Buku Resensi Skripsi
Buku Resensi Skripsi
Praktik
Oleh Robert E. Slavin
Top of Form
Berat 0.43 kg
Tahun 2010
Penerb Nusame
it dia
Kateg Buku
ori Pendidik
an &
Kegurua
n Ilmu
Pendidik
an
Buku Sejenis
perbesar gambar
ANOTASI BIBLIOGRAFI
Sajian dalam buku ini bertolak dari sebuah premis bahwa tidak semua kerja
kelompok dianggap sebagai belajar dengan metode cooperative learning.
Keinginan baik para guru untuk mengaktifkan para siswa perlu dihargai, namun
para guru juga perlu dibekali dengan sedikit latar belakang, landasan pemikiran,
dan penerapan metode pembelajaran gotong royong untuk mendapatkan hasil
yang lebih optimal.
Sajian isi buku ini dikemas kedalam 8 bab, bab 1 berisi tentang perubahan
paradigma lama pendidikan ke metode pembelajaran gotong royong, bab 2 berisi
tentang kajian transformasi pendidikan dan globalisasi dari transformasi sosial,
ekonomi dan demografis, bab 3 nilai-nilai gotong royong dalam budaya
Indonesia yang sangat memungkinkan untuk digunakan dalam pembelajaran
cooperative learning , bab 4 tentang model-model pembelajaran cooperative
learning, bab 5 lima unsur model pembelajaran cooperative learning, bab 6,7
dan 8 berisi tentang pengelolaan kelas , teknik pembelajaran dan model evaluasi
pembelajaran cooperative learning serta aplikasinya oleh guru di dalam kelas.
Komentar:
Komentar:
Buku Cooperative Learning ini merupakan Teori, Riset dan Praktik yang dilakukan
oleh Robert E. Slavin serta beberapa pakar lainnya tentang pembelajaran
Kooperatif. Buku ini membicarakan tentang teori, penelitian dan pedoman praktis
yang dipersembahkan oleh tenaga-tenaga ahli, pemimpin-pemimpin lokakarya
dan kelompok guru yang telah mencoba strategi pembelajaran kooperatif.
Komentar:
Struktur buku teks ini terbagi dalam 3 bagian besar, bab pertama membahas apa
itu cooperative learning, bab kedua apa itu Pengetahuan Sosial, baik materi,
media, laboratorium dan evaluasinya, bab ketiga berisi tentang bagaimana
aplikasinya dalam pembelajaran baik persiapan sebelum pembelajaran, proses,
maupun saat briefing dan evaluasi.
Makna yang terkandung di balik penulisan buku ini adalah bagaimana penulisnya
mengkondisikan pembelajaran Pengetahuan Sosial (IPS) yang kondusif
memungkinkan mahasiswa terlibat langsung dalam pembelajaran sebagai upaya
mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, moral dan keterampilan sosial.
Penulis mengharapkan Mahasiswa mampu berperan serta dalam melakoni
kehidupan masyarakat modern yang dinamis dalam rangka menyongsong era
globalisasi sehingga pada akhirnya peran kritis yang di emban IPS menciptakan
warga negara yang baik dapat terwujud.
Komentar:
Komentar :
Komentar :
Komentar:
Bab pertama diawali dengan latar belakang masalah yaitu Pemilihan model
dan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi
siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh
seorang guru, Bab kedua berisi tentang dasar pemikiran pembelajaran
cooperative learning, Pada MPCL, guru bukan lagi berperan sebagai satu-satunya
nara sumber dalam PBM, tetapi berperan sebagai mediator, stabilisator, dan
manajer pembelajaran, bab ketiga memaparkan beberapa temuan dalam
penelitian ternyata penggunan MPCL menunjukkan efektifitas yang sangat tinggi
bagi perolehan hasil belajar siswa, baik dilihat dari pengaruhnya terhadap
penguasaan materi pelajaran maupun dilihat dari pengembangan dan pelatihan
sikap serta keterampilan-keterampilan sosial yang sangat bermanfaat bagi siswa
dalam kehidupannya di masyarakat.dan bab terakhir ialah penutup. Hasil dari
studi ini menunjukkan bahwa Model Pembelajaran Cooperative Learning (MPCL)
mempunyai efektivitas yang cukup tinggi untuk membelajarkan materi
pendidikan IPS. Kemampuan dan kepedulian guru dalam memediasi dan
menstabilisasi pengembangan dan pelatihan pengetahuan, sikap, nilai, moral,
dan keterampilan-keterampilan sosial siswa, menjadikan pembelajaran
pendidikan IPS semakin bermakna dalam dimensi pendidikan dan pembentukan
warta negara yang baik secara dini, dan MPCL juga dapat digunakan untuk
membelajarkan materi atau pokok bahasan lain selain mata pelajaran IPS.
Komentar:
Komentar :
( 9 Mei 2010 )
Komentar :
Komentar:
Komentar :
Komentar :
Dalam artikel yang ditulis oleh Tatang , cooperative learning: stad (student
teams-achievement divisions memaparkan kesuksesan dalam menggunakan
model pembelajaran kooperatif dikelas. teams-achievement divisions, disingkat
STAD, Secara hakiki kira-kira akan bermakna bekerja sebagai tim, prestasi berbagi
sebagai tim. Teams-achievement (dalam STAD disambungkan dengan garis
sambung) yang bermakna prestasi tim, bukan prestasi individual murid,
merupakan sesuatu yang ditekankan atau menjadi perhatian, dan sekaligus
sebagai strategi guru mendidik sikap sosial. Keberhasilan (prestasi) belajar murid
diukur dari prestasi tim, bukan prestasi orang per orang murid. Oleh karena itu,
maka semakin tinggi rerata skor tim, semakin dianggap berhasil tim itu (dan
anggota-anggotanyanya) belajar. Setelah dilakukan eksperimen dapat
disimpulkan bahwa kelas STAD memiliki hasil belajar yang lebih tinggi
dibandingkan kelas konvensional yaitu sebesar 80%. Selain itu siswa di kelas STAD
lebih memiliki rasa tanggung jawab dan dapat berhubungan baik dengan teman
sekelasnya. Artikel ini ditutup dengan tawaran kepada pada guru untuk
menggunakan model cooperative learning untuk hasil belajar yang lebih baik.
Cooperative learning tipe STAD membuat suasana pembelajaran siswa menjadi
lebih inovatif dan bukan lagi sesuatu yang membosankan.
Komentar :