Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH BIOFARMAKA

MAHONI (Swietenia macrophylla King).

Lidwina Septiara Satya Wiranti (31120032)

FAKULTAS BIOTEKNOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

SEMESTER GASAL 2014/2015


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan alamnya. Hanya saja masyarakat
Indonesia masih belum bisa memaksimalkan pemanfaatan dari kekayaan alam tersebut.
Banyak tanaman yang dianggap hanya dapat digunakan untuk penghijauan atau untuk
peneduh, atau juga tanaman yang dimanfaatkan hanya bagian tertentu saja, padahal semua
bagiannya dapat dimanfaatkan. Seperti tanaman mahoni (Swietenia macrophylla King).
Tanaman mahoni ini biji dan daunnya digunakan sebagai tanaman obat, kayunya digunakan
sebagai perabot, kerajinan dan mebel/furniture, sedangkan kulit kayunya hanya dibuang dan
menjdi limbah.
Pada makalah ini penulis mencoba mendeskripsikan tentang tanaman mahoni, baik
khasiat dan pemanfaatannya, senyawa metabolit sekundernya dan prospek ke depannya yang
dapat dikembangkan.

1.2.RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Apa saja manfaat atau khasiat dari mahoni?
1.2.2. Apa saja senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam mahoni?
1.2.3. Apa bioprospek dari mahoni yang dapat dikembangkan?

1.3.TUJUAN PENULISAN
1.3.1. Mendeskripsikan manfaat dan khasiat dari mahoni.
1.3.2. Mendeskripsikan senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam mahoni.
1.3.3. Mendeskripsikan bioprospek dari mahoni yang dapat dikembangkan.

1.4.TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi

Kerajaan: Plantae Genus: Swietenia


Ordo: Sapindales Spesies: S. macrophylla
Famili: Meliaceae
Deskripsi

Mahoni termasuk pohon besar dengan tinggi pohon mencapai 35-40 m dan diameter
mencapai 125 cm. Batang lurus berbentuk silindris dan tidak berbanir. Kulit luar berwarna
cokelat kehitaman, beralur dangkal seperti sisik, sedangkan kulit batang berwarna abu-abu
dan halus ketika masih muda, berubah menjadi cokelat tua, beralur dan mengelupas setelah
tua. Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun, mahkota bunganya silindris, kuning
kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari putih, kuning kecoklatan.
Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima, warnanya cokelat. Biji pipih, warnanya
hitam atau cokelat. Mahoni dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat-tempat lain
yang dekat dengan pantai, atau ditanam di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Tanaman yang
asalnya dari Hindia Barat ini, dapat tumbuh subur bila tumbuh di pasir payau dekat dengan
pantai (Anonim, 2013).

Manfaat

Pohon mahoni bisa mengurangi polusi udara sekitar 47% - 69% sehingga disebut
sebagai pohon pelindung sekaligus filter udara dan daerah tangkapan air. Daun - daunnya
bertugas menyerap polutan-polutan di sekitarnya. Sebaliknya, dedaunan itu akan melepaskan
oksigen (O2) yang membuat udara di sekitarnya menjadi segar. Ketika hujan turun, tanah dan
akar-akar pepohonan itu akan mengikat air yang jatuh, sehingga menjadi cadangan air.
Buahnya dilaporkan dapat melancarkan peredaran darah, mengurangi kolesterol, penimbunan
lemak pada saluran darah, mengurangi rasa sakit, pendarahan dan lebam, serta bertindak
sebagai antioksidan untuk menyingkirkan radikal bebas, mencegah penyakit sampar,
mengurangi lemak di badan, membantu meningkatkan sistem kekebalan, mencegah
pembekuan darah, serta menguatkan fungsi hati dan memperlambat proses pembekuan darah.

Mahoni juga dapat dimanfaatkan sebagai peneduh jalan. Sifat Mahoni yang dapat
bertahan hidup di tanah gersang menjadikan pohon ini sesuai ditanam di tepi jalan. Sejak 20
tahun terakhir ini, tanaman mahoni mulai dibudidayakan karena kayunya mempunyai nilai
ekonomis yang cukup tinggi. Kualitas kayunya keras dan sangat baik untuk meubel, furnitur,
barang-barang ukiran dan kerajinan tangan. Sering juga dibuat penggaris karena sifatnya
yang tidak mudah berubah. Kualitas kayu mahoni berada sedikit dibawah kayu jati sehingga
sering dijuluki sebagai primadona kedua dalam pasar kayu. Pemanfaatan lain dari tanaman
mahoni adalah kulitnya dipergunakan untuk mewarnai pakaian. Kain yang direbus bersama
kulit mahoni akan menjadi kuning dan tidak mudah luntur. Sedangkan getah mahoni yang
disebut juga blendok dapat dipergunakan sebagai bahan baku lem, dan daun mahoni untuk
pakan ternak. Ekstrak biji pohon mahoni juga dapat digunakan sebagai pestisida nabati untuk
mengendalikan hama pada pertanaman kubis, yaitu Plutella xylostella dan Crocidolomia
binolalis khususnya pada saat hama berada pada stadia larva. Penggunaan insektisida botani
merupakan salah satu alternatif pengendalian yang bertujuan untuk mengurangi dampak
negatif akibat penggunaan insektisida sintetik yang tidak bijaksana.

Senyawa Metabolit Sekunder

Berbagai macam fitokimia seperti swetenin, swietenolida. Swietenmahonin,


khayasin terkandung di dalam mahoni. Kulit kayu mahoni juga mengandung triterpenoid,
limonoid, flavonoid, saponin, dan terpenoid. Buah mahoni mengandung flavonoid dan
saponin.

1.5.SISTEMATIKA PENYAJIAN
Makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab pertama merupakan pendahuluan yang berisi
latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, tinjauan pustaka, dan sistematika
penulisan. Bab dua merupakan pembahasan yang berisikan tentang identifikasi khasiat dan
manfaat mahoni serta senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam mahoni. Bab
tiga merupakan kesimpulan penelitian. Setelah itu daftar pustaka yang berisikan sumber
sumber data yang digunakan sebagai acuan untuk menyusun makalah ini.
BAB II

PEMBAHASAN

Seperti yang sudah disebutkan pada tinjauan pustaka tentang berbagai manfaat dari
berbagai bagian dari tanaman mahoni.

Pada jurnal yang ditulis oleh Dhaniar, Astri dkk. yang berjudul Pemanfaatan Limbah
Kulit Kayu Mahoni Sebagai Antivirus Human Papilloma Virus pada Pengobatan Kanker
Serviks merupakan salah satu jurnal yang mengatakan bahwa kulit kayu mahoni dapat
dimanfaatkan sebagai obat untuk penyakit kanker serviks atau kanker rahim yang disebabkan
oleh virus Human papilloma virus (HPV).

HPV tidak memiliki gen yang menyandi DNA polimerase yang dibutuhkan untuk
memperbanyak dirinya, sehingga sangat bergantung pada mekanisme sel inang untuk
bereproduksi. Proses perbanyakan diri HPV adalah dengan melakukan replikasi yang
dikatalisis oleh DNA pollimerase sel inang. Proses yang melibatkan enzim tersebut
merupakan suatu proses yang meilbatkan ion Mg2+ dan Zn2+ sebagai kofaktor DNA
polimerase.

Senyawa flavonoid mampu mengkelat logam Mg2+ dan Zn2+ sehingga kedua ion
logam tersebut tidak akan menempel dan mengaktifasi enzim DNA polimerase. Tidak
aktifnya DNA polimerase menyebabkan proses replikasi HPV dan proliferasi sel terhenti.
Dengan demikian, pelebaran kanker serviks dan invasi HPV ke jaringan atau sel lainnya
dapat dihentikan.

Biji mahoni juga dapat dimanfaatkan sebagai obat diabetes seperti yang diteliti oleh
Masjhoer (2002). Penelitian ini berskala laboratorium, yang diuji cobakan pada tikus putih.
Uji toksisitas akut mengugunakan cara Carol S. Weil. Ekstrak alcohol biji mahoni disiapkan
dalam 4 besaran dosis kelipatan 10, yaitu 3,2; 32; 320; dan 3200/100 berat badab tikus.
Diberikan peroral dengan sonde lambung, kemudian gejala 48 timbul diamati tiap 15 menit
selama 3 jam dan jumlah yang mati dihitung setelah 24 jam. Uji efektifitas dengan cara tes
foleransi glukosa, yaitu membandingkan uji toleransi glukosa tikus normal yang diberi
ekstrak biji mahoni dosis 0,032; 0,32; 3,2; 32; dan 320 mg/100 berat badan tikus,
berdasarkan dosis lazim penggunaannya di masyarakat. Dan dari hasil yang didapat dari
penelitian ini adalah bahwa ekstrak etanol biji mahoni dosis 3,2 mg/100 berat badan hewan
coba, setara dengan dosisyang lazim digunakan masyarakat, menyebabkan penurunan kadar
glukosa darah paling optimal pda tikus normal yang mengalami perlakuan uji toleransi
glukosa.

Bioprospekting yan dapat dikembangkan yaitu kulit kayu mahoni yang sebelumnya
hanya jadi limbah dapat digunakan dan diolah menjadi obat untuk penyakit kanker serviks
dengan kandungan senyawa metabolit sekundernya adalah flavonoid serta ekstrak etanol dari
biji mahoni dapat digunakan untuk obat diabetes dengan nama Diabetahoni.
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan makalah yang telah dibuat, dapat disimpulkan bahwa khasiat dari mahoni
antara lain daunnya dapat digunakan sebaga obat hipertensi, bijinya dapat digunakan untuk obat
diabetes, kulit kayunya dapat digunakan sebagai obat untuk kanker serviks. Bioprospekting yan
dapat dikembangkan yaitu kulit kayu mahoni yang sebelumnya hanya jadi limbah dapat
digunakan dan diolah menjadi obat untuk penyakit kanker serviks dengan kandungan senyawa
metabolit sekundernya adalah flavonoid serta ekstrak etanol dari biji mahoni dapat digunakan
untuk obat diabetes dengan nama Diabetahoni.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Mahoni. State URL : http://id.wikipedia.org/wiki/Mahoni. Diakses 14 Desember


2014.

Dhaniar, Astri dkk. 2011. Pemanfaatan Limbah Kulit Kayu Mahoni sebagai Antivirus Human
Papilloma Virus pada Pengobatan Kanker Serviks.

Masjhoer, M. 2002. Bukti Penelitian Ilmiah Khasiat Biji Mahoni sebagai Obat Anti Diabetes.
State URL : http://digilib.itb.ac.id. Diakses 14 Desember 2014.

Anda mungkin juga menyukai