Antagonisme
Tabel Data Pemberian Obat dan Dosis pada Tikus
CoCl2 4% -> dosis 40 mg/kg bb Ca-EDTA 25% -> dosis 500 mg/kg bb
Tikus ke- Berat badan (gram) Obat dan Dosis yang diberikan
Pembahasan Teori
Antagonisme obat merupakan interaksi antara dua atau lebih obat yang memiliki efek
berlawanan pada tubuh yang besifat mengurangi atau menghilangkan efektivitas satu atau
lebih obat. Berdasarkan mekanisme terjadinya antagonisme, terdapat beberapa jenis
antagonisme obat antara lain adalah :
1. Antagonisme fisiologik merupakan interaksi dari dua obat yang mempunyai efek yang
berlawanan di dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena dua obat tersebut bekerja pada
2 macam reseptor yang berbeda dan menghasilkan efek yang saling berlawanan.
Contohnya adrenalin meningkatkan tekanan arteri sedangkan histamin menurunkan
tekanan arteri atau insulin meningkatkan menurunkan kadar glukosa darah sedangkan
glukagon meningkatkan kadar glukosa darah.
2. Antagonisme kimiawi merupakan efek yang terbentuk akibat reaksi kimiawi antara
senyawa obat membentuk ikatan dan menginaktifasinya. Contohnya inaktifasi logam-
logam berat oleh Chelating Agent (EDTA) membentuk suatu kompleks tidak aktif.
3. Antagonisme farmakokinetika merupakan keadaan antagonisme secara efektif
mengurangi konsentrasi obat aktif pada tempat kerjanya. Contohnya peningkatan
metabolisme obat aktif karena penggunaan fenobarbital menyebabkan pengurangan
efek antikoagulan warfarin karena banyak dimetabolisme di hati.
4. Antagonisme blokade reseptor merupakan interaksi pendudukan antagonis dan agonis
pada reseptor yang sama yang dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Antagonisme kompetitif reversibel merupakan kompetisi agonis dan antagonis
untuk menduduki reseptor yang sama dimana antagonis mengikat tempat ikatan
agonis pada reseptornya secara reversibel dimana jumlah reseptor yang diduduki
antagonis kompetitif dapat dikurangi dengan cara meningkatkan konsentrasi
agonis. Contohnya antagonisme oleh atropin terhadap asetilkolin pada reseptor
kolinergik muskarinik
b. Antagonisme kompetitif yang irreversible merupakan keadaan dimana agonis dan
antagonis menduduki reseptor yang sama, namun antagonis membentuk suatu
ikatan yang kuat dengan reseptor sehingga sangat sulit untuk lepas dari reseptor.
Contohnya antagonisme fenoksibenzamin terhadapnoradrenalin pada alfa
adrenoreseptor.
5. Antagonisme non kompetitif merupakan interaksi yang ditimbulkan antagonis
berikatan bukan disisi aktif namun menyebabkan perubahan konformasi sisi aktif
sehingga senyawa obat tidak dapat berikatan dengan reseptor. Contohnya verapamil
dan nifedipin akan memblokade kanal kalsium sehingga akan menghambat kontraksi
otot polos yang disebabkan obat-obat lain.
Pembahasan hasil
Satoskar, R.S. Pharmacology and Pharmacotherapeutics 24th Edition. New Delhi : Elsevier
India. 208-212