Anda di halaman 1dari 5

A.

Pendahuluan
Kita sebagai manusia pada dasarnya menginginkan bahwa segala sesuatunya
yang kita miliki mulai dari materi maupun imateril agar selamat dan aman. Terdapat
berbagai cara yang dapat kita lakukan untuk mengantisipasi atau mencegah kejadian
yang mungkin kita tidak inginkan, mulai dari lebih berhati-hati, mengikuti panduan
yang sudah ada, ataupun berbagai cara lainnya, tetapi hal itu semua tidak dapat
sepenuhnya menjaga sesuatu yang menurut kita berharga dari bahaya seperti,
kerusakan, kehilangan, kematian, sakit, serta kejadian buruk lainnya. Oleh karena itu,
munculah gagasan akan asuransi, dimana asuransi tersebut merujuk pada tindakan,
sistem, atau bisnis di mana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial)
untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari
kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga tersebut.
Terkait dengan asuransi, ada suatu tipe asurasi yang bernama Marine & Cargo
Insurance. Jika definisi sederhana dari kata Insurance atau Asuransi adalah proteksi
terhadap kerugian yang akan datang. Maka Marine & Cargo Insurance adalah
bentuk lain dari terminologi umum insurance atau asuransi dan sebagaimana
namanya, asuransi ini menyediakan asuransi bagi kapal, perahu, dan yang paling
penting adalah muatan atau kargo yang diangkut.
Sehubungan dengan Marine & Cargo Insurance, saya selaku penulis akan
berusaha mengulas sebuah kasus yang terkait dengan Marine & Cargo Insurance,
yakni adalah kasus antara PT. Lintas Kumala Abadi melawan PT. Asuransi Tokio
Marine Indonesia.

B. Latar Belakang Masalah


Pada tanggal 27 Oktober 2008 PT. Asuransi Tokio Marine Indonesia
menerbitkan Open Polis of Marine Insurance No.MOP/TM/08/108 untuk menjamin
risiko pengangkutan atas 900 unit container berbagai ukuran di wilayah Indonesia atas
nama PT. Lintas Kumala Abadi qq PT. Tal International Container Corporation dan
PT. Tex Tener Container Corporation, untuk masa pertanggungan dari 27 Oktober
sampai dengan 27 Oktober 2009, dengan dasar penjaminan adalah peraturan Institue
Cargo Clause B 1.1.82, dimana nilai atau harga pertanggungan atas unit barang
yang dijamin adalah :
a. Untuk Container 20 DC (New Condition) @ Rp. 19.000.000,-
b. Untuk Container 20 DC (Used Condition) @ Rp. 16.000.000,-
c. Untuk Container 40 DC (Used Condition) @ Rp. 22.500.000,-

Dalam pelaksanaan Open Polis Of Marine Insurance Nomor MOP/TM/08/108


yang diterbitkan oleh PT. Asuransi Tokio Marine Indonesia, diterbitkan beberapa
polis diantaranya Polis Marine Cargo Nomor TMD/MINL/08-MO271573 tanggal 1
Desember 2008 yang menjamin 100 unit container jenis 20" milik PT. Lintas Kumala
Abadi dengan nilai pertanggungan 100 x Rp.19.000.000,- = 1.900.000.000,-. Dan
premi yang dibebankan kepada PT. Lintas Kumala Abadi atas polis tersebut sudah
dibayar lunas.
Pada 17 April 2009, ketika pemuatan atas 73 Unit Container ukuran 20 di
Pelabuhan RAPP/Buatan di Pekanbaru, kapal pengangkut yakni KM. Lintas Barito
mengalami kecelakaan miringnya kapal (Capsized) yang menyebabkan 51 Unit
Container dari 73 unit milik PT. Lintas Kumala Abadi yang telah dimuat jatuh kelaut
sehingga PT. Lintas Kumala Abadi pun mengalam kerugian berupa biaya
penyelamatan dan biaya perbaikan atas container yang jatuh kelaut tersebut sebesar
Rp. 187.360.000,- + USD. 76.187.43 atau Rp. 600.000.000,-.
Atas kecelakaan tersebut, pada 11 Desember 2008, PT. Lintas Kumala Abadi
mengajukan klaim kepada PT. Asuransi Tokio Marine Indonesia berdasarkan Polis
Marine Cargo Nomor TMD/MINL/08-MO271573 sebesar Rp. 187.360.000,- + USD.
76.187.43 atau Rp. 600.000.000,-. Sesuai dengan kerugian yang dialami PT. Lintas
Kumala Abadi.
Dimana penyebab timbulnya kerugian tersebut (muatan yang jatuh kelaut)
diakibatkan oleh kapal miring (Capsized) termasuk yang dijamin dalam polis Institute
Cargo Clause B butir 1.1.2 yakni kapal terbalik yang menyebutkan bahwa
"Kerugian atau kerusakan pada objek yang diasuransikan yang secara wajar
diakibatkan oleh: (1.1.2) kapal atau perahu kandas, karam tengelam atau "terbalik";
Disimpulkan terbalik pun karena tidak adanya pembatasan pengertian kapal terbalik
(Capsized) dalam polis.
Berdasarkan beberapa fakta diatas, PT. Lintas Kumala Abadi mengajukan
gugatan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tertuju kepada PT. Asuransi Tokio
Marine Indonesia, yakni:

1. Untuk dikabulkan segala gugatannya oleh pengadilan.


2. Untuk pengadilan menyatakan PT. Asuransi Tokio Marine Indonesia
melakukan Wanprestasi atas pernjaian Asuran dengan Open Polis Of
Marine Insurance Nomor MOP/TM/08/108.
3. Untuk dibayarnya kerugian yang dialami oleh PT. Lintas Kumala
Abadi atas biaya penyelamatan dan biaya perbaikan container yang
dijamin dalam polis sebesar Rp. 187.360.000,- + USD. 76.187.43 atau
Rp. 600.000.000,-.
4. Untuk menghukum PT. Asuransi Tokio Marine Indonesia untuk
membayar ganti rugi keterlambatan pembayaran kepada PT. Lintas
Kumala Abadi 10% untuk setiap bulannya yang dihitung sejak mulai
tanggal 17 Mei 2008 sampai dengan PT. Asuransi Tokio Marine
Indonesia melunasi seluruh hutangnya.
5. Untuk menyatakan sah dan berharga sita jaminan atas harta kekayaan
PT. Asuransi Tokio Marine Indonesia baik berupa barang-barang
bergerak maupun yang tidak bergerak.
6. Untuk menghukum PT. Asuransi Tokio Marine Indonesia membayar
biaya permasalahan atau perkara ini.
Atas gugatan yang dilayangkan oleh PT. Lintas Kumala Abadi kepada PT.
Asuransi Tokio Marine Indonesia, disebutkan beberapa pembelaan atas situasinya
yakni:
1. Gugatan yang dilayangkan oleh PT. Lintas Kumala Abadi tidak
mempunyai dasar hukum yang kuat, karena risiko yang digugat adalah
risiko yang tidak dapat di respons oleh Polis Marine Cargo tersebut.
2. Bahwa Polis Marine Cargo - Institute Cargo Clause B yang dibeli oleh
PT. Lintas Kumala Abadi hanya dapat menutup risiko kerugian apabila
terjadi kerugian secara menyeluruh atau total loss terhadap barang
yang diasuransikan.
3. Sehubungan dengan pembelaan no.2 faktanya adalah, KM. Lintas
Barito yang mengangkut container miring 80 derajat sehingga
menyebabkan 38 dari 51 container milik PT. Lintas Kumala Abadi
jatuh kelaut.
4. PT. Asuransi Tokio Marine Indonesia menunjuk PT. McLarens
Indonesia sebagai Perusahaan penilai Kerugian Asuransi untuk
melakukan survey atas kejadian yang menyebabkan kerugian kepada
PT. Lintas Kumala Abadi.
5. Setelah survey dilaksanakan, pada 22 Mei 2009 PT. McLarens
Indonesia menyatakan bahwa Berdasarkan kondisi kecelakaan kami
mencermati bahwa kecelakaan terjadi setelah proses pemuatan dan
kontainer tidak mengalami kerusakan total namun hanya
rusak.Berdasarkan hal di atas,kami berpendapat tidak ada tanggung
jawab hukum Polis atas kerugian ini.

Atas dasar diatas, maka PT. Asuransi Tokio Marine Indonesia menyatakan
bahwa klaim yang diajukan oleh PT. Lintas Kumala Abadi bukan merupakan risiko
yang dijamin dalam Polis Marine Cargo.

C. Penyelesaian
Pada tanggal 14 April 2011, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
dengan segala pertimbangannya dalam menilai, mengukur, dan berusaha mengadili
dengan seadil-adilnya, menyatakan mengeluarkan keputusan, yakni:
1. Menolak seluruh pembelaan PT. Asuransi Tokio Marine Indonesia
atas kasus ini.
2. Mengabulkan sebagian gugatan PT. Lintas Kumala Abadi atas PT.
Asuransi Tokio Marine Indonesia.
3. Menghukum PT. Asuransi Tokio Marine Indonesia atas biaya
penyelamatan dan biaya perbaikan container yang dijamin dalam polis
sebesar Rp. Rp. 187.360.000,- + USD. 76.187.43 atau Rp.
600.000.000,-.
4. Menghukum PT. Asuransi Tokio Marine Indonesia untuk membayar
biaya perkara sebesar Rp. 341.000
5. Menolak gugatan PT. Lintas Kumala Abadi selain gugatan yang
dikabulkan diatas.

D. Kesimpulan
Berdasarkan yang telah saya pahami dari kasus PT. Lintas Kumala Abadi v
PT. Asuransi Tokio Marine Indonesia dapat disimpulkan bahwa PT. Lintas Kumala
Abadi tetap mendapatkan klaimnya, walaupun dari pihak surveyor berpendapat bahwa
tidak ada tanggung jawab polis atas kejadian tersebut, yang mungkin disebabkan oleh
adanya ambiguitas tersendiri dalam kontrak yang telah disepakati oleh PT. Lintas
Kumala Abadi dan PT. Asuransi Tokio Marine Indonesia, yang menyebabkan
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengabulkan sebagian dari gugatan PT. Lintas
Kumala Abadi.

E. Saran
Berdasarkan yang telah saya pahami dari kasus PT. Lintas Kumala Abadi v
PT. Asuransi Tokio Marine Indonesia adalah sebelum melakukan kontrak perjanjian
yang bisa dibilang dalam skala yang cukup besar (dalam ukuran materil) alangkah
baiknya dicermati dengan baik terlebih dahulu isi-isi dari kontrak tersebut secara
mendalam, atau kalau perlu menyewa jasa dari badan lembaga hukum untuk mewakili
kita atau perusahaan kita untuk menganalisis isi dari kontrak tersebut secara akurat
dan solid, sehingga tidak menimbulkan ambiguitas di kemudian hari jika terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan, dan sebagai langkah pencegahan juga untuk tidak
mengeluarkan biaya berlebih dalam rangka menuntut hak yang memang seharusnya
milik kita.

Anda mungkin juga menyukai