MAKALAH KOMUNIKASI (Dewasa)
MAKALAH KOMUNIKASI (Dewasa)
Tugas Kelompok
Di susun oleh :
Fajar aditya
Ifthitathurrahmath
Indah mutika
Khopiva safitri
Lia lestari
Maria ulfa
Martha wijaya
Mohd.Wahyudin Abrar
M.setia Budi
A. LATAR BELAKANG.
Di masa ini pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah yang sangat penting di
pelajari sebagai bahan pedoman untuk mengetahui ciri ciri ideal pertumbuhan pada masa
dewasa awal seperti perkembangan fisik, motorik, bahasa, dan adaptasi sosial. Sehingga kita
dapat memahami bagaimana normalnya tumbuh kembang pada usia bayi tersebut. Oleh karena
itu, pembahasan tentang tumbuh kembang sangat baik diangkat sebagai bahan makalah sehingga
kita tahu bagaimana perkembangan dan pertumbuhan dewasa awal sampai lansia.
B. TUJUAN
1. Memenuhi mata kuliah bidang setudy IKD 2
2. Menjelaskan kepada mahasiswa bagaimana menjelaskan karakteristik dewasa awal
3. Konsep-konsep terapeutik pada dewasa awal
4. Penerapan terpeutik pada dewasa awal.
C. METODE
Makalah ini buat berdasarkan sumber-sumber perpustakaan yang kami baca dan kami jadikan
bahan pedoman dengan menggunakan metode deskripsi. Serta dengan menerapkan mmetode
teraupetik pada dewasa awal.
D. SISTEMATIKA
BAB 1: terdiri dari: pendahuluan, latar belakang, metode penulisan, dan sistematika.
BAB II: terdiri dari:komunikasi teraupetik, pengertian komunikasi teraupetik, Tujuan
komunikasi terapeutik, Manfaat Komunikasi Terapeutik, komunikasi pada klien dewasa,
komunikasi pada masa dewasa awal, Suasana Komunikasi, Model Komunikasi dan
Implententasinya pada Klien Dewasa, Prinsip dasar komunikasi terapeutik, Keberhasilan
komunikasi, Faktor yang menghambat dalam proses terapeutik, Teknik-teknik Komunikasi
Terauppetik,
BAB III: terdiri dari : role play, gambaran kasus, strategi pelaksanaan komunikasi.
BAB IV: terdiri dari: penutup, kesimpulan, saran dan daftar pustaka.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. KOMUNIKASI TERAPEUTIK
A. pengertian komunikasi terapeutik
Terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dari penyembuhan ( As
Hornby dalam Intan, 2005). Maka di sini dapat diartikan bahwa terapeutik adalah segala sesuatu
yang memfasilitasi proses penyembuhan. Dan komunikasi terapeutik merupakankomunikasi
professional bagi perawat.
B. Tujuan komunikasi terapeutik
Dengan memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik, perawat akan lebih mudah
menjalin hubungan saling percaya dengan klien,memberikan kepuasan profesional dalam
pelayanan keperawatan dan akan meningkatkan profesi.
C. Manfaat Komunikasi Terapeutik
Manfaat komunikasi terapeutik ( christina, ddk. 2003) adalah :
1) Mendorong dan menganjurkan kerja sama antarperawat dengan pasien melalui hubungan
perawat dan klien.
2) Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan, dan mengkaji masalah serta mengevaluasi
tindakan yang dilakukan oleh perawat.
B. Suasana Komunikasi
Agar komunikasi dengan klien dewasa efektif perlu memperhatikan terciptanya suasana
komunikasi yang mendukung tercapainya tujuan komunikasi seperti saling menghormati,
percaya dan terbuka.
1. Suasana saling menghormati
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan klien dewasa, lawan komunikasi
(perawat/tenaga kesehatan) harus dapat menghormati pendapat pribadinya. Klien dewasa akan
merasa lebih senang apabila ia diperbolehkan untuk menyampaikan pemikiran atau pendapat,
ide, dan sistem nilai yang dianutnya. Apabila hal-hal tersebut diabaikan akan menjadi kendala
bagi keberlangsungan komunikasi.
2. Suasana saling percaya
Komunikasi dengan klien dewasa perlu memperhati- kan rasa saling percaya akan kebenaran
informasi yang dikomunikasikan. Apabila hal ini dapat diwujudkan maka tujuan komunikasi
akan lebih mudah tercapai.
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan klien dewasa dapat diterapkan beberapa
model konsep komunikasi sebagai berikut:
Pada kasus ini lebih tepat apabila diterapkan dimensi suka (hue) dalam kadar tertentu, sebatas
untuk sarana penyampaian pesan profesional. Model ini ditekankan pada pentingnya hubungan
dalam membantu klien pada pelayanan kesehatan secara langsung.
Model interaksi King menekankan arti proses komunikasi antara perawat dan klien dengan
mengutamakan penerapan system perspektif untuk mengilustrasikan profesionalisme perawat
dalam memberikan bantuan kepada klien.
Model inimenekankan arti penting interaksi berkesinambungan di antara perawat dan klien
dalam pengambilan keputusan mengenai kondisi klien berdasarkan persepsi mereka terhadap
situasi.
Interaksi merupakan proses dinamis yang melibatkan hubungan timbal balik antara persepsi,
keputusan, dan tindakan perawat-klien. Umpan balik pada model ini nienunjuknya arti penting
hubungan antara perawat dan klien.
Komunikasi berdasarkan model interaksi King lebih sesuai diterapkan pada klien dewasa
karena model ini mempertimbangkan faktor intrinsik-ekstrinsik klien dewasa yang bertujuan
untuk menjalin transaksi. Umpan balik yang terjadi bermanfaat untuk mengetahui hasil informasi
yang disampaikan diterima dengan baik oleh klien.
a. Hubungan perawat dengan kliein adalah hubungan terapeutik yang saling menguntungkan.
b. Prinsip yang sama dengan komunikasi interpersonal devitoyaitu keterbukaan, empati, sifat
mendukung, sikap positif dan kesetaraan.
c. Kualitas hubungan perawat dan klien ditentukan oleh bagaimana perawat mendefinisikan dirinya
sebagai manusia
d. Perawat menggunakan dirinya dengan teknik pendekatan yang khusus untuk memberi pengertian
dan merubah prilaku klien.
E. Keberhasilan komunikasi
3. mampumengeksplorasikan perasaan
5. motifasi altruistic
BAB III
ROLE PLAY
A. GAMBARAN KASUS
Resiko kesehatan pada masa dewasa awal berasal dari komunitas, gaya hidup, dan riwayat
keluarga. Semua kebiasaan gaya hidup yang mempengaruhi respons terhadap stresdapat
menyebabkan resiko untuk mendapatkan penyakit. Merokok merupakan factor resiko untuk
penyakit paru-paru, jantung, dan pembuluh darah pada perokok aktif dan pasif.
Yang dapat mengakibatkan pada kerusakan atau kangker paru-paru, emfisemadan bronchitis
kronik.
Penyalahgunaan obat, baik secara langsung atau tidak langsung, dapat menyebabkan
moralitas pada individu dewasa awal.Dapat mengakibatkan keracunan, trauma, bahkan himgga
kematian, atau masalah lalu lintas.
Contoh komunikasi :
Saya perawat yang bekerja di .., saya yang akan merawat Angel selama 3 hari. (contoh bila
nama kesenangan nya Angel).
Dimulai saat ini sampai dengan .., saya dating jam 07.00 dan pulang jam 14.00.
Klien menyepakati tujuan interaksi :
Saya akan membantu Angel untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Kita bersama-sama menyelesaikan masalah yang dihadapi Angel.
f. Memulai percakapan awal
Pada awalnya focus percakapan adalah pengkajian keluhan utama atau alas an
masuk rumah sakit. Kemudian dilanjutkan dengan hal-hal yang terkait dengan keluhan utama.
Jika mungkin melengkapi format pengkajian proses Keperawatan.
Contoh komunikasi untuk mengkaji keluhan utama.
Untuk melengkapi identitas saudara :
Apa yang terjadi dirumah sampai Angel dibawa kemari?
Apa yang Angel rasakan sampai datang kemari?
Apa yang Angel susahkan saat ini?
Apa masalah yang Angel rasakan saat ini?
Jika klien menjawab, lanjutkan eksplorasi sesuai dengan format pengkajian
terutama hal-hal terkait dengan keluhan utama.
Jika klien tidak menjawab :
Saya tidak dapat membantu jika Angel tidak mau menceritakan hal yang
Angel hadapi.Tampaknya Angel belum mau cerita, kita duduk saja bersama.(10 menit).
g. Menyepakati Masalah klien
setelah pengkajian, jika mungkin pada akhir wawancara sepakati masalah atau
kebutuhan klien.
Contoh komunikasi:
Dari percakapan kita tadi tampaknya Yanti.(sesuai dengan kesimpulan masalah /kebutuhan
yang dimiliki klien). Gunakan bahasa yang yang dimengerti klien, misalnya:
tampaknyaYanti tidak nafsu makan karena nyeri pada ulu hati (untuk masalah Gastritis).
Tampaknya Yanti kelihatan sesak napas (untuk masalah Asma).
h. menghindari perkenalan
2). fese Orientasi
Fese Orientasi dilaksakan pada awal setiap pertemuan kedua dan seterusnya.
Tujuan fase orientasi adalah memvalidasi kekurangan data,rencana yang telah dibuat dengan
keadaan klien saat ini. Umumnya dikaitkan dengan hal yang telah dilakukan bersama klien.
a) Memberi Salam
sama dengan fase perkenalan
b) Memvalidasi Keadaan Klien
bagai mana keadaan Yanti hari ini?
cobayanti ceritakan prasaan hari ini!
adakah hal yang terjadi,selama kita tidak bertemu? Coba ceritakan!
c) Mengingat Kontrak
setiap berinteraksi dengan klien dikaitkan dengan kontrak pada pertemuan sebelumnya.
Yanti masih ingatkah jam brapa kita bertemu?
sesuai dengan janji kita yang lalu akan bertemu pada jam (sesuai perjanjian).
Yanti masih ingatkah apa topic pembicaraan kita.
sesuai dengan perjanjian yang lalu saya akan memberikan suntikan lagi.
sesuai dengan perjanjian kita tadi,sekarangyanti akan saya bantu latihan secara efektif.
3. Fase Kerja
Fase kerja merupakan inti hubungan keperawatan klien yang terkait erat dengan pelaksaan
rencana tindakan perwatan yang akan yang dilaksanakan sesui dengan tujuan yang akan dicapai.
Tujuan tindakan keperawatan yaitu :
a) meningkatkan pengertian dan pengenalan klien akan dirinya, prilaku,prasaan, dan pikirannya,
tujuan ini sering disebut juga tujuan kognitif.
Contoh:
apa yang menyebabkan yanti cemas?
apa tanda atau gejala yang yanti rasakan saat cemas?
kapan saja yanti merasakan cemas?
Apa yang yanti rasakan saat merasa cemas?
b) mengembangkan,mempertahankan dan meningkatkan kemampuan klien secara mandiri
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tujuan ini sering disebut juga tujuan afektif dan
psikomotor.
Contoh:1
Apa yangyanti lakukan saat cemas?
apa yang yanti lakukan saat jantung berdebar-debar?
apakah dengan masalah itu masalah yanti bias selesai?
apa kira-kira cara lain yang lebih baik?
Bagaimana kalau kita bicarakan beberapa cara baru?
c) melaksanakan terrapin atau tekhnikal keperawatan.
Contoh:
Bagaimana rasa nyeri yanti?
saya bantu untuk mencoba cara mengurangi rasa nyeri.
Pertama: Yanti dapat mengalihkan pikiran pada pengalaman yang menyenangkan, atau
membaca, atau mendengar music, atau bercakap-cakap.
Kedua: Latihan napas dalam-dalam. (beri contoh)
Ketiga: mengusap daerah tertentu. (beri contoh)
Mari kita coba.(Bantu klien melakukannya,beri pujian jika dapat melakukan)
Bagaimana perasaan ibu?
Nah, ibu dapat mencobanya pada saat nyeri, namun jika tidak berhasil panggil perawat.
d) melaksanakan pendidikan kesehatan
Contoh:
Sesuai dengan anji kita tadi pagi,saya akan memberi penjelasan tentang cara merawat tali pusat
banyi baru lahir.
Jelaskan tentang merawat tali pusat banyi baru lahir (jelaskan dengan alat bantu [lembar balik
atau leaflet atau booklet]).
Ada pertanyaan Bu?Ada yang kurang jelas?
Ibu dan keluarga boleh mencoba melakukannya di rumah, terimakasih.
e) melaksanakankolaborasi
Contoh:
Bu,sekarang sudah pukul 12.00,saatnya ibu mendapat suntikan.
Ibu,miring ke sebelah kiri.
edikit sakit Bu (katakan ada saat akan menyuntik),tarik napas dalam Bu,ya,sudah.
Bagai mana Bu?
f) melaksanakan observasi dan monitoring
Bu,sesuai keadaan suhu Ibu yang tinggi maka setiap dua jam saya mengukur suhu, nadi, dan
pernapasan Ibu.
Sekarang saya akan ukur suhu Ibu diketiak.Kemudian perawat meletakan thermometer di
ketiak klien, dan katakan pada klien:
dijepit ya Bu!
Saya ambil ya Bu, sekarag Ibu istirahat lagi, nanti dua jam lagi saya dating.
4. faseterminasi
a) terminasi sementara
yaitu merupakan akhir dari setiap pertemuan perawat dank lien. Terminasi terbagi menjadi dua,
yaitu:
1) evaluasi hasil
coba yang disebutkan hal-hal yang sudah kita bicarakan.
apa saja yang telah Yantim dapat dari percakapan tadi?
2) Tindak Lanjut
bagaimanakaluaYantilakuakn nanti diryangan?
yang mana Yang ingin Yanti coba?
3) Kontrak yang akan datang
Waktu :
Kapan kita ketemu lagi?
bagai mana kalau nanti jam.kita bertemu lagi?
kita akan bertemu lagi besok pagi.
Topic :
apa saja yang akan kita bicarakan hari ini,nanti atau besok.
b) Terminasi akhir
Terminasi akhir terjadi jika klien akan pulang darirumah sakit atau saudara selesai praktek
dirumah sakit.
1) Evaluasi hasil
coba sebutkan kemampuan yang didapat setelah dirawat disini?
apa saja yang telah diketahui selama dirawat disini?
2) Tindak lanjut
Apa rencana kegiatan yantidirumah?
Apa gejala dan tanda yang perlu diperhatikan dirumah?
3) Kontrak yang akan datang
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konsep komunikasi terapeutik sangat perlu dilakukan karena sangat membantu sekali
dalam penyembuhan pasien, terutama pada dewasa awal yang sering mengalami berbagai
masalah dalam kehidupannya,
Agar seseorang berguna dalam kehidupannya, maka dari itu merawat diri sendiri lebih baik
dibandingkan menyusahkan orang lain.
Peran perawat juga sangat penting dalam komunikasi karena perawat sebagai pemberi
asuhan jadi yang banyak berperan dalam komunikasi terpeutik terdapat pada bagianperawat juga.
B. SARAN
1. Mahasiswa mampu menerapkan teraupetik dalam pembelajaran serta praktik keperawatan
2. mahasiswa dapat mendeskripsikan apa yang di maksud dengan teraupetik
3. pemahaman mahasiswa sangat di perlukan dalam teraupetik.
DAFTAR PUSTAKA