PENDAHULUAN
trakea lebih besar dari 50% obstruksi trakea saat ekspirasi.Trakeomalasia dapat
terbatas pada satu segmen,sedangkan pada trakeomalasia primer (tracheal dyskinesia) lebih
Semua tipe trakeomalasia jarang terjadi.Tidak ada angka insidensi pasti yang
malasia saluran pernafasan pada 160 anak,94 diantaranya laki-laki.Insidensi malasia saluran
Pada kasus ini umumnya tidak perlu tindakan, oleh karena pada kebanyakan kasus
dapat sembuh sendiri dalam pertumbuhannya, tetapi pada kegawatan dapat dilakukan
TINJAUAN PUSTAKA
Trakea merupakan suatu tabung berongga yang di sokong oleh cincin kartilago (
elastin ) yang tidak penuh di bagian posterior. Trakea berawal dibawah kartilago krikoid yang
berbentuk cincing stempel dan meluas ke anterior pada esofagus, panjangnya kurag lebih
12,5 cm (5 inci), turun kedalam toraks dimana dia membelah menjadi dua bronkus utama
pada karina. Karina mempunyai banyak serabut saraf dan dapat menyebabkan bronkospasme
dan batuk apabila dirangsang. Permukaan posterior trakea agak lebih pipih dibandingkan
dengan sekelilingnya karena cincing tulang rawan di bagian itu tidak sempurna. Pembuluh
besar pada leher berjalan sejajar dengan trakea di sebelah lateral dan terbungkus kedalam
selubung karotis. Kelenjar tiroid terletak diatas trakea di sebelah depan dan lateral. Ismus
melintas trakea ke sebelah anterior, biasanya setinggi cincin trakea kedua dan kelima. Saraf
laringeus rekurens terletak pada sulkus trakeoesofagus. Dibawah jaringan subkutan dan
menutupi trakea di bagian depan adalah otot otot leher suprasternal, yang melekat pada
II.2.1 DEFINISI
dan atau berkurangnya serat elastislongitudinal pars membranasea, atau akibat gangguan
integritas kartilago sehingga jalannapas menjadi lemah dan mudah kolaps, terutama
II.2.2 EPIDEMIOLOGI
Pada penelitian Holinger pada 219 pasien denganstridor, kelainan kongenital pada
laring dan trakeamenempati urutan pertama (60,3%) dan kedua (16%).Penyebab tersering
kelainankongenital yang tersering pada laring (59,8%) dan trakea(45,7%) pada neonatus, bayi
daripadaperempuan.4
II.2.3 ETIOLOGI
pemisahan trakea dariesofagus pada masa embrional, dimana trakea terlalubanyak menerima
jaringan. Pada pemeriksaan patologirasio antara kartilago trakea dan membran posterior
menurun menjadi 2:1, sedangkan pada trakea normal rasio ini sekitar 4:1 atau 5:1.4
kongenital lainnya.4
Trakeomalasia sekunder /didapat, lesi biasanya berbatas pada satu segmen atau
menyebabkan penekanan eksternal saluran nafas. Penekanan dari anterior trakea ini biasanya
oleh arteri inominata atau arkus aorta atau adanya penekanan oleh massa atau tiroid,serta
penekananpada trakea karena kelainan tulang (skoliosis, pektusexcavatum) dan adanya massa
superior dari stoma trakea.Hal ini dapat terjadi akibat penggunaan kanul trakeostomi yang
lama,ukuran terlalu besar atau bersudut tajam,sehingga kanul bergesekan dengan cincin
Kolaps ekspiratori pada jalan nafas terjadi karena adanya defek sokongan pada
struktur kartilago di thoraks.Pada fase ekspirasi,tekanan dalam thoraks adalah relatif positif
berbanding lumen saluran nafas menyebabkan kolaps dinamik dari struktur dengan
mengakibatkan obstruksi dari aliran udara. Penurunan rigiditas dan elastisitas dari cincin
trakea yang rusak yang disebabkan oleh kolaps nya segmen yang melemah semala ekshalasi.
Pembesaran dari memberan trakea saat terjadi trakeomegali atau emfisema juga
trakeoesophageal. Penyebab dari trakeomalasia juga termasuk trauma ( terutama cidera pasca
patologis dari kartilago trakea terbagi menjadi dua, sementara dalam kasus trauma atau
II.2.5 KLASIFIKASI
tunjukkan dengan adanya wheezing, stridor dan batuk. Suara akan tetap normal bila tidak
intratoraks dan bifasik jika mencakupintra dan ekstratorak. Namun pada umumnya
Munculnya stridor dapat terjadisaat lahir, tetapi biasanya baru terdengar setelah
bayilebih aktif atau terdapat infeksi saluran nafas. Stridorjuga dapat dicetuskan bila
menangis, batuk dan makan.Pada keadaan yang berat stridor terdengar bahkan
saatberistirahat. 4
mendekati dinding anterior. Dan bila dibutuhkanekspirasi paksa, seperti saat menangis atau
obstruksi, Mair danParson membagi kelainan ini menjadi obstruksi ringan, bilaobstruksi
kurang dari 70%, sedang bila obstruksi 70-90%dan berat bila lebih dari 90%.4
Berdasarkan gejala klinis, trakeomalasia terbagi 3yaitu ringan, sedang dan berat. Pada
infeksi seperti croup atau bronkitis, dankesulitan mengeluarkan dahak. Pada penderita
saat istirahat, retensi sputum, obstruksijalan nafas atas dan henti jantung. 4
penekanan trakea oleh arkus aorta dobel yangmelingkari trakea dan cabang utama bronkus
II.2.7 DIAGNOSIS
pemeriksaanpencitraan.3
a. Trakeoskopi
Pada trakeoskopi akan tampak dinding trakea bagian anterior kolaps dan setelah
pernapasan dinamis merupakan suatu metodayang akurat dan tidak invasif dalam
mendiagnosis trakeomalasia.3,8
c. MRI
jalan napas, dan tidak memerlukanpemakaian bahan kontras iodin, sehingga ini
d. Foto rontgen
segmen trakea yang panjang lebih dari 50%, maka dapat dicurigai adanya
trakeomalasia.3,4
Pemeriksaan lain yang diperlukan antara lain pemeriksaan fungsi paru dan kurva
volume aliran, yanglebih banyak dikerjakan pada orang dewasa. Padapemeriksaan ini
II.2.8 PENATALAKSANAAN
melatarbelakanginya.4
a. Konservatif
sendiri dalam waktu 1-2tahun tanpa membutuhkan tindakan bedah. Bila anak sangat sesak
oksigen yangdilembabkan, pemberian makanan yang pelan danbertahap, dan terapi terhadap
infeksi saluran nafas.Orang tua pasien harus diberikan dukungan sertainformasi dan diajari
b. Tindakan Operasi
oleh arkus aorta. Prosedur ini hanyadiperbolehkan bila derajat obstruksinya berat. 4
terjadi di bagiantengah, namun kurang efektif bila kolaps trakea terjadi dibagian bawah atau
menaikkantekanan pada saluran nafas. Kanul yang panjang denganbagian ujung yang rata
bukan miring dapat diletakkan di atas karina, namun beresiko terjadinya stenosis padadaerah
ujung kanul.4
pada pasien sindroma apnea saat tidur.Mesin ini dapat dihubungkan dengan sungkup atau
kanultrakeostomi.4
pasiendiintubasi selama 24-48 jam. Jika kolaps terlalu berat makadiperlukan tandur tulang
rawan.4
Tindakan operasi lainnya pada keadaan yang beratadalah pemasangan bidai eksternal
dari trakeomalasia baik akibat kelainan kongenital, infeksi, trauma, benda asing, tumor,
II.2.10 PROGNOSIS
Sebagian besar trakeomalasia primer akan membaikpada usia 6-12 bulan, dan
biasanya menghilang secaraspontan pada usia 18-24 bulan karena terjadi perbaikanintegritas
oleh kelainan tersebutakan tetap ada dan bahkan dapat berakibat fatal.Pada trakeomalasia
lebih lanjut.Pada trakeomalasia yang mengancam jiwa, angkakematiannya cukup tinggi yaitu
sebesar 80%.3,5
dari kartilago secara alamiah. Tetapi hal ini menimbulkan komplikasi yang serius pada anak.
proksimal.5
BAB III
KESIMPULAN
karena kurang dan atau atrofi serat elastis longitudinal pars membranasea, atau
gangguan integritas kartilago sehingga jalan napas menjadi lebih lemah dan mudah
kolaps.
Terapi bedah diperlukan jika terapi konservatif tidak mencukupi atau jika terjadi
jalan napas yang memerlukan dukungan jalan napas kronik. Gejala klinis akan
1. George L. Adam dkk. Bioes Buku Ajar Penyakit THT. 1997. Jakarta EGC.
2. Price A. Sylvia dkk. Patofisologi Edisi keenam volume 2. 2005. Jakarta EGC.
http//saripediatri.idai.or.id/pdfile/9-4-2.pdf
Avaliable from:
http://respiratory.unand.ac.id/17089/1/Diagnosis_dan_Penatalaksanaan_Laringomalas
ia_dan_Trakeomalasia_-Copy.pdf
5. Schwartz DS. Tracheomalacia. (Update mar 23, 2014: cited Feb 25, 2015). Available
from: http://www.emedicine.medscape.com/article/426003.
7. Van de water RT. Otolaryngology Basic Science and Clinical Review. 2006. United
8. Lalwani KA. Current Diagnosis and Treatment in Otolaryngology Head and Neck
9. Soepardi EA dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala
dan Leher. Edisi keenam. 2007. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.