Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MANAJEMEN PASCA TAMBANG

KEGIATAN REKLAMASI DAN CSR PT. WAHANA BARATAMA MINING


KEC. SATUI & KINTAP, KAB. TANAH LAUT & TANAH BUMBU
KALIMANTAN SELATAN

Disusun Oleh:
Adji Dwi Saputra (11160980000049)
Nisrina Amalia (11160980000027)
Novialdi Alviansyah (11160980000001)

PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017
Pendahuluan
Pertambangan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengeksploitasi sumber
daya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kegiatan pertambangan meliputi
pengupasan lahan, pembongkaran lapisan batuan penutup, eksploitasi mineral/logam,
pengolahan hingga pemasaran. Dengan adanya kegiatan penambangan khususnya pada
metode penambangan terbuka atau open pit akan dapat merusak lahan tanaman atau hutan
yang akan berakibat pada kerusakan lingkungan, sehingga dapat menyebabkan penurunan
mutu lingkungan, berupa kerusakan ekosistem yang selanjutnya mengancam dan
membahayakan kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Kegiatan seperti pembukaan hutan,
penambangan, pembukaan lahan pertanian dan pemukiman, bertanggung jawab terhadap
kerusakan ekosistem yang terjadi. Akibat yang ditimbulkan antara lain kondisi fisik, kimia
dan biologis tanah menjadi buruk, seperti contohnya lapisan tanah tidak berprofil, terjadi bulk
density (pemadatan), kekurangan unsur hara yang penting, pH rendah, pencemaran oleh
logam-logam berat pada lahan bekas tambang, serta penurunan populasi mikroba tanah.
Untuk itu diperlukan adanya suatu kegiatan sebagai upaya pelestarian lingkungan agar tidak
terjadi kerusakan lebih lanjut. Upaya tersebut dapat ditempuh dengan cara merehabilitasi
ekosistem yang rusak. Dengan rehabilitasi tersebut diharapkan akan mampu memperbaiki
ekosistem yang rusak sehingga dapat pulih, mendekati atau bahkan lebih baik dibandingkan
kondisi semula agar dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya

Untuk itu diperlukan adanya suatu kegiatan sebagai upaya pelestarian lingkungan agar
tidak terjadi kerusakan lebih lanjut. Upaya tersebut dapat ditempuh dengan cara mereklamasi
ekosistem yang rusak. Dengan reklamasi tersebut diharapkan akan mampu memperbaiki
ekosistem yang rusak sehingga dapat pulih, mendekati atau bahkan lebih baik dibandingkan
kondisi semula. Dan salah satu cara yang dapat dilakuakan adalah dengan melakukan
reklamasi lahan.
Kegiatan Reklamasi dan CSR

PT. Wahana Baratama Mining melaksanakan kegiatan reklamasi dan revegetasi serta
pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang mengacu pada PERMEN ESDM No.7 tahun
2014, Perpu No.101 tahun 2014 dan Pergub Kalsel No.036 tahun 2008. Kegiatan reklamasi
PT Wahana Baratama Mining telah dilakukan pada lahan seluas 218,83 Ha dan pada area
disposal sebesar 837,20 Ha. Serta dilakukan kegiatan CSR untuk mengembangkan
masyarakat sehingga menjadikan masyarakat lebih mandiri. Kegiatan CSR pada PT. Wahanan
Baratama Mining mengacu pada empat pilar yaitu ekonomi kerakyatan, infrastruktur,
sumberdaya manusia, dan bantuan sosial.

Reklamasi
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang kegiatan pertambangan untuk
menata, memulihkan, dan memperbaiki lingkungan dan ekosistem sesuai dengan
fungsi awal sebagaimana peruntukkannya. Pada PT. Wahana Baratama Mining
kegiatan reklamasi dilaksanakan mengacu pada permen ESDM no. 7 tahun 2014.
Berikut beberapa kegiatan reklamasi:
Penataan Lahan / Recontouring
Recontouring pada PT. Wahana Baratama Mining dilakukan dengan membuat
grade lereng pada lapisan yang akan disebarkan top soil menjadi lebih rendah.
Sehingga kemiringan lereng menjadi lebih kecil guna memperkecil bahaya
longsor dan juga kehilangan bibit pada saat pembibitan akibat tergerus oleh air.

Spreading top soil


Penyebaran tanah pucuk atau spreading top soil adalah menyebar tanah pucuk
berwarna kuning kemerahan yang mengandung unsur hara pada area disposal atau
area bekas tambang dengan ketebalan 50 cm.

Smoothing
Smoothing merupakan penghalusan atau perataan permukaan tanah area disposal
atau area bekas tambang yang telah disebar tanah pucuk atau top soil agar dapat
dilakukan pembibitan atau penanaman tanaman.

Sistem Kendali Erosi


Kendali erosi adalah sistem yang dibuat untuk mencegah terjadinya erosi dengan
membuat saluran, guldan, back slope, paritan dan drop structure agar tidak terjadi
penggerusan yang terlalu besar pada tanah atau bidang lemah pada lahan
reklamasi.

Revegetasi
Revegetasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menanam kembali tumbuhan pada
lahan bekas tambang agar dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Berikut
tahapan kegiatan revegetasi pada PT Wahana Baratama Mining:
Penaburan cover crop
Penaburan cover crop adalah penaburan atau penanaman tanaman yang tumbuh
rapat yang ditanam dengan tujuan melindungi dan memelihara tanah sehingga
tanah siap untuk di tanami oleh tumbuhan primer. Cover crop ditanam sebelum
penanaman tanaman primer atau pohon pohon.

Penanaman kendali erosi


Untuk mengendalikan hilangnya top soil akibat adanya erosi maka di control
dengan penanaman gamalia pada bagian crest dan peletakan mulsa berupa jerami
pada lereng untuk mencegah bibit atau tanaman yang sudah mulai tumbuh di
lereng tidak tergerus oleh erosi atau air.

Penanaman tanaman fast growing


Penanaman fast growing yaitu penanaman tanaman atau pohon yang memiliki
pertumbuhan cepat. Penaman tumbuhan fast growing ini di atur oleh peraturan
esdm dimana untuk tanaman fast growing totalnya 60 %. Jenis tanaman yang
termasuk fast growing adalah :
o Jabon
o Trembesi
o Sengon
o Angsana

Penanaman native species


Penanaman native species yaitu penanaman tumbuhan endemik yang berada di
dalam wilayah pertambangan yang harus dikembalikan seperti semula. Tumbuhan
endemik ini harus mencapai 40% yang diatur dalam peraturan ESDM. Jenis
tanaman yang termasuk native species yaitu ulin, meranti, sungkai, tanjung,
gamal, kasturi, dll.

Perawatan
Setelah melaksanakan penaburan covercrop hingga penanaman tanaman native
species selanjutnya dilakukan perawatan agar tanaman dapat hidup dan tumbuh.
o Penyiangan
Penyiangan merupakan kegiatan pembersihan gulma yang berada disekitar
pohon primer dan sekaligus menggemburkan tanah.
o Pemangkasan
Pemangkasan adalah penghilangan beberapa bagian tanaman. Kegiatan ini
dilakukan untuk memangkas ranting-ranting tanaman yang terlalu rimbun,
terutama ranting-ranting yang dekat dengan permukaan tanah dalam rangka
memaksimalkan laju pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman.

o Pendangiran
Pendangiran adalah kegiatan penggemburan tanah disekitar tanaman pokok
yang bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Pendangiran merupakan
kegiatan yang mengaduk permukaan tanah disekitar pohon primer dan
sebaiknya dilakukan ketika musim hujan. Tujuan kegiatan ini adalah agar
tidak terjadi penggenangan air disekitar batang, yang mana dapat
menyebabkan pembusukan pada akar dan batang, memacu pertumbuhan
tanaman, menahan tumbuhnya gulma, aerasi tanah memungkinkan oksigen
masuk kedalam tanah serta meningkatkan kegiatan jasa mikroorganisme.
o Pemupukan
Pemupukan adalah pemberian bahan yang menyediakan unsur hara bagi
tanaman yang bertujuan untuk menyuburkan tanah. Kegiatan pemupukan di
lakukan dengan banyak metode salah satunya dengan membuat pendangiran
setelah itu ditaburkan pupuk. Pupuk yang digunakan NPK planta dengan
takaran penaburan 35-100 gram tiap tanaman hingga dalam satu hectar
terdapat 20-60 kg pupuk yang ditabur.

Untuk menunjang kegiatan revegetasi PT. Wahana baratama Mining melakukan


pembuatan pupuk kompos. Kegiatan pembuatan pupuk kompos ini menggunakan daun-
daun mati atau berguguran lalu dikumpulkan dan dihancurkan dengan menggunakan
mesin penggiling. Setelah dihancurkan diberi bakteri pengurai untuk mengurai menjadi
kompos
Penutupan tajuk
Penutupan tajuk adalah keadaan bagian tumbuhan yang saling bersentuhan.
revegetasi dikatakan berhasil jika sudah sampai tahap penutupan tajuk.
Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep dan tindakan yang
dilakukan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan dan social.
Corporate Social and Responsibility dapat dikategorikan sebagai bentuk implementasi
perusahaan dalam masyarakat dan negara untuk membangun masyarakat agar masyarakat
lebih mandiri. Bentuk implementasi perusahaan dan masyarakat dapat mencakup beberapa
aspek, yaitu: lingkungan, ekonomi, pendidikan, social budaya dan keagamaan.
Kegiatan CSR PT. Wahana Baratama Mining yang disebut sebagai kegiatan Communtiy
Development atau Comdev dibagi perwilayah menjadi Ring I sampai Ring II. Berikut
keterangan pembagian ring di PT Wahana Baratama Mining:
Ring I :
Wilayah terkena dampak langsung dari kegiatan operasional pertambangan,
merupakan lokasi dari keberadaan fasilitas utama perusahaan, dimana masyarakat
memiliki frekuensi hubungan tinggi dengan perusahaan. Lingkupnya adalah satu atau
beberapa desa yang wilayah atau area pencarian hidupnya terkena dampak langsung
dari kegiatan perusahaan, baik yang bersifat dampak lingkungan dan sosial
berdasarkan studi baseline (pendahuluan) dan Amdal (Analisa mengenai dampak
lingkungan).

Ring II :
Wilayah terkena dampak tidak langsung dari kegiatan pertambangan, bukan
merupakan lokasi dari keberadaan fasilitas perusahaan, dan masyarakatnya memiliki
frekuensi hubungan rendah dengan perusahaan namun lokasinya berdekatan dengan
wilayah penambangan.

Kegiatan ini lebih diprioritaskan kepada desa yang termasuk pada wilayah Ring I karena
wilayah Ring I ini merupakan yang terdekat dari area pertambangan. Ada 4 desa yang
terdapat pada wilayah Ring 1 sebagai berikut:
Desa Satui Timur, Kecamatan Satui
Desa Sungai Cuka, Kecamatan Satui
Desa Sejahtera Mulia, Kecamatan Satui
Desa Sungai Cuka, Kecamatan Kintap.
Kegiatan CSR pada PT. Wahana Baratama mining memiliki kerangka acuan yang terbagi
menjadi 4 pilar yaitu:

1. Ekonomi Kerakyatan
Ekonomi kerakyatan merupakan tujuan utama kegiatan Comdev di PT WBM. Karena
dengan adanya program ini diharapkan masyarakat sekitar menjadi lebih mandiri dan
produktif untuk kedepanya sehingga tercipta kehidupan dan kesejahteraan masyarakat diarea
sekitar pertambangan. Ekonomi masyarakat mencakup
Pertanian
Perternakan
Perikanan
Perkebunan
Industry

Untuk pembangunan di sektor pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan merupakan


kegiatan CSR PT. Wahana Baratama Mining. Dalam kegiatan ini dilakukan social mapping
terlebih dahulu sebelum di berikan bantuan berupa penunjang pertanian. Social mapping
dilakukan untuk mengetahui jenis pertanian yang sesuai, prospek, dan mengetahui kendala
apa yang tejadi pada sektor pertanian.

Pembangunan ekonomi rakyat melalui pembangunan industri merupakan salah satu


program baru yang dikembangkan oleh perusahaan. Dalam hal ini PT. Wahana Baratama
Mining membangun pabrik conblock untuk masyarakat Desa Sungai Cuka dengan menyuplai
alat-alat pabrik dan membangun bangunan pabrik. Pabrik yang dibangun akan dikelola oleh
Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) sehingga desa dapat memperdayakan masyarakat
sekitarnya agar masyarakat bisa berkembang dan lebih mandiri.
2. Infrastruktur
Infrastruktur merupakan jenis implementasi perusahaan dalam melakukan bantuan yang
diberikan dalam bentuk pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana umum, sehingga
masyarakat dapat menggunakan sarana dan prasarana umum dengan baik. Dengan adanya
kontribusi perusahaan terhadap pembangunan atau perbaikan infrastruktur, masyarakat dapat
beraktivitas dengan baik dan meningkatkan efisiensi kehidupan masyarakat. Seperti contoh
dengan adanya perbaikan atau pembangunan jalan dan jembatan masyarakat dapat mengakses
jalan dengan mudah. Sehingga akan memberikan dampak positif pada kehidupan masyarakat
khususnya perekonomian masyarakat. Dalam kegiatan infrastruktur terdapat tiga sub-pilar,
yaitu:
Jalan
PT. Wahana Baratama Mining melakukan perbaikan jalan desa dengan menyuplai alat
berat dan material batuan untuk perbaikan jalan. Material batuan disebar di jalan desa dan
alat Grader meratakan material batuan tersebut agar akses jalan desa menjadi lebih baik.

Jembatan
Jembatan merupakan salah satu infrastruktur penting untuk akses masyarakat. PT.
Wahana Baratama Mining melakukan perbaikan jembatan yang terbuat dari kayu dengan
mengganti dengan gorong-gorong sehingga mempermudah akses masyarakat.
Listrik
Beberapa desa sekitar area pertambangan masih belum dialiri listrik. Pada tahun 2011,
PT. Wahana Baratama Mining memberikan akses kepada masyarakat dengan mengajukan
permintaan akses listrik untuk PLN dan menyuplai KWH meter sebesar 300 watt untuk
masyarakat desa.
3. Sumber Daya Manusia
CSR sumber daya manusia adalah mengembangkan pribadi, karakter, kesehatan manusia
untuk menjadi lebih baik. Untuk menaikan kualitas Sumber Daya Manusia maka diperlukan
dana comdev yang dialokasikan diskektor pendidikan dan kesehatan yang didukung oleh
infrastruktur yang terbukti memberikan pengaruh dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia. Karena dapat disimpulkan suatu wilayah dengan perekonomian baik akan memiliki
sumber daya manusia yang baik juga.

Pendidikan
Kontribusi perusahaan terhadap pendidikan harus menjadi komitmen penting perusahaan
dalam membangun masyarakat agar masyarakat dapat menjadi lebih berwawasan luas dan
membangun karakter. Bentuk kontribusi PT. Wahana Baratama Mining terhadap
pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan adalah dengan pemberian
beasiswa, pengadaan alat dan sarana prasarana pendidikan dan pembangunan sekolah.
Kesehatan
Kesehatan merupakan suatu hal penting dalam kehidupan lingkungan masyarakat.
Pembangunan dalam bidang kesehatan merupakan salah satu upaya dalam memelihara
masyarakat agar dapat menjadi masyarakat yang unggul dan kesehatan merupakan salah
satu investasi bagi pembangunan sumber daya manusia agar dapat hidup lebih produktif.
Dalam hal ini PT. Wahana Baratama Mining berkontribusi untuk kesehatan masyarakat,
diantaranya dengan melakukan kegiatan donor darah, pembuatan posyandu, pengadaan
ambulance dan suplai bak sampah.
Agama
Pembangunan sumber daya manusia melalui keagamaan antara lain pembangunan
Majelis Taklim di daerah Sungai Danau Kecamatan Satui, pembangunan Taman
Pendidikan Al-Quran, pembangunan masjid/mushola, penyumbangan hewan qurban
untuk masyarakat setempat, santunan hingga buka puasa bersama yang telah menjadi
acara setiap tahun.
4. Bantuan Sosial
Bantuan sosial lain merupakan bentuk apresiasi dari perusahaan pertambangan untuk
membantu masyarakat sekitar yang membutuhkan bantuan baik bencana maupun perihal lain.
Bencana Alam
Bantuan sosial bencana alam merupakan salah satu bentuk kontribusi perusahaan dalam
memberikan pertolongan pada masyarakat yang terkena musibah bencana alam seperti
gempa bumi, kebakaran dan lain-lain.

Bantuan Lain
Bantuan lain merupakan bentuk bantuan sosial yang tidak termasuk dalam program yang
sudah ada pada 4 pilar yang dibuat oleh perusahaan. Bantuan lain yang dapat diberikan
perusahaan kepada masyarakat atas pertimbangan atau seberapa besar tingkat urgensi di
masyarakat.
Kesimpulan
Kegiatan reklamasi dan CSR pada PT.Wahana Baratama Mining telah dilakukan yang
mengacu kepada PERMEN ESDM No.7 tahun 2014, Perpu No.101 tahun 2014 dan Pergub
Kalsel No.036 tahun 2008. Hal ini ditunjukkan dengan adanya lahan reklamasi dan revegetasi
sebesar 218,83 Ha. PT. Wahana Baratama Mining melakukan kegiatan reklamasi dan
revegetasi yang dimulai dari Recontouring, spreading top soil, smoothing, kendali erosi,
perawatan, penanaman covercrop, penanaman tanaman pengendali erosi, penanaman
tumbuhan fast growing, penanaman native spesises hingga penutupan tajuk. Adapun PT.
Wahana Baratama Mining telah melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)
yang disebut sebagai Community Development yang dilakukan untuk mengembangkan
kehidupan masyarakat sekitar area penambangan menjadi masyarakat yang mandiri dan
memiliki kualitas tinggi dengan melakukan kegiatan 4 program pilar yaitu ekonomi
kerakyatan, infrastruktur, sumber daya manusia dan bantuan sosial yang memiliki dampak
langsung kepada masyarakat sekitar area penambangan di PT. Wahana Baratama Mining agar
dapat dilaksanakannya pembangunan yang berkelanjutan baik pada saat adanya kegiatan
penambangan maupun pasca tambang.

Anda mungkin juga menyukai