Disusun Oleh
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
pertolongan dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan LaporanPraktek
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
PKPA ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker di
Universitas 17 Agustus 1945, agar setiap calon Apoteker mendapatkan
pengetahuan dan gambaran yang jelas mengenai Rumah Sakit yang merupakan
salah satu tempat pengabdian profesi Apoteker.
Ucapan terima kasih tak terhingga disampaikan kepada Ibu Siti Aisyah
S.Si.,Aptsebagai pembimbing di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih dan
Ibu Okpri Meila,M.Farm,Apt sebagai pembimbing di Universitas 17 Agustus 1945
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan dukungan moril
serta saran selama pelaksanaan PKPA di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka
Putih Periode 1 Maret 31 April 2017.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada :
1. Dr. Prastowo Sidi Pramuno, Sp. A selaku Direktur Utama Rumah Sakit
Islam Jakarta Cempaka Putih.
2. Ibu Siti Aisyah, S.Si., Apt selaku Manajer Farmasi Rumah Sakit Islam
Jakarta Cempaka Putih.
3. Bapak Dr. Hasan Rachmat, M.DEA., Apt selaku Dekan Farmasi
Universitas 17 Agustus 1945.
4. Ibu Diana Laila Ramatillah, M.Farm., Apt selaku Ketua Program Studi
Profesi Apoteker Universitas 17 Agustus 1945.
5. Ibu Okpri Meila, M.Farm., Apt., selaku pengelola Tugas Ketua Program
Studi Profesi Apoteker di Universitas 17 Agustus 1945
6. Ibu Nur Laila Sari, S.Farm., Apt yang telah membimbing kegiatan
Pemantauan Terapi Obat di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
7. Bapak Ferry Satria Wirawan, S.Farm., Apt yang telah memberi
pengarahankegiatan PKPA di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
2
8. Seluruh pegawai Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih yang telah
membantu PKPA selama di rumah sakit.
9. Seluruh pegawai Farmasi Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Depo-Depo
Farmasi di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih yang telah
membantu kami selama PKPA.
10. Seluruh staf pengajar Program Profesi Apoteker Universitas 17 Agustus
1945.
11. Kedua Orang Tua tercinta, kakak,serta keluarga atas doa, kesabaran,
bimbingan, dukungan moral, materi, serta kasih sayang.
12. Teman-teman Mahasiswa/i Apoteker angkatan XXXVII teman teman
seperjuangan PKPA atas bantuan dan motivasi yang telah diberikan.
13. Seluruh pihak yang telah banyak membantu penyusun dalam penulisan
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Departemen Farmasi Rumah
Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat membantu, memberikan
informasi serta menambah pengetahuan bagi para pembaca sehingga penulis
dapat memperbaiki bentuk maupun isi yang kelak dapat menjadi lebih baik.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu diperlukan kritik dan saran dari pembaca yang membangun demi
penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
ilmu pengetahuan khususnya dunia kefarmasian.
Penyusun
DAFTAR ISI
3
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Definisi Penyakit...................................................................... 3
B. Klasifikasi Dan Etiologi Nyeri Kepala.................................... 3
C. Patofisiologi............................................................................. 5
D. Penatalaksanaan....................................................................... 6
E. Uraian obat............................................................................... 8
A. Identitas Pasien........................................................................ 13
B. Data Subjektif Pasien............................................................... 14
C. Data Objektif Pasien................................................................ 14
D. Profil Pengobatan Pasien......................................................... 16
E. Assesment and Plan................................................................. 17
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................... 20
A. Pembahasan Kasus................................................................... 20
BAB V PENUTUP................................................................................. 22
A. Kesimpulan.............................................................................. 22
B. Saran........................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 23
4
BAB I
PENDAHULUAN
migrain dan sebanyak 1,1 juta pekerja tidak mengalami nyeri kepala. Penelitian
memperkirakan beban penyakit nasional akibat nyeri kepala migrain sebesar 12,7
miliar US dollar per tahun untuk biaya kesehatan dan 12 miliar US dollar per
pendek, dan kompensasi pekerja) (Thomson Medstat, 2006). Selain itu, secara
Hampir setiap orang mengalami nyeri kepala. Sebagian besar nyeri kepala
tidak berkaitan dengan kerusakan otak. Nyeri kepala biasanya terjadi akibat
ketegangan pada otot-otot di leher, kulit kepala dan dahi yang berkaitan dengan
rasa cemas, stres atau kelelahan. Nyeri kepala dapat pula diakibatkan oleh
infeksi dan alergi saluran nafas, gangguan mata yang di sertai ketegangan otot
intrakranium dan peradangan atau pembengkakan pada daerah otak itu sendiri
(Sherwood, 2001).
1
Di dalam literatur kedokteran, tension-type headache (TTH) memiliki
kepala tegang otot, nyeri kepala tegang otot. Dahulu, TTH pernah dinamai stress
tidak diperburuk oleh aktivitas fi sik, bersifat ringan hingga sedang, tidak disertai
(atau minimal) mual dan/ atau muntah, serta disertai fotofobia atau fonofobia.1,2
(1 TTH episodik yang jarang (infrequent episodic): 1 serangan per bulan atau
(2) TTH episodik yang sering (frequent episodic): 1-14 serangan per bulan atau
(3) TTH menahun (chronic): lebih dari 15 serangan atau sekurangnya 180 hari per
tahun.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Chepalgia
belakang mata serta perbatasan antara leher dan kepala bagian belakang.
Chepalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama
manusia. Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan
stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau
berikut:
3
Nyeri kepala tegang otot adalah bentuk sakit kepala yang paling sering
tajam, menusuk atau membakar. Orang dengan kondisi ini berkata bahwa
rasa sakit terasa seperti alat pengorek api yang panas pada mata atau bola
mata serasa terdorong keluar. Orang dengan sakit kepala cluster muncul
subarakhnoid).
8. Sakit kepala dihubungkan dengan gangguan intrakranial non vaskuler
(hipoglikemia).
12. Sakit kepala atau nyeri wajah yang dihubungkan dengan gangguan kepala,
4
C. Patofisiolgi
peka nyeri di kepala. Jika struktur tersebut yang terletak pada atau pun diatas
tentorium serebeli dirangsang maka rasa nyeri akan timbul terasa menjalar
pada daerah didepan batas garis vertikal yang ditarik dari kedua telinga kiri
2. Iritasi kimiawi terhadap selaput otak seperti pada perdarahan subdural atau
akut).
5
6. Gangguan terhadap otot-otot yang mempunyai hubungan dengan kepala,
7. Penjalaran nyeri (reffererd pain) dari daerah mata (glaukoma, iritis), sinus
(sinusitis), baseol kranii ( ca. Nasofaring), gigi geligi (pulpitis dan molar III
D. Penatalaksanaan
Pembinaan hubungan empati awal yang hangat antara dokter dan pasien
menghilangkan rasa takut akan adanya tumor otak atau penyakit intrakranial
penyakit yang mendasari dengan obat anti cemas atau anti depresi serta
Bila depresi berat dengan kemungkinan bunuh diri maka pasien harus dirujuk
ke ahli jiwa
6
E. Uraian Obat
1. Paracetamol (BNF 57)
Komposisi Paracetamol
nyeri ringan sampai sedang, demam
Indikasi
Dosis Pakai Oral, 0,5-1 g setiap 4-6 jam 500 mg untuk maks. dari 4 g
harian; ANAK 2 bulan 60 mg untuk pasca-imunisasi
demam, diulang sekali setelah 6 jam jika perlu;
dinyatakan di bawah 3 bulan, melihat BNF untuk Anak-anak; 3
bulan-1 tahun 60-120 mg, 1-5 tahun 120-250 mg,
6-12 tahun 250-500 mg; dosis ini mungkin
diulang setiap 4-6 jam bila diperlukan (max. dari
4 dosis dalam 24 jam)
7
Efek samping ruam, gangguan darah(Termasuk trombositopenia,
leukopenia,neutropenia) dilaporkan; hipotensi juga melaporkan,
Hepatotoksis
Alergi parasetamol atau acetaminophen Gangguan fungsi hati
Kontraindikas
dan penyakit hati Gangguan Fungsi Ginjal Serius, Gizi Buruk
i
Komposisi Erdosteine
Mukolitik, sebagai sekretolitik pada gangguan saluran napas
Indikasi akut & kronik.
8
Penyekat , metildopa, reserpin, alkaloidveratrum,
Interaksi
digitalis, ketokonazol, eritromisin, simetidin.
Komposisi Celecoxib
Bantuan dari tanda-tanda, Radang sendi pada orang dewasa,
Indikasi
pengobatan nyeri akut pada orang dewasa setelah operasi atau
cedera muskuloskeletal.Nyeri sedang dan berat, misalnya pada
perlukaan, peradangan, atau saat haid
Dosis Pakai Dosis terendah harus dicari untuk setiap pasien. OA &
ankylosing spondylitis 200 mg sekali sehari atau 100 mg dua
kali sehari. RA 100-200 mg dua kali sehari. nyeri akut Awalnya
400 mg diikuti dengan tambahan 200 mg, jika diperlukan pada
hari 1. Pada hari-hari berikutnya, 200 mg dua kali sehari. Max:
7 hari.
sakit kepala, nyeri perut, mual, diare, muntah, buang-buang
Efek samping
angin, dan sulit tidur. Efek samping lainnya yang relatif berat
namun lebih jarang terjadi adalah pingsan, gagal ginjal, gagal
jantung, memburuknya penyakit tekanan darah tinggi, nyeri
dada, telinga berdenging, pendengaran berkurang, perdarahan,
pandangan kabur, kecemasan, sensitif terhadap cahaya, berat
badan naik, dan badan lemah.
Seperti halnya obat antiinflamasi non steroid lainnya, celebrex
juga dapat menyebabkan ulkus (luka) lambung atau usus halus
selama konsumsi obat ini.
Alergi tipe reaksi sulfonamid, aspirin atau NSAID lainnya,
Kontraindikas
asma & urtikaria. Pengobatan nyeri peri-op dalam pengaturan
i
koroner artery bypass graft (CABG) operasi.
Dapat mengurangi efek antihipertensi ACE inhibitor Dapat
Interaksi
mengurangi efek natriuretik furosemide. Peningkatan tingkat GI
ulserasi w / asam asetilsalisilat. Flukonazol meningkatkan pekat
9
celecoxib plasma. tingkat lithium plasma meningkat w /
celecoxib. Risiko komplikasi perdarahan meningkat bersama
warfarin.
Komposisi Azitromycin
Pengobatan atas & infeksi saluran, kulit & struktur lembut lebih
Indikasi
rendah. uretritis non-gonokokal & servisitis karena Chlamydia
trachomatis.
Dosis Pakai Dewasa, orang tua dan anak berusia> 16 thn saluran, kulit &
struktur kulit & infeksi-infeksi Day 1: 500 mg sehari sebagai
dosis tunggal. Hari 2-5: 250 mg setiap hari. uretritis non-
gonokokal & servisitis 100 mg sehari sebagai dosis tunggal.
mual, muntah, diare, kembung, flatulensi, palpitasi, nyeri dada,
Efek samping
dispepsia, dan nyeri pada perut. Gugup, ruam kulit, melena dan
jaundice kolestatik, monilia, vaginitis dan nefritis, pusing, sakit
kepala, vertigo, somnolence, letih, fotosensitifitas dan shock
anafilaksis
Hipersensitivitas terhadap eritromisin, azitromisin & makrolida
Kontraindikas
lainnya. gangguan fungsi hati.
i
Antasida, antihistamines, theophylline, anticoagulant,
Interaksi
carbamazepine, cyclosporines, digoxin.
10
5. Serangan migrain.
Dosis Pakai Dewasa 100-150 mg dalam 2-3 dosis terbagi setiap hari. Max
dosis: 150 mg / hari (nyeri & osteoarthritis); 225 mg / hari
(RA); 125 mg / hari (ankylosing spondylitis).
Gangguan pada saluran gastrointestinal seperti mual, muntah,
Efek samping
sembelit, nyeri perut, diare, dispepsia, kembung, perdarahan /
perforasi, mulas, ulkus lambung dan duodenum.
perdarahan GI atau tukak / perforasi, hati berat, ginjal & gagal
Kontraindikas
jantung; nyeri peri-operatif di operasi cangkok bypass arteri
i
koroner. Kehamilan dan menyusui.
Lithium, digoksin, diuretik & antihipertensi lainnya, NSAID
Interaksi
lainnya & kortikosteroid, antikoagulan & antiplatelets, SSRI,
methotrexate, siklosporin, kuinolon, warfarin
Komposisi Tramadol
Indikasi 6. Sedang untuk nyeri akut & kronis yang parah & dalam
langkah-langkah diagnostik atau terapeutik yang menyakitkan.
nyeri pasca-op & nyeri persalinan. nyeri muskuloskeletal. nyeri
kanker. nyeri neuropatik
Dosis Pakai Dewasa & anak> 14 tahun 1 cap, hingga 8 cap harian. tab
menghambat Awalnya 1-2 tab sebagai dosis tunggal. Dosis
umum: 400 mg / hari. Anak berusia> 1 thn 1-2 mg / kg berat
11
badan / aplikasi. Supp Dewasa & anak> 14 tahun 1 supp,
hingga 4 supp sehari-hari. 50 mg / mL amp 1-2 amp IV, IM atau
SC, hingga 8 amp sehari-hari. 100 mg / 2 mL amp 1 amp IV, IM
atau SC, hingga 8 amp sehari-hari.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas Pasien
NamaPasien Tn. UB
Rm 0053xxxxxx
12
JenisKelamin Laki-laki
Umur 61 tahun
Status Menikah
Agama Islam
Pekerjaan -
Ruang Matahari II
13
B. Data Subjektif Pasien
PerkembanganKeluhanPasien
KeluhanPasien
04/04/17 05/04/17 06/04/17 07/04/17
Nyeri uluhati - -
-
Mual -
Nyeri perut -
Susah makan
< 120/80
TekananDarah 120/70 120/80 130/90 120/80
mmHg
2. Data Laboratorium
14
Pemeriksaan Normal 04/4 05/4
Hematokrit 40-52% 48 45
MCV/VER 80-100 Fl 85 84
MCH/HER 26-34 pg 28 28
15
D. Profil Pengobatan Pasien
1. Penggunaan obat selama pasien dirawat
Tanggal
Aturan
No Obat Dosis
Pakai 4/4/17 5/4/17 6/4/17 7/4/17
P S S M P S S M P S S M P S S M
Oral 6 12 18 24 6 12 18 24 6 12 18 24 6 12 18 24
16
E. Assesment and Plan (Identifikasi, Manajemendan Plan DRP)
17
Nama obat Rute Dosis lazim Dosis yang diberikan Kesesuaian dosis
Zycin 500 mg Oral Hari 1 : 500 mg/hari 1 x500 mg Hari pertama sesuai, hari ke 2
dan selanjutnya tidak ada
Hari 2-5 :250 mg/hari penurunan dosis
18
2. SOAP FARMASI
S Tn. UB ( 61th, 65kg) Keluhan utama : Nyeri kepala, Sesak setelah mengantar
anaknya bekerja, pingsan, muntah jam 8, Hidung tersumbat. Diagnosa : Chepalgia.
A Terdapat DRP :
2. Interaksi obat :
19
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien Tn. UB seorang laki-laki umur 61 tahun masuk ke rumah sakit pada
tanggal 4 April 2017 dengan keluhan Nyeri kepala, Sesak setelah mengantar
fisik/tanda vital pasien diketahui tekanan darah 120/70 namun meningkat setelah
atau peradangan yng diderita oleh pasien dari hasil pemeriksaan yang dilakukan
paracetamol 3x1 sebagai anti nyeri/antipiretik untuk menjaga agar suhu tubuh
pasien tidak meningkat, Aldisa diberikan 2x1 sehari untuk mengurangi gejala
hidung tersumbat, Celebrex diberikan untuk antiinflamasi atau nyeri dan dibagian
sendi, celebrex bekerja di COX 2 secara baik menghambat nyeri dengan efek
berpengaruh pada jantung. Zycin diberikan 1x1 sehari sebagai antibiotic untuk
infeksi saluran nafas, Erdobat diberikan 3x1 sehari sebagai mukolitik pada
mengurangi nyeri dengan dosis 3x1 sehari, Tramal diberikan sebagai pereda nyeri
kronik dan akut, tramal diberikan melalui I.V agar dapat bekerja secara langsung
20
Pada kasus ini terdapat DRP yaitu adanya pilihan obat yang kurang tepat
dimana pemberian obat NSAID untuk anti nyeri lebih dari satu seperti cataflam,
Celebrex, tramal. Sebaiknya pemberian obat yang memiliki indikasi yang sama
diberikan sesuai dengan gejala nyerinya saja agar tidak menimbulkan efek
samping yang dapat merugikan pasien. kemudian pemberian Aldisa dan Erdobat
memiliki indikasi yang hampir sama sebagai terapi untuk saluran pernafasan,
sebaiknya pemberian obat ini cukup satu saja karena keluhan pasien hanya
dengan indikasi pengobatannya. Adapun DRP yang terdapat pada kasus ini yaitu
21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
obat yang kurang tepat dan adanya interaksi antara obat yang diberikan
secara bersamaan.
B. Saran
1. Pemeriksaan untuk pasien yang memiliki nyeri kepala yang hebat
pemberian obat NSAID sebagai anti nyeri yang diberikan tepat tidak
DAFTAR PUSTAKA
22
Dito Anorogo 2014. Tension Type Headache. Neuroscience Department, Brain
and Circulation Institute of Indonesia (BCII) Surya University, Indonesia.
CDK-214/vol. 41 no.3, 2014
MIMSINDONESIA2016.http://www.mims.com/indonesia/drug/info/cyanocobala
min/?type=brief&mtype=generic
Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2002, Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2,
Alih Bahasa Kuncara, H.Y, dkk, EGC, Jakarta.
23