Anda di halaman 1dari 3

Prof.dr.

Habibah Hanum Nasution, SpPD-KPsi di FK-UISU


Yang Penulis Kenal

Oleh:
Prof.dr.H.M.Joesoef Simbolon, SpKJ(K)

Pendahuluan
Sabtu, 18 Desember 2010, di Fakultas Kedokteran UISU tempat penulis bekerja
(FK-UISU yang hijrah), seorang teman sejawat memberikan sepucuk surat. Segera dapat
penulis ketahui dari siapa surat itu berasal. Segera penulis buka karena ingin segera
mengetahui isinya.

Alhamdulillah, ternyata dengan jelas dapat penulis pahami seorang guru yang
sangat penulis hormati akan mengadakan acara syukuran ulang tahun ke 75. tanpa
bermaksud untuk mendahului siapapun, penulis sampaikan ucapan Selamat Ulang Tahun
ke 75 ibu Prof.dr.Habibah Hanum Nasution, SpPD-KPsi semoga panjang umur, sehat
sehingga tetap mampu mencerdaskan kehidupan anak bangsa dan memberikan arahan-
arahan bagi orang-orang muda demi kemaslahatan masyarakat bangsa ini pula.

Sehubungan dengan acara dimaksud ternyata dikalimat lain terkandung maksud


untuk menerbitkan buku Selayang Pandang Habibah Hanum Nasution.

Pada saat itu penulis bertanya kepada teman sekerja penulis apakah mereka juga
menerima surat seperti yang penulis terima. Ternyata mereka mengatakan tidak ada.
Yah mungkin penulis yang dianggap sebagai perwakilan dari FK-UISU yang ada di
Almanar, Jalan Karya Bakti 34, Medan.

Dosen Biasa
Tanggal pasti, bulan dan tahunnya benar-benar penulis tidak ingat lagi, tapi yang
jelas ketika Bapak dr.Gading Hakim, Psikiater (Alm) menjadi Dekan di FK-UISU. Pada
saat kepemimpinan Bapak dr.Gading Hakim, Psikiater (Alm) saat itu banyak dosen-dosen
berkualitas diundangnya untuk mengajar di FK-UISU. Tidak kurang 5 internis secara
sukarela ikut mendarmabaktikan tenaganya di institusi ini. Ibu dr.Habibah Hanum
Nasution, Internis salah satu di antaranya (waktu itu belum guru besar).

Penulis masih ingat waktu itu sebagai penguji ujian Interna penulis adalah Ibu
bersama dr.Bahtiar Fanani Lubis, Internis. Sesuai dengan perjalanan waktu kendali
Penyakit Dalam bergeser ke Ibu dr.Habibah Hanum Nasution, Internis yang selanjutnya
menjadi Kepala Bagian Penyakit Dalam. Ketika itu terjadi pergantian Dekan dari Bapak
dr.Gading Hakim, Psikiater kepada Bapak dr.Mohd.Mochtar Tarigan, Spesialis Paru.
Ternyata Ibu diserahi tugas untuk menjabat Pembantu Dekan I. Pantas diberi appresiasi
karena pada saat ini animo masyarakat terhadap FK-UISU meningkat dengan tajam. Hal
ini dimungkinkan karena pada saat itu pulalah FK-UISU berhasil menamatkan alumninya
untuk pertama kalinya yang disetarakan dengan alumni FKN setelah penyetaraan dengan
ujian NB/CMS.
Alhamdulillah pembangunan fisik juga dipacu dan ini dimungkinkan karena
mahasiswa yang masuk juga meningkat dengan tajam sehingga uang pembangunan
mengalir cukup deras. Setelah merasa cukup dengan pembangunan fisik akhirnya Dekan
memutuskan memilih Dekan baru dan pada saat itulah estafet kepemimpinan beralih
kepada Ibu Prof.dr.Habibah Hanum Nasution, SpPD-KPsi.

Era Kepemimpinan Ibu Prof.dr.Habibah Hanum Nasution, SpPD-KPsi


Seingat penulis ada dua periode Ibu menjadi Dekan dan satu periode terakhirnya
dalam Dekanat penulis salah satu sebagai Pembantu Dekan III beliau. Satu jabatan
struktural yang diberikan pada penulis bukan dengan jalan yang mulus tetapi dengan
penuh liku-liku. Kalau penulis sebut akibat dorongan pihak eksternal besar
kemungkinannya ya ! Penulis merasakan seorang anggota senat yang murni alumni
FK-UISU. Sering dalam pembicaraan rapat senat penulis mempunyai pendapat yang
berseberangan dengan orang lain yang jumlahnya jauh lebih banyak. Disinilah penulis
melihat bagaimana besarnya jiwa Ibu sebagai pimpinan. Sebetulnya mudah untuk ditebak
karena dalam alam demokrasi apa susahnya sih mengeliminir pendapat satu atau dua
orang? Penulis tidak perduli karena penulis mempunyai pandangan sendiri tentang FK-
UISU, bagaimana di masa depan. Pada saat itu hingga sekarang hal tersebut masih
merupakan mimpi besar, apakah kelak itu bisa terwujud atau tidak? Hanya Allah S.W.T
Yang Mengetahuinya.

Sesuatu yang dilupakan


Periode Dekanat Ibu semestinya adalah ditujukan terhadap pembinaan sumber daya
manusia khususnya staf pengajar. Terus terang penulis tidak melihat ada perhatian yang
cukup terhadap hal ini. Kalau Dekanat-Dekanat terdahulu sudah dapat menumbuh
kembangkan sarana dan prasarana maka akan sangat tepat kalau saat selanjutnya fokus
pengembangan terhadap pengembangan Dosen Tetap. Biarkan dana yang ada untuk
Rumah Sakit digunakan untuk pengembangan SDM dengan harapan menuju kemandirian
bukan ketergantungan. Biarkanlah pendirian Rumah Sakit beban Dekanat yang akan
datang, penulis kira itu lebih realistis. Apakah pendirian Rumah Sakit tidak perlu untuk
UISU? Jawabnya Ya perlu, hanya timingnya yang belum tepat, Yah tentu menurut
penulis.

Tetapi penulis tetap menghormati pendirian Ibu yang begitu tegas dalam program
kerjanya. Memang seorang pimpinan harus mampu menjalankan keputusan yang telah
dibuatnya karena mengenai hasil, itu sangat tergantung pada kehendak Allah S.W.T.

Sebenarnya pengembangan Dosen Tetap pada era kepemimpinan Ibu sangat


memungkinkan, rasanya dengan keseniorannya dan bobot ilmiah yang dimiliki beliau,
niscaya itu akan berhasil.

Menurut penulis itulah satu hal yang mesti dilaksanakan, sayang nasi sudah jadi
bubur. Tapi apa yang terjadi? FK-UISU yang dulu itu menjadi porak poranda, sudah 4
tahun penulis diusir dari sana berarti 4 tahun pula penulis tidak menginjakkan kaki
disana, jelas ada rasa kesedihan. Institusi yang begitu akrab dengan penulis kini harus
penulis tinggalkan. Kalau penulis bertanya kepada Ibu, apa yang Ibu rasakan? Seingat
penulis dari seluruhnya yang pernah menjabat Dekan tinggal Ibu yang bisa melihat
keadaan sekarang ini.

Penutup
Menyampaikan kesan selayang pandang tentang diri Ibu Prof.dr.Habibah Hanum
Nasution, SpPD-KPsi rasanya tidaklah cukup kalau hanya membicarakan cara
kepemimpinan beliau di FK-UISU.

Sebagai guru seperti saatnya penulis menjalani stase di Sub Bagian Psikosomatik
beliau selalu menyediakan waktu untuk berdiskusi.

Secara kekeluargaan beliau adalah bersahaja. Keadaan yang tak mungkin terlupakan
adalah aktifnya beliau dalam arisan Ibu-Ibu PDSKJI cabang Sumatera Utara dan sering
kirim salam kepada penulis seraya menanyakan apa kabar penulis.

Dari keaktifan beliau di arisan bisa ditafsirkan bagaimana kedekatan beliau pada
Departemen Psikiatri karena disamping Subdivisi Psikosomatik merupakan tempat stase
PPDS Psikiatri suami beliau Prof.DR.dr.Syafri Yusuf, SpKJ(Alm) adalah guru besar yang
memimpin Departemen ini pada masanya.

Bagi penulis beliau meninggalkan kesan tersendiri, sebagai guru beliau mengajar
dengan cara-cara yang sistematis. Beliaulah yang meletakkan sendi-sendi dasar Ilmu
Psikiatri yang penulis miliki. Beliau pulalah yang memberi motivasi penulis untuk
mempelajari Sub Bagian Psikiatri Anak. Hanya doa yang bisa penulis sampaikan semoga
Ilmu yang diajarkan mengalir ke arwah beliau secara terus menerus. Amin!

Secara kekeluargaan menurut hemat penulis keluarga ini cukup berhasil karena
putra-putri beliau semua dapat mengikuti jejak orang tua.

Ibu Prof.dr.Habibah Hanum Nasution, SpPD-KPsi penulis tutup tulisan ini sembari
mendoakan kembali semoga di usia yang ke 75 ini, ibu tetap diberi kekuatan dan
kesehatan. Amin Ya Robbal Alamin.

Mohon maaf bila ada kata yang tidak berkenan.

Medan, 2 Januari 2011

Anda mungkin juga menyukai