda kehamilan sehat anda dapat menyimak daftar di bawah ini.

Berikut adalah tanda kehamilan sehat selama trimester pertama:

1. Mengalami Morning Sickness

Mual dan muntah yang dialami oleh ibu pada trimester pertama sangat wajar terjadi. Hal ini
dikarenakan adanya perubahan hormon yang membuat tubuh harus beradaptasi.
Mual dan muntah yang dialami oleh wanita hamil seringkali tanpa penyebab. Lebih sering terjadi
pada pagi atau malam hari. Apabila mengalami mual dan muntah yang parah sehingga
menganggu kondisi kesehatan sebaiknya segera konsultasi dengan dokter kandungan.

2. Perubahan Pada Buah Dada

Sembilan dari sepuluh wanita hamil mengalami perubahan pada payudara. Kondisi ini ditandai
dengan payudara yang semakin kencang dan juga padat selama kehamilan.

Anda tidak perlu khawatir, kondisi ini merupakan tanda kehamilan yang sehat sebagai persiapan
fisik anda untuk memproduksi ASI yang dimulai. Anda akan mengalami perubahan buah dada
hingga usia kehamilan trimester akhir.

3.Tekanan Darah Normal

Kehamilan yang sehat ditandai dengan tekanan darah yang normal. Sedangkan bagi anda yang
mempunyai riwayat dengan hipertensi/ hipotensi sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum
merencanakan kehamilan.

Kondisi kesehatan ibu hamil di trimester pertama sangat berpengaruh sekali pada pertumbuhan
janin. Hal ini dikarenakan pada trimester pertama organ-organ penting janin terbentuk. Oleh
karena itu, perhatikan asupan nutrisi dan menjaga kesehatan selama kehamilan.

4.Perubahan Perut

Pada trimester pertama perubahan perut belum begitu besar. Hanya saja bagi anda yang
mengalami kehamilan kembar, perubahan perut sangat terasa cepat. Bahkan sudah mulai tampak
ketika memasuki bulan ketiga.

Untuk mengetahui perubahan perut yang sehat sebaiknya konsultasikan dengan dokter
kandungan. Pemeriksaan akan membantu untuk mengetahui kondisi kesehatan dengan
menggunakan alat medis. (Baca juga: Tanda Orang hamil)

5.Pertumbuhan Janin

Pada saat trimester pertama masih sulit untuk mengetahui detak jantung janin. Umumnya baru
diketahui ketika memasuki trimester kedua awal bahkan pergerakan di dalam rahim baru
diketahui di minggu ke 15 kehamilan.

Anda tida perlu khawatir , ini merupakan tanda kehamilan yang berjalan lancar dan sehat.
Sedangkan bagi anda yang ingin mengetahui pergerakan janin dapat melakukan USG dengan
bantuan bidan atau dokter kandungan.

6.Perubahan Mood
Pada wanita hamil perubahan mood terjadi karena adanya adaptasi hormone kehamilan . Kondisi
ini ditandai dengan adanya perubahan suasana hati yang sangat cepat, misalnya ketika anda tiba-
tiba merasa sedih dan kehilangan kemudian marah tanpa penyebab yang jelas.

Bahkan perubahan mood akan terus dialami oleh ibu hamil pada akhir trimester pertama. Anda
tidak perlu khawatir, seiring dengan usia kehamilan yang semakin bertambah. Maka perubahan
mood akan hilang dengan sendirinya.

Itulah ciri-ciri hamil sehat yang dialami oleh ibu hamil pada trimester pertama. Selama
kehamilan di trimester pertama disarankan ibu hamil memperhatikan kondisi kesehatan dan juga
asupan nutrisi terutama yang mengandung asam folat.
Komplikasi Kehamilan Trimester 1, 2, dan 3

Komplikasi Kehamilan pada Trimester 1 Kehamilan merupakan masa-masa yang sangat


membahagiakan. Dalam sembilan bulan ke depan, anggota baru yang mungil akan menambah
semarak suasana keluarga. Saat ibu mulai hamil, gangguan kesehatan saat kehamilan dapat
terjadi, maka waspadalah terhadap komplikasi kehamilan pada trimester 1. Komplikasi atau
gangguan yang terjadi pada masa kehamilan tiga bulan pertama adalah: 1. Abortus Abortus
adalah keluarnya janin dengan tidak disengaja, sebelum masa melahirkan. Dalam bahasa awam,
abortus biasa dikenal dengan sebutan keguguran. Keguguran dapat terjadi karena adanya
kelainan kromosom sel telur. Tanda-tanda keguguran adalah adanya bercak darah. Jika hal ini
terjadi, hendaknya calon ibu cepat-cepat memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit terdekat.
2. Hiperemesis Gravidium Yaitu keadaan dimana ibu hamil muda mengalami mual dan muntah
secara berlebihan. Penyebabnya adalah terjadi perubahan metabolisme tubuh pada ibu, berkaitan
dengan kehamilan tersebut. Kelainan ini juga disebabkan oleh faktor psikologis. Misalnya, takut
menghadapi proses persalinan, masalah hubungan yang kurang harmonis dengan pasangan, atau
rasa takut memikul tanggung jawab dengan hadirnya buah hati. Gejala kelainan ini adalah mual
dan muntah yang terus menerus. Napsu makan sangat rendah, sehingga ibu hamil sangat lemah.
Bahkan, sampai harus rawat inap di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang intensif. 3.
Mola Hidatidosa Komplikasi kehamilan pada trimester 1 yang selanjutnya adalah mola
hidatidosa. Dalam bahasa awam disebut hamil anggur. Pada kelainan ini, ibu mengalami gejala
yang sama dengan hamil biasa. Mual, muntah, dan napsu makan berkurang. Namun, bila dicek,
di dalam rahim tidak terdapat janin. Karena itu, detak jantung janin juga tidak terdengar. Sesuai
dengan namanya, mola (anggur), yang terdapat di janin hanya gelembung-gelembung kecil yang
menyerupai anggur. Tanda-tanda kelainan pada kehamilan ini adalah pendarahan yang terjadi
secara terus menerus. Gelembung-gelembung ini harus dikeluarkan. Dan, penderita harus dalam
pengawasan dokter hingga dinyatakan benar-benar sehat kembali. Sebab, mola hidatidosa dapat
memicu terbentuknya kanker. 4. Kehamilan Ektopik Disebut juga dengan kehamilan di luar
kandungan. Pada kelainan ini, sel telur yang sudah dibuahi tidak melekat di tempat seharusnya
yaitu di rahim, tetapi melekat di tempat lain. Misalnya, di saluran telur, leher rahim, atau di
rongga perut. Kehamilan ektopik ini disebabkan karena adanya infeksi di saluran falopi.
Gejalanya adalah, ibu mengalami sakit pada panggul, pendarahan yang tidak biasa, hingga
pingsan. Itulah komplikasi kehamilan pada trimester 1 yang mungkin terjadi, Namun, ibu hamil
tidak perlu khawatir banyak tips kehamilan yang bisa didapatkan untuk informasi. Jika rutin
memeriksakan diri ke dokter, komplikasi tersebut dapat dicegah. Ketika mengalami gejala yang
sama, segera hubungi dokter kandungan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
KOMPLIKASI DAN PENYULIT PADA KEHAMILAN TRIMESTER II 1.1. Anemia
Kehamilan Yang dimaksud dengan anemia kehamilan pada trimester II adalah jika kadar
hemoglobin < 10,5 gr/dL. Tingkatan anemia : 1. Anemia ringan : 9-10 gr/dL 2. Anemia sedang :
7-8 gr/dL 3. Anemia berat : < 7 gr/dL Tanda dan gejala dari anemia kehamilan antara lain adalah
pucat, mudah pingsan, TD normal, gejala klinik dapat terlihat pada tubuh yang malnutrisi. A.
Anemia Defisiensi Besi 1. Pengertian Adalah penurunan jumlah sel darah merah akibat dari
kekurangan zat besi 2. Etiologi a. Makanan tidak cukup mengandung zat besi (Fe) b. Komposisi
makanan tidak baik untuk penyerapan c. Adanya gangguan penyerapan (penyakit usus) d.
Kebutuhan Fe meningkat 3. Patofisiologi a. Darah meningkat 50% dalam kehamilan
(hipervolemia), penambahan sel darah tidak sebanding dengan plasma darah (plasma 30%, sel
darah 18%, Hb 19%) b. Terjadi pengenceran darah dan Pembentukan sel darah merah terlalu
lambat c. Volume darah bertambah sejak usia kehamilan 10 minggu dan Puncaknya penambahan
darah pada usia kehamilan 32-36 minggu 4. Tanda dan Gejala a. Data subjektif : ibu mengatakan
sering pusing, cepat lelah, lemas, susah bernafas b. Data objektif : konjungtiva pucat, muka
pucat, ujung-ujung kuku pucat 5. Komplikasi Pada kehamilan Trimester 2 komplikasi yang
menyertai anemia ini antara lain adalah partus prematurus, perdarahan antepartum, gangguan
pertumbuhan janin dalam rahim (PJT), asfiksia, gestosis/manifestasi keracunan karena
kehamilan, IQ bayi rendah, dekompensasi kordis) 6. Penanganan a. Oral : pemberian fero
sulfat,/fero gluconat/Na-fero bisitrat 60 mg/hari, 800 mg selama kehamilan, 150-100 mg/hari b.
Parenteral : pemberian ferum dextran 1000 mg (20 ml) IV atau 210 ml/IM B. Anemia
Megaloblastik 1. Pengertian Adalah anemia yang terjadi karena kekurangan asam folat 2. Gejala
a. Tangan atau kaki kesemutan dan kaku b. Kehilangan sensasi sentuh c. Kehilangan kemampuan
indera penciuman d. Sulit berjalan dan terlihat goyah e. Demensia (kehilangan kemampuan
psikis atau mental) f. Kejiwaan terganggu (halusinasi, paranoia, psikosis / gangguan jiwa yang
disertai dengan disintegrasi kepribadian) 1.2. Abortus A. Pengertian Abortus atau lebih dikenal
dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
rahim. Janin belum mampu hidup di luar rahim, jika beratnya kurang dari 500 gr, atau usia
kehamilan kurang dari 20 minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada
bulan pertama kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin
dalam rahim.Abortus dapat di bagi sebagai berikut : 1. Abortus spontan adalah yang terjadi
dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis atau pun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh
faktor-faktor alamiah. Abortus spontan dapat dibagi atas: a. Abortus kompletus (keguguran
lengkap) artinya seluruh konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus),sehingga rongga rahim
kosong. b. Abortus inkompletus (keguguran besisa) hanya sebagian dari hasil konsepsi yang di
keluarkan,yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. c. Abortus insipiens (keguguran sedang
berlangsung) adalah abortus yang berlangsung,dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang
teraba kehamilan tidak dapat di pertahankan lagi. d. Abortus iminens (keguguran yang bisa di
pertahankan) keguguran yang keluarnya fetus masih dapat di cegah dengan memberikan obat-
obatan hormonal dan antipasmodika serta istirahat. e. Missed abortion adalah keadaan dimana
janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak di keluarkan selama 2 bulan atau
lebih. f. Abortus habitualis (keguguran berulang) adalah keadaan dimana penderita mengalami
keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih. g. Abortus infeksiosus adalah keguguran yang di sertai
infeksi genital. h. Abortus septik adalah keguguran di sertai infeksi berat dengan penyebaran
kuman atau toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritonium. 2. Abortus provakartus Adalah
abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat. Abortus ini terbagi
lagi menjadi: a. Abortus medisinalis (abortus therapeutic) adalah abortus karena tindakan kita
sendiri,dengan alasan bila kehamilan di lanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan
indikasi medis) biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter. b. Abortus
kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau
berdasarkan indiksi medis. B. Etiologi Abortus pada wanita hamil bisa terjadi karena beberapa
penyebab diantaranya : 1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Kelainan inilah yang paling
umum menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum umur kehamilan 8 minggu. Beberapa
faktor yang menyebabkan kelainan ini antara lain : kelainan kromoson/genetik, lingkungan
tempat menempelnya hasil pembuahan yang tidak bagus atau kurang sempurna dan pengaruh
zat-zat yang berbahaya bagi janin seperti radiasi, obat obatan, tembakau, alkohol dan infeksi
virus. 2. Kelainan pada plasenta. Kelainan ini bisa berupa gangguan pembentukan pembuluh
darah pada plasenta yang disebabkan oleh karena penyakit darah tinggi yang menahun. 3. Faktor
ibu seperti penyakit penyakit kronis yang diderita oleh sang ibu seperti radang paru paru, tifus,
anemia berat, keracunan dan infeksi virus toxoplasma. 4. Kelainan yang terjadi pada organ
kelamin ibu seperti gangguan pada mulut rahim, kelainan bentuk rahim terutama rahim yang
lengkungannya ke belakang (secara umum rahim melengkung ke depan) dan kelainan bawaan
pada rahim. 5. Kelainan pada ovum atau spermatozoa, dimana kalau terjadi pembuahan hasilnya
adalah pembuahan yang patologis. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan kelainan
pertumbuhan pada janin antara lain adalah : 1. Kelainan kromosom. Kelainan yang sering
ditemukan pada abortus spontan adalah trisomi,poliploidi dan kemungkinan pula kelainan
kromosom seks. 2. Lingkungan kurang sempurna. Bila lingkungan di endometrium di sekitar
tempat implantasi kurang sempurna sehinggga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi
terganggu. 3. Pengaruh dari luar. Radiasi, virus, obat-obatan, dan sebagainya dapat
mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus.Pengaruh ini
umumnya dinamakan pengaruh teratogen. Zat teratogen yang lain misalnya tembakau, alkohol,
kafein, dan lainnya. 4. Kelainan pada plasenta Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan
menyebabkan oksigenisasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan
dan kematian janin.Keadaan ini biasa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi
menahun. 5. Penyakit ibu. a. Penyakit infeksi dapat menyebabkan abortus yaitu pneumonia, tifus
abdominalis, pielonefritis, malaria, dan lainnya. Toksin, bakteri, virus, atau plasmodium dapat
melalui plasenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin, kemudian terjadi
abortus. b. Kelainan endokrin misalnya diabetes mellitus, berkaitan dengan derajat kontrol
metabolik pada trimester pertama.selain itu juga hipotiroidism dapat meningkatkan resiko
terjadinya abortus, dimana autoantibodi tiroid menyebabkan peningkatan insidensi abortus
walaupun tidak terjadi hipotiroidism yang nyata. C. Patofisiologi Pada awal abortus terjadi
perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya.Hal
tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan
benda asing dalam uterus.Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan
isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya
karena villi koriales belum menembus desidua lebih dalam, sehingga hasil konsepsi mudah
dilepaskan. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu villi koriales menembus desidua lebih dalam
sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak
perdarahan.Pada kehamilan 14 minggu keatas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah
adalah janin disusul dengan plasenta.Pedarahan jumlahnya tidak banyak jika plasenta segera
terlepas dengan lengkap. Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk.
Adakalanya kantong amnion kosong atau tampak didalamnya benda kecil tanpa bentuk yang
jelas (blighted ovum) atau janin telah mati dalam waktu yang lama (missed abortion). Apabila
janin yang mati tidak dikeluarkan secepatnya, maka akan menjadi mola karneosa. Mola karneosa
merupakan suatu ovum yang dikelilingi oleh kapsul bekuan darah.Kapsul memiliki ketebalan
bervariasi, dengan villi koriales yang telah berdegenerasi tersebar diantaranya.Rongga kecil
didalam yang terisi cairan tampak menggepeng dan terdistorsi akibat dinding bekuan darah lama
yang tebal.Bentuk lainnya adalah mola tuberosa, dalam hal ini amnion tampak berbenjol-benjol
karena terjadi hematoma antara amnion dan korion. Pada janin yang telah meninggal dan tidak
dikeluarkan dapat terjadi proses mumifikasi. Mumifikasi merupakan proses pengeringan janin
karena cairan amnion berkurang akibat diserap, kemudian janin menjadi gepeng (fetus
kompresus). Dalam tingkat lebih lanjut janin dapat menjadi tipis seperti kertas perkamen (fetus
papiraseus). Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak cepat dikeluarkan adalah terjadinya
maserasi. Tulang-tulang tengkorak kolaps dan abdomen kembung oleh cairan yang mengandung
darah.Kulit melunak dan terkelupas in uterus atau dengan sentuhan ringan.Organ-organ dalam
mengalami degenerasi dan nekrosis. D. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala dari Abortus antara
lain adalah : 1. Perdarahan bisa sedikit atau banyak 2. Uterus tidak membesar 3. Tidak terdengar
DJJ E. Komplikasi Komplikasi dari Abortus antara lain adalah : 1. Perdarahan (haemorrhage) 2.
Perforasi ; sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh tenaga yang tidak ahli
seperti bidan dan dukun. 3. Infeksi dan tetanus 4. Payah ginjal akut 5. Syok disebabkan
perdarahan yang banyak dan infeksi berat. F. Penatalaksanaan 1. Tirah baring 2. Obat a.
Penenang b. Antispasme 3. Hormonal a. Progesteron b. Duphaston c. Gestanon / Parameston 4.
Periksa lab penunjang. 1.3. Kehamilan Ektopik Terganggu A. Pengertian Kehamilan ektopik
atau yang dikenal orang awam sebagai kehamilan di luar kandungan adalah implantasi
(penanaman) ovum yang telah dibuahi di tempat yang tidak semestinya (diluar rahim).Istilah
ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa Yunani, topos yang
berarti tempat. Jika dibiarkan, kehamilan ektopik akan menyebabkan berbagai komplikasi yang
dapat berakhir sampai kematian karena terjadinya perdarahan di dalam rongga perut yang tidak
dapat terlihat dengan mata kasat. B. Etiologi Dari beberapa studi faktor resiko yang diperkirakan
sebagai penyebabnya adalah : 1. Infeksi saluran telur (salpingitis), dapat menimbulkan gangguan
pada motilitas 2. Riwayat operasi tuba. 3. Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang.
4. Kehamilan ektopik sebelumnya. 5. Aborsi tuba dan pemakaian IUD. 6. Kelainan zigot, yaitu
kelainan kromosom. 7. Bekas radang pada tuba; disini radang menyebabkan perubahan-
perubahan pada endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum ke uterus
terlambat. 8. Operasi plastik pada tuba. 9. Abortus buatan. C. Patofisiologi Prinsip patofisiologi
yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam perjalanannya
menuju kavum uteri.Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh
suplai darah dari vaskularisasi tuba itu. Ada beberapa kemungkinan akibat dari hal ini yaitu: 1.
Kemungkinan tubal abortion, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal
(fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan ampulla, darah
yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum biasanya tidak begitu banyak karena
dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba. 2. Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga
peritoneum, sebagai akibat dari distensi berlebihan tuba. 3. Faktor abortus ke dalam lumen tuba
Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada
kehamilan muda.Ruptur dapat terjadi secara spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan
vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit
hingga banyak, sampai menimbulkan syok dan kematian. D. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala
dari kehamilan ektopik terganggu antara lain adalah : 1. Amenorhea 2. Nadi cepat dan lemah
(110X/menit atau lebih) 3. Kelelahan dan pucat 4. Nyeri perut bagian bawah yang snagat dan
berawal dari satu sisi, tengah, seluruh perut bagian bawah akibat robeknya tuba 5. Penderita bisa
sampai pingsan dan syok 6. Perdarahan pervaginam biasanya berwarna hitam 7. Pusing,
perdarahan, berkeringat, pembesaran payudara, perubahan warna pada vagina dan serviks,
perlunakan serviks, pembesaran uterus, frekuensi BAK meningkat. E. Penatalaksanaan
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi.Pada laparotomi perdarahan
selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber
perdarahan.Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak
mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu
: kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi
kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi (pemotongan
bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG
(kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan
ektopik yang belum terangkat. Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan transfusi,
infus, oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi.Sisa-
sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan
harus dirawat inap di rumah sakit. 1.4. Mola Hidatidosa A. Pengertian Mola hidatidosa adalah
jonjot karion (charionic villi) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang
mengandug banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur, atau mata ikan.Karena itu disebut
hamil anggur atau mata ikan.Kelainan ini merupakan neoplasma yang jinak. Mola di bagi
menjadi dua yaitu : 1. Mola hidatidosa klasik/komplet a. Janin atau bagian tubuh janin tidak ada
b. Sering disertai pembentukan kista lutein (25-30%) 2. Mola hidatidosa parsial/inkomplet a.
Janin atau bagian tubuh janin ada b. Perkembangan janin terhambat akibat kelainan kromosom
dan umumnya mati pada trimester pertama. B. Etiologi 1. Faktor ovum : ovum sudah patologik
sehingga mati, tetapi terlambat di keluarkan. 2. Keadaan sosial ekonomi yang rendah 3. Paritas
tinggi 4. Kekurangan protein 5. Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas. C.
Patofisiologi Ada beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis dari penyakit
trofoblast : 1. Teori missed abortion. Janin mati pada kehamilan 3 5 minggu karena itu
terjadi gangguan peredarah darah sehingga terjadi penimbunan cairan masenkim dari villi dan
akhirnya terbentuklah gelembung-gelembung. 2. Teori neoplasma dari Park. Sel-sel trofoblast
adalah abnormal dan memiliki fungsi yang abnormal dimana terjadi reabsorbsi cairan yang
berlebihan ke dalam villi sehigga timbul gelembung. 3. Studi dari Hertig lebih menegaskan lagi
bahwa mola hidatidosa semata-mata akibat akumulasi cairan yang menyertai degenerasi awal
atau tidak adanya embrio komplit pada minggu ke tiga dan ke lima. Adanya sirkulasi maternal
yang terus menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan trofoblast berproliferasi dan melakukan
fungsinya selama pembentukan cairan. D. Tanda dan Gejala Gejala dari penyakit ini di tunjukan
sebagaimana orang hamil normal, tanda awal persis kehamilan biasa, misalnya terlambat haid,
keluhan mual, muntah.Hanya saja keluhan tersebut lebih hebat.Jika diperiksa tes kehamilan,
hasilnya positif juga. Selain gejala umum di atas, tanda-tanda lain diantaranya: tidak ada tanda-
tanda gerakan janin, rahim nampak lebih besar dari umur kehamilan, misalnya terlambat 2 bulan,
rahim nampak seperti hamil 4 bulan, keluar gelembung cairan mirip buah anggur bersamaan
dengan perdarahan. 1. Anamnesa atau keluhan a. Terdapat gejala hamil muda b. Terdapat
perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur, warna merah tua, atau kecoklatan seperti
bumbu rujak. c. Pembesaran uterus tidak sesuai (lebih besar) dari tua kehamilan seharusnya. d.
Keluar jaringan seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu ada) yang merupakan diagnosa
pasti. 2. Inspeksi a. Muka dan kadang-kadang badan kelihatan pucat kekuning-kuningan yang
disebut muka mola (mola face). b. Kalau gelembung mola keluar dapat dilihat jelas. 3. Palpasi a.
Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, teraba lembek. b. Tidak teraba bagian-
bagian janin dan balotemen juga gerakan janin c. Adanya fenomika harmonika : darah dan
gelembung mola keluar dan fundus uteri turun, lalu naik lagi Pastikan besarnya rahim, rahim
terasa lembek, tidak ada bagian-bagian janin, terdapat perdarahan dan 4. Uji sonde Sonde
dimasukkan secara pelan-pelan dan hati-hati kedalam serviks kanalis dan kavum uteri. Bila tidak
ada tahanan, kemungkinan mola 5. Foto rontgen : tidak terlihat tulang-tulang janin pada
kehamilan 3-4 bulan. 6. USG: akan kelihatan bayangan badai salju dan tidak terlihat janin. E.
Penatalaksanaan 1. Terapi a. Kalau perdarahan banyak dan keluar jaringan mola, atasi syok dan
perbaiki KU dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Tindakan pertama dengan manual
digital baru setelah itu evakuasi sisanya dengan kuretase. b. Jika pembukaan kanalis servikalis
masih kecil Pasang beberapa ganggang laminaria untuk memperlebar pembukaan selama 12
jam Setelah itu pasang infus dektrose 5% yang berisi 50 satuan oksitosin baru setelah itu
evakuasi isi kavum Kalau perdarahan banyak berikan transfusi darah dan lakukan tampon
uterovaginal selama 24 jam. c. Berikan obat-obatan antibiotika, uterotonika dan perbaiki KU d.
7-10 hari setelah kerokan pertama, dilakukan kerokan kedua untuk membersihkan sisa-sisa
jaringan, dan kirim lagi hasilnya untuk pemeriksaan lab e. Histrektomi total dilakukan untuk
resiko tinggi usia lebih dari 30 tahun, paritas 4 atau lebih dan uterus yang sangat besar yaitu
setinggi pusat atau lebih. 2. Periksa ulang Ibu dianjurkan jangan hamil dulu dan dianjurkan
memakai kontrasepsi pil. Juga dinasehatkan mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun. a.
Setiap minggu pada triwulan pertama b. Setiap 2 minggu pada triwulan kedua c. Setiap bulan
pada 6 bulan berikutnya d. Setiap 2 bulan pada tahun berikutnya, dan selanjutnya setiap tiga
bulan Setiap periksa ulang penting diperhatikan : Gejala klinis, perdarahan, KU Lakukan
pemeriksaan pemeriksaan dalam pemeriksaan inspekulo : keadaan serviks, uterus terus
bertambah kecil atau tidak, kista lutein bertambah kecil atau tidak. Reaksi biologis atau
imunologis air seni. Jika reaksi kemih + maka harus dicurigai adanya keganasan. 3. Sitostatika
profilaksis : pemberian methotrexate (MTX) dengan syarat: a. Pengamatan lanjutan sukar
dilakukan. b. Apabila 4 minggu setelah evakuasi mola, uji kehamilan biasanya tetap + (positif).
c. Pada high risk mola. Komplikasi Kehamilan Pada Trimester 3 Pada usia kehamilan mencapai
28 minggu, ibu hamil tiba pada trimester tiga. Di masa ini, ibu hamil sudah harus menyiapkan
segala keperluan persalinan. Selain itu, tentu saja ibu hamil tetap harus berhati-hati menjaga
kehamilannya. Tujuannya agar tidak mengalami komplikasi kehamilan pada trimester 3.
Plasenta Previa Komplikasi kehamilan ini dapat terjadi pada ibu hamil di trimester ketiga.
Plasenta previa adalah posisi plasenta yang menghalangi jalan lahir. Bila ini terjadi, ibu hamil
akan mengalami perdarahan. Perdarahan tersebut ada yang terjadi secara perlahan-lahan, ada
juga yang secara tiba-tiba. Karena itu, ibu hamil bisa langsung shock dan lemas. Sakit Kepala
Hebat Umumnya, ibu hamil biasa mengalami sakit kepala. Rasa sakit itu terjadi karena ibu hamil
terlalu lelah dan kurang istirahat. Biasanya, sakit kepala tersebut hilang dengan sendirinya
setelah beristirahat. Namun, ada kelainan yang dapat terjadi pada ibu hamil di trimeseter ketiga,
berupa sakit kepala yang sangat hebat. Rasa sakit ini tidak hilang meskipun ibu hamil telah
beristirahat. Gejala ini adalah tanda preeklamsia. Anggota Tubuh Bengkak Komplikasi
kehamilan pada trimester 3 yang mungkin terjadi adalah bengkaknya anggota tubuh. Sama
seperti sakit kepala, tubuh bengkak juga biasa terjadi pada ibu hamil. Namun, waspadalah jika
pembengkakan tersebut tidak hilang setelah beristirahat. Pembengkakan atau dalam bahasa
medisnya disebut edema, adalah penimbunan cairan yang berlebihan di dalam tubuh.
Pembengkakan pada wajah dan tangan yang tak hilang-hilang inilah yang menunjukkan tanda-
tanda serius bahwa ibu hamil mungkin terkena gagal jantung atau anemia. Ketuban Pecah
Ketuban yang pecah sebelum waktunya, dapat terjadi pada ibu yang sedang hamil tua. Kelainan
ini ditandai dengan keluarnya cairan pervaginam. Pecahnya ketuban dapat disertai dengan
keluarnya anggota tubuh janin, seperti tangan, kaki, atau plasenta. Ibu hamil yang belum cukup
bulan untuk melahirkan, bila mengalami kejadian ini, harus segera pergi ke rumah sakit.
Terlebih, cairan ketuban sangat penting dalam proses persalinan. Ketuban yang pecah sebelum
waktunya, disebabkan karena berbagai hal. Pertama, karena selaput ketuban kurang kuat. Kedua,
adanya infeksi dari mulut rahim atau vagina. Ketika usia kehamilan memasuki trimester ketiga,
sebaiknya ibu hamil lebih waspada. Sebab, komplikasi kehamilan pada trimester 3 dapat
menghambat proses persalinan. Komplikasi Kehamilan Pada Trimester 2 Trimester kedua
dimulai saat kehamilan memasuki usia 13 minggu. Masa ini dikenal sebagai masa yang paling
nyaman bagi ibu hamil. Rasa mual sudah berkurang. Ibu pun dapat melakukan aktivitas dengan
baik. Namun, ada komplikasi kehamilan pada trimester 2 yang harus diwaspadai. Contohnya:
Hiperemesis Gravidium Yaitu mual dan muntah secara berlebihan. Pada umumnya, gejala mual
dan muntah sudah berangsur reda saat kehamilan memasuki trimester 2. Namun, ketika hal ini
masih terjadi, berarti ibu hamil mengalami komplikasi kehamilan. Hiperemesis gravidium pada
trimester 2 dapat meningkatkan risiko keracunan kehamilan (preeklamsia). Selain itu juga rentan
mengalami gangguan berupa plasenta yang lepas dari dinding rahim. Jika komplikasi ini terjadi,
ibu hamil harus menjalani perawatan medis untuk mengurangi rasa mual dan muntah.
Gingivitis Komplikasi kehamilan pada trimester 2 lainnya adalah gingivitis atau radang gusi.
Kelainan ini dapat terjadi pada ibu hamil disebabkan karena kadar hormon progesteron yang
mengalami peningkatan. Dalam keadaan ini, gusi menjadi lebih sensitif ketika terkontaminasi
bakteri. Selain gusi yang lebih sensitif, perdarahan juga akan terjadi, terutama jika rongga mulut
mendapat suplai darah yang lebih banyak. Diabetes Gestasional Ibu hamil rentan terkena
diabetes gestasional. Tandanya adalah ibu sering lapar, haus, sering buang air kecil, tetapi berat
badan cenderung menurun. Bila menemui tanda-tanda itu, segera periksa kadar gula dalam
darah. Pandangan kabur dan gatal-gatal juga menjadi salah satu tandanya. Stretch Mark
Tanda ini berupa garis-garis yang terdapat pada tubuh. Ibu hamil akan mengalami gangguan
stretch mark pada kulit, dan biasanya membuatnya risih karena mengurangi kemulusan kulit.
Parahnya, stretch mark akan semakin jelas ketika rahim semakin besar. Warna garis-garis pada
kulit ini berbeda-beda, tergantung warna kulit masing-masing. Namun, biasanya, pasca
persalinan, garis-garis tersebut berubah menjadi putih. Tekanan Darah Tinggi Ibu hamil
biasanya mengalami kenaikan tekanan darah. Sebenarnya, hal ini terjadi karena jantung bekerja
lebih keras untuk memberikan oksigen pada janin. Namun, kelainan ini wajib diwaspadai agar
tidak terjadi secara berlarut-larut. Bagaimama pun, komplikasi kehamilan pada trimester 2 dapat
diatasi. Asalkan, ibu hamil dapat melihat tanda-tandanya dan segera memeriksakan diri ke
dokter. Persalinan Persalinan merupakan proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil
pembuahan (yaitu janin yang viabel, plasenta dan ketuban) dari dalam uterus lewat vagina ke
dunia luar. Normalnya proses ini berlangsung pada suatu saat ketika uterus tidak dapat tumbuh
lebih besar lagi, ketika janin sudah cukup mature untuk dapat hidup diluar rahim tapi masih
cukup kecil untuk dapat melalui jalan lahir. Proses persalinan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu :
1. Kala Satu merupakan stadium dilatasi serviks. Kala satu berlangsung dari onset persalinan
hingga dilatasi serviks yang lengkap. Durasi rata-rata kala satu adalah 10-12 jam pada
primigravida dan sekitar 4-6 jam pada multipara. 2. Kala dua berlangsung dari dilatasi lengkap
serviks hingga kelahiran janin. Kala dua berlangsung selama rata-rata tiga perempat hingga satu
jam pada primigravida dan sekitar 15-30 menit pada multipara. 2. Kala tiga merupakan stadium
pelepasan dan pelahiran plasenta. Proses pelahiran plasenta ini menghabiskan waktu lima menit
hingga setengah jam dengan kontraksi uterus yang terjadi setiap 2-3 menit sekali Faktor-faktor
yang terlibat dalam persalinan adalah : 1. Power Adalah tenaga atau kekuatan yang dihasilkan
oleh kontraksi dan retraksi otot-otot rahim ditambah kerja otot-otot volunter dari ibu, yaitu
kontraksi otot perut dan diafragma sewaktu ibu mengejan. 2. Passage Janin harus berjalan lewat
rongga panggul, serviks dan vagina sebelum dilahirkan. Untuk dapat dilahirkan, janin harus
mengatasi tekanan atau resistensi yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya.
3. Passenger Adalah jalan lahir janin dan bagian janin yang paling penting (karena ukurannya
paling besar) adalah kepala janin. C. Komplikasi Persalinan Komplikasi persalinan merupakan
keadaan yang mengancam jiwa ibu atau janin karena gangguan akibat (langsung) dari persalinan.
Dari hasil Assesment Safe Motherhood di Indonesia pada tahun 1990 /1991
menyebutkan beberapa informasi penting yang berhubungan dengan terjadinya komplikasi
persalinan : 1. Derajat kesehatan ibu rendah dan kurangnya kesiapan untuk hamil. 2.
Pemeriksaan antenatal yang diperoleh kurang. 3. Pertolongan persalinan dan perawatan pada
masa setelah persalinan dini masih kurang. 4. Kualitas pelayanan antenatal masih rendah dan
dukun bayi belum sepenuhnya mampu melaksanakan deteksi risiko tinggi sedini mungkin. 5.
Belum semua Rumah Sakit Kabupaten sebagai tempat rujukan dari puskesmas mempunyai
peralatan yang cukup untuk melaksanakan fungsi obstetrik esensial. Komplikasi persalinan
terdiri dari persalinan macet, ruptura uteri, infeksi atau sepsis, perdarahan, ketuban pecah dini
(KPD), malpresentasi dan malposisi janin, pre-eklampsia dan eklampsia. 1. Persalinan macet.
Pada sebagian besar penyebab kasus persalinan macet adalah karena tulang panggul ibu terlalu
sempit atau gangguan penyakit sehingga tidak mudah dilintasi kepala bayi pada waktu bersalin.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kontraktilitas uterus sehingga berpengaruh terhadap
lamanya persalinan kala satu adalah : a. Umur b. Paritas c. Konsistensi serviks uteri d. Berat
badan janin e. Faktor psikis f. Gizi dan anemia 2. Ruptura Uteri . Ruptura uteri atau sobekan
uterus merupakan peristiwa yang sangat berbahaya, yang umumnya terjadi pada persalinan
kadang-kadang terjadi pada kehamilan terutama pada kehamilan trimester dua dan tiga. Robekan
pada uterus dapat ditemukan oleh sebagian besar pada bawah uterus. Pada robekan ini kadang-
kadang vagina bagian atas ikut serta pula. 3. Infeksi atau sepsis. Wanita cenderung mengalami
infeksi saluran genital setelah persalinan dan abortus. Kuman penyebab infeksi dapat masuk ke
dalam saluran genital dengan berbagai cara, misalnya melalui penolong persalinan yang
tangannya tidak bersih atau menggunakan instrumen yang kotor. Infeksi juga berasal dari debu
atau oleh ibu itu sendiri yang dapat memindahkan organisme penyebab infeksi dari berbagai
tempat, khususnya anus. Pemasukan benda asing ke dalam vagina selama persalinan seperti
jamur, daun-daunan, kotoran sapi, lumpur atau berbagai minyak, oleh dukun beranak juga
merupakan penyebab infeksi. Akibatnya infeksi menjadi salah satu penyebab kematian ibu di
negara berkembang dan infeksi ini ternyata tinggi pada abortus ilegal. 4. Malpresentasi dan
malposisi. Adalah keadaan dimana janin tidak berada dalam presentasi dan posisi yang normal
yang memungkinkan terjadi partus lama atau partus macet. Diduga malpresentasi dan malposisi
kehamilan akan mempunyai akibat yang buruk jika tidak memperhatikan cara dalam melahirkan.
Pada kelahiran kasus ini harus ditangani di Rumah Sakit atau Pelayanan kesehatan lain yang
mempunyai. fasilitas yang lebih lengkap dan sebaiknya anestesia telah disediakan dan
kemampuan untuk melakukan sectio caesaria harus sudah ada di tangan. 5. Ketuban pecah dini .
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput secara spontan disertai keluarnya cairan berupa air
dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu, 1 jam atau lebih sebelum proses persalinan
berlangsung. Penyebab pecahnya selaput ketuban secara pasti belum diketahui, tetapi beberapa
bukti menunjukkan bahwa bakteri atau sekresi maternal yang menyebabkan iritasi dapat
menghancurkan selaput ketuban, dan KPD pada trimester kedua mungkin disebabkan oleh
serviks yang tidak lagi mengalami kontraksi. 6. Pre-eklampsia dan eklampsia . Di Indonesia,
eklampsia (disamping perdarahan dan infeksi) masih merupakan sebab utama kematian ibu dan
sebab kematian perinatal yang tinggi. oleh karena itu, diagnosisi dini pre-eklampsia, yang
merupakan tingkat pendahuluan eklampsia, serta penanganannya perlu segera dilaksanakan
untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. Perlu ditekankan bahwa sindroma pre-
eklampsia ringan dengan hipertensi, edema, dan proteinuria sering tidak diketahui atau tidak
diperhatikan oleh wanita hamil, sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat timbul pre-
eklampsia berat, bahkan eklampsia.
X

Anda mungkin juga menyukai