242 0018126201 BF Penelitian Hibah Pascadoktor
242 0018126201 BF Penelitian Hibah Pascadoktor
USULAN
PENELITIAN PASCADOKTOR
PENELITI PENGUSUL
Dr. Supratman, M.Pd. (Nidn. 0018126201)
PENELITI PENGARAH
Prof. Dr. Hj. Siti Magfirotun Amin, M.Pd. (Nidn. 0031055002)
Universitas Siliwangi
Mei 2016
ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
iii
DAFTARA ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM ............................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv
RINGKASAN ................................................................................................................. v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan khusus ........................................................................................... 2
1.3 Urgensi Penelitian ..................................................................................... 3
1.4 Rencana Capaian ....................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 4
2.2 Road Map Penelitian ................................................................................. 7
BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................................ 8
BAB 4 PELAKSANAAN PENELITIAN ................................................................... 9
BAB 5 BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ......................................................... 9
5.1 Anggaran Biaya ........................................................................................ 9
5.2 Jadwal Penelitian ...................................................................................... 9
REFERENSI ................................................................................................................... 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Justifikasi anggaran Penelitian ................................................................. 13
Lampiran 2 Dukungan sarana dan prasarana penelitian menjelaskan sarana yang
menunjang penelitian, yaitu prasarana utama yang diperlukan dalam
14
penelitian ini dan ketersediannya di perguruan tinggi pengarah ...............
Lampiran 3 Biodata peneliti pengusul dan peneliti pengarah (lampiran E) ................ 15
Lampiran 4 Surat izin dari pimpinan institusi pimpinan pengusul (format bebas) ... 23
Lampiran 5 Surat pernyataan kesdediaan dosen/peneliti menjadi pengarah (format
24
bebas) ...................................................................................................
Lampiran 6 Surat Pernyataan peneliti pengusul dan peneliti pengarah bahwa
25
penelitian yang diusulkan ......................................................................
Lampiran 7 Salinan ijazah doktor peneliti pengusul ................................................... 26
Lampiran 8 Permintaan dari Jurnal yang drencanakan ............................................... 27
iv
RINGKASAN
Penelitian ini berawal dari temuan dari penelitian sebelumnya (Supratman; 2016, 2015,
2014, dan 2013) pada umumnya guru tidak menghiraukan bahwa peserta didik sudah memiliki
pengetahuan dasar yang bisa dikembangkan untuk membangun pengetahuan baru/ memecahkan
masalah matematika. Sehingga dalam pembelajaran, siswa tidak mengalami proses berpikir
melainkan terjadi berpikir semu (pseudo thinking). Hal ini terjadi sehubungan, dalam
pembelajaran dan pemecahan masalah guru hanya memberikan prosedur pemecahan masalah
tidak mengapa prosedur itu digunakan.
Mengatasi hal tersebut penulis menawarkan pembelajaran dengan menggunakan dugaan
melalui penalaran analogi dalam teori Piaget (conjecturing via analogical reasoning in Piagets
theory). Alasannya, peserta didik sudah memiliki pengetahuan dasar yang bisa dikembangkan
untuk mengkonstruksi pengetahuan baru/ memecahkan masalah. Untuk itu, peserta didik dipacu
untuk melakukan dugaan berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki sehingga terkonstruksinya
pengetahuan baru/pemecahan masalah karena terjadi proses berpikir (asimilasi dan akomodasi).
Sehubungan penelitian ini berupa kualitatif-eksploratif maka untuk mendapatkan data,
peserta didik diberikan masalah berupa open ended. Selanjutnya peserta didik diminta
menyelesaikan masalah analogi (instrumen lembar tugas) dan mengungkapkan secara keras apa
yang sedang dia pikirkan (Think Out Louds). Sehingga ditemukan siswa yang benar-benar dalam
pemecahan masalahnya dengan dugaan (conjecturing) melalui penalaran analogi dan untuk
melihat proses berpikirnya ditinjau berdasarkan teori Piaget.
Dengan demikian diharapkan ditemukan teori baru berkaitan tentang langkah-langkah
conjecturing melalui penalaran analogi peserta didik dalam mengostruksi pengetahuan baru/pemecahan
masalah, dan temuan yang menarik. Sehingga dapat menambah teori belajar yang sudah ada.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dugaan melalui penalaran analogi Siswa SMP dalam
memecahkan masalah geometri berdasarkan teori Piaget. Untuk mendapatkan data verbal siswa
diberikan beberapa soal terbuka sehingga ditemukan siswa yang betul melakukan dugaan melalui
penalaran analogi. Selanjutnya data tersebut dianalisis berdasarkan teori Piaget, diharapkan
ditemukan beberapa tingkatan berpikir siswa dalam memecahkan masalah/menkonstruksi
pengethauan baru.
Kata kunci: dugaan, penalaran analogi, konstruksi pengetahuan baru, dan teori Piaget.
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Pembelajaran matematika di sebagian besar negara saat ini berdasarkan pada teori belajar
siswa aktif. Negara yang menganut proses belajar siswa aktif pada pembelajaran matematika
diantaranya adalah Amerika Serikat (NCTM, 1989 dan 2000), Italia (MIUR, 2004), Ukraina
(UMES, 2003), Eropa (CERME, 2005 dan 2009), dan di Indonesia tertuang pada standar isi
(BSNP, 2006: 145). Dalam teori belajar siswa aktif, siswa belajar matematika harus dengan
pemahaman dan secara aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman serta pengetahuan
yang dimiliki sebelumnya (NCTM 2000: 20). Ini menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran
terjadi konstruksi pengetahuan baru. Terjadinya konstruksi pengetahuan baru karena terjadi
asimilasi dan akomodasi atau terjadi perubahan dari kesetimbangan awal menjadi kesetimbangan
akhir sebagaimana yang diutarakan Piaget (Bybee R.W 1982: 37).
Menurut Anthony (1996) belajar siswa aktif memiliki tiga asumsi, yaitu (1) siswa
mengonstruksi pengetahuan secara mandiri, bukan rekaman pengetahuan atau penyerapan
pengetahuan, (2) siswa membangun pengetahuan baru berdasarkan penggunaan pengetahuan
yang dimiliki saat ini, dan (3) siswa menyadari prosesproses kognisi, dapat mengontrol kognisi,
dan mengatur kognisi nya. Dengan demikian dalam proses pembelajaran, guru dituntut
memberikan suasana belajar yang mendorong belajar siswa aktif. Guru di tuntut pula untuk
memanfaatkan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa untuk mengonstruksi pengetahuan
secara mandiri, baik dalam pemecahan masalah maupun penyampaian materi baru. Sehubungan
masih banyak ditemukan dalam pemcahan masalah guru mengajarkan prosedur pemecahan
masalah, tidak mengajarkan kenapa prosedur tersebut yang digunakan. Sehingga guru tidak
memotivasi peserta didik untuk melakukan berpikir palsu (Subanji dan Supratman, 2015).
Conjecturing (pendugaan) merupakan salah satu aktivitas siswa dalam belajar secara
aktif. Siswa perlu diberi kesempatan untuk melakukan conjecturing dalam pembelajaran saat
penyampaian materi baru melalui pemecahan masalah, karena conjecturing dalam pemecahan
masalah menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki untuk mengonstruksi pengetahuan baru
baginya. Tidak menutup kemungkinan dalam pemecahan masalah matematika ditemukan siswa
melakukan hunches dan guesses. Sebagaimana diutarakan Polya (1954: v) dalam memecahkan
masalah, siswa melakukan salah satu dari 3 kemungkinan yaitu melalui hunches (firasat),
guesses (menebak), dan conjecturing.
Lebih lanjut Polya mengatakan bahwa conjecturing merupakan bagian dari matematika
dan conjecturing salah satu cabang dari matematika. Demikian pula Van de Walle (2010: 3)
1
menjelaskan bahwa ketika belajar matematika di kelas, peserta didik didorong untuk membuat
conjecturing dan menguji conjecturingnya. Selain itu siswa dibantu untuk mengembangkan
keterampilan penalaran mereka. Pada standar evaluasi (NCTM, 1989: 81), inti dari siswa
melakukan conjecturing matematika adalah menunjukkan validitas logis dari conjecturing.
Selanjutnya Stacey, K, Mason, J and Burton. L (2010) mengatakan bahwa pada dasarnya kom-
petensi siswa dalam matematika mencakup 2 (dua) hal yaitu conjecturing dan convincing
(meyakinkan).
Conjecturing sangat penting untuk komunitas belajar siswa, pernyataan tersebut termuat
dalam NCTM (1989: 81), conjecturing berperan pada (1) memberdayakan siswa dengan
mengedepankan rasa kepemilikan dan penyelidikan, (2) menyediakan sarana bagi siswa untuk
mengonstruksi pengetahuan matematika, dan (3) mendorong kesempatan bagi siswa untuk
membuat koneksi. Pernyataan tersebut diperkuat oleh BSNP (2006: 145), meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah,
membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. Dengan
demikian, dalam pembelajaran siswa perlu diberi kesempatan seluasluasnya untuk melakukan
conjecturing pada pemecahan masalah untuk mengonstruksi pengetahuan baru matematika bagi
dirinya.
Penelitian tentang conjecturing berkaitan dengan penalaran peserta didik dalam
mengonstruksi geometri dan menginterpretasikan geometri diantaranya dilakukan oleh
Yevdokimov, O. (2005), Douek, N (2010), Baccaglini A dan Alessandra (2010), serta Lee, K.H.
dan Sriraman, B. (2010). Berdasarkan hasil kajian tersebut, ditemukan beberapa hasil yang
menunjukkan kemampuan dalam menginterpretasikan geometri masih kurang, peserta didik
kesulitan menginterpretasikan dan merepresentasikan bangunbangun geometri serta sifat yang
dikandung di dalamnya. Peserta didik saat conjecturing tidak mampu memanfaatkan kesamaan
permukaan, kesamaan transisi, dan kesamaan relasional dalam mengonstruksi bangun dan sifat
sifat geometri yang lain.
Lebih jauh ditemukan bahwa saat diberikan masalah, peserta didik kesulitan
memanfaatkan konsep yang sudah dimiliki untuk melihat kesamaan permukaan dalam melihat
masalah, kesamaan transisi dan kesamaan relasional dalam conjecturing. Sebagai contoh
masalah analogi Lee dan Sriraman (2010) disajikan sebagai berikut segitiga 1800
segiempat . Form analogi A B C D (Polya. 1954; Gentner, 1983a; Richland, Holyoak
dan Stigler, 2004; Holyoak dan Thagard, 1989; Novick, 1988; White dan Mitchelmore, 2010;
Alexander dan Buehl, 2004; English, 2004); dinyatakan segitiga sebagai A, 1800 sebagai B,
segiempat sebagai C dan yang ditanyakan sebagai D. Selanjutnya hubungan A B dalam hal ini
2
segitiga 1800 sebagai dasar analogi dan C D dalam hal ini segiempat sebagai target
analogi. Selanjutnya untuk lebih familier dasar analogi disingkat DA dan target analogi TA.
Menemukan proses dugaan melalui penalaran analogi siswa berdasar teri Piaget saat
memecahkan masalah atau mengkonstruksi pengtahuan baru/pemecahan masalah. Mendapat
temuan menarik lain yang tidak terencanakan sebelumnya, akan tetapi menunjang dalam
mendukung teori lain.
Penelitian ini dianggap penting sehubungan banyak terjadi dalam penyusunan buku ajar terjadi
verbalisme (banyak menghapal) dan bersifat abstrak, sehingga dalam pembelajaran tidak terjadi
konstruksi pengetahuan baru melalui proses berpikir peserta didik. Adapun siswa usia SMP
dalam proses peralihan berpikir dari kongkrit ke verbal. Selain itu, Guru menyampaikan materi
pada waktu pembelajaran hanya berpikir bagaimana materi ini tersampaikan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan, tidak berpikir: apakah pengetahuan baru itu terkonstruksi pada
siswa? Sehingga tidak terjadi asimilasi dan akomodasi melainkan hanya terjadi berpikir semu
(palsu) pada siswa.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN ROAD MAP PENELITIAN
halnya dengan conjecturing Fermat (Polya,1954: 910) untuk mencari bilangan prima: 5, 17,
257, 65537, ... dan conjecturingnya berupa rumusan bilangan prima 22 + 1, dengan nilai 1.
Akan tetapi, conjecturing dari Fermat tidak berlaku umum karena di temukan oleh Euler untuk
= 5 tidak berlaku karena hasilnya bisa dibagi 6412 . Berbeda dengan Goldback yang
melakukan pengujian conjecturing dari Fermat dan ternyata bahwa 22 + 1 berlaku untuk =
30 dan 2 = 60. Euler dan Fermat telah melakukan conjecturing, walaupun conjecturing dari
Fermat tidak berlaku umum melainkan hanya berlaku untuk n = 1, 2, 3, dan 4 dan tertentu
4
saja. Euler telah meyakinkan conjecturingnya sehingga yang lain bisa memanfaatkan hasil
generalisasinya. Dengan demikian, Euler telah memenuhi ungkapan Stacey, K, Mason, J and5
Burton. L. (2010) pada dasarnya kompetensi matematika mencakup 2 (dua) hal yaitu melakukan
conjecturing dan convincing.
Kebenaran hasil conjecturing perlu dibuktikan (Polya, 1954; dan Lakatos 1976). Polya
(1954) menjelaskan, kebenaran conjecturing dilihat setelah dilakukan pembuktian walaupun
awalnya orang lain tidak yakin dengan conjecturing tersebut. Lakatos (1976: 67) berpendapat,
conjecturing dilakukan untuk menyelesaikan suatu masalah, maka untuk menguatkan kebenaran
hasil conjecturing tersebut perlu dilakukan pembuktian lebih lanjut. Dengan demikian, setelah
peserta didik melakukan conjecturing, maka hasil conjecturing peserta didik harus dibuktikan
kebenarannya.
Ada perbedaan mendasar pengertian conjecturing dalam matematika murni dan dalam
pembelajaran matematika. Conjecturing pada matematika murni dimaksudkan pada
mengonstruksi cara/pernyataan/prinsip baru, yang belum ditemukan orang lain/belum ada sama
sekali. Sedangkan pada pembelajaran matematika, conjecturing dimaksudkan pada
mengonstruksi pengetahuan baru bagi siswa. Sebagaimana diutarakan oleh Lee, K.H. dan
Sriraman (2010) conjecturing pemecahan masalah matematika dalam pembelajaran diarahkan
pada mengonstruksi pengetahuan baru bagi peserta didik dari pengetahuan yang sudah ada.
5
Berpikir tingkat kreatif
tinggi (higher Penalaran
order) kritis (reasoning)
Dasar (Basic)
Ingatan (recall)
Gambar 2.1 Hierarki Berpikir (diadopsi dari Krulik, Rudnick dan Milou (2003: 90)
6
mengizinkan pengalihan seluruh konsep, situasi atau domain yang berbeda, dan digunakan untuk
menjelaskan topik baru.
Proporsional atau kesepakatan dalam rasio bagian yang sesuai, yang dapat kita lihat secara
intuitif dalam angka adalah kasus yang sangat sugestif dari analogi. Contoh sederhana, sistem
dari kedua angka, yaitu 6 dan 9 adalah "analog" dengan sistem kedua angka 10 dan 15 atau
ditulis seperti: 6 9 10 15 sejauh dua sistem setuju dalam persyaratan yang sesuai dari
3
angka-angka tersebut. Proposisi pada: 6 9 10 15 sepakat dengan rasio 2, predikat:
3
dilakukan tindakan/perlakuan yang sama yaitu pengalian dengan 2 pada angka 6 dan pada angka
10 sehingga didapat 15. Berdasarkan beberapa pendapat tentang analogi dapat disimpulkan
bahwa analogi adalah sesuatu yang dibentuk atas korespondensi unsurunsur yang bersesuaian
antara daasar analogi dengan target analogi.
Beberapa ahli telah mendefinisikan penalaran analogi (Gentner, D, 1983a; Matsumoto, D,
Yoo, S.H., dan Fontaine,J., 2008; Gentner dan Ratterman, 1991; Holyoak, K.J. dan Thagard P,
1989; Trench, Oberholzer dan Minervino. R., 2002). Gentner, D, (1983a) mengemukakan
penalaran analogi adalah jenis penalaran yang berlaku antara kasuskasus tertentu, satu kasus
yang diketahui tentang digunakan untuk menyimpulkan informasi baru tentang kasus baru yang
lain.
2.2 Road Map Penelitian
Pembangunan pendidikan nasional ke depan didasarkan pada paradigma membangun manusia
Indonesia seutuhnya, yang berfungsi sebagai subjek yang memiliki kapasitas untuk
mengaktualisasikan potensi dan dimensi kemanusiaan yang optimal. Untuk memberdayakan
Berbagai upaaya telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dibawah Kementrian Ristek dan
Pendidikan Tinggi untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Akan tetapi jarang
peneliti yang menyentuh proses berpikir peserta didik. Adapun diagram tulang penelitian sbb.:
Kegiatan penelitian yang telah dilakukan penulis dalam memberikan kasanah baru dalam
pendidikan diantaranya: Membangun Conjecturing Melalui Belajar Pembuktian Irisan Kerucut (2011),
Penalaran Analogi Klasik Matematik Guru Sekolah Dasar (2012a), Conjecturing Melalui Penalaran
Analogi Untuk Memecahkan Masalah Matematika (2012b), Conjecturing via Analogical Reasoning to
Explore Creative Tinking (2013b), Piagets Theory in the Develoment of Creative Thinking (2013a),
Piagets Theory in the Develoment of Critical Thinking (2014a), Conjecturing via Analogical Reasoning
to Explore Critical Tinking (2014b), Conjecturing Via Analogical Reasoning Of Creative Thinking Level
In Constructing Equation Sliced Cone (2015b), The Pseudo-Covariational Reasoning Thought Processes
in Constructing Graph Function of Reversible Event Dynamics Based on Assimilation and
Accommodation Frameworks (2015a), Conjecturing via Analogical Reasoning in Developing Scientific
Approach in Junior High School Students (2016), dan tahun 2017 berupa Mengembangkan Dugaan
melalui Penalaran Analogi dalam Teori Piaget (Developing Conjecture Via Analogical Reasoning in
Piagets Theory).
BAB 3
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatifeksploratif. Subjek penelitian siswa SMP di
Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat (sebagai tindak lanjut penelitian terdahulu) dan siswa
SMP di Surabaya. Tehnik pemilihan subjek dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling atau
8
disebut juga Judgment Sampling. Berikut ini secara lengkap alur penyusunan instrumen lembar
tugas pada Gambar 3.1 dan untuk prosedur analisis data disajikan pada Diagram 3.2 berikut:
Wawancara
Out Louds
Validasi ahli Apakah data belum
sudah cukup ?
tidak Revisi sudah
Valid?
ya Abstraksi/Reduksi Hasil
wawancar
Validasi empiris
Coding/Kategorisasi
tidak
Valid? Visualisasi skema struktur kognitif
ya
Analisis Penalaran Analisis temuan yang
Draf lembar Analogi menarik
tugas layak
Kesimpulan
Gambar 3.1 Alur penyusunan Lembar tugas Gambar 3.2 alur prosedur analisis data
Adapun untuk melihat proses conjecturing melalui penalaran analogi peserta didik,
peserta didik diminta untuk menceritakan apa yang dipikirkannya, sambil menulis jawaban
lembar tugas. Hal ini sesuai dengan metode Think Out Louds atau Think aloud (Olson, Duffy,
dan Mark ;1988, Ericsson dan Simon;1993, Van Someren, Barnard Y.F. and Barnard
J.A.C;1994, dan Pimm ;1987). Adapun wawancara dilakukan hanya untuk mendalami masalah
atau klarifikasi penalaran yang diutarakan oleh peserta didik.
BAB 4
PELAKSANAAN PENELITIAN
Awalnya peneliti menyelusuri beberapa calon Dosen pengarah dengan persyaratan yang
telah ditentukan oleh Panduan Penelitian Pascadoktor, diantaranya memiliki H-Indek 2 dan
rekam jejak penelitian yang telah dilakukan oleh dosen pengarah yang berkaitan dengan rencana
penelitian. Prof. Dr. Hj. Siti Magfirotun Amin memenuhim syarat tersebut, selanjutnya penulis
menyelusuri nomor telepon Beliau ke UNESA. Alhamdulillah staf prodi memberikan nomor HP
beliau. Selanjutnya, penulis menelepon Beliau dan memperkenalkan diri, kebetulan kami pernah
bertemu saat mengikuti 2nd SEA-DR Conference 2014 di UNSRI Palembang. Beliau (Prof. Dr.
Hj. Siti Maghfirotun Amin, M.Pd.) tidak keberatan dijadikan sebagai Dosen Pengarah.
Profil Prof. Dr. Hj. Siti Maghfirotun Amin, M.Pd. latar belakang pendidikan: pendidikan
matematika, penelitian matematika realistik sesuai dengan penalaran analogi (rencana penelitian), banyak
menulis buku pendidikan matematika, h-indek beliau adalah 2, kampus yang memadai untuk dijadikan
sebagai institusi penelitian.
9
BAB 5
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
REFERENSI
12
Supratman. 2013a. Conjecturing Via Analogical Reasoning to Explore Creative Thinking,
Proceeding The 14th International Conference on Education Research, Seoul Korea, p.
271-292
Supratman. 2013b. Piagets Theory in the Development of Creative Thinking, Journal Korean
Society Mathematical Education, Serie D, Res. Math. Educ. Vol. 17, No. 4, December
2013, p.291307
Supratman. 2014a. Conjecturing Via Analogical Reasoning to Explore Critical Thinking,
Proceeding of International Conference On Research, Implementation And Education Of
Mathematics And Sciences 2014, Yogyakarta State University, p. 561-573
Supratman. 2014b. Piagets Theory In A Development Of Critical Thinking, Proceeding of The
2nd SEA-DR Conference 2014 Sriwijaya University, p. 329-340
Supratman. 2015. Conjecturing Via Analogical Reasoning of Creative Thinking Level In
Constructing Equation Sliced Cone. Procceding The 11th IMT-GT International
Conference on Mathematics, Statistics and Its Applications 201, p. 121-133.
Supratman, Ryane S and Rustina R. 2016. Conjecturing via Analogical Reasoning in Developing
Scientific Approach in Junior High School Students. Journal of Physics: Conference
Series Vol 693 No. 1 tahun 2016. 012017
Trench M, Oberholzer N, & Minervino R. 2002. Dissolving The Analogical Paradox: Retrieval
Under A Production Paradigm Is Highly Constrained By Superficial Similarity,
Proceedings of the 2nd International Analogy
UMES (Ukrainian Ministry of Education and Science). 2003. Programmes for Schools.
Mathematics. Kiev, UMES.
Van De Walle, J.A. 2010. Elementary aand Middle School Mathematics. Library of congress
Cataloging-in-Publication Data.
Van Someren, Barnard Y.F. and Barnard J.A.C. 1994 The Think Aloud Method. Department of
Social Science Informatics. London: University of Amsterdam Published by Academic
Press.
White, P., & Mitchelmore, M. 2010. Teaching for abstraction: A model. Mathematical Thinking
and Learning, 12(3), 205226
Yevdokimov, O. 2005. About A Constructivist Approach for Stimulating Stu-dents' Thinking
to Produce Conjectures and Their Proving in Active Learning Of Geometry, Kharkov
State Pedagogical University, Ukraine, Proccedings of CERME 4
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 2
Sarana dan prasarana yang peneiliti butuhkan adalah tersedianya perpustakaan yang memadai
dan laboratorium microteaching yang ternyata sudah dimiliki oleh UNESA.
Lampiran 3
IDENTITAS DIRI
1. Dosen Pengusul
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Supratman M.Pd.
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 196212181989031011
5 NIDN 00181262001
6 Tempat, Tanggal Lahir Makasar/ 18 Desember 1962
7 E-mail supratman_id@yahoo.com
8 Nomor Telepon/HP 081221309123
9 Alamat Kantor Jalan Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Jawa Barat
10 Nomor Telepon/Faks (0265)330634-3333092/ (0265)325612
S-1 Pend. Mat. Lebih dari 1000 orang;
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan
S-2 Pend.Mat. = 0 org; S-3 Pend.Mat. = 0 org
1. Geometri Analitik
12 Mata Kuliah yang Diampu
2. Aljabar Linier
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Universitas Negeri
Universitas Siliwangi Univ.Pendidikan Indonesia
Tinggi Malang
Bidang Ilmu Pend. Matematika Pend. Matematika Pend. Matematika
15
Tahun Masuk-Lulus 1982-1987 2002-2009 2011-2015
Hubungan antara nilai Meningkatkan kemampuan Proses Penalaran
prestasi bidang studi pemecahan masalah Analogi Saat Melakukan
Judul
matematika dengan matematika melalui Conjecturing Untuk
Skripsi/Tesis/Disertasi nilai prestasi bidang pembelajaran dengan peta Konstruksi Persamaan
studi fisika konsep Irisan Kerucut
Nama Prof. Dr. Ipung Yuwono,
Drs. Darhim Prof. Dr. Utari Sumarmo
Pembimbing/Promotor M.S., M.Sc
16
Sumber* Jml (Juta Rp)
Asesor atau Instruktur Pendidikan dan Pelatihan Guru
(PLPG) LPMP
1 162,00
2012 di Universitas Siliwangi (Rayon 36/ anggota team dosen JABAR
Pend. Matematika)
2 Pengawas Independen Ujian Nasional di Kota Tasikmalaya BNSP 16,50
Asesor atau Instruktur Pendidikan dan Pelatihan Guru
(PLPG) LPMP
3 189,00
di Universitas Siliwangi (Rayon 36/ anggota team dosen JABAR
Pend. Matematika)
Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru- LPPM
4 7,50
Guru SMAN 10 Kota Tasikmalaya UNISIL
2013 Pelatihan Penulisan dan Pembimbingan Penelitian
Tindakan Kelas dalam rangka Peningkatan Karier LPPM
5 7,50
(Pangkat/Golongan) bagi Guru-Guru SMP di SMP Negeri UNSIL
1 Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya
6 Pengawas Sub Rayon UN SMK Rayon Bantarkalong BNSP 2,30
Cara penulisan Penelitian Tindakan Kelas LPPM
7 6,00
UNSIL
Sosialisas krikulum 2013 di SMPN15 Kota Tasikmalaya LPPM
8 13,00
UNSIL
9 Pengawas Satuan Pendidikan SMK Manonjaya BNSP 1,16
Asesor atau Instruktur Pendidikan dan Pelatihan Guru LPMP
10 189,00
(PLPG) di Universitas Siliwangi (Rayon 36) JABAR
2014
Sosialisasi Kurikulum 2013 Bagi Guru-guru SMP/MTs Se- LPPM
11 6,50
Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya UNSIL
Sosialisasi dan Workshop Lesson Study Program Studi LPPM
12 6,50
Pendidikan Matematika FKIP Universitas Siliwangi UNSIL
13 Instruktur PLPG DIKNAS 1,60
Perangkat Pembelajaran Berbasis Budaya Sunda untuk Hibah IbM
14 Guru-guru MIPA SMP di Kecamatan Karangnunggal DIKTI 35,00
Tasikmalaya
2015
Asesor atau Instruktur Pendidikan dan Pelatihan Guru
LPMP
15 (PLPG) di Universitas Siliwangi (Rayon 36/ anggota team 57,00
JABAR
dosen Pend. Matematika)
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DIKTI maupun dari sumber lainnya.
J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
Dosen Berperestasi Peringkat I Univ. Siliwangi
1. 2011
Tasikmalaya
2 Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya XX tahun Presiden RI 2016
Atas diperolehnya HKI berupa Hak Cipta
Rektor Universitas
3 dariKementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia RI 2016
Siliwangi
berupa karya Tulis
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan penugasan penelitian Pascadoktor.
Tasikmalaya 20 April 2016
Pengusul,
19
5 NIDN 0031055002
6 Tempat, Tanggal Lahir Ngawi, 31-05-1950
7 E-mail amin3105@yahoo.com
8 Nomor Telepon/HP +62318290193/ +628123544987
Jurusan Matematika FMIPA Unesa Gedung C.8 Kampus
9 Alamat Kantor
Unesa, Jalan Ketintang, Surabaya
10 Nomor Telepon/Faks +62318297677 /+62318296427
S-1 Lebih dari 200 orang
Lulusan yang Telah
11 S-2 Lebih dari 75 orang
Dihasilkan
S-3 Lebih dari 10 orang
1. Dasar Dasar Matematika (S-1)
2. Geometri Analitika (S1)
3. Geometri (S1)
4. Penelitian Pendidikan Matematika (S1)
Mata Kuliah yang
12 5. Konsep Dasar Matematika (S2 Dikdas )
Diampu 6. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD (S2 Dikdas)
7. Problematika Pendidikan Matematika (S2 Pend. Matematika)
8. Rancangan Pembelajaran dan Evaluasi (S2 Pend.Matematika)
9. Psikologi Kognitif (S3 Psikologi Kognitif)
Riwayat Pendidikan
Tahun
Perguruan Tinggi Bidang Spesialisasi
lulus
S-1 IKIP Surabaya Matematika
S-2 IKIP Malang Pendidikan Matematika
S-3 Universitas Negeri Surabaya Pendidikan Matematika
22
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan penugasan peneliti pengarah Pascadoktor.
Lampiran 4
23
Lampiran 5
Penata Tk I/III-D
24
Lampiran 6
25
Lampiran 7
26
Lampiran 8
27
28