Adapun data kinerja dan status kesehatan masyarakat diperoleh dari Sistem Informasi Puskesmas.
Data yang dikumpulkan adalah: (1) Data dasar, yang mencakup: a) Identitas Puskesmas; b) Wilayah
kerja Puskesmas c) Sumber daya Puskesmas, meliputi: Manajemen Puskesmas; Gedung dan
sarana Puskesmas; Jejaring Puskesmas, lintas sektor serta potensi sumber daya lainnya; Sumber
daya manusia kesehatan; dan Ketersediaan dan kondisi peralatan Puskesmas. (2) Data UKM
Esensial, yaitu: a) Promosi Kesehatan; b) Kesehatan Lingkungan; c) Pelayanan Gizi KIA-KB; d)
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular; e) Surveilans dan Sentinel SKDR; dan f)
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular. -18- (3) Data UKM Pengembangan, antara lain: a)
Upaya Kesehatan Sekolah (UKS); b) Kesehatan Jiwa; c) Kesehatan Gigi Masyarakat; d) Kesehatan
Tradisional dan Komplementer; e) Kesehatan Olahraga; f) Kesehatan Kerja; g) Kesehatan Indera; h)
Kesehatan Lanjut Usia; dan/atau i) Pelayanan kesehatan lainnya sesuai kebutuhan Puskesmas. (4)
Data UKP, antara lain: a) Kunjungan Puskesmas; b) Pelayanan Umum; c) Kesehatan Gigi dan Mulut;
dan d) Rawat Inap, UGD, Kematian, dll. (5) Data Keperawatan Kesehatan Masyarakat, data
laboratorium, dan data kefarmasian. (6) Kondisi keluarga di wilayah kerjanya yang diperoleh dari
Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga) melalui pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga. Setiap keluarga pada wilayah kerja Puskesmas akan terpantau kondisi status
kesehatan sebuah keluarga terkait 12 indikator utama sebagai berikut: a. keluarga mengikuti
program Keluarga Berencana (KB); b. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan; c. bayi
mendapat imunisasi dasar lengkap; d. bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif; e. balita
mendapatkan pemantauan pertumbuhan; f. penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan
sesuai standar; g. penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur; -19- h. penderita
gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan; i. anggota keluarga tidak ada yang
merokok; j. keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN); k. keluarga
mempunyai akses sarana air bersih; dan l. keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban
sehat. Data tersebut diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan Indeks Keluarga Sehat (IKS) pada
tingkat keluarga, tingkat desa atau kelurahan, dan tingkat Puskesmas. Hasil perhitungan IKS tersebut,
selanjutnya dapat ditentukan kategori kesehatan masing-masing keluarga dengan mengacu pada
ketentuan berikut: 1) Nilai indeks > 0,800 : keluarga sehat 2) Nilai indeks 0,500 0,800 : pra-sehat 3)
Nilai indeks < 0,500 : tidak sehat