Bab 3 Bentuk Dan Tekstur Bijih
Bab 3 Bentuk Dan Tekstur Bijih
ENDAPAN MINERAL
SutartoHartosuwarno
LaboratoriumPetrologidanBahanGalianTeknikGeologi
31
FakultasTeknologiMineralUniversitasPembangunanNasionalVeteran
YOGYAKARTA
BAB 3
STRUKTUR DAN TEKSTUR ENDAPAN MINERAL
Gambar 3.1. Kiri, memperlihatkan urat yang terbentuk pada sesar normal, dengan struktur
pinch-and-swell. Kanan, memperlihakan stadia pembentukan urat yang relative vertical dan
horizontal. Struktur berperan sebelum dan sesudah mineralisasi (dari Evans, 1993). 32
Gambar tersebut memberikan gambaran tentang struktur pinch and swell yang
membentuk urat. Ketiga pada rekahan tersebut membentuk sesar normal, maka akan
terbentuk ruang terbuka (dilatant zones), yang memungkinkan fluida pembawa bijih
masuk ke rongga tersebut dan membentuk urat. Vein pada umumnya terbentuk pada
system rekahan yang memperlihatkan keteraturan pada arah maupun kemiringan.
Gambar 3.2. Memperlihatkan kenampakan breksi hidrotermal. Foto kiri, kenampakan breksi
hidrotermal pada endapan skarn Big Gossan. Foto kanan, tekstur pengisian diantara
fragmen breksi yang membentuk tekstur cockade pada endapan epitermal Ciemas.
Gambar 3.3. Foto kiri memperlihatkan masif kalkopirit pirit-magnetit yang terebntuk pada
fase mineralisasi awal yang meng-overprint klinopiroksen. Foto kanan urat epidot-gipsum-
pirit-kalkopirit-sfalerit. Lokasi Big Gossan, Tembaga Pura.
33
3.1.1.1. Bentuk tidak beratura
a. Endapan sebaran (disseminated deposits)
Pada endapan sebaran (diseminasi), bijih tersebar pada tubuh batuan, seperti
pada pembentukan mineral asesori pada batuan beku. Pada kenyataannya bijih ini
sering sebagai mieral asesori pada batuan beku.
Endapan bijih diseminasi juga banyak terbentuk pada sebagian besar
perpotongan jaringan urat-urat halus (veinlets), yang dikenal sebagai stockwork,
juga di sepanjang urat halus atau pada pori batuan. Stockwork sebagian besar
terbentuk pada tubuh intrusi berkomposisi intermediet sampai asam, tetapi juga dapat
menerus hingga pada batuan sampingnya.
Gambar 3.4. Kiri, kenampakan magnetite veinlets pada endapan skarn Big Gossan. Kanan
Kenampakan tekstur stockwork pada endapan Cu-porfiri Grasberg, Tembaga Pura.
34
5.1.2.Tubuh bijih Korkordan
Tubuh bijih konkordan dapat terbentuk secara singenetik , membentuk satu
kesatuan stratigrafi dengan host rock-nya, tetapi juga dapat terbentuk secara
epigenetic, setelah batuan ada. Endapan konkordan umumnya terbentuk pada batas
batuan yang berbeda ,juga dapat terbentu dalam satu tubuh batuan; dapat batupasir,
batugamping, batuan lempungan, atau pada endapan vulkanik, kadang juga pada
batuan plutonik atau metamorf. Pada tubuh bijih konkordan, sebagian besar tubuh bijih
relative parallel dengan bidang perlapisan, beberapa bagian sering miring atau bahkan
tegak lurus dengan bidang perlapisan.
Pada batuan vulkanik, endapan dapat terbentuk mengisi vesikuler pada tubuh
lava basat yang umumnya membentuk outobreccia dan pada endapan volcanogenic
massive sulphide. Endapan massive sulphide merupakan endapan yang penting dan
lebih signifikan. Pada tubuh intrusi plutonik, juga sering membentuk lapisan-lapisan
mineral ekonomik seperti magnetit-ilmenit atau kromit. Pembentukan ini disebabkan
oleh gravitational settling atau liquid immicibility.
5.2.Tekstur Bijih
Tekstur bijih dapat bercerita banyak tentang genesa atau sejarah pembentukan
bijih. Interpretasi genesa mineral dari tekstur sangat sulit dan haruslah hati-hati. Ada
tiga tekstur yang dikenal, yaitu tekstur open space filling (infilling), tekstur replacement,
serta exolution.
35
5.2. 1 Tekstur infilling (pengisian)
Proses pengisian umumnya terbentuk pada batuan yang getas, pada daerah
dimana tekanan pada umumnya relatif rendah, sehingga rekahan atau kekar cenderung
bertahan. Tekstur pengisian dapat mencerminkan bentuk asli dari pori serta daerah
tempat pergerakan fluida, serta dapat memberikan informasi struktur geologi yang
mengontrolnya. Mineral-mineral yang terbentuk dapat memberikan informasi tentang
komposisi fluida hidrotermal, maupun temperatur pembentukannya.
Pengisian dapat terbentuk dari presipitasi leburan silikat (magma) juga dapat
terbentuk dari presipitasi fluida hidrotermal. Kriteria tekstur pengisian dapat dikenali dari
kenampakan:
Adanya vug atau cavities, sebagi rongga sisa karena pengisian yang tidak selesai
Kristal-kristal yang terbentuk pada pori terbuka pada umumnya cenderung
euhedral seperti kuarsa, fluorit, feldspar, galena,sfalerit, pirit, arsenopirit, dan
karbonat. Walupun demikian, mineral pirit, arsenopirit, dan karbonat juda dapat
terbentuk euhedral, walaupun pada tekstur penggantian.
Gambar 3.6 Foto kiri memperlihatkan kenampakan vuggy quartz,sedangkan foto kanan
memperlihatkan tekstur crustiform-colloform, sebagai penciri tekstur pengisian.
Adanya struktur zoning pada mineral, sebagai indikasi adanya proses pengisia,
seperti mineral andradit-grosularit. Struktur zoning pada mineral sulit dikenali
dengan pengamatan megaskopis.
Tekstur berlapis. Fuida akan sering akan membentuk kristal-kristal halus, mulai
dari dinding rongga, secara berulang-ulang, yang dikenal sebagai crustiform
atau colloform. Lapisan crustiform yang menyelimuti fragmen dikenal sebagai
tekstur cockade. Apabila terjadi pengintian kristal yang besar maka akan
36
terbentuk comb structure. Pada umumnya perlapisan yang dibentuk oleh
pengisian akan membentuk perlapisan yang simetri.
a) b) c)
d e) f)
g h) i)
Gambar 3.7. Gambar yang menunjukkan beberapa kenampakan tekstur pengisian. A) Vuggy
atau rongga sisa pengisian, b). Kristal euhedral, c). Kristal zoning, d). Gradasi ukuran Kristal,
e).Tekstur crutiform, f). Tekstur cockade, g).Tekstur triangular, h).Comb structure,
i).Pelapisan simetris
37
ironstone), tetapi sebagain besar tekstur berlapis terbentuk karena proses
pengisian.
Tekstur triangular terbentuk apabila fluida mengenap pada pori diantara fragmen
batuan yang terbreksikan. Kalau pengisian tidak penuh, akan mudah untuk
mengenalinya. Pada banyak kasus, fluida hidrotermal juga mengubah fragmen
batuan secarara menyeluruh. Problemnya apabila mineral hasil pengisian antar
fragmen sama dengan mineral hasil ubahan pada fragmen (contoh paling banyak
adalah silika pengisian dibarengi silika penggantian). Walau demikian, pada
tekstur pengisian umumnya memperlihatkan kenampakan berlapis (tekstur
cockade).
38
Mineral pada kedua dinding rekahan tidak sama
Adanya mineral yang tumbuh secara tidak teratur pada batas mineral lain
ekahan
39
terlaut akan membentuk inklusi-inklusi halus pada mineral pelarutnya. Inklusi-inklusi ini
kadang teratur dan sejajar, kadang brlembar, kadang tidak teratur.
Batasan stadia sendiri juga sering menghasilkan banyak tafsiran. Secara umum
dapat diartikan sebagai kumpulan mineral yang terbentuk atau diendapkan selama
aliran fluida berjalan menerus (Taylor, 1998). Jika suatu aliran fluida berhenti dan
kemudian terjadi aliran lain, maka dapat diartikan terdapat dua stadia. Secara ilmiah
tidak mungkin mengetahui atau membuktikan secara pasti adanya ketidak-menerusan
aliran fluida hidrotermal yang melewati suatu tempat. Dalam prakteknya pembagian
stadia dihitung dari berapa kali suatu batuan mengalami tektonik. Dengan anggapan
41
setiap rekahan hasil tektonik yang mengandung mineralisasi merupakan satu sikuen
waktu relatif.
Untuk dapat menyusun paragenesa mineral (bijih) pada suatu tempat, perlu
dilakukan observasi overprinting pada sejumlah contoh batuan. Pengertian
overprinting dapat diartikan sebagai observasi tekstur pada sampel bijih untuk
mengetahui bahwa satu mineral terbentuk lebih awal atau lebih akhir dibanding mineral
lain. Observasi overprinting merupakan bagian dari proses untuk menyusun paragenesa
mineral yang merupakan dasar untuk mengetahui apa yang terjadi pada suatu sistem
hidrotermal.
a) Pada rongga (cavity) yang tidak terisi seluruhnya, akan mudah untuk
mengetahui urutan sikuen pengendapannya. Tetapi apabila seluruh
42
rongga terisi penuh, kadang sedikit sulit untuk mengetahui mineral
mana yang terbentuk lebih dulu.
Structural Superimposition
Urat-stockwork yang saling memotong
Breksiasi, fragmen yang termineralisasi awal di dalam komponen yang
mengalami mineralisasi baru
43
Cross-cutting veins-stockworks merupakan kriteria overprinting yang
paling jelas dan mudah menafsirkannya. Pada umumnya proses
perekahan akan mendukung terjadinya proses pengendapan mineral.
Pengendapan stadia kedua akan mengikuti perekahan stadia kedua, yang
terlihat memotong rekahan pertama.
44
Konfigurasi alterasi yang tidak konsisten
Sangat umum terjadi, bahwa suatu zona alterasi meng-overprint alterasi
yang telah ada sebelumnya. Jika pada suatu tempat, alterasi kedua
mengubah seluruh hasil alterasi pertama, sedang ditempat lain alterasi kedua
hanya mengubah sebagian alterasi pertama, maka akan terlihat adanya
perbedaan zona alterasi. Sehingga, kalau berjalan dari host rock ke arah
zona urat, akan dijumpai perbedaan zona alterasi di beberapa bagian.
45
temperatur dapat digunakan untuk membantu memilahkan stadia satu dengan lainnya
(lihat tabel kisaran temperatur).
magnetit
pirit
kalkopirit
Tipe struktur breksiasi, urat . .
urat .
Indikasi temperatur .. .. .
Lain-lain . . ..
46
Tabel 5.3 Kisaran temperatur mineral-mineral ubahan hidrotermal yang penting (sebagian besar
berdasarkan kisaran yang dibuat oleh Kingston Morrison, 1995; (*) oleh Edwards, 1965 ).
Kisaran temperatur ( C )
0 100 200 300
Alterasi
(mineral sekunder)
Kuarsa
Serisit/Muskovit
Mineral lempung
Klorit
Epidot
Kalsit/Karbonat
Pirofilit ?
Sfen
Aktinolit
Anhidrit
Albit
Biotit
Adularia
Mineralisasi
(sulfida dan oksida)
Pirit
Kalkopirit (kp)
Magnetit
Spalerit (sp)
Galena
Bornit (bo)
Kovelit (ko)
Digenit
Arsenopirit
Kalkosit (ks)
Hematit
Emas
Elektrum
Perak
Kp dalam Sp
Ko dalam Ks (*)
Bo eksolusi (*)
Ko eksolusi
47