Anda di halaman 1dari 19

Audit in Assembly and

TOYOTA MOTOR CORPORATION PRODUCTION FUNCTION

Quality Control Function

KELOMPOK 4
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
1. CAROLINE MELISA 130314101
2. GIOVANNI KWANDY 130314188
3. KEVIN RONALDO KENTING 130314209
4. AKTIVA ZULFIANY I 130314237
5. NITA RAKHMA MAULIDIA 130314367
6. LATIFAH 130314412
FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA
UNIVERSITAS SURABAYA
2016-2017

1|AUDIT MANAJEMEN
TOYOTA MOTOR CORPORATION PRODUCTION FUNCTION

Bab I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Toyota Motor Corporation (TMC) adalah sebuah pabrikan mobil yang berasal dari
Jepang, yang berpusat di Toyota, Aichi. Saat ini, Toyota merupakan pabrikan
penghasil mobil terbesar di dunia. Di samping memproduksi mobil, Toyota juga
memberikan pelayanan finansial, dan juga membuat robot. PT. Toyota Motor
Manufacturing Indonesia adalah salah satu perusahaan otomotif terbesar di
Indonesia. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia sebagai industri papan atas
di Indonesia tentunya sudah memiliki sistem kerja dan sistem manajemen yang
sudah jelas. Tapi bukan berarti bahwa semua sistem kerja sudah ada, dan sistem
yang sudah ada tidak perlu ditingkatkan dan diadakan perbaikan, tetapi perlu
ditingkatkan dan perlu perbaikan atau improvement, agar dapat lebih
memudahkan proses pekerjaan sehari-hari tentunya dengan hasil yang optimal.

Dalam dunia pekerjaan, bekerja di area sistem dan kerangka yang sudah
jelas adalah harapan setiap orang, artinya setiap orang yang masuk dalam
lingkungan kerja atau dunia kerja yang sudah tertata rapi baik dari segi aturan
kerja, follow up pekerjaan sampai sistem manajemen. Toyota Way dan Toyota
Production System (TPS) merupakan satu kesatuan pendekatan yang membuat
Toyota berhasil menjadi perusahaan manufaktur terhebat di dunia termasuk di
Indonesia. Dengan menerapkan keduanya, telah terjadi peningkatan produktivitas
dan kualitas yang luar biasa di Toyota. Semua upaya peningkatan ini ditujukan
untuk menghilangkan pemborosan dari sistem produksinya. Dengan demikian,

2|AUDIT MANAJEMEN
TOYOTA MOTOR CORPORATION PRODUCTION FUNCTION

akan tercipta organisasi pembelajar yang lean. Pada kesempatan kali ini kelompok
kami akan menjelaskan mengenai Control dan Risiko yang terjadi di PT. Toyota
Indonesia pada bagian proses produksi Assembly (Perakitan), membuat Audit
Program dan rekomendasi untuk mengatasi resiko resiko yang dapat saja terjadi.

3|AUDIT MANAJEMEN
TOYOTA MOTOR CORPORATION PRODUCTION FUNCTION

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Proses Produksi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia

2.2. Perencanaan dan Pengembangan

Membuat sebuah mobil, ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh tim
TMMIN. Salah satunya adalah proses perencanaan design.tahap awal dari proses
ini adalah tim TMMIN melakukan riset terlebih dahulu. Riset yang dilakukan
meliputi design, warna, interior dan masih banyak lagi. Setelah riset selesai,

4|AUDIT MANAJEMEN
TOYOTA MOTOR CORPORATION PRODUCTION FUNCTION

saatnya tim designer mobil TMMIN membuat beberapa sketsa design mobil
berdasarkan hasil riset tadi. Beberapa sketsa tadi kemudian dilakuka pemilhan
atau pengecekan berulang kali hingga menghasilkan design sketsa yang paling
baik. Dari beberpa sketsa design, nantinya hanya akan ada satu mobil saja yang
akan diproduksi. Design terpilih kemudian divisualisasikan secara 3D di
komputer. Selanjutnya proses produksi akan dilanjutkan dengan membuat
prototype mobil berdasarkan hasil visualisasi design yang sudah dibuat di
komputer tadi.

2.3. Pengecoran (Casting)

Mesin memiliki banyak bagian komponen yang berbeda-beda. Sesuai


dengan standar komposisi yang diinginkan, bahan baku berupa berbagai macam
logam dan material tambahan dicairkan (melting process). Kemudian cairan
logam panas akan dituangkan ke dalam cetakan yang disesuaikan dengan bentuk
mesin (pouring process). Dilanjutkan pendinginan dan dilakukan pemisahan
antara cetakan dan benda kerja. Setelah itu proses (finshing) yaitu dibersihkannya
cetakan mesin untuk memperoleh hasil terbaik.

2.4. Produksi Mesin (Engine Production)


Komponen dasar mesin yang sudah dibuat melalui proses (casting) tadi
dilanjutkan untuk dilakukan proses (machining). Pada proses (machining) benda
kerja diratakan, dihaluskan, dibuatkan lubang baut, saluran air, dan lain-lain.
Setelah itu benda kerja dikirim ke proses perakitan mesin untuk ditentukan dengan
komponen mesin lainnya. Kemudian dilakukan tahap pengecekan yang detail.
Karena tanpa mesin, mobil tidak dapat digunakan. Jika sudah selesai tahap
pengecekan, lanjut ke tahap berikutnya.

2.5. Pencetakan (Stamping)


Saat sampai di TMMIN, lembar baja masih dalam bentuk lembaran besar.
Kemudian lembaran baja tersebut masuk pada mesin satmping. Di mesin
stamping ini, potongan baja pada tadi siap untuk di proses lebih lanjut. Proses

5|AUDIT MANAJEMEN
TOYOTA MOTOR CORPORATION PRODUCTION FUNCTION

pertama yang dilakukan adalah pembentukan, pada mesin stamping ini bagian-
bagian mobil seperti: pintu mobil, badan mobil, hingga atap mobil dibentuk dalam
mesin stamping. Proses kedua adalah pemotongan setelah dibentuk bagian sisa
yang tidak diinginkan akan dipotong. Proses ketiga adalah Flange & Piercing.
Proses ini bertujuan untuk bentu lubang untuk baut dan keperluan lainnya.

2.6. Pengelasan (Welding)


Proses pengelasan ini dilakukan baik oleh robot maupun manusia. Pengelasan
dilakukan menggunakan panas untuk meleburkan panel dengan panel lainnya agar
satu bagian. Bagian badan mobil kemudian diperiksa kualitasnya dan akan
diangkut untuk proses selanjutnya.

2.7. Pengecetan (Painting)


Selanjutnya adalah pengecetan badan mobil. Setiap mobil dicat dengan warna
yang berbeda sesuai dengan pesanan konsumen. Untuk hasil yang sempurna
dibutuhkan empat kali proses pengecatan. TMMIN menggunakan cat yang ramah
lingkungan saat terbawa air. Sebelum dilakukan pengecatan, mobil disterilkan
terlebih dahulu dengan suhu bertekanan tinggi untuk menghilangkan kotoran dan
minyak yang menempel dimobil. Proses pertama mobil aka dicelupkan ke sebuah
kolam berisi cat yang berfungsi untuk mencegah karat pada mobil, proses ini
dinamakan pengecatan ED (ED Coating). Selanjutnya, adalah surfacer, surfacer
dilakukan oleh robot berbentuk semprotan. Surfacer berfungsi untuk memberikan
perlindungan cat terhadap efek ultra violet sinar matahari, sehingga kualitas cat
bisa tahan lama. Base Coat adalah proses pengecatan yang disemprotkan dengan
hati-hati dari berbagai sudut untuk memastikan mobil sudah dicat seluruhnya
sesuai dengan pemesanan. Selanjutnya adalah Clear Coat, Clear Coat merupakan
penyempurnaan. Fungsi Clear Coat adalah untuk membuat warna cat bertahan
lama dan warna mobil menjadi berkilau. Tahap terakhir pada proses ini adalah
menjemur mobil. Selanjutnya dilakukan pengecekan, jika sudah siap mobil akan
masuk ke tahapan selanjutnya.

6|AUDIT MANAJEMEN
TOYOTA MOTOR CORPORATION PRODUCTION FUNCTION

2.8. Perakitan (Assembly)


Pada proses perakitan, komponen mobil dibawa oleh robot yang kemudian
diantarkan ke operator TMMIN untuk dirakit. Konveyor bergerak sesuai dengan
kecepatan yang sudah diatur dan bagian yang dirakit berada pada jalur perakitan.
Setiap bagian mobil akan disesuaikan dengan pesanan pelanggan. Pemasangan
mesin harus tepat dan sesuai dengan fungsinya. Proses ini dilakukan oleh ahli di
bidangnya. Setelah mesin selesai dirakit, dilakukan pengecekan ulang agar semua
komponen baik interior maupun eksterior dipasang sesuai dengan pesanan
konsumen. Tiap konveyor membawa bagian-bagian mobil yang berbeda. TMMIN
menggunakan Production System untuk membuat mobil yang paling efisien.
Metode ini bertujuan untuk mengatasi adanya segala jenis pemborosan.
TMMIN memiliki mesin untuk membantu dalam pemasangan roda dengan baik
dan sesuai posisi. Saat terjadi kesalahan dalam proses perakitan bagian mobil,
TMMIN menyediakan kabel menggantung dibagian atas yang berfungsi untuk
menghentikan jalannya proses perakitan. Ketika pekerjaan tertunda atau ada
bagian yang tidak terpasang dengan benar, operator dapat meberitahu tim dengan
menarik kabel tanda berhenti dan mendapatkan bantuan secara manual. Jika ada
bagian mobil yang terpasang dengan benar, maka tidak dapat lanjut ke tahap
berikutnya.

2.9. Pengendalian Mutu (Quality Control)


Quality Control memiliki tugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap
qualitas dan mutu produk. Tahap awal dari Quality Control adalah melakukan
pemeriksaan dan memastikan tidak ada kerusakan pada bagian luar dan bagian
dalam mobil. Kemudian melakukan pemeriksaan pada bagian mesin untuk
memastikan kondisi mesin dan tidak ada kerusakan pada area mesin, jika tidak
ada kerusakan lanjut ke tahap berikutnya. Setelah itu dilakukan tahap pengujian
mobil, sebelum menguji semua fungsi kendaraan harus dilakukan beberpa
penyetelan, yang pertama adalah penyetelan kemiringan roda agar mobil lebih
mudah dan nyaman saat dikendarai dan penyetelan lampu mobil. Proses
berikutnya adalah proses pemeriksaan kebocoran air pada mobil dengan simulasi

7|AUDIT MANAJEMEN
TOYOTA MOTOR CORPORATION PRODUCTION FUNCTION

dan dilanjutkan dengan pemeriksaan suara abnoral saat melalui jalan yang tidak
rata. Proses terakhir di Quality Control adalah pemeriksaan dokumen kendaraan
sebelum diteruskan ke proses selanjutnya. Setelah pemeriksaan selesai, mobil siap
untuk dikirim ke konsumen.

2.10.Pengepakan & Pemuatan (Packing & Vanning)


Supplier datang ke warehouse TMMIN dengan membawa komponen sesuai
dengan pesanan. TMMIN melakukan proses packing & vanning bukan hanya
untuk part yang diproduksi oleh TMMIN tetapi juga part dari supplier. Staff
gudang akan menerima part, kemudaian mengecek spesifikasinya berikut jumlah
barang. Komponen yang sudah dicek siap untuk dilanjutkan ke proses
pengemasan. Part yang sudah dikemas kemudian disusun sesuai dengan ragam
jenisnya dan susunan part tersebuat siap untuk di proses vanning. TMMIN
mengirimkan part yang telah dibuatnya tidak hanya untuk dalam negri. TMMIN
mengirimkan part yang telah dibuatnya bukan hanya untuk didistribusikan di
dalam negri, tapi juga untuk diekspor ke luar negri, seperti kawasan Asia, Eropa,
serta Amerika selatan.

2.11 Pengiriman (Shipping)


TMMIN hanya memproduksi mobil sesuai dengan pesanan customer dengan
prinsip First In First Out. Dengan demikian, mobil yang sampai customer
merupakan mobil yang baru dibuat. Dengan menggunakan sistem teknologi yang
terintegrasi maka prinsip First In First Out tersebut dapat terjaga akurasinya
sehingga spesifikasi mobil yang dikirim sesuai dengan pesanan sekaligus dapat
mempercepat proses administrasi. TMMIN juga menggunakan teknologi terkini
untuk memonitoring pergerakan mobil yang dikirim untuk memastikan lead time
pengiriman. Sebelum dikirim keluar pabrik, mobil akan di cek kualitasnya terlebih
dahulu. Dengan prinsip Built in Quality ini, hanya mobil dengan kualitas terbaik
yang akan diteruskan ke proses selanjutnya. Sesampainya di pelabuhan, mobil
kemudian diturunkan dari car carier. Proses ini dilakukan dengan hati-hati oleh
karyawan yang terlatih sehingga kualitas mobil dapat tetap terjaga dan dilakukan

8|AUDIT MANAJEMEN
TOYOTA MOTOR CORPORATION PRODUCTION FUNCTION

pengecekan kembali secara menyeluruh sebelum mobil dinaikan ke atas kapal.


Dalam keseluruhan proses logistik yang dilakukan TMMIN, selalu menjaga
Accuracy & On Time Delivery, Built in Quality, dan Eco Friendly.

2.12. Penjamin Mutu (Quality Assurance)


Toyota selalu berusaha utuk membuat produk yang lebih baik lagi untuk
kepuasan pelanggan. Untuk menghasilkan produk degan kualitas terbaik, TMMIN
selalu berusaha mendengarkan suara para pelanggan dari seluruh dunia.
Pelanggan yang mengalami problem pada kendaraannya, dapat langsung
menginformasikan keluhannya melalu customer care selain itu pelanggan juga
dapat membawamobil nya ke bengkel resmi toyota. Kendaraan yang mengalami
problem dibawa ke bengkel resmi Toyota. Kendaraan akan langsung diperiksa dan
di perbaiki tan pelanggan harus menunggu lama. Guna semakin memudahkan
pelanggan mendapatkan pelayanan dengan kualitas terbaik, dengan menghadirkan
bengkel resmi yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia dan dunia. Semua
keluhan yang berhubungan dengan kualitas mobil lalu di list up dan diteruskan ke
QA. Sistem ini diterapkan di seluruh bengkel resmi Toyota baik di Indonesia
maupun dunia. Sehingga feedback pelanggan kami yang di luar negri juga bisa
diterima untuk di follow up TMMIN.
Sehingga kualitas mobol pelanggan kami diseluruh dunia juga terjamin
kualitasnya. QA kemudia berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk
melakukan investigasi dan perbaikan. Seperti: Engineering Development dan
Desainer, Manufacturing dan Supplier. Semuaa usaha yang dilakukan oleh
TMMIN untuk selalu mendengarkan para pelanggan ini bertujuan untuk selalu
terus berusaha membuat mobil yang lebih baik lagi. Sehingga TMMIN
mendapatkan customer smile dari seluruh pelanggan di dunia.

9|AUDIT MANAJEMEN
TOYOTA MOTOR CORPORATION PRODUCTION FUNCTION

BAB III

PEMBAHASAN
3.1. Audit Planning

3.1.1. Planning Phase Overview

PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia yang sebelumnya bernama PT.


Toyota-Astra Motor berdiri tanggal 12 April 1971 hanya sebagai importir
kendaraan Toyota namun setahun kemudian sudah berfungsi sebagai distributor.
Pada tanggal 13 Desember 1988, Toyota Astra Motor yang 51% sahamnya
dikuasi oleh PT. Astra Internasional dan 49% dimiliki oleh Toyota Motor
Corporation Jepang melakukan merger bersama tiga perusahaan antara lain:

1. PT. Multi Astra, yaitu pabrik perakitan yang didirikan pada tahun 1973.
2. PT. Toyota Mobilindo, yaitu pabrik komponen body yang didirikan pada
tahun 1976
3. PT. Toyota Engine Indonesia, yaitu pabrik mesin yang didirikan pada
tahun 1982.
Merger ketiga perusahaan tersebut dengan nama PT. Toyota Astra Motor.
Merger ini dilakukan dengan tujuan untuk menyatukan langkah efisiensi dalam
menjawab tuntutan dan kualitas serta menghadapi ketatnya persaingan di dunia

10 | A U D I T M A N A J E M E N
TOYOTA MOTOR CORPORATION PRODUCTION FUNCTION

otomotif. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia berada di Kawasan Industri


KIIC Lot DD 1, Jl. Permata Raya, Karawang Barat, Sirnabaya, Telukjambe
Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat 41361.

3.1.2. Ruang Lingkup Audit

Ruang lingkup audit berfokus pada area Assembly (perakitan) mobil di


perusahaan TOYOTA dan Quality Control mobil TOYOTA. Kami memilih tahap
ini dikarenakan pada tahap tersebut terdapat beberapa proses yang melibatkan
sumber daya manusia lebih banyak di baningkan dengan siklus produksi yang
lain. Hal ini memiliki potemsi munculnya resiko dalam perakitan dan pelaksanaan
quality control akibat kelalaian yang dilakukan oleh sumber daya manusia atau
human error yang akan berdampak buruk pada kualitas barang yang diproduksi
dan berisiko terjadinya keterlambatan produksi.

3.1.3. Tujuan Audit

11 | A U D I T M A N A J E M E N
TOYOTA MOTOR CORPORATION PRODUCTION FUNCTION

Tujuan dari audit manajemen atas fungsi produksi dan operasi adalah
melakukan penilaian secara komperehensif terhadap keseluruhan fungsi produksi
dan operasi pada bagian Assembly serta quality control untuk menentukan apakah
prosedur-prosedur yang telah disusun oleh perusahaan telah berjalan secara
efektif,efisien, dan ekonomis.

12 | A U D I T M A N A J E M E N
TOYOTA MOTOR CORPORATION PRODUCTION FUNCTION

3.2. Risk and Control Assesment

NO RISK CONTROL RISK SCORE R RISK MITIGATION


IMPACT LIKELIHOOD SCORE A
N
K
1 Terputusnya aliran Memasang genset secara 3 2 6 5 Accept - Meningkatkan
listrik secara total otomatis apabila aliran listrik kualitas dan kapasitas genset
pada saat proses terputus
produksi

2 Kesalahan pekerja Menyediakan pengawasan 3 3 9 3 Share menyediakan


saat perakitan spare pekerja perakitan dari partner kerja
part atau komponen supervisor
mobil mengakibatkan
Melakukan training terhadap
proses produksi
pekerja perakitan
menjadi terhambat
Adanya istirahat pekerja setiap 2
jam selama 10 menit

13 | A U D I T M A N A J E M E N
TOYOTA MOTOR CORPORATION PRODUCTION FUNCTION

3 Melakukan pekerjaan Menyediakan alat penunjang 2 3 6 6 Reduce mengurangi


mengangkat (lifting) mengangkat beberapa aktivitas mengangkat
berulang-ulang komponen berat komponen berat

4 Beberapa komponen Memberikan panduan tentang 4 2 8 4 Accept pengecekan


mengalami kerusakan proses produksi perakitan panduan perakitan
akibat kesalahan komponen yang benar kepada
pekerja sehingga pekerja
memperlambat proses
produksi perakitan
5 Kesalahan produksi Me-recall mobil hasil 5 2 10 2 Avoid Mengambil alih
pada pedal gas dan produksinya yang telah beredar mobil yang beredar
rem (februari 2010) di masyarakat dan menunda
penjualan di AS, termasuk
model yang terlaris yaitu Camry

14 | A U D I T M A N A J E M E N
TOYOTA MOTOR CORPORATION PRODUCTION FUNCTION

6 Airbag tidak berfungsi Melakukan uji coba saat mobil 4 3 12 1 Accept pengecekan uji
dengan baik telah siap di pasarkan coba

Likelihood : Impact :
1 Peluang terjadi dalam satu tahun 0 1 Berdampak sangat tidak signifikan
2 Peluang terjadi dalam satu tahun < 2 2 Berdampak tidak signifikan
3 Peluang terjadi dalam satu tahun 3 4 3 Berdampak signifikan
4 Peluang terjadi dalam satu tahun 5 6 4 Berdampak cukup signifikan
5 Peluang terjadi dalam satu tahun > 6 5 Berdampak sangat signifikan

15 | A U D I T M A N A J E M E N
TOYOTA MOTOR CORPORATION PRODUCTION FUNCTION

3.3. Audit Process

Scoope : Assembly

No. Risk Internal Control Audit Program Findings Recommendations


1 Terputusnya aliran listrik Memasang genset secara otomatis -Melakukan review terhadap Terjadinya pemutusan Meningkatkan kualitas dan
secara total pada saat apabila aliran listrik terputus aliran dan sumber listrik yang listrik pada saat kapasitas genset agar lebih
efisien dan efektif
proses produksi digunakan dan kinerja genset produksi yang
-Pengecekan langsung ke mengakibatkan
lokasi sumber aliran listrik penundaan proses
dan penyimpanan genset produksi.
2 Kesalahan pekerja saat Menyediakan pengawasan Melakukan observasi Terdapat pekerja yang Menyediakan partner kerja
perakitan spare part atau pekerja perakitan dari supervisor terhadap proses produksi tidak fokus atau yang tepat dapat menggantikan
komponen mobil perakitan berlangsung menurunnya kondisi fisik atau membantu saat proses
Melakukan training terhadap
mengakibatkan proses dalam proses produksi produksi
pekerja perakitan Melakukan checklist
produksi menjadi perakitan menjadi
terhadap proses produksi
terhambat Adanya istirahat pekerja setiap terhambat
perakitan berjalan sesuai
2jam selama 10 menit
dengan control Toyota

3 Melakukan pekerjaan Menyediakan alat penunjang -Melakukan observasi Terdapat beberapa Mengurangi aktivitas ini
mengangkat (lifting) mengangkat beberapa komponen terhadap karyawan mengenai pekerja yang mengeluh denganmemberlakukan rotasi

16 | A U D I T M A N A J E M E N
TOYOTA MOTOR CORPORATION PRODUCTION FUNCTION

berulang-ulang berat proses produksi perakitan kesakitan dan terkena kerja


saat pengangkatan komponen beberapa penyakit seperti Melakukan pengarahan secara
berat musculoskleletal berkala kepada pekerja agar
-melakukan wawancara disorders atau low back memperhatikan keselamatan
kepada manajer operasional pain pada pekerja
terkait alat penunjang
berjalan dengan baik atau
sebaliknya
4 Beberapa komponen Memberikan panduan tentang -Melakukan observasi Terdapat kerusakan Melakukan penggecekan alat
mengalami kerusakan proses produksi perakitan terhadap proses perakitan komponen terjadi karena perakitan spare part sudah
akibat kesalahan pekerja komponen yang benar kepada komponen berlangsung kecerobohan pekerja, sesuai dengan standar yang
sehingga memperlambat pekerja -Melakukan wawancara selain itu komponen berlaku, serta memastikan alat
proses produksi perakitan kepada pekerja mengenai sudah rusak sejak awal telah berjalan dengan efektif
pemasangan komponen yang sebelum proses produksi sehingga dapat meminimalisir
benar perakitan berlangsung waktu.
-Melakukan review terhadap
keterjadian proses perakitan
yang mengalami kesalahan
-Melakukan pengecekan
antara panduan yang tertulis

17 | A U D I T M A N A J E M E N
TOYOTA MOTOR CORPORATION PRODUCTION FUNCTION

sesuai dengan yang dilakukan


oleh pekerja

Scoope : Quality Control

No. Risk Internal Control Audit Program Findings Recommendations


1. Kesalahan produksi pada Me-recall mobil hasil Melakukan pengecekan pada Terdapat kegagalan pedal Meningkatkan kinerja saat uji
pedal gas dan rem produksinya yang telah beredar di pedal gas dan rem setelah gas dan rem pada mobil coba serta melakukan
(februari 2010) masyarakat dan menunda diproduksi dan melakukan yang beredar di pengecekan rutin setiap
penjualan di AS, termasuk model review laporan keluhan masyarakat beberapa periode terhadap
yang terlaris yaitu Camry customer mobil yang baru selesai
diproduksi

2. Airbag tidak berfungsi Melakukan uji coba saat mobil Melakukan checklist saat uji Terdapat airbag yang Meningkatkan uji air bag
dengan baik telah siap di pasarkan coba tidak berfungsi dengan secara nyata terhadap
baik ketahanan airbag dan berfungsi
secara optimal

18 | A U D I T M A N A J E M E N
TOYOTA MOTOR CORPORATION PRODUCTION FUNCTION

DAFTAR PUSTAKA
Moeller, Robert dan Witt, Herbert.1999. Brink's Modern Internal
Auditing. 5th Edition. John Wiley & Sons.

https://id.scribd.com/doc/21556291/Proses-Assembling-Mobil di unduh 3 Mei


2017

https://id.wikipedia.org/wiki/Toyota di unduh 3 Mei 2017

19 | A U D I T M A N A J E M E N

Anda mungkin juga menyukai