Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai PPN Atas Debit Note Eksp
Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai PPN Atas Debit Note Eksp
Dian Wahyudin
Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI
dios_ok@yahoo.co.id
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Debit Note merupakan objek PPN dan
terutang PPN 10% (sepuluh persen) atas ekspor jasa kena pajak bila ditinjau dari taxable supplies
dan untuk mengetahui perlakuan PPN atas Debit Note ditinjau dari konsep destination principle
serta untuk mengetahui apakah diperbolehkan menerbitkan Debit Note dalam peraturan perpajakan
untuk menagih penghasilan dan berapa estimasi sanksi yang timbul. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan analisis deskriftif kualitatif. Objek penelitian berdasarkan data yang
tersedia di dalam perusahaan yang bersifat skunder. Teknik pengumpulan data studi kepustakaan.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa Debit Note ditinjau dari taxable supplies merupakan
objek PPN dan terutang PPN 10% (sepuluh persen). Ditinjau dari destination Principle Debit Note
dikenakan PPN 0% (Nol Persen) untuk shipping charge, Minimum Order Quantity (MOQ) charge
dan cancel order charge/penalty fees. Mekanisme penagihan melalui Debit Note diperbolehkan
selama ada dokumen yang kedudukannya dipersamakan dengan faktur pajak untuk cancel order
charge/penalty fees, tetapi untuk shipping charge dan Minimum Order Quantity (MOQ) charge
tidak diperbolehakan dalam peraturan perpajakan karena tidak memenuhi syarat material dari faktur
pajak. Akibatnya dari Debit Note yang diterbitkan untuk menagih penghasilan, timbul sanksi pasal
14 ayat (2) UU KUP sebesar 2% dari dasar penganan pajak. Ini menunjukkan bahwa dalam
menerbitkan Debit Note perlu membuat dokumen yang disamakan dengan Faktur Pajak karena
penyerahan melalui mekanisme Debit Note tersebut merupakan objek PPN
Kata Kunci: PPN, Debit Note
Abstract. This study was conducted to determine about the debit notes is a taxable and tariffs 10% (
ten percent ) on export of taxable service if it is reviewed by taxable supplies, and to determine the
treatment of VAT on Debit Note reviewed by the concept of destination principle and to determine
whether it is acceptable in tax regulation of Indonesia if Its issued a Debit Note for collecting of
company income and to estimate how much penalties arise. This study used qualitative methods
with qualitative descriptive analysis. The object of research is based on data available at the
company that is secondary data. Data collection techniques are Library research.The results of
data processing that the Debit Note is an taxable of VAT. In terms of destination Principle Debit
Note is taxable to VAT 0 % (Zero Percent) for the shipping charge, the Minimum Order Quantity
(MOQ) charge and cancel orders charge / penalty fees. Debit Note Billing mechanism is allowed in
tax regulation as long as there is a document whose position equivalent to tax invoice for canceled
order charge/penalty fees, but charge for shipping and the Minimum Order Quantity (MOQ)
charge dont allow in the tax regulation because it is non-compliance of the material terms of the
tax invoice. As a result of the Debit Note that issued raised the sanctions of Article 14 paragraph
(2) of general provisions and taxation procedures for 2 % of the tax base.
Based on the suggested better in making commercial document to charge must analyze
aspects of taxation in order to prevent tax penalties in this case to issue Debit Note need to create a
document that is equivalent to a Tax Invoice because mechanism of the Debit Note is taxable of
VAT.
Keywords: Value Added Tax , Debit Note
mengalami peningkatan baik dari segi jumlah Hal ini dapat dilihat dari fluktuasi jumlah
maupun jenisnya. Termasuk di Indonesia, ekspor dan impor Indonesia dari tahun ke
aktivitas Indonesia dalam perdagangan tahun yang dapat dilihat dari grafik di bawah
internasional selalu mengalami perubahan. ini.
Gambar 1.1 Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia (2002-2012)
The VAT is tax on the value added langsung kepada satu pihak, tetapi dapat
by a firm to its products in the course of dialihkan kepada pihak lain. Peralihan
its operation. Value Added can be pajak ini dapat berbentuk forward
viewed either as the difference between shifting, yaitu peralihan pajak ke saluran
a firms, sales and its purchase during distribusi.selanjutnya sampai dengan
an accounting period or as the Sum of konsumen yang menjadi sasaran akhir
its wages, profits, rent, interest and pajak.Peralihan semacam inilah yang
other payments not subject to the tax membedakan indirect tax dengan direct
during that period. tax. Pajak tidak langsung ditanggung
Berdasarkan pengertian yang oleh konsumen, tetapi yang memungut,
dikemukakan oleh Smith dkk, VAT menyetorkan, dan melaporkan pajak
dapat dilihat sebagai selisih yang terutang adalah Pengusaha Kena
antarapenjualan dan pembelian yang Pajak (Rosdiana, Irianto, dan Putranti,
dilakukan oleh sebuah perusahaan 2011:47)
dalam suatu periode akuntansi tertentu. Pada pajak Iangsung akan
berlangsung shifting backward, dimana
b. Karakteristik Pajak pajak akan ditanggung oleh produsen
Pertambahan Niali dan tidak akan mempengaruhi harga
jual konsurnen. Tetapi pajak tidak
Legal character dari PPN secara Iangsung akan dilakukan shifling
umurn yang dikemukakan oleh forward, dimana pajak akan dialihkan
Rosdiana, Irianto, dan Putrantidapat pada konsumen.
digambarkan sebagai berikut, 3) On Consumption
1) General tax Pajak Pertambahan Nilai
PPN merupakan pajak atas merupakan pajak atas konsumsi (tax
konsumsi yang bersifat on consumption).Konsumsi
umum.Pengertian secara umum ini yangdimaksudkan adalah pengeluaran
untuk membedakan PPN dengan pajak yang dilakukan, tanpa membedakan
atas konsumsi secara khusus, yaitu apakah konsumsi tersebut digunakan
cukai.PPN merupakan pajak yang sekaligus maupun digunakan secara
bersifat umum karena ditujukan untuk bertahap.Dalam pengertian konsumsi,
semua pengeluaran masyarakat secara baik barang berwujud maupun barang
keseluruhan, tanpa membedakan tidak berwujud serta jasa.Sebagal
pengeluaran tersebut berupa barang atau pajak atas konsumsi maka PPN
jasa, yang terpenting pengeluaran dikenakan terhadap penyerahan dalam
tersebut adalah untuk konsumsi. negeri dan juga impor (Rosdiana,
Dikutip oleh Rosdiana, Irianto, Irianto, dan Putranti, 2011:59).
dan Putranti dalam buku Teori Pajak 4) Non cumulative
Pertambahan Nilai, a sales tax is a PPN merupakan pajak yang tidak
general tax on consumption, artinya bersifat kumulatif karena dikenakan atas
bahwa PPN merupakan pajak atas nilai tambah.Hal ini menjadi kelebihan
konsumsi yang bersifat umum, yang PPN dibandingkan dengan pajak
dikenakan pada semua pengeluara penjualan.Tidak bersifat kumulatifnya
privat.Sebagai konsekuensinya maka PPN dikarenakan adanya sistem
tidak boleh ada diskriminasi. (Rosdiana, pengkreditan, sehingga pajak di mata
Irianto, dan Putranti, 2011:44) rantai sebelumnya tidak
2) Indirect tax dikalkulisasikan ke dalarn harga
PPN merupakan salah satu pajak jual(Saraswati, 2012: 24).
tidak langsung (indirect tax). Pajak
tidak Iangsung dapat diartikan sebagai c. Yuridiksi Pajak Pertambahan
pajak yang tidak dibebankan secara Nilai
Dian Wahyudin, Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai .....
Dalam teori pajak atas lalu lintas exported, but does not tax value that has
barang dan jasa, terdapat dua prinsip been added abroad and is embodied in
yuridiksi atau kewenangan pemungutan foods that are imported and sold
pajak, yaitu prinsip asal tempat barang domestically (Saraswati, 2012: 27).
(origin principle) dan prinsip tujuan Selain itu Alan Tait menyatakan
(destination principle) (Rosdiana dan yang dikutip oleh Saraswatibahwa
Tarigan, 2005:148). dalam prinsip asal tempat barang
1) Prinsip asal tempat barang (origin (origin principle). Pajak Pertambahan
principle) Nilai dibebankan atas pertambahan nilai
Menurut Ben Terra, dalam prinsip (value added) yang dihasilkan dari
asal tempat barang (origin principle). kegiatan bisnis yang ada di dalam
negara yang berhak mengenakan pajak kewenangan pemajakan (the taxing
adalah negara dimana barang diproduksi jurisdiction), tanpa memperhatikan
atau dimana barang tersebut berasal. dimana barang-barang tersebut
Berdasarkan prinsip ini seluruh barang dikonsumsi. PPN tidak dikenakan atas
dan jasa yang diproduksi di dalam suatu impor, tetapi dikenakan atas ekspor.
negara akan dikenakan Pajak A VAT must include jurisdictional
Pertambahan Nilai oleh negara tersebut, rules governing international
tanpa memperhatikan apakah transactions. The Jurisdictional rules
dikonsumsi di negara tersebut atau di may be based on the origin or the
luar negara tersebut (diekspor). destination principle. Under the origin
Konsekuensi dan penggunaan prinsip principle, tax is imposed on value added
ini adalah secara tidak Iangsung from business activity within the taxing
meningkatkan biaya penjualan ekspor jurisdiction, regardless, of where the
(Consequently this type of tax indirectly goods are consumed. VA T is not
increases the cost of export sales). imposed on imports, nor is it rebated on
Originprinciple juga exports (Saraswati, 2012: 27).
dikemukakan oleh beberapa ahli
perpajakan yang lain antara lain Gillis 2) Prinsip tujuan (destination
berpendapat bahwa suatu Pajak principle)
Pertambahan Nilai dikatakan Menurut Ben Terra dalam
menggunakan prinsip asal tempat bukunya Sales Taxation: The case of
barang (origin principle) bila PPN Value Added Tax in The European
tersebut dikenakan atas seluruh barang- Community yang dikutip oleh
barang yang diproduksi di dalam negeri, Saraswati, berdasarkan prinsip tujuan
termasuk barang-barang yang (destination principle), negara yang
selanjutnya diekspor, tetapi tidak berhak mengenakan pajak adalah negara
dikenakan atas seluruh barang-barang dimana barang tersebut dikonsumsi.
yang diproduksi di dalam negeri, Jika barang diimpor maka akan kena
termasuk bararig-barang yang pajak. tetapi jika barang diekspor maka
selanjutnya diekspor, tetapi tidak tidak akan dikenakan pajak . Prinsip
dikenakan atas barang-barang yang tujuan yang dikemukakan oleh Ben
diproduksi di luar negeri yang diimpor Terra di atas, sejalan dengan pendapat
dan dijual di dalam negerisebagaiman beberapa ahli perpajakan antara lain
menurut Gillis, Shoup, & Sicat dalam Gulls menyatakan hahwa berdasarkan
bukunya yang berjudulVAT in prinsip tujuan, PPN dikenakan oleh
Developing Countries yang dikutip oleh Negara tempat konsumsi barang-barang.
Saraswati: It taxes all value added, at home and
a VAT is said to use the origin abroad, to all goods that as their
principle when it taxes value that is destination the consumers of that
added domestically to all goods, country(Saraswati, 2012: 28)
including goods that are subsequently
TRANSPARANSI Volume VII, Nomor 02, September 2015
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162
Selain itu Alan Tait menyatakan luar negeri yang diimpor dan
bahwa seluruh sistem Pajak dikonsumsi di dalam negeri. Sebaliknya
Pertambahan Nilai saat ini didasarkan jika barang dan/atau jasa diekspor maka
pada prinsip tujuan (destination tidak akan dikenal PPN. Hal tersehut
principle), yaitu pada garis perbatasan seperti yang diungkapkan oleb Scheck
fiskal (fiscal frontiers) harus diyakinkan dan Oldman yang dikuitp oleh
bahwa atas ekspor tidak dikenakan Saraswati (2012: 28), Under a pure
Pajak Pertambahan Nilai secara penuh, destination principle, VAT is imposed
artinya tidak dikenakan Pajak on imports and rebated on exports.
Pertambahan Nilai dan tidak Hampir seluruh negara saat ini
mengandung nilai Pajak Pertambahan menggunakan destination principle
Nilai yang dibayar di dalam negeri, dan karena Iebih netral untuk perdagangan
Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas internasional.Hal ini dilakukan dalam
impor. rangka harmonisasi perpajakan demi
All present VAT Systems are terciptanya suatu iklim perdagangan
based on the destination principle, internasional yang fair dan netral. Letak
where fiscal frontiers must be maintain perbedaan antara origin principle
to ensure that exports are fully rebated dengan destination principle adalah
for the VAT paid in the exporters pada:
domestic market and where the VAT a) Treatment antara impor dan ekspor,
rates appropriate to the importers seperti yang dijelaskan oleh Howell
home market can be applied (Saraswati, dalam tulisannya Value Added
2012: 28). Tax:
Selanjutnya Alan Schenk dalam Exports are taxed hut imports are
bukunya Value Added Tax: a not under the origin principle,
Comparative Approach yang dikutip while just the converse holds under
oleh Saraswati menyatakan bahwa the destination principle Saraswati
berdasarkan prinsip tujuan, Pajak (2012: 28).
Pertambahan Nilai dikenakan atas
barang-barang dan jasa yang b) Lokasi produksi dan konsumsi.
dikonsumsi di dalam Daerah Pabean seperti yang juga dijelaskan oleh
(taxing jurisdiction), tanpa Howell:
memperhatikan dimana barang dan jasa It is importulit to note the
tersebut diproduksi. PPN dikenakan atas distinction between the two
impor untuk konsumsi di dalam negeri principles based on the location of
dan tidak dikenakan atas ekspor untuk production and consumption
dikonsuinsi di negara lain. Saraswati (2012: 28).
Under the destination principle,
VAT is imposed on goods and services
consumed in the taxing jurisdiction, 3. Ekspor Jasa Kena Pajak
regardless of where they are produce. dalam buku Teori Pajak
VA T is imposed on imports for Pertambahan Nilai Rosdiana, Irianto,
consumption in tile United States, and Putranti (2011: 100) Berdasarkan
VAT is rebated on exports to be pasal 1 angka angka 29 UU PPN:
consumed elsewhere (Saraswati, 2012: Ekspor Jasa Kena Pajak adalah
28). setiap kegiatan penyerahan jasa kena
Berdasarkan prinsip ini negara pajak ke luar daerah pabean. Yang
yang berhak mengenakan PPN adalah dimaksud dengan Daerah Pabean
negara dirnana barang dan/atau jasa adalah wilayah Republik Indonesia
tersebut dikonsumsi, termasuk atas yang meliputi wilayah darat,
barang dan /atau jasa yang diproduksi di perairan, dan ruang udara diatasnya,
Dian Wahyudin, Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai .....
Order Quantity (MOQ charge) atas Debit Note pada PT. X tahun 2012
bahan baku atas order buyer adalah sebagai berikut:
merupakan tanggung jawab buyer. 1. Ditinjau dari taxable supplies
Debit Note telah memenuhi
B. Analisis Dan Interpretasi legal character PPN sehingga
Penelitian secara merupakan Objek PPN
Berdasarkan data yang penulis sebagaimana diuraikan dalam table
peroleh maka analisis perlakuan PPN berikut:
Tabel 4.5 Legal Character PPN atas Debit Note PT. X Tahun 2012
Jika Ditinjau dari taxable supplies 2) Pasal 1 angka 6, bahwa Jasa Kena
berdasarkan peraturan perundang- Pajak adalah jasa sebagaimana
undangan pajak di Indonesia, maka atas dimaksud dalam pasal 1 angka 5
transaksi Debit Note diatur sebagai yang dikenakan pajak berdasarkan
berikut: Undang-undang ini.
a. Cancelled Order Charger (penalty 3) Pasal 1 angka 17, bahwa Dasar
fees) Pengenaan Pajak adalah jumlah
Berdasarkan Undang-undang Harga Jual, Penggantian, Nilai
Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Impor, Nilai Ekspor, atau Nilai
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Lain yang ditetapkan dengan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah Peraturan Menteri Keuangan yang
sebagaimana telah diubah terakhir dipakai sebagai dasar untuk
dengan Undang-undang Nomor 42 menghitung pajak yang terutang.
Tahun 2009 yang selanjutnya disebut 4) Pasal 1 angka 19, bahwa
UU PPN, antara lain mengatur: Penggantian adalah nilai berupa
uang, termasuk semua biaya yang
1) Pasal 1 angka 5, bahwa Jasa adalah diminta atau seharusnya diminta
setiap kegiatan pelayanan yang oleh pengusaha karena penyerahan
berdasarkan suatu perikatan atau Jasa Kena Pajak, ekspor Jasa Kena
perbuatan hukum yang Pajak, atau ekspor Barang Kena
menyebabkan suatu barang, Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak
fasilitas, kemudahan atau hak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
tersedia untuk dipakai, termasuk yang dipungut menurut Undang-
jasa yang dilakukan untuk Undang ini dan potongan harga
menghasilkan barang karena yang dicantumkan dalam Faktur
pesanan atau permintaan dengan Pajak, atau nilai berupa uang yang
bahan dan atas petunjuk dari dibayar atau seharusnya dibayar
pemesan. oleh Penerima Jasa karena
pemanfaatan Jasa Kena Pajak
Dian Wahyudin, Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai .....
Note:
A/C FOH : Account Contol Factory Overhead
WIP : Work In Process
FG : Finished Goods
CGS : Cost of Goods Sold
Sumber: Olah Data Penulis
Berdasarkan uraian diatas, penulis 0%. Hampir seluruh negara saat ini
berpendapat bahwa atas pembayaran menggunakan destination principle karena
MOQ charger merupakan Objek PPN atas Iebih netral untuk perdagangan
ekspor BKP berwujud mengingat MOQ internasional (cross border transaction).
charger merupakan bagian dari harga Hal ini dilakukan dalam rangka
pokok penjualan sehingga seharusnya harmonisasi perpajakan demi terciptanya
MOQ merupakan kesatuan dengan harga suatu iklim perdagangan internasional
jual/FOB dan ditagih dengan menaikan yang fair dan netral.
harga jual/FOB dan di laporkan dalam Jika ditinjau dari destination
PEB. Principle berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan pajak di Indonesia,
2. Ditinjau dari destination Principle maka atas transaksi Debit Note diatur
Berdasarkan pendapat Menurut Ben sebagai berikut:
Terra dalam bukunya Sales Taxation: The
case of Value Added Tax in The European a. Cancelled Order Charger (penalty
Community dan sejalan dengan pendapat fees)
Gulls, Scheck dan Oldman ataupun Alan Cancel Order (penalty fees)
Tait dalam bukunya Value Added Tax: a merupakan Objek PPN atas ekspor JKP.
Comparative Approach berdasarkan Ketentuan Ekspor JKP Menurut UU PPN
prinsip tujuan (destination principle), Pasal 4 ayat (1) huruf h UU PPN
negara yang berhak mengenakan pajak menyatakan bahwa Pajak Pertambahan
dalam hal ini PPN adalah negara dimana Nilai (PPN) dikenakan atas kegiatan
barang tersebut dikonsumsi dalam Daerah ekspor JKP oleh pengusaha kena pajak.
Pabean (taxing jurisdiction), tanpa Dalam memori penjelasannya ditegaskan
memperhatikan dimana barang dan jasa bahwa termasuk dalam pengertian ekspor
tersebut diproduksi. Jika barang diimpor JKP adalah penyerahan JKP dari dalam
maka akan kena pajak. tetapi jika barang Daerah Pabean ke luar Daerah Pabean
diekspor maka tidak akan dikenakan pajak oleh PKP yang menghasilkan dan
atau dikenakan pajak namun dengan tarif melakukan ekspor BKP berwujud atas
Dian Wahyudin, Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai .....