Anda di halaman 1dari 14

TRANSPARANSI Volume VII, Nomor 02, September 2015

Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi


ISSN 2085-1162

PERLAKUAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) ATAS DEBIT NOTE EKSPOR


JASA KENA PAJAK

Dian Wahyudin
Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI
dios_ok@yahoo.co.id

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Debit Note merupakan objek PPN dan
terutang PPN 10% (sepuluh persen) atas ekspor jasa kena pajak bila ditinjau dari taxable supplies
dan untuk mengetahui perlakuan PPN atas Debit Note ditinjau dari konsep destination principle
serta untuk mengetahui apakah diperbolehkan menerbitkan Debit Note dalam peraturan perpajakan
untuk menagih penghasilan dan berapa estimasi sanksi yang timbul. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan analisis deskriftif kualitatif. Objek penelitian berdasarkan data yang
tersedia di dalam perusahaan yang bersifat skunder. Teknik pengumpulan data studi kepustakaan.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa Debit Note ditinjau dari taxable supplies merupakan
objek PPN dan terutang PPN 10% (sepuluh persen). Ditinjau dari destination Principle Debit Note
dikenakan PPN 0% (Nol Persen) untuk shipping charge, Minimum Order Quantity (MOQ) charge
dan cancel order charge/penalty fees. Mekanisme penagihan melalui Debit Note diperbolehkan
selama ada dokumen yang kedudukannya dipersamakan dengan faktur pajak untuk cancel order
charge/penalty fees, tetapi untuk shipping charge dan Minimum Order Quantity (MOQ) charge
tidak diperbolehakan dalam peraturan perpajakan karena tidak memenuhi syarat material dari faktur
pajak. Akibatnya dari Debit Note yang diterbitkan untuk menagih penghasilan, timbul sanksi pasal
14 ayat (2) UU KUP sebesar 2% dari dasar penganan pajak. Ini menunjukkan bahwa dalam
menerbitkan Debit Note perlu membuat dokumen yang disamakan dengan Faktur Pajak karena
penyerahan melalui mekanisme Debit Note tersebut merupakan objek PPN
Kata Kunci: PPN, Debit Note

Abstract. This study was conducted to determine about the debit notes is a taxable and tariffs 10% (
ten percent ) on export of taxable service if it is reviewed by taxable supplies, and to determine the
treatment of VAT on Debit Note reviewed by the concept of destination principle and to determine
whether it is acceptable in tax regulation of Indonesia if Its issued a Debit Note for collecting of
company income and to estimate how much penalties arise. This study used qualitative methods
with qualitative descriptive analysis. The object of research is based on data available at the
company that is secondary data. Data collection techniques are Library research.The results of
data processing that the Debit Note is an taxable of VAT. In terms of destination Principle Debit
Note is taxable to VAT 0 % (Zero Percent) for the shipping charge, the Minimum Order Quantity
(MOQ) charge and cancel orders charge / penalty fees. Debit Note Billing mechanism is allowed in
tax regulation as long as there is a document whose position equivalent to tax invoice for canceled
order charge/penalty fees, but charge for shipping and the Minimum Order Quantity (MOQ)
charge dont allow in the tax regulation because it is non-compliance of the material terms of the
tax invoice. As a result of the Debit Note that issued raised the sanctions of Article 14 paragraph
(2) of general provisions and taxation procedures for 2 % of the tax base.
Based on the suggested better in making commercial document to charge must analyze
aspects of taxation in order to prevent tax penalties in this case to issue Debit Note need to create a
document that is equivalent to a Tax Invoice because mechanism of the Debit Note is taxable of
VAT.
Keywords: Value Added Tax , Debit Note

Seiring perkembangan perdagangan sektor sekunder (manufaktur) ataupun sektor


internasional baik itu sektor primer tersier (industri jasa). permintaan atas barang
(pertambangan, pertanian dan perikanan), dan jasa di negara-negara seluruh dunia
Dian Wahyudin, Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai .....

mengalami peningkatan baik dari segi jumlah Hal ini dapat dilihat dari fluktuasi jumlah
maupun jenisnya. Termasuk di Indonesia, ekspor dan impor Indonesia dari tahun ke
aktivitas Indonesia dalam perdagangan tahun yang dapat dilihat dari grafik di bawah
internasional selalu mengalami perubahan. ini.
Gambar 1.1 Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia (2002-2012)

Sumber: Bank Indonesia

Peranan sektor jasa dalam Namun, persoalan lama yang masih


perekonomian suatu negara merupakan salah dihadapi Indonesia mengenai transaksi luar
satu sektor yang pertumbuhannya sangat negeri adalah defisit Neraca Perdagangan
cepat. Hal ini dikarenakan jasa memberikan Jasa. Hal ini dikarenakan Naiknya impor
infrastruktur yang diperlukan bagi barang yang mengakibatkan tingginya
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kegiatan pengangkutan impor barang (freight
nasional. Sehigga sektor jasa layak untuk on import). Perkembangan Neraca
mendapatkan perhatian yang serius dari Perdagangan Jasa Indonesia dapat dilihat pada
pemerintah. grafik di bawah ini.
Gambar 1.2 Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa Indonesia (2006-2012)
Dian Wahyudin, Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai .....

Sumber: Bank Indonesia


Perkembangan perdagangan jasa dibuatkan Pemberitahuan Ekspor Jasa
secara internasional tentu tidak lepas dari Kena Pajak (PEJ) dan melunasi PPN
aspek perpajakan. Adanya ekspor jasa yang terutang 10% (sepuluh persen).
dan impor jasa dalam perdagangan Sedangkan menurut WP, debit note
internasional salah satu konsekuensinya merupakan Reimbursement atas charge
adalah terutang Pajak Pertambahan Nilai tambahan yang dikenakan kepada WP
(PPN). Dasar hukum pemungutan PPN di atas order buyer diluar sales contract,
Indonesia diatur dalam Undang-Undang sehingga menurut WP reimbursement
Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah tersebut bukan merupakan objek PPN
diubah dengan Undang-Undang Nomor tetapi objek Pajak Penghasilan (PPh).
42 Tahun 2009 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan A. Pokok Permasalahan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah 1. Apakah debit note yang
(selanjutnya disebut UU PPN). diterbitkan PT. X merupakan
Pemerintah mengatur dalam UU PPN objek PPN dan terutang PPN 10%
bahwa kegiatan ekspor Jasa Kena Pajak (sepuluh persen) sebagaiman
(JKP) dan impor JKP merupakan Objek pendapat fiskus bahwa Debit Note
PPN sebagaimana diatur dalam pasal 4 yang diterbitkan PT. X
ayat (1) UU PPN. merupakan Ekspor JKP ditinjau
Pemerintah memberikan fasilitas dari taxable supplies?.
pajak untuk ekspor JKP berupa tarif 0% 2. Bagaimana perlakuan PPN atas
(nol persen) sebagaimana diatur dalam Debit Note ditinjau dari konsep
pasal 7 ayat (2) huruf c. Namun, destination principle?.
ketentuan ekspor JKP yang dikenai pajak B. Tujuan Penelitian
nol persen tidak berlaku untuk semua
ekspor JKP. Batas kegiatan dan jenis JKP 1. Untuk mengetahui apakah debit
yang dikenai PPN dengan tarif nol persen note yang diterbitkan PT. X
diatur lebih lanjut dalam Peraturan merupakan objek PPN dan
Menteri Keuangan (PMK) Nomor terutang PPN 10% (sepuluh
70/PMK.03/2010 tentang Batasan persen) sebagaiman pendapat
Kegiatan dan Jenis atas Ekspor Jasa Kena fiskus bahwa Debit Note yang
Pajak yang Atas Ekspornya Dikenai PPN diterbitkan PT. X merupakan
sebagaiman diubah terakhir dengan PMK Ekspor JKP ditinjau dari taxable
Nomor 30/PMK.03/2011. Pada pasal 4 supplies.
PMK tersebut diatur bahwa jenis JKP 2. Untuk mengetahui perlakuan PPN
yang atas ekspornya dikenai PPN nol atas Debit Note ditinjau dari
persen adalah jasa maklon, jasa perbaikan konsep destination principle.
dan perawatan dan jasa konstruksi.
Sehingga tarif PPN sebesar nol persen
hanya dapat diterapkan kepada tiga jenis C. Tinjauan Pustaka
jasa tersebut.
Perlakuan PPN ini tentu akan 1. Pemahaman Tentang Pajak
menimbulkan masalah dalam perlakuan a. Definisi Pajak:
PPN atas ekspor JKP lainnya, hal ini Banyak para pengamat
menyebabkan terjadinya perbedaan pajakmemberikan pendapat tentang
persepsi antara fiskus dan wajib pajak definisi pajak. Menurut P.J.A. Adriani
sampai menimbulkan terjadi (Waluyo, 2007:2)
pemeriksaan, dimana fiskus menganggap Pajak adalah iuran kepada negara
debit note merupakan objek PPN atas (yang dapat dipaksakan) yang terutang
ekspor JKP sebagaimana diatur dalam oleh yang wajib membayarnya menurut
pasal 4 ayat (1) UU PPN yang harus peraturan-peraturan dengan tidak
Dian Wahyudin, Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai .....

mendapat prestasi kembali yang langsung a. Pengertian Pajak Pertambahan


dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah Nilai
untuk membiayai pengeluaran- Pengertian Value Added, menurut
pengeluaran umum berhubungan dengan Alan Tait dalam bukunya Value Added
tugas negara yang menyelenggarakan Tax: International Practice and
pemerintahan. Problems yang dikutip oleh
Sedangkan menurut Rachmat Saraswatiadalah sebagai berikut:
Soemitro (Waluyo,2007:1) Value Added is the value that a
Pajak ialah iuran rakyat kepada producer (whether a manufacturer,
negara (peralihan kekayaan dari sektor distributor, advertising agent,
swasta ke sektor publik) berdasarkan hairdresser, farmer, race horse trainer
undang-undang yang dapat dipaksakan or circus owner,) adds to his raw
dengan tidak mendapat imbalan yang material or purchases (other than
secara langsung dapat ditunjukan, yang labor) before selling the new or
digunakan sebagai alat pendorong, improved product or service. That is the
penghambat atau pencegah untuk inputs (the raw materials, transport,
mencapai tujuan yang ada dalam bidang rent advertising and so on) are bought,
keuangan Negara. people are paid wages to work on these
Menurut Undang-Undang Nomor 6 inputs and, when the final good and
Tahun 1983 sebagaimana telah diubah service is sold, some profits is left. So
dengan Undang-Undang Nomor 16 value added can be looked at from the
Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum additive side (wages plus profits) or
Dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 angka from the subtractive side (output minus
1, Pajak adalah kontribusi wajib kepada inputs) (Saraswati, 2012:23).
negara yang terutang oleh orang pribadi Berdasarkan pengertian yang
atau badan yang bersifat memaksa dipaparkan oleh Alan Tait di atas, maka
berdasarkan Undang-Undang, dengan value added dapat dilihat dari dua sisi.
tidak mendapatkan imbalan secara Hal tersebut dapat dilihat dan formula di
langsung dan digunakan untuk keperluan bawah ini:
negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Value Added = Wages + Profits = Output - Input

b. Ciri-ciri Pajak Dari pengertian di atas, maka


Dari definisi tersebut di atas, dapat pajak atas pertambahan nilai tersebut
disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat dinamakan Value Added Tax.
pada pengertian pajak adalah: Menurut Melville dalam bukunya,
1) Pajak dipungut berdasarkan undang- Value Added Tax (VAT)dikutip oleh
undang serta aturan pelaksanaannya Saraswatidinyatakan sebagai:
dapat dipaksakan. sebuah pajak tidak langsung yang
2) Dalam pembayaran pajak tidak dapat dikenakan atas penyerahan barang dan
ditunjukan adanya kontraprestasi jasa, dimana prinsip dasarnya adalah
langsung individual oleh pemerintah. suatu pajak yang harus dikenakan pada
3) Pajak dipungut oleh negara baik setiap proses produksi dan distribusi
pemerintah pusat maupun daerah. tetapi jumlah pajak yang terutang
4) Pajak diperuntukan bagi pengeluaran- dibebankan kepada konsumen akhir
pengeluaran pemerintahbagi sebesar- yang memakai produk tersebut
besarnya kemakmuran rakyat. (Saraswati, 2012:24).
5) Pajak dapat pula mempunyai fungsi Smith dkkseperti yang dikutip
selain budgeter, yaitu mengatur. oleh Rosdiana & Tarigan (2005:
215).mendefinisikanValue Added Tax
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) (VAT) sebagai berikut:
TRANSPARANSI Volume VII, Nomor 02, September 2015
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

The VAT is tax on the value added langsung kepada satu pihak, tetapi dapat
by a firm to its products in the course of dialihkan kepada pihak lain. Peralihan
its operation. Value Added can be pajak ini dapat berbentuk forward
viewed either as the difference between shifting, yaitu peralihan pajak ke saluran
a firms, sales and its purchase during distribusi.selanjutnya sampai dengan
an accounting period or as the Sum of konsumen yang menjadi sasaran akhir
its wages, profits, rent, interest and pajak.Peralihan semacam inilah yang
other payments not subject to the tax membedakan indirect tax dengan direct
during that period. tax. Pajak tidak langsung ditanggung
Berdasarkan pengertian yang oleh konsumen, tetapi yang memungut,
dikemukakan oleh Smith dkk, VAT menyetorkan, dan melaporkan pajak
dapat dilihat sebagai selisih yang terutang adalah Pengusaha Kena
antarapenjualan dan pembelian yang Pajak (Rosdiana, Irianto, dan Putranti,
dilakukan oleh sebuah perusahaan 2011:47)
dalam suatu periode akuntansi tertentu. Pada pajak Iangsung akan
berlangsung shifting backward, dimana
b. Karakteristik Pajak pajak akan ditanggung oleh produsen
Pertambahan Niali dan tidak akan mempengaruhi harga
jual konsurnen. Tetapi pajak tidak
Legal character dari PPN secara Iangsung akan dilakukan shifling
umurn yang dikemukakan oleh forward, dimana pajak akan dialihkan
Rosdiana, Irianto, dan Putrantidapat pada konsumen.
digambarkan sebagai berikut, 3) On Consumption
1) General tax Pajak Pertambahan Nilai
PPN merupakan pajak atas merupakan pajak atas konsumsi (tax
konsumsi yang bersifat on consumption).Konsumsi
umum.Pengertian secara umum ini yangdimaksudkan adalah pengeluaran
untuk membedakan PPN dengan pajak yang dilakukan, tanpa membedakan
atas konsumsi secara khusus, yaitu apakah konsumsi tersebut digunakan
cukai.PPN merupakan pajak yang sekaligus maupun digunakan secara
bersifat umum karena ditujukan untuk bertahap.Dalam pengertian konsumsi,
semua pengeluaran masyarakat secara baik barang berwujud maupun barang
keseluruhan, tanpa membedakan tidak berwujud serta jasa.Sebagal
pengeluaran tersebut berupa barang atau pajak atas konsumsi maka PPN
jasa, yang terpenting pengeluaran dikenakan terhadap penyerahan dalam
tersebut adalah untuk konsumsi. negeri dan juga impor (Rosdiana,
Dikutip oleh Rosdiana, Irianto, Irianto, dan Putranti, 2011:59).
dan Putranti dalam buku Teori Pajak 4) Non cumulative
Pertambahan Nilai, a sales tax is a PPN merupakan pajak yang tidak
general tax on consumption, artinya bersifat kumulatif karena dikenakan atas
bahwa PPN merupakan pajak atas nilai tambah.Hal ini menjadi kelebihan
konsumsi yang bersifat umum, yang PPN dibandingkan dengan pajak
dikenakan pada semua pengeluara penjualan.Tidak bersifat kumulatifnya
privat.Sebagai konsekuensinya maka PPN dikarenakan adanya sistem
tidak boleh ada diskriminasi. (Rosdiana, pengkreditan, sehingga pajak di mata
Irianto, dan Putranti, 2011:44) rantai sebelumnya tidak
2) Indirect tax dikalkulisasikan ke dalarn harga
PPN merupakan salah satu pajak jual(Saraswati, 2012: 24).
tidak langsung (indirect tax). Pajak
tidak Iangsung dapat diartikan sebagai c. Yuridiksi Pajak Pertambahan
pajak yang tidak dibebankan secara Nilai
Dian Wahyudin, Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai .....

Dalam teori pajak atas lalu lintas exported, but does not tax value that has
barang dan jasa, terdapat dua prinsip been added abroad and is embodied in
yuridiksi atau kewenangan pemungutan foods that are imported and sold
pajak, yaitu prinsip asal tempat barang domestically (Saraswati, 2012: 27).
(origin principle) dan prinsip tujuan Selain itu Alan Tait menyatakan
(destination principle) (Rosdiana dan yang dikutip oleh Saraswatibahwa
Tarigan, 2005:148). dalam prinsip asal tempat barang
1) Prinsip asal tempat barang (origin (origin principle). Pajak Pertambahan
principle) Nilai dibebankan atas pertambahan nilai
Menurut Ben Terra, dalam prinsip (value added) yang dihasilkan dari
asal tempat barang (origin principle). kegiatan bisnis yang ada di dalam
negara yang berhak mengenakan pajak kewenangan pemajakan (the taxing
adalah negara dimana barang diproduksi jurisdiction), tanpa memperhatikan
atau dimana barang tersebut berasal. dimana barang-barang tersebut
Berdasarkan prinsip ini seluruh barang dikonsumsi. PPN tidak dikenakan atas
dan jasa yang diproduksi di dalam suatu impor, tetapi dikenakan atas ekspor.
negara akan dikenakan Pajak A VAT must include jurisdictional
Pertambahan Nilai oleh negara tersebut, rules governing international
tanpa memperhatikan apakah transactions. The Jurisdictional rules
dikonsumsi di negara tersebut atau di may be based on the origin or the
luar negara tersebut (diekspor). destination principle. Under the origin
Konsekuensi dan penggunaan prinsip principle, tax is imposed on value added
ini adalah secara tidak Iangsung from business activity within the taxing
meningkatkan biaya penjualan ekspor jurisdiction, regardless, of where the
(Consequently this type of tax indirectly goods are consumed. VA T is not
increases the cost of export sales). imposed on imports, nor is it rebated on
Originprinciple juga exports (Saraswati, 2012: 27).
dikemukakan oleh beberapa ahli
perpajakan yang lain antara lain Gillis 2) Prinsip tujuan (destination
berpendapat bahwa suatu Pajak principle)
Pertambahan Nilai dikatakan Menurut Ben Terra dalam
menggunakan prinsip asal tempat bukunya Sales Taxation: The case of
barang (origin principle) bila PPN Value Added Tax in The European
tersebut dikenakan atas seluruh barang- Community yang dikutip oleh
barang yang diproduksi di dalam negeri, Saraswati, berdasarkan prinsip tujuan
termasuk barang-barang yang (destination principle), negara yang
selanjutnya diekspor, tetapi tidak berhak mengenakan pajak adalah negara
dikenakan atas seluruh barang-barang dimana barang tersebut dikonsumsi.
yang diproduksi di dalam negeri, Jika barang diimpor maka akan kena
termasuk bararig-barang yang pajak. tetapi jika barang diekspor maka
selanjutnya diekspor, tetapi tidak tidak akan dikenakan pajak . Prinsip
dikenakan atas barang-barang yang tujuan yang dikemukakan oleh Ben
diproduksi di luar negeri yang diimpor Terra di atas, sejalan dengan pendapat
dan dijual di dalam negerisebagaiman beberapa ahli perpajakan antara lain
menurut Gillis, Shoup, & Sicat dalam Gulls menyatakan hahwa berdasarkan
bukunya yang berjudulVAT in prinsip tujuan, PPN dikenakan oleh
Developing Countries yang dikutip oleh Negara tempat konsumsi barang-barang.
Saraswati: It taxes all value added, at home and
a VAT is said to use the origin abroad, to all goods that as their
principle when it taxes value that is destination the consumers of that
added domestically to all goods, country(Saraswati, 2012: 28)
including goods that are subsequently
TRANSPARANSI Volume VII, Nomor 02, September 2015
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

Selain itu Alan Tait menyatakan luar negeri yang diimpor dan
bahwa seluruh sistem Pajak dikonsumsi di dalam negeri. Sebaliknya
Pertambahan Nilai saat ini didasarkan jika barang dan/atau jasa diekspor maka
pada prinsip tujuan (destination tidak akan dikenal PPN. Hal tersehut
principle), yaitu pada garis perbatasan seperti yang diungkapkan oleb Scheck
fiskal (fiscal frontiers) harus diyakinkan dan Oldman yang dikuitp oleh
bahwa atas ekspor tidak dikenakan Saraswati (2012: 28), Under a pure
Pajak Pertambahan Nilai secara penuh, destination principle, VAT is imposed
artinya tidak dikenakan Pajak on imports and rebated on exports.
Pertambahan Nilai dan tidak Hampir seluruh negara saat ini
mengandung nilai Pajak Pertambahan menggunakan destination principle
Nilai yang dibayar di dalam negeri, dan karena Iebih netral untuk perdagangan
Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas internasional.Hal ini dilakukan dalam
impor. rangka harmonisasi perpajakan demi
All present VAT Systems are terciptanya suatu iklim perdagangan
based on the destination principle, internasional yang fair dan netral. Letak
where fiscal frontiers must be maintain perbedaan antara origin principle
to ensure that exports are fully rebated dengan destination principle adalah
for the VAT paid in the exporters pada:
domestic market and where the VAT a) Treatment antara impor dan ekspor,
rates appropriate to the importers seperti yang dijelaskan oleh Howell
home market can be applied (Saraswati, dalam tulisannya Value Added
2012: 28). Tax:
Selanjutnya Alan Schenk dalam Exports are taxed hut imports are
bukunya Value Added Tax: a not under the origin principle,
Comparative Approach yang dikutip while just the converse holds under
oleh Saraswati menyatakan bahwa the destination principle Saraswati
berdasarkan prinsip tujuan, Pajak (2012: 28).
Pertambahan Nilai dikenakan atas
barang-barang dan jasa yang b) Lokasi produksi dan konsumsi.
dikonsumsi di dalam Daerah Pabean seperti yang juga dijelaskan oleh
(taxing jurisdiction), tanpa Howell:
memperhatikan dimana barang dan jasa It is importulit to note the
tersebut diproduksi. PPN dikenakan atas distinction between the two
impor untuk konsumsi di dalam negeri principles based on the location of
dan tidak dikenakan atas ekspor untuk production and consumption
dikonsuinsi di negara lain. Saraswati (2012: 28).
Under the destination principle,
VAT is imposed on goods and services
consumed in the taxing jurisdiction, 3. Ekspor Jasa Kena Pajak
regardless of where they are produce. dalam buku Teori Pajak
VA T is imposed on imports for Pertambahan Nilai Rosdiana, Irianto,
consumption in tile United States, and Putranti (2011: 100) Berdasarkan
VAT is rebated on exports to be pasal 1 angka angka 29 UU PPN:
consumed elsewhere (Saraswati, 2012: Ekspor Jasa Kena Pajak adalah
28). setiap kegiatan penyerahan jasa kena
Berdasarkan prinsip ini negara pajak ke luar daerah pabean. Yang
yang berhak mengenakan PPN adalah dimaksud dengan Daerah Pabean
negara dirnana barang dan/atau jasa adalah wilayah Republik Indonesia
tersebut dikonsumsi, termasuk atas yang meliputi wilayah darat,
barang dan /atau jasa yang diproduksi di perairan, dan ruang udara diatasnya,
Dian Wahyudin, Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai .....

serta tempat-tempat tertentu di Zona Debit note merupakan


Ekonomi Eksklusif dan landas reimbursement atas charge tambahan
kontinen yang di dalamnya berlaku yang dikenakan kepada WP atas order
Undang-Undang nomor 10 tahun buyer diluar trading contract, sehingga
1995 sebagaimana telah diubah menurut WP reimbursement tersebut
dengan Undang-Undang Nomor 17 bukan merupakan objek PPN tetapi
Tahun 2006 Tentang Kepabeanan objek Pajak Penghasilan (PPh). Adapun
jenis Debit Note yang diterbitkan oleh
4. Debit Note PT. X ada tiga jenis:
Debit note adalahadalah 1) Tagihan Debit Note Atas
commercial document yang Pembatalan Order (cancelled
diterbitkan oleh pembeli kepada charge) oleh Buyer. PT X
penjual sebagai sarana formal menerbitkan Debit Note kepada
meminta nota kredit.Seorangpenjual buyer atas liability yang timbul
dapat juga menerbitkan nota debet karena pembatalan order atau
bukan sebuah invoice untuk penundaan pengiriman barang jadi.
menyesuaikan atas jumlah nilai Debit note tersebut adalah claim
diinvoice yang sudah diterbitkan atas order yang dibatalkan yang
(invoice salah). dihitung berdasarkan charge
A debit note or debit dibawah ini:
memorandum (memo) is a a) Bahan baku yang di order ke
commercial document issued by a supplier, namun supplier belum
buyer to a seller as a means of kirim ke PT X (masih di gudang
formally requesting a credit note. A supplier), karena sudah di
seller might also issue a debit note produksi oleh supplier, maka PT
instead of an invoice in order to X wajib membayar kerugian atas
adjust upwards the amount of an order bahan baku yang di
invoice already issued (as if the batalkan tersebut.
invoice is recorded in wrong value) b) Bahan baku yang di order ke
(www.wikipedia.org). supplier, supplier sudah
mengirimkan ke gudang PT X,
D. Strategi Analisis Data namun belum terjadi proses
produksi.
1. Penafsiran Debit Note c) Bahan baku yang di order ke
1. Menurut Pendapat FIskus supplier, supplier sudah
Debit note digabung pada saat mengirimkan ke gudang PT X,
penagihan menggunakan commercial dan sudah terjadi proses
invoice dan di Pemberitahuan Ekspor produksi sebagian atau
(PEB) Barang, karena PPN dikenakan seluruhnya.
atas nilai penggantian (nilai seharusnya 2) Tagihan Debit Note atas selisih
diminta) bukan hanya dari harga jual. biaya pengiriman (shipping charge)
Adanya pelepasan hak penagihan oleh ekspor produk dimana berdasarkan
Wajib Pajak dan jasa penalangan yang trading contract pengiriman
dilakukan Wajib Pajak atas beban yang melalui jalur laut karena kondisi
dibayar dahulu untuk kepentingan tertentu sehingga pengiriman
pembeli. Sehingga menurut fiskus mengharuskan melalui jalur udara,
transaksi Wajib Pajak atas debit note maka atas selisih biaya pengiriman
merupakan objek Pajak Pertambahan PT. X tagih dengan menerbitkan
Nilai (PPN). Debit Note.
3) Tagihan Debit Note atas tambahan
2. Menurut Pendapat Wajib Pajak biaya yang dikenakan supplier
kepada PT. X karena Minimum
TRANSPARANSI Volume VII, Nomor 02, September 2015
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

Order Quantity (MOQ charge) atas Debit Note pada PT. X tahun 2012
bahan baku atas order buyer adalah sebagai berikut:
merupakan tanggung jawab buyer. 1. Ditinjau dari taxable supplies
Debit Note telah memenuhi
B. Analisis Dan Interpretasi legal character PPN sehingga
Penelitian secara merupakan Objek PPN
Berdasarkan data yang penulis sebagaimana diuraikan dalam table
peroleh maka analisis perlakuan PPN berikut:

Tabel 4.5 Legal Character PPN atas Debit Note PT. X Tahun 2012

Cancell Order MOQ Shipment Cost Keterangan

PPN diatur dengan UU sehingga berlaku


General tax
secara umum
Dapat dialihkan kepada konsumen
Indirect tax
akhir
PPN dikenakan atas seluruh konsumsi
On Consumption
BKP/JKP
Adanya metode Pengkreditan PPN
Non cumulative
dalam menentukan Utang PPN
Sumber: Olah Data Penulis

Jika Ditinjau dari taxable supplies 2) Pasal 1 angka 6, bahwa Jasa Kena
berdasarkan peraturan perundang- Pajak adalah jasa sebagaimana
undangan pajak di Indonesia, maka atas dimaksud dalam pasal 1 angka 5
transaksi Debit Note diatur sebagai yang dikenakan pajak berdasarkan
berikut: Undang-undang ini.
a. Cancelled Order Charger (penalty 3) Pasal 1 angka 17, bahwa Dasar
fees) Pengenaan Pajak adalah jumlah
Berdasarkan Undang-undang Harga Jual, Penggantian, Nilai
Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Impor, Nilai Ekspor, atau Nilai
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Lain yang ditetapkan dengan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah Peraturan Menteri Keuangan yang
sebagaimana telah diubah terakhir dipakai sebagai dasar untuk
dengan Undang-undang Nomor 42 menghitung pajak yang terutang.
Tahun 2009 yang selanjutnya disebut 4) Pasal 1 angka 19, bahwa
UU PPN, antara lain mengatur: Penggantian adalah nilai berupa
uang, termasuk semua biaya yang
1) Pasal 1 angka 5, bahwa Jasa adalah diminta atau seharusnya diminta
setiap kegiatan pelayanan yang oleh pengusaha karena penyerahan
berdasarkan suatu perikatan atau Jasa Kena Pajak, ekspor Jasa Kena
perbuatan hukum yang Pajak, atau ekspor Barang Kena
menyebabkan suatu barang, Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak
fasilitas, kemudahan atau hak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
tersedia untuk dipakai, termasuk yang dipungut menurut Undang-
jasa yang dilakukan untuk Undang ini dan potongan harga
menghasilkan barang karena yang dicantumkan dalam Faktur
pesanan atau permintaan dengan Pajak, atau nilai berupa uang yang
bahan dan atas petunjuk dari dibayar atau seharusnya dibayar
pemesan. oleh Penerima Jasa karena
pemanfaatan Jasa Kena Pajak
Dian Wahyudin, Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai .....

dan/atau oleh penerima manfaat pasal 1 angka 2 yang dikenakan


Barang Kena Pajak Tidak pajak berdasarkan Undang-undang
Berwujud karena pemanfaatan ini.
Barang Kena Pajak Tidak 3) Pasal 1 angka 11, bahwa ekspor
Berwujud dari luar Daerah Pabean barang kena pajak berwujud adalah
di dalam Daerah Pabean. setiap kegiatan mengeluarkan
5) Pasal 4 huruf h, bahwa Objek PPN Barang Kena Pajak Berwujud dari
salah satunya adalah ekspor Jasa dalam Daerah Pabean ke luar
Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Daerah Pabean
Pajak. 4) Pasal 1 angka 17, bahwa Dasar
6) Pasal 4A ayat (3) menetapkan Pengenaan Pajak adalah jumlah
jenis-jenis jasa yang tidak Harga Jual, Penggantian, Nilai
dikenakan Pajak Pertambahan Impor, Nilai Ekspor, atau Nilai
canceled order tidak termasuk Lain yang ditetapkan dengan
kedalam jenis jasa yang tidak Peraturan Menteri Keuangan yang
dikenakan PPN. dipakai sebagai dasar untuk
menghitung pajak yang terutang.
Berdasarkan ketentuan pada uraian 5) Pasal 1 angka 26, bahwa Nilai
diatas, penulis berpendapat bahwa atas Ekspor adalah nilai berupa uang,
pembayaran Cancel Order (penalty termasuk semua biaya yang
fees) merupakan Objek PPN atas diminta atau seharusnya diminta
ekspor JKP mengingat dalam oleh eksportir.
pembayaran tersebut termasuk nilai 6) Pasal 4 huruf f, bahwa Objek PPN
penggantian atas biaya-biaya yang salah satunya adalah ekspor
dikeluarkan sehubungan dengan Barang Kena Pajak Berwujud oleh
penyerahan barang/jasa yang akan Pengusaha Kena Pajak.
diserahkan kepada buyer hal ini sejalan Berdasarkan ketentuan pada
dengan PT. X menerbitkan Debit Note uraian diatas, penulis berpendapat
untuk menagih kepada buyer atas bahwa atas pembayaran shipping
cancel order yang supplier bebankan charge merupakan Objek PPN yang
pada PT. X akibat dari pembatalan merupakan kesatuan dengan ekspor
order oleh buyer berarti adanya BKP berwujud mengingat dalam
pelepasan haknya untuk menggugat pembayaran tersebut termasuk nilai
atau mengklaim kompensasi, ekspor nilai berupa uang, termasuk
reimbursement kerusakan dan kerugian semua biaya yang diminta atau
akibat cancelled order. seharusnya diminta oleh eksportir.
Sehingga seharusnya shipping charge
b. Shipping Charge merupakan kesatuan menjadi nilai
Berdasarkan UU PPN, antara lain ekspor di Pemberitahuan Ekspor
mengatur: Barang (PEB).
1) Pasal 1 angka 2, bahwa barang
adalah barang berwujud, yang c. MOQ Charge
menurut sifat atau hukumnya dapat MOQ charge merupakan
berupa barang bergerak atau kesatuan dari pembelian sehingga
barang tidak bergerak, dan barang MOQ merupakan bagian dari harga
tidak berwujud.. pokok penjualan. Jika di ilustrasikan
2) Pasal 1 angka 3, bahwa barang maka MOQ sebagai berikut:
Kena Pajak adalah barang
sebagaimana dimaksud dalam
Dian Wahyudin, Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai .....

Gambar 4.1 : Ilustrasi Posting Biaya

Material WIP FG CGS


Beginning Balance Row Material Cost
Purchased Indirect Material Cost
Ending Balance
A/C FOH
Other Factory Expenses
Factory Depreciation Reclass to Factory Overhead
Machinery Depreciation
Factory Electricity
Other Factory Expenses

Factory Wage & Salary


Wage & Salary Indirect Labor
Direct Labor

Note:
A/C FOH : Account Contol Factory Overhead
WIP : Work In Process
FG : Finished Goods
CGS : Cost of Goods Sold
Sumber: Olah Data Penulis

Berdasarkan uraian diatas, penulis 0%. Hampir seluruh negara saat ini
berpendapat bahwa atas pembayaran menggunakan destination principle karena
MOQ charger merupakan Objek PPN atas Iebih netral untuk perdagangan
ekspor BKP berwujud mengingat MOQ internasional (cross border transaction).
charger merupakan bagian dari harga Hal ini dilakukan dalam rangka
pokok penjualan sehingga seharusnya harmonisasi perpajakan demi terciptanya
MOQ merupakan kesatuan dengan harga suatu iklim perdagangan internasional
jual/FOB dan ditagih dengan menaikan yang fair dan netral.
harga jual/FOB dan di laporkan dalam Jika ditinjau dari destination
PEB. Principle berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan pajak di Indonesia,
2. Ditinjau dari destination Principle maka atas transaksi Debit Note diatur
Berdasarkan pendapat Menurut Ben sebagai berikut:
Terra dalam bukunya Sales Taxation: The
case of Value Added Tax in The European a. Cancelled Order Charger (penalty
Community dan sejalan dengan pendapat fees)
Gulls, Scheck dan Oldman ataupun Alan Cancel Order (penalty fees)
Tait dalam bukunya Value Added Tax: a merupakan Objek PPN atas ekspor JKP.
Comparative Approach berdasarkan Ketentuan Ekspor JKP Menurut UU PPN
prinsip tujuan (destination principle), Pasal 4 ayat (1) huruf h UU PPN
negara yang berhak mengenakan pajak menyatakan bahwa Pajak Pertambahan
dalam hal ini PPN adalah negara dimana Nilai (PPN) dikenakan atas kegiatan
barang tersebut dikonsumsi dalam Daerah ekspor JKP oleh pengusaha kena pajak.
Pabean (taxing jurisdiction), tanpa Dalam memori penjelasannya ditegaskan
memperhatikan dimana barang dan jasa bahwa termasuk dalam pengertian ekspor
tersebut diproduksi. Jika barang diimpor JKP adalah penyerahan JKP dari dalam
maka akan kena pajak. tetapi jika barang Daerah Pabean ke luar Daerah Pabean
diekspor maka tidak akan dikenakan pajak oleh PKP yang menghasilkan dan
atau dikenakan pajak namun dengan tarif melakukan ekspor BKP berwujud atas
Dian Wahyudin, Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai .....

dasar pesanan atau permintaan dengan Pabean. Dalam memori penjelasannya PP


bahan dan atas petunjuk dari pemesan di tersebut menyatakan bahwa menurut
luar Daerah Pabean. memori penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf c
Kemudian berdasarkan Pasal 7 ayat UU PPN, pengenaan PPN tidak
(2), UU PPN menegaskan bahwa tarif mensyaratkan apakah jasa harus
PPN atas ekspor JKP ditetapkan sebesar dikonsumsi atau dimanfaatkan di dalam
0%. Karena menurut penjelasan UU PPN, atau di luar Daerah Pabean. Sehingga
yang ada di memori penjelasan Pasal 4 berdasarkan PMK No. 30/PMK.03/2012
ayat (2), pengenaan PPN 0% (nol persen) dan PP No. 1 Tahun 2012 ada ketentuan
itu dikarenakan PPN secara prinsip adalah lain yang harus terpenuhi agar ekspor JKP
pajak yang dikenakan atas konsumsi menganut destination principle. Terakhir
Barang Kena Pajak (BKP) di dalam ditegaskan Direktur Jenderal Pajak
Daerah Pabean. Dan berhubung terhadap Republik Indonesia Surat Edaran Direktur
dalam konteks ekspor JKP konsumsi JKP- Jenderal Pajak Nomor SE - 49/PJ/2011
nya terjadi di luar Daerah Pabean, itulah tentang Penyampaian Peraturan Menteri
sebabnya PPN yang dikenakan nol persen Keuangan Nomor 30/PMK.03/2011
(destination principle). Tentang Perubahan Atas Peraturan
Tetapi Menteri Keuangan yang Menteri Keuangan Nomor
diberikan kewenangan oleh Pasal 4 ayat 70/PMK.03/2010 Tentang Batasan
(2) UU PPN untuk menetapkan batasan Kegiatan Dan Jenis Jasa Kena Pajak Yang
kegiatan dan jenis JKP yang atas Atas Ekspornya Dikenai Pajak
ekspornya dikenai PPN tersebut, Pertambahan Nilai dalam poin 3 huruf b
kemudian menerbitkan Peraturan Menteri menjelaskan bahwa apabila jasa kena
Keuangan (PMK) Nomor pajak tersebut dilakukan di luar daerah
70/PMK.03/2010 sebagaimana telah pabean, atasnya tidak terutang pajak
diubah terakhir dengan pertambahan nilai karena di luar cakupan
30/PMK.03/2011.PMK ini ternyata hanya undang-undang pajak pertambahan nilai
menetapkan 3 (tiga) jenis JKP yang atas hal ini jelas bahwa selama tidak ada
ekspornya dikenai PPN sebagaimana penyerahan di dalam daerah pabean maka
dimaksud Pasal 4 ayat (1) huruf h UU akan ekspor JKP akan menggunakan
PPN. Ketiga jenis JKP tersebut adalah: destination principle.
1. Jasa maklon, dengan syarat pemesan Sehingga berdasarkan uraian diatas
atau penerima jasa berada di luar maka atas ekspor JKP berupa Cancelled
Daerah Pabean dan merupakan Wajib Order Charger (penalty fees) merupakan
Pajak luar negeri serta tidak objek PPN yang dikenakan tarif 0% (nol
mempunyai BUT di Indonesia; persen) dan menganut destination
2. Jasa perawatan dan perbaikan atas principle. Hal ini dikarenakan tidak ada
barang bergerak yang dimanfaatkan di penyerahan di dalam daerah pabean
luar Daerah Pabean; dan karena berupa pelepasan haknya untuk
3. Jasa konstruksi, yang meliputi jasa menggugat atau mengklaim kompensasi,
perencanaan, jasa pelaksanaan dan reimbursement kerusakan dan kerugian
jasa pengawasan pekerjaan akibat cancelled order kepada buyer di
konstruksi, yang proyek luar daerah pabean sebagaimana dimaksud
konstruksinya terletak di luar Daerah pasal 6 PP No. 1 Tahun 2012 .
Pabean.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) b. Shipping Charge
Nomor 1 Tahun 2012. Dalam Pasal 6, PP shipping charge merupakan Objek
Nomor 1 Tahun 2012 itu menyatakan PPN, hal ini dikarenakan shiping charge
bahwa PPN dikenakan atas penyerahan merupakan kesatuan dengan ekspor BKP.
JKP di dalam Daerah Pabean yang Sehingga mengacu pada pasal 7 ayat (2)
dilakukan oleh pengusaha yang dikenakan 0% (nol persen) dan menganut
dimanfaatkan di dalam atau di luar Daerah destination principle.
TRANSPARANSI Volume VII, Nomor 02, September 2015
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

Objek PPN yang merupakan kesatuan


c. MOQ Charge dengan ekspor BKP berwujud Pasal 4
MOQ charge merupakan Objek PPN, hal huruf f UU PPN, mengingat dalam
ini dikarenakan MOQ charge merupakan pembayaran tersebut termasuk nilai ekspor
bagian dari pembelian bahan baku yang nilai berupa uang, termasuk semua biaya
merupakan bagian dari harga pokok yang diminta atau seharusnya diminta oleh
penjualan sehingga seharusnya tagihannya eksportir sebagaimana diatur dalam Pasal
menjadi kesatuan dengan ekspor BKP. 1 angka 26. Sehingga seharusnya shipping
Sehingga mengacu pada pasal 7 ayat (2) charge merupakan kesatuan menjadi nilai
dikenakan 0% (nol persen) dan menganut ekspor di Pemberitahuan Ekspor Barang
destination principle. (PEB).

C. Simpulan c. MOQ Charge


Dari hasil analisis dan penjelasan penulis berpendapat bahwa atas
yang telah dikemukakan pada bab-bab pembayaran MOQ charger merupakan
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: Objek PPN atas ekspor BKP berwujud
1. Ditinjau dari taxable supplies karena Pasal 4 huruf f UU PPN, mengingat MOQ
penyerahan telah memenuhi legal charger merupakan bagian dari harga
character PPN dan berdasarkan Undang- pokok penjualan sehingga seharusnya
undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang MOQ merupakan kesatuan dengan harga
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa jual/FOB dan ditagih dengan menaikan
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah harga jual/FOB dan di laporkan dalam
sebagaimana telah diubah terakhir dengan PEB sebagaimana diatur dalam Pasal 1
Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 angka 26.
yang selanjutnya disebut UU PPN, maka
perlakuan PPN atas Debit note adalah 2. Ditinjau dari destination Principle maka
sebagai berikut: perlakuan PPN atas Debit note adalah
a. Cancelled Order Charger (penalty fees) sebagai berikut:
Penulis berpendapat bahwa atas a. Cancelled Order Charger (penalty
pembayaran Cancel Order (penalty fees) fees)
merupakan Objek PPN atas ekspor JKP Atas ekspor JKP berupa
berdasarkan Pasal 4 huruf h UU PPN dan Cancelled Order Charger (penalty
tidak termasuk yang dikecualikan dari jasa fees) merupakan objek PPN yang
yang dikecualikan dari pengenaan PPN dikenakan tarif 0% (nol persen) dan
sebagaimana diatur Pasal 4A ayat (3) UU menganut destination principle. Hal
PPN, mengingat dalam pembayaran ini dikarenakan tidak ada penyerahan
tersebut termasuk nilai penggantian atas di dalam daerah pabean karena berupa
biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan pelepasan haknya untuk menggugat
dengan penyerahan barang/jasa yang akan atau mengklaim kompensasi,
diserahkan kepada buyer hal ini sejalan reimbursement kerusakan dan
dengan PT. X menerbitkan Debit Note kerugian akibat cancelled order
untuk menagih kepada buyer atas cancel kepada buyer di luar daerah pabean
order yang supplier bebankan pada PT. X sebagaimana dimaksud pasal 6 PP
akibat dari pembatalan order oleh buyer No. 1 Tahun 2012 .
berarti adanya pelepasan haknya untuk b. Shipping Charge
menggugat atau mengklaim kompensasi, shipping charge merupakan
reimbursement kerusakan dan kerugian Objek PPN, hal ini dikarenakan
akibat cancelled order. shiping charge merupakan kesatuan
b. Shipping Charge dengan ekspor BKP. Sehingga
Penulis berpendapat bahwa atas mengacu pada pasal 7 ayat (2)
pembayaran shipping charge merupakan
Dian Wahyudin, Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai .....

dikenakan 0% (nol persen) dan


menganut destination principle.
c. MOQ Charge
MOQ charge merupakan Objek
PPN, hal ini dikarenakan MOQ
charge merupakan bagian dari
pembelian bahan baku yang
merupakan bagian dari harga pokok
penjualan sehingga seharusnya
tagihannya menjadi kesatuan dengan
ekspor BKP. Sehingga mengacu pada
pasal 7 ayat (2) dikenakan 0% (nol
persen) dan menganut destination
principle.

Anda mungkin juga menyukai