Anda di halaman 1dari 19

Makalah Laboratorium Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat

Kesehatan Gigi dan Mulut pada Ibu Hamil

Disusun Oleh:
Ni Wayan Asti Saraswati 2015-16-152
Nur Arsya Mugis 2015-16-153
Nur Silmi Istiqomah 2015-16-154

Pembimbing: drg.Pindo Bilowo, M.Kes

FAKULTAS KEDOTERAN GIGI


UNIV. PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA SELATAN
2017

3
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Kehamilan merupakan kondisi biologis wanita yang disertai perubahan psikologis dan

terjadinya proses adaptasi terhadap pola hidup dan proses kehamilan itu sendiri. Peleburan

inti sel sperma dan inti sel telur yang terjadi di saluran telur (oviduk) atau di uterus akan

menyebabkan terjadinya kehamilan. Selama kehamilan terjadi peningkatan hormon seperti

hormon estrogen yang meningkat 10 kali lipat dan hormon progesteron yang meningkat 30

kali lipat, hal tersebut merupakan normal namun menimbulkan beberapa perubahan pada

tubuh seperti perubahan kondisi fisik, perubahan kondisi sistemik dan tanda-tanda fisiologis

mulai dari mual dan muntah, kepala pusing sampai perubahan lokal seperti pada rongga

mulut.1,2,3

Selama kehamilan wanita mengalami perubahan sistemik seperti perubahan

sistem pernafasan, sekitar 60% - 70% dyspnea terjadi pada ibu hamil, hiperventilasi,

mendengkur dan lainnya. Perubahan endokrin seperti gestational diabetes terjadi sebanyak

45% pada ibu hamil. Perubahan sistem pencernaan terjadi 30% - 70% pada wanita hamil

berupa sakit perut atau mulas dan berdurasi lebih lama 2 kali lipat dibandingkan pada wanita

yang tidak sedang hamil. Mual – mual dan muntah terjadi 66% pada ibu hamil, terjadi mulai

dari 5 minggu pertama kehamilan, insidensi terjadinya mual dan muntah sangat bervariasi

berdasarkan etnisnya dan berkisar antara 3 sampai 20 dalam 1000 kehamilan, umumnya

terjadi pada wanita di India, Pakistan, Asia dan New Zealand.3,4

4
Kesehatan mulut sangat penting bagi wanita hamil, masalah kesehatan rongga

mulut seperti karies gigi, gingivitis dan periodontitis kronis sering terjadi pada wanita hamil

yang diakibatkan terjadinya perubahan fisik yang mempengaruhi kesehatan mulut. Pada

rongga mulut perubahan yang biasa terjadi pada ibu hamil seperti gingivitis, gingival

hyperplasia, pyogenic granuloma dan perubahan saliva. Kehamilan tidak menyebabkan

kelainan periodontal namun memperburuk kondisi yang sudah ada di dalam mulut. Gingivitis

terjadi sekitar 60% – 75% pada ibu hamil. Sekitar 1% – 5 % pada ibu hamil mengalami

pyogenic granuloma atau biasa disebut pregnancy tumor yang sering terjadi pada trimester

pertama dan kedua kehamilan dan akan hilang setelah melahirkan. Pada ibu hamil juga sering

terjadi pigmentasi fasial atau yang sering disebut melasma atau “mask of pregnancy” sekitar

73 % pada ibu hamil dimulai dari trimester pertama.3,4

Kesehatan gigi pada ibu hamil membutuhkan perhatian khusus karena pada

periode kehamilan terjadi perubahan sistemik dan perubahan keadaan rongga mulut. Oleh

karena itu penting untuk mengetahui perubahan tersebut untuk mengetahui manajemen yang

tepat pada wanita hamil, serta untuk memberikan edukasi pada wanita hamil mengenai

kesehatan rongga mulut sebagai tindakan preventif.

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi Ibu Hamil

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai

fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender

internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung

dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester

ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo,2009.p.213). Masa kehamilan

adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari

(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir

(Sarwono,2008.p.89).5,6

Dengan disimpulkan bahwa Ibu hamil adalah seorang ibu dimulai masa kehamilan

atau mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari

atau 40 minggu, di hitung dari hari pertama haid terakhir dan dapat dilihat tanda pasti hamil

yaitu ada gerakan janin dalam rahim (terlihat atau teraba gerakan janin dan teraba

bagianbagian janin), terdengar denyut jantung janin (didengar dengan stetoskop laenec, alat

kardiotokografi atau EKG dan alat Doppler, dilihat dengan ultrasonografi, pemeriksaan

dengan alat canggih, yaitu rontgen melihat kerangka janin, ultrasonografi. (Bagus Ida, 2005.

p.126).5

6
I.1. Tanda-tanda kehamilan (Sulistyawati, 2009; Jannah, 2011; Nugroho, dkk, 2014) :7

2.1.1. Tanda Presumtif

Tanda presumtif/ tanda tidak pasti adalah perubahan - perubahan yang

dirasakan oleh ibu (subjektif) yang timbul selama kehamilan. Yang termasuk

tanda presumtif/ tanda tidak pasti adalah :7

1. Amenorhoe (tidak dapat haid) Pada wanita sehat dengan haid yang

teratur, amenorhoe menandakan kemungkinan kehamilan. Gejala ini sangat

penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Kadang - kadang

amenorhoe disebabkan oleh hal - hal lain diantaranya akibat menderita

penyakit TBC, typhus, anemia atau karena pengaruh psikis.

2. Nausea (rasa mual) dan emesis (muntah) Pada umumnya, nausea terjadi

pada bulan - bulan pertama kehamilan sampai akhir triwulan pertama dan

kadang - kadang disertai oleh muntah. Nausea sering terjadi pada pagi hari,

tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas

tertentu, keadaan ini masih fisiologis, namun bila terlampau sering dapat

mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut dengan hiperemesis

gravidarum.

3. Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu) Sering

terjadi pada bulan - bulan pertama dan menghilang dengan makin tuanya usia

kehamilan.

4. Mamae menjadi tegang dan membesar Keadaan ini disebabkan oleh

pengaruh esterogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli pada

mamae sehingga glandula montglomery tampak lebih jelas.

7
5. Anoreksia (tidak ada nafsu makan) Keadaan ini terjadi pada bulan -

bulan pertama tetapi setelah itu nafsu makan akan timbul kembali.

6. Sering buang air kecil Keadaan ini terjadi karena kandung kencing pada

bulan - bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar.

Pada triwulan kedua, umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang

membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala ini bisa

timbul kembali karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan

kembali kandung kencing.

7. Obstipasi Keadaan ini terjadi karena tonus otot menurun yang

disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.

8. Pigmentasi kulit Keadaan ini terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas.

Kadang – kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan pada pipi, hidung

dan dahi yang dikenal dengan kloasma gravidarum (topeng kehamilan).

9. Epulis merupakan suatu hipertrofi papilla ginggivae yang sering terjadi

pada triwulan pertama.

10. Varises (penekanan vena) Keadaan ini sering dijumpai pada triwulan

terakhir dan terdapat pada daerah genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan

betis. Pada multigravida, kadang - kadang varises ditemukan pada kehamilan

yang terdahulu, kemudian timbul kembali pada triwulan pertama. Kadang –

kadang timbulnya varises merupakan gejala pertama kehamilan muda.7

2.2 Penyakit yang sering terjadi pada kehamilan : 1,8,9

8
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada fisik dari pasien wanita,

perubahan sistemik yang terjadi pada kesehatan umum pasien berupa

perubahan kardiovaskular, hematologi, respiratori, gastrointestinal,

genitourinary, endocrine dan orofasial. Perubahan lokal yang terjadi pada

rongga mulut seperti gingivitis, gingival hyperplasia, pyogenic granuloma dan

perubahan saliva. 1,8

A. Perubahan sistemik :

1. Kardiovaskular :

Terjadinya takikardia, meningkatnya curah jantung, meningkatnya

tekanan darah dan volume stroke hal yang biasa ditemukan pada waita

hamil. Meningkatnya aliran darah terjadi pada 96% wanita

hamil,namun tidak memerlukan perawatan. Perubahan posisi dental

chair harus dilakukan dengan sangat perlahan. Semakin bertambahnya

ukuran uterus menyebabkan meningkatnya tekanan pada vena cava dan

aorta yang dapat menghasilkan penurunan curah jantung, venous

return, dan aliral darah uteroplacental. Aortocaval compression dapat

menyebabkan keadaan supine hypotensive syndrome, dimana gejala

nya adalah pusing, lemas, berkeringat, rasa gelisah, telinga

berdengung, pucat, tekanan darah menurun, pingsan karena

menurunnya tekanan darah, kasus berat seperti ketidaksadaran dan

tubuh bergetar dan tidak terkontrol. 1,8,9

Kondisi tersebut dapat dikoreksi dengan cara pasien menghadap ke kiri

dan menempatkan bantal/ handuk berbentuk roll untuk mengangkat

pinggul kanan dan bokong sebesar 15°. Posisi tersebut dapat

9
mengangkat uterus sehingga tidak menekan vena cava dan

menstabilkan kembali aortocaval patency. 1,8,9

2. Hematologi :

Perubahan hematologi yang sering terjadi seperti, naiknya sel darah,

naiknya faktor pembekuan pada darah. naiknya aktifitas fibrinolytic ,

kekurangan zat besi dan anemia. 1,8

3. Respiratory :

Pada wanita hamil, hormon estrogen meningkat sehingga mengakibatkan

kapilari mukosa pada nasofaring membengkak dan menyebabkan edema,

hidung tersumbat serta epistasis. Kesulitan bernafas dapat terjadi dan

mengakibatkan wanita hamil bernafas dengan mulut terbuka,khususnya

pada malam hari. Apabila terjadi xerostomia, maka pasien dapat

kehilangan proteksi karies gigi dari saliva. Pasien dengan indeks karies

gigi yang tinggi disarankan untuk melakukan tindakan preventif dini

untuk mencegah terjadinya karies. Perpindahan diafragma secara superios,

penurunan kapasitas cadangan fungsional, meningkatkan risiko apnea,

meningkatnya resika dyspnea serta hiperventilasi dapat terjadi pada

wanita hamil. 1,8,9

4. Gastrointestinal :

Level progesterone pada wanita hamil meningkat menimbulkan

penurunan reflek esophageal, lambung dan pergerakan usus. Kombinasi

10
efek perubahan hormon dan gerakan mekanik pada sistem pencernaan

serta reflek muntah turut meningkatkan risiko tingginya asam lambung.

Ukuran uterus yang meningkat menyebabkan tingginya tekanan

intragastric. Posisi dental unit harus tegak selama perawatan berlangsung

untuk mengurangi tekanan abdominal dan pasien tetap nyaman.

Komplikasi yang sering terjadi pada wanita hamil adalah ptyalism kondisi

dimana ekskresi saliva berlebihan bagi wanita yang mengalami muntah-

muntah. Saliva berlebih pada rongga mulut menyebabkan wanita tidak

bisa menelan saliva dengan jumlah normal akibat muntah-muntah.

Komsumsi karbohidrat yang kompleks dikurangi untuk memperbaiki

keadaan tersebut. Rasa mulas juga sering ditemukan pada wanita hamil.
1,8,9

5. Genitourinary :

Perubahan genitourinary yang sering terjadi seperti, kehilangan protein

intravaskular yang menyebabkan kehilangan tekanan onkotik dan

meningkatnya resiko infeksi saluran kemih. 1,8

6. Endokrin :

Perubahan endokrin yang seing terjadi seperti, meningkatnya esterogen,

meningkatnya progesteron, meningkatnya tiroksin, meningkatnya steroids,

meningkatnya insulin, meningkatnya sirkulasi 1,25 dihidroksi

cholecaliciferol. 1,8

B. Perubahan pada rongga mulut : 1,3,8,11

11
1. Gingivitis dan gingival hyperplasia :

Gingivitis atau pendarahan pada gusi merupakan masalah yang sering terjadi

dan berkontribusi sebanyak 60 – 70% pada wanita hamil. Gingivitis biasa terjadi

pada trimester pertama. Kondisi ini secara umum disebabkan oleh karena

berkurangnya respon imun, meningkatnya hormon esterogen dan progesteron

dan perubahan pada flora normal rongga mulut. Hormon-hormon yang

dilepaskan oleh tubuh wanita hamil yang membuatnya rentan terhadap plak dan

gusi berdarah, meningkatnya hormon tersebut juga dapat menyebabkan

permeabilitas kapiler meningkat yang dapat menyebabkan gingivitis dan

gingival hyperplasia. Gingivitis pada ibu hamil biasanya terjadi pada bagian

margin dan interdental papil. Beberapa pasien kondisi tersebut dapat mengarah

kepada pregnancy tumor, biasa ditemukan pada bagian interdental papil labial.

Lesi berukuran kecil merespon baik dengan debridemen lokal, kumur dengan

chlorheksidine. Gingivitis yang tidak segera diobati dapat berisiko

menyebabkan janin kelahiran premature serta berat badan lahir rendah. 1,3,8,11

2. Erosi dan karies gigi :

12
Wanita hamil lebih rentan terhadap kerusakan gigi karena kenaikan asam pada

lingkungan rongga mulut, bertambahnya konsumsi diet gula dan

ketidakpedulian terhadap kesehatan mulut. Muntah – muntah yang berulang

sering terjadi pada ibu hamil, yang merubah keadaan asam pada rongga mulut

menjadi awal mula terjadinya pathogen karies dan bertambahnya demineralisasi

membuat gigi semakin rentan terhadap karies. Karies yang tidak dirawat

mengakibatkan bertambahnya insiden abses dan selulitis. 1

3. Pyogenik granuloma :

Pyogenic granuloma atau sering disebut pregnancy tumor oleh kenaikan

hormon, iritasi gingiva yang dikarenakan plak dipercaya akan menyebabkan

pyogenik granuloma. Pyogenik ini sering terjadi pada bagian labial dari

interdental papil dan dapat terjadi kapan saja selama kehamilan, namun paling

sering terjadi pada kehamilan pertama di trimester pertama dan kedua, dan

akan menghilang setelah melahirkan. 1,3,11

13
4. Kegoyangan gigi :

Dikarenakan perubahan hormonal dan mineral yang terjadi mendadak di dalam

lamina dura dan adanya gangguan pada perlekatan igamen periodontal,

memberikan efek kegoyangan pada gigi yang akan mengarah kepada penyakit

periodontal. Kegoyangan gigi ini akan kembali normal setelah melahirkan.1

5. Perubahan saliva :

Perubahan yang dimaksut adalah perubahan aliran saliva, komposisi saliva, ph

saliva dan kadar hormon pada saliva.1

6. Facial pigmentation :

Hormon progesteron juga terkait dengan melasma, yang akan menghasilkan

pigmentasi bilateral atau bercak coklat pada regio pertengahan wajah. Terjadi

pada trimester pertama dan akan menghilang setelah kelahiran. 1,3

14
2. 3. Tindakan perawatan dan preventif pada ibu hamil :

Tindakan preventive yang dapat dilakukan pada ibu hamil dapat berupa

edukasi mengenani kesehatan gigi dan mulut, mempertahankan kebersihan gigi

dan mulut berupa informasi sikat gigi 2 kali sehari dan lakukan flossing. Untuk

ibu hamil yang sering mengalami muntah – muntah dianjurkan untuk berkumur

menggunakan larutan yang mengandung dosium bikarbonat. Menurut

Berkowitz(2006) yang disampaikan pada California Dental Association

Foundation & American College of Obstetricians and Gynecologists District IX

2010. Ibu hamil harus mengetahui bahwa streptococcus mutan merupakan bakteri

yang berkaitan dengan karies gigi dapat berpindah ke janin, menginfeksi gigi

anak dan meningkatnya resiko karies dini pada anak. Lebih detailnya lagi

perawatan yang dapat dilakukan kepada ibu hamil berdasarkan tahap

kehamilannya sebagai berikut : 1,11,12

a. Trimester pertama :

15
Trimester pertama bukan merupakan trimester yang baik untuk melakukan

prosedur kedokteran gigi. Organogenesis terjadi pada trimester ini dan

cenderung dapat mempengaruhi teratogens. Dan juga resiko dari keguguran

meningkat. Berikut panduan yang harus dilakukan selama trimester ini: 1,11,12

1. Ibu harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai perubahan yang

akan terjadi pada rongga mulut.

2. Berikan instruksi untuk menjaga kesehatan rongga mulutnya dan hindari

rontgent.

3. Perawatan hanya dibatasi seperti periodontal profilaksis dan perawatan

darurat saja.

b. Trimester kedua :

Pada trimester ini fase organogenesis komplit dan prosedur seperti kegawat

daruratan dento-alveolar dan lainnya aman untuk dilakukan. Pada fase ini

aman untuk melakukan perawatan scalling, polishing dan kuret jika

dibutuhkan. Penyakit pada rongga mulut harus terus dikontrol. Dan

perawatan seperti peawatan saluran akar, pencabutan gigi dan penambaan

juga aman untuk dilakukan. 1,11,12

C. Trimester ketiga :

Kontrol kebersihan rongga mulut dan plak, scalling, polishing dan kuret

boleh dilakukan jika perlu, penyakit yang lagi diderita harus dikontrol, lebih

baik tidak menggunakan prosedur rontgent. 1,11,12

16
Langkah – langkah perawatan kesehatan mulut selama kehamilan : 1

1. Sikat gigi 2x sehari dengan menggunakan pasta gigi berfluoride

2. Diet seimbang

3. Gunakan obat kumur berfluoride untuk sehari-hari

4. Makan permen karet bebas gula untuk menjaga PH rongga mulut

5. Kumur larutan garam hangat untuk mengurangi iritasi pada gusi

6. Gunakan benang gigi sehari-harinya

7. Konsultasi ke dokter gigi untuk scalling / root planning

Perawatan yang dilakukan fokus untuk menjaga kesehatan rongga mulut dan

mengurangi risiko terjadinya penyakit yang dapat terjadi saat kehamilan maupun

setelah melahirkan. 9

2.3 Tindakan preventif yang harus dilakukan untuk mencegah penyakit

Ibu hamil dianjurkan untuk kontrol rutin ke dokter gigi minimal tiga bulan

sekali. Hindari ke dokter gigi pada pagi hari karena wanita hamil cenderung

mengalami muntah-muntah pada pagi hari. Tindakan rutin seperti scalling juga dapat

dilakukan diikuti tindakan profilaksis lainnya. Instruksi pasien untuk menjaga

kesehatan mulut dan kesehatan secara umum untuk ibu dan bayinya. Penting untuk

menjaga asupan makanan yang dapat meningkatkan kesehatan rongga mulut,

aplikasi fluoride tergantung dari masing-masing individu, dekomtaminasi dengan

antimikrobial dan intervensi oleh dokter gigi apabila diperlukan dengan persetujuan

dokter kandungan. Empat hal tersebut dilakukan sebagai langkah preventif bagi ibu

hamil untuk menjaga kesehatan mulutnya. Ibu hamil yang diperlukan untuk rontgen

foto gigi harus diberikan pengertian bahwa ekposure radiasi rendah tidak

menyebabkan keguguran namun diperlukan perlindungan untuk memastikan

17
keamanan bagi ibu hamil dan bayinya. Perlindungan tersebut dapat dimaksimalkan

dengan cara untuk mengarahkan cone sinar x ke mulut jauh dari perut ibu hamil,

menggunakan apron dan pelindung thyroid untuk menetralkan efek radiasi,

menggunakan film berkecepatan tinggi untuk mempersingkat waktu eksposure serta

menggunakan sinar x collimator. 13,14

BAB 3

KESIMPULAN

18
Kesehatan mulut yang optimal sangat diperlukan bagi ibu hamil. Perubahan

yang terjadi secara sistemik dan lokalis pada rongga mulut harus diperhatikan dan

perlu dipertimbangkan. Edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan mulut dan

bagaimana untuk melakukannya perlu diketahui oleh wanita hamil. Penting untuk

menjaga asupan makanan yang dapat meningkatkan kesehatan rongga mulut, aplikasi

fluoride tergantung dari masing-masing individu, dekomtaminasi dengan

antimikrobial dan intervensi oleh dokter gigi apabila diperlukan dengan persetujuan

dokter kandungan. Empat hal tersebut dilakukan sebagai langkah preventif bagi ibu

hamil untuk menjaga kesehatan mulutnya. Penyesuaian posisi dental unit juga

diperlukan sesuai dengan kondisi dari ibu hamil apabila diperlukan perawatan dan

durasi perawatan tidak lama dan tidak dilaksanakan pada pagi hari. Apabila

diperlukan tindakan yang berat, diperlukan persetujuan dari dokter kandungan. Semua

perawatan yang dilakukan harus berfokus pada preventive atau pencegahan penyakit

gigi dan mulut, pemeriksaan rutin dan management dari penyakit yang telah diderita

oleh pasien.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Naseem M, Khurshid Z, Khan H, Niazi F, Zohaib S, Zafar M. Oral health challenges in

pregnant women: recommendations for dental care professionals. The Saudi Journal for

Dental Research. 2016.

2. Muhtasor. Model konseling berbasis oenyembuhan spiritual untuk mereduksi kecemasan

(studi pengembangan model konseling pada ibu hamil pertama trimester ketiga).

Universitas Pendidikan Indonesia. 2013.

3. Hemalatha VT, Manigandan T, Sarumathi T, Aarthi N, Amudhan A. Dental

considerations in pregnancy-a critical review on the oral care. Journal of Clinical and

Diagnostic Research.2013.

4. Noel Lee, Saha Sumona. Nausea and vomiting of pregnancy. National Institutes of

Health. 2011. Tersedia di: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3676933/

5. Arum Rita. Tinjauan Pustaka. Universitas Muhammadiyah Semarang. Tersedia di:

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-rinaarumwu-6008-2-babii.pdf

6. Al-Maqassary. Proses terjadinya kehamilan. 2013. Tersedia di:

http://www.e-jurnal.com/2013/09/proses-terjadinya-kehamilan.html

7. Warongan Vicky. Faktor- faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan

kehamilan pada ibu yang mempunyai bayi di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai

Tahun 2014. Universitas Sumatera Utara. 2015.

8. Kurien S, Kattimani V, Sriram R, Sriram S, Rao P, Bhupathi A, dkk. Management of

Pregnant Patient in Dentistry. Journal of International Oral Health.2013.

9. Giglio J, Lanni S, Laskin D, Giglio N. Oral health care for the pregnant patient. Journal

of Canadian Dental Assosiation.2009.

20
10. Harnett E, Haber J, Miller B, Bella A, Vasilyeva A, Kessler J. Oral health in pregnancy.

Journal of Obstetric, Gynecologic and Neonatal Nursing.2016.

11. Achtari M, Georgakopoulou E, Afentoulide N. Dental care throughout pregnancy: what a

dentist must know. Journal of Oral Health and Dental Management. 2012.

12. Lamia Abi, Daou D. Pregnancy and dental treatment. Otolaryngol open access. 2016.

13. Fagoni T, Vasconcelos R, Cardoso P, Gomes A, Camargo C, Goncalves S. Dental

treatment for the pregnant patient. Brazilian Dental Science. 2014.

14. Kang Shirley. Prenatal oral heatlh care. Center of Oral Health. 2014.

21

Anda mungkin juga menyukai