Anda di halaman 1dari 9

Prosiding Seminar Nasio;1al Kopwil4. Vol.

I Juni 2005
ISSN : 0216-9681, halaman 39 s.d 48

Analisa Proses Perpindahan Kalor dan Massa

Pada COllnter-jlow Cooling Tower

oleh

Deden Muhammad F S 1

I Staf Pengajar Fakultas Teknik Fisika Universitas Widyatama Sandung


Abstrak - Sebuah sistem HVAC terutama dengan kapasitas yang besar biasanya akan menggunakan suatu sistem
kondenser berpedingin air ulltuk membuang kaJor. Sistem seperti ini akan membutuhkan suatu pendingin air yang
efisien sehingga ka10r dapat dibuang ke lingkungan. Sebuah cooling tower dirancang sedemikian rupa sehingga
dapat mendinginkan air yang disirkulasikan melewati kondenser dari suatu unit chiller. Makalah ini
merepresentasikan proses perpindahan kalor dan massa yang terjadi dalam sebuah cooling tower dengan aliran
berlawanan (counter-flow cooling tower)

KATA KUNCI: Perpindahan kalor, perpindahan massa, cooling tower, Number of Transferunit, konveksi paksa,
rasio humiditas.

Pendahuluan berbagai proses terutama untuk proses


Sebagian besar sistem tata udara dan proses-proses proses yang terjadi di industri. Untuk memahami
industri menghasilkan kalor yang harus dipindahkan Jebih dalam
dan dibuang ke lingkungan. Air sering digunakan perpindahan kalor dan massa selain dengan
sebagai media untuk memindahkan kalor yang kajian teoritis dari rujukan dan kepustakaan yang
dilepaskan oleh refrigeran di daJam kondenser, teJah ada, juga diperJukan suatu perangkat perag,'
maupun penukar kaJor sejenis dalam berbagai proses yang dapat memperagakan proses yang terjadi.
industri. Serbagai proses memanfaatkan air yang Cooling tower merupakan suatu sistem yang
berasal dari suatu sumber air berupa sungai, danau, mengkombinasikan perpindahan kalor dan
maupun laut yang dilewatkan melaJui penukar kaJor perpindahan massa secara serempak. Cooling tuwer
yang kemudian dialirkan kembali ke sumber air banyak digunakan dalam proses-proses industri
semula. Dalam hal ini jlir pendingin itu hanya ataupun sebagai perJengkapan di laboratorium, oJeh
mengalir sekali-lintas di dalam kondenser termaksud karena itu cooling tower sangat tepat digunakan
secara sirkulasi sistem terbuka. HaJ ini akan untuk memperagakan kedua proses yang terjadi .
menimbuJkan masalah yaitu air mengaJami kenaikan Performansi dari sebuah cooling tower
suhu ketika dikembalikan ke sumber sehingga akan secara garis besar dapat ditujukan oJeh turunnya suhu
mengganggu eko logi disekitar sumber air tersebut. air .yang melewati cooling tower. Namun selain aspek
Selain itu jika penukar kalor berada jauh dari sumber terse but diatas masih ada besaran-besaran lain yang
air, maka akan dibutuhkan biaya tambahan untuk dapat menunjukkan perfonnansi dari sebuah cooling
mensirkulasikan air. tower diantaranya yaitu Number of Transfer Unit
MasaJah-masalah tersebut di atas dapat (NTU). NTU menyatakan jumlah kalor yang bisa
diatasi dengan cara mendaur ulang air pendingin dipindahkan oleh cooling tower dari air ke udara.
kondenser menggunakan sistem cooling tower Proses perpindahan kaJor dan massa daJam
sebagai sistem pendingin air. sebuah cooling tower merupakan proses yang
Dengan demikian terdapat sejumlah air yang kompleks dan perhitungannya harus menggunakar.
bersirkuJasi terus-menerus antara kondenser dengan pemecahan secara numerik.
cooling towernya. Penambahan air pad a cooling
tower hanya sekitar 5% dari sistem dengan sirkulasi ,2. Prinsip Kerja Cooling Tower
terbuka (l988 ASHRAE Handbook Equipment),
serta ekologi air lin~kungan tidak akan terganggu Seperti teJah dibahas sebeJumnya bahwa di dalam

cooling tower teljadi proses serentak perpindahan

karena air hanya disirkulasikan daJam sistem kaJor dan perpindahan massa. cooling tower yang

tertutup. akan dianalisa adalah cooling tower

Perpindahan kalor dan massa merupdkan


dua hal penting yang sangat besar peranarmya dalam

39
40

jenis induced draft atau f orced draft sehingga Nu = f(Re,Pr)


proses perpinda han kalor yang terjadi adalah
Nu = C(Re)a (pd
konveksi paksa antara air dan udara.
Dalam makalah akan dianalisis besarnya Dengan a,b, C adalah konstanta yang
koefisien konveksi yang berkorelasi dengan sistem besamya bergantung pada proses yang terjadi dan
koefisien perpindahan massa dari proses yang besamya bilangan-bilangan tak berdimensi yang
teIjadi antara air yang bersuhu lebih tinggi dengan terlibat di dalamnya. Besaran-besaran yang terdapat
udara sebagai medium penyerap kalor. dalam beberapa persamaan di atas diberikan di
Untuk lebih dapat memahami proses yang bawah ini.
teIjadi dalam cooling tower kita harus terlebih
dahulu mengenal proses konveksi paksa. dAlam h = koefisien konveksi fluida
bagian ini akan dibahas konveksi paksa secara k = konduktivitas kaIor fluida
mendasar dengan lebih menekankan pada proses p = massa jenis fluida
yang berhubungan dengan prinsip keIja cooling u = kecepatan aliran fluida
tower. I-l = viskositas kinematik fluida
x = jarak relatif
2.1 Perpindahan Kalor Secara Konveksi Paksa
~engenai proses yang terjadi yang
Proses perpindahan kalor secara konveksi mendasari terbentuknya persamaan di atas dan
teIjadi apabila kalor berpindah seiring dengan analisisnya tidak akan dibahas dalam makalah ini
perpindahan fluida atau dapat dikatakan bahwa karena makalah ini akan lebih menekankan pada
perpindahan kalor terjadi karena adanya proses perpindahan kalor konveksi paksa yang
perpindahan partikel fluida. Persamaan perpindahan serentak terjadi dengan proses perpindahan massa .
kalor konveksi dapat dinyatakan sebagai berikut :
2.2 Perpindahan Massa
Q(t) = Ahct.t (I)
Pada dasamya perpindahan massa
dengan ~ = koefisien perpindahan kalor konveksi merupakan perpindahan dari partikel-partikel
dan A = luas permukaan kontak. karena adanya perbedaan konsentrasi dalam
Perpindahan kalor secara konveksi paksa campuran. Perpindahan massa mempunyai dua
merupakan salah satu proses perpindahan kalor mode yaitu proses yang menyertainya yaitu
yang terjadi di dalam sebuah cooling tower. perpindahan massa karena konveksi (convective
Konveksi paksa terjadi antara udara yang ditarik mass transfer) dan perpindahan massa karena
. oleh sebuah fan dengan air panas yang diserap proses diffusi. Kedua proses tersebut pada dasamya
kalomya oleh udara tersebut. sarna, yang membedakannya adalah proses yang
Hal penting dalam perpindahan kalor menyertainya berupa konveksi at au difusi biasa'.
secara konveksi adalah mencari koefisien Dalam tugas akhir ini akan dibahas dasar
perpindahan kalornya . Koefisien perpindahan kalor dasar perpindahan massa dan persamaan-persamaan
konveksi melibatkan beberapa besaran tak yang menyertainya . Bahasan akan dibatasi hanya
berdimensi. Beberapa besaran tak berdimensi yang untuk proses-proses yang mungkin terjadi daIam
digunakan daIam proses perpindahan kaIor cooling tower.
konveksi terdapat di bawah ini . Dalam perpindahan massa terdapat
beberapa besaran yang terJibat di dalamnya . Secara
1. Bilangan Reynolds (Re) garis besar besaran-besaran tersebut terdapat di
bawah ini.
Re = pux 3
p = kerapatan massa (kg/m )
~ C = jumlah total mol per unit volume (mol/m )
3
2. Bilangan Nusselt (Nu)
Mi = fraksi massa dari spesies I dibandingkan
Nu = h.x
terhadap total campuran
2
k
J j = laju aliran massa per satuan Iuas (kg/s.m )
2
DAB = Diffusivitas massa (m /s)
3. Bilangan Prandtl (Pr)
Persamaan utama yang ada dalam
Pr =~c p
..
perpindahan massa adalah suatu persamaan yang
k dinamakan persamaan Fick. Persamaan Fick
Terdapat suatu persamaan yang diterapkan untuk suatu campuran biner A dan B
menghubungkan ketiga besaran tidak berdimensi dan dinyatakan dalam bentuk vektor sebagai
tersebut. Persamaan ini harus dipecahkan secara berikut :
analitik dari data eksperimen yang telah dilakukan
sebelumnya. JA = -pDAB VmA (2)
..fl

On"
_ _ _A
_ _ __ A On"
_ _ __ A
_ On" + n = _Op_A

Untuk mendapatkan persamaan


perpindahan massa terlebih dahulu kita tinjau
ax ay Oz A at

sebuah unit kontrol volume dan suatu spesi A. (7)

Dengan definisi yang dibenkan persamaan (2)


didapatkan

(}2PA + (}2PA + (}2PA +~=_I_(}pA


2
Ox 2 Oy 2 (}z D AB DAB at
(8)
Persamaan tersebut adalah persamaan dasar
perpindahan massa suatu spesi dalam koordinat
kertesian
Gambar 1 Differensial konuol volume untuk suatu
spesi diffusi 2.3 Perpindahan kalor dan massa secara
Sumber : Threlkeld [I) serempak

Dalam hal perpindahan kalor dan massa


Dalam kontrol volume tersebut berlaku
secara serempak terutama yang terjadi antara air
konservasi massa yang masuk dan keluar dan massa
dan udara basah, kita perlu memperhatikan proses
yang dihasilkan (generated) yang dapat dinyatakan
penguapan dari air yang terjadi diakibatkan adanya
dalam persamaan sebagai berikut:
perbedaan kandungan uap air dengan udara. Sebuah
permukaan air yang dilalui oleh udara dapat
dM A
digambarkan sebagai benkut:
MA,in + MA,g - MA, out = ~ == MA,st

(3)

a[n"A Xdydz]
n"Axdxdydz=n"A
, + "
x dydz+ '
ax dx

(4a)

a[n"A,y dxdz]
nil A,y+dy dxdz = n" A,y dxdz + Oy dy

(4b)

o[n"A,Z dxdyJ
Gambar 2 Penguapan uap air ke udara dalam suatu
n"A,z+dz dxdy = n"A,Zdxdy + Oz dz
lapisan batas
Sumber : Threlkeld [1]
(4c)
Permukaan air pada suhu tw bersentuhan
Massa yang dihasilkan selama proses berlangsung langsung dengan aliran udara yang mempunyai
dapat dinyatakan oleh kecepatan tunak sebesar Yo. Suhu mengalami
kenaikan dari tw menjadi to yang merupakan suhu
MA,g = n A dxdydz (5) kesetimbangan dan air dan udara. Rasio
kelembaban menu run sepanjang sumbu y
Dengan nA adalah laju peningkatan massa dikarenakan adanya perpindahan massa uap air dan
dalam spesi A per satuan volume. Massa yang air ke udara. Rasio kelembaban berubah dan Wsw
tersimpan dalam volume kontrol dapat dinyatakan menjadi WOo
oleh: Proses yang terjadi adalah perpindahan
kalor dan udara ke permukaan air dan perpindahan

MA, st
an A
= ~dxdydz (6) :;
uap air dan permukaan air ke udara. Perpindaha~
kalor yang terjadi adalah gabungan antara konduksl
dan konveksi sedangkan perpindahan massa yan~
terjadi merupakari gabungan antara proses konveksl
Penggabungan persamaan (3) sampai (6) akan
menghasilkan dan difusi.
Untuk perpindahan kalor dapat kit a tuliskan
42

(9) (17)

Dengan mendefinisikan suahl besaran tak


berdimensi suhu t' = (t-tw)/(to-tw), dan besaran tak Dari kedua persamaan tersebut didapatkan
berdimensi panjang y' = ylL, dengan L adalah
panjang referensi, kita akan mendapatkan
at' (18)
--t-
h L
= (ay) y=o (10)

Ozisik [6] telah mengemukakan bahwa solusi dari Dengan a = k/pCr adalah difusivitas tennal dalam
persamaan di at as didapatkan dalam bentuk m2/s, jika persamaan di atas dibagi dengan cp,. akan
didapatkan
hcL = f(Re Pr) (II)
k '
(19)
Seperti telah diuaraikan sebelumnya besaran hcLIk
dikenal sebagai bilangan Nusseit, sedangkan Re
dan Pr adalah bilangan-bilangan tak berdimensi Besaran h,/hocp,. dikenal dengan bilangan Lewis
yang telah didefinisikan sebelumnya. yaitu suatu konstanta yang menjembatani proses
Semen tara konsep dasar dari diffusi perpindahan kalor dan perpindahan massa. Untuk
diberikan oleh persamaan Fick dengan bentuk aliran udara dengan konveksi paksa bilangan Lewis
dapat dinyatakan sebagai berikut
- -D dW (12)
ffiw - Pa dy Le = (~)2/J (20)
D
dimana:
mw = aliran uap air (kg/m 2 )
Persamaan di atas berhasil dirumuskan
D = koefisien diffusivitas uap air
dalam Threlkeld[l]. Untuk kasus perpindahan kalor
(m2/s)
dan massa antara uap air dan udara basah
p = rapat jenis uadara (kg/m J ) direkomendasikan harga bilangan aID untuk suhu
W = rasio kelembaban (kga/kgu)
antara 50 F sampai 140 F. udara nasah diambil paJa
Y = panjang diffusi (m) kondisi kering dan kondisi jenuhnya.
koefisien perpindahan massa uap air melalui
2.4 Proses dalam Cooling tower
lapisan batas didefinisikan oleh persamaan
oW Untuk me mba has proses yang teIjadi di dalam
ho(W.,w - We) = -Du a ( ay )y=o (13)
cooling tower kita misalkan bulk water yang
Dengan menggunakan bilangan tak berdimensi W' bersenhJhan dengan udara yang dapat dimodelkan
=W - Wo)/(Ws,w - W e) didapatkan persamaan sebagai berikut

(14)

h L
oD = f(Re, SC) (15)
Pa
Sc adalah bilangan Schmidt fl/pD, kedua
persamaan di atas dapat juga dinyatakan dalam
Gambar 3 model bulk unhlk air dalam cooling
benhlk
tower (Sumber ASHRAE[4])
he L = a(LV p) b ( c pll r (16)
Dimana:
Kalor total = dqw = mw.dt
k 11 k
= KL.a . dV (tw - t') = m. dh
Kalor sensibel = dq. = Ko.a.dV (1' - t.)
Kalar laten = dqL = hfgw.dm
43

: Laju aliran air (kg/s)

'6 a
: Koefisien perpindahan kalor dari

air ke interface (kJ/s.m 20 C)


'40 /
dV
a
: Unit Volume

: Extended water surface (m 2/m 3 )

120 /
: Laju aliran udara (kg/s)
100
- - - - - -j
VI
: Koefisien perpindahan kalor
I
sensibel (kJ/s .m 2 .0 C)
80 /
hcgw : Enthalpi Jaten air (kJ/kg)
60 /
V
/"
~
V
dm
K'
: Diffusi uap air = K'.a.dV(w' -wa)

: Koefisien perpindahan massa


'0
- -VV
~ -Y - -
I
I

(kg/sm 20 C) 20
/ I
I
I
I
:
I
I I
a
Proses pendinginan pada cooling tower ini 60 70 80 90 100 110 120 130
TEMPERATUR
akan mencapai kesetimbangan bila ta = tw dan udara
menjadi jenuh pada suhu ini. pada suhu adiabatik Gambar 4. Proses dalam cooling tower aliran
keseimbangan ini didekati pada suhu jenuh berlawanan (Sumber : ASHRAE[4])
adiabatik, atau pada suhu tabung basah
thermodinamis dari udara. Perhitungan untuk cooling tower dengan
Suhu ini adalah suhu terendah yang dapat aliran berlawanan dimulai dari bagian dasar cooling
dicapai pada cooling tower. Jadi untuk perhitungan tower dimana kondisi air dan udara mcsing-masing
perhitungan sesungguhnya, karena proses dianggap diketahui . NTU dihitung berdasarkan kenaikan
jenuh, maka enthalpi udara yang memasuki cooling serial untuk tiap-tiap titik operasi. Penjumlahannya
tower diambil enthalpi saturasi yang sesuai dengan merupakan NTU dari cooling tower tersebut.
suhu tabung basah udara tersebut. Jadi yang
dimaksud dengan ha pada persamaan selanjutnya 2.5 Garis Oeprasi Cooling tower
adalah h,. pada suhu tabung basah dari udara masuk.
Sedangkan h' merupakan harga enthalpi jenuh Garis operasi dari proses yang terjadi dalam cooling
udara pada suhu air. tower aliran berlawanan dapat digambarkan pad a
Dengan mengabaikan pengaruh penguapan karta psikometri . Untuk dapat menggambarkan
pada air, maka dianggap bahwa kalor yang diterima garis operasi ini harus ditinjau proses perpindahan
oleh udara sarna dengan kalor yang diberikan oleh kalor dan massa secara serempak yang terjadi
air, sehingga : dalam cooling tower ali ran berlawanan dengan
mw . dt = rna . dh menerapkan asumsi sebagai berikut:
mw. dt = K . a . dV (h' - h a ) (21)
Dengan mengintegrasikan persamaan diatas, akan Air yang hilang karena penguapan dapa!
didapat diabaikan
KaV
- -- -f -dt- (22)
Perpindahan kalor secara konduksi dalam
dinding-dinding cooling tower dapat diabaikan
m W
h'-h a
Proses yang terjadi dalam sebuah unit volume
Persamaan diatas harus diselesaikan cooling tower dengan aliran berlawanan dapa!
dengan integrasi numerik pada tiap-tiap titik digambarkan sebagai berikut:
kondisi. Solusi yang didapatkan dari persamaan di
atas dinamakan NTU (Numberof Transfer Unit)
dari suatu cooling tower. Untuk cooling tower
dengan aliran berlawanan proses perpindahan kalor
didasarkan pada kurva saturasi untuk udara. Air
didinginkan dari suhu twl ke t w2, enthalpi film
mengikuti kurva saturasi tersebut dari A ke B.
udara memasuki cooling tower pada suhu taw yaitu
suhu tabung basah udara pada suhu air dan
mempunyai enthalpi ha. kalor dilepaskan air ke
udara sehingga enthalpi udara bertambah mengikuti
garis lurus yang merupakan fungsi dari suhu qir.
Kemiringan dari garis ini adalah perbandingan laju
aJiran air dengan udara.
44

,ill
; J....I
n ... ; t.,.,1
Persamaan kesetimbangan massa

"",. "",v.'~\y) . m,;lW


(28)

....
K a dV C'Nsw - W) = madW

(29)
Didefinisikan konstanta Lewis yaitu
m..h,\v 1l'\.o--m-{l,\'l. W)

Ill:... ~ dh:.v

Le = KG / (K cpa)

Maka persamaan dapat ditulis

A.
fr.'k - rnJ("Wl - WJ)) ; ~..1 .: 1'.:..,1 ~=Lc (tw-t) +h (30)
dW e pa (Wsw - W) gw
Gambar 5 lInil kontrol volume dalam cooling

lo ....er

Sedangkan enthalpi udara basah dapat didekati oleh


Untuk unit volume cooling tower di atas persamaan
berlaku persamaan kekekalan energi sebagai
berikut h= Cpa t + 1061 W (31 )

madh = mahfwdW - [mw - m a(W 2 - W)] dhfw (23) Sehingga persamaan 30 dapat dituliskan sebagai

Besaran m a(W 2 - W) yaitu jumlah uap air yang dh =L (h sw - h) + (h , -1061.Le) (32)


menguap selama proses dapat diabaikan karena dW e (Wsw - W) &"
relatif sangat kecil terhadap mw sehingga
didapatkan
Persamaan di atas merupakan persamaan garis
operasi dari suatu cooling tower dengan ali ran
madh = -mwdhfw + madW.h fw (24)
berlawanan yang dapat digambarkan dalam karta
psikometri sebagai berikut
Perpindahan kalor yang terjadi adalah perpindahan
kalor sensibel dan perpindahan kalor laten yang
dapat dinyatakan oleh

dq, = ko.adV(t w - ta) (25)

dq] = k a dV (Wsw - W) h fgw (26)

Sehingga perpindahan kalor total yang teIjadi


adalah

dq = KG.a.dV(tw - ta)
+ K a dV(Wsw - W)h fgw (26)

Kesetimbangan massa untuk campuran udara dan


Gatubar 7 Gilri s operasi udara pada cooling
air dalam unit volume cooling tower dapat
(Oll"" deDgan aliran berla\\=
digambarkan sebagai berikut
-6umber : Threlkeld[ I]

110'-';
i
I
1 !

-;;.
2.5.3 Besaran Performansi cooling Tower

Ada beberapa besaran yang menggambarkan unjuk


kerja dari sebuah cooling tower. Besaran-besaran
tersebut antara lain
I. Rentang suhu (range suhu)
2. Perbedaan suhu efektif (effective . suhu
diffirence)
G~mbar 6 Kcsctimbangan mD.>sa Dntara udara 3. Karakteristik tower
dan air 4. Approach suhu
45

3.1 Rentang Suhu (R) 3.4 Approach suhu (A)

Rentang suhu dari cooling tower adalah perbedaan Approach suhu adalah beda suhu antara air yang
suhu terbesar yang dapat dieapai air setelah keluar dari cooling tower dengan suhu tabung basah
memasuki cooling tower, Jangkauan suhu dapat udara, Besaran ini menyatakan seberapa dekat air
dinyatakan oleh bisa diturunkan suhunya terhadap suhu udara yang
digunakan untuk mendinginkan air tersebut. Seeara
6t = twl - tw2 tidak langsung approach suhu menyatakan
efisiensi dari cooling tower,
twl : suhu air ketika memasuki cooling
tower 3.5 Analisa Performansi Cooling Tower
tw2 : suhu air ketika keluar cooling
tower Dalam makalah ini analisa performansi dilakukan
pada sebuah counterflow cooling tower dengan
3.2 Perbedaan suhu efektif dimensi dan material sebagai berikut
Panjang : 100 em
Sebelumnya kita telah mendapatkan persamaan Lebar : 100 em
yang menghubungkan perubahan suhu air terhadap Tinggi : 165 em
perubahan enthalpi dari udara, Enthalpi dari udara Volume maksimum : 1,65m 3
bisa dinyatakan sebagai enthalpi jenuh dari udara Penampung air : Stainless steel
sebagai hasil dari proses kontak langsung antara Panjang : 100 em
udara dan air seperti telah dibahas di atas Lebar : 100 em
Enthalpi jenuh dari udara tidak berubah Tinggi : 15 em
secara linear dengan suhu, dan ini meneegah
penyerdehanaan yang biasanya digunakan dalam Dinding cooling tower : Pelat aluminium

menganalisis unjuk kerja suatu penukar kalor. Tebal : 2mm

Masalah ini dapat digambarkan dalam sebuah


pendekatan seperti dalam gambar 2,8 Besaran-besaran performansi suatu cooling lower
Dari grafik tersebut air didinginkan dari dapat dinyatakan oleh besaran-besaran yang telah
twl sampai meneapai tw2 enthalpi film mengikuti disebutkan sebelumnya, Dalam bagian ini akan
kUIVa saturasi dari A ke B. Udara memasuki diamati besaran-besaran performansi cooling tower
cooling tower pada suhu taw dan mempunyai sebagai berikut
enthalpi ha berdasarkan titik C' driving force
awalnya adalah beda enthalpi BC Kalor diserap I, rentang suhu (R)
dari air oleh udara sehingga enthalpi udara 2, approach suhu (A)
meningkat mengikuti garis lurus yang merupakan 3, karakteristik menara (NTU)
fungsi dari suhu air. Kemiringan dari garis operasi
udara CD adalah LlG = mw/ ma' Untuk menghitung karakteristik unjuk keIja suatu
cooling tower dan membandingkan hasilnyadengan
3.3 Karakteristik tower peraneangan sebelumnya, maka perlu dilakukan
pengukuran besaran-besaran fisis yang berkaitan,
Dalam menganalisis gambar 2,8 di atas dan Untuk menganalisis unjuk keIja suatu cooling
persamaan (22), dapat dilihat bahwa perbedaan lower diperlukan pengukuran besaran-besaran
venikal dari kedua kurva menggambarkan sebagai berikut:
perbedaan enthalpi hs - ha dari persamaan integraL I , Suhu tabung kering dan basah udara
Oleh karenanya persamaan 1 I (h, - h a) dapat pendingin
digambarkan sebagai fungsi dari suhu air dan harga 2, Suhu tabung kering udara yang keluar
dari integral dapat dieari dengan menghitung luas dari cooling tower
daerah kurva di antara dua suhu air. Hasil dari 3, Suhu air masuk cooling tower
besaran KaV I mw diketahui sebagai karakteristik 4, Suhu air keluar cooling lower
lower (tower characterislic), yang merupakan 5, Suhu air di dalam cooling lower
fungsi dari suhu tabung basah masuk dan keluar 6, Laju aliran volume air
udara serta suhu masuk dan keluar air. Perbedaan 7, Laju udara yang ditarik oleh fan
suhu tabung basah dengan suhu air dikenal sebagai
suhu pendekatan (approach suhu), SeIyngga Instrumen-instrumen pengukuran yang digunakan
besaran karakteristik menara dapat dinyatakan untuk mengukur besaran-besaran fasis di atas dapat
sebagai fungsi dari suhu pendekatan ini, ditabulasikan di bawah ini
46
Tabel 1 Instrumen-instmmen pengukuran yang Gambar 9 di atas menunjukkan besamya enthalpi
digunakan udara yang terdin dan dua bagian yaitu grafik
enthalpi udara basah jenuh pada suhu air dan grafik
Besaran this Instrumen ~engukuran enthalpi udara basah normal. Dan gambar di alas
Suhu air dan Termokopel jenis K buatan Cole dapat dilihat bahwa harga-harga enthalpi udara
udara Parmer normal dapat didekati oleh suatu persamaan linear
Rentang pengukuran -1 96 sebagai fungsi dan suhu air. Hal ini sesuai dengan
sampai + 399C refemsi [1] bahwa enthalpi udara normal
Resolusi : 1C
merupakan fungsi dan suhu air di dalam cooling
Laju aliran Flow meter buatan Citizen
volume air Rentang pengukuran : 0. 3 m3Jhr
tower.
sampai 4.5 m3/hr Grafik enthaJpi jenuh udara pada
Resolusi : 0.1 m3/hr temperatur air tidak dapat dinyatakan oleh
Laju aliran Air velocity meter buatan Kurz persamaan linear karena enthaJpi jenuh udara harus
udara Rentang pengukuran : 0 sampai dican dan tabel sifat-sifat udara untuk suhu
6000 fpm tertentu.

0.25 ...

'co i g~ O~

i :<
'J
(l. U ~

~ ft:1
$ ;
. . 0.!0 1
,
; 0' .:;

t).;t~ t i
0. 0"," ,. - _ . ... , _ . , ... . ...... .. , ... _ ,
I~.O F .I a ."
o.oo _I..
li'.O 11.0 110 Jj 1.1 H .O l"- C>

_~ . __ ~ .. ., .. __._ . "_ "_ .


'" "
I. " Gombar J U Grnfik NTU kelcmbllban

Gambar 8 Grafik NTU enlhalpi Gambar di atas adalah grafik NTU untuk
kelembaban . Secara gans besar grafik tersebut
Gambar 8 di atas menunjukkan besamya NTU mempuny ai kecenderungan yang sarna dengan
enthalpi untuk masing-masing suhu air di dalam gambar 8 untuk NTU enthalpi. NTU kelembaban
cooling tower (h, - h a ) menyatakan seberapa dekat ini menyatakan besarnya uap air yang ditransfer ke
kondisi udara terhadap kondisi jenuhnya pada udara sebagai hasH proses perpindahan massa
suatu suhu air tertentu . Semakin kecil (h, - h.) antara air dan udara . Semakin besar nisbah
rnaka udara semakin dekat ke keadaan jenuhnya kelembaban udara dalam cooling tower maka udara
yang menandakan bahwa udara semakin efektif tersebut makin mendekati harga jenuhnya pada
rnenyerap kalor dan a ir. suhu air.
Dan grafik di atas (h, - h.) semakin besar Untuk mengamati pengaruh m./mw
dengan meningkatnya suhu air dalam cooling tower terhadap besaran NTU dilakukan pengukuran
aliran berlawanan udara pertama kali bersentuhan dengan merubah harga mw sesuai dengan kapasitas
dengan air pada bagian dasar cooling tower flow meter yang tersedia. Perubahannya harus
sehingga udara pada bagian bawah relatif dianalisis untuk suatu approach suhu (A) dan
rnernpunyai kelembaban yang lebih tinggi dan rentang suhu (R) yang tetap. Namun karena dari
udara di atasnya . hasil pengukuran temyata tidak ada data yang
benar-benar mencapai kondisi seperti di atas, maka
chanalisis data-data yang mendekati kondisi
1::01 tersebut. dipilih data 1 data 5, data 9 dan data 12
100 ) . ~.~ sebagai pembanding. Dan data tersebut didapatkan
li ~ grafik sebagai benkut
!1 .. ;110
lUI

: i P.}
~; } ~ 0.6

20 ,I ~ P\
i g. ~; .
I) ~ .~- .,. - . " --'-r -. -~_ ... ._ _-.,
JO
~ ~.~ [
Gambar 9 Grafik en!halpi uom n
47
Dari gambar II di atas dapat kita lihat tetap kemudian harga NTU semakin kecil seiring
bahwa NTU cenderung mengalami penurunan dengan berkurangnya jumlah aliran air karena uclara
ketika jumlah air dalam cooling tower dikurangi. akan semakin jauh dari keadaan jenuhnya. Faktor
Hal ini disebabkan karena dengan berkurangnya lainnya yaitu kenaikan suhu air yang keluar dari
jumlah air untuk rentang suhu tertentu yang sarna cooling tower akan menyebabkan penurunan pada
udara akan semakin sulit mencapai keadaan jenuh, besar NTU. Selain itu, approach temperature
sehingga (h, h a ) semakin besar yang merupakan suatu besaran yang sangat berpengaruh
menyebabkan harga NTU semakin keci!. pada analisa unjuk kerja cooling tower. Untuk
menganalisa unjuk kerja cooling tower diperlukan
Pengaruh suhu air yang keluar dari cooling tower koreksi suhu perancangan awal sehingga
dianalisis untuk laju aliran yang tetap. Didapatkan perbandingan dengan hasil pengukuran menjadi
graftk yang menunjltkkan kecenderungan yang lebih akurat.
sarna untuk tiap laju aliran yang konstan. Namun
yang akan diberikan sebagai berikut grafik untuk 4. Referensi
3
laju aliran 0.3 m /hr sebagai berikut
l. ASHRAE, ASHRAE Guide and Data
Book Fundamental and Equipment, 1965
2. Fraas, Arthur P, Heat Exchanger Design
2 nd edition, John Willey and Sons, 1989
3. Threlkeld, James L, Thermal
nd
Environmental Engineering 2 edition,
Prentice-Hall Inc, 1970
4. Ozisik, M Necati, Elements of Heat
'211 25 .10 .,~ 40 ~~
Transfer, Mc Graw-Hill, 1988
Tti~~bU".Hr 1ufD.ZJ', t.... (C)
5. Incropera, Frank P, Fundamentals of Heat
and Mass Transfer 3rd edition, John Willey
Gambar 12 GrafikNTU
and Sons, 1981
wlillk i3jll aJiran OJ mJIhr
6. ASHRAE, ASHRAE Hand Book
Fundamentals, 1993
Dari grafik di atas NTU mengalami penurunan
untuk peningkatan suhu air yang keluar dari cooling
tower. Jika dilihat dari persamaan dasar grafik di
atas kurang sesuai. Pada persamaan dasar lout yang
semakin besar akan menghasilkan 6t w yang besar
juga sehingga harga NTU akan semakin besar.
Graflk di atas menunjltkkan hal yang sebaliknya.,
hal ini karena pada kondisi pengukuran suhu air
mas uk tidak dapat dijaga konstan. Suhu air keluar
yang tinggi dihasilkan oleh suhu air masuk yang
tinggi juga sehingga 6t w relatif konstan.
Besarnya NTU pada pengukuran lebih
dipengaruhi oleh besaran (h s - h a ) yang sangat
tergantung pada besarnya approach suhu (A).
semakin besar A maka (h, - h a) semakin besar yang
akan menyebabkan NTU semakin keci!. Data-data
dari pengukuran menunjttkkan bahwa A semakin
besar untuk data laju aliran air yang tetap sehingga
kecenderungan dari gambar 12 tersebut dapat
diterima. Hasil dari data pengukuran menunjltkkan
bahwa rentang suhu yang dapat dicapai oleh
cooling tower mempunyai rentang 4C sampai 7C.

4. Kesimpulan
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses
perpindahan kalor dan massa dalam cooling tower
akanjuga mempengaruhi perform ansi dari cooling
tower yaitu laju aliran air yang semakin bes3r akan
menyebabkan rentang suhu air yang bisa
didinginkan cooling tower menjadi kecil karena
jumlah kalor yang bisa diserap oleh udara selalu

Anda mungkin juga menyukai