Anda di halaman 1dari 17

Makna dan Sejarah Tahun Baru Imlek

Posted by Mike Stev on 13.25 in Info Tionghoa | 7 komentar

Mike Portal | Tahun Baru China merupakan hari raya yang paling penting dalam masyarakat China. Perayaan Tahun Baru China juga
dikenal sebagai Chnji (Festival Musim Semi / Spring Festival), Nngl Xnnin (Tahun Baru), atau Gunin atau sin tjia.

Diluar daratan China, Tahun Baru China lebih dikenal sebagai Tahun Baru Imlek. Kata Imlek ( : Im = Bulan, Lek = penanggalan) berasal dari dialek
Hokkian atau mandarinya yin li yang berarti kalender bulan. Perayaan Tahun Baru Imlek dirayakan pada tanggal 1 hingga tanggal 15 pada bulan ke-1
penanggalan kalender China yang menggabungkan perhitungan matahari, bulan, 2 energi yin-yang, konstelasi bintang atau astrologi shio, 24 musim,
dan 5 unsur. (Festival Musim Semi).

Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama (bahasa
Tionghoa: ; pinyin: zhng yu) di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh di tanggal kelima belas (pada saat
bulan purnama). Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chx yang berarti malam pergantian tahun

Karena 1/5 penghuni bumi ini adalah orang China, maka Tahun Baru China hampir dirayakan oleh seluruh pelosok dunia dimana terdapat orang
China, keturunan China atau pecinan. Banyak bangsa yang bertetangga dengan China turut merayakan Tahun Baru China seperti Taiwan, Korea,
Mongolia, Vietnam, Nepal, Mongolia, Bhutan, dan Jepang.

Khusus di daratan China, Hong Kong, Macau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan negara-negara yang memiliki penduduk
beretnis China, Tahun Baru China dirayakan dan sebagian telah berakultrasi dengan budaya setempat. Dirayakan di daerah dengan populasi suku
Tionghoa, Tahun Baru Imlek dianggap sebagai hari libur besar untuk orang Tionghoa dan memiliki pengaruh pada perayaan tahun baru di tetangga
geografis Tiongkok, serta budaya yang dengannya orang Tionghoa berinteraksi meluas. Ini termasuk Korea, Mongolia, Nepal, Bhutan, Vietnam, dan
Jepang (sebelum 1873). Di Daratan Tiongkok, Hong Kong, Macau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan negara-negara lain
atau daerah dengan populasi suku Han yang signifikan, Tahun Baru Imlek juga dirayakan, dan pada berbagai derajat, telah menjadi bagian dari
budaya tradisional dari negara-negara tersebut.

SEJARAH IMLEK

Sebelum Dinasti Qin, tanggal perayaan permulaan sesuatu tahun masih belum jelas. Ada kemungkinan bahwa awal tahun bermula pada bulan 1
semasa Dinasti Xia, bulan 12 semasa Dinasti Shang, dan bulan 11 semasa Dinasti Zhou di China. Bulan kabisat yang dipakai untuk memastikan
kalendar Tionghoa sejalan dengan edaran mengelilingi matahari, selalu ditambah setelah bulan 12 sejak Dinasti Shang (menurut catatan tulang
ramalan) dan Zhou (menurut Sima Qian). Kaisar pertama China Qin Shi Huang menukar dan menetapkan bahwa tahun tionghoa berawal di bulan 10
pada 221 SM. Pada 104 SM, Kaisar Wu yang memerintah sewaktu Dinasti Han menetapkan bulan 1 sebagai awal tahun sampai sekarang

MITOLOGI TAHUN BARU IMLEK

Berdasarkan cerita rakyat dan legenda kuno, tahun baru China dirayakan ketika orang China berhasil melawan hewan mitos yang disebut sebagai
Nian yang berarti tahun dalam bahasa China. Makhluk Nian selalu muncul pada hari pertama Tahun Baru dan kedatangan Nian adalah memangsa
hewan ternak, memakan hasil pertanian dan bahkan penduduk, terutama anak-anak.

Untuk selamat dari petaka Nian, masyarakat [desa] China akan menaruh sejumlah makanan di depan pintu mereka pada hari pertama tahun baru.
Masyarakat percaya bahwa, jika Nian telah mengambil/memakan makanan yang telah disediakan oleh masyrakat, maka Nian tidak akan lagi
menyerang orang/warga.

Suatu ketika, seorang penduduk menyaksikan [satu/seekor/semakhluk] Nian ketakutan dan lari menghindar dari seorang anak yang berkostum merah.
Dari kejadian itu, maka penduduk desa akhirnya tahu kekurangan Nian yakni takut pada warna merah.

Semenjak itu, setiap menjelang dan selama Tahun Baru, penduduk akan menggantung lentera merah serta memasang tirai/gordin merah pada pintu
dan jendela. Selain itu, masyarakat juga menggunakan mercun untuk menakuti Nian.Sejak itulah, Nian tidak pernah lagi muncul di desa mereka.Dan
pada akhirnya, Nian berhasil ditangkap oleh Hongjun Lao Tze, seorang pendeta Tao. Nian kemudian menjadi hewan tunggangan Hongjun Lao Tze.

Adat-adat pengurisan Nian ini kemudian berkempang menjadi perayaan Tahun Baru. Gu nin (Hanzi tradisional: ; bahasa Tionghoa: ), yang
berarti menyambut tahun baru, secara harafiah berarti mengusir Nian.

SEJARAH PENANGGALAN IMLEK

Huang Di

Dragon Latern
Sistem kalender China mulai dikembangkan pada millenium ketiga sebelum masehi, konon ditemukan oleh penguasa legendaris pertama, Hung D,
yang memerintah antara tahun 2698 SM 2599 SM. Dan dikembangkan lagi oleh penguasa legendaris keempat, Kaisar Yo. Siklus 60 tahun (gnzh
atau lish jiz) mulai digunakan pada millennium kedua sebelum masehi. Kalender yang lebih lengkap ditetapkan pada tahun 841 SM pada zaman
Dinasti Zhu dengan menambahkan penerapan bulan ganda dan bulan pertama satu tahun dimulai dekat dengan titik balik matahari pada musim
dingin.
Dinasti Qin

Kalender Sfn (empat triwulan), yang mulai diterapkan sekitar tahun 484 SM, adalah kalender China pertama yang memakai perhitungan lebih akurat,
menggunakan penanggalan matahari 365 hari, dengan siklus 19 tahun (235 bulan), yang dalam ilmu pengetahuan Barat dikenal sebagai Peredaran
Metonic. Titik balik matahari musim dingin adalah bulan pertamanya dan bulan gandanya disisipi mengikuti bulan ke 12. Pada tahun 256 SM, kalender
ini mulai digunakan oleh negara Qn, kemudian diterapkan di seluruh negeri Cina setelah Qn mengambil alih keseluruhan negeri Cina dan menjadi
Dinasti Qn. Kelender ini tetap digunakan sepanjang separuh pertama Dinasti Hn Barat.

Dinasti Han

Kaisar W dari Dinasti Han Barat memperkenalkan reformasi kalender baru. Kalender Tich (Permulaan Agung) pada tahun 104 SM mempunyai
tahun dengan titik balik matahari musim dingin pada bulan ke 12 dan menentukan jumlah hari untuk penanggalan bulan (satu bulan 29 atau 30 hari)
dan bukan sesuai dengan prinsip terminologi matahari (yang secara keseluruhan sama dengan tanda zodiak). Sebab gerakan matahari digunakan
untuk mengkalkulasi Jiq (ciri-ciri musim).

REALITAS MAKNA TAHUN BARU IMLEK

Terlepas apakah mitos itu benar atau tidak, yang pasti perayaan Imlek merupakan perayaan yang dilakukan oleh para petani di Cina setelah melewati
musim dingin yang menusuk dan mensyukuri permulaan musim baru penuh harapan yakni musim semi yang terjadi tiap tahunnya.

Perayaan ini dimulai pada tanggal 30 bulan ke-12 dan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama (Cap Go Meh). Acaranya meliputi sembahyang Imlek,
sembahyang kepada Thian, dan perayaan Cap Go Meh. Tujuan dari persembahyangan ini adalah sebagai wujud syukur dan doa harapan agar di
tahun depan mendapat rezeki lebih banyak, untuk menjamu leluhur, dan sebagai sarana silaturahmi dengan kerabat dan tetangga.

Yang pasti, hari raya Imlek merupakan momen pertemuan seluruh anggota keluarga sekali dalam setahun. Anggota keluarga akan bersilahturahmi,
saling berbagi dan memberikan pengalaman selama setahun. Perayaan ini menjadi sangat berarti tatkala setiap anggota keluarga dan tetangga saling
menjalin kasih, saling mengayomi, dan memulai lembaran baru (dengan pakaian baru).

TAHUN BARU IMLEK DI INDONESIA

Di Indonesia, selama tahun 1968-1999, perayaan tahun baru Imlek dilarang dirayakan di depan umum. Dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun
1967, rezim Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, melarang segala hal yang berbau Tionghoa, di antaranya Imlek.
Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan kebebasan merayakan tahun baru Imlek pada tahun 2000 ketika Presiden
Abdurrahman Wahid mencabut Inpres Nomor 14/1967. Kemudian Presiden Abdurrahman Wahid menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan
Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya).
Baru pada tahun 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri mulai tahun 2003.

7 Tradisi Unik Perayaan Tahun Baru Imlek


Ketahuilah tradisi yang biasa dilakukan saat merayakan Imlek.

Pernak-pernik perayaan Imlek. (dok. MatahariMall)

Sin Cia atau Imlek tidak jauh berbeda dengan tahun baru masehi atau tahun baru Hijriah bagi umat Islam. Tahun baru Imlek
adalah tahun baru Cina. Pada umumnya, yang banyak merayakan Imlek adalah warga Tiongha.

Kata Imlek (im=bulan, lek=penanggalan) berasal dari dialek Hokkian atau Bahasa Mandarin-nya Yin Li yang berarti kalender
bulan (Lunar Newyear). Menurut sejarah, Sin Cia merupakan sebuah perayaan yang dilakukan oleh para petani di Tiongkok
yang biasanya jatuh pada tanggal satu di bulan pertama di awal tahun baru.

Perayaan ini juga berkaitan erat dengan pesta perayaan datangnya musim semi yang dimulai pada tanggal 30 bulan ke-12 dan
berakhir pada tanggal 15 bulan pertama atau yang lebih dikenal dengan istilah Cap Go Meh. Perayaan Imlek meliputi
sembahyang Imlek, sembahyang kepada Sang Pencipta / Thian (thian=Tuhan dalam Bahasa Mandarin), dan perayaan Cap Go
Meh. Tujuan dari sembahyang Imlek adalah sebagai bentuk pengucapan syukur, doa dan harapan agar di tahun depan
mendapat rezeki yang lebih banyak, untuk menjamu leluhur, dan sebagai media silaturahmi dengan keluarga dan kerabat.
Menjelang sembahyang Imlek, sesajen berupa makanan kesukaan leluhur ditata di atas meja berkain merah. Sesajen merupakan simbolisme harapan
keberuntungan dan kesejahteraan untuk leluhur dan keluarga untuk setahun ke depan. Mereka beragama Katolik, namun tetap menggelar tradisi ini untuk
menghormat leluhur mereka yang berasal dari "Sina Mutin Melakaorang Cina Putih dari Malaka." (Feri Latief)

Imlek adalah tradisi pergantian tahun. Sehingga yang merayakan Imlek ini seluruh etnis Tionghoa apapun agamanya. Bahkan
menurut Sidharta, Ketua Walubi, masyarakat Tionghoa Muslim juga turut merayakan Imlek.

Asal-usul Imlek sebenarnya berasal dari Tiongkok. Hari Raya Imlek merupakan istilah umum, yang dalam bahasa Tiongkok
disebut dengan Chung Ciea yang berarti Hari Raya Musim Semi. Hari Raya ini jatuh pada bulan Februari dan bila di negeri
Tiongkok, Korea dan Jepang ditandai dengan sudah mulainya musim semi. Perayaan Imlek mulai dikenal sejak jaman Dinasti
Xia, yang kemudian menyebar ke penjuru dunia, termasuk Indonesia oleh para perantau asal Cina. Tradisi tahunan itu pun di
kenal luas sebagai identitas budaya Tionghoa di tanah perantauan.

Dulunya, Negeri Tiongkok dikenal sebagai negara agraris. Setelah musim dingin berlalu, masyarakat mulai bercocok tanam dan
panen. Tibanya masa panen bersamaan waktunya dengan musim semi, cuaca cerah, bunga-bunga mekar dan berkembang.
Lalu musim panen ini dirayakan oleh masyarakat. Kegembiraan itu tergambar jelas dari sikap masyarakat yang saling
mengucapkan Gong Xi Fa Cai, kepada keluarga, kerabat, teman dan handai taulan. Gong Xi Fa Cai artinya ucapan selamat dan
semoga banyak rezeki. Adat ini kemudian di bawa oleh masyarakat Tionghoa ke manapun dia merantau, termasuk ke Indonesia.

Remaja putri dengan gaun merah memasang hiasan kepala ala Dinasti Qing, menjelang Imlek di Atambua. Dalam kebudayaan Cina, warna merah
menyimbolkan kebahagiaan. Simak liputan lengkap tentang Cina Timor di National Geographic Indonesia edisi Februari 2015. (Feri Latief)

Tradisi dalam perayaan Imlek


Setelah adanya kebijakan menghormati Pluralisme yang diberlakukan sejak era kepemimpinan Abdurrahman Wahid, pernak-
pernik imlek saat ini mudah sekali kita temui ketika mendekati perayaan tahun baru Imlek. Lalu apa saja tradisi yang biasa
dilakukan saat merayakan Imlek? Berikut ulasannya:

1. Membersihkan Rumah

Menyapu rumah berarti juga membersihkan rumah agar kotoran yang dianggap sebagai simbol kesialan disingkirkan, hingga
tersedia ruang yang cukup untuk menampung keberuntungan. Rumah yang bersih juga sedap dipandang mata kan? Setelah itu,
mereka akan menyingkirkan sapu dan sikat dari jangkauan. Mereka juga tidak diperbolehkan menyapu rumah saat hari pertama
tahun baru karena itu artinya mengusir keberuntungan yang sudah hadir di rumah.

2. Wajib Memiliki Unsur Warna Merah

Menurut kepercayaan orang Tionghoa, nian atau sejenis makluk buas yang hidup di dasar laut atau gunung akan keluar saat
musim semi atau saat tahun baru Imlek. Kedatangan mereka pun dilanjutkan dengan mengganggu manusia, terutama anak
kecil. Namun jangan khawatir. Menghias rumah, pakaian, dan aksesoris berwarna merah dapat mengusir nian karena ia takut
dengan warna merah. Jadi, tidak heran kalau nuansa merah begitu jelas terlihat saat Imlek.

3. Angpao

Bagi anak-anak dan orang yang masih lajang, Imlek berarti banjir uang karena orang tua atau mereka yang sudah menikah
diwajibkan memberikan angpao (amplop merah). Angpao ini biasanya diisi dengan sejumlah uang di dalamnya. Jumlahnya tidak
harus besar kok, yang penting berupa uang kertas baru dan tidak berbentuk uang logam. Bagi-bagi angpao juga dipercaya
makin memperlancar rejeki di kemudian hari.
Angpao di sebuah perhelatan ciotau, pernikahan dalam tradisi Konghucu. Amplop merah semacam ini banyak dijual di pertokoan kawasan pecinan
Jakarta dan sekitarnya. Warna merah merupakan simbol kebahagiaan dan kesenangan sehingga menjadi warna simbolis utama dalam tradisi Cina.
(Mahandis Y. Thamrin)

4. Mempersiapkan Makanan

Kue keranjang dan jeruk juga menjadi ciri khas Hari Raya Imlek. Tidak hanya itu, saat Imlek mereka juga menyajikan makanan
di atas nampan berbentuk, segi 6, segi 8, atau bulat dengan isi yang beragam, seperti buah kering, biji-bijian, kacang-kacangan,
dan permen. Beberapa orang juga menyiapkan makanan keberuntungan seperti mie yang tidak dipotong untuk melambangkan
umur panjang, serta kue bola berbentuk uang Cina pada jaman dulu yang melambangkan kekayaan. Satu lagi, saat Imlek
mereka disarankan untuk menghindari makan bubur karena bagi warga Tionghoa, bubur melambangkan kemiskinan.

5. Kembang Api

Kembang api merupakan salah satu pertunjukan yang sangat populer untuk memeriahkan Imlek, karena suara gaduhnya
dipercaya membuat mahluk jahat nian ketakutan. Untuk itu, ketika merayakannya di rumah pastikan tetangga tidak merasa
terganggu dengan suara berisik yang Anda ciptakan.

Imlek pun sangat identik dengan hujan. Bagi masyarakat Tionghoa di saat Imlek, hujan sepanjang perayaan Imlek dikaitkan
dengan sumber rezeki, dengan turunnya hujan maka banyak rezeki yang berdatangan di muka bumi. Namun, yang sangat
penting adalah menyambut Tahun Barun Imlek dengan cara membersihkan hati, menyucikan nurani, dan tekad berusaha lebih
baik di tahun mendatang.
Petugas di Klenteng Bun San Bio, Pasar Baru, mengganti lampion untuk menyambut perayaan tahun baru Imlek 2014. Kisah warga Cina Benteng
dikupas NGI Februari 2014. (Yunaidi/National Geographic Indonesia)

6. Tidak Boleh Membalik Ikan saat Menyantapnya

Menikmati ikan saat Imlek juga sangat unik. Ikan yang biasa disantap adalah bandeng. Kita tidak boleh membalik ikan untuk
mengambil daging ikan pada bagian bawah. Ditambah lagi, kita tidak boleh menghabiskan ikan tersebut dan menyisakannya
agar bisa dinikmati esok hari. Masyarakat Tionghoa percaya kalau kebiasaan ini merupakan lambang dari nilai surplus untuk
tahun yang akan datang.

7. Mengunjungi Keluarga Besar

Tidak hanya lebaran, Imlek juga menjadi salah satu momen yang tepat untuk mengunjungi saudara agar tali persaudaraan tidak
terputus. Tidak heran jika pada saat-saat tersebut banyak masyarakat dari etnis Tionghoa yang pulang kampung untuk
merayakan Imlek bersama keluarga mereka.

Perayaan Imlek tentu akan semakin lengkap apabila kita memiliki beberapa barang baru, sebagai bentuk syukur kita atas rezeki
yang kita dapatkan sepanjang tahun. Saat ini, tradisi imlek di Indonesia dijadikan ajang untuk beli baju baru atau dekorasi
rumah. Jika ingin belanja untuk Imlek dengan harga yang hemat dan terjangkau, Anda bisa belanja secara online di
MatahariMall. Pada saat ini, MatahariMall sedang ada promo Hoki Shopping dan ada banyak produk yang didiskon hingga 88%!
Jika ingin lebih hemat lagi, Anda bisa berlanggan newsletter MatahariMall untuk mendapatkan voucher belanja dan info
seputar promo lainnya dari MatahariMall.

Read more: Makna dan Sejarah Tahun Baru Imlek | Mike Portal
Hari Kasih Sayang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini membutuhkan lebih banyak catatan kaki untuk pemastian. Bantulah memperbaiki artikel ini dengan menambahkan catatan
kaki dari sumber yang terpercaya.

Artikel ini berisi tentang hari. Untuk film mengenai Hari Valentine, lihat Valentine's Day (film).

Hari Kasih Sayang

Kartu Valentine kuno

Nama lain Hari Valentine


Hari Santo Valentinus

Dirayakan Banyak negara;


oleh Anglikan, Gereja Ortodoks Timur, Gereja
Lutheran

Jenis Budaya, Kristen, komersial

Makna Hari Raya Santo Valentinus;


perayaan cinta dan kasih sayang

Kegiatan Mengirim kartu ucapan dan hadiah,


berkencan, layanan gereja

Tanggal 14 Februari (Gereja Katolik); 7 Juli (Gereja


Ortodoks)

Frekuensi tahunan
Tempat pemujaan Santo Valentinus di Whitefriar Street Carmelite, Dublin, Irlandia
Kartu Pos Hari Valentine, ~ 1910

Hari Valentine (bahasa Inggris: Valentine's Day) atau disebut juga Hari Kasih Sayang, pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan
mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat.
Hari raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukaran notisi-notisi dalam bentuk "valentines". Simbol modern Valentine antara
lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap. Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta
mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu
miliar kartu valentine dikirimkan per tahun. [1] Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan.
Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.
Di Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu diperluas dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah, biasanya oleh pria
kepada wanita. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan cokelat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai
sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan.
Sebuah kencan pada hari Valentine seringkali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah relasi serius. Sebenarnya Valentine itu
merupakan hari Percintaan, bukan hanya kepada pacar ataupun kekasih, Valentine merupakan hari terbesar dalam soal Percintaan dan bukan berarti selain
valentine tidak merasakan cinta.
Di Amerika Serikat hari raya ini lalu diasosiasikan dengan ucapan umum cinta platonik "Happy Valentine's", yang bisa diucapkan oleh pria kepada teman wanita
mereka ataupun teman pria kepada teman prianya dan teman wanita kepada teman wanitanya.

Daftar isi
[sembunyikan]

1Sejarah
o 1.1Perayaan Kesuburan bulan Februari

o 1.2Hari Raya Gereja

o 1.3Valentinius

o 1.4Era abad pertengahan

o 1.5Hari Valentine pada era modern

2Perayaan dan larangan di seluruh dunia

o 2.1Amerika

2.1.1Amerika Serikat

o 2.2Asia

2.2.1Jepang

2.2.2Taiwan

2.2.3Malaysia

3Referensi

4Lihat pula

5Pranala luar
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Perayaan Kesuburan bulan Februari[sunting | sunting sumber]
Asosiasi pertengahan bulan Februari dengan cinta dan kesuburan sudah ada sejak dahulukala. Menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara
pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.
Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian
kulit kambing. Sebagai bagian dari ritual penyucian, para pendeta Lupercus meyembahkan korban kambing kepada sang dewa dan kemudian setelah
minum anggur, mereka akan lari-lari di jejalanan kota Roma sembari membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai.
Terutama wanita-wanita muda akan maju secara sukarela karena percaya bahwa dengan itu mereka akan dikarunia kesuburan dan bisa melahirkan dengan mudah.
Hari Raya Gereja[sunting | sunting sumber]
Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908)[2], nama Valentinus paling tidak bisa merujuk tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda:

seorang pastor di Roma


seorang uskup Interamna (modern Terni)

seorang martir di provinsi Romawi Africa.

Koneksi antara ketiga martir ini dengan hari raya cinta romantis tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang
diketahui mengenai martir-martir ini namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo Valentinus.[3] Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius
I sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.
Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus dia Via Tibertinus dekat Roma, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Kemudian ditaruh
dalam sebuah peti emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius
XVI pada 1836. Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine, di mana peti emas diarak-arak dalam sebuah prosesi khusyuk dan
dibawa ke sebuah altar tinggi. Pada hari itu sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin
hubungan cinta.
Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal usulnya
bisa dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.
Valentinius[sunting | sunting sumber]
Guru ilmu Gnostisisme yang berpengaruh Valentinius, adalah seorang calon uskup Roma pada tahun 143. Dalam ajarannya, tempat tidur pelaminan memiliki
tempat yang utama dalam versi Cinta Kasih Kristianinya. Penekanannya ini jauh berbeda dengan konsep... dalam agama Kristen yang umum. Stephan A. Hoeller,
seorang pakar, menyatakan pendapatnya tentang Valentinius mengenai hal ini: "Selain sakramen permandian, penguatan, ekaristi, imamat dan perminyakan, aliran
gnosis Valentinius juga secara prominen menekankan dua sakramen agung dan misterius yang dipanggil "penebusan dosa" (apolytrosis) dan "tempat
pelaminan"..." [5].
Era abad pertengahan[sunting | sunting sumber]
Catatan pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis adalah pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana dipercayai bahwa 14
Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sang sastrawan Inggris pertengahan ternama Geoffrey
Chaucer pada abad ke-14. Ia menulis di cerita Parlement of Foules (Percakapan Burung-Burung) bahwa
For this was sent on Seynt Valentyne's day ("Untuk inilah dikirim pada hari Santo Valentinus")
When every foul cometh there to choose his mate ("Saat semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya")
Pada zaman itu bagi para pencinta sudah lazim untuk bertukaran catatan pada hari ini dan memanggil pasangan mereka "Valentine" mereka. Sebuah kartu
Valentine yang berasal dari abad ke-14 konon merupakan bagian dari koleksi pernaskahan British Library di London.[4] Kemungkinan besar banyak legenda-
legenda mengenai santo Valentinus diciptakan pada zaman ini. Beberapa di antaranya bercerita bahwa:

Sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (orang suci dalam ajaran Katolik), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya
kepada sipir penjaranya yang tertulis, "Dari Valentinusmu".
Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka.

Pada kebanyakan versi legenda-legenda ini, 14 Februari dihubungkan dengan keguguran sebagai martir.
Hari Valentine pada era modern[sunting | sunting sumber]
Hari Valentine kemungkinan diimpor oleh Amerika Utara dari Britania Raya, negara yang mengkolonisasi daerah tersebut. Di Amerika Serikat kartu Valentine
pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A. Howland (1828 - 1904) dari Worcester, Massachusetts. Ayahnya memiliki
sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar dan ia mendapat ilham untuk memproduksi kartu dari sebuah kartu Valentine Inggris yang ia terima.
(Semenjak tahun 2001, The Greeting Card Association setiap tahun mengeluarkan penghargaan "Esther Howland Award for a Greeting Card Visionary".)

Perayaan dan larangan di seluruh dunia[sunting | sunting sumber]


Amerika[sunting | sunting sumber]
Amerika Serikat[sunting | sunting sumber]
Di Amerika Serikat, sekitar 190 juta kartu ucapan Hari Kasih Sayang dikirimkan setiap tahunnya. [5]
Asia[sunting | sunting sumber]
Jepang[sunting | sunting sumber]
Di Jepang, Hari Valentine sudah muncul berkat pemasaran secara massal, sebagai hari di mana para wanita memberi para pria yang mereka senangi dengan
permen cokelat. Namun hal ini tidaklah dilakukan secara sukarela melainkan menjadi sebuah kewajiban, terutama bagi mereka yang bekerja di perkantoran.
Mereka memberi cokelat kepada para teman kerja pria mereka, kadangkala dengan biaya besar. Cokelat ini disebut sebagai giri-choko (), dari
kata giri (kewajiban) dan choco (cokelat).[6]
Taiwan[sunting | sunting sumber]
Di Taiwan, sebagai tambahan dari Hari Valentine dan Hari Putih, masih ada satu hari raya lainnya yang mirip dengan kedua hari raya ini ditilik dari fungsinya
yaitu "Hari Raya Anak Perempuan" (Qi Xi). Hari ini diadakan pada hari ke-7, bulan ke-7 menurut kalender Tionghoa.
Berbanding terbalik dengan Jepang, para pria memberikan cokelat pada wanita saat Hari Kasih Sayang, dan para wanita akan mengembalikan cokelat yang
diberikan pada Hari Putih.[7]
Malaysia[sunting | sunting sumber]
Tokoh Islam di Malaysia mengingatkan umat Islam agar tidak menyambut Hari Kasih Sayang karena terdapat unsur Kristen. Perdana Menteri Datuk Seri
Muhyiddin Yassin berkata, perayaan ini "tidak sesuai" untuk umat Islam. [8]
Pada tahun 2011, pihak berwajib agama Malaysia menangkap lebih 100 pasangan Muslim karena merayakan Hari Kasih Sayang. [9]

Anda mungkin juga menyukai