Buletin

BADAN PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI

NO. 40, MARET 2008

Pencapaian 1 Juta bph

Usaha Keras
Semua Pihak
EDITORIAL >>2 WAWANCARA >>10 COMDEV >>14
Darmasiswa Chevron
Mari Kerahkan KARDAYA WARNIKA
Kepala BPMIGAS Ajang Seleksi
Semua Kemampuan Siswa Terbaik di Riau
Indikator baik atau buruknya suatu pro-
Realisasi Produksi
gram, bisa dilihat dari adanya perenca-
naan yang matang dan adanya team work
Minyak Cukup
yang mendukung program tersebut. Tanpa
kedua hal tersebut, sulit dipastikan apa-
Menggembirakan
kah program yang diinginkan bisa direali-
sasikan.

Alamat: Patra Office Tower, Jl. Gatot Subroto Kav. 32-34, Jakarta 12950 - http://www.bpmigas.com
EDITORIAL
Redaksi menerima
masukan artikel
yang dikirim melalui

MARI KERAHKAN SEMUA KEMAMPUAN e-mail : buletin@bpmigas.com

atau
fax. 021 - 5290 1315

I
ndikator baik atau KKKS, target optimis yang produksi di beberapa KKKS
buruknya suatu telah ditetapkan, bisa dicapai. telah selesai diperbaiki.
program, bisa dilihat dari Bahkan dimungkinkan hasil Selain itu juga ada kegiatan
adanya perencanaan yang dicapai bisa lebih baik pengembangan yang dilakukan
yang matang dan adanya lagi. Sebagai ilustrasi, realisasi beberapa KKKS berhasil
team work yang mendukung produksi pada dua bulan meningkatkan produksinya.
program tersebut. Tanpa kedua pertama tahun 2008 telah Namun demikian, hasil awal
hal tersebut, sulit dipastikan ini tidak boleh menyurutkan
apakah program yang semangat kerja keras kita.
diinginkan bisa Hambatan, apapun
direalisasikan. bentuknya, masih
Prinsip itulah mungkin terjadi
yang juga dianut di masa yang
di industri akan datang
hulu migas dan berpotensi
nasional. menghambat
Ketika produksi. Kerja
Pemerintah dan erat BPMIGAS
DPR bersepakat KKKS yang erat
menetapkan dan komunikasi
target produksi yang terjalin
minyak nasional di dengan baik, akan
APBN 2008 rata-rata memudahkan kerja kita
927 ribu barel per hari, untuk mencapai target
maka BPMIGAS dan KKKS yang telah ditetapkan.
bersama-sama menyusun Tentu saja dukungan setiap
rencana kerja untuk mencapai mencapai angka lebih dari yang elemen juga sangat diharapkan
target tersebut. Pekerjaan ini ditargetkan. Bahkan selama agar kita semua berkesempatan
tidak mudah mengingat kondisi beberapa hari dalam periode menikmati tingginya harga
sebagian besar lapangan tersebut terlihat angka produksi minyak dunia yang akhir-akhir
minyak sudah mulai tua dan menembus angka lebih dari 1 ini menyentuh angka US$ 100
produksinya menurun. juta barrel per hari. per barel, bahkan lebih. Mari kita
Namun berkat perencanaan Realisasi produksi yang bahu membahu, agar keadaan
yang baik dan kerjasama yang cukup bagus ini bisa dicapai ini tetap menjadi berkah, bukan
erat antara BPMIGAS dan setelah sejumlah fasilitas menjadi musibah. (***)

DEWAN PENSEHAT Ketua: Deputi Umum, Wakil Ketua: Kadiv Eksternal, Anggota: Tenaga Ahli, Kadiv Eksploitasi, Kadiv Kajian dan Pengembangan, Kadiv Operasi Lapangan, Kadiv
Fasilitas Konstruksi Kadiv Operasi Penunjang, Kadiv Pengendalian Finansial, Kadiv Operasi Lapangan, Kadiv Fasilitas Konstruksi, Kadiv Operasi Penunjang, Kadiv Pengendalian Finan-
sial, Kadiv Operasi Finansial, Kadiv Pemasaran, Kadiv Hukum, Kadiv Internal, Kadiv PMA - TIM REDAKSI Pemimpin: Kadin Hupmas, Wakil: Kasubdin Hupmas, Anggota: Chandra,
Nasaruddin, Panca D Nitasari, Syaifudin, Yuliscar BP, Ratna Sari, C Wulan A, Rollina Yunati, Bayu Murbandono, Nyimas F. Rikani.

Alamat : Patra Office Tower, Jl. Gatot Subroto Kav. 32-34, Jakarta 12950, http://www.bpmigas.com

2 NO. 40, MARET 2008

 LAPORAN UTAMA
Pencapaian 1 Juta bph
Usaha Keras
Semua Pihak
B
PMIGAS meyakinkan
kembali bahwa rata-
rata produksi minyak
tahun 2008 bisa men-
capai 1 juta barel per hari (bph).
Optimisme target produksi ini
bukanlah impian belaka, namun
merupakan cerminan usaha keras
semua pihak terutama dalam
meningkatkan pemeliharaan dan
pengembangan lapangan-lapang-
an baru.
Hasilnya, terbukti sejak per-
tengahan Januari hingga Februari
2008 lalu angka produksi minyak
1 juta bph sudah mulai tercapai.
Bahkan, peningkatan produksi ini
cenderung terus bertambah se-
iring dengan mulai berproduksinya
Blok Cepu pada kuartal keempat
NO. 40, MARET 2008
Angka produksi
1 juta bph ini
diperoleh dari
tahun ini sebesar 20 ribu bph.
Peningkatan produksi minyak sejumlah KKKS
ini, menurut Kepala BPMIGAS yang telah
Kardaya Warnika, merupakan usa- berkomitmen
ha keras semua pihak. Ini ditandai
dengan mulai membaiknya be- untuk meningkat-
berapa sarana penunjang operasi kan produksinya
Kontraktor Kontrak Kerja Sama
(KKKS) dan adanya peningkatan
produksi yang signifikan di bebe- KARDAYA WARNIKA
rapa lapangan seperti yang terjadi Kepala BPMIGAS
pada lapangan minyak Kerisi yang
dioperatori oleh Conocophillips.
Angka produksi 1 juta bph
ini diperoleh dari sejumlah KKKS
yang telah berkomitmen untuk
meningkatkan produksinya. Se-
belum menentukan angka terse-
but kami telah mengundang se-
jumlah KKKS untuk mengajukan
3
 LAPORAN UTAMA
komitmen produksinya dan sete-
lah dijumlahkan angka rata-rata
produksi minyak 1 juta bph akan
tercapai, ungkap Kardaya yang
didampingi Wakil Kepala dan para
Deputi BPMIGAS dalam sebuah
pertemuan dengan wartawan
pada 14 Maret 2008 lalu.
Sementara itu, Deputi Operasi
BPMIGAS Dodi Hidayat men-
jelaskan tentang kondisi opera-
sional migas menyusul terjadinya
cuaca yang memburuk akhir-akhir
ini. Dia menyatakan tidak ada ham-
batan yang berarti dan menggang-
gu operasi migas, terutama fasili-
tas produksi di offshore. Meskipun
begitu, buruknya cuaca tersebut
telah menyebabkan kondisi tidak
nyaman bagi para pekerja di off-
shore, karena mereka tidak bisa
melakukan pergantian shift kerja.
4 NO. 40, MARET 2008
Mengenai upaya menekan laju
penurunan produksi, Dodi menga-
takan bahwa sekarang ini penurun-
an produksi minyak secara alami
bisa ditekan seminimal mungkin
menjadi 3 hingga 4,5%. Sebelum-
nya, laju penurunan alami produk-
si mencapai 15%.
Hal senada juga disampaikan
Wakil Kepala BPMIGAS Abdul
Muin. Dia menambahkan, ber-
dasarkan rencana kerja dan ang-
garan (WP&B) seluruh KKKS ta-
hun 2008, produksi minyak bisa
mencapai rata-rata 1,043 juta bph.
WP&B tersebut sudah diterima
dan disetujui.
Namun hal tersebut juga ha-
rus didukung oleh faktor-faktor
lain, seperti keuangan dan peralat-
an penunjang. Meskipun begitu,
BPMIGAS akan terus berusaha
meningkatkan produksi. Hal ini
bisa dilihat dengan kesuksesan
menekan laju penurunan alami.
Muin menegaskan bahwa un-
tuk bisa meningkatkan produksi,
perlu dilihat juga cadangannya.
Selama ini, pertumbuhan cadang-
an minyak Indonesia negatif. Arti-
nya, tingkat produksi lebih besar
dari temuan cadangan baru. Na-
mun kondisi yang dialami di Indo-
nesia ini, juga dialami di seluruh
dunia. Cadangan minyak dunia
turun hingga 4%.
Lebih lanjut menurut Muin, dari
tahun 1997 penurunan cadangan
sekitar 10-7%. Namun sejak tahun
2003, penurunan tersebut bisa
ditekan menjadi sekitar 4-5%. Dari
usaha yang telah dilakukan be-
berapa tahun ini, laju penurunan
diharapkan bisa ditekan hingga
0% atau bahkan bisa naik.
Sekitar 45% dari total produksi
minyak nasional merupakan
hasil dari upaya maintenance
dan pengembangan lapangan
baru. Tanpa kegiatan tersebut,
laju penurunan produksi bisa
lebih besar lagi.
Secara umum, produksi mi-
nyak Indonesia sudah memasuki
tren menurun. Jadi yang bisa
dilakukan adalah berupaya me-
nahan laju penurunan produksi.
Jangan sampai bergerak dengan
cepat. Tanpa melakukan upaya
apa-apa, laju penurunan produk-
si bisa mencapai 12-15%, ujar
Muin.
Dia menjelaskan, industri hulu
migas itu juga banyak mengha-
dapi hambatan. Ada faktor ekster-
nal, ada juga internal. Contohnya
gangguan alam dan masalah per-
tanahan. Karena gangguan alam,
upaya pencapaian lifting minyak
tahun lalu menjadi tidak optimal.
Karena itulah, BPMIGAS kini beru-
paya meminimalkan kendala-ken-
dala tersebut, sehingga produksi
minyak tahun ini bisa lebih diting-
katkan.
Agar produksi bisa meningkat,
biarkan kami banyak bekerja. Ini-
lah upaya yang paling bagus. Se-
 LAPORAN UTAMA
Wellhead - Pearl energy
cara team work, BPMIGAS sudah
bagus. Pasalnya, produksi minyak
Indonesia sekarang ini memang
sedang cenderung turun. Siapa
pun yang menjadi Kepala BPMI-
GAS, tren produksi minyak tetap
akan turun, jelasnya.
Sebagai bagian dari upaya
peningkatan produksi, Deputi Pe-
rencanaan BPMIGAS Achmad
Luthfi menjelaskan tentang ren-
cana pengembangan lapangan
di Makassar Strait oleh Chevron.
Menurutnya, evaluasi rencana
pengembangan (plan of develop-
ment/PoD) Makassar Strait sudah
selesai. Upaya pengembangan-
nya dilakukan secara terintegrasi
antara Dehem dengan Rangkas-
tenggalo.
Rekomendasi BPMIGAS ini
sudah disampaikan ke Departe-
men ESDM. Sekarang yang masih
dibicarakan adalah alokasi gas un-
tuk domestik dan ekspor. Namun
secara komersial, pengembang-
annya sudah memenuhi syarat,
ujar Luthfi.
Efisiensi
Dalam kesempatan itu, Deputi
Finansial, Ekonomi dan Pema-
saran BPMIGAS Eddy Purwan-
to menjelaskan tentang efiensi
dalam bisnis migas Indonesia.
Meskipun cost recovery naik, na-
mun kenaikannya sangat kecil bila
dibandingkan dengan kenaikan
revenue yang diterima Pemerin-
tah.
Menurutnya, selama ini, pan-
dangan orang tentang efiensi
dalam bisnis migas Indonesia se-
lalu keliru. Jika bicara produksi,
NO. 40, MARET 2008
sebagian besar pihak selalu fokus-
nya ke minyak. Padahal, Indonesia
juga menghasilkan gas. Memang
produksi minyak cenderung turun
dalam lima tahun terakhir ini. Na-
mun laju penurunan tersebut kini
sudah bisa ditekan menjadi seki-
tar 4-5% dari sebelumnya 15%.
Beda dengan minyak, produksi
gas justru cenderung naik selama
beberapa tahun terakhir ini. Se-
hingga total produksi minyak dan
gas selama lima tahun terakhir ini
relatif konstan, ujar Eddy.
Terkait dengan cost recovery,
peningkatan cost recovery tidak
semata-mata akibat biaya operasi
yang timbul dalam memproduksi
minyak tapi juga biaya operasi
untuk memproduksi gas. Perban-
dingannya sekitar 60-40. Jika cost
recovery 100, maka 60 untuk mi-
nyak dan 40 untuk gas.
Secara nominal, cost recovery
memang cenderung naik dalam
beberapa tahun ini. Namun
kenaikan cost recovery ini sangat
kecil bila dibandingkan dengan
kenaikan revenue. Efisiensi suatu
bisnis tidak bisa diukur dari nomi-
nal biaya yang dikeluarkan saja.
Penilaian juga harus memperhi-
tungkan gross revenue yang diper-
oleh. Dalam industri hulu migas
Indonesia, perbandingan antara
cost recovery dengan gross reve-
nue selama lima tahun terakhir
ini justru turun. Pada tahun 2002,
cost recovery mencapai 30% dari
gross revenue. Tapi pada 2007,
cost recovery menjadi hanya 21%
saja.
Naiknya nominal cost recovery
sebagian besar disebabkan oleh
pengaruh kenaikan harga minyak
sehingga biaya untuk operasi per-
minyakan juga ikut naik, selain
juga dipengaruhi oleh inflasi.
Hal ini mengakibatkan persen-
tase keuntungan atau profit mar-
gin menunjukkan kecenderung-
an meningkat. Pada tahun 2007
diperkirakan profit margin lebih
dari 76%, suatu angka yang sa-
ngat tinggi apabila dibandingkan
dengan industri-industri lainnya
ditengah-tengah kemandekan
(stagnasi) pertumbuhan industri
sektor riil nasional pasca krisis
ekonomi. Hal ini menunjukkan
bahwa industri hulu migas memi-
liki tingkat efisiensi dan profitabili-
tas yang tinggi.
Jika ada yang mengatakan bis-
nis migas Indonesia tidak efisien,
itu salah. Karena fakta menga-
takan sebaliknya, di mana selama
lima tahun terakhir profit margin
bisnis migas Indonesia naik terus,
papar Eddy.
Indikator lain yang relevan ke-
tika membahas kinerja industri mi-
gas nasional adalah penerimaan
bagian Pemerintah (government
share atau government take).
Penerimaan bagian Pemerintah
mengalami kenaikan yang jauh
lebih besar dari kenaikan cost re-
covery. Cost recovery naik dari
US$ 5,05 miliar (2002) menjadi
sekitar US$ 8,9 miliar (2007), atau
naik sebesar US$ 4 miliar. Semen-
tara penerimaan bagian Pemerin-
tah mengalami peningkatan dari
US$ 9,63 miliar (2002) menjadi
US$ 23 miliar (2007), atau naik
US$ 13 miliar. Sebuah peningkat-
an yang sangat signifikan. ***
5
 LAPORAN UTAMA
Optimalisasi
Idle Field
S
EBAGAI upaya me-
ningkatkan produksi
minyak dan gas bumi,
Pemerintah melaku-
kan optimalisasi pemanfaatan wila-
yah kerja (WK) migas. Salah satu-
nya adalah membuka peluang
bagi perusahaan daerah maupun
koperasi untuk mengelola lapang-
an/struktur yang terabaikan (idle
field).
Idle field merupakan lapangan
migas yang tidak dikembangkan
karena alasan tidak ekonomis.
6 NO. 40, MARET 2008
Lapangan ini ada yang belum ber-
produksi, dan ada juga yang su-
dah berproduksi tapi ditinggalkan
karena biaya produksinya lebih
besar dibandingkan pendapatan
yang dihasilkan. Lapangan migas
juga bisa disebut idle karena tidak
ekonomis bila ditinjau dari proyek
skala besar, dan kurang kompeti-
tif dalam portofolio internal mana-
jemen operator.
Untuk mengoptimalkan idle
field, Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) mengelu-
arkan dua peraturan baru. Kedua
peraturan tersebut adalah Pera-
turan Menteri ESDM No.01/2008
tentang Pedoman Pengembang-
an Minyak Bumi Pada Sumur Tua
dan Peraturan Menteri ESDM
No.03/2008 tentang Pedoman
dan Tata Cara Pengembalian
Wilayah Kerja yang Tidak Diman-
faatkan KKKS Dalam Rangka
Peningkatan Produksi Migas. Se-
belumnya, Pemerintah juga sudah
mengeluarkan Peraturan Menteri
ESDM No.08/2005 tentang Insen-
tif Pengembangan Lapangan Mar-
ginal.
Dalam Permen No.3/2008,
KKKS yang tidak mau melakukan
pengembangan maupun meng-
usahakan kembali lapangan/struk-
tur yang pernah diproduksikan
diminta untuk mengembalikan
lapangan tersebut secara su-
karela. Selain itu, KKKS juga bisa
mengusulkan Badan Usaha atau
Bentuk Usaha Tetap lain untuk
 LAPORAN UTAMA
mengembangkan lapangan/struk-
tur tersebut.
Jika lapangan tersebut dikem-
balikan, Menteri ESDM akan
menetapkannya sebagai wilayah
kerja baru dan akan dilakukan
penawaran sesuai dengan keten-
tuan peraturan perundang-undang-
an, ujar Ditjen Migas Luluk Sumiar-
so dalam Talks Show IATMI tentang
Optimasi Idle Field yang diadakan
di Jakarta, 13 Maret 2008.
Sementara dalam Permen
No.01/2008, KKKS diperbolehkan
membuat perjanjian dengan kope-
rasi usaha daerah (KUD) mau-
pun BUMD untuk mengusahakan
dan memproduksikan minyak dari
sumur tua yang masih terdapat
kandungan minyak berdasarkan
pertimbangan teknis dan ekono-
mis. Meskipun begitu, perjanjian
tersebut harus terlebih dahulu di-
mintakan persetujuan dari Menteri
ESDM. Perjanjian kerjasama
tersebut juga harus diketahui oleh
Kepala BPMIGAS.
KUD/BUMD tersebut direkomen-
dasikan dari Pemerintah Kabupa-
ten/Kota dan disetujui oleh Pemerin-
tah Propinsi. Lingkup pengusahaan
Kini, masih ada sumur tua berada di seluruh wilayah
sekitar 10 idle field. kerja aktif (status produksi) KKKS,
termasuk Pertamina. Sumur yang
Padahal sebelum dikelola dibor sebelum tahun 1970
harga minyak naik, dan pernah diproduksikan.
Selain membuka peluang kepa-
terdapat 50 idle field. da perusahaan daerah maupun ko-
Sebagian besar perasi untuk mengelola sumur tua,
Pemerintah juga menawarkan se-
berada di luar wilayah jumlah insentif bagi pengembang-
kerja Pertamina an idle field. Optimalisasi pengelo-
laan idle field ini diharapkan bisa
lebih meningkatkan lagi produksi
minyak dan gas bumi nasional.
ABDUL MUIN Menurut Luluk, insentif yang di-
WAKIL KEPALA BPMIGAS
tawarkan bisa berupa investment
credit yang lebih besar, pemberian
interest recovery, perubahan FTP,
penundaan DMO Holiday, cost re-
covery plus dan perubahan split.
Pengembangan idle field me-
mang cocok bagi perusahaan migas
NO. 40, MARET 2008
lokal, karena investasi yang diper-
lukan tidak terlalu besar. Mereka
bisa mencari sumber pendanaan
dari konsorsium bank lokal. Salah
satu bank lokal yang sudah menyata-
kan tertarik adalah Bank Mandiri.
Sementara itu, Wakil Kepala
BPMIGAS Abdul Muin menga-
takan, sebagian KKKS sudah mu-
lai melakukan pengembangan la-
pangan yang selama ini diabaikan
menyusul kenaikan harga minyak
mentah.
Kini, masih ada sekitar 10 idle
field. Padahal sebelum harga mi-
nyak naik, terdapat 50 idle field.
Sebagian besar berada di luar
wilayah kerja Pertamina, papar
Muin.
Meskipun begitu, pengelolaan
idle field tersebut masih memer-
lukan kajian teknis dan ekonomis.
Jika secara teknis bisa diproduksi,
perlu dilihat juga perhitungan bis-
nisnya.
Contoh kasus pengelolaan
idle field sudah pernah dilakukan
di sumur minyak milik PT Per-
tamina (Persero) di wilayah Cepu,
Jateng. Sumur-sumur di wilayah
kerja tersebut diambil minyaknya
oleh masyarakat setempat.
Wakil Ketua Tim Pengawas
Peningkatan Produks Migas, Tri-
jana Kartoatmodjo, mengatakan,
sebagian besar idle field yang ada
di Indonesia sebenarnya bukan
sengaja ditelantarkan oleh opera-
tornya. Hanya saja belum tergarap
karena tidak mendapat prioritas.
Lapangan tersebut menjadi idle
karena dari sisi keekonomian be-
lum maksimal untuk dikembang-
kan sehingga belum masuk porto-
folio KKKS tersebut.
Menurut Trijana, pihaknya se-
jak setahun lalu sudah mengusul-
kan kepada Menteri ESDM agar
lapangan yang tidak digarap oleh
pemilik wilayah kerja dikembalikan
ke negara. Dengan begitu bisa di-
kerjakan perusahaan lain, sehing-
ga tingkat produksi bisa naik. ***
7
 SEREMONIAL

PERESMIAN
GEDUNG DCR
Peresmian Gedung
Disaster Recovery
Centre (DCR) oleh
Deputi Umum
BPMIGAS Hardiono di
Jatiluhur, Jawa Barat,
13 Maret 2008

8 NO. 40, MARET 2008

SEREMONIAL

SERTIFIKASI
ISO 9001 : 2000
Acara penyerahan sertifikat ISO 9001 : 2000
untuk Bidang Perencanaan BPMIGAS di
Gedung Patrajasa, Jakarta, 18 Maret 2008.

NO. 40, MARET 2008 9

 WAWANCARA

Kepala BPMIGAS, KARDAYA WARNIKA

Realisasi Produksi Minyak

Cukup Menggembirakan
TINGGINYA harga minyak dunia akhir-akhir ini, membuat banyak pihak banyak. Sekarang produksi airnya sudah
meningkatkan perhatiannya di sektor industri hulu minyak dan gas bumi 90%. Air itu harus di-treat lagi sebelum
di dalam negeri. Sayangnya, kemudian banyak pendapat yang dilontarkan, di-inject, butuh bahan kimia, dan itu
didasarkan pada ketidakpahaman terhadap sektor ini. butuh cost. Tapi ini harus dilakukan KKKS,
jika tidak maka tidak boleh produksi.
Saat berbicang dengan Buletin BPMIGAS, Kepala BPMIGAS Kardaya
Warnika menjelaskan beberapa isu yang menjadi perhatian masyarakat, Apakah kondisi ini bisa dikatakan
akhir-akhir ini. selama 2007 kegiatan produksi belum
cukup memadai?

S
ektor hulu migas dituding tidak
efisien karena cost recovery
semakin tinggi. Pendapat
Bapak?
Saya akui angka cost recovery kita
memang memperlihatkan kecende-
rungan meningkat. Tapi kita tidak bisa
langsung memberi penilaian bahwa
sektor ini tidak efisien. Kita harus melihat
apakah kenaikan itu pantas atau tidak.
Coba lihat, apakah ada di dunia ini
yang biaya pencarian minyaknya lebih
rendah? Sekarang harga sewa rig pem-
boran naik sampai 300%. Biaya untuk
bahan kimia juga meningkat. Padahal,
jika kita mau beroperasi, harus menyewa
peralatan dan membeli bahan-bahan
tersebut, jadi mau tidak mau harus
mengikuti kenaikan tersebut. Perta-
nyaannya, wajar tidak kenaikan itu?
Bagaimana kenaikan biaya di Indo-
nesia bila dibandingkan dengan negara
lain?
Jika dibandingkan dengan negara
lain, ya kita naik. Tapi kenaikannya lebih
kecil dibandingkan kenaikan di negara
lain. Kita punya data-datanya, dari
lembaga-lembaga internasional seperti
IEA, Departemen Energi AS dan OPEC.
Sejak tahun 1997, produksi mulai
turun. Mengapa kelihatannya dalam
satu dekade ini tidak ada kenaikan
produksi?Kira-kira kapan ada kenaikan
signifikan produksi minyak?
Jadi begini, untuk meningkatkan
produksi cukup signifikan, yang harus
dilakukan adalah eksplorasi. Kalau jika
kita cuma melakukan produksi (sustain)
tanpa ada eksplorasi, itu artinya kita hanya
melakukan pengurasan saja. Tahun ini
dipercepat pengurasan, tahun depan
makin cepat turunnya. Yang terjadi di
Indonesia, eksplorasi dilakukan, tetapi
cadangan yang ditemukan belum bisa
mengimbangi cadangan yang diambil
untuk diproduksikan. Akibatnya, karena
di lapangan-lapangan produksi juga
terjadi penurunan produksi, maka
penambahan produksi yang terjadi
tidak bisa mengimbangi penurunan.
Jadi seolah-olah kita tidak melakukan
upaya peningkatan produksi.
Saat ini berapa penurunannya?
Kalau sumur yang tua-tua, seperti
yang banyak dioperasikan Chevron,
tingkat penurunan alaminya mencapai
15%. Tapi kita harus bisa mengapresiasi
usaha yang dilakukan, karena saat ini
penurunan bisa ditekan pada angka
sekitar 4,8%. Artinya kita sudah bisa
mengurangi laju penurunan. Sekarang
bisakah tidak terjadi penurunan, jika
tidak ada lapangan baru?
Dalam lapangan minyak itu, produksi
totalnya tidak menurun tapi produksi
minyaknya yang menurun. Misalkan di
Chevron, mungkin produksinya naik,
tapi yang naik produksi cairannya.
Kandungan airnya makin lama makin
Bukan begitu. Cadangan yang
diproduksikan saat ini adalah hasil dari
kegiatan eksplorasi pada 6-7 tahun
yang lalu. Sedangkan yang kita lakukan
sekarang baru bisa dilihat 6-7 tahun
ke depan. Jadi artinya, eksplorasi tujuh
tahun yang lalu slow.
Banyak pengamat mengatakan bah-
wa kondisi ini disebabkan oleh tidak
adanya kepastian hukum di masa lalu?
Mungkin saja, apalagi saat itu UU
Migas belum selesai dan bisa jadi kita
kalah bersaing dalam menawarkan wila-
yah kerja. Investor migas itu kan world
wide, sehingga mereka selalu berusaha
mendapatkan daerah yang memberikan
keuntungan maksimal. Jadi bisa saja,
meski kita kasih untung 10 belum tentu
dia datang, jika di negara lain dia bisa
dapat 20. Singkatnya, ada dua hal yang
menjadi pertimbangan utama mereka,
yang pertama keuntungan dan kedua
adalah bersaing dari negara lain.
Selain itu, pada tujuh tahun la-
lu banyak negara-negara baru di bi-
dang hulu migas yang menawarkan
potensinya. Salah satu contonya adalah
Libya. Potensi migas negara itu besar
sekali. Jadi kembali pada kasus Indonesia,
kalau kita ingin meningkatkan kegiatan
eksplorasi di tanah air, kita tidak bisa
hanya terfokus melihat ke kita saja,
tapi lihat juga kompetitor. Kita harus
mengkaji apakah yang kita lakukan
sudah cukup kompetitif? Kompetitif

10 NO. 40, MARET 2008

 WAWANCARA
itu termasuk soal untung, daya saing,
dan yang terpenting adalah kepastian
hukum.
Belakangan ini insentif dari Peme-
rintah sudah cukup baik, kepastian
hukum juga. Namun muncul tekanan
dari DPR soal masalah nasionalisme.
Bagaimana pendapat Bapak?
Saya setuju dengan nasionalisme
tetapi dalam arti yang sesungguhnya,
yakni untuk kepentingan nasional. Coba
kita ambil contoh bahasan soal terminasi
suatu kontrak. Dalam hal ini kita harus
melihat terlebih dahulu dampaknya
seperti apa bagi kepentingan nasional?
Jadi jangan semata-mata mutusin
kontraknya. Kalau dampaknya lebih
buruk, misalnya malah menyeret pe-
merintah ke pengadilan arbitrase inter-
nasional, atau malah memunculkan
dampak negatif sehingga membuat
investor enggan masuk ke Indonesia
dan menghambat kegiatan eksplorasi,
ya keputusan itu jangan kita lakukan.
Ini bukan nasionalistis.
Apa harapan bapak pada industri
hulu migas ke depan?
Kalau kita mau mengubah nasib,
kedepan harus lebih banyak mela-
kukan eksplorasi untuk menemukan
cadangan-cadangan baru.
Upaya tersebut harus berani
dilakukan di daerah-daerah
yang belum terjamah.
Jangan melulu di kawasan
Jawa atau Sumatera.
Supaya menarik, kita
juga harus kompetitif. Arti-
nya begini, kita harus beri
insentif tambahan untuk
kontraktor yang mau mela-
kukan eksplorasi di daerah
frontier. Kalau semua kon-
traktor diperlakukan sama,
pasti investor lebih milih
yang gampang. Makanya
harus diberikan insentif. Tapi
ini berlaku untuk pioneer saja.
Kalau pioneer sudah berhasil,
untuk yang selanjutnya
tidak berlaku. BPMIGAS telah
mengusulkan tentang insen-
tif ini, karena masih banyak
cekungan kita di wilayah
Timur yang belum terjamah.
Nah, untuk menambah
cadangan tentu memerlukan
eksplorasi baru, yang baru
bisa dinikmati setelah 6-7
tahun. Kenapa? Karena proses
produksi minyak itu lama. Sebagai
contoh Lapangan Tangguh, itu dite-
mukan 25 tahun yang lalu, dan baru
tahun 2008 ini akan produksi.
Bagaimana perkiraan produksi mi-
nyak tahun ini?
BPMIGAS sudah melakukan berbagai
upaya untuk meningkatkan produksi.
Hasilnya tahun kemarin produksi mi-
nyak nasional rata-rata 950 ribu barel
per hari (bph). Sekarang actual-nya
(berdasarkan produksi harian dari De-
sember 2007-Januari 2008) cukup ba-
gus. Tanggal 20 Januari lalu, produksi
minyak sudah menembus 1 juta bph,
dan berfluktuasi di level 1 juta tersebut.
Tingkat produksi
Februari dan Maret juga masih bagus.
Ini produksi ya, bukan lifting. Kalau
lifting adalah produksi yang diangkut dan
dijual. Ada perbedaan antara produksi
dengan lifting. Bisa jadi produksi bulan
ini tinggi, tapi liftingnya tidak. Kenapa?
Mungkin karena kapalnya tidak datang,
atau terjadi masalah di kilang minyak.
Sebaliknya, kadang-kadang lifting lebih
tinggi dari produksi. Ini karena produksi
bulan-bulan lalu yang tidak bisa diang-
kut masuk ke stok tangki-tangki pe-
ngumpul sehingga bisa dilifting.
BPMIGAS juga sudah menerima
laporan kerja dan anggaran (WP&B)
dari para KKKS untuk tahun 2008. Dari
situ terlihat angka rencana produksinya
di atas 1 juta bph. Produksi terbesar di
antaranya berasal dari Chevron, Total, BP
ONWJ, Petrochina, Pertamina, Medco
dan lain-lain (ada sekitar 43 KKKS).
Produksi dari Cepu bagaimana?
Blok Cepu rencananya produksi
akhir tahun ini. Karena porsi produksi
dari Cepu untuk tahun ini tidak terlalu
besar, sehingga jika dirata-rata setahun
tidak signifikan menambah produksi
Nasional. Namun masih ada kendala,
yaitu terkait pembebasan tanah. Tiap
hari pemilik tanah berubah terus. Banyak
spekulan yang menawarkan harga
yang sangat jauh melebihi
perkiraan.
Bagaimana dengan te-
muan cadangan minyak
oleh BPPT di Simeulue?
Sebenarnya survei
itu terkait tsunami, lalu
kelihatan peta bawah
tanah yang diduga
mengandung minyak.
Tapi belum bisa dipas-
tikan karena belum
dibor, dan itu tidak
bisa disebut sebagai
cadangan. Ini ha-
nya bisa disebut
sebagai sumber
daya (resource).
Akan lebih baik jika
segera dibuktikan.
Makanya BPMIGAS
mengusulkan Per-
tamina segera mela-
kukan seismik dan
pengeboran di sana.
***
11
 SEPUTAR KKKS
E
xxonmobil Oil Indo-
nesia, perusahaan
minyak raksasa asal
Amerika Serikat, te-
lah berhasil menyelesaikan kegia-
tan survey seismik di 2 (dua) blok
SURVEY migas yang berada di Propinsi Su-
lawesi Barat, yaitu Blok Surumana
dan Blok Mandar. Kedua blok ini
SEISMIK terletak di daerah lepas pantai
laut dalam (deepwater), Selat Ma-
kasar. Kegiatan survey seismik di
LAUT kedua blok tersebut telah dimulai
dari Blok Surumana dan berakhir
di Blok Mandar. Kegiatan survey
DALAM seismik 2D di Blok Surumana te-
lah diselesaikan akhir tahun 2007
dan survey 3D di Blok Mandar te-
DI SELAT lah diselesaikan pada minggu per-
tama bulan Maret 2008.
Berdasarkan laporan yang ada
MAKASAR bahwa pada saat ini kegiatan sur-
vey seismik di kedua blok terse-
but diatas dalam taraf pengkajian.
Namun demikian Exxonmobil Oil
Indonesia telah merencanakan
kegiatan pemboran eksplorasi
yang akan dilaksanakan pada ta-
hun 2008. Vice President External
Salah satu kegiatan survey seismik di laut
12
Relations & Public Affairs Exxon-
mobil Maman Budiman menga-
takan bahwa kegiatan pemboran
eksplorasi Blok Mandar dan Su-
rumana diharapkan dapat dilak-
sanakan pada kuartal ke-3 tahun
2008 dengan jumlah pemboran
masing-masing blok terdiri atas 3
(tiga) sumur eksplorasi.
Exxonmobil Oil Indonesia me-
nandatangani kontrak bagi hasil
Blok Mandar dengan Pemerintah
Indonesia pada awal tahun 2007,
setelah memenangkan tender mi-
gas yang dilaksanakan pada tahun
2006. Blok Mandar meliputi area
4.200 km2, berlokasi di Selat Ma-
kasar, di kedalaman 2 kilometer
dari permukaan laut. Sedangkan
di Blok Surumana, Exxonmobil
mengeksplorasi melalui anak pe-
rusahaannya, Esso Exploration
International Ltd. Blok Surumana
ini terdiri atas area 5.34 km2, ber-
lokasi di Makasar Utara, di kedala-
man antara 1 hingga 2 kilometer
dari permukaan laut. Investasi
kedua blok tersebut diperkirakan
mencapai US$ 70 juta.
Kegiatan survey seismik laut
dalam di Selat Makasar juga di-
lakukan oleh perusahaan-perusa-
haan lain. Di sebelah selatan ke-
dua blok tersebut saat ini sedang
dilakukan kegiatan survey seismik
3D oleh Marathon International
Petroleum Indonesia. Kegiatan
seismik di Blok Pasangkayu ini
telah dilaksanakan semenjak
akhir bulan Februari 2008 dan
diperkirakan selesai sekitar bulan
April 2008.
Sementara itu, menyusul ke-
giatan tersebut, Conocophillips
Indonesia dan Stat Oil juga me-
rencanakan akan melaksanakan
kegiatan survey seismik 3D di
Blok Kuma dan Karama yang ter-
letak berdekatan dengan wilayah
operasi Marathon International
Petroleum Indonesia, masih di ka-
wan laut dalam Selat Makasar.***
NO. 40, MARET 2008
 SEPUTAR KKKS
VICO Indonesia dan CPI
Raih Zero
Accident Award
D
ua Kontraktor Kon-
trak Kerja Sama
(KKKS) memperoleh
Zero Accident Award
(Penghargaan Nihil Kecelakaan)
dari Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Depnakertrans). Me-
reka adalah Vico Indonesia dan PT.
Chevron Pacific Indonesia (CPI).
Kedua KKKS tersebut meneri-
ma penghargaan bersama de-
ngan 7 perusahaan lainnya yang
dianggap telah berhasil menerap-
kan program K-3 (keselamatan
dan kesehatan kerja) secara op-
timal sehingga tidak terjadi kece-
lakaan kerja (zero accident), dan
berhasil mencegah terjadinya
kecelakaan kerja di tempat ker-
ja tanpa menghilangkan waktu
kerja (days away from work).
Penghargaan disampaikan
secara simbolis oleh Wakil Pre-
siden M.Jusuf Kalla di Istana
Wakil Presiden, yang kemu-
dian diserahkan secara lang-
sung oleh Menteri Tenaga
Kerja&Transmigrasi DR.Ir.Er-
man Suparno, MBA, Msi. di
kantor Depnakertrans, pada
12 Maret 2008.
Dalam sambutannya, Wakil
Presiden Jusuf Kalla meminta
keselamatan kerja menjadi bu-
daya kerja yang dilaksanakan se-
cara disiplin. Alasannya, karena
keselamatan kerja berhubungan
dengan tingkat kesejahteraan pe-
kerja. Sementara itu, Menakertrans
menargetkan penurunan angka ke-
celakaan kerja sebesar 50 persen,
dari 65.000 kasus di 2007 menjadi
menjadi 30.000 di tahun 2008.
Penghargaan kepada Vico In-
donesia diberikan untuk tiga area
kerjanya di wilayah Kaltim Sek-
tor Mahakam, Kabupaten Kutai
NO. 40, MARET 2008
Kartanegara Propinsi Kaliman-
tan Timur, terhitung dari tanggal
28 Agustus 2005 30 November
2007. Ketiga area tersebut adalah
Northern Area Vico Indonesia de-
ngan prestasi 11.513.874 jam
kerja tanpa kecelakaan, Central
Area Vico Indonesia de-
ngan prestasi 7.209.309
jam kerja tanpa kecelakaan kerja
dan Southern Area Vico Indonesia
atas prestasi 5.379.075 jam kerja
tanpa kecelakaan kerja.
Deputy VP Operations Vico In-
donesia In Charge Sapto R Affan
mengatakan, pencapaian prestasi
ini merupakan sejarah baru bagi
Vico Indonesia, mengingat angka
tersebut merupakan hasil penca-
paian tertinggi selama lebih dari
tiga dasawarsa Vico Indonesia
beroperasi. Apalagi rekor 25 juta
jam kerja tanpa kecelakaan bisa
dicapai selama dua tahun berturut-
turut yakni tahun 2006 dan 2007.
Menurutnya, sangat sedikit per-
usahaan migas yang mampu men-
capai prestasi seperti yang diraih
Vico Indonesia. Hal itu mengingat,
migas merupakan bidang usaha
yang berisiko sangat tinggi. Terkait
hal itu semua karyawan harus memi-
liki komitmen untuk tetap memper-
tahankan reputasi Zero Accident di
lingkungan Vico. Karena, ini sejalan
dengan motto perusahaan yakni
Lets hand in hand to achieve zero
accident at Vico operation.
Sementara penghargaan untuk
CPI diberikan kepada CPI Explo-
ration Rumbai dan PT. Mandau
Cipta Tenaga Nusantara (MCTN).
Penghargaan CPI Exploration
Rumbai diberikan atas prestas-
inya dalam melaksanakan pro-
gram K-3 dalam periode 1 Janu-
ari 2005 sampai 31 Desember
2007, yang mencapai 2,7 juta
jam kerja nihil kecelakaan atau
sama dengan 3 tahun kerja tan-
pa kecelakaan. Tim Eksplorasi
memiliki catatan nihil kecelakaan
sejak tahun 1999 hingga Maret
2008, yang setara dengan 18 juta
jam kerja tanpa kecelakaan.
MCTN memperoleh penghar-
gaan nihil kecelakaan atas prestasi
1.345.440 jam kerja tanpa kece-
lakaan terhitung sejak 1 Januari 2005
4 Desember 2007. Bagi MCTN, ini
adalah penghargaan ketiga yang
sebelumnya pernah mereka peroleh
pada 2004 dan 2006.
GM OE/HES CPI Budianto
Renyut mengungkapkan penghar-
gaan ini menunjukkan bahwa kiner-
ja keselamatan Chevron dihargai
dan diakui oleh Pemerintah. Dia
yakin, di tahun-tahun mendatang,
unit-unit kerja Chevron di Indone-
sia bisa mendapatkan penghar-
gaan keselamatan kerja ini, karena
sejumlah faktor, di antaranya kar-
yawan dan kontraktor Chevron sa-
dar akan pentingnya keselamatan,
pimpinan perusahan meletakkan
keselamatan sebagai prioritas uta-
ma, serta Chevron mempunyai pro-
ses dan prosedur kerja serta bu-
daya yang mendukung tercapainya
keselamatan kerja. ***
13
 COMDEV

P
rogram tahunan Dar-

Darmasiswa
masiswa Chevron
Riau (DCR) terus
menunjukkan ek-
sistensinya sebagai ajang ber-
gengsi bagi siswa-siswa terbaik
di Riau. Para siswa Sekolah

Chevron, Menengah Atas (SMA) dari 11 ka-

bupaten/kota di provinsi tersebut
saling beradu kemampuan untuk
mendapatkan beasiswa selama
empat tahun ketika melanjutkan
ke bangku kuliah.

Ajang Seleksi DCR merupakan program

beasiswa paling bergengsi di
Riau. Ini bukan semata-mata
karena faktor jumlah penerima
dan nilai beasiswa yang diberikan,

Siswa Terbaik tapi juga karena proses seleksi

pemenang yang dilakukan secara
komprehensif dan kompetitif,
puji Mohd. Wardan, Kepala Dinas
Pendidikan Nasional (Kadis Dik-
nas) Provinsi Riau. Pesertanya

di Riau merupakan siswa-siswa terbaik

Executive Director PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI) Jeff
Shellebarger memberikan selamat kepada tiga pemenang
peringkat pertama Darmasiswa Chevron Riau (DCR) di
Rumbai, Pekanbaru.
dari berbagai SMA di Riau. Dari
seleksi di tingkat kabupaten/kota,
masing-masing dipilih lima siswa
terbaik yang akan menjadi wakil
mereka di tahap seleksi final.
Total, ada 55 siswa terbaik

14 NO. 40, MARET 2008

 COMDEV
yang berhak mengikuti tahap se-
leksi final DCR VIII pada tahun ini.
Seleksi final berlangsung di Rum-
bai, Pekanbaru, dengan meng-
hadirkan tim penilai independen.
Para peserta harus menjalani
serangkaian kegiatan berupa tes
potensi akademik, wawancara,
serta psikotes untuk menentukan
peringkat mereka. Dengan seleksi
yang begitu kompetitif, tak heran
jika banyak penerima DCR yang
diterima di Perguruan Tinggi terke-
muka. Sejak program ini digulirkan
pada 2001, hingga saat ini sudah
450 siswa yang tercatat sebagai
penerima DCR.
Pengumuman peringkat DCR
diumumkan di Rumbai pada 13
Maret lalu dalam sebuah acara
yang juga dihadiri Ketua DPRD
Riau drh. Chaidir MM dan Execu-
tive Director PT. Chevron Pacific
Indonesia (CPI) Jeff Shellebarger.
Berdasarkan tahap seleksi final,
peraih DCR dibagi menjadi empat
peringkat dengan distribusi jum-
lah siswa dan bantuan biaya pen-
didikan yang berbeda-beda.
Tahun ini, peringkat pertama
diraih Fatardhi Rizky Andhika
(SMAN 1 Pekanbaru), M. Iqbal
NO. 40, MARET 2008
Bakti Utama (SMAN Plus Pekan-
baru), dan Rahmat Robbibinur
(SMA 1 Ujung Batu, Rokan Hulu).
Mereka masing-masing berhak
mendapatkan beasiswa Rp 12
juta per tahun, serta satu unit kom-
puter dan printer. Proses pelak-
sanaan DCR sangat luar biasa
dan kompetitif. Proses seleksinya
cukup berat dan dirancang untuk
menjaring siswa yang sesuai dan
pantas mendapatkan beasiswa
ini. Saya sendiri sangat bersyukur
mendapatkan beasiswa ini karena
berharap bisa mandiri dan merin-
gankan beban orang tua, ungkap
Iqbal Bakti Utama, siswa yang
bercita-cita kuliah di FMIPA Insti-
tut Teknologi Bandung (ITB) itu.
Disusul peringkat kedua deng-
an lima pemenang yang masing-
masing diraih Rahma Sari (SMAN
1 Dumai), Khairil Azhadi (SMAN 1
Tanah Merah), Personaldi (SMAN
1 Kuantan Hilir), Sepriyana (SMAN
4 Pekanbaru) dan Zelmi Ilham
(SMAN Plus Pekanbaru). Mereka
memperoleh beasiswa Rp 9 juta
per tahun dan satu unit komputer.
Tujuh siswa berikutnya berada di
peringkat ketiga dengan beasiswa
Rp 8 juta per tahun, serta 40 siswa
di peringkat keempat dengan
beasiswa Rp 5 juta per tahun.
Sebagai pendorong agar terus
berprestasi, para penerima DCR
nantinya harus memperoleh In-
deks Prestasi Kumulatif minimal
2,75 (dalam skala 4) pada se-
tiap tahun akademik. Dan pada
akhir masa kuliah, mereka
berhak mendapatkan bantuan
biaya wisuda Rp 750 ribu.
Inilah siswa-siswa terbaik
dan yang beruntung di Riau
saat ini. Mereka merupakan
peraih peringkat tertinggi di
sekolah. Prestasi mereka
ini membanggakan kelu-
arga mereka, dan tentunya
Riau di tahun-tahun men-
datang, ungkap Mohd. Wardan,
saat memberikan sambutan pada
acara pengumuman pemenang.
Sebelumnya, ke-55 finalis DCR
diberi kesempatan untuk mengun-
jungi Politeknik Caltex Riau (PCR)
di Rumbai, salah satu proyek
Pengembangan Masyarakat CPI
di bidang pendidikan yang berope-
rasi sejak 2001. Di sana mereka
mendapatkan pengarahan ten-
tang tata cara perkuliahan dan
tips memilih perguruan tinggi yang
sesuai dengan minat dan bakat.
Tidak hanya itu, para penerima
DCR itu juga memperoleh hak is-
timewa, yakni diterima di PCR tan-
pa tes jika memang menginginkan
kuliah di sana.
Program DCR merupakan salah
satu wujud kepedulian Chevron
terhadap upaya peningkatan kuali-
tas sumber daya manusia di Riau.
Indikasi yang bagus dari program
ini adalah banyaknya penerima
DCR yang berhasil menyele-
saikan studi di berbagai perguru-
an tinggi ternama di Indonesia dan
berkarier di berbagai perusahaan
nasional maupun multinasional.
Diharapkan, melalui program bea-
siswa ini para alumni DCR dapat
berperan dalam turut membangun
Bumi Lancang Kuning. ***
15
 EKSPANSI
Bidang Perencanaan
Terima Resertifikasi
ISO 9001:2000
B
idang Perencanaan
Badan Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas (BP-
MIGAS) kembali memperoleh ser-
tifikat ISO 9001 : 2000 untuk keti-
ga kalinya. Sertifikasi ini diberikan
atas keberhasilan Bidang Peren-
canaan meningkatkan kualitas
kerja dan pelayanan yang sesuai
dengan standar.
Dengan diperolehnya sertifikat
tersebut, Bidang Perencanaan BP-
MIGAS memiliki proses manajemen
yang standar dan baku serta
berkualitas dan transparan yang di-
akui dunia bisnis internasional.
Penyerahan sertifikat dilaku-
kan di Gedung Patrajasa, Selasa
16
(18/3) oleh Manajer Operasi TUV
Rheinland, Edmundus Wiharyono
(selaku lembaga yang mengelu-
arkan sertifikasi) kepada Kepala
BPMIGAS Kardaya Warnika, yang
kemudian diberikan langsung ke-
pada Deputi Bidang Perencanaan
Achmad Luthfi.
Pada kesempatan tersebut ha-
dir pula Deputi Finansial, Ekono-
mi dan Pemasaran BPMIGAS
Eddy Purwanto, para pejabat di
jajaran Bidang Perencanaan serta
perwakilan dari TUV dan Surveyor
Indonesia.
Dalam sambutannya Kardaya
mengungkapkan kebanggaannya
atas penghargaan ISO 9001:2000
yang kembali diraih Bidang Peren-
Manajer TUV,
Kepala BPMIGAS
serta Deputi
Perencanaan,
foto bersama
usai penyerahan
Sertifikat ISO
9001:2000
canaan. Prestasi tersebut akan
membantu kinerja BPMIGAS
dalam memotong birokrasi.
Saya harap ini bisa diteruskan
ke bidang-bidang lain, sehingga
BPMIGAS secara keseluruhan
dapat menjadi lembaga yang re-
putable di mata khalayak luar,
ujar Kardaya.
Sementara menurut Achmad
Luthfi, dari hasil audit terhadap
kinerja dan pelayanan yang di-
lakukan setiap tahun, pihaknya
terus melakukan perbaikan. Salah
satunya dalam hal target penca-
paian AFE (authorization for ex-
penditures), WP&B (work program
and budget) serta POD (plan of
development). Untuk proses AFE
waktu yang dibutuhkan 14 hari,
WP&B 22 hari, sedangkan POD
dua bulan.
Tahun depan target penyele-
saian AFE masih 70%, namun se-
cara nominal bertambah. Saat ini
jumlah AFE yang masuk sekitar
tiga ribu, katanya.
Luthfi berharap di tahun-tahun
mendatang, pihaknya masih bisa
memenuhi syarat-syarat yang
ditetapkan. ***
NO. 40, MARET 2008